Anda di halaman 1dari 14

PERAN PEREMPUAN DALAM POLITIK DI ERA DEMOKRASI

Sepercik Wacana Pendidikan Politik Masyarakat di Kabupaten Magelang

Hendrarto
Universitas Tidar
Jl. Kapten Suparman No.39 Magelang
E-mail: hendrarto50@yahoo.co.id

Abstract: Indonesian women in their struggle in the current democratic era,


especially in the political sphere, still need a strong effort from all stakeholders,
especially women. One strategy that must be developed is conducting political
education for political actors and voters especially women. Political education is
expected to be able to change the public image about politics which has been
assumed as a monopoly right for men.

Keywords: women, politics, the era of democracy

Abstrak: Perempuan Indonesia dalam perjuangannya di era demokrasi seperti


sekarang ini terutama dalam bidang politik masih perlu adanya upaya yang cukup
keras dari seluruh stakeholders terutama kaum perempuan. Salah satu strategi
yang harus dikembangkan adalah melakukan pendidikan politik bagi pelaku-
pelaku politik dan pemilih khususnya perempuan. Pendidikan politik diharapkan
dapat mengubah image masyarakat tentang politik yang selama ini diasumsikan
sebagai hak monopoli kaum lelaki.

Kata kunci : perempuan, politik, era demokrasi

56
Hendrarto, Peran Perempuan Dalam Politik ...

Pendahuluan anggota legislatif, di mana hal ini


Hingga saat ini hanya ada sekitar merupakan langkah afirmatif untuk
18% anggota parlemen perempuan di menghilangkan hambatan legal bagi
seluruh dunia dan ini hampir sama dengan partisipasi politik perempuan. Munculnya
yang ada di negara kita. Secara kuantitatif, UU tersebut secara yuridis diharapkan akan
jumlah perempuan di Indonesia hampir memberikan ruang bagi perempuan
seimbang dengan jumlah laki-laki. Indonesia untuk terlibat secara aktif dalam
Berdasarkan proyeksi pertumbuhan kegiatan dan proses politik, baik sebagai
penduduk Badan Perencanaan politisi maupun sebagai pemilih.
Pembangunan Nasional, Badan Pusat Namun, ketentuan de jure tersebut
Statistik dan United Nations Population ternyata masih menyisakan berbagai
Fund jumlah penduduk Indonesia pada masalah dan belum menjadi realita politik
2018 mencapai 265 juta jiwa. Dari jumlah secara de facto. Strategi afirmatif yang
tersebut, sebanyak 131,88 juta jiwa berjenis didasarkan pada kuota kuantitatif belum
kelamin perempuan. menjamin perempuan dapat berperan di
Meski jumlahnya hampir setara, namun bidang politik dan meningkatkan
sampai saat ini masih ada kesenjangan kualitasnya untuk mengisi kuota tersebut.
gender dan kurang terpenuhinya hak-hak Terbukti tidak mudah bagi partai untuk
bagi perempuan dan anak perempuan. Hal mendapatkan kader perempuan dalam
ini juga tidak serta merta menjamin memenuhi ketentuan itu. Tuntutan yuridis
perempuan memiliki peran dan posisi yang ini pun masih diupayakan secara
sama dengan laki-laki. Kesenjangan ini kuantitatif, serta belum mampu
mendorong pemerintah untuk memberikan dampak postif yang signifikan
mengembangkan tata pemerintahan yang terhadap peningkatan kecerdasan politik
sensitif gender dan memberikan dukungan dan kualitas kinerja lembaga legislatif dan
bagi terciptanya pengutamaan gender di partai politik.
seluruh bidang pembangunan, termasuk Dalam konteks negara yang sedang
politik. Upaya tersebut, antara lain membangun budaya demokrasi
tercermin melalui lahirnya Undang-Undang peningkatan kecerdasan politik kaum
(UU) Partai Politik, UU tentang Pemilu perempuan menjadi sangat penting, karena
yang di dalamnya memuat syarat roh atau hakekat demokrasi itu sendiri
keterwakilan 30% perempuan dalam adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
pendirian, dalam kepengurusan partai rakyat, tanpa membedakan rakyat laki-laki
politik dan dalam pengajuan sebagai calon dan perempuan. Ukuran terwujudnya

57
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 3, NOMOR 1, April 2019: 56-69

demokrasi di suatu negara, selain adanya memasukkan minimal 30% perempuan


pemilu langsung, multi partai, penegakan dalam daftar calon anggota legislatif.
hukum, dan adanya sistem bikameral, juga Pada praktiknya, berdasarkan data
harus ada terciptnya penghormatan hak-hak dari Perkumpulan untuk Pemilu dan
asasi manusia tanpa membedakan jenis Demokrasi (Perludem), jumlah calon
kelamin, ras maupun gender. Selain itu, anggota DPR RI perempuan meningkat dari
kesamaan kedudukan antara warga negara tahun 2009 yang sebesar 33,6% menjadi
laki-laki dan perempuan dalam menempati 37% pada tahun 2014. Namun dari data
posisi jabatan menjadi sangat penting dan yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum
tentunya banyaknya jumlah kaum tentang anggota legislatif terpilih, jumlah
perempuan di tingkat elite eksekutif anggota DPR RI perempuan yang terpilih
maupun legislatif akan membawa dampak pada periode 2014-2019 justru mengalami
pada nasib perempuan itu sendri secara penurunan. Di tahun 2009, jumlah anggota
keseluruhan. Kata kunci yang bisa DPR RI perempuan mencapai 103 orang,
mengansumsikan hal ini adalah “yang atau sebesar 18%. Jumlah ini menurun pada
mengetahui kondisi kaum perempuan ya tahun 2014 menjadi 97 orang, atau sebesar
kaum perempuan itu sendiri”. Oleh karena 17,32%.
itu, dalam konteks negara demokrasi
partisipasi kaum perempuan dari level
bawah sampai tingkat elite sangat
diperlukan dalam rangka membangun
bangsa yang demokratis.

Gambar 1.1 Komposisi Anggota DPR RI 2014-


Posisi Keterwakilan Perempuan Parlemen
2019 Berdasarkan Jenis Kelamin
Peran dan keterwakilan perempuan
dalam proses pembuatan kebijakan publik
Dari tabel tersebut, PDI-P menjadi partai
selama ini masih dirasa kurang. Untuk itu
yang paling banyak menempatkan anggota
dilakukan berbagai upaya untuk mendorong
dewan perempuan dengan jumlah 21 orang.
peran dan keterwakilan perempuan melalui
Sementara PKS hanya memiliki 1 orang
penerapan kuota minimal 30% bagi
anggota dewan perempuan.
perempuan di parlemen. Agar tujuan
Sejak reformasi tahun 1999, jumlah
tersebut tercapai, dibuatlah UU No. 8
anggota dewan perempuan sebenarnya
Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif yang
mengalami peningkatan. Pada tahun 1999
memerintahkan partai politik untuk

58
Hendrarto, Peran Perempuan Dalam Politik ...

hanya 9,2% kursi DPR RI yang diduduki melenggang sampai DPRD Kabupaten
perempuan. Tahun 2004 jumlahnya Magelang berjumlah tujuh wakil
meningkat menjadi 11,81%. Pada tahun perempuan dari 50 anggota yang terpilih,
2009 jumlahnya kembali meningkat yaitu Suyanti dari PDIP dari Dapil 5,
menjadi 18%. Lalu pada tahun 2014 justru Hibatun Wafiroh dari PKB (dapil 3), Erni
turun menjadi 17,32%. Namun demikian, Damayanti (Demokrat/Dapil1), Eti Nur
rendahnya jumlah perempuan di parlemen Faizati (PPP/Dapil5). Kemudian Isti
bisa jadi karena memang tidak terlalu Wahyudi (Demokrat/Dapil 5), Sri Haryati
banyak perempuan yang terjun ke dunia Spd (PPP/Dapil 6) dan Tri Wahyuningsih
politik. Kita juga bisa melihat, belum (PDIP/dapil1). Adapun jumlah anggota
banyak tokoh politik perempuan di tingkat DPRD Kabupaten Magelang periode 2014-
nasional, walau tokoh perempuan sudah 2019 adalah 50 orang. Yaitu dari PDIP
mulai muncul di tingkat daerah. mendapat 10 kursi, PKB dan Gerindra
masing-masing mendapat 9 kursi. Disusul
Partai Golkar 6 kursi, PAN dan PPP
masing-masing 5 kursi. Perolehan kursi
paling sedikit jatuh pada Demokrat dan
PKS yang hanya mendapat 3 kursi.
Rendahnya keterwakilan perempuan
Gambar 1.2. Persentase Anggota DPR RI di parlemen bisa menjadi indikator
Periode Tahun 2014-2019 dari Tiap Partai rendahnya peran perempuan di partai
Politik Berdasarkan Jenis Kelamin politik, termasuk dalam proses pembuatan
Tabel di atas menunjukkan, tidak UU atau Perda. Padahal warga negara yang
ada satu pun partai politik yang memenuhi akan terikat oleh UU atau Perda tersebut
kuota keterwakilan perempuan sebesar 30% sebagian atau hampir setengahnya adalah
di parlemen (menyentuh garis biru). Yang perempuan.
paling tinggi adalah PPP dengan 25,6%
kursi, lalu diikuti dengan Partai Demokrat Pendidikan Politik Perempuan di Era
dan PKB dengan 21,3% kursi. Sedangkan Demokrasi
yang paling rendah adalah PKS dengan Era baru demokrasi Indonesia
hanya 2,5% kursi. dimulai tahun 1999, ditandai dengan
Mari kita bandingkan dengan pelaksanaan Pemilu secara demokratis.
anggota DPRD Kabupaten Magelang yang Sebelumnya, Pemilu hanyalah sebuah
mewakili unsur perempuan. Yang bisa perhelatan rutin dalam kehidupan

59
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 3, NOMOR 1, April 2019: 56-69

berbangsa dan bernegara. Sebab, di sana yang dilakukan oleh negara dan partai
tidak ada kebebasan memilih partai, tidak politik. Secara umum, kesejahteraan lahir
ada kebebasan memilih anggota parlemen. batin merupakan aspirasi dan tujuan yang
Pemenangnya pun sudah pasti, yaitu ingin dicapai seorang perempuan. Namun,
Golkar. Berbeda dengan sebelumnya, berbagai kondisi baik kultural, sistemik dan
Pemilu 1999 diikuti banyak partai dan ketidakberdayaan perempuan menjadi
rakyat pun yang selama ini tidak memiliki kendala baginya untuk mengakses haknya
alternatif pilihan lalu menjadi bingung untuk berperan dan bersuara. Untuk
karena dihadapkan banyak pilihan menjawab tantangan dan kendala ini
sementara mereka belum pernah mendapat diperlukan lembaga masyarakat,
pendidikan politik bagaimana memilih pemerintahan dan partai yang gender
partai politik secara cerdas. Karena itu, responsive dalam strategi dan pro
dirasakan perlunya suatu pencerahan dalam perempuan dalam program-programnya.
bentuk pendidikan pemilih (voter Pendekatan paling tepat untuk
education) bagi para pemilih, terutama dari berkomunikasi dan menjangkau perempuan
kalangan terbawah atau sering diistilahkan adalah dengan memberikan program yang
kelompok akar rumput, baik laki-laki dan tepat, antara lain program pelatihan dan
khsusunya perempuan. pendidikan politik yang mengembangkan
Oleh karena itu, pendidikan politik kecerdasan berpolitik, membangun
perempuan menjadi hal yang penting dalam kepercayaan diri dan meningkatkan
konteks negara demokrasi. Pemerintah wawasannya. Program ini tidak dilakukan
perlu melakukan kerjasama dengan para secara instant top-down, tetapi
Ormas, LSM, akademisi dan lain-lain untuk berkesinambungan dan partisipatif (people
melakukan kegiatan tersebut. Tujuan dari driven) dari bawah (bottom-up). Dalam
pendidikan politik adalah memajukan kaitan kultural yang membelenggu,
demokrasi, mengakhiri depolitisasi interpretasi baru yang relevan oleh lembaga
perempuan, dan meningkatkan partisipasi masyarakat (sosial budaya dan keagamaan)
politik perempuan, terutama di tingkat akan sangat membantu membuka
pedesaan di mana mayoritas perempuan cakrawala berpikir dan memberikan
berada. pencerahan bagi semua elemen masyarakat.
Perempuan mempunyai hak untuk Dengan demikian ruang bagi perempuan
memilih wilayah publik di mana dia ingin untuk meningkatkan keberdayaan dan
berperan sesuai potensinya. Ia pun berhak kemampuan mengaktualisasi perannya
atas manfaat dari semua aktivitas politik semakin terbuka. Bila tembok ekslusif

60
Hendrarto, Peran Perempuan Dalam Politik ...

pemisah terhadap perempuan mampu seseorang selalu didefinisikan dengan ciri


dijebolkan dengan pendekatan ini, niscaya yang maskulin, yaitu kekuatan atau
perempuan akan terbangkitkan kesadaran ketegaran atau kemampuan bertindak yang
berpolitiknya. diperlukan guna mencapai sesuatu demi
Dunia politik sesungguhnya identik tujuan yang lebih besar. Persoalannya,
dengan dunia kepemimpinan. Berada dalam keluarga dan masyarakat tidak pernah
posisi sebagai pemimpin, perempuan mempersiapkan perempuan secara serius
mengalami lebih banyak hambatan dan sungguh-sungguh untuk membangun
ketimbang laki-laki. Karena perempuan kualitas kekuasaan, kompetensi diri dan
harus selalu membuktikan bahwa dirinya agresi kreatif dalam diri mereka. Lalu,
sungguh-sungguh mampu, memang pantas bagaimana mungkin anak perempuan dapat
dan dapat diandalkan. Namun, sejumlah bermimpi menjadi pemimpin bila mereka
kendala primordial masih menghadang tidak memiliki gambaran kultural yang
kaum perempuan dalam berkiprah di dunia mampu membimbing mereka. Tidak heran
politik. Di antaranya, persoalan jika kebanyakan perempuan mengalami
penampilan. Bagi politisi laki-laki, hampir kesulitan membebaskan diri dari berbagai
tidak menemukan kendala yang berarti pengaruh kultural patriarkal untuk
berkaitan dengan penampilan fisik mereka. berkiprah dalam dunia politik.
Sebaliknya, politisi perempuan lebih Perempuan ternyata kurang
banyak dinilai berkaitan dengan menginginkan kekuasaan manakala yang
penampilan fisik mereka, misalnya soal dilanggengkan di masyarakat adalah
model rambut, perhiasan yang dikenakan, gagasan kekuasaan versi laki-laki yang
cara berjalan, cara berbusana, setelah itu sarat dengan ciri-ciri keperkasaan,
baru cara berpikir. Di samping itu, kejantanan, dan kekerasan. Karena itu,
persoalan keluarga sangat berpotensi sudah saatnya mempromosikan kekuasaan
menimbulkan isu sensitif bagi politisi menurut definisi perempuan. Yakni,
perempuan dibandingkan dengan politisi kekuasaan yang lebih mengedepankan
laki-laki. kemampuan memberdayakan, kemampuan
Dapat disimpulkan, paling tidak ada memelihara dan menciptakan masyarakat
tiga unsur yang merajut kepemimpinan yang lebih harmoni dan bermartabat.
dalam diri seseorang, yaitu kekuasaan, Dengan demikian definisi baru kekuasaan
kompetensi diri, dan agresi kreatif. merupakan gabungan dari kualitas
Kekuasaan sebagai unsur paling penting maskulin dan feminin yang dapat dicapai
dalam membangun kemampuan memimpin oleh keduanya: laki-laki dan perempuan.

61
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 3, NOMOR 1, April 2019: 56-69

Ke depan perlu mensosialisasikan dengan sejumlah karakteristik laki-laki dan


pengertian baru tentang kekuasaan yang kedua atribut itu mempunyai nilai yang
tidak selamanya bernuansa maskulin sama. Dengan ungkapan lain, kualitas laki-
sehingga perempuan tidak harus laki dan kualitas perempuan tidaklah
mengeliminir unsur-unsur feminitas dalam bertentangan. Sebab, dalam kelembutan
dirinya demi menggapai kekuasaan. dan kasih sayang perempuan, justru
Perempuan tidak harus menolak gaya terpendam kekuatan yang dahsyat. Selain
feminin dan kemudian berperilaku sebagai itu, kekuasaan berciri feminin mencakup
laki-laki untuk berkuasa dan supaya gagasan memberdayakan orang lain, bukan
diterima sebagai pemimpin. Sesungguhnya merusak orang lain. Sebaliknya, gagasan
perempuan ketika berada di rumah tangga yang selama ini digunakan adalah bahwa
atau dalam kehidupan keluarga lebih untuk berkuasa, seseorang harus rela
banyak menjalankan peran kekuasaan dan menginjak orang lain. Kekuasaan
peran pengambilan kebijakan. Sebagai ibu, hendaknya dimaknai sebagai kemampuan
perempuan dapat menggunakan kekuasaan melaksanakan sesuatu yang berguna bagi
yang nyata dalam peranannya sebagai orang lain. Untuk itu, jabatan hendaknya
pengatur keluarga dan pengambil ditafsirkan sebagai sarana memberdayakan
kebijakan. Pengalaman di rumah tangga orang lain, bukan menghancurkan atau
dapat dijadikan referensi untuk memperdayakan. Kekuasaan mencakup
menjalankan kekuasaan dan merebut posisi nalar, tujuan, agenda yang hedak dicapai.
kepemimpinan di lingkungan yang lebih Sidney Verba dari Universitas Harvard
besar dan rumit, seperti negara. Berbeda menegaskan, sumbangan terpenting dari
dengan laki-laki, bagi umumnya kelompok perempuan di dunia politik
perempuan, kekuasaan itu lebih dimaknai adalah bahwa mereka lebih berminat
sebagai keinginan mensejahterakan orang mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi
lain, persis seperti keinginan seorang ibu masyarakat luas daripada memperluas
membimbing anak-anaknya atau lingkup kekuasaan mereka sendiri. Artinya,
keluarganya. Kekuasaan semacam ini tidak politisi perempuan cenderung memikirkan
berpusat pada diri sendiri melainkan lebih agenda politik yang berdampak pada
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan pemenuhan kesejahteraan masyarakat luas
yang lebih mulia bagi banyak orang. ketimbang memikirkan kepentingan khusus
Dengan demikian, konsep mereka.
kekuasaan yang berciri feminin Dengan mengembangkan definisi
mengintegrasikan kualitas perempuan kekuasaan berbasis pengalaman

62
Hendrarto, Peran Perempuan Dalam Politik ...

perempuan, perempuan dapat menjadi memang layak di tempatkan untuk menjadi


politisi bijak dan handal. Politisi yang tidak petarung politik. Tak heran jika hasil dari
akan menyakiti hati lawan politiknya, apa afirmatif action ini tak jauh berbeda dengan
pun alasannya. Politisi yang tidak akan proporsi politik perempuan pada pemilu
menggunakan intrik politik sebagaimana tahun 1999 yaitu hanya 11 %. Kader politik
biasa digunakan oleh laki-laki. Seorang perempuan, jarang memiliki basis
politisi perempuan dapat mengasah sisi masyarakat. Baru dikenal, karena agenda
keibuannya yang bijak dan selalu tanggap pemilu, atau karena kebetulan istri atau
terhadap kebutuhan orang lain untuk keluarga tokoh masyarakat. Sementara,
menyelesaikan setiap agenda politiknya. potensi perempuan, yang mendominasi
Kekuasaan itu pada intinya adalah berbagai bidang masyarakat belum diajak
kemampuan menyelesaikan masalah. Sifat “urun rembug” bersama untuk memperkuat
feminin perempuan yang dekat dengan sifat posisi politik perempuan ini. Katakanlah
kepedulian, kerelaan untuk berbagi dan misalnya jumlah guru yang dominan
komitmen yang tinggi untuk perempuan, jumlah murid berprestasi yang
membahagiakan orang lain merupakan dominan perempuan, serta kelompok
modal dasar untuk membangun politik pengajian perempuan yang biasanya intens
yang bernuansa perdamaian dan dengan pendidikan perempuan dan
pencerahan. jumlahnya cukup banyak di seluruh daerah.
Hal tersebut bisa dibangun melalui Andai saja kesadaran akan peran politik ini
wadah organisasi yang memiliki strategi sampai kepada kelompok-kelompok
jangka pendek dan jangka panjang untuk tersebut, dan kader politik yang ada memang
benar-benar menghasilkan kader-kader mampu mengambil kepercayaan dari
tangguh dengan pemenuhan beberapa mereka, maka posisi perempuan di politik
kebutuhan, antara lain : dapat menguat, dan sulit di goyahkan.
1. Kader politik perempuan harus
punya basis di masyarakat (akar 2. Peningkatan peran perempuan di
rumput) setiap lini masyarakat
Di sini adalah kelemahan utama, upaya Kuota 30% tidak hanya di posisi
para aktivis perempuan selama ini. legislatif, tapi disegerakan di seluruh
Afirmative action yang menjebolkan kuota organisasi, baik organisasi masyarakat,
30% perempuan di politik, adalah organisasi mahasiswa, organisasi siswa
perjuangan perempuan di kelas menengah dan tentunya juga di organisasi
atas, tanpa persiapan kader-kader yang pemerintahan.

63
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 3, NOMOR 1, April 2019: 56-69

3. Perlu mewadahi sebuah lembaga Partisipasi Politik Perempuan


pelatihan, yang memfasilitasi Keberhasilan program pemerintah
kebutuhan perempuan untuk dan pembangunan yang dicita-citakan
berpolitik praktis tergantung pada partisipasi seluruh
Pelatihan yang akan dibutuhkan seperti: masyarakat, sehingga semakin tinggi
a. Pengantar politik (konsep yang mirip partisipasi masyarakat, maka akan semakin
dengan pelatihan politik yang ada) berhasil pencapaian tujuan pembangunan
b. Ideologi politik yang ingin dicapai. Karena itu, dalam
c. Strategi, advokasi, analisis anggaran, program pemerintah sebagai bagian dari
komunikasi politik, penjaringan dana pembangunan sangat dipengaruhi oleh
dan lain-lain. unsur-unsur masyarakat, yang pada
Tiga hal dasar yang utama harus hakekatnya bahwa pembangunan
diperhatikan dalam hal membangun dilaksanakan dan ditujukan dari
keberdayaan politik perempuan adalah hak, masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk
aspirasi dan akses. Kesadaran akan hak dan masyarakat. Dengan demikian, bahwa
pentingnya perempuan berperan di bidang setiap masyarakat sebagai subyek
politik adalah menjadi hal utama yang pembangunan tidak lepas dari peranan
harus dibangun. Edukasi politik terhadap perempuan yang terlibat di dalamnya,
perempuan oleh lembaga masyarakat, sehingga partisipasi perempuan perlu untuk
pemerintahan dan partai sangat penting tapi diperhitungkan jika tidak ingin disebut
justru bagian inilah yang sering terlupakan. bahwa perempuan Indonesia ketinggalan
Pola pikir lembaga pemberdayaan dibandingkan dengan perempuan di negara-
masyarakat dan institusi politik masih negara lain.
terkesan diwarnai paradigma lama dengan Perempuan Indonesia memiliki
budaya tradisional, serta masih peranan dalam pembangunan di bidang
mendikotomikan antara laki-laki dan politik, baik terlibat dalam kepartaian,
perempuan. Dalam konsep kesetaraan legislatif, maupun dalam pemerintahan.
gender sesungguhnya tidak diartikan Partisipasi dalam bidang politik ini tidaklah
perempuan harus bersaing dengan pria. semata-mata hanya sekedar pelengkap saja
Sebaliknya, perempuan dan laki-laki melainkan harus berperan aktif di dalam
dengan peran strategisnya masing-masing pengambilan keputusan politik yang
harus berdampingan dan bergandengan menyangkut kepentingan kesinambungan
mewujudkan kehidupan bersama yang lebih negara dan bangsa. Hak suara perempuan
baik. memiliki kesejajaran dengan laki-laki

64
Hendrarto, Peran Perempuan Dalam Politik ...

dalam hal mengambil dan menentukan memiliki kemampuan dan kecerdasan yang
keputusan, begitupula apabila perempuan sama dengan laki-laki. Walaupun demikian,
terlibat dalam pemilihan umum untuk bahwa hak-hak politik yang dimiliki
memilih salah satu partai politik yang perempuan pada kenyataannya tidaklah
menjadi pilihannya, apalagi ia duduk sesuai yang diinginkan, sebagaimana
sebagai pengurus dari salah satu partai, (Suwondo, 1981: 141) mengemukakan :
seperti dikemukakan (Nilakusuma, 1960: 1. Kenyataan bahwa jumlah
180) yaitu, kita harus insyaf dan mengerti perempuan yang duduk dalam
akan keharusan adanya partai-partai di badan-badan legislatif belum
suatu negara, dan sumbangan-sumbangan memadai, disebabkan oleh sistem
apa yang diberikan partai untuk pencalonan melalui daftar calon, di
pembangunan neegara dan bangsa. mana perempuan dicantumkan di
Di samping ini, kita harus mengerti bagian bawah dari daftar.
pula bahwa partai-partai itu adalah 2. Kenyataan yang menunjukkan
kumpulan dari orang-orang yang bahwa jabatan/kdudukan penentuan
mempunyai ideologi sama, agar di dalam kebijaksanaan (policy making)
meneruskan suara merupakan kesatuan belum banyak diisi oleh kaum
yang baik. Dengan mempunyai kesadaran perempuan. Maka dalam rencana
ini, perempuan pun dapat berdiri sendiri Kegiatan Nasional Perempuan
dengan kecerdasannya, memilih partai yang Indonesia antara lain disarankan
sesuai dengan cita-citanya. Sungguh mengenai bidang ini :
mengecewakan, jika partai-partai itu a. Menggiatkan pendidikan di
menjadi sasaran pencari untuk sendiri, dan kalangan perempuan tentang
perempuan dijadikan alatnya karena tidak pengetahuan kewarganegaraan
cukup kesadaran di dalam partai. Jika dan perundang-undangan;
perempuan duduk di dalam partai, bukanlah b. Meningkatkan partisipasi
semata-mata untuk diberi tugas guna perempuan dibidang pembuatan
menyediakan jamuan pada rapat-rapat perundang-undangan yang
partainya atau ketika partai kedatangan perlu segera dikeluarkan
tamu agung, tetapi juga memberikan mengenai: catatan sipil, adopsi,
suaranya bersama dengan anggota laki-laki. hukum waris atas dasar
Dengan demikian, jelaslah bahwa persamaan hak antara pria dan
kedudukan perempuan di dalam politik perempuan, hukum acara untuk
tidak dapat dikesampingkan, karena pengadilan agama,

65
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 3, NOMOR 1, April 2019: 56-69

pemberantasan pelacuran, Kenyataan yang tidak dapat


pengadilan anak dan dipungkiri bahwa peranan perempuan
kesejahteraan anak; dalam pembangunan nampaknya harus
c. Mengusahakan perbaikan mendapat porsi yang seimbang dengan
dalam bidang pencalonan kaum laki-laki, sebagaimana dikemukakan
anggota-anggota perempuan oleh Yusuf (dalam Tan, 1991 : 35) sebagai
dalam badan eksekutif, berikut, di bidang kehidupan politik, baik
legislatif, dan yudikatif; dari segi eksekutif, legislatif maupun
d. Mengadakan kegiatan yudikatifnya, kepemimpinan perempuan
pengawasan terhadap telah mulai diperhitungkan walaupun
pelaksanaan undang-undang, belum seimbang dengan proporsinya dalam
terutama yang menyangkut masyarakat. Jumlah menteri dalam kabinet,
kedudukan dan kesempatan terbatas. Itu pun hanya kepentingan tertentu
bagi perempuan; saja yang mestinya ditambah. Sekertaris
e. Mengenai peranan perempuan Jendral, Direktur Jendral dapat dihitung
dalam kerjasama international dengan jari.
Partisipasi perempuan dalam bidang Nampaknya partisipasi perempuan
politik, walaupun masih kurang, dalam bidang politik ini perlu dikaji
nampaknya perempuan telah berusaha ke kembali mengingat jumlahnya tidak
arah yang lebih baik dengan mengeluarkan sebanding dengan jumlah perempuan yang
peraturan yang mewajibkan setiap partai seharusnya berperan. Karena itu, perlu
peserta pemilu yang dimulai dari tahun dikaji kembali bentuk partisipasi yang
2004 untuk memasukkan anggota legislatif nyata dalam kehidupan politik bagi kaum
yang terpilih sebanyak 30%, begitupula di perempuan. Budiardjo (1981: 3)
badan legislatif seperti halnya DPR/DPRD memberikan penjelasannya bahwa di
Tk.I dan Tk. II anggotanya minimal 30 % negara-negara demokratis pemikiran yang
harus perempuan. Keadaan ini merupakan mendasari konsep partisipasi politik ialah
hal yang menggembirakan walaupun tidak bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat,
sebagian atau 50 % perempuan, tetapi ke yang melaksanakannya melalui kegiatan
arah proporsi yang seimbang telah dan akan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan
dilaksanakan, yang berarti mengalami serta masa depan masyarakat itu dan untuk
perbaikan dari sebelumnya. menentukan orang-orang yang akan
memegang tampuk pimpinan untuk masa
berikutnya. Jadi partisipasi politik

66
Hendrarto, Peran Perempuan Dalam Politik ...

merupakan suatu pengejawantahan dari berbagai kegiatan yang mendukung


penyelenggaraan kekuasaan politik yang program pemerintah, seperti PKK,
absah oleh rakyat. Posyandu, KB, dan lain-lain kegiatan
Partisipasi politik seperti di atas yang menggerakan ibu-ibu ke arah
tentu saja akan berarti apabila perempuan kepentingan bersama. Begitu pula turut
turut terlibat di dalamnya. Di dalam negara memberi penjelasan akan pentingnya
yang sedang belajar menuju demokratis menjadi pemilih dalam pemilu yang
yang sesungguhnya seperti Indonesia, berlangsung lima tahun sekali guna
adanya partisipasi perempuan yang lebih melangsungkan kegiatan demokrasi dan
besar maka dianggap menjadi lebih baik. kenegaraan
Tingginya tingkat partisipasi perempuan b. Perempuan yang menginginkan karier
dapat ditunjukkan dalam mengikuti dan di bidang politik dapat menjadi anggota
memahami masalah politik dan salah satu partai politik yang sesuai
keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan dengan ideologinya, terutama dalam
politik tersebut. Sebaliknya apabila tingkat memperjuangkan kaum perempuan, dan
partisipasi politik bagi perempuan itu yang bersangkutan dapat mencalonkan
rendah maka dianggap kurang baik, diri sebagai anggota legislatif untuk
dicirikan dengan banyak kaum perempuan dipilih oleh masyarakat pada saat
yang tidak menaruh perhatian pada masalah dilaksanakannya pemilu.
politik atau kenegaraan. Akibatnya c. Perempuan yang memilih karir di
dikhawatirkan apabila terjadi kurangnya eksekutif atau pemerintahan dapat
pendapat mengenai kebutuhan politik menjalankan fungsi sesuai dengan
perempuan yang dikemukakan, berarti kemampuan, latar belakang pendidikan,
kepala negara menjadi kurang tanggap dan beban tugas yang diberikan
terhadap kebutuhan dan aspirasi kaum kepadanya dengan penuh rasa tanggung
perempuan. Negara cenderung akan jawab. Apalagi yang bersangkutan
melayani kepentingan beberapa kelompok dituntut untuk memiliki keterampilan
saja. dan kemampuan memimpin sehingga
Partisipasi politik yang dapat tidak tergantung pada laki-laki.
dilakukan oleh perempuan dapat melalui Perempuan di pemerintahan ini
beberapa jalur, meliputi: diharapkan menjadi pempimpin dan
a. Bagi ibu rumah tangga yang tidak pengambil kebijakan, seperti menjadi
bekerja secara formal dapat berperan lurah/kepala desa, camat, kepala
aktif di lingkungannya sendiri melalui daerah, atau menjadi kepala

67
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME 3, NOMOR 1, April 2019: 56-69

bidang/bagian bahkan kepala instansi di bahwa perempuan memiliki banyak


tempat kerjanya. persamaan dengan laki-laki. Salah satu
d. Perempuan yang bekerja di bidang kesuksesan perempuan di luar dunianya,
yudikatif atau berhubungan dengan dapat dilihat dari kepemimpinan seorang
hukum sebagai pengacara, jaksa, perempuan. Bahkan, keberhasilan
hakim, atau sebagai polisi penyidik perempuan dalam kepemimpinan dapat
perkara, dapat bekerja dengan jujur dan melebihi laki-laki, karena pada perempuan
adil demi tegaknya hukum itu sendiri, tersimpan kekuatan berupa ketegasan,
tanpa membedakan latar belakang ketegaran, dan kemampuan dalam
agama, suku, budaya, daerah, mengambil keputusan yang tepat, sebagai
pendidikan, golongan, dan lain-lain. syarat-syarat yang diperlukan bagi seorang
Dengan demikian, partisipasi yang pemimpin. Beban dan tanggungjawab
dilakukan perempuan tidak saja sebagai perempuan sebagai pemimpin atau pun
partisipasi pasif, tetapi sekaligus juga perempuan karir lainnya sangatlah besar.
partisipasi aktif sebagai penentu kebijakan Pada sisi lain perempuan harus berkarir
sehingga keberadaannya dapat akan tetapi juga dibebani oleh
diperhitungkan. tanggungjawabnya sebagai ibu rumah
tangga di rumah. Tanggung jawab seperti
Simpulan ini jelas tidak dimiliki laki-laki. Selain itu,
Perjuangan perempuan Indonesia di seorang perempuan untuk menjadi
era demokrasi seperti sekarang ini terutama pemimpin atau berkarir di luar rumah
dalam bidang politik masih perlu upaya misalnya berperan dalam partai politik atau
yang cukup keras dari seluruh stakeholders pemerintahan, lebih banyak mendapatkan
terutama kaum perempuan. Salah satu hambatan dibandingkan laki-laki, terutama
strategi yang harus dikembangkan adalah sikap budaya masyarakat yang belum
melakukan pendidikan politik bagi pelaku- sepenuhnya menerima.
pelaku politik dan pemilih khususnya Dengan demikian, persamaan hak
perempuan. Pendidikan politik diharapkan antara laki-laki dan perempuan dalam
dapat mengubah “image” masyarakat segala hal, terutama dalam kepemimpinan
tentang politik yang selama ini diasumsikan dan peranananya dalam kehidupan politik
sebagai hak monopoli kaum lelaki. di negara kita perlu terus diupayakan,
Prestasi dan keterampilan yang dalam artian partisipasi perempuan agar
tinggi yang ditunjukkan oleh kaum benar-benar keberadaannya dapat
perempuan, telah berhasil membuktikan diperhitungkan. Kesejajaran antara

68
Hendrarto, Peran Perempuan Dalam Politik ...

perempuan dengan laki-laki merupakan Nilakusuma, S. (1960). Perempuan di


suatu usaha yang tidak sia-sia apabila Dalam Dan di Luar Rumah.
perempuan itu sendiri berusaha sesuai Bukittinggi: NV. Nusantara.
dengan kemampuannya, sehingga dengan Notopuro, Hardjito. (1984). Peranan
kemampuan yang sama maka akan sanggup Perempuan dalam Masa
bersaing di kehidupan ini dengan kaum Pembangunan di Indonesia. Jakarta:
laki-laki sesuai dengan sifat Ghalia Indonesia.
keperempuanannya. Suwondo, Nani. (1981). Kedudukan
Perempuan Indonesia dalam Hukum
Daftar Pustaka dan Masyarakat. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Alfian. (1978). Pemikiran dan Perubahan A.A.Sahid Gatara. (2009). Ilmu Politik
Politik Indonesia. Jakarta : Yayasan Memahami dan Menerapkan,
Ilmu-Ilmu Sosial dan PT. Gramedia. Bandung.CV. Pustaka Setia.
Budiardjo, Miriam (ed). (1981). Partisipasi Afan Gaffar. (2002). Politik Indonesia
dan Partai Politik: Sebuah Bunga Transisi Menuju Demokrasi.
Rampai. Jakarta: PT. Gramedia. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Tan, Melly. (1991). Perempuan Indonesia Miriam Budiardjo. (2004). Dasar-Dasar
Pemimpin Masa Depan?. Jakarta: Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia.
Pustaka Sinar Harapan. Ni’matul Huda. (2005). Hukum Tata
Tan, Melly (1991). Perempuan Indonesia Negara Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Pemimpin Masa Depan?. Jakarta: Grafindo Persada.
Pustaka Sinar Harapan.
Kartono, Kartini. (1983). Pemimpin dan Ramlan Surbakti. (1992). Memahami Ilmu
Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Politik. Jakarta: Grasindo.
Abnormal Itu?. Jakarta: CV. Rajawali. Robert A Dahl. (1992). Demokrasi dan
Mc. Clelland, David. (tanpa tahun). Para Pengkritiknya. Jakarta: Yayasan
Dorongan Hati Menuju Modernisasi. Obor Indonesia.
New York: Voice of America Forum Surajiwo dan Agus Wijanto. (2009).
Lecture. Pendidikan Pancasila Di Perguruan
Mutawali. (1987). Peranan Perempuan Tinggi. Jakarta: Inti Prima
dalam Pembangunan Desa. Bandung : Promosindo.
PT. Karya Nusantara.

69

Anda mungkin juga menyukai