Anda di halaman 1dari 1

BALINESE FISHERMAN 1 BY AFFANDI

Sebagai salah satu seniman besar abad ke-20, Affandi membedakan dirinya dengan bahasa artistik
yang benar-benar luar biasa yang berakar pada kualitas ekspresif garis. Setiap garis dalam
lukisannya, baik itu ikal pendek impasto, atau jejak cat yang lebih panjang yang digoreskan di
permukaan kanvas, adalah garis artikulasi yang penuh dengan tujuan. Gaya khasnya diperoleh
dengan langsung memeras cat dari tabungnya dan membentuk garis dengan jari-jarinya. Dia
menemukan teknik ini secara tidak sengaja ketika, karena tidak dapat menemukan kuas dalam jarak
dekat, dia buru-buru mengaplikasikan cat langsung dari tabungnya. Efek yang dihasilkan, seperti
yang dia ketahui, adalah objek yang dilukis tampak lebih hidup.

Seni Affandi dibentuk oleh pengamatan langsung terhadap dunia di sekitarnya, yang ia ubah untuk
mengekspresikan visi batin pribadinya. Komitmennya untuk melukis pemandangan sehari-hari
kehidupan Indonesia adalah gairah seumur hidup saat ia menggambarkan aspek yang paling indah
dari tanah airnya. Untuk menangkap esensi dari setiap situasi atau objek, ia melukis dan mengecat
kembali kelompok inti subjek yang mencakup adegan kehidupan Indonesia, matahari, potret dirinya,
dan tentu saja sosok nelayan Indonesia seperti yang terlihat di lot saat ini, Nelayan Bali I.

Pada tahun 1982, Affandi mengadakan pameran 91 lukisan di sebuah hotel di Thamrin Square,
Jakarta. Seorang anggota Kementerian Luar Negeri Eropa tinggal di sana pada waktu itu, dan
memperoleh karya ini seharga 2.500.000 Rupiah, langsung dari senimannya. Karya tersebut telah
menjadi koleksi pribadinya sejak itu, membuat penampilan pertamanya di pasar hari ini.

Subjeknya adalah seorang nelayan, hampir seukuran manusia, mengenakan topi khas nelayan, duduk
di perahunya dalam pose lotus yang nyaman, pergi ke laut dengan jaring ikan yang masih kosong di
belakangnya. Affandi telah melukis nelayan itu dalam postur yang tenang dan meyakinkan, dengan
gumpalan guratan putih di latar belakang yang membangkitkan kabut dingin di pagi hari. Namun, di
latar depan, dayung merah dan runcingnya memberi arah dan kedalaman pada komposisi, dan
melambangkan kekuatan di balik penampilannya yang tenang – sebuah metafora untuk seniman yang
akan melukis karya ini pada usia 75 tahun dengan semangat muda yang tiada habisnya.

Anda mungkin juga menyukai