Anda di halaman 1dari 7

DESAIN PELATIHAN PROGRAM GENERASI BERENCANA

(PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN)


DI DESA TAMAN SARI KABUPATEN PESAWARAN

Dosen Pengampu: Tansri Adzlansyah, M. Psi., Psikolog

Disusun Oleh:
Muhammad Ilham Fu’adi
NPM. 18030012

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
LAMPUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Perkawinan anak di Provinsi Lampung sekalipun secara umum lebih rendah dari tingkat
nasional, akan tetapi masih termasuk tinggi dan terindikasi justru mengalami peningkatan
dalam beberapa tahun terakhir. Pada masa pandemi Covid-19 jumlah pernikahan usia anak
makin meningkat. Penyebab meningkatnya angka perkawinan anak pada masa pandemi tidak
jauh berbeda dengan penyebab perkawinan anak pada kondisi normal. Perkawinan anak tetap
dilakukan oleh kelompok miskin dan kurang berpendidikan. Kondisi kesejahteraan yang terus
menurun ini telah memaksa orang tua membiarkan anaknya menikah. Penutupan sekolah
ketika situasi ekonomi memburuk juga membuat banyak anak dianggap sebagai beban keluarga
yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi. Terbukti data Kementerian Agama
Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2020 adanya 20.509.00 remaja di Provinsi
Lampung yang menikah diusia 19-20 tahun. Kabupaten Pesawaran menjadi salah satu wilayah
yang memiliki kasus pernikahan anak sebanyak 1.043 orang dengan 652 orang (katagori
wanita) dan 391 orang (katagori laki-laki). Melihat fenomana ini nyatanya pelaksanaan
Program GenRe yang dicanangkan BKKBN melalui PIK Remaja masih banyak mengalami
kendala pada sasarannya, yaitu remaja. Dengan kasus di atas yang melibatkan para remaja,
bahwa Program GenRe belum dapat tersosialisasikan dengan baik. Salah satu yang menjadi
kendala ialah yang mendapat edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja ialah hanya
siswa/mahasiswa yang tergabung dalam PIK Remaja sedangkan yang tidak tergabung dalam
PIK Remaja kurang mendapat edukasi bahkan tidak sama sekali, kurangnya sosialisasi terkait
Program GenRe baik di media sosial dan media promosi lainnya dan masih banyaknya remaja
yang belum mengetahui pentingnya kesehatan reproduksi. Berasarkan uraian diatas Saya
tertarik untuk menyusun program pelatihan dengan judul “Pelatihan Program GenRe
(Pendewasaan Usia Perkawinan) Bagi Karang Taruna Desa Taman Sari Kabupaten Pesawaran
– Lampung”.

TUJUAN DAN MANFAAT PENYUSUNAN MAKALAH

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan ini adalah untuk mengembangkan sikap
sehingga dapat menimbulkan kemauan kesadaran terhadap remaja agar dapat merencanakan
kehidupan yang matang serta tidak menikah pada usia anak. Adapun manfaat dari pelatihan ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi, pemahaman dan menumbuhkan kesadaran terhadap
remaja agar dapat merencanakan kehidupan yang matang serta tidak menikah pada usia
anak.
2. Menghasilkan penyusunan modul yang dapat diterapkan bagi organisasi dalam
menyelenggarakan kegiatan pelatihan program GenRe.
SASARAN DAN RUANG LINGKUP

Sasaran dari penyusunan model desain pelatihan ini adalah Peserta dalam pelatihan ini
merupakan remaja Karang Taruna Desa Taman Sari Kabupaten Pesawaran – Lampung.
Pedoman ini mempunyai lingkup bahasan sebagai berikut :
1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, sasaran, lingkup bahasan, dan manfaat).
2. Modul dalam manajemen pelatihan.
3. Pola pikir dalam menyusun modul.
4. Penyusunan modul pelatihan berorientasi pembelajaran.

MANFAAT PENYUSUNAN MAKALAH

1. Bagi penyelenggara pelatihan Dapat menyusun dan mengembangkan modul pelatihan


secara benar, mudah dan praktis.
2. Bagi fasilitator/ pelatih Adanya acuan yang jelas dalam memfasilitasi proses
pembelajaran sehingga materi pembelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tujuan
pelatihan.
3. Bagi peserta latih Secara tidak langsung mendapat jaminan mengikuti pelatihan yang
terencana dengan baik.
BAB II

PEMBAHASAN

Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pelatihan ADDIE. Beberapa hal
yang harus dipertimbangkan dalam tahap desain pelatihan ini yaitu : Merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMART (Spesifik, Measurable, Applicable, Realistic dan Time Scale).

1. Specific yang artinya tujuan yang hendak dicapai haruslah jelas, utuh dan merupakan
rangkuman dari sekian kondisi. Misal, tujuannya yaitu agar dapat meningkatkan jumlah
para wirausaha yang baik.
2. Measurable yang artinya program yang kita susun haruslah memiliki ukuran yang jelas
terhadap hasil atau pencapaiannya. Misal, tujuannya yaitu agar mewujudkan
kemampuan para wirausaha untuk menghasilkan kesejahteraan masyarakat.
3. Applicable yang artinya kelayakan rasional dari tujuannya yang berkaitan dengan
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan atau program. Misal,
Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kewirausahaan dikalang masyarakat.
4. Realistic yang artinya tujuan yang telah kita patok tidak akan menyimpang dari keadaan
diri kita. Misal, menumbuhkembangan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat.
5. Time Scale yang artinya jenjang waktu dalam pencapaian tujuan yang kita susun. Misal,
meningkatkan kedisiplinan, mandiri, tekun dan jujur.

KERANGKA MODEL DESAIN PELATIHAN


Dalam merencanakan sebuah pelatihan hal yang terpenting yang sesuai harus dilakukan
adalah kebutuhan dilakukannya pelatihan tersebut dan permasalahan berkaitan dengan
Pelatihan pendidikan itu dilakukan baik itu maksud dan tujuan pelaksanaan pelatihan
tersebut.rencana sebuah pelatihan yang harus diperhatikan adalah :

1. Latar Belakang atau alasan dilakukannya pelatihan


2. Tujuan dan maksud yang ingin dicapai
3. Sasaran dan memfaat dari Dilaksanakan Pelatihan
4. waktu Pelaksanaan
5. Peserta
6. Methode Pelatihan
7. Instrument Alat Evaluasi

Untuk mengimplementasikan pelaksanaan kegiatan Pelatihan yang harus dilakukan adalah


penyusunan kerangka kurikulum pelatihan dan modul pelatihan. kurikulum pelatihan
merupakan rangkaian isi rencana dari sebuah kegiatan pelatihan dengan rincian materi yang
akan disampaikan dan modul pelatihan sebagai bahan informasi atau materi dari rincian isi dari
kurikulum yang sudah dibuat oleh fasilitator atau nara sumber. Dan terpenting dari perencanaan
sebuah pelatihan tersebut jika kita uraikan dari penjelasan diatas adalah :
Kebutuhan Pelatihan (Pelatihan adalah penilaian kebutuhan. Ini mirip dengan langkah pertama
dalam metode ilmiah di mana kita mendefinisikan masalah. Dalam pelatihan, seperti dalam
metode ilmiah). Penilaian kebutuhan adalah proses sistematis yang kita gunakan untuk
mengumpulkan data yang sesuai ketat untuk menentukan masalah yang tepat dan apakah atau
tidak pelatihan adalah memperbaiki yang baik. Jika pelatihan adalah solusi yang baik untuk
masalah tertentu, kebutuhan penilaian kami kemudian melibatkan menentukan kebutuhan
pelatihan khusus.

Tujuan adalah pernyataan bahwa peserta pelatihan mampu melakukan setelah


selesainya pelatihan sesuai pekerjaan spesifik dan perilaku yang akan dilakukan. Dengan kata
lain, verba tindakan. Kita katakan bahwa trainee kita akan mampu "menjelaskan" untuk peserta
bahwa mereka mampu untuk mengimplementasikan. Rencana Pelatihan mengambarkan
rincian dari rencana pelatihan dari kapan dilaksanakan,tempat pelatihan serta siapa yang akan
memyampaikan materi pelatihan. Rencana Pelajaran merupakan instruksi dari rencana
pelatihan itu yang secara rinci setiap materi yang akan disampaikan berdasarkan sub kegiatan
dari pelatihan tersebut Tranier to Tranining sebelum dilakukan pelaksanaan pelatihan, maka
perlu dilakukan TOT sehingga pemahaman terhadap materi pelatihan lebih konkrit dan jelas.
Setelah kita mengambarkan semua kegiatan tersebut barulah kita melakukan selanjutnya
menyusun rencana anggaran biaya pelatihan dan langkah langkah pelaksanaan pelatihan seperti
menyusun kurikulum pelatihan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Dari Kerangka desain dan penyusunan kurikulum pelatihan ini dapat
memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pelatihan yang akan dilakukan dilapangan dalam
merancang dan mendasain sebuah pelatihan. Perencanaan pelatihan yang baik akan
menunjukkan kualitas dari sebuah perencanaan kegiatan program Model dan desain pelatihan
yang disusun baik tentu akan secara jelas dan terinci setiap tahapan sebuah pelatihan.

Saran
Makalah dan metode yang membahas tentang Model Pelatihan ADDIE ini dapat
digunakan sebagai salah satu referensi dalam pelatihan, sehingga dapat membantu
berlangsungnya belajar mengajar. Walaupun pembahasan yang disusunn belum memenuhi
kriteria akan tetapi sedikitnya bisa menjadi gambaran.
DAFTAR PUSTAKA

Bray,Tony.2009.Training design Mnual : complete practical guide to creating effective and


suceesful traing program,Kogan Page London
Hudson,B, 2008, Didactical Design Research,Routledge New York
Van den Akker,J,et al ,2006 , Introducing Educational Design Research,Rouledge,New York
Soebagio Atmodiwirio,2002 Manajemen Pelatihan,ardadirya Jaya,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai