Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH PENJAS ADAPTIF


DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Beltasar Tarigan, M.S., AIFO

Wildan Nulmufti

2010004

PJKR_C20

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN PENJAS DAN OLAHRAGA DI
SEKOLAH

1. Peningkatan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pandangan terhadap implementasi pendidikan jasmani dan olahraga menurut ahli ( Rusli Lutan,
2001), Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan akan menciptakan minat siswa yang
sangat tinggi untuk melakukan olahraga.

Guru pendidikan jasmani dan olahraga perlu merancang aneka variasi tugas yang menarik
perhatian anak. Guru pendidikan jasmani adalah benar-benar memiliki keahlian dalam bidang
pendidikan jasmani dan olahraga.

Implikasi dari model pembelajaran latihan fisik yang berorientasi pada kemampuan biologis
siswa diharapkan akan dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.

2. Penyesuaian Jumlah Pembelajaran

Tugas dan beban ajar yang diberikan pada setiap siswa harus disesuaikan dengan kemampuan,
tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa sehingga tidak menimbulkan cedera. Untuk
menghindari cedera pada anak diberikan latihan kekuatan dengan beban ringan, tetapi frekuensi
yang pengulangan lebih banyak begitu juga dengan intensitas dalam pembelajaran.

3. Penyesuaian kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga

Dari sudut fisiologisnya alokasi waktu terbatas yang tidak mungkin tercapai tujuannya. Sebab
waktu yang relatif singkat dan frekuensi latihannya hanya satu kali dalam seminggu.

4. Tujuan Pembelajaran

• Pencapaian tujuan kognitif yang melipui melatih kemampuan intelektual untuk


mengingat secara sederhana maupun komplek.
• Pembelajaran keterampilan efektif merupakan keikutsertaan anak secara aktif dalam
setiap kegiatan (Richardson dkk, 2005; Vallerand dan Sarazzin, 2007).
• Aktivitas pendidikan jasmani bersosialisasi, bekerjasama, saling membantu untuk
meningkatkan ranah efektif.
5. Jumlah Siswa dan Aktivitas Pembelajaran

Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas dan minimnya fasilitas belajar menjadi
kendala sehingga harus ditingkatkan nya kelengkapan peralatan, peralatan dan fasilitas belajar
perlu ditambah.

KOMENTARNYA :

apabila pada saat keadaan sangat mendesak (urgensi) dalam penjas yaitu tentang
kerentanan hilangnya eksistensi pendidikan jasmani di sekolah dasar, dan semakin melemahnya
esensi pendidikan jasmani sebagai tempat memberikan pengalaman gerak dan olahraga yang
menyenangkan kepada semua peserta didik tanpa adanya diskriminasi, polarisasi, dan tendensi
bias gender. Ketiga, guru pendidikan jasmani memiliki kekurangan pengetahuan dan pemahaman
tentang model pembelajaran dan model penilaian yang sesuai dengan kurikulum.

MANFAAT PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TERHADAP


KESEHATAN SISWA

Keuntungan kegiatan pendidikan jasmani, selain kesehatan juga menghindari keterlibatan


siswa dalam kegiatan sosial negatif seperti melakukan kejahatan dan menjadi pemadat narkoba.
Dari sisi ekonomi akan mengakibatkan penurunan pengeluaran biaya perawatan kesehatan
karenatubuh lebih sehat, dan menjadi produktif bila kelak menjadi tenaga kerja.
Ada 2 jenis penyakit metabolisme primer, yaitu :
1. Kegemukan (obesity)
2. Diabetes
Masalah yang mengikuti obesitas dikalangan dewasa yaitu Diabetes, Penyakit pada sistem
cardio-vascular, Ischemic heart disease, Hipertensi, Kolesterol tinggi, Kematian. Bagi orang
dewasa aktivitas fisik juga memiliki fungsi untuk mencegah penyakit kardiovaskuler, stroke,
hipertensi dan oesteoporosis. Sehingga dapat menjalankan aktivitas normal seperti biasanya.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan aktifitas sehari hari
tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan aktifitas sehari hari
tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kesegaran Jasmani meliputi keadaan sehat
jasmani dan kemampuan kerja secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

KOMENTARNYA :

Untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan


berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

SOSIALISASI DAN INTERAKSI SISWA

Anak-anak yang cacat sering kurang mampu bersosialisasi dengan orang lain atau kurang
mampu menanggapi secara tepat situasi sosial yang berkembang, namun munculnya masalah ini
mungkin karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk berinteraksi.

Tujuan :

• Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.


• Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memburuk
keadaan nya melalui penjas tertentu.
• Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam
sejumlah macam olahraga dan aktivitas jasmani
• Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.

Pembelajaran Afektif

Kerap kali perubahan-perubahan yang pertama kali terjadi dalam perilaku siswa yang cacat
justru dalam domain afektif. Meningkatnya kemampuan fisik dan mental anak sering
menimbulkan meningkatnya keyakinan/rasa percaya diri, perilaku yang lebih asertif dan
meningkatnya rasa harga diri. Berikut tingkatannya :
1. Tingkat Receiving

Pada tingkat ini peserta didik memiliki keinginan memperlihatkan suatu fenomena khusus atau
stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.

2. Tingkat Responding

Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperlihatkan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi

KOMENTARNYA :

Dalam sosialisasi penjas adaptif perlu menolong siswa agar bisa melindungi diri sendiri dalam
kondisi apapun dan memberikan kesempatan pada siswa memperlajari dan berpartisipasi dalam
sejumlah macam olahraga dan aktvitas jasmani.

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK


MEMODIFIKASI PEMBELAJARAN

Faktor – faktor yang perlu dimodifikasi dan disesuaikan para guru dalam upaya
meningkatkan dengan siswa

1. Penggunaan Bahasa : Penyerdehanaan Penggunaan Kata dan gunakan bahasa yang

bermakna tunggal

2. Membuat Konsep yang Konkret : bagaimana menciptakan agar tugas – tugas atau

aktivitas yang akan dilakukan siswa, sungguh – sungguh dipahami dengan jelas.

3. Membuat Urutan Tugas : diasumsikan bahwa para siswa memiliki kemampuan

memahami dan membuat urutan gerakan – gerakan secara baik, yang merupakan prasyarat

dalam melaksanakan tugas gerak

4. Ketersediaan Waktu dan Belajar : baik lamanya belajar maupun pemberian

untuk proses informasi. Sebab dalam kenyataan ada anak cacat mampu menguasai pelajaran

dalam waktu yang sesuai dengan rata – rata anak normal.


5. Pendekatan “multisensori” : Ada kalanya anak lebih mudah mempelajari suatu aktivitas bila

menggunakan satu sistem sensori sebagai petunjuk, tetapi pada sisi lain mendukung sistem

sensori lainnya. Pendekatan seperti ini disebut multi sensori.

KOMENTARNYA :

Apabila dalam pembelajaran penjas khususnya penjas adaptif perlu adanya layanan yang lebih
optimal karena siswa nya memiliki hambatan baik fisik maupun mental, tentu harus
memodifikasi bentuk permainannya, kondisi lapangan, sarana dan prasana, alat dan media harus
dipastikan aman

PROGRAM PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENJAS ADAPTIF

Ruang lingkup aktivitas-aktivitas yang sifatnya pemecahan masalah sederhana dan


kompleks dapat dimasukkan dalam program-program pendidikan jasmani dengan berbagai
variasi dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan usia setiap siswa. Berikut aktivitas
pemecahan masalah :

1. Mendapatkan cara paling cepat untuk menempuh jarak dari “A” sampai ke “B”

2. Mendapatkan sebagian besar route langsung dari “A” sampai ke “B”

3. Mengetahui cara bergerak yang paling efisien

4. Menentukan cara terbaik untuk memodifikasi sebuah permainan atau bagian peralatan

sehingga siswa yang cacat dapat berperan serta dalam aktivitas tersebut.

Aktivitas melatih memori memainkan peranan penting untuk pembelajaran kognitif, dalam

pembelajaran dikaitkan dengan domain motorik; dan pengalaman-pengalaman motorik dapat

membantu meningkatkan kemampuan memori seseorang. Adapun faktor yang perlu diperhatikan
oleh

guru penjas yaitu :


- Mengetahui kemampuan siswa yang mungkin terhambat .

- Berkaitan dengan waktu pembelajaran yakni pembelajaran berlebih dalam usaha meningkatkan

memori anak.

Mendorong kreatifitas pada pembelajarn penjas adaptif dengan cara eksplorasi gerakan, irama
kreatif dan tarian, menemukan permainan – permainan dan aktivitas baru. Faktor penting dalam
mendorong kreatifitas siswa adalah adanya sebuah topik, rencana dan melaksanakan gerakan
ekspresif atau serangkaian gerakan-gerakan lainnya, Menggerakkan bagian-bagian tubuh atau
seluruh tubuh sesuai dengan irama music, Adanya suatu jenis musik yang menggerakkan
perorangan atau sebagai bagian dari suatu kelompok mengikuti irama musik menurut perasaan
pribadi seperti senam poco-poco.

KOMENTARNYA :

Perlu disesuaikan tingkat kecacatannya artinya jenis aktivitas olahraga yang terdapat
dalam kurikulum dapat diberikan dengan berbagai penyesuaian. Kita sebagai guru perlu
mengetahui kategori aktivitas gerak yang tidak berpindah tempat, gerakan yang seimbang,
gerakan yang meningkatkan kekuatan, kelenturan, kelincahan, kecepatan, dan daya tahan.

PENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

Pembelajaran dapat berlangsung melalui media gerak. Oleh karena itu pada saat
pembelajaran tentang domain motorik yang menjadi perhatian utama dari guru pendidikan
jasmani adalah bagaimana mengkaitkan pembelajaran pendidikan jasmani dengan berbagai
pengalaman tentang pembelajaran dalam bidang studi lainnya

Bagi siswa maupun anak usia dini setelah mempelajari kegiatan ini diharapkan mampu memiliki
pengetahuan keterampilan kognitif,afektif dan psikomotor yang baik. Menurut para ahli filsafat
mulai dari Plato hingga Rouseau dan para ahli pendidikan mulai dari Itard hingga Montessori
mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman sensori motorik tidak terpisahkan dengan proses
pendidikan anak, dan mereka percaya bahwa peningkatan pengalaman gerak anak dapat
mempengaruhi dan memperkaya kemampuan intelektual anak. Aktivitas seperti pengenalan
huruf, angka, warna dan bentuk dengan mudah dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan
jasmani. Pada tahap berikutnya untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan anak dapat
diperluas meliputi ucapan, bacaan, hitungan dan aktivitas - aktivitas aritmatika sederhana.

Konsep-konsep pembelajaran memberikan kesempatan bagi guru untuk mengajarkan berbagai


pola gerak motorik dan keterampilan bagi siswa berdasarkan konsep yang bervariasi. Seperti
Berjalan di sekitar bentuk segitiga, Melompat pada objek kecil, Merayap di bawah suatu objek,
Memanjat kotak besar. Menurut (Kershner, 2009; Majoko, 2017) Praktik pedagogis guru adalah
masalah keadilan sosial yang mendasar terkait dengan peningkatan hasil belajar bagi semua
anak.

KOMENTARNYA :

Kenyataannya tidak semua anak kebutuhan khusus mendapatkan layanan penjas dengan
kebutuhana atau hambatan yang dimilikinya, karena tidak semua guru penjas memahami dan
mengetahui layanan yang harus diberikan kepada anak kebutuhan khusus. Maka khususnya
dalam perguruan tinggi untuk mempelajari penjas adaptif.

Anda mungkin juga menyukai