Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ANALISIS DATA, NCP DAN POA

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

1. WINA MERSILIA
2. ELVA FITRIANI
3. RAFIKA CICI AMELIA
4. ASTRI UNDARI
5. NOVA SURYANI
6. HUSBATUL HASANAH
7. RISA ULANDARI
8. SRI WAHYUNI
9. MIA SILVIANA
10. DEBILA ANANDA
11. AYU PUTRI LESTARI

PROGRAM STUDI PROFESI NURSE


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021/202
A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan tiga metode yang pertama menggunakan


angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis untuk dijawab tertulis pula oleh responden, yang ke dua
dengan menggunakan metode wawancara, wawancara merupakan kegiatan
tanya jawab secara lisan untuk memperoleh informasi bentuk informasi yang
diperoleh dinyatakan dalam bentuk tulisan, atau direkam secara audio, atau
visual. Dan yang terakhir dengan menggunakan metode observasi, observasi
adalah aktivitas terhadap suatu peroses atau objek dengan maksud merasakan
dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

1. Pengkajian terhadap Wali Jorong Ds. Tambuo

a.Data Subjektif

Hasil data wawancara dengan bapak wali jorong tambuo, didapatkan


bahwa jumlah kepala keluarga (KK) di wilayah jorong tambuo tilatang
kamang yaitu sebanyak 185 KK. Untuk respon masyarakat sendiri
diwilayah jorong tambuo tilatang kamang, ada sebagian masyarakat yang
mau mengikuti dan ada juga sebagian masyarakat yang belum mau
mengikuti peraturan/himbauan terkait protokol kesehatan yang telah
dihimbaukan wali jorong. Bapak wali jorong juga mengatakan setelah
new normal kesadaran masyarakat terhadap peraturan pemerintah mulai
berkurang, terutama terkait penggunaan masker. Bapak wali jorong
mengatakan warga wilayah jorong tambuo kurang memiliki kesadaran
terhadap kesehatan mereka, masyarakat disini antusias memeriksakan
diri kepuskesmas ketika mengalami gejala demam ataupun batuk ringan,
masyarakat disini cenderung berobat secara tradisional. Diwilayah kerja
jorong tambuo tilatang kamang sendiri memiliki rutinitas setiap hari
selasa dan hari jumat yaitu mengadakan senam ceria yang diikuti oleh
ibu-ibu PKK dan masyarakat yang bersedia mengikuti. Diwilayah kerja
jorong tambuo terdapat sekolah SD.N 22 Koto Tangah Kec.Tilatang
Kamang dengan jumlah tenaga pengajar yaitu 11 orang, dan terdapat pula
masjid diwilayah norong tambuo yaitu masjid Nurul Haq, biasanya
remaja masjid rutin mengadakan wirid setiap hari minggu setelah sholat
maghrib dan ada beberapa bagian masyarakat disini yang sholat
berjamaah dimasjid biasanya pada sholat maghrib, isya dan subuh.
Dari hasil wawancara juga didapatkan sebagian masyarakat jorong
tambuo belum mendapatkan vaksin Covid 19 dikarenakan kurangnya
terpaparnya informasi terkait Covid 19 dan vaksin itu sendiri.
b. Data Objektif

1. Dari hasil observasi didapatkan, bahwasanya masyarakat di wilayah


jorong tambuo tidak memakai masker
2. Banyak masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan
3. Masyarakat tidak mematuhi sosial distancing, masih banyak warga
yang berkumpul tanpa menjaga jarak
4. Tidak ditemukannya poster terkait PROKES
5. Ada sebagian warga yang belum menerapkan etika batuk efektif,
dapat dilihat dari warga yang membuang ludah/sputum secara
sembarangan, dan tidak menutup mulut saat batuk.

c. Data Observasi

Wawancara dengan jorong tambuo, terkait prokes dan pendataan warga.

Perilaku masyarakat yang tidak menggunakan masker dan tidak


menjalankan sosial distanching di era new normal
2. Pengkajian Terhadap petugas Puskesmas

a. Data Subjektif
1. Hasil wawancara terhadap Petugas Posyandu didapatkan bahwasanya
jumlah balita yang ada di jorong tambuo yaitu sebanyak 27 balita.
2. Hasil wawancara terhadap Petugas Posyandu didapatkan bahwasanya,
posyandu dilakukan setiap bulannya. Petugas Puskesmas mengatakan
bahwasanya pelaksanaan imunisasi selama masa pandemi tetap
dilakukan setiap kegiatan posyandu.
3. Petugas Puskesmas juga mengatakan bahwasanya selama posyandu
berlangsung ada sebagian masyarakat yang tidak mengenakan masker
selam kegiatan posyandu dilakukan.
4. Petugas Puskesmas mengatakan belum tercapainya program posyandu
selama pandemi ini
5. Petugas Puskesmas mengatakan ibu yang memiliki balita sangat
antusias dalam mengikuti kegiatan imunisasi
6. Program makanan tambahan untuk ibu dan anak tetap dilaksanakan
selama masa pandemi
7. Hasil wawancara terhadap petugas puskesmas penyakit tertinggi di
wilayah jorong tambuo yaitu penyakit hipertensi dan rematik
dikarenakan aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi
tujuan kesehatan, dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
masyarakat didapatkan bahwasanya kurangnya mengkonsumsi buah
dan sayuran serta kurangnya mengontrol makanan yang mengandung
lemak dan santan mejadi salah satu faktor yang menyebabkan
masyarakat disini banyakyang menderita penyakit hipertensi dan
masyarakat juga mengatakan jarangnya melakukan olahraga.

b. Data Objektif

1. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan masyarakat di


jorong tambuo ini menyukai makan-makanan berlemak seperti santan.
Didapatkan juga dari hasil observasi di ampera pedagang banyak
menjual lauk yang berbahan santan.
2. Data hipertensi

tekanan darah

Frequency Percent

Valid NORMAL 63 57.3

DARAH RENDAH 2 1.8

DARAH TINGGI 45 40.9

Total 110 100.0

b. Data Observasi

Lokasi diadakannya posyandu


3. Data Terhadap Bidan Desa

a. Data subjektif

1. Berdasarkan hasil wawancara terhadap bidan desa di dapatkan


bahwasanya untuk sekarang tidak ada warga yang terkonfirmasi
positif Covid 1 ataupun yang sedang melakukan Isoman.
2. Bidan desa juga mengatakan bahwasanya kesadaran masyarakat
terkait protokol kesehatan mengalami penurunan dibandingkan awal
terjadinya pandemi Covid 19, Rata–rata masyarakat di desa jorong
tambuo tidak menggunakan masker pada saat berada di luar rumah
dan masih banyak warga yang berkerumunan dengan tidak
menerapkan sosial Distancing.
3. Bidan desa juga mengatakan terkait batuk efektif sebagian masyarakat
belum memahami etika batuk yang baik dan juga masih membuang
sputum secara sembarangan.
4. Berdasarkan hasil wawancara terhadap bidan desa penyakit yang
banyak diderita masyarakat jorong tambuo yaitu penyakit hipertensi
dan penyakit rematik, bidan desa mengatakan ada beberapa
masyarakat yang datang untuk berobat dan memeriksakan diri ketika
merasa sakit kepala ataupun pundak terasa berat.

b. Data Objektif

1. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan tidak terdapatnya


poster atau spanduk terkait pandemi Covid 19 ataupun terkait protokol
kesehatan
2. Belum tersedianya wastafel atau tempat mencuci tangan di area-area
tertentu seperti area masjid yang sering didatangi oleh warga setempat
untuk melakukan sholat.
3. Masih banyak warga yang tidak menggunakan masker pada saat
berada di luar rumah
4. Pada saat dilakukannya wawancara masyarakat mengetahui terkait
protokol kesehatan tetapi tidak menerapkannya.

No Usia bayi Jumlah bayi Jenis kelamin


perempuan Laki-laki
1. 0-3 bulan 9 bayi 5 4

2. 4-8 bulan 12 bayi 9 3

3. 9-12 bulan 6 bayi 4 2

Jumlah total 27 bayi

c. Data Observasi
4. Pengkajian terhadap Ibu Kader

a. Data Subjektif

1. Berdasarkan hasil wawancara terhadap ibu kader didapatkan


bahwasannya masyarakat di desa jorong tambuo antusias mengikuti
kegiatan posyandu, namun kurang taat dalam mengikuti protokol
kesehatan pada saat kegiatan posyandu berlangsung, seperti tidak
menjaga jarak, dan juga ada beberapa masyarakat yang belum
menggunakan masker secara tepat misalnya masih melepas masker
pada saat di tengah posyandu yang sedang berlangsung. Ibu kader
juga mengatakan bahwasanya protokol kesehatan di jalankan ketika
masyarakat keluar dari wilayah jorong tambuo dan pada acara-acara
tertentu seperti penggunaan masker.
2. Ibu kader juga mengatakan selama pandemi tetap melaksanakan
posyandu balita dan ibu hamil.
3. Ibu kader mengatakan bagi lansia atau masyarakat yang tidak bisa
pergi keplayanan kesehatan atau mengikuti kegiatan posbindu maka
akan didatangi langsung oleh petugas kesehatan untuk mengecek
kesehatan pasien dan memberikan obat rutin kepada pasien yang
meminum obat rutin
4. Ibu kader juga mengatakan banyak warga jorong tambuo yang tidak
mau di vaksin dengan alasan takut, berdasarkan wawancara langsung
dengan salah satu masyarakat sebagian besar masyarakat disini belum
divaksin dikarenakan berbagai alasan salah satu nya ketakutan akan
dampak vaksin itu sendiri. Ny. A mengatakan “saya tidak ingin di
vaksin sampai keadaannya memang sudah mendesak, saya takut
divaksin karena banyak berita-berita yang saya dengar seperti ada
orang yang meninggal setelah divaksin dan ada juga yang mengalami
kelumpuhan.

b. Data Objektif

1. Berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat di jorong tambuo di


dapatkan bahwasannya tidak ditemukannya masyarakat yang
menggunakan masker pada saat berinteraksi di luar rumah. Masih
banyak ditemukan warga jorong tambuo yang berkumpul tanpa
menjaga jarak antar sesama. Sedangkan dari hasil pengamatan yang
dilakukan di kedai harian dan warung warga bahwasannya protokol
kesehatan belum sepenuhnya diikuti karena masih ada warung yang
tidak menyediakan sarana cuci tangan dan warga yang berjualan tidak
menggunakan masker.
2. Berdasarkan pengamatan di wilayah jorong tambuo didapatkan
bahwasannya di wilayah jorong tambuo ini sendiri sudah
diperbolehkannya mengadakan acara atau hajatan yang
mengumpulkan banyak warga tetapi dari hasil pengamatan kami
diperoleh bahwasannya warga yang datang tidak menggunakan
masker dan tidak menerapkan protokol kesehatan dan bagi pihak
penyelenggara acara tidak menyediakan sarana cuci tangan.

c.Data Observasi
B. Analisis Data

No Data Masalah
1. Data Angket Perilaku
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat Kesehatan
dilihat bahwa distribusi frekuensi penduduk dijorong Cenderung
tambuo terkait PHBS yang berjumlah 110 Kepala Beresiko
Keluarga didapatkan nilai yang kurang baik dengan
persentase 30,9% yang artinya perilaku PHBS di
jorong tambuo belum baik sehingga diperlukannya
edukasi lebih lanjut terkait PHBS dan Penkes.

Data Subjektif
 Wawancara terhadap wali jorong tambuo
Hasil data wawancara dengan bapak wali jorong
tambuo, didapatkan bahwa ada sebagian masyarakat
yang mau mengikuti dan ada juga sebagian
masyarakat yang belum mau mengikuti
peraturan/himbauan terkait protokol kesehatan yang
telah dihimbaukan wali jorong. Bapak wali jorong
juga mengatakan setelah new normal kesadaran
masyarakat terhadap peraturan pemerintah mulai
berkurang, terutama terkait penggunaan masker.

 Wawancara terhadap petugas puskesmas


Hasil dari wawancara dengan Petugas Puskesmas
didapatkan bahwasanya selama posyandu
berlangsung ada sebagian masyarakat yang tidak
mengenakan masker selama kegiatan posyandu
berlangsung.

 Wawancara terhadap Bidan Desa


Berdasarkan hasil wawancara Bidan desa didapatkan
bahwasanya kesadaran masyarakat terkait protokol
kesehatan mengalami penurunan dibandingkan awal
terjadinya pandemi Covid 19, Rata–rata masyarakat
di desa jorong tambuo tidak menggunakan masker
pada saat berada di luar rumah dan masih banyak
warga yang berkerumunan dengan tidak menerapkan
sosial Distancing. Bidan desa juga mengatakan
terkait batuk efektif sebagian masyarakat belum
memahami etika batuk yang baik dan juga masih
membuang sputum secara sembarangan.

 Wawancara terhadap Ibu Kader


Berdasarkan hasil wawancara terhadap ibu kader
didapatkan bahwasannya masyarakat di desa jorong
tambuo antusias mengikuti kegiatan posyandu,
namun kurang taat dalam mengikuti protokol
kesehatan pada saat kegiatan posyandu berlangsung,
seperti tidak menjaga jarak, dan juga ada beberapa
masyarakat yang belum menggunakan masker secara
tepat misalnya masih melepas masker pada saat di
tengah posyandu yang sedang berlangsung. Ibu
kader juga mengatakan bahwasanya protokol
kesehatan di jalankan ketika masyarakat keluar dari
wilayah jorong tambuo dan pada acara-acara tertentu
seperti penggunaan masker.

Data Objektif
 Dari hasil observasi didapatkan, bahwasanya
masyarakat di wilayah jorong tambuo tidak
memakai masker
 Banyak masyarakat yang tidak menerapkan
protokol kesehatan
 Masyarakat tidak mematuhi sosial distancing,
masih banyak warga yang berkumpul tanpa
menjaga jarak
 Tidak ditemukannya poster terkait PROKES
 Ada sebagian warga yang belum menerapkan etika
batuk efektif, dapat dilihat dari warga yang
membuang ludah/sputum secara sembarangan, dan
tidak menutup mulut saat batuk.

Hasil Observasi

2  Data angket
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan Manajamen
terdapat jumlah penderita hipertensi dengan kesehatan
persentase 46.0% di jorong tambuo, yang artinya tidak efektif
persentase hipertensi di jorong tambuo cukup tinggi
dengan rentan usia 45-55 tahun, sehingga diperlukan
edukasi dan implemntasi lebih lanjut terkait
hipertensi

 Wawancara terhadap petugas puskesmas


Hasil wawancara terhadap petugas puskesmas
penyakit tertinggi di wilayah jorong tambuo yaitu
penyakit hipertensi dikarenakan aktivitas hidup
sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan, dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
masyarakat didapatkan bahwasanya kurangnya
mengkonsumsi buah dan sayuran serta kurangnya
mengontrol makanan yang mengandung lemak dan
santan mejadi salah satu faktor yang menyebabkan
masyarakat disini banyakyang menderita penyakit
hipertensi dan masyarakat juga mengatakan
jarangnya melakukan olahraga.

 Wawancara terhadap bidan desa


Berdasarkan hasil wawancara terhadap bidan desa
penyakit yang banyak diderita masyarakat jorong
tambuo yaitu penyakit hipertensi dan penyakit
rematik, bidan desa mengatakan ada beberapa
masyarakat yang datang untuk berobat dan
memeriksakan diri ketika merasa sakit kepala
ataupun pundak terasa berat.

 Data Objektif
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
masyarakat di jorong tambuo ini menyukai makan-
makanan berlemak seperti santan. Didapatkan juga
dari hasil observasi di ampera pedagang banyak
menjual lauk yang berbahan santan.

 Data Observasi
Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Terkait PHBS, Hipertensi Dan Imunisasi
1. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

5,7%

15,4% 7,4%

12,2%

30,9%

13,5%

14,9%

Diagram 1 frekuensi berdasarkan usia

Berdasarkan diagram 1 diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi penduduk dijorong tambuo berdasarkan tingkat usia yang
berjumlah 475 Orang dari 110 Kepala Keluarga didapatkan 30,9% berada
pada usia dewasa akhir, hal ini dapat beresiko untuk masalah kesehatan dan
penurunan prokduktivitas yang berhubungan dengan faktor usia
2. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

2,7%

97,3%

Diagram 2 frekuensi berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan diagram 2 diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi penduduk dijorong tambuo berdasarkan jenis kelamin yang
berjumlah 110 Kepala Keluarga didapatkan 97,3% adalah berjenis kelamin
laki-laki dan 2,7% lainnya adalah berjenis kelamin perempuan
3. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

4,5%

3,6%

91,8%

Diagram 3 frekuensi berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan diagram 3 diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi penduduk dijorong tambuo berdasarkan pekerjaan dengan jumlah
110 Kepala Keluarga didapatkan 91,8% bekerja sebagai petani, hal ini dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap tentang masalah kesehatan
4. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

4,5%

9,1%

10,9%

75,5%

Diagram 4 frekuensi berdasarkan pendidikan

Berdasarkan diagram 4 diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi penduduk dijorong tambuo berdasarkan pendidikan dengan
jumlah 110 Kepala Keluarga didapatkan 75,5% dengan pendidikan
Sekolah Dasar, hal ini dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
dan sikap tentang masalah kesehatan
5. Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terkait PHBS

4,5%

25,5%

70,0%

Diagram 5 frekuensi berdasarkan pengetahuan terkait PHBS

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi penduduk dijorong tambuo tentang pengetahuan terkait PHBS
yang berjumlah 110 Kepala Keluarga didapatkan 70,0% berpengetahuan
tinggi
6. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Terkait PHBS

3,6%

10,9%

85,5%

Diagram 6 frekuensi berdasarkan sikap terkait PHBS

Berdasarkan diagram 6 diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi penduduk dijorong tambuo tentang sikap terkait PHBS yang
berjumlah 110 Kepala Keluarga didapatkan nilai yang baik dengan
persentase 85,5%
7. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Prilaku Terkait PHBS

4,5%

30,9%

64,5%

Diagram 7 frekuensi berdasarkan perilaku terkait PHBS

Berdasarkan diagram7 diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi penduduk dijorong tambuo tentang perilaku terkait PHBS yang
berjumlah 110 Kepala Keluarga didapatkan nilai yang baik dengan
persentase 64,5%
KETERANGAN :

Pengetahun Terkait PHBS

P1 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dilakukan atas
kesadaran anggota keluarga dapat menolong dirinya dibidang kesehatan

P2 New normal merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas seperti
biasa namun tetap menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi covid 19

P3
Indikator new normal saat pandemi covid 19 yaitu agar tidak menambah penularan

P4 Upaya perlindungan yang bisa di lakukan adalah disiplin 3 M, yaitu : memakai


masker, menjaga jarak dan mencuci tangan

P5 Mencuci tangan dengan baik dan benar ada 6 langkah. Pertama, gosok kedua telapak
tangan, gosok punggung tangan, gosok telapak dan sela jari, dua tangan kuncikan, ibu
jari kiri gosok memutar, dan ujung jari putarkan

P6 Desinfektan dapat digunakan untuk menyemprotkan barang-barang pribadi sebelum


masuk rumah

P7 Saat pandemi covid 19 jika melakukan aktivitas dari luar rumah, mandi dan berganti
pakaian sebelum menyentuh anggota keluarga dan benda-benda yang ada dirumah

P8 Social Distancing saat menggunakan transportasi umum

P9 Masker medis diganti setelah 4jam pemakaian

P1 Saat pandemi covid 19 tidak melakukan berjabat tangan dengan orang lain
0

P1 Etika batuk dan bersin yang benar yaitu menutup mulut dan hidung dengan tisu atau
1 dengan siku lengan
P1 Dalam kondisi tidak sehat hubungi tenaga medis atau tim gugus covid 19
2

Sikap Terkait PHBS

P1 Untuk menjalan aktivitas diluar rumah dimasa new normal selalu menerapkan
protokol kesehatan.

P2 Sebisa mungkin tidak melakukan aktivitas diluar rumah kecuali sangat mendesak
untuk tidak menambah penularan

P3 Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak adalah upaya yang dapat
dilakukan untuk melindungi diri dari COVID 19

P4 Sebelum masuk rumah dengan menyemprotkan desinfektan pada barang-barang


pribadi bertujuan untuk mencegah penularan covid 19

P5 Saat pulang dari aktivitas diluar, tidak kontak langsung dengan anggota keluarga
dan menyentuh barang-barang yang ada dirumah sebelum mandi dan berganti
pakaian

P6 Mencuci tangan dengan handsanitizer saat menggunakan transportasi umum

P7 Menggunakan masker saat keluar rumah

P8 Menghindari berjabat tangan

P9 Terapkan etika batuk dan bersin yang benar

P10 Jika mengalami penurunan kesehatan akan segera menghubungi tenaga medis
atau tim gugus petugas covid 19

Prilaku Terkait PHBS

P1 Saya melakukan aktivitas diluar rumah dengan menerap protokol kesehatan


P2 Saya tidak melakukan aktivitas diluar rumah kecuali hal-hal yang mendesak

P3 Saatbepergian keluar rumah saat menerapkan 3 M, yaitu, memakai masker, mencuci


tangan, dan menjaga jarak

P4 Saya menghindari kerumunan

P5 Saya mencuci tangan 6 langkah dengan baik dan benar

P6 Saat pulang dari aktivitas diluar saya menyemprotkan disinfektan pada barang-
barang pribadi sebelum masuk rumah

P7 Saya mandi dan menganti pakaian terlebih dahulu sebelum kontak langsung dengan
anggota keluarga dan menyentuh barang-barang yang ada dirumah

P8 Saya mencuci tangan menggunakan handsanitizer saat menggunakan transportasi


umum

P9 Saya menghindari berjabat tangan saat melakukan aktivitas diluar

P1 Ketika batuk saya menerapkan etika yang benar, yaitu ; tutup hidung dan mulut
0 dengan tisu atau dengan siku lengan

P11 Ketika saya mengalami penurunan kesehatan saya akan menghubungi tenaga medis
atau petugas covid 19
8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terkait Hipertensi

4,5%
%

16,4%

79,1%

Diagram 8 terkait hipertensi

Berdasarkan diagram 8 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan


masyarakat di jorong tambuo terkait penyakithipertensi tergolong tinggi
dengan persentase 79,1%.

Ket :

P1 = Hipertensi disebut juga sebagai apa


P2 = Berapa tekanan darah normal?
P3 = Penyakit darah tinggi merupakan penyakit keturunan?
P4 = Semakin bertambah umur, tekanan darh semakin bertambah?
P5 = Penyakit darah tinggi terjadi pada umur?
P6 = Yang merupakan gejala tinggi adalah?
P7 = Apa faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah?
P8 = Kapan harus menimbun obat hipertensi?
P9 = Berikut ini makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi?
P10 = Kelebihan berat badan dapat menyebabkan darah ti
9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan SikapHipertensi

4,5%

13,6%

81,8

Diagram 9 terkait sikap hipertensi

Berdasarkan diagram 9 di atas dapat dilihat bahwa sikap masyarakat di


jorong tambuo terkait penyakit hipertensi tergolong tinggi dengan persentase
81,8%.

Keterangan :

P1 = Bila kepala pusing dan kuduk terasa berat saya selalu memeriksakan
kepelayanan kesehatan
P2 = Ketika darah tinggi saya selalu memerikasa tekanan darah dan
mengontrol pola makan secara teratur
P3 = Ketika saya kurang istirahat dan banyak pikiran dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi
P4 = Penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan olahraga ringan
jogging dan senam
P5 = Penderita hipertensi harus mengurangi konsumsi
P6 = Menurunkan berat badan dapat mengurangi resiko tekanan darah
tinggi
P7 = Mengkonsumsi makanan seperti daging dapat meningkatkan tekanan
darah tinggi
P8 = Kebiasaan merokok dapat menyebabkan resiko darah tinggi
P9 = Tekadan darah tinggi yang tidak diobati dapat menyebabkan stroke
dan penyakit jantung
10. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Terkait Hipertensi

DISTRIBUSI FREKUENSI PERILAKU MASYARAKAT TENTANG HIPERTENSI


KADANG-
KADANG
15%

SERING
10%

SELALU
75%

Berdasarkan Tabel Distribusi Frekuensi dan diagram di atas, maka


perilaku masyarakat tentang hipertensi dapat dikatagorikan Amat Baik
Keterangan
P1 : Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap bulannya
P2 : Saya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti daging dan gorengan
P3 : Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap hari
P4 : Saya selalu meminum obat anti hipertensi secara teratur jika tekanan darah tinggi
P5 : Saya selalu meluangkan waktu untuk istirahat walaupun pekerjaan menumpuk
P6 : Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol tekanan darah
P7 : Saya tidak mengkonsumsi minuman-minuman keras bila sedang mempunyai masalah yang berat
ataupun tidak mempunyai masalah
P8 : Saya mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi ketika
tekanan ddarah tinggi saya kambuh
P9 : Saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah mengerjakan pekerjaan yang berat
P10 : Saya akan mengontrol emosi saya jika sedang marah/banyak pikiran

11. Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terkait Imunisasi

7,4%

92,6%

Diagram 11 frekuensi berdasarkan pengetahuan terkait Imunisasi


Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa distribusi
frekuensi balita dijorong tambuo tentang pengetahuan terkait Imunisasi
yang berjumlah 110 Kepala Keluarga dan didapatkan 27 yang mempunyai
balita tergolong berpengetahuan tinggi dengan persentase 92,6%

12. Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Terkait Imunisasi

3,7%

14,8%

81,5%

Diagram 12 frekuensi berdasarkan sikap terkait Imunisasi

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi balita dijorong tambuo tentang sikap terkait Imunisasi yang
berjumlah 110 Kepala Keluarga dan didapatkan 27 yang mempunyai balita
tergolong mempunyai sikap yang baik dengan persentase 81,5%

13 Diagram Distribusi Frekuensi Berdasarkan Prilaku Terkait Imunisasi

3,7%

7,4%

88,9%
Diagram frekuensi berdasarkan perilaku terkait Imunisasi

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa distribusi


frekuensi balita dijorong tambuo tentang prilaku terkait Imunisasi yang
berjumlah 110 Kepala Keluarga dan didapatkan 27 yang mempunyai
balita tergolong mempunyai prilaku yang baik dengan persentase 88,9%

KETERANGAN :

Pengetahun Terkait Imunisasi

P1 Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseoarng secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan

P2 Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau kekebalan anak secara
individu

P3 Sasaran imunisasi yaitu bayi, Batita, anak usia SD kelas 1, 2, 3, dan wanita usia
subur.

P4 BCG. DPT, POLIO, Campak, Hepatitis B termasuk jenis imunisasi lengkap pada
anak

P5 Imunisasi Hepatitis B pertama kali diberikan pada bayi baru lahir setelah 12 jam

P6 Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC

P7 Imunisasi yang diberikan kepada bayi ada 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi dasar
dan imunisasi anjuran

Imunisasi dimasyarakat diberikan diposyandu


P8

Imunisasi DPT hanya diberikan 1 kali


P9

P1 Imunisasi POLIO dapat mencegah kelumpuhan


0

P1 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu, diphteri, pertussis, tetanus,
1 tuberculosis, hepatitis b dan campak.

Sikap Terkait Imunisasi

P1 Pemberian imunisasi dilakukan pada bayi usia 0-11 bulan saja

P2 Prinsip dalam pemberian imunisasi adalah tepat sasaran, tepat dosis, tepat cara, dan
tepat waktu.
P3 Setiap sasaran yang datang ke tempat pelayanan imunisasi, sebaiknya diperiksa
sebelum diberikan pelayanan imunisasi. Tentukan usia dan status imunisasi terdahulu
sebelum diputuskan vaksin mana yang akan diberikan

P4 Pemberian imunisasi boleh dilakukan disetiap tempat pelayanan kesehatan

P5 Vaksin BCG, Polio, dan HB diberikan pada bayi usia 0-2 bulan

P6 Setelah pemberian imunisasi dilakukan pencatatan setiap bulan dilaporkan ke


Puskesmas tempat UPS berada

P7 Imunisasi hepatitis B dapat mencegah penyakit hepatitis B

P8 Pendidikan tentang imunisasi jika diberikan oleh petugas kesehatan dapat menambah
ilmu pengetahuan anda.

P9 Agar jadwal 1 tahun imunisasi teratur dan tepat waktu ibu diberikan kartu imunisasi

Prilaku Terkait PHBS

P1 Ibu membawa imunisasi kepada anak ibu sesuai jadwal yang telah ditetapkan

P2 Apakah ibu pernah mengajak tetangga untuk melakukan imunisasi pada anak nya

P3 Ibu tetap akan mengulang imunisasi pada anak walaupun pada imunisasi sebelumnya
terjadi efek samping pada anak

P4 Ibu mendapatkan informasi tentang imunisasi pada anak dari petugas kesehatan dan
tetangga

P5 Ibu memberikan obat penurun panas pada bayi setelah imunisasi

P6 ibu tetap membawa anak imunisasi saat anak demam tinggi


LUARAN UTAMA LUARAN INTERVENSI UTAMA INTERVENSI
TAMBAHAN DUKUNGAN
DIAGNOSIS Perilaku Kesehatan Perilaku Kesehatan 1. Manajamen kesehatan 1. Promosi Perilaku Upaya 1. Bimbingan sistem
Cendrung Beresiko (L.12107) (Hal.88) (L.121004) (Hal. 62) kesehatan (1.12472) kesehatan
(D.0099) (Hal. 216) 2. Manajamen kesehatan (Hal.380) (1.12360( (Hal. 19)
keluarga (L.12105) 2. Konseling
Psikologis
KATEGORI (Hal.63)
3. Pemeliharaan
kesehatan (L.12106)
SUB
Integritas Ego (Hal.72)
KATEGORI
Definisi Hambatan Kemampuan dalam 1. kemampuan mengatur 1. meningkatkan perubahan 1. Mengidentifikasi dan
kemampuan dalam mengubah gaya dan mengintegrasikan perilaku penderita atau mengembangkan
merubah gaya hidup/ hidup / perilaku penanganan masalah klien agar memiliki kemampuan untuk
kesehatan dalam kemauan dan
perilaku untuk untuk memperbaiki mengatasi masalah
kehidupan sehari-hari kemampuan yang
memperbaiki status status kesehetan untuk mencapai status kondusif bagi kesehatan kesehatan
kesehatan kesehatan optimal secara menyeluruh baik 2. Memberikan
2. kemampuan bagi lingkungan maupun bimbingan untuk
menangani masalah masayarakat sekitarnya meningkatkan atau
kesehatan keluarga mendukung
secara optimal untuk penangan, pemecahan
memulihkan kondisi
masalah dan
kesehatan anggota
keluarga hubungan
3. kemampuan interpersonal
mengidentifikasi,
mengelola, dan / atau
menemukan bantuan
untuk
mempertahankan
kesehatan
Penyebab : Ekspetasi : membaik Ekspetasi : meningkat Tindakan Tindakan
1. Kurang KH : KH : Observasi : Observasi:
terpaparnya 1. Penerimaan 1. Menunjukkan 1. Identifikasi perilaku 1. Identifikais masalah
informasi terhadap perilaku adaptif upaya kesehatan yang kesehatan individu
2. ketidakadekuatan perubahan status 2. Menunjukkan dapat ditingkatkan 2. Identifikasi inisiatif
dukungan sosial kesehatan pemahaman perilaku individu
3. self efficacy yang 2. Kemampuan sehat Teraupetik
rendah melakukan 3. Kemampuan 1. Memberikan lingkungan Teraupetik
4. status sosio- tindakan menjalankan yang mendukung1. fasilitasi pemenuhan
ekonomi rendah pencegahan perilaku sehat kesehatan kebutuhan kesehatan
5. stressos masalah 4. Menunjukkan minat 2.Orientasi pelayanan
2. fasilitasi pemenuhan
berlebihan kesehatan meningkatkan kesehatan yang dapat kebutuhan kesehatan
6. sikap negativ 3. Kemampuan perilaku sehat dimanfaatkan mandiri
terhadap peningkatan 5. Memiliki sistem 3. libatkan teman untuk
pelayanan kesehatan pendukung Edukasi membimbing pemenuhan
kesehatan 4. Pencapaian 1. Anjurkan menggunakan kebutuhan kesehatan
7. pemilihan gaya pengendalian air bersih
hidup tidak sehat kesehatan 2. Menganjurkan cuci Edukasi :
tangan dengan air bersih 1. bimbing untuk
Gejala dan tanda dan sabun bertanggung jawab
mayor subjektif 3. Menggunakan jamban mengidentifikasi dan
( tidak tersedia) sehat mengembangkan
kemampuan kesehatan
Objektif : secara mandiri.
1. Menunjukkan
penolakan
terhadap
peruabahn status
kesehatan
2. Gagal melakukan
tindakan
pencegahan
maslaah
kesehatan
3. Menunjukkan
upaya
peningkatan
status kesehatan
yang minimal
LUARAN LUARAN INTERVENSI UTAMA INTERVENSI
UTAMA TAMBAHAN DUKUNGAN
DIAGNOSIS Manajemen kesehatan Manajemen 1.Edukasi kesehatan 1. Edukasi latiahn fisik
tidak efektif (D.0116) Kesehatan 1. Pemeliharaan (1.12383) (Hal.65) (1.12389( (Hal. 68)
(Hal. 256) (L.12104) (Hal.64) kesehatan (L.12106) 3. Konseling
(Hal.72)
Psikologis
KATEGORI 2. Tingkat pengetahuan
(L.12111) (Hal.146)

SUB
Integritas Ego
KATEGORI
Definisi Pola pengaturan dan Kemampuan 1. Kemampuan 1. Mengajarkan 1.mengajarkan aktivitas
pengintegrasian mengatur dan mengidentifikasi, pengelolaan faktor fisik reguler untuk
penanganan masalah mengintegrasikan mengelola dan atau resiko penyakit dan mempertahankan
menemuklan perilaku hidup bersih
kesehatan dalam penanganan atau meningkatkan
bantuan untuk serta sehat
kebiasaan hidup sehari masalah kesehatan mempertahankan kebugaran kesehatan
hari tidak memuskan dalam kehidupan kesehatan
untuk mencapai status sehari hari untuk 2. Kecukupan
kesehatan yang mencapai status informasi kognitif
diharapkan kesehatn optimal yang berkaitan
dengan tpik tertentu

Penyebab : Ekspetasi : Ekspetasi : meningkat Tindakan Tindakan


1. kompleksitas sistem meningkat KH : Observasi : Observasi:
pelayanan kesehatan KH : 1. menunjukkan 1. identifikasi kesiapan 1.identifikasi kesiappan
2. kompleksitas 1. melakukan perilaku adaptif dan kemampuan dan kemapuan
program tindakan untuk 2. menunjukkan menerima informasi menerima informasi
mengurangi pemahaman 2. identifikasi faktor
perawatan/pengobat
faktor resiko perilaku sehat faktor yang dapat
an 3. kemampuan meningkatkan dan Teraupetik
2. menerapkan
3. konflik pengambilan program menjalankan menurunkan 1. sediakan materi dan
keputusan perawatan perilaku sehat motivasi perilaku media pendidikan
4. kurang terpapar 3. aktivitas hidup 4. perilaku mencari hidup bersih dan kesehatan
sehari hari bantuan sehat 2. jadwalkan
informasi
efektif menunjukkan minat Teraupetik pendidikan kesehatan
5. kesulitan ekonomi sesai kesepakatan
memenuhi 5. meningkatkan 1. sediakan materi dan
6. tuntutan berlebih 3. beriakn kesempatan
tujuan perilaku sehat media pendidikan
7. konflik keluarga 6. memiliki sistem kesehatan untuk bertanya
kesehatan
8. ketidakefektifan pendukung 2. jadwalkan
pola perawatan pendidikan Edukasi :
kesehatan keluarga kesehatan sesuai 1. jelaskan manfaat
9. ketidak cukupan kesepakatan kesehatan dan efek
petunjuk untuk 3. berikan kesempatan fisiologis warga
untuk bertanya 2. jelaskan jenis latihan
bertindak
Edukasi yang sesuai dengan
10. kekurangan 1. Jelaskan faktor kondisi kesehatan
dukungan sosial resiko yang dapat 3. jelaskan frekwensi,
mempengaruhi durasi, dan
Gejala dan tanda mayor kesehatan intensitas program
subjektif 2. Ajarkan perilaku latihan yang
1. mengungkapkan hidup bersih dan diinginkan
kesulitan dalam sehat 4. ajarkan latihan
menjalankann 3. Ajarkan strategi pemanasan dan
program yang dapat pendinginan yang
perawatan/pengobat digunakan untuk tepat
meningkatkan 5. ajarkan teknik
an
perilaku hidup menghindari cedera
Objektif : bersih dan sehat saat berolahraga
1. gagal melakukan 6. ajarkan tehnik
tindakan untuk pernapasan yang
mengurangi faktor tepat untuk
resiko memaksimalkan
2. gagal menerapkan penyerapan oksigen
selama latihan fisik
program
perawatan/pengobat
an dalam kehidupan
sehari hari
3. aktivitas hidup
sehari hari tidak
efektif untuk
memenuhi
kebutuhan tujuan
kesehatan

POA (PLANNING OF ACTION)


Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Tempat P.J Alokasi Dana
Kesehatan
Perilaku Dalam satu minggu a.memberikan Masyarakat Jorong
Kesehatan masyarakat penyuluhan jorong Tambuo
Cendrung a. Tujuan umum tentang langkah- tambuo
Beresiko  Kemampuan langkah mencuci tilalang Mahasiswa
dalam mengubah tangan yang baik kamang
gaya hidup atau dan benar
perilaku untuk b.memberikan
memperbaiki penyukuhan
status kesehatan tentang
b. Tujuan Khusus penggunaan
 Meningkatkan masker yang
pengetahuan benar
terkait protokol c.memberikan
kesehatan penyuluhan
 Meningkatkan tentang etika
pengetahuan batuk yang benar
tentang mencuci
tangan 6 langkah
yang baik dan
benar
 Meningkatkan
pengetahuan
tentang
penggunaan
masker yang benar
 Meningkatkan
pengetahuan etika
batuk yang benar

Manajamen Dalam waktu 2 kali a.memberikan Masyarakat Jorong


kesehatan tidak seminggu warga jorong penyuluhan jorong tambuo
efektif tambuo : terkait hipertensi tambuo mahasiswa
a. Tujuan umum b. memberikan tilatang
 Meningkatkan senam hipertensi kamang
kesadaran
masyarakat
tentang
pentingnya
olahraga secara
rutin
b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan
minat masyarakat
untuk melakukan
senam hipertensi
untuk mengontrol
tekanan darah
 Meningkatkan
kesadaran
masyarakat terkait
gaya hidup dan
pola makan
 Meningkatkan
kesadaran
masyarajat terkait
pentingnya
mengontrol
tekanan darah

Anda mungkin juga menyukai