Dosen Pembimbing:
Dr. Ahmad Ma’ruf, S.PdI., M.Pd
Disusun oleh:
Mudhifatul Jannatun Ni’mah (201886010044)
A. Latar Belakang
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila materi mampu diketahui oleh siswa
dengan menggunakan metode ceramah. Di kelas IV SD ISLAM Ma’arif Kejapanan
Gempol Kab. Pasuruan ini cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu
pengetahuan dari guru ke siswa (teacher centered) siswa tidak terlibat secara aktif
dalam proses bembelajaran. Guru lebih dominan dalam pemberian materi
pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa kurang dapat mengikuti jalan proses
belajar. Sehubungan ada yang mengantuk ngobrol sendiri melihat kondisi seperti itu,
terkesan bahwa interaksi dalam pembelajaran berjalan satu arah yaitu dari guru ke
siswa saja. Selama ini proses pembelajaran di dalam kelas hanya berpusat pada guru.
Proses belajar mengajar di kelas IV SD ISLAM Ma’arif Kejapanan Gempol Kab.
Pasuruan banyak menggunakan metode ceramah dan dalam menerangkan, guru
terkadang bersifat member itahu saja, sementara para siswa mencantatnya pada buku
catatan. Siswa hanya di posisikan sebagai obyek dan diaggap belum tahu apa-apa.
Oleh karena itu, sudah seharusnya guru memiliki kecakapan dan kemampuan
dalam menerapkan dan merancang berbagai strategi dan model pembelajaran dengan
sesuai keragaman karakteristik siswa. Diantaranya ada siswa yang mengeluh memiliki
masalah terkait dengan pelajaran yang membosankan, materi yang tidak dapat
dipahami, guru yang tidak menyenangkan, dan diantara guru juga mengalami masalah
kurikulum yang sering berganti materi, mengakibatkan cara belajar berganti pula. Hal
ini tentu menjadi masalah pembelajaran kepada guru dan siswa yang belum mampu
teradaptasi dengan kurikulum yang baru.
Demi peningkatan proses pembelajaran pendidikan agama islam (PAI) terhadap
pemahaman konsep, kami melaksanakan perbaikan pembelajaran kooperatif model
student teams achievement division STAD. Model STAD ini dapat memberikan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah serta dapat memberikan kepada
siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temanya, dan
menghargai pendapat orang lain, karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah salah satu model pembalajaran yang tepat untuk menumbukan kemampuan
kerjasama, kreatif, berfikir kritis dan ada kemapuan untuk membantu teman. Selain
itu, adanya penghargaan untuk kelompok ataupun siswa berprestasi membuat
pebelajaran kooperatif model STAD ini menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Megkaji dari masalah di atas, akhirnya penulis yang juga sebagai peneliti
melakukan suatu perbaikan pembelajaran melalui penelitihan tindakan kelas dengan
judul penelitihan peningkatan keaktifan dan Prestasi Belajar PAI melalui pembelajaran
kooperatif model STAND siswa kelas IV SD Islam Ma’arif Kejapanan Gempol Kab.
Pasuruan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Apakah pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas IV SD Islam Ma’arif Kejapanan Gempol
Kab. Pasuruan
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar setelah
diterapkan pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas IV SD Islam
Ma’arif Kejapanan Gempol Kab. Pasuruan.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk:
1. Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap social untuk
saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar,
berani menyampaikan pendapat dan menerima pendapat orang lain, bisa bekerja
sama dengan kelompok, agar siswa bisa mendapat pengalaman dalam belajar.
2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran
yang dapat memberikan manfaat bagi siswa, sehingga pelajaran bisa lebih
efektif.
3. Sekolah, sebagai dari pengambilan kebijakan khususnya dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga proses pembelajaran dapat sesuai
dengan yang di harapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran PAI SD
Pembelajaran PAI SD merupakan interaksi antara siswa dengan akhlak,
keimanan. Adanya pembelajaran PAI perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan
belajar mengajar. Sehingga pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Guru
berkewajiban untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran PAI. Tujuan ini tidak terlepas dari hakikat PAI sebagai sikap akhlak,
keimanan, ibadah. Oleh sebab itu, pembelajaran PAI perlu merupakan prinsip-prinsip
pembelajaran yang tepat.
D. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan
perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. belajar juga diartikan
sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam atau dalam bentuk skor setelah siswa
mengikuti pembelajaran. Menurut Muhammad All (1992), keberhasilan belajar
bukanlah - yang dapat berdiri sendiri. melainkan dipengaruhi oleh faktor-faktor
Faktor-faktor tersebut adalah
1. Tujuan
Tujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar-imajar.
Tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana rats akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian proses belajar
rnengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan. tujuan
Mengajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai,
maka semakin mudah menentukan alat dan acara mencapainya, begitu pula
Sebaliknya.
2. Guru
Performance guru dalam rnengajar banyak dipcngaruhi berbagai hidor
seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidik, pengalaman yang
pentingnya berkaitan dengan pandangan filosofis guru terhadap murid. Hal
penting bagi guru adalah mengetahui anak didik dengan potensi dan
kekuatannya sehingga gum Cukup melakukan proses irsicing ord. yakni
proses mengeluarkan, membimbing, memotivasi. dan keluarnya berbagai
potensi yang ada pada anak didik menjadi belajar dan faktual.
3. Peserta Didik
Didik Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi,
minat, boitat. perhatian, harapan, latar belakang, ataupun tradisi keluarga, .
dalam sebuah sistem di kelas. Perbedaan-perbedaan ini:Jh yang dikelola.
diorganisir guru. .Intuk mencapai proses pembelajaran .rratic. optimal.
Apabila guru tidak memiliki keeermatan dan keterampilan -11264
mengelola perbedaan-perbedaan potensi peserta didik maka proses
pembelajaran sulit mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.Guru harus menyadari bahwa perbedaan potcnsi bawaan peserta
didik merupakan kekuatan maha hebat untuk mengorganisasi pembelajaran
yang ideal. Keragaman merupakan keserasian yang harmonis dan dinamis.
4. Katepatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara
guru dengan peserta didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang
menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar anak
didik terpenuhi. Peserta didik merupakan subjek belajar yang memasuki
atmosfir suasana belajar yang diciptakan guru. Oleh karena itu, guru
dengan gaya mengajarnya berusaha mempengaruhi gaya dan cam belajar
Jidil.. Dengan perbedaan gaya mengajar yang dipakai guru maka
melahirkan kegiatan mengajar dan belajar yang berlainan dengan belajar
yang berbeda pula.
5. Evaluasi
Evaluasi mcmiliki cakupan bukan s-ja pada bahan ajar. Muni
keseluruhan proses belajar mengajar, hahkan pada alat dan bentuk evaluasi
itu sendiri. Artinya, evaluasi yang dilakukan sudah benar-benar
Mengaevaluasi tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan, dan
proses yang dilakukan.
Evaluasi yang valid bukan saja memberikan informasi prestasi
mencapai tujuan tetapi lebih pada memberikan umpan balik terhadap
proses pembelajaran secara keseluruhan.
E. Pembelajaran pembelajaran Kooperatif Model STAD dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa
Pembelajaran kooperatif model STAD merupakan salah satu ajaran kooperatif
yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan yang heterogen. Didalamnya siswa
diberi kesempatan untuk melakukan dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk
diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam model
pembelajaran ini, masing-masing kelompok beranggotakan 4 - 5 orang yang dari
anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai
suku, yang memiliki kemampuan tinggi sedang. Jadi, model pembelajaran kooperatif
tipe STAD adalah salah satu pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan
kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu
teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Melalui
model STAD ini diharapkan dapat memberikan kesempatan siswa untuk
menggunakan keterampilan bcrtanya dan membahas masalah serta dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dikembangkan rasa menghargai, menghormati
prihadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu adanya
penghargaan untuk kelompok ataupun siswa berprestasi membuat pembelajaran
kooperatif model STAD ini menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Jadi melalui
teori pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan kcaktifan dan prestasi siswa-
siswa dapat meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
Rencana penelitian yang dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas, istilah dari
Classroon Action Research (CAR), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas
atau tempat belajar mengajar.
Ada tiga unsur yang terdapat pada penelitian tindakan kelas, yaitu:
a. Penelitian merupakan suatu objek melalui metodologi ilmiah dengan
mengumpulkan data dan analisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
b. Tindakan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan tertentu
yang berbentuk siklus kegiatan dan tujuan untuk meningkatkan dan
memperbaiki kualitas proses belajar.
c. Kelas merupakan sekelompok siswa dalam satu ruangan dan waktu yang
sama dalam menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Jadi Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai penelitian yang
dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar meningkat (Wardani, 2006 :
14).
B. Subjek penelitian
1. Lokasi penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Ma’arif yang beralamat di Jl. Raya
Bandulan, Kejapanan, Gempol, Kab. Pasuruan, Jawa Timur.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester 2 di kelas IV SD Islam Ma’arif
Kejapanan Gempol Pasuruan.
3. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD
Islam Ma’arif Kejapanan Gempol Pasuruan.
C. Langkah-langkah Penelitian.
Penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam 2 siklus. Dari masing-masing
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lemba observasi guru dan siswa untuk
mengetahui kondisi selama proses penerapan pembelajaran menggunakan metode
yang diaplikasikan. Membuat tugas-tugas untuk diterapkan di dalam kuis.
2. Pelaksanaan
Tahap ini, pelaksanaan pembelajaran diterapkan sesuai dengan RPP yang
sudah dibuat seperti pada tahap perencaaan. Dalam pelaksanaannya guru
menggunakan metode STAD dengan membentuk lima komponen : presentasi
kelas, kelompok, kuis, skor kemajuan perseorangan, dan penilaian kelompok.
3. Pengamatan
Tahap ini peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan seluruh kegiatan
yang terjadi di dalam kelas, mulai dari cara mengajar guru, keaktifan dan
kenyaman siswa selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas, dan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai dalam meningkatkan hasil belajar siswa.