Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN ELIMINASI

diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 4
dosen pengampu Eva Supriatin, S.Kp., M.Kep.

Oleh :

Kelompok 1

Eva Kristiani Br Ginting (218011)

Ihda Al Husnayain (218015)

Noor Aziziyyah (218028)

Putri Hilda Octaviani (218030)

Rahmat Awaludin (218031)

Restu Widi Pamulya (218032)

Salma Haurani (218035)

Siti Rohmawati (218037)

Wulansari Kurniasih (218043)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2019
KASUS
Pada tanggal 25 oktober, Tn.J masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah tembus hingga belakang serta menyebar kebagian genitalia. Neyri dirasakan 1 hari
sebelum masuk rumah sakit terutama saat buang air kecil. Pasien mengatakan tidak
melakukan upaya apa-apa untuk mengatasi sakitnya di rumah. Saat keluhan dirasakan pasien
langsung memeriksanya ke puskesmas. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, Tn.J
terdiagnosa Batu Saluran Kencing. Saat dilakukan pengkajian tanggal 25 oktober pukul 09.15
WIB pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah tembus hingga belakang, menyebar
kebagian genitalia. Nyeri bertambah parah ketika buang air kecil, neyri dirasakan seperti
tertusuk-tusuk. Skala nyeri 6, nyerinya hilang timbul.
Tn.J mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang
sama sekitar 1 tahun yang lalu dan juga pernah berobat 6 bulan sebanyak 4 kali karena TBC.
Pengobatan yang terakhir sampai tuntas. Tidak memiliki riwayat aleri maupun makanan
ataupun pada obat-obatan. Tidak memiliki riwayat tranfusi. Tn.J mengatakan sudah lama
berhenti merokok, tidak memiliki kebiasaan minum kopi dan alkohol. Tn.J mengatakan tidak
ada keluarganya yang menderita penyakit yang sama seperti yang ia rasakan saat ini
Tn.J mengatakan sebelum masuk rumah sakit ia tidak terlalu memperhatikan
kesehatannya tetapi setelah masuk rumah sakit pasien mengatakan ternayat kesehatan
sangatlah penting dan saat sakit sangatlah tidak nyaman
Tn.J mengatakan ada gangguan pada buang air kecil (BAK) 1 hari sebelum masuk
rumah sakit dan tidak ada masalah buang air besar (BAB). Pasien mengatakan sering bolak-
balik WC (> 10 KALI/24 Jam) untuk BAK dan setiap kali BAK kencingnya keluar sedikit-
sedikit dan berwarna kuring keruh terasa sakit. Pasien tidak nampak terpasang oksigen
Tn.J mengatakan sebelum sakit pasien tidak mengalami susah tidur terutama pada
malam hari dimana pasien biasa tidur 8 jam setiap harinya tetapi pada saat sakit pasiien
mengatakan susah untuk memulai tidur dikarenakan memikirkan penyakit yang dialaminya.
Tn.J sering menanyakan apakah penyakit yang dideritanya bisa disembuhkan dan
pasin juga berpersepsi bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dengan jalan lain selain proses
pembedahan misalnya dengan pengobatan tradisional
Tn.J mengatakan sudah mengetahui informasi tentang penyakitnya, tetapi pasien
merasa cemas memikirkannya. Pasien mengatakan yang terpenting sekarang adalah ia cepat
sembuh dan menjalani aktivitas seperti semula. Pasien mengatakan tidak ada masalah yang
dirasakan terkait seksualitas

1
Tn.J mengatakan selama sakit tidak pernah lagi menjalankan perannnya sebagai
penopang perekonomian keluarga seperti sebelum sakit. Pasien mengatakan sangat cemas
dengan kondisi kesehatnnya saat ini, pasien nampak gelisah dan sering ke meja perawat
bertanya mengenai kondisinya, pasien berulang kali bertanya pada perawat mengenai
tindakan operasi itu seperti apa. Pasien mengatakan selama sakit tidak pernah lagi
menjalankan ibadahnya dan ibadahnya menjadi terganggu akibat penyakit yang dialaminya .
Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien lemah dengan tingakta kesadaran sadar sepenuhnya (composmentis)
Tanda-tanda vital : Tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi : 89x/menit, Suhu : 36,7 C ,
Pernapasan :23x/menit , BB : 62 KG , TB : 167, IMT 62/1,67 : 22,23
a. Kepala  dan leher       :
- Kulit, Rambut dan kuku:distribusi rambut pasien nampak lebat, tidak ada lesi, kulit
kepala bersih, warna kulit coklat gelap, akral hangat, turgor kulit baik, tidak ada
oedem, warna kuku pink
- Kepala bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, serta tidak ada defiasi
trakhea, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, dan KGB.
- Mata dan telinga:
Pasien tidak mengalami gangguan penglihatan dan tidak memakai kacamata, pupil
pasien nampak isokor, konjungtiva pasien tidak nampak anemis, sclera tidak ikterus,
pasien tidak mengalami gangguan pendengaran dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
b. Sistem Pernafasan:
tidak ada batuk dan sesak
inspeksi: pengembangan dinding dada simetris kanan-kiri, deformitas tulang dada (-),
trakhea tidak mengalami defiasi, frekuensi pernafasan normal, dan tidak menggunakan
otot bantu pernafasan.
Palpasi: Tidak ada ditemukan adanya benjolan dan massa, taktil premitus seirama, nyeri
tekan (-).
Perkusi: Suara perkusi resonan dan tidak ada tanda-tanda penumpukan cairan.
Auskultasi:Bunyi nafas vesicular pada perifer paru, bunyi nafas bronchial diatas trakhea,
bunyi bronco vesiculer (+) dan tidak ada bunyi nafas tambahan{crackles(-),
whezing(-),mengi(-)}
c. Sistem Kardiovaskuler
Paien tidak mengalami nyeri dada dan pelpitasi

2
Inspeksi:Tidak nampak ada pembesaran vena jugularis dan bentuk dada simetris anrata
kanan-kiri, serta tidak ada sianosis.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan ictus kordis teraba pada ICS 5 mid klavikula kiri,
CRT < 3 detik, dan tekanan vena jugularis (jugularis venous pressure/JVP) 7 cmH2O
Perkusi: Suara perkusi pekak pada ICS 4 dan 5 pada mid klavikula kiri
Auskultasi:Tidak terdengar bunyi jantung tambahan, Bj1 dan BJ2 normal (lub-dub). BJ1
terdengar bertepatan dengan teraba pulsase nadi pada arteri carotis
d. Sistem Gastrointestinal
Inspeksi:Mulut pasien nampak bersih dengan mukosa lembab, tidak terdapat karies gigi
Palpasi:Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembesaran hepar(-)
Perkusi:Suara perkusi tympani, pada perut tidak ada penumpukan cairan
Auskultasi:Peristaltik usus 15x/menit
e. Sistem Urinarius
Inspeksi:Pasien tidak menggunakan alat bantu/kateter, pasien nampak meringis
memegang perut bagian bawah dan pinggang. Urine berwarna kuning keruh
Palpasi:Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pada area pinggang. Kandung
kemih tidak teraba
Perkusi:Ada nyeri ketok pada pinggang bagian belakang kanan
f. Sistem Reproduksi Pria
Tidak ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan fisik
g. Sistem Saraf
GCS: 15
Eye: 4
Verbal: 5
Motorik: 6
h. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi:Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk, dan bangkit dari
posisi duduk, tidak ada deformitas dan fraktur.
Palpasi:Tidak ada nyeri tekan, tahap terhadap tekanan, kekuatan otot 5 dimana pasien
dapat melakukan rentang gerak penuh, dapat melawan gravitasi dan dapat menahan
tahanan penuh

3
i. Sistem Imun
Pasien tidak mengalami perdarahan pada gusi dan pasien tidak mengalami
keletihankelemahan. Pasien nampak lel=mah, dikarenakan memikirkan penyakit yang
sedang dialaminya
j. Sistem Endokrin
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien tidak mengalami hiperglikemia dan hipoglikemia
serta tidak ada luka gangrene.
Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium pemriksaan darah Tanggal 23 Oktober 2019

Unit
Parameter Hasil Nilai Normal

WBC 7,00 4,00-10,0 103/µL


RBC 4,72 4,00-6,00 106/ml
HGB 12,7 12,00-16,00 g/dl
HCT 38,0 37,0-48,0 %
MCV 79,7 80-97,0 fL
MCH 26,6 26-33,5 Pg
MCHC 33,4 31,5-35,0 Pg
PLT 263 150-400 103/µL
Creatinine 0,9 0,7-1,2 mg/dL
Glukosa 94 70-180 mg/dL
SGOT 38 <45 U/L
SGPT 38 <41 gr/dL
Ureum 23 19-44 mg/dL

Pemeriksaan Radiologi
Pada pemeriksaan USG terdapat nefrolitis Dextra
Therapy yang diberikan pada tanggal 23 oktober 2019
a) Infus RL 20 tpm (Makro drip)
b) Ciprofloxacin 500 mg 2x1 tablet
c) Ranitidin 150 mg 2x1 tablet
d) Natrium Diklofenax 25 mg 2x1 tablet
e) Alprazolam 0,5 mg 1x1 tablet

4
Phatway

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
5
DENGAN UROLITHIASIS
DI ...............................................................................................
TANGGAL 25 OKTOBER

I.       PENGKAJIAN
1.       Identitas
a.      Identitas Pasien
Nama                        : Tn. J

Umur                        :
Agama                      :
Jenis Kelamin           : Laki-laki
Status                        :
Pendidikan                :
Pekerjaan                  :
Suku Bangsa            :
Alamat                      :
Tanggal Masuk         :
Tanggal Pengkajian   : 25 Oktober
No. Register              :
Diagnosa Medis        :
b.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                        :
Umur                        :
Hub. Dengan Pasien :
Pekerjaan                  :
Alamat                      :

2.      Status Kesehatan


a. Status Kesehatan Saat Ini

6
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah tembus hingga
belakang, menyebar kebagian genitalua. Nyeri bertambah parah ketika
buang air kecil, nyeri dirasakan seperti ter
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Nyeri perut bagian bawah tembus hingga belakang serta menyebar
kebagian genitalia. Nyeri dirasakan satu hari sebelum masuk rumah sakit
terutama saat buang air kecil.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan tidak melakukan upaya apa-apa untuk mengatasi
sakitnya di rumah. Saat keluhan dirasakan pasien langsung
memeriksakannya ke puskesmas
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1)Penyakit yang pernah dialami
Tn.J mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan
yang sama sekitar satu tahun yang lalu dan juga pernh berobat 6 bulan
sebanyak empat kali karena penyakit TBC
2)Pernah dirawat
Tn.J mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan
yang sama sekitar satu tahun yang lalu dan juga pernh berobat 6 bulan
sebanyak empat kali karena penyakit TBC
3)Alergi
Tidak memiliki riwayat alergi baik pada makanan maupun pada obat-obatan
4)Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Tn.J mengatakan sudah lama berhenti merokok, tidak memiliki kebiasaan
minum kopi dan alkohol
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tn.J mengatakan tidak da keluarganya yang menderita penyakit yang sama
seperti yang dirasakan saat ini
d. Diagnosa Medis dan therapy
Batu saluran kemih

e. Ekogram

7
3.      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Tn.J mengatakan sebelum masuk rumah sakit ia tidak terlalu memperhtikan
kesehatannya tetapi setelah masuk rumah sakit pasien mengatakan ternyata keshatan
sangatlah penting dan saat sakit sangatlah tidak nyaman
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Tn.J mengatakan tidak ada masalah dengan kebiasaan makannya dimana frekuensi
makannya 2-3 kali/hari dan porsinya selalu dihabiskan. Pasien mengatakan air yang
selalu dikonsumsi di rumahnya banyak mengndung kapur. Pasien mengatakan tiap
hari minum 2-2,5 liter/hari sebelum sakit
c. Pola Eliminasi
1) BAB
tidak masalah pada buang air besar.
2) BAK
Tn.J mengatakan ada gangguan pada buang air kecil satu hari sebelum masuk
rumah sakit, pasien mengatakan sering bolak-balik WC( >) 10x/ 24 jam untuk
buang air kecil dan setiap kali BAK kencingnya keluar seikit-sedikit dan
berwarna kuning keruh serta terasa sakit.
d. Pola aktivitas dan latihan
1)   Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Mandi
Gosok gigi
Mencuci rambut
Mengguntig
kuku
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2)  Latihan

8
e. Pola kognitif dan Persepsi
Tn.J sering menanyakan apakah penyakit yang dideritanya bisa disembuhkan dan
paseien juga berpersepsi bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dengan jalan lain
selain proses pembedahan misalnya dengan pengobatan tradisional
f. Pola Persepsi-Konsep diri
1) Gambaran diri:
Tn.J mengatakan sudah mengetahui informasi tentang penyakitnya tetapi pasien
merasa cemas memikirkannya. Pasien mengtakn yag terpenting sekarang adalah ia
cepat sembuh dan menjalani aktivitasnya seperti semula.
2) Identitas diri:
-
3) Peran diri:
Tn.J mengatakan selama sakit tidak pernah lagi menjalankan perannya sebagai
penopang perekonomian keluarga seperti sebelum sakit.
4) Ideal diri:
-
5) Harga diri:
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit          : Tn.J mengatakan sebelum sakit tidak mengalami susah tidur
terutama pada malam hari dimana pasien biasa tidur 8jam setiap
harinya
Saat sakit                 : Pada saat sakit pasien mengatakan susah untuk memulai tidur
dikarenakan memikirkan penyakit yang dialaminya.
h. Pola Peran-Hubungan
Sebelum sakit :
.
Saat sakit :

i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada masalah yang dirasakan terkait seksualitas
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien merasa sedikit stress dengan kondisinya sekarang, namun pasien terlihat tetap
tenang menghadapi kondisinya sekarang. Pasien hanya mengeluh jika merasa sesak.
k. Pola Nilai-Kepercayaan (spiritual)

9
Pasien mengatakan selama sakit tidak pernah lagi menjalankan ibadahnya dan
ibadahnya menjadi terganggu akibat penyakit yang dialaminya
l. Pola / aspek social:
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum :
Keadaan umum pasien lemah dengan tingakta kesadaran sadar sepenuhnya
(composmentis)
Tanda-tanda vital : Tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi : 89x/menit, Suhu : 36,7 C ,
Pernapasan :23x/menit , BB : 62 KG , TB : 167, IMT 62/1,67 : 22,23
b. Keadaan Fisik
c. Kepala  dan leher       :
- Kulit, Rambut dan kuku:distribusi rambut pasien nampak lebat, tidak ada lesi,
kulit kepala bersih, warna kulit coklat gelap, akral hangat, turgor kulit baik, tidak
ada oedem, warna kuku pink
- Kepala bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, serta tidak ada defiasi
trakhea, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, dan KGB.
- Mata dan telinga:
Pasien tidak mengalami gangguan penglihatan dan tidak memakai kacamata,
pupil pasien nampak isokor, konjungtiva pasien tidak nampak anemis, sclera
tidak ikterus, pasien tidak mengalami gangguan pendengaran dan tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
d. Sistem Pernafasan:
tidak ada batuk dan sesak
inspeksi: pengembangan dinding dada simetris kanan-kiri, deformitas tulang dada
(-), trakhea tidak mengalami defiasi, frekuensi pernafasan normal, dan tidak
menggunakan otot bantu pernafasan.
Palpasi: Tidak ada ditemukan adanya benjolan dan massa, taktil premitus seirama,
nyeri tekan (-).
Perkusi: Suara perkusi resonan dan tidak ada tanda-tanda penumpukan cairan.
Auskultasi:Bunyi nafas vesicular pada perifer paru, bunyi nafas bronchial diatas
trakhea, bunyi bronco vesiculer (+) dan tidak ada bunyi nafas tambahan{crackles(-),
whezing(-),mengi(-)}
e. Sistem Kardiovaskuler
Paien tidak mengalami nyeri dada dan pelpitasi

10
Inspeksi:Tidak nampak ada pembesaran vena jugularis dan bentuk dada simetris
anrata kanan-kiri, serta tidak ada sianosis.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan ictus kordis teraba pada ICS 5 mid klavikula
kiri, CRT < 3 detik, dan tekanan vena jugularis (jugularis venous pressure/JVP) 7
cmH2O
Perkusi: Suara perkusi pekak pada ICS 4 dan 5 pada mid klavikula kiri
Auskultasi:Tidak terdengar bunyi jantung tambahan, Bj1 dan BJ2 normal (lub-dub).
BJ1 terdengar bertepatan dengan teraba pulsase nadi pada arteri carotis
f. Sistem Gastrointestinal
Inspeksi:Mulut pasien nampak bersih dengan mukosa lembab, tidak terdapat karies
gigi
Palpasi:Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembesaran hepar(-)
Perkusi:Suara perkusi tympani, pada perut tidak ada penumpukan cairan
Auskultasi:Peristaltik usus 15x/menit
g. Sistem Urinarius
Inspeksi:Pasien tidak menggunakan alat bantu/kateter, pasien nampak meringis
memegang perut bagian bawah dan pinggang. Urine berwarna kuning keruh
Palpasi:Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pada area pinggang. Kandung
kemih tidak teraba
Perkusi:Ada nyeri ketok pada pinggang bagian belakang kanan
h. Sistem Reproduksi Pria
Tidak ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan fisik
i. Sistem Saraf
GCS: 15
Eye: 4
Verbal: 5
Motorik: 6
j. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi:Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk, dan bangkit
dari posisi duduk, tidak ada deformitas dan fraktur.
Palpasi:Tidak ada nyeri tekan, tahap terhadap tekanan, kekuatan otot 5 dimana
pasien dapat melakukan rentang gerak penuh, dapat melawan gravitasi dan dapat
menahan tahanan penuh
k. Sistem Imun

11
Pasien tidak mengalami perdarahan pada gusi dan pasien tidak mengalami
keletihankelemahan. Pasien nampak lel=mah, dikarenakan memikirkan penyakit
yang sedang dialaminya
l. Sistem Endokrin
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien tidak mengalami hiperglikemia dan
hipoglikemia serta tidak ada luka gangrene.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan

Unit
Parameter Hasil Nilai Normal

WBC 7,00 4,00-10,0 103/µL


RBC 4,72 4,00-6,00 106/ml
HGB 12,7 12,00-16,00 g/dl
HCT 38,0 37,0-48,0 %
MCV 79,7 80-97,0 fL
MCH 26,6 26-33,5 Pg
MCHC 33,4 31,5-35,0 Pg
PLT 263 150-400 103/µL
Creatinine 0,9 0,7-1,2 mg/dL
Glukosa 94 70-180 mg/dL
SGOT 38 <45 U/L
SGPT 38 <41 gr/dL
Ureum 23 19-44 mg/dL

b. Pemeriksaan radiolog
Pada pemeriksaan USG terdapat nefrolitis Dextra
c. Hasil konsultasi
d. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
e. Therapy yang diberikan
f) Infus RL 20 tpm (Makro drip)
g) Ciprofloxacin 500 mg 2x1 tablet
h) Ranitidin 150 mg 2x1 tablet
i) Natrium Diklofenax 25 mg 2x1 tablet

12
j) Alprazolam 0,5 mg 1x1 tablet

II. ANALISA DATA

MASALAH
DATA ETIOLOGI/ANALISA
KEPERAWATAN
DS : Infeksi traktus urinarius Nyeri Akut
- Pasien mengeluh ↓
nyeri perut bagian Peningkatan aktivitas
bawah tembus mikroorganisme
hingga belakang ↓
serta menyebar ke Menghasilkan enzim
bagian genetalia. urease
- Nyeri bertambah ↓
parah ketika buang Menghidrolisis urea
air kecil, nyeri menjadi amonia
dirasakan seperti ↓
ditusuk-tusuk. Mudah terbentuknya batu
- Nyeri hilang magnesium ammonium
timbul. fosfat
DO : ↓
- Pasien nampak Keluar bersama urin
meringis melalui traktusurinarius
memegang perut ↓
bagian bawah dan Trauma pada traktus
pinggang. Urin urinarius
berwarna kuning ↓
keruh. Pengeluaran mediator
- Ada nyeri tekan nyeri (bradikinin,
pada perut bagian prostaglandin, sitokinin)
bawah dan pada ↓
area pinggang. Respon nyeri
- Ada nyeri ketok ↓

13
pada pinggang
bagian belakang
kanan.
- Skala nyeri yang
dirasakan 6.
- Tekanan darah
150/90 mmHg
- Pada pemeriksaan
USG terdapat
Nyeri akut
nefrolitis dextra.
- Therapy yang
diberikan :
1) ciprofloxacin
500 mg 2X1
tablet.
2) ranitidin 150
mg 2X1tablet.
3) natrium
Diklofenax 25
mg 2X1 tablet.
Ds : Cairan yang masuk tidak Gangguan eliminasi urin
- Nyeri ketika buang air adekuat
kecil / disuria ↓
- Pasien mengatakan ada Konsentrasi urin
gangguan pola buang meningkat daya larut
air kecil saat satu hari menurun dan terjadi
sebelum masuk rumah pengkristalansasi
sakit ↓
- Pasien mengatakan Urolithisis
sering bolak-balik WC ↓
(>10x / 24 jam) untuk Terbentuknya batu yang
BAK dan setiap kali besar
BAK kencingnya ↓
keluar sedikit-sedikit Obstruksi saluran kemih

14
dan berwarna kuning
kuring serta terasa sakit
- Pasien mengatakan air
yang selalu dikonsumsi

di rumahnya banyak
output urin menurun
mengandung kapur

DO :
Gangguan eliminasi urin
- Infus RL 20 tpm
(makro drip)
- Pada pemeriksaan
USG terdapat
nefrolitis dextra
DS : Infeksi traktus urinarius Ansietas
- Tn.j menyatakan ↓
sudah mengetahui
informasi tentang Peningkatan aktivitas
penyakitnya,tetapi mikroorganisme
pasien merasa cemas ↓
memikirkannya
- Pasien mengatakan Menghasilkan enzim
sangat cemas dan urease
kondisi kesehatannya ↓
saat ini
DO : Menghidrolisis urea
- Nampak gelisah menjadi amonia
- Nampak lelah ↓
- Pasien merasakan
stress Mudah terbentuknya batu
- Tekanan darah 150/90 magnesium ammonium
mmHg fosfat

Keluar bersama urine


mll traktus urinarius

15

Terjadi lesi akibat iritasi


saluran kemih

Sel darah keluar


Hematuria

Cemas dengan
kondisinya

Ansietas
Trauma pada traktur
urinarius

DS
- Pasien mengatakan Pengeluaran mediator
selama sakit tidak nyeri
pernah lagi ↓
menjalankan ibadanya Distress spiritual
dan ibadahnya Respon nyeri
menjadi terganggu ↓
akibat penyakit yang
dialaminya Menganggu aktivitas

Distress spiritual

III.DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

16
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Gangguan eliminasi urin b.d penyebab multipel
3. Ansietas b.d ancaman pada status terkini
4. Distress spiritual b.d penyakit kronis

IV. PERENCANAAN

D TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


X
1 Setelah dilakukan 1. Pemberian analgesik 1. Pemberian analgesik
tindakan 3X24 jam - Tentukan lokasi, - Agar tindakan
diharapkan : karakteristik, kualitas keperawatan yang
- Nyeri pada bagian dan keparahan nyeri dilakukan untuk
perut berkurang sebelum mengobati menurunkan nyeri
- Tidak ada nyeri pada pasien tepat.
saat kencing - Cek perintah - Agar pemberian obat
- Skala nyeri pengobatan meliputi tepat sesuai dengan
berkurang obat, dosis, dan yang diperintahkan.
dengan kriteria hasil : frekuensi obat - Agar pemberian
1. Kontrol nyeri analgesik yang analgetik tepat dan
- Mengenali kapan diresepkan. dapat mengurangi
nyeri terjadi dari - Tentukan analgesik nyeri yang dirasakan
skala 4 (sering sebelumnya, rute pasien.
menunjukkan) pemberian, dan dosis 2. Manajemen nyeri
menjadi skala 2 untuk mencapai hasil - Agar tindakan
(jarang pengurangan nyeri keperawatan yang
menunjukkan) optimal. dilakukan untuk
2. Status kenyamanan 2. Manajemen nyeri mengurangi nyeri
- Kontrol terhadap - Melakukan pengkajian tepat.
gejala dari skala nyeri komprehensif - Agar pemberian
2 (banyak yang meliputi lokasi, analgesik sesuai
terganggu) karakteristik, onset dengan yang sudah
menjadi skala 4 atau durasi, frekuensi, diresepkan.
(sedikit kualitas, intensitas atau - Untuk mengetahui
terganggu) beratnya nyeri dan faktor apa saja yang

17
- Kehidupan faktor pencetus. dapat menurunkan
spiritual dari - Pastikan perawatan atau memperberat
skala 2 (banyak analgesik bagi pasien nyeri.
terganggu) dilakukan dengan - Agar pasien dapat
menjadi skala 4 pemantauan yang mengatasi rasa nyeri
(sedikit ketat. secara mandiri.
terganggu) - Gali bersama pasien
3. Fungsi ginjal faktor-faktor yang
- Warna urin dari dapat menurunkan atau
skala 2 (banyak memperberat nyeri.
terganggu) - Ajarkan prinsip-prinsip
menjadi skala 4 manajemen nyeri.
(sedikit
terganggu)
- Pembentukkan
batu ginjal dari
skala 1 (sangat
terganggu)
menjadi skala 4
(sedikit
terganggu)
- Hipertensi dari
skala 2 (cukup
berat) menjadi
skala 4 (ringan)
- Malaise dari
skala 2 (cukup
berat) menjadi
skala 4 (ringan)

2 Setelah dilakukan Manajemen cairan Manajemen cairan


tindakan keperawatan 1. Jaga intake atau asupan 1. Untuk mengetahui
3x24 jam pasien tidak yang akurat dan catat berapa banyak masukan
mengalami gangguan output pasien dan pengeluaran cairan

18
eliminasi urin 2. Masukan kateter urin di dalam tubuh
Kriteria hasil : 3. Monitor tanda-tanda vital 2. Supaya urin dalam
Eliminasi Urin pasien kandung kemih bisa
- Pola eliminasi dari 4. Berikan terapi IV, seperti keluar dengan lancar
banyak terganggu yang ditentukan 3. Supaya bisa mengetahui
menjadi sedikit Penkes Air Bersih kondisi pasien terhadap
terganggu (2-4) 1. Membuang sampah pada pemasangan kateter
- Warna urin dari tempatnya 4. Supaya pasien tidak
banyak terganggu 2. Menghentikan untuk kekurangan cairan
menjadi sedikit membuang sampah secara Penkes Air Bersih
terganggu (2-4) sembarangan 1. Kata-kata tersebut
- Kejernihan urin dari 3. Membuat daerah resapan memang terdengar klise
banyak terganggu air namun hanya itulah salah
menjadi sedikit 4. Membuat biopori satu kunci dari
terganggu (2-4) 5. Melakukan sosialisasi penanggulangan
- Nyeri saat kencing tentang perlunya menjaga kelangkaan air
dari cukup berat kelestarian persediaan air 2. Saling menjaga dan
menjadi ringa (2-4) bersih mengingatkan untuk
- Keinginan 6. Perlu juga pelestarian selalu melestarikan
mendesak untuk terhadap Daerah air sungai sumber daya air bersih
berkemih dari cukup (DAS) 3. Untuk menjaga dan
berat menjadi ringan melestarikan air bersih
(2-4) dengan menyediakan
tempat atau daerah
khusus resapan air.
Daerah resapan air ini
bisa berupa kebun-kebun
yang ditanam berbagai
pepohonan . pohon
merupakan salah satu
penyaring alam terbaik
untuk menjaga
kelestarian air bersih
4. Untuk mengatasi banjir
19
dengan meningkatkan
daya resap tanah pada air
sehingga mengurangi
limpasan permukaan dan
genangan air yang timbul
selama dan setelah hujan
5. Sosialisasi pada saat ini
dapat dengan mudah kita
lakukan melalui sosial
media . dengan media
tersebut kita dapat turut
serta berperan aktif
untuk mendukung
program pelestarian
sumber daya air bersih
dengan memberikan
edukasi pada masyarakat
6. DAS yang dijadikan
pemukiman dan tempat
pembuangan sampah
sehingga terjadinya
penyempitan aliran
sungai selain
menyebabkan krisis air
bersih, hal ini juga
mengakibatkan banjir di
musim hujan

3 setelah dilakukan Pengurangan Kecemasan 1. Supaya pasien lebih


tindakan 1. Gunakan pendekatan merasa tenang dan
keperawatan sela tenang dan meyakinkan nyaman terhadap
2x24 jam diharapkan 2. Nyatakan dengan jelas tingkat kecemasannya
pasien mampu untuk harapan terhadap 2. Supaya pasien tidak
mengatasi ansietas perilaku klien terkait dengan harapan

20
atau cemas 3. Berikan informasi atau perilaku yang
Kriteria Hasil: faktual terkait buruk
- Perasaan diagnosis, keperawatan 3. Agar klien lebih
gelisah dan prognosis paham dan percaya
dengan skala 4. Dorong keluarga untuk terhadap kondisi
2-3 mendampingi klien sebelumnya
- Rasa cemas dengan cara yang tepat 4. Supaya bisa terkontrol
yang 5. Bantu klien dalam posisi atau
disampaikan mengidentifikasi situasi kondisi klien
secara lisan yang memicu 5. Supaya klien bisa
dengan skala kecemasan tenang dalam kondisi
2-3 sebelumnya
- Peningkatan
tekanan darah
dengan skala
2-3
- Gangguan
tidur dengan
skala 2-3
4. Setelah dilakukan Fasilitasi Pengembangan Fasilitasi Pengembangan
tindakan Spiritual Spiritual
keperawatan 3x24 1. Dukung pembicaraan 1. Agar secara tidak
jam diharapkan yang membantu pasien langsung ikut
pasein mampu untuk untuk menyeleksi apa mengingatkan pasien
melakukan aktivitas yang menjadi perhatian akan pentingnya
ibadah seperti secara spiritual dukungan spiritual.
biasanya. 2. Dukung pasien untuk 2. Agar secara tidak
Kriteria hasil: memeriksa komitmen langsung ikut
- Kemampuan berdoa spiritualnya didasarkan mengingatkan pasien
dari cukup pada kepercayaan dan akan pentingnya
terganggu menjadi nilai dukungan spiritual.
tidak terganggu (3- 3. Bantu pasien untuk 3. Untuk mendukung dan
5) mengeksplorasi menguatkan pasien
- Kemampuan kepercayaan terkait terhadap kepercayaan

21
beribadah dari dengan penyembuhan yang di anutnya yang
cukup terganggu tubuh, pikiran, dan jiwa berguna untuk
menjadi tidak 4. Tawarkan dukungan penyembuhan tubuh,
terganggu 3-5 untuk mendoakan baik pikiran, dan jiwa.
individu maupun 4. Untuk mendorong proses
kelompok, dengan tepat kesehatan pasien.

Catt : Kolom dx cukup ditulis nomornya saja berdasarkan dx prioritas

V. IMPLEMENTASI & EVALUASI

Dx Intervensi Implementasi
1. 1. 1. Melakukan pengkajian terhadap lokasi, karakteristik,
2. kualitas dan keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
3. 2. Melakukan prinsip enam benar :
4. - Benar pasien
5. - Benar obat
6. - Benar dosis
7. - Benar cara / rute
- Benar waktu
- Benar dokumentasi
3. Melihat status pasien mengenai riwayat pemberian analgesik
sebelumnya.
4. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe meliputi :
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
5. Melakukan pemantauan

22
6. Melakukan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri.
7. Mengajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik nafas
dalam.
2. 1. Manajemen cairan
2. 1. Menjaga intake /asupan dan catat output pasien
3. - Output urin : 2500 cc
4. - Iwl : 38,75
5. 2. Memasukan kateter urin
6 - Inform konsen
7. - Tangan kiri perawat memegang penis pasien atas
- Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan
dengan kapas saflon minimal 3x
- Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang
12.5 – 17.5 cm
- Penis aga ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukan
perlahan-lahan
- Urin yang keluar ditampung dalam bengkok lalu
masukan lagi 5 cm
- Bila kateter dipasang permanen makan kateter dikunci
memakai spuit
- Menyambung katete dengan urin bag
- Viksasi kateter di paha dengan plester
3. Memonitor tanda-tanda vital pasien
- Inform konsen
- Periksa suhu menggunakan termometer
- Hitung frekuensi nadi dalam satu menit
- Hitung RR dalam satu menit
- Periksa tekanan darahb
4. Memberikan terapi IV, seperti yang ditentukan
- Inform konsen
- Anjurkan pasien memakai baju yg mudah untuk masuk
dan keluarnya lengan
- Buka set steril dengan teknik aseptik

23
- Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam
pemberian obat
- Buka set infus letakan klem 2-4 cm dibawah tabung
dalam keadaan off
- Buka tutup botol dan lakukan desinfeksi tutup botol
cairan, dan tusukan set infsus ke botol
- Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi
tabungan drif infus 1/3-1/2 penuh
- Buka penutup jarum dan klem untuk megalirkan cairan
sampai ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam
selang klem kembali , dan tutup kembali jarum
- Pilih jarum intarvena
- Bersihkan kuli dengan kapas alkoho
- Pertahankan vena pada posisi stabil
- Pasang iv kateter dengan sudut 20-30, tusuk vena
dengan lubang jarum menghadap ke atas , da pastikan iv
kateter masuk intravena dengan tanda darah masuk ke
abocath kemudian tarik mandrin 0,5 cm
- Masukan kateter selang infus kemudian alirkan cairan
Penkes Air Bersih
1. Membuang sampah pada tempatnya
- Edukasikan kepada pasien/masyarkat untuk membuang
sampah pada tempatnya supaya terhindar dari berbagai
penyakit dan supaya lingkungan sekitar menjadi bersih
dan nyaman
2. Menghentikan untuk membuang sampah secara
sembarangan
- Edukasikan kepada pasien/masyarakat untuk tidak
membuang sampah sembarangan dan beritahukan
bahaya membuang sampah sembarangan untuk
lingkungan sekitar
3. Membuat daerah resapan air
- Untuk menjaga dan melestarikan air bersih dengan
menyediakan tempat atau daerah khusus resapan air.
24
Daerah resapan air ini bisa berupa kebun-kebun yang
ditanam berbagai pepohonan . pohon merupakan salah
satu penyaring alam terbaik untuk menjaga kelestarian
air bersih
4. Membuat biopori
- Sebelum mulai membuat biopori, terlebih dahulu
tentukan lokasi yang akan dijadikan tempat pembuatan
- Setelah dilakukan tempatnya siram tanah yang akan
dijadikan sebagai tempat pembuatan biopori dengan air
agar tanah menjadi lebih lunak dan mudah dilubangi
- Lubangi tanah denga menggunakan bor tangan,
usahakan bulat yang tegak lusrus
- Buat lubang dengan kedalaman kurang lebih satu m
dengan diameter 10-30 cm
- Setelah itu, lapisi lubang dengan menggunakan pipa
PVC yang ukuran sama dengan diameter lubang
- Kemudian, isi lubang dengan sampah organik seperti
daun, rumput, kulit buah-buahan, dan sampah yang
berasal dari tanaman lainnya
- Setelah itu tutup lubang menggunakan kawat besi, atau
bisa juga memakai tutup pipa PVC yang sudah
dilubangi terlebih dahulu.
5. Melakukan sosialisasi tentang perlunya menjaga
kelestarian persediaan air bersih
- Sosialisasi bisa dilakukan secara langsung atau bisa
dilakukan di media sosial . di dalam sosialisasi juga
harus dijelaskan tentang manfaat air bersih dan bahaya
mengkonsumsi air kotor bagi tubuh
6. Perlu juga pelestarian terhadap Daerah air sungai (DAS)
- Pelestarian daerah air sungai bertujuan untuk mengatasi
banjir jika terjadi musim hujan

3. 1. 1. anjurkan perawat memberikan informasi yang bisa


2. dipercaya oleh pasien dan didampingi klien

25
2. Berikan kepercayaan untuk klien
3. Berikan pendidikan kesehatan pada pasien agar pasien
3. mengetahui terkait penyakitnya
4. 4. anjurkan pihak keluarga untuk menjaga atau
5. mendampinginya agar tahu situasi dan kondisi klien
5. ajarkan bagaimana mengenali dan merubah pola pikir, serta
pemikiran yang dapat memicu kecemasan berlebih
1. Menanyakan atau mengingatkan kepada pasien apakah
sudah melaksanakan ibadah.
1.
2. Memberikan masukan kepada pasien untuk selalu
2.
mengingat tuhan pada setiap hal yang dirasa berat.
3.
4. 3. Memberikan dukungan kepada pasien untuk melakukan
4.
kegiatan keagamaan yang membuat hati tenang,
5.
contohnya mengaji pada pasien yang beragama islam
dan membaca alkitab bagi umat kristiani.
4. Memberikan doa bagi kesembuhan pasien.

Catt :Kolom dx dan intervensi cukup ditulis nomornya saja

26

Anda mungkin juga menyukai