Wildan Nulmufti
2010004
PJKR_C20
Pandangan terhadap implementasi pendidikan jasmani dan olahraga menurut ahli ( Rusli Lutan,
2001), Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan akan menciptakan minat siswa yang
sangat tinggi untuk melakukan olahraga.
Guru pendidikan jasmani dan olahraga perlu merancang aneka variasi tugas yang menarik
perhatian anak. Guru pendidikan jasmani adalah benar-benar memiliki keahlian dalam bidang
pendidikan jasmani dan olahraga.
Implikasi dari model pembelajaran latihan fisik yang berorientasi pada kemampuan biologis
siswa diharapkan akan dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
Tugas dan beban ajar yang diberikan pada setiap siswa harus disesuaikan dengan kemampuan,
tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa sehingga tidak menimbulkan cedera. Untuk
menghindari cedera pada anak diberikan latihan kekuatan dengan beban ringan, tetapi frekuensi
yang pengulangan lebih banyak begitu juga dengan intensitas dalam pembelajaran.
Dari sudut fisiologisnya alokasi waktu terbatas yang tidak mungkin tercapai tujuannya. Sebab
waktu yang relatif singkat dan frekuensi latihannya hanya satu kali dalam seminggu.
4. Tujuan Pembelajaran
Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas dan minimnya fasilitas belajar menjadi
kendala sehingga harus ditingkatkan nya kelengkapan peralatan, peralatan dan fasilitas belajar
perlu ditambah.
KOMENTARNYA :
apabila pada saat keadaan sangat mendesak (urgensi) dalam penjas yaitu tentang
kerentanan hilangnya eksistensi pendidikan jasmani di sekolah dasar, dan semakin melemahnya
esensi pendidikan jasmani sebagai tempat memberikan pengalaman gerak dan olahraga yang
menyenangkan kepada semua peserta didik tanpa adanya diskriminasi, polarisasi, dan tendensi
bias gender. Ketiga, guru pendidikan jasmani memiliki kekurangan pengetahuan dan pemahaman
tentang model pembelajaran dan model penilaian yang sesuai dengan kurikulum.
KOMENTARNYA :
Anak-anak yang cacat sering kurang mampu bersosialisasi dengan orang lain atau kurang
mampu menanggapi secara tepat situasi sosial yang berkembang, namun munculnya masalah ini
mungkin karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk berinteraksi.
Tujuan :
Pembelajaran Afektif
Kerap kali perubahan-perubahan yang pertama kali terjadi dalam perilaku siswa yang cacat
justru dalam domain afektif. Meningkatnya kemampuan fisik dan mental anak sering
menimbulkan meningkatnya keyakinan/rasa percaya diri, perilaku yang lebih asertif dan
meningkatnya rasa harga diri. Berikut tingkatannya :
1. Tingkat Receiving
Pada tingkat ini peserta didik memiliki keinginan memperlihatkan suatu fenomena khusus atau
stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.
2. Tingkat Responding
Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperlihatkan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi
KOMENTARNYA :
Dalam sosialisasi penjas adaptif perlu menolong siswa agar bisa melindungi diri sendiri dalam
kondisi apapun dan memberikan kesempatan pada siswa memperlajari dan berpartisipasi dalam
sejumlah macam olahraga dan aktvitas jasmani.
Faktor – faktor yang perlu dimodifikasi dan disesuaikan para guru dalam upaya
meningkatkan dengan siswa
bermakna tunggal
2. Membuat Konsep yang Konkret : bagaimana menciptakan agar tugas – tugas atau
aktivitas yang akan dilakukan siswa, sungguh – sungguh dipahami dengan jelas.
memahami dan membuat urutan gerakan – gerakan secara baik, yang merupakan prasyarat
untuk proses informasi. Sebab dalam kenyataan ada anak cacat mampu menguasai pelajaran
menggunakan satu sistem sensori sebagai petunjuk, tetapi pada sisi lain mendukung sistem
KOMENTARNYA :
Apabila dalam pembelajaran penjas khususnya penjas adaptif perlu adanya layanan yang lebih
optimal karena siswa nya memiliki hambatan baik fisik maupun mental, tentu harus
memodifikasi bentuk permainannya, kondisi lapangan, sarana dan prasana, alat dan media harus
dipastikan aman
1. Mendapatkan cara paling cepat untuk menempuh jarak dari “A” sampai ke “B”
4. Menentukan cara terbaik untuk memodifikasi sebuah permainan atau bagian peralatan
sehingga siswa yang cacat dapat berperan serta dalam aktivitas tersebut.
Aktivitas melatih memori memainkan peranan penting untuk pembelajaran kognitif, dalam
membantu meningkatkan kemampuan memori seseorang. Adapun faktor yang perlu diperhatikan
oleh
- Berkaitan dengan waktu pembelajaran yakni pembelajaran berlebih dalam usaha meningkatkan
memori anak.
Mendorong kreatifitas pada pembelajarn penjas adaptif dengan cara eksplorasi gerakan, irama
kreatif dan tarian, menemukan permainan – permainan dan aktivitas baru. Faktor penting dalam
mendorong kreatifitas siswa adalah adanya sebuah topik, rencana dan melaksanakan gerakan
ekspresif atau serangkaian gerakan-gerakan lainnya, Menggerakkan bagian-bagian tubuh atau
seluruh tubuh sesuai dengan irama music, Adanya suatu jenis musik yang menggerakkan
perorangan atau sebagai bagian dari suatu kelompok mengikuti irama musik menurut perasaan
pribadi seperti senam poco-poco.
KOMENTARNYA :
Perlu disesuaikan tingkat kecacatannya artinya jenis aktivitas olahraga yang terdapat
dalam kurikulum dapat diberikan dengan berbagai penyesuaian. Kita sebagai guru perlu
mengetahui kategori aktivitas gerak yang tidak berpindah tempat, gerakan yang seimbang,
gerakan yang meningkatkan kekuatan, kelenturan, kelincahan, kecepatan, dan daya tahan.
Pembelajaran dapat berlangsung melalui media gerak. Oleh karena itu pada saat
pembelajaran tentang domain motorik yang menjadi perhatian utama dari guru pendidikan
jasmani adalah bagaimana mengkaitkan pembelajaran pendidikan jasmani dengan berbagai
pengalaman tentang pembelajaran dalam bidang studi lainnya
Bagi siswa maupun anak usia dini setelah mempelajari kegiatan ini diharapkan mampu memiliki
pengetahuan keterampilan kognitif,afektif dan psikomotor yang baik. Menurut para ahli filsafat
mulai dari Plato hingga Rouseau dan para ahli pendidikan mulai dari Itard hingga Montessori
mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman sensori motorik tidak terpisahkan dengan proses
pendidikan anak, dan mereka percaya bahwa peningkatan pengalaman gerak anak dapat
mempengaruhi dan memperkaya kemampuan intelektual anak. Aktivitas seperti pengenalan
huruf, angka, warna dan bentuk dengan mudah dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan
jasmani. Pada tahap berikutnya untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan anak dapat
diperluas meliputi ucapan, bacaan, hitungan dan aktivitas - aktivitas aritmatika sederhana.
KOMENTARNYA :
Kenyataannya tidak semua anak kebutuhan khusus mendapatkan layanan penjas dengan
kebutuhana atau hambatan yang dimilikinya, karena tidak semua guru penjas memahami dan
mengetahui layanan yang harus diberikan kepada anak kebutuhan khusus. Maka khususnya
dalam perguruan tinggi untuk mempelajari penjas adaptif.