Anda di halaman 1dari 6

3.

6 Kantong Lumpur
Kantong lumpur merupakan bangunan yang berada di pangkal saluran induk dan
berfungsi untuk menampung serta mengendapkan lumpur, pasir, dan kerikil. Ini
bertujuan agar bahan endapan tersebut tidak terbawa saluran di hilirnya. Bangunan
kantong lumpur dibersihkan tiap jangka waktu tertentu.

3.6.1 Data Umum Perencanaan Kantong Lumpur


2,15+2,65
Debit pengambilan (Q1) = = 2,4 m3/dt
2
1,8+2
Lebar saluran (b) = = 1,9 m
2
Kecepatan pengaliran (v) = 1 m/dt
Kemiringan melintang saluran (m) =1
Koefisien kekerasan dinding saluran (k) = 45 (sumber: KP-03-hal 37)
Tinggi air di saluran =1m

Tabel 3.8 Tipe Saluran

Q 2,4
A= = =2,4 m 2
v 1

3.6.2 Perencanaan Umum


 Tinggi tampang basah (A)
1
A= × h × ( 2 b+2 h )
2
1
2,4= ×h × ( 2×1,9+ 2× h )
2
2,4=1,9 h+h2
h2 +1,9 h−2,4=0
−b ± √b 2−4 ac
dengan menggunakan rumus abc =
2a
Maka didapatkan nilai h = 0,87 m

 Keliling Basah (P)


P=b+2 h √2
P=1,9+ 2× 0 , 87× √ 2
P=4 , 35 m
 Jari-Jari Hidrolis
A
R=
P
2,4
R= =0,5 5 m
4,446
 Kemiringan Saluran (In)
2
v
I n=
( )k × R3
2

2
1
I n=
( )45× 0,54
2
3
=0,0011 m

 Tinggi Jagaan (Free Board)


2
3
F=c +0,075 . v . h
2
F=0,4+ 0,075 .1 . 0 ,87 3
F=0,4 1 m

3.6.3 Dimensi Kantong Lumpur


Perencanaan dimensi kantong lumpur
a) Koefisien viskositas (ψ)
0,0178
Ψ= =0,0086
1+0,0377 T c + 0,00022T c 2
Keterangan:
ψ = Koefisien viskositas (t/m3)
Tc = 250
b) Kecepatan jatuh
1 (γ s −γ w )
W= ×D× ×g
18 ψ
1 (2,60−1)
W= ×7 . 10−5 × × 9,81
18 0,0086
W =0,0 10 m/dt
Keterangan:
w = kecepatan jatuh (m/dt)
D = diameter sedimen = 0,01 m
γs = berat jenis sedimen = 2,60 t/m3
γw = berat jenis air = 1,0 t/m3
c) Lebar kantong lumpur
Lebar kantong lumpur (B) = 5 ×1,9 m
= 9,5 m
Lebar kantong lumpur diasumsikan 4-6 kali lebih besar dari lebar
saluran untuk memperkecil panjang kantong lumpur.
Kemiringan melintang saluran (m) = 1
d) Luas penampang basah:
A=( b+m . h ) h
A=( 9,5+1 .0 ,87 ) 0 , 87
A=9 m 2
Q
v=
A
2,4
v= =0,2 7 m/dt
9
e) Panjang Kantong Lumpur
v
L= .h
w
0,2 7
L= .0 ,87
0,007
L=22,72 m
3.6.4 Menentukan aliran kritis
Luas aliran kritis (Ac) = ( b+ m. Yc ) .Yc
Permukaan kritis (Tc) = b+ 2m .Yc
Ac
Kedalaman hidrolis (dc) =
Tc
v c =√( g . dc)

( b+m. Yc ) . Yc

v c= g .
b+2 . mYc
………..(1)

Qc 0,75 Q
v c= = ……………..(2)
Ac Ac
Persamaan (1) dan (2)
g¿¿
Syarat kritis FR = 1
g¿¿
a) Tinggi aliran kritis (Yc)
Tinggi aliran kritis dicari dengan Trial and Error dengan mengontrol
Fr syarat dengan Fr = 1 karena Yc yang dicoba:
Tabel 3.9 Perhitungan Yc

Dengan nilai B = 9,5 m


=1m
= 2,4 m3/dt
Jadi didapatkan nilai Yc = 0,153 m
b) Kecepatan aliran kritis:
g ( b+m .Yc ) Yc
v c=
√ b+2 m. Yc
9,81 ( 9,5+1 . 0,153 ) 0,153
v c=
√ b+2 ×1 . 0,153
v c =1,22 m/dt
c) Luas penampang basah pada aliran kritis:
Ac =(b+ m. Y c ) ×Y c
Ac =(9,5+1 . 0,153)× 0,153
Ac =1,48 m2
d) Keliling basah penampang pada aliran kritis
Pc =(b+2 . Yc)× √ m2 +1
Pc =(9,5+2 . 0,153) × √ 12 +1
Pc =13,87 m
e) Jari-jari hidrolis pada aliran kritis:
Ac
Rc =
Pc
1,48
Rc =
13,87
Rc =0,107 m
f) Kemiringan memanjang:
Rumus Strickler
Untuk kondisi menurut gambar:

Gambar 3.13 Penampang Kantong Lumpur


1
K c = dimana n=0,0 2
n
1
K c= =50
0,02
2
vc
I c=
( ) Kr. Rc
2
3

2
1,22
I c=
( 50 ×0,107 3
2
)
I c =0,012
g) Kedalaman kantong:
Dc=I c × L
Dc=0,012× 22,03
Dc=0,258 m
Gambar 3.14 Potongan Melintang Kantong Lumpur

Anda mungkin juga menyukai