Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

BENTUK SEL DAN PLASTIDA

Di susun oleh :

Robiatun Masripah

NIM : D1A200181

3C Reguler Sore

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi Farmasi

Universitas Al-Ghifari
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup.Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar
reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.

Sel tumbuhan adalah kelompok sel eukariotik, sel eukariotik yaitu kelompok sel yang
mempunyai materi genetik (DNA) yang dibaluti atau dibungkus oleh membran. Sel tumbuhan
mempunyai struktur yang khas dibandingkan dengan sel eukariotik lain. Perbedaan yang paling
mendasar yaitu bentuk sel tumbuhan yang kaku. Bentuk ini didapatkan dari dinding sel yang
berada paling luar di sel tumbuhan. Dinding sel tersusun atas senyawa selulosa, pektin,
hemiselulosa, dan lignin yang akan menguatkan struktur tumbuhan.

Plastida adalah organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan berdeferensiasi
menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida biasanya tak berwarna dan
disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida berwarna hijau dan disebut kloroplas,
serta pada buah masak kadang-kadang kuning atau merah, disebut kromoplas. Pada sel yang
tidak menjadi hijau, seperti sel epidermis atau sel rambut tangkai sari (misalnya pada Rhoeo
discolor), plastida tetap tak berwarna, disebut leukoplas (dalam arti sempit). Leukoplas juga
terdapat pada jaringan yang tak terdedah pada cahaya. Pada jaringan semacam ini seperti pada
umbi, leukoplas membentuk butir pati yang disebut amiloplas. Statolit adalah amiloplas khusus
dalam tudung akar dan pada buku beberapa batang muda, serta terlibat dalam gaya berat.
Leukoplas membentuk minyak atau lemak, dan disebut elaloplas, misalnya pada epidermis daun
Vanilla. Fungsi Plastida :

a. Fotosintesis. Fungsi plastida ini dilakukan oleh kloroplas sebagai unit yang mengandung
banyak pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis.

b. Perubahan warna. Fungsi plastida ini sangat erat pengaruhnya dalam proses penyerbukan dan
penyebaran biji pada tumbuhan. Dengan terjadinya perubahan warna, organisme seperti
serangga akan berminat untuk melakukan penyerbukan. Oleh karena itu banyak juga
ditemukan plastida jenis kromoplas pada bunga.

c. Meningkatkan penyimpanan cadangan makanan. Fungsi plastida ini diperankan oleh


kromoplas dan leukoplas. Perubahan kloroplas menjadi kromoplas mengakibatkan
peningkatan kemampuan jaringan dan sel dalam menyerap bahan bahan yang larut dalam air
seperti karbohidrat.

d. Penyimpanan makanan. Fungsi plastida ini diperankan oleh kromoplas dalam jumlah sedikit
dan leukoplas seperti amiloplas untuk penyimpanan amilum, elaioplas untuk lipid atau lemak
dan proteinoplas untuk protein.

e. Produksi asam amino dan protein. Fungsi plastida ini dilakukan oleh leukoplas.

Tempat terjadinya reaksi terang yang penting dalam proses pembentukan makanan. Fungsi ini tentu saja
terjadi utamanya di kloroplas. Berikut ini terdapat beberapa struktur plastida, terdiri atas:

a. Membran Luar : Mempunyai permukaan yang rata .Membran luar ini berfungsi untuk mengatur
keluar masuknya zat
.
b. Ruang Antar Membram : Permeable terhadap zat yang masuk.

c. Membran Dalam : Berfungsi sebagai pembungkus cairan kloroplas yang disebut dengan stroma.

d. Stroma : Berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi gelap.

e. Lumen Tilakoid : Membran dalam berlipat berpasangan yang disebut lamela Secara berkala
lamela ini membesar membentuk gelembung pipih yang terbungkus membran dan dinamakan
tilakoid.

f. Tumpukan tilakoid dinamakan granum. : Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan pigmen
fotosintesis.

g. Membrab Tilakoid : Berfungsi untuk membantu dalam reaksi terang (terdapat enzim-enzim)

h. Granum : Merupakan tumpukan-tumpukan tilakoid.Sebagai tempat terjadinya reaksi terang .

i. Tilakoid/Lamella : Didalam tilakoid terdapat kumpulan partikel yang disebut kuantosom


(kuantosom = tempat klorofil).Berfungsi sebagai penghubung antar grana.

j. Pati : Merupakan organel/bahan dasar pembentukan hasil fotosintesis = glukosa.

k. Ribosom : Tempat terjadinya sisntesis protein.

l. DNA Plastida : Mengatur kegiatan dalam sel.


m. Plastoglobula : Semacam lipid.

1.2 Prinsip Percobaan

Mengamati bagian daun secara mikroskopis

1.3 Tujuan Percobaan

1. Membedakan dinding sel dan gelembung udara.

2. Menentukan bentuk sel (oval, lingkaran, bersegi banyak).

3. Membedakan plastida pada berbagai sampel.


BAB II

TEORI DASAR

Sel tumbuhan memiliki banyak bentuk, diantaranya lingkaran, oval, segi enam, segi
banyak, dll. Pada jaringan dasar (jaringan parenkim) memiliki ciri dinding tipis, umumnya
berbentuk oval atau bersegi, ada celah antar sel, memiliki noktah dan vakuola yang berisi tepung,
tanin, alga, maupun metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, dll. Parenkim yang
berfungsi sebagai asimilasi/ pembuat zat makanan, biasanya berisi banyak kloroplas disebut
klorenkim. Jaringan penguat (mekanik) terdiri atas kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim
memiliki penebalan dinding sel pada bagian sudut maupun penebalan papan. Sedangkan jaringan
sklerenkim merupakan kumpulan sel yang telah mati dan mengalami penebalan dinding di
seluruh sisinya. Jaringan pengangkut ada dua macam yaitu floem (yang mengangkut hasil
fotosintesis) dan xylem (yang mengangkut air).

Gambar 4.1 (A) Sel Epidermis, Jaringan Parenkim, dan Jaringan

Sklerenkim (B) Xilem, Floem dan ruang udara/ carinal canal.

Adanya plastida pada sel tumbuhan sebagian memberikan warna tertentu misal hijau,
oranye, ungu, kuning, dll. Namun tidak semua demikian, karena ada dua jenis plastida yaitu
Leukoplas (plastida tidak berwarna) dan kromatofora (plastida berwarna). Khususnya
kromatofora dibagi lagi menjadi kromoplas (memiliki karoten dan xantofil); kloroplas (memiliki
klorofil dan karotenoid); feoplas (memiliki fikoxantin); dan redoplas (memiliki fikoeritrin).
Sitologi tumbuhan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bentuk susunan serta sifat
fisik maupun kimia dari tumbuhan bentuk sel bermacam-macam seperti kubus peluru Prisma
silindris memanjang dan sebagainya panjang sel antara 1/100 – 1/10 mm atau 10 - 100 tetapi ada
yang dapat mencapai panjang sampai 25 cm atau lebih bahkan ada yang mencapai panjang
sampai beberapa meter misalnya sel sel serabut dan sel-sel bulu getah adanya dinding sel
merupakan tanda-tanda karakteristik sel tumbuhan dan berbeda dengan sel hewan yang pada
umumnya tidak memiliki dinding sel fungsi dinding sel adalah memberi bentuk pada sel
melindungi isi sel dan memperkuat isi sel dinding sel bahan pada umumnya tersusun oleh zat-zat
organik dan anorganik. Pada umumnya dinding sel sering terdapat zat zat lain seperti lignin
hemicellulose suberin kitin dan sebagainya

Sel tumbuhan pada dasarnya mempunyai 2 bagian yaitu:

1. Bagian yang bersifat bersifat hidup (protoplasmik) terdiri dari : nukleus,


sitoplasma,plastisida,retikulum, endoplasma dan mitokondria

2. Bagian yang bersifat mati (Non protoplasmik) terdiri dari : bagian-bagian yang sifatnya
cair dan padat misalnya dinding sel dan isi vakuola Neukleus not close disebut juga inti
sel inti sel berbentuk bulat seperti lensa terdapat dalam sitoplasma fungsi inti sel antara
lain : mengatur proses proses hidup dari protoplasma, sebagai pembawa sifat sifat yang
dapat diturunkan Terdiri dari :

a. Dinding sel atau disebut juga membran inti merupakan Selaput pembungkus inti

b. Rangka Inti atau disebut juga reticulum

c. Anak Inti atau disebut juga newcleus merupakan benda bulat kecil dalam inti

d. Cari cairan inti berupa larutan kental yang terdapat dalam ruang inti

Sitoplasma merupakan Plasma sel di bawah mikroskop terlihat sebagai bahan yang tembus
cahaya merupakan zat cair yang kental terdapat di antara dinding sel dan inti sel bahan penyusun
dari sitoplasma disebut HiLo plasma yang tampak jernih seperti kaca dan dapat membiaskan
cahaya. Sitoplasma dibagi kedalam tiga bagian yaitu :
a. Plasmalemma plasmo Derma ektoplasma yaitu bagian sitoplasma yang berbatasan
dengan dinding sel

b. Polio plus-plus merupakan sitoplasma bagian tengah atau di sebelah dalam plasmalemma
bagian ini mengandung butir-butir halus yang disebut Microsoft atau soda terdiri dari
minyak air dan kristal-kristal kecil

c. Tonoplas merupakan bagian sitoplasma yang berbatasan dengan vakuola

Plastisida Biasanya berupa benda yang ukuran lebih kecil daripada nukleus bersifat hidup
tersusun dari protein.
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

 Kapuk, Kapas, Spirogyra sp.

 Umbi (bawang merah 3 buah, wortel 2 buah)

 Bahan pengamatan plastida (Rhoe discolor, kulit jeruk, daun sirih hijau, temulawak, dan
paprika merah)

 Silet, akuades dan tissue

 Mikroskop

3.2 Prosedur Kerja

1. Meletakkan sedikit kapuk pada kaca benda, memberi akuades satu tetes, menutupnya
dengan kaca penutup, mengamati dengan mikroskop.

2. Mengulang langkah nomor satu untuk kapas dan Spirogyra sp.

3. Sampel sisanya, membuat irisan masing-masing sampel (dibuat setipis mungkin)


meletakkan di kaca benda, memberi akuades secukupnya, menutupnya dengan kaca
penutup, mengamati dengan mikroskop

4. Memberi keterangan untuk masing-masing hasil pengamatan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

1 Nama Preparat = Kapuk (Ceiba petandra) keterangan


Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


panjang

3. Gelembung udara

4. Plastida bening

2 Nama Preparat = Kapas (Gossypium sp.) keterangan


Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


panjang.

3. Plastida bening
3 Nama Preparat = Ganggang hijau (Spirogyra) keterangan

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


bulat

3. plastida hijau

4 Nama Preparat = Irisan membujur bawang keterangan


merah

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


bulat

3. plastida berwarna ungu


muda

5 Nama Preparat = Irisan melintang wortel keterangan

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


oval

3. plastida berwarna
jingga
6 Nama Preparat = Irisan membujur Rhoeo keterangan
discolor

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


heksagon

3. plastida berwarna ungu


dan hijau

7 Nama Preparat = Irisan membujur kulit jeruk keterangan

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


bulat kecil

3. plastida berwarna
jingga

8 Nama Preparat = Irisan membujur sirih hijau keterangan

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


bulat kecil

3. plastida berwarna hijau


9 Nama Preparat = Irisan melintang temulawak keterangan

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


bulat kecil

3. plastida berwarna
jingga kekuningan

10 Nama Preparat = Irisan membujur paprika keterangan


merah

Perbesaran = 10 x 40

1. Dinding sel

2. Sel memiliki bentuk


polygon

3. plastid memiliki warna


merah
No. Sampel Bentuk Plastida Perbesaran Dinding Gelembung
sel sel udara

1 Kapuk Panjang Bening 10 x 40 + +

2 Kapas Panjang Bening 10 x 40 + -

3 Lumut Bulat Hijau 10 x 40 + -

4 Bawang Bulat Ungu muda 10 x 40 + -


merah

5 Wortel Oval Jingga 10 x 40 + -

6 Rhoe Polygon Ungu & 10 x 40 + -


discolor hijau

7 Kulit jeruk Bulat Jingga 10 x 40 + -

8 Sirih hijau Bulat Hijau 10 x 40 + -

9 Temulawak Bulat Jingga 10 x 40 + -


kekuningan

10 Paprika Polygon Merah 10 x 40 + -

4.2 Pembahasan

Dari pengamatan beberapa bahan dari kingdom planta yang dijadikan dalam bentuk
preparat kemudian diamati dengan mikroskop yang jauh lebih bagus dan akurat. Membran sel
membran atau membran plasma terdapat pada bagian terluar dari sel dan mempunyai fungsi
mengatur keluar masuknya zat pada suatu sel. Dinding sel merupakan lapisan di bawah membran
sel terbuat dari selulosa dan mempunyai fungsi memberi kekuatan dan perlindungan bagi sel.
Sitoplasma cairan bening seperti jelly yang mengisi ruang dalam sel dan berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya metabolisme sel. Vakuola merupakan rongga di dalam sel yang berlapis
membran di dalamnya berisi cairan dan mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan bahan
makanan dan sisa metabolisme. Mitokondria merupakan tempat pembentukan sumber sumber
energi Sudah barang tentu mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu menghasilkan energi
melalui proses respirasi sel reaksi antara makanan dengan oksigen dan menghasilkan energy.
Ribosom organel berbentuk butiran-butiran kecil yang terdapat di sitoplasma atau menempel di
permukaan retikulum endoplasma kasar dan berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Retikulum
endoplasma organel berbentuk seperti saluran pada retikulum endoplasma permukaan kasar
diselubungi ribosom sedangkan endoplasma permukaan halus tidak ada ribosom tetapi
dipermukaannya terdapat enzim yang berfungsi untuk membantu metabolisme protein lemak dan
karkarbohidrat. Badan golgi organel berbentuk seperti tumpukan kue panekuk yang mempunyai
fungsi untuk membantu sintesis protein. lisosom merupakan kantong kecil dengan membran
tunggal dan berfungsi untuk mendaur ulang bagian sel yang rusak. Nukleus inti sel organel
berbentuk bulat dan lonjong yang terdapat di tengah atau bagian tepi sel didalamnya terdapat
cairan inti nukleoplasma anak inti nukleus dan selaput inti nukleus berfungsi sebagai pusat
pengendali kegiatan sel. Plastisida terdapat dalam berbagai berbagai ukuran bentuk dan fungsi
yang terbagi menjadi plasma plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan
terdiri dari amiloplas proteoplas kloroplas yaitu plastida berwarna hijau plastida ini berfungsi
menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis kromoplas yaitu plastida
yang mengandung pigmen. Sentrosom bentuknya seperti tabung kecil dan mengapung di
sitoplasma sentriol dalam sentrosom berperan pembelahan sel dinding sel hanya memiliki oleh
tumbuhan yang berupa jaringan mati dan keras seperti yang terlihat pada pengamatan gabus ubi
kayu bawang merah.
BAB V
KESIMPULAN

Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana dan dapat
dilihat hanya dengan menggunakan alat bantu optik berupa mikroskop sel yang diamati secara
keseluruhan suatu sel tumbuhan umumnya memiliki komponen-komponen pembentuk yang
sama yaitu dinding sel nukleus mitokondria ribosom lisosom membran sel plastida sentrosom
badan golgi retikulum endoplasma dan sentrosom semuanya memiliki fungsi yang berbeda-beda
sesuai dengan tugasnya masing-masing. Sel tumbuhan memiliki kloroplas yang mengandung
pigmen hijau daun yaitu klorofil, yang memberi warna hijau pada tumbuhan dan sangat penting
dalam peristiwa fotosíntesis.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Hartanto; Purnomo; dan Sumardi, Issirep. 2006. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya
Ramdiah, Siti; Mayasari, Ria; dan Adawiyah, Rabiatul. 2012. Morfologi Tumbuhan. Banjarbaru:
Scripta Cendekia.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Alfiansyah. 2010.Bentuk dan struktur sel. www.sentra-edukasi.com/2010/04/struktur- dan
peranan-bagian-bagian-sel.html#.UISRNWeMiA (di akses 20 oktober 20121)
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

BENTUK AMILUM DAN KRISTAL KALSIUM OKSALAT

Disusun Oleh :

Robiatun Masripah D1A200181

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa di makan adalah beras, jagung, sagu, dan
kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau
senyawa yang terkandung didalam nya sebagian besar senyawa orgnik yang melimpah di
bumi. Karbohidrat merupakan segolongan besar senyawa organic yang paling melimpah di
bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar ( misalnya glukosa), cadangan makanan ( misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada
hewan dan jamur).

Pada tumbuhan tingkat tinggi, kristalkalsium oksalat paling umum ditemukan. Kalsium
karbonat dan kalsium mallat agak langka. Kristal sangat umum terdapat didalam sel
tumbuhan. Merupakan hasil akhir dari metabolisme sel yang kemudian disimpan di dalam
lumen sel atau vakuola. Bagi tumbuhan jika berlebihan dapat menjadi racun, oleh karena itu
biasanya diikat oleh ion-ion kalsium, misalnya kalsium oksalat. Selain oksalat terdapat juga
kristal karbonat dan silikat. Kristal-kristal tersebut umumnya terdapat didalam sel parenkim
kortex, floem atau pith (empulur). Kristal terdapat dalam berbagai bentuk (afahn.1982
pandey, 1980). Misalnya kristal pasir, kristal kalsium oksalat terdapat dalam bentuk butiran
halus (piramida kecil)

1.2 Tujuan

1. Membedakan amilum konsentris dan eksentris


2. Menentukan amilum monoadelph, diadelph, dan poliadelph
3. Membedakan bentuk kristal kalsium oksalat
BAB II

TEORI DASAR

Oksalat dalam tubuh tumbuhan dapat meracuni/ merusak sel tumbuhan itu sendiri. Namun
sistem pertahanan tumbuhan memiliki solusi yaitu mengikat oksalat dengan kalsium.
Akibatnya terbentuk kristal kalsium oksalat yang disimpan dalam sel. Bentuk dan jumlahnya
bervariasi sesuai jenis tumbuhannya. Bentuk kristal kalsium oksalat diantaranya :
1. Prisma teratur = pada daun jeruk
2. Jarum tunggal dan Rafida = Mirabilis jalapa; Aloe sp.
3. Butiran = Amaranthus sp.; Nicotiana tobacum
4. Kristal drusse = tangkai Carica papaya; Ricinus communisi
Amilum atau pati banyak terdapat pada umbi, rhizome dan biji. Pada umumnya amilum
disimpan dalam jaringan parenkim yang ada dalam umbi. Hilus adalah titik permulaan
terbentuk butir tepung. Berdasar letak hilus, ada amilum konsentris yaitu hilus tepat di
tengah; sedangkan amilum eksentris yaitu hilus ada di tepi. Berdasarkan banyak hilus, macam
amilum diantaranya monoadelph (satu hilus; gandum, ketela pohon, ketela rambat); diadelph
(dua hilus; kentang); dan poliadelph (banyak hilus; padi). Hilus ini dikelilingi oleh lapisan-
lapisan (lamella). Terbentuknya lamela/ lapisan karena memiliki kadar air berbeda sehingga
indeks bias berbeda pula.

Gambar 5.1. Bentuk amilum konsentris dan eksentris.


BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

 Tepung (beras, jagung, kanji, kacang tanah, kunyit, kencur, lengkuas)

 Kerokan kentang dan pisang

 Bahan pengamatan kristal kalsium oksalat (batang bayam, daun jeruk, batang lidah
buaya, batang pepaya)

 Silet, akuades dan tissue

 Mikroskop

3.2 Prosedur Kerja

1. Meletakkan sedikit tepung beras pada kaca benda, memberi akuades secukupnya,
menutupnya dengan kaca penutup, mengamati dengan mikroskop.
2. Mengulang langkah nomor 1 untuk sampel tepung
3. Mengerok umbi kentang dan buah pisang dengan silet, meletakkan sedikit pada
kaca benda, memberi akuades secukupnya, menutupnya dengan kaca penutup,
mengamati dengan mikroskop.
4. Sampel sisanya, membuat irisan masing-masing sampel (dibuat setipis mungkin)
lalu meletakkan di kaca benda, memberi akuades secukupnya, menutupnya
dengan kaca penutup, mengamati dengan mikroskop
5. Memberi keterangan untuk masing-masing hasil pengamatan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

1. NamaPreparat : Tepung beras Keterangan :


Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : Konsentris
2. Jumlah hilus : lebih dari 3
3. Lamela : tidak Ada
4. Macam amilum : Poliadeph

2. Nama Preparat : Tepung Jagung Keterangan :


Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : Eksentris
2. Jumlah hilus : lebih dari 3
3. Lamela : tidak Ada
4. Macam amilum : Poliadeph
3. Nama Preparat : Tepung Kanji Keterangan :
Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : konsentris
2. Jumlah hilus :lebih dari 2
3. Lamela : tidak terlihat jelas
4. Macam amilum : diadelf

4. Nama Preparat : Tepung Kacang Tanah Keterangan :


Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : eksentris
2. Jumlah hilus :1( tidak terlihat jelas)
3. Lamela : ada
4. Macam amilum : monoadelph
5. Nama Preparat : Tepung Kunyit Keterangan :
Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : eksentris
2. Jumlah hilus : lebih dari 3 ( tidak terlihat
jelas)
3. Lamela : ada
4. Macam amilum : poliadelph

6. Nama Preparat : Tepung Kencur Keterangan :


Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : konsentris
2. Jumlah hilus : lebih dari 2 (tidak terlihat
jelas)
3. Lamela : ada
4. Macam amilum : diadelph

7. Nama Preparat : Tepung Lengkuas Keterangan :


Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : konsentris
2. Jumlah hilus : lebih dari 2
3. Lamela : ada
4. Macam amilum :diadelph
8. Nama Preparat : Kerokan Umbi Kentang Keterangan :
Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : Sentris/ Konsentris
2. Jumlah hilus : Lebih dari 2
3. Lamela : Ada
4. Macam amilum : Diadelph

9. Nama Preparat :Kerokan Buah Pisang Keterangan :


Perbesaran : 10
1.Jenis amilum : konsentris
2. Jumlah hilus : lebih dari 2
3. Lamela : ada
4. Macam amilum : Diadelph
10. Nama Preparat : Irisan Melintang Batang Keterangan :
Bayam
Perbesaran : 10
1. Betuk kristal kalsium
oksalat: seperti pasir, paramida
kecil
2. dinding sel : memiliki

11. Nama Preparat : Irisan Melintang Daun Keterangan ;


Jeruk
Perbesaran : 10
1. Betuk kristal kalsium oksalat:
dengan bentuk prisma teratur

2. dinding sel : memiliki


12. Nama Preparat : Irisan Bembujur Batang Aloe Keterangan :
Perbesaran : 10
1. Betuk kristal kalsium oksalat

2. dinding sel : memiliki

13. Nama Preparat : Irisan membujur batang papaya Keterangan :


Perbesaran : 10
1. Betuk kristal kalsium
oksalat: dengan bentuk
kristal drusse, tidak
beraturan.
2. dinding sel : memiliki
4.2 Pembahasan

Kristal Ca Oksalat termasuk bahan ergastik yang bersifat padat. Terbentuk sebagai
hasil akhir metabolisme, ada juga yang terbentuk karena terjadinya pemadatan zat-zat cair
akan disimpan, sehingga berwujud butiran. Kristal ini cukup banyak di kortex, parenkim,
floem dan parenkim xilem juga bisa ditemukan di vakuola atau plasma selnya. Proses
terjadinya hasil metabolisme. Endapan tersebut berupa asam oksalat yang bersifat racun bagi
tumbuh-tumbuhan. Kristal Ca Oksalat pada penampang melintang batang bayam berbentuk
pasir kristal (Pasir kristal) yang berupa butiran pasir berbentuk kristal. Pasir-pasir kristal ini
dikelilingi oleh kloroplas. Komponen non protoplasma yang bersifat cair itu terdapat di
dalam vakuola dan yang bersifat padat terdapat pada kristal kalsium oksalat, aleuron, dan
amilum. Kristal kalsium oksalat merupakan deposit dari garam oksalat yang jika
terakumulasi terlalu banyak akan bersifat racun pada tumbuhan. Berbagai bentuk kristal
ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum
yang ditemukan. Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka. Tidak semua tumbuhan
mengandung kristal ca-oksalat, tapi bila dalam keadaan bebas dalam sel kalsium oksalat ini
dapat bersifat racun. ( banyak terdapat pada tanaman bayam ).

Pada praktikum kali ini kami menggunakan tiga belas sampel preparat yang terdiri
dari ; tepung beras, tepung jagung, tepung kanji, tepung kacang tanah, tepung kunyit, tepung
kencur, tepung lengkuas, kerokan umbi kentang, kerokan buah pisang, irisan melintang
batang bayam, irisan melintang daun jeruk, irisan membujur batang aloe, dan irisan
membujur batang papaya. Dari ke-tiga belas sampel tersebut dihasilkan beberapa jenis
amylum yaitu ; Konsentris, Eksentris, dan Sentris. Beberapa preparat memiliki jumlah hilus
lebih dari 2 yaitu ; diantaranya tepung kanji, tepung kencur, tepung lengkuas, kerokan umbi
kentang dan kerokan buah pisang. Lalu ada 3 jenis preparat memiliki jumlah hilus lebih dari
3 yaitu ; tepung beras, tepung jagung dan tepung kunyit. Pada beberapa preparat tidak
memiliki Lamela, namun sebagian ada juga yang terdapat Lamela seperti tepung kacang
tanah, tepung kunyit, tepung kencur, tepung lengkuas, kerokan umbi kentang dan kerokan
buah pisang. Untuk macam amylumnya sendiri berbeda-beda. Ada macam amylum Poliadeph
seperti tepung beras, tepung jagung dan tepung kunyit. Lalu Diadelph terdapat pada tepung
kanji, tepung kencur, tepung lengkuas, kerokan umbi kentang serta kerokan buah pisang.
Pada tepung kacang tanah sendiri macam amylum nya Monoadelph. Selanjutnya pada irisan
batang dan daun semua preparat memiliki dinding sel, terdapat berbagai bentuk yang
dihasilkan dari kristal kalsium oksalat diantaranya yaitu ; irisan bayam berbentuk seperti pasir
dan piramida kecil, irisan daun jeruk berbentuk prisma teratur dan irisan batang papaya
berbentuk kristal drusse tidak beraturan.

BAB V

KESIMPULAN

Kristal kalsium oksalat merupakan deposit dari garam oksalat yang jika terakumulasi terlalu
banyak akan bersifat racun pada tumbuhan. Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel
tumbuhan. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum yang ditemukan.
Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka. Tidak semua tumbuhan mengandung
kristal ca-oksalat, tapi bila dalam keadaan bebas dalam sel kalsium oksalat ini dapat bersifat
racun. ( banyak terdapat pada tanaman bayam ). Pada beberapa preparat tidak memiliki
Lamela, namun sebagian ada juga yang terdapat Lamela seperti tepung kacang tanah, tepung
kunyit, tepung kencur, tepung lengkuas, kerokan umbi kentang dan kerokan buah
pisang. Pada irisan batang dan daun semua preparat memiliki dinding sel, terdapat berbagai
bentuk yang dihasilkan dari kristal kalsium oksalat diantaranya yaitu ; irisan bayam
berbentuk seperti pasir dan piramida kecil, irisan daun jeruk berbentuk prisma teratur dan
irisan batang papaya berbentuk kristal drusse tidak beraturan.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Hartanto; Purnomo; dan Sumardi, Issirep. 2006. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya

Ramdiah, Siti; Mayasari, Ria; dan Adawiyah, Rabiatul. 2012. Morfologi Tumbuhan.
Banjarbaru: Scripta Cendekia.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta. Yogyakarta: UGM


Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Harun, H. (n.d.). Scribd. Retrieved Januari 14, 2020, Laporan Amilum 1 Farmakognosi:
https://www.scribd.com/document/442862018/Laporan-Amilum-1-Farmakognosi-docx

Syahya, G. (n.d.). Indonesia Dokumen. Retrieved Juli 02, 2015,


https://fdokumen.com/document/laporan-kristal.html
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

STOMATA, TRIKOMA, DAN JARINGAN PENGANGKUT

Di susun oleh :

Robiatun Masripah

NIM : D1A200181

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi Farmasi

Universitas Al-Ghifari
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan tersusun atas beberapa jaringan, salah satunya adalah jaringan epidermis. Jaringan
epidermis meruakan lapisan paling luar dari tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung jaringan
di sebelah dalamnya. Sel-sel epidermis berkembang menjadi sel penutup pada stomata, sel rambut
(trikoma),serta sel lain yang merupakan derivatnya.

Trikoma berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “rambut-rambut yang tumbuh”, yang berel satu
atau banyak yang diberntuk dari sel epidermis, setiap trikoma pada jaringan epidermis memiliki
bentuk, susunan dan fungsi yang berbeda. Adanya morfologi trikoma yang berbeda seringkali
membuat trikoma digunakan untuk dipelajari untuk tujuan taksonomi karena informasi variasi
bentuk trikoma dapat dijadikan sebagai kunci untuk mengidentifikasi marga, spesies, subspecies
dan varietas dari berbagai family yang diteliti. Berdasarkan fungsisekresinya trikoma dibagi
menjadi dua yaitu trikoma non glanduler dan trikoma glanduler. Contoh trikoma non glanduler
adalah rambut sisik, rambut bintang, rambut bercabang, dan rambut tunggal, sedangkan macam
trikoma glanduler adalah trikoma hidatoda, kelenjar garam, kelenjar madu dan rambut gatal.

Hasil penelitian mengenai bentuk trikoma memiliki peran penting dalam pembelajaran yaitu
sebagai penunjang sumber belajar untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari materi saat
memahami lebih lanjut mengenai materi taksonomi tumbuhan. Penelitian mengenai variasi bentuk
trikoma ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber belajar bagi pembaca dalam
mempelajari jaringan tumbuhan terutama pada pembahasan modifikasi jaringan epidermis.

1.2 Prinsip Percobaan

Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah epidermis tempat terjadinya pertukaran gas yang
mendukung proses fontosintesis, respirasi, fotorespirasi, dan transpirasi. Trikoma merupakan sel
epidermis yang berdiferensiasi menjadi sel rambut untuk menyimpan sekret.

Pada modul 6 ini, ada materi lanjutan dari modul 4. Jika di modul sebelumnya praktikum
mengenal struktur floem dan xylem (khususnya metaxylem, protoxylem) maka saat ini praktikum
mempelajari letak berkas pengangkut. Pada umumnya tumbuhan memiliki floem dan xylem di
bagian stele, tapi ada juga yang memiliki di bagian korteks. Ada variasi letak xylem dan floem
diantaranya :

1. Koleteral tertutup ; jika floem dan xylem berdekatan; pada monokotil


2. Kolateral terbuka; jika susunanya floem, kambium, xylem; pada dikotil
3. Bikolateral; jika susunanya floem luar, cambium, xylem, floem dalam; pada Solanaceae,
cucurbitaceae, dan Apocynaceae.
4. Amphivasal; jika floem didalam dan xylem mengelilingi floem; pada agave
5. Amphikribal; jika floem mengelilingi xylem; pada Pteris sp

1.3 Tujuan Percobaan


1. Membedakan tipe stomata ginjal dan halter
2. Mampu menentukan celah stomata, sel penutup (penjaga) dan sel tetangga
3. Menggambar berbagai macam trikoma.
4. Mampu menentukan letak jaringan pengangkut.
5. Mampu membedakan jenis jaringan pengangkut.
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Teori Dasar

Stoma (jamak: stomata)3adalah lubang atau celah pada epidermis tempat terjadinya
pertukaran gas yang mendukung proses fotosintesis, respirasi, fotorespirasi, dan transpirasi.
Stomata tersusun atas sel penutup (disebut juga sel penjaga/ guard cell) dan sel tetangga
(subsidiary cell). Berdasarkan bentuk sel penutup ada dua macam stomata yaitu stomata tipe
ginjal atau tipe amarylidaceae (bagian tengah sel penutup menggembung; pada tumbuhan dikotil);
dan stomata tipe halter atau tipe graminae (bagian tengah sel penutup mengecil; pada tumbuhan
poaceae, cyperaceae). Selain itu, berdasarkan letak sel tetangga ada tipe parasitik (sejajar celah
stoma); tipe diasitik (tegak lurus celah stoma) dan anisositik (ada 3 sel tetangga tidak sama besar).
Pada daun, pada umumnya jumlah stomata terbanyak ada di permukaan bawah daun. Namun ada
juga yang stomata terletak di permukaan bawah dan atas, sedangkan pada tumbuhan teratai,
stomata terletak di permukaan atas saja.

A B

Gambar 3.1. Stomata (A) Tipe Ginjal (B) Tipe Halter;


G = guard cell/ sel penjaga; s= subsidiary cell/ sel tetangga Trikoma merupakan
sel epidermis yang berdiferensiasi menjadi sel rambut untuk menyimpan sekret. Bila diperhatikan
seksama, trikoma akan terlihat sebagai rambut-rambut halus. Letak trikoma bervariasi, ada yang
di daun, batang, atau akar. Fungsi trikoma untuk mengurangi penguapan (jika letak di daun);
meneruskan rangsang; mengurangi gangguan hewan (sebagai penyengat); membantu penyebaran
biji (pada kapas); membentu penyerbukan bunga (bau dari zat dalam trikoma mampu menarik
serangga); menyerap air dan mineral (jika letak di akar); serta alat sekresi (berisi zat aktif, pada
umumnya alkaloid).
Pada modul sebelumnya praktikan mengenal struktur floem dan xylem (khususnya
metaxylem, protoxylem) maka saat ini praktikan mempelajari letak berkas pengangkut. Pada
umumnya tumbuhan memiliki floem dan xylem di bagian stele, tapi ada juga yang memilikinya di
bagian korteks. Ada variasi letak xylem dan floem diantaranya:

1. Kolateral tertutup; jika floem dan xylem berdekatan; pada monokotil


2. Kolateral terbuka; jika susunannya floem, kambium, xylem; pada dikotil
3. Bikolateral; jika susunannya floem luar, cambium, xylem, floem dalam; pada Solanaceae,
Cucurbitaceae, dan Apocynaceae
4. Amphivasal; jika floem di dalam dan xylem mengelilingi floem; pada Agave
5. Amphikribal; jika floem mengelilingi xylem; pada Pteris sp.
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

1. Irisan bawah pada daun (jagung, mangga, Rhoeo discolor, sirih hijau, pepaya)
2. Irisan atas daun waru (Hibiscus tiliaceus) dan kerokan daun durian
3. Bahan pengamatan jaringan pengangkut (tangkai daun seledri, batang Cucurbitae sp. dan
Pteris sp.)
4. Silet, akuades dan tissue
5. Mikroskop

3.2 Cara Kerja

1. Membuat irisan bawah, daun jagung (dibuat setipis mungkin) lalu meletakkan di kaca
benda, memberi akuades secukupnya, menutupnya dengan kaca penutup, mengamati
dengan mikroskop.
2. Mengulang langkah nomor 1 untuk sampel irisan bawah daun.
3. Membuat irisan atas, daun waru (dibuat setipis mungkin) lalu meletakkan di kaca benda,
memberi akuades secukupnya, menutupnya dengan kaca penutup, mengamati dengan
mikroskop.
4. Mengerok bagian bawah daun durian dengan jarum pentul, meletakkan sedikit pada kaca
benda, memberi akuades secukupnya, menutupnya dengan kaca penutup, mengamati
dengan mikroskop.
5. Sampel sisanya, membuat irisan melintang masing-masing sampel (dibuat setipis
mungkin) lalu meletakkan di kaca benda, memberi akuades secukupnya, menutupnya
dengan kaca penutup, mengamati dengan mikroskop
6. Memberi keterangan untuk masing-masing hasil pengamatan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan

1 Nama = irisan Keterangan:


Preparat bawah,
Perbesa daun
ran jagung
= 10x
1. Tipe sel penutup
yaitu halter
2. Celah stomata
3. Sel penjaga
4. Sel Tetangga
5. Macam stomata
Anisositik

2 Nama Preparat = irisan bawah, Keterangan:


Perbesaran daun mangga
= 10x
1. Tipe sel
penutup yaitu halter
2. Celah stomata
3. Sel penjaga
4. Sel Tetangga
5. Macam stomata
Anisositik
3 Nama = irisan Keterangan:
Preparat bawah,
Perbesaran daun
Rhoeo sp.
= 10x
1. Tipe sel penutup yaitu
halter
2. Celah stomata
3. Sel Penutup
4. Sel Tetangga 4 buah
Celah stomata 5. Macam stomata
Anisositik
Sel tetangga

4 Nama Preparat = irisan Keterangan:


Perbesaran bawah, daun
sirih hijau
= 10x
1. Tipe sel
penutup yaitu ginjal
2. Celah stomata
3. Sel Penutup
4. Sel Tetangga
5. Macam
stomata diasitik
5 Nama = irisan Keteranga
Preparat bawah, n:
Perbesaran daun
pepaya
= 10x
1. Tipe sel
penutup yaitu
ginjal
2. Celah
stomata
3. Sel penjaga
4. Sel
Tetangga
5. Macam
stomata
Anisositik

6 Nama = irisan atas, daun waru Keterangan:


Preparat = 10x
Perbesara
n
1. Epidermis
Bentuk
Trikoma non
glandular
bentuk
bintang
7 Nama Preparat = Keterangan:
Perbesaran kerokan
bawah
daun
durian
= 10x
1. Bentuk Trikoma
Non glandular
bentuk sisik

8 Nama Preparat = irisan Keterangan:


melintan
g
Perbesaran tangkai
daun
seledri
= 10x
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
5. Tipe jaringan
Pengangkut
kolenkim
9 Nama Preparat = irisan melintang batang Keterangan:
Cucurbita sp.
= 10x
Perbesaran
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
5. Tipe jaringan
Pengangkut
kolenkim

10 Nama Preparat = irisan Keterangan


Perbesaran melintan :
g btg
Pteris sp
=10x
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
5. Tipe jaringan
Pengangku
t kolenkim
4.2 Pembahasan
Pada modul praktikum ini akan diamati jaringan pelindung (termasuk stomata dan
trikoma) dan jaringan pengangkut pada suatu tumbuhan. Sampel pertama yaitu daun jagung
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 kali. Hasilnya daun jagung memiliki tipe
sel penutup Halter, celah stomata, sel penjaga, sel tetangga dan macam stomata Anisositik.

Sampel kedua yaitu daun mangga diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10
kali. Hasilnya daun mangga memiliki tipe sel penutup Halter, celah stomata, sel penjaga, sel
tetangga dan macam stomata Anisositik.

Sampel ketiga yaitu daun Rhoeo sp. diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran
10 kali. Hasilnya daun Rhoeo sp. memiliki tipe sel penutup ginjal, celah stomata, sel penjaga, sel
tetangga dan macam stomata Parasitik.

Sampel ke-empat yaitu daun sirih hijau diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10 kali. Hasilnya daun sirih hijau memiliki tipe sel penutup ginjal, celah stomata, sel
penjaga, sel tetangga dan macam stomata Diasitik.

Sampel kelima yaitu daun pepaya diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10
kali. Hasilnya daun pepaya memiliki tipe sel penutup ginjal, celah stomata, sel penjaga, sel
tetangga dan macam stomata Anisositik.

Sampel ke-enam yaitu daun waru diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10
kali. Hasilnya daun waru memiliki epidermis dan bentuk trikoma uniseluler.

Sampel ketujuh yaitu daun durian diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10
kali. Hasilnya daun durian memiliki bentuk trikoma seluler.

Sampel kedelapan yaitu tangkai daun seledri diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran
10 kali. Hasilnya tangkai daun seledri memiliki epidermis, korteks, floem, xylem dan tipe jaringan
pengangkut kolenkim.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Epidermis Epidermis merupakan suatu jaringan yang terdiri atas lapisan sel-sel paling luar
menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, serta batang dan akar yang belum mengalami
penebalan sekunder. Dinding epidermis umumnya dilapisi kutikula. Letak epidermis secara
umum sama, yaitu rapat dan tidak memiliki ruang antar sel. Bentuk, ukuran, susunan, dan
fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Pada irisan permukaan sel-
sel epidermis ada yang memiliki bentuk isodiametris memanjang, berlekuk-lekuk, dan
bentuk-bentuk lainnya. Di antara sel-sel epidermis, kecuali akar terdapat stoma. Contoh sel
epidermis Alium ascolonicum mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak beraturan ada
yang berbentuk segi enam yang memanjang dan ada juga yang mempunyai bentuk segi empat
yang memanjang.
2. Stoma Stoma adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh dua sel epidermis khusus yang
disebut sel penutup. Sel penutup ini berperan dalam mengatur besar kecilnya porus. Di dekat
penutup terdapat sel-sel yang mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup ada yang
berbentuk halter (Zea mays), tetapi umumnya berbentuk ginjal. Stomata terdapat pada semua
bagian tumbuh yang terdedah ke udara, tetapi lebih banyak terdapat pada daun.

Setiap sampel berupa daun atau batang dari berbagai tumbuhan, yang diamati dengan perbesaran
10 kali. Sampel-sampel tersebut memiliki jaringan pelindung dan jaringan pengangkut yang
berbeda. Perbedaan yang paling menonjol adalah bentuk stomata (yang beragam seperti
anisositik, diasitik dan parasitik), tipe sel penutup (halter dan ginjal) dan bentuk trikoma
(uniseluler dan seluler).
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Hartanto; Purnomo; dan Sumardi, Issirep. 2006. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya
Ramdiah, Siti; Mayasari, Ria; dan Adawiyah, Rabiatul. 2012. Morfologi Tumbuhan.
Banjarbaru: Scripta Cendekia.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta. Yogyakarta: UGM Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.


LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

FOTOSINTESIS

Di susun oleh :

Robiatun Masripah

NIM : D1A200181

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi Farmasi

Universitas Al-Ghifari
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan hijau dapat melakukan menghasilkan makanan karena adanya sel-sel klorofil
yang melakukan proses fotosintesis. Fotosintesis ialah proses katabolisme yaitu
pembentukan senyawa organik(karbohidrat) dari senyawa anorganik(air dan
karbondioksida) dengan bantuan cahaya matahari. Selain makanan, tumbuhan juga
melepaskan oksigen dari penguraian CO yang diserap oleh tumbuhan. Saran Sebaiknya
kita menggunakan lebih banyak hydrilla. Semakin banyak hydrilla yang digunakan, maka
akan semakin banyak oksigen yang didapatkan, dan dalam waktu singkat kita sudah
mendapatkan gelembung oksigen setinggi 1 cm di dalam tabung reaksi. Dan lakukan
pengamatan pada siang hari dimana sinar matahari cukup terik dan suhu yang didapatkan
optimal. Hal ini mempengaruhi proses fotosintesis agar lebih optimal. Fotosintesis
merupakan suatu proses perubahan karbon dioksida dan air menjadi karbohidrat dengan
bantuan sinar matahari.Untuk dapat menangkap cahaya matahari tersebut diperlukan
suatu pigmen fotosintesis dengan panjang gelombang tertentu dapat menyerap sinar
matahari dengan panjang gelombang tertentu pula. Pigmen-pigmen fotosintesis akan
tereksitasi setelah menangkap energi foton matahari. Energi eksitasi akan digunakan
untuk reaksi terang yang meng hidrolisis air dan melepaskan oksigen ke udara.
Selanjutnya pada reaksi gelap, energi hidrolisis digunakan untuk membentuk karbohidrat.
Pigmen-pigmen fotosintesis terdiri dari klorofil a, klorofil b dan karotenoid. Pada proses
fotosintesis, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun untuk pembentukan
bahan organik. Fotosintesis hanya terjadi pada tanaman yang memiliki sel-sel hijau.

1.2 Prinsip Percobaan

Mencampurkan beberapa jenis pelarut seperti aqua dest, alcohol 70%, dan aceton untuk dapat
menentukan jenis daun mana yang memiliki pigmen paling terlihat, dan menyebutkan apa saja
komposisi dari pigmen tersebut.

1.3 Tujuan Percobaan


1. Mampu menjelaskan sifat kelarutan pigmen.
2. Mampu menyebutkan komposisi pigmen tumbuhan
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Teori Dasar

Fotosintesis adalah proses pengkapan energi matahari oleh pigmen penyerap cahaya lalu
diubah menjadi energi kimia untuk membentuk glukosa dan oksigen. Reaksi forosintesis ada dua
tahap yaitu rekasi terang (terdiri atas fotosistem I dan II; dihasilkan NADPH, O 2 dan ATP) serta
reaksi gelap (disebut juga Daur Calvin, dihasilkan glukosa). Fotosintesis menggunakan pigmen
penyerap cahaya yang memiliki variasi warna. Kandungan antar pigmen bervariasi, jika dominan
hijau maka mengandung lebih banyak klorofil (klorofil-a dan klorofil-b). Sedangkan kandungan
karotenoid yang dominan (β-karoten, likopen, xantofil, fukoxantin) memberikan warna kuning,
merah, atau ungu. Jika yang dominan fikobilin maka akan berwarna biru atau merah, tetapi
fikobilin hanya dimiliki ganggang merah dan ganggang biru.

Gambar 7.1. Spektrum Absorbansi Beberapa Pigmen


BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

1. Daun bayam, mangga, Rhoeo discolor, puring (Codiaeum variegatum) dan


hanjuang (Cordyline sp.)
2. Tabung reaksi, pisau kecil,aqua dest, aceton, alcohol 70%

3.2 Cara Kerja

1. Mengambil beberapa lembar daun, lalu dipotong kecil-kecil.


2. Memasukkan potongan daun ke tabung reaksi (dibuat tiga ulangan; jumlah potongan daun
sama untuk tiap tabung). Memberi label tabung reaksi dengan nama akuades, alkohol
70%, dan aseton.
3. Menambahkan 10 ml akuades, alkohol 70%, dan aseton sesuai label yang tertera.
4. Menunggu hingga 5 menit lalu mengamati perubahan warna yang terjadi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

1. Apa warna larutan dalam tabung reaksi yang berisi aceton+sampel ?


Jawab: Beberapa sampel daun seperti daun mangga, daun hanjuang, dan daun bayam
mengeluarkan warna menjadi kehijauan, sedangkan pada daun puring dan daun rhoe
discolor tidak memberikan warna hijau cenderung warna bening.

2. Pigmen apa saja yang ada dalam sampel tersebut?


Jawab: pada sampel daun mangga, bayam, dan daun hanjuang memiliki pigmen warna
klorofil sehingga memberikan warna hijau dengan jelas, sedangkan daun puring dan daun
rhoe disscolor tidak terlalu Nampak warna hijau sebab hanya memilki sedikit pigmen
warna hijau.

3. Urutkan tabung reaksi mulai dari berisi larutan yang paling pekat ke yang lebih
jernih?
Jawab: Pada sampel dengan aceton : daun bayam-daun hanjuang-daun mangga-daun rhoe
discolor-daun puring.

Pada sampel dengan alcohol : daun bayam-daun hanjuang-daun mangga-daun rhoe


discolor-daun puring.

Pada sampel dengan aqua dest : daun bayam-daun hanjuang-daun mangga-daun rhoe
discolor-daun puring.

4. Mengapa terjadi perbedaan warna padahal berasal dari daun yang sama?
Jawab: Karena di campurkan dengan cairan yang berbeda-beda (Alkohol, Aceton, Aqua
dest) sehingga terjadi perubahan warna serta endapan pada masing-masing daun tersebut.
Hasil pengamatan tertera pada gambar berikut ini!

Hasil foto dari 3 tabung tiap sampel


Sampe 1 : Daun Mangga Sampel 2 : Daun Hanjuang

Sampel 3 : Daun Rhoe Discolor Sampel 4 : Daun Bayam


Sampel 5 : Daun Puring

4.2 Pembahasan

Pada praktikum uji fotosintesis kami menggunakan lima sampel daun yaitu daun mangga,
daun bayam, daun puring, daun rhoe discolor, dan daun hanjuang, kelima sampel tersebut
kemudian dipotong kecil-kecil dan tiap sampel dimasukan kedalam tabung reaksi yang
berisikan larutan alcohol, aqua dest dan aceton sebanyak 10ml, kemudian tunggu selama
lima menit, setelah lima menit kocok pelan tabung reaksi untuk melihat apakah ada
perubahan warna dari pelarut, dari hasil praktikum yang dilakukan didapat bahwa daun
hanjuang, daun bayam dan daun mangga memberikan warna hijau pada pelarut aceton
dan tidak terlalu nampak pada pelarut aqua dest dan alcohol, sedangkan pada daun rhoe
discolor dan daun puring tidak memberikan warna kuat pada semua pelarut, hal ini dapat
membuktikan bahwa daun yang memberikan warna kuat mengandung pigmen warna
hijau daun atau klorofil dan dapat ditarik dengan pelarut aceton.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dengan mencampurkan beberapa lembar daun kedalam tabung reaksi lalu masing-masing
tabung di tambahkan cairan (alcohol, aseton, aqua dest) ke dalam tabung reaksi yang
sudah berisi lembaran daun tersebut dapat di simpulkan terjadinya perubahan, baik pada
perubahan warna larutan maupun perubahan pada endapan daun pada larutan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Heldt, H.W. 2005. Plant Biochemistry 3rd Edition. California: Elsevier Academic
Press.
Hopkins, W.G. & Huner, N.P.A. 2009. Introduction to Plant Physiology 4 th Edition.
New York: John Wiley & Sons Inc.
Nugroho, Hartanto; Purnomo; dan Sumardi, Issirep. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:
Penebar Swadaya
Ramdiah, Siti; Mayasari, Ria; dan Adawiyah, Rabiatul. 2012. Morfologi Tumbuhan.
Banjarbaru: Scripta Cendekia.
Salisbury, F.B. & Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: Penerbit
ITB
Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta. Yogyakarta: UGM Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Wirahadikusumah, M. 2005. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid.

Bandung: Penerbit ITB.


LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

TES IODIUM

Di susun oleh :

Robiatun Masripah

NIM : D1A200181

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi Farmasi

Universitas Al-Ghifari
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai mahluk hidup, tumbuhan menunjukkan aktivitas-aktivitas kehidupan, seluruh


aktivitas. Fisiologi tunbuhan adalah Ilmu yang mempelajari aktivitas hidup yang dilakukan
tumbuhan, juga merupakan ilmu yang menginterpretasi proses kehidupannya yang berguna
untuk pengaturan tumbuhan itu sendiri, misalnya mempelajari tanggapan tumbuhan
terhadap perubahan lingkungan, proses metabolisme dan lain-lain.

Seluruh tubuh tumbuhan tersusun oleh satuan - satuan unit terkecil (seluler). Organisasi
tumbuhan terdiri dari struktur dalam tumbuhan (struktur sel) dan organisasi sub selluler.
Sel mahluk hidup digolongkan sebagai sel prokariotik dan sel eukariotik.

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusun,
jadi fotosintesis adalah proses penyusun dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa
organik yang kompleks yang memerlukan cahaya fotosintesis hanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang hanya mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai
penangkap energi cahaya matahari, fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang
dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi/terpakai
dengan memanfaatkan fotosintesis akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan dibumi.

Tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman sel-sel
tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas yang merupakan tempat terjadinya
fotosintesis, kloroplas adalah organ khusus yang dimiliki oleh tanaman bentuk oval dan
menganduung klorofil yang dikenal dengan zat hijau daun, seluruh bagian tumbuhan yang
merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam
setiap sel penyusunnya namun secara umum aktifitas fotosintesis bahwa kepadatan
kloroplas dipermukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah taun dan reaksi
gelap selama reaksi terang klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lainnya didalam
kloroflas menyerap energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian
rantai reaksi yang disebut transpor elektron.
1.2 Prinsip Percobaan

Berdasarkan terbentuknya amilum ( karbohidrat ) pada proses fotosintesis.

1.3 Tujuan Percobaan

1. Mampu membedakan bahan sampel yang mengandung amilum.

2. Mampu menjelaskan pengaruh matahari selama proses fotosintesis.

3. Mampu mengetahui hasil fotosintesis berupa amilum.

4. Mengetahui peran stomata dalam proses fotosintesis.


BAB II

TEORI DASAR

Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di
dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari. Glukosa merupakan senyawa
karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk
membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA,
protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber
energi untuk proses metabolisme tubuh.

Tumbuhan mensintesis glukosa, sebagai kebutuhan pokoknya, melui fotosintesis di bagian


daun (atau organ lain tumbuhan yang memiliki klorofil), dengan menggunakan cahaya
matahari. Tanpa adanya cahaya matahari atau sinar UV, tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, karena energi cahaya tersebut yang dikonversi oleh klorofil
untuk melakukan fotosistem I dan II (reaksi terang). Hal ini dibuktikan oleh peneliti
bernama Sachs bahwa fotosintesis menghasilkan amilum dengan bantuan cahaya matahari.
Dia menggunakan larutan iodium untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada daun
tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi iodium akan berubah
warna menjadi biru kehitaman.
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

 Selotip, Alumunium foil, tanaman Bauhinia purpurea, pipet tetes

 Daun bayam, mangga, dan Rhoeo discolor

 Tabung reaksi, Akuades, Etanol, pipet tetes, Larutan Iodium

3.2 Prosedur Kerja

1. Mengambil daun bayam, mangga dan Rhoeo discolor, lalu dipotong kecil-kecil dan
ditambahkan akuades

2. Memasukkan tabung berisi sampel ke penangas air sampai daun layu.

3. Membuang akuades, lalu menambahkan etanol ke dalam tabung dan dipanaskan


lagi sampai daun pucat.

4. Pada ulangan kedua, membuang akuades, ditambahkan aceton, dibiarkan di dalam


suhu ruangan.

5. Menaruh semua sampel daun di plat tetes yang telah diberi label.

6. Meneteskan larutan iodium dan mengamati perubahan warna


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3

Daun bayam Rhoeo discolor Daun mangga

Daun+ Etanol Daun+ Etanol Daun+ Etanol

Hasil uji : warna daun Hasil uji : warna daun Hasil uji : warna daun
menjadi coklat muda menjadi hijau pekat menjadi coklat pekat

Daun+ Aceton Daun+ Aceton Daun+ Aceton

Hasil Uji : warna daun Hasil Uji : warna daun Hasil Uji : warna daun
menjadi coklat pekat/tua menjadi hijau pekat menjadi coklat pekat
4.2 GAMBAR

Sampel daun + etanol di panaskan Hasil daun + etanol , daun menjadi


pucat

Hasil sampel daun yang telah di tetesi


iodium

Sampel daun + aceton pada suhu


ruangan
4.3 PERTANYAAN

1. Apakah ada perbedaan hasil uji dari ketiga sampel daun? Mengapa?

Jawab : Ya, ada perbedaan sampel daun yang ditambah dengan etanol ada yang
berwarna terang dan ada yang pekat. Sedangkan untuk sampel daun yang di tambah
aceton berwarna pekat. Karena perbedaan jenis pelarut menimbulkan perbedaan
terhadap klorofil.

2. Apa kesimpulan dari percobaan 2?

Jawab : Dapat di simpulkan bahwa proses fotosintesis di pengaruhi oleh cahaya


matahari dan klorofil, serta amilum(karbohidrat) sebagai hasil akhir. Dan
perbedaan jenis pelarut menimbulkan perbedaan terhadap klorofil.

4.3 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan sach. Beberapa hal yang dilakukan saat
pengujian sach pertama setelah daun di potong menjadi kecil dimasukkan ke dalam tabung
reaksi di tambah aquades lalu di panaskan di dalam penangas air sampai daun layu. Daun
yang telah layu di buang aquadest nya ,di tambahkan etanol dipanaskan kembali sampai
daun pucat. Hasilnya air etanol berubah warna agak kehijauan, hal ini berarti klorofil
dalam daun larut. Dan hal ini membuktikan bahwa klorofil, pada daun tidak dapat larut
hanya dengan menggunakan air saja namun harus memakai suatu larutan yaitu misalnya
dengan menggunakan etanol. Karena pada etanol terdapat susunan unsur yang dapat
memecahkan molekul klorofil dalam daun. Dan pada sampel daun yang di tambah aceton
di biarkan dalam suhu ruangan, dan sampel berubah menjadi agak kehijauan.

Setelah sampel daun pucat , sampel di taruh di plat tetes , kemudian di tetesi larutan iodium
untuk melihat kadar amilum pada kedua daun tadi. Larutan ini dapat digunakan sebagai uji
indikator atas adanya pati dalam senyawa organik, Larutan unsur iodium seperti Lugol
akan mewarnai pati/kanji karena interaksi iodium dengan struktur lingkar polisakarida.
Setelah ditetesi larutan iodium beberapa menit kemudian terjadi perubahan warna pada
daun bayam di tambah etanol daun berubah warna menjadi coklat muda, pada daun rhoeo
discolor dan daun mangga menjadi warna hijau pekat hampir hitam, sedangkan pada
sampel daun yang di tambah aceton daun bayam dan daun mangga berubah menjadi warna
coklat pekat, dan daun rhoeo discolor menjadi warna hijau pekat. Hal ini dibuktikan oleh
peneliti bernama Sachs bahwa fotosintesis menghasilkan amilum dengan bantuan cahaya
matahari. Dia menggunakan larutan iodium untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada
daun tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi iodium akan
berubah warna menjadi biru kehitaman.

Fotosintesis juga merupakan salah satu cara pertahanan diri yang dilakukan oleh tumbuhan
agar bertahan hidup. Ada beberapa hal yang mempengaruhi fotosintesis yaitu suhu,
CO2 dan cahaya adalah faktor terpenting dalam fotosintesis. Dalam proses fotosintesis juga
diperlukan pigmen untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi kimia.
BAB V

KESIMPULAN

Dapat di simpulkan bahwa proses fotosintesis di pengaruhi oleh cahaya matahari dan
klorofil, serta amilum (karbohidrat) sebagai hasil akhir. Dan perbedaan jenis pelarut
menimbulkan perbedaan terhadap klorofil.

DAFTAR PUSTAKA

Heldt, H.W. 2005. Plant Biochemistry 3rd Edition. California: Elsevier Academic Press.

Hopkins, W.G. & Huner, N.P.A. 2009. Introduction to Plant Physiology 4th Edition. New
York: John Wiley & Sons Inc.

Nugroho, Hartanto; Purnomo; dan Sumardi, Issirep. 2006. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya

Salisbury, F.B. & Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB

Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta. Yogyakarta:


UGM Press.

Wirahadikusumah, M. 2005. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid.


Bandung: Penerbit ITB.

Lumowa, Sonja V. T. 2012. Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Samarinda: Unversitas
Mulawarman.

Harborne, 1997. Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT Gramedia, Jakarta.

Di akses pada tanggal 20 Oktober 2021 http://digilib.unimed.ac.id/1641/

Anda mungkin juga menyukai