REPUBLIK INDONESIA
PETA JALAN
GERAKAN
LITERASI
NASIONAL
2017
KATA PENGANTAR
Indonesia dengan sumber daya alam yang kaya dan penduduk terbesar
keempat di dunia berpeluang menjadi negara maju bila sumber daya tersebut
dikelola dengan baik. Hasil studi McKinsey Global Institute (2012) yang
menempatkan Indonesia di antara tujuh negara dengan kekuatan ekonomi
terbesar di dunia pada tahun 2030 membangkitkan optimisme baru bagi
bangsa dalam meningkatkan daya saing dan kerja samanya di forum
internasional. Ini dibuktikan, antara lain, dengan indeks daya saing global
Indonesia yang cukup baik, yaitu pada peringkat ke-41 dari 138 negara.
Di sisi yang lain, beberapa data internasional terkait SDM
menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Indonesia saat ini
berada pada peringkat ke-113 dari 187 negara, jauh di bawah peringkat
negara ASEAN lainnya. Sementara itu, dalam penguasaan literasi, Indonesia
menempati urutan ke-60 dari 61 negara. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan
hasil survei penilaian siswa pada PISA 2015 (diumumkan pada awal
Desember 2016) yang menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan ke-
64 dari 72 negara. Rendahnya kemampuan literasi bangsa Indonesia ini
menjadi persoalan serius dan memerlukan penanganan khusus untuk
melancarkan jalan Indonesia menjadi negara maju.
Berkenaan dengan hal di atas, seharusnya kemampuan literasi tidak
lagi hanya dipahami sebagai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung,
tetapi juga sebagai kecakapan hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan.
Meningkatkan kemampuan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah
gerakan nasional yang terintegrasi, sehingga diperlukan pelibatan publik
dalam setiap kegiatan literasi. Gerakan Literasi Nasional (GLN) merupakan
upaya untuk memperkuat sinergi antar unit utama termasuk Kemendikbud
dan pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan
memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan
membudayakan literasi di Indonesia serta hal ini juga sejalan dengan visi
Kemendikbud untuk membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan
kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong.
Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak atas segala bentuk kontribusi yang telah diberikan hingga
selesainya Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional ini. Demi penyempurnaan
Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional ini, dengan tangan terbuka kami
menerima segala bentuk saran dan masukan dari berbagai pihak yang
memiliki kepedulian tinggi terhadap pembangunan dan peningkatan literasi
bangsa.
Jakarta, Agustus 2017
Sekretaris Jenderal,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
b. Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk bisa
memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan
mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika
untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks
kehidupan sehari-hari; bisa menganalisis informasi yang ditampilkan
dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil
keputusan.
c. Literasi Sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta,
memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi
membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta kemauan
untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
d. Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan
media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan,
e. Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan,
dan motivasi dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang
efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan
finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam
lingkungan masyarakat.
4.3.1. Sasaran
1. Meningkatnya sumber belajar bermutu baik dari segi jumlah, ragam
maupun bentuk yang memadai di lingkungan keluarga.
2. Meningkatnya sumber belajar bermutu baik dari segi jumlah, ragam
maupun bentuk yang memadai di lingkungan sekolah.
3. Meningkatnya sumber belajar bermutu baik dari segi jumlah, ragam
maupun bentuk yang memadai di lingkungan sekolah.
4.4.1. Sasaran
1. Menguat dan meluasnya akses terhadap sumber belajar bermutu
pada peserta belajar melalui berbagai aktivitas literasi dan sarana
prasarana yang mendukung di lingkungan sekolah.
2. Menguat dan meluasnya akses terhadap sumber belajar bermutu
pada peserta belajar melalui berbagai aktivitas literasi dan sarana
prasarana yang mendukung di lingkungan masyarakat.
3. Menguat dan meluasnya akses terhadap sumber belajar bermutu
pada peserta belajar melalui berbagai aktivitas literasi dan sarana
prasarana yang mendukung di lingkungan keluarga.
4.5.1. Sasaran
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat melalui komite sekolah
dalam mengembangkan literasi di lingkungan sekolah;
2. Meningkatnya partisipasi kementerian, lembaga, pemerintah
daerah, dunia usaha dan industri, akademisi, pegiat pendidikan,
pelaku seni dan budaya, media massa, serta tokoh masyarakat
dalam mengembangkan literasi di lingkungan masyarakat; dan
3. Meningkatnya intensitas orang tua dalam mengembangkan
pentingnya literasi di lingkungan keluarga.
4.6.1. Sasaran
1. Menguatnya pengelolaan tentang kebijakan, sarana dan prasarana,
anggaran, kegiatan, pengawasan, dan evaluasi terkait dengan
pengembangan literasi di lingkungan sekolah;
2. Menguatnya pengelolaan tentang sarana prasarana dan kegiatan
literasi di perpustakaan umum/publik dan tempat-tempat bacaan
di lingkungan masyarakat; dan
3. Menguatnya pengelolaan sarana prasarana dan kegiatan literasi
serta anggaran terkait pengembangan literasi di lingkungan
keluarga.