Anda di halaman 1dari 18

PERBANDINGAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

GAAS BASED DAN ISA BASED


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing 1

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Ranti Melani Syafitri 185154023
Siti Asri Septiani 185154026
Yelza Diasca 185154032
2 AC A

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
Audit Process in GAAS Based

Merencanakan dan Merancang Pendekatan


Audit

Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan


Pengujian Substantif atas Transaksi

Melaksanakan Prosedur Analitis dan


Pengujian Rincian Saldo

Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan


Laporan Audit

Penjelasan dari proses diatas :

Fase I Menerima klien dan melaksanakan perencanaan


awal
Merencanakan dan
Merancang Pendekatan
Memahami bisnis dan industri kllien
Audit

Menilai risiko bisnis klien

Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

Menetapkan materialitas dan menilai risiko


audit yang dapat diterima serta risiko inheren

Memahami pengendalian internal dan menilai


risiko pengendalian

Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko


keuangan

Mengembangkan strategi audit dan program


audit secara keseluruhan
Fase II
Melaksanakan Pengujian
Pengendalian dan Merencanakan untuk mengurangi Tidak
Pengujian Substantif atas penilaian tingkat risiko
Transaksi pengendalian?

Ya

Melaksanakan pengujian pengendalian

Melaksanakan pengujian substantif atas


transaksi

Menilai kemungkinan salah saji dalam


laporan keuangan

Fase III
Melaksanakan Prosedur
Analitis dan Pengujian Tinggi atau Tidak
Rincian Saldo Rendah Sedang diketahui

Melakukan prosedur analitis

Melaksanakan pengujian atas pos-pos yang


penting

Melaksanakan pengujian rincian saldo


tambahan

Fase IV
Menyelesaikan Audit dan Melaksanakan pengujian tambahan atau
Mengeluarkan Laporan penyajian dan pengungkapan
Audit
Mengumpulkan bukti akhir

Mengevaluasi hasil

Mengeluarkan laporan audit

Mengomunikasikan kepada komite audit dan


manajemen
Audit Process in ISA Based

Menilai Risiko (Risk Assesment)

Menanggapi Risiko (Risk Response)

Pelaporan(Reporting)

Penjelasan dari prose diatas :

Kegiatan Tujuan Dokumentasi

Kegiatan pra Kegiatan pra Rinci faktor risiko


penugasan penugasan Idependensi Surat
Menilai Risiko Penugasan
(Risk Assesment)

Buat strategi audit Materialitas


Rencanakan auditnya
menyeluruh dan Diskusi tim audit
rencana audit Strategi audit menyeluruh

Lakukan prosedur Identifikasi/nilai RSSM


penilaian risiko dengan memahami Risiko bisnis &fraud,
entitas termasuk risiko signifikan

Rancang/
Implementasi PI

Nilai RSSM di tingkat :


- Lap. Keuangan
- Asersi
Tujuan Dokumentasi
Kegiatan

Menanggapi Risiko Mutakhirkan strategi


Rancangan tanggapan menyeluruh Buat tanggapan tepat
(Risk Response) menyeluruh
dan prosedur audit selanjutnya terhadap RSSM yang
Tanggapan menyeluruh
dinilai
Rencana audit yang
mengaitkan RSSM yang
dinilai ke prosedur

Perkerjaan yang
Implementasikan tanggapan Turunkan risiko audit ke
dilaksanakan
terhadap RSSM yang dinilai tingkat rendah yang dapat
Temuan audit
diterima
Supervisi staf
Reviu kertas kerja

Kegiatan Tujuan Dokumentasi

Evaluasi bukti audit Tentukan pekerjaan Faktor risiko baru dan prosedur
Pelaporan audit tambahan yang audit
(Reporting) diperlukan Perubahan materialitas
Komunikasi temuan audit
Kesimpulan atas prosedur audit
yang dilaksanakan

Y = Ya
Perlu pekerjaan
tambahan?

T = Tidak
Rumuskan opini
Keputusan penting
Buat laporan audit berdasarkan temuan
Tandatangani opini
audit
STEPS OF
STEPS OF
THE
THE AUDIT
DESCRIPTION AUDIT DESCRIPTION
PROCESS IN
PROCESS
GAAS
IN ISA
FASE I a) Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal TAHAP I Dalam tahap pertama yang dilakukan auditor dalam
Merencanakan Perencanaan audit awal melibatkan 4 hal, diantaranya : Risk mengaudit laporan keuangan yaitu melaksanakan prosedur
dan merancang  Memutuskan menerima klien baru atau terus Assessment penilaian risiko yang bertujuan untuk menentukan
Pendekatan (Penilaian
melayani klien yang ada sekarang ada/tidaknya risiko salah saji yang material.
Audit Resiko)
 Mengidentifikasi alasan klien membutuhkan audit Langkah-langkah utama dalam tahap risk assessment terdiri
 Menghindari kesalahpahaman atas berikut ini :
 Mengembangkan strategi audit keseluruhan 1. Pra Penugasan
b) Memahami bisnis dan industri kecil Pada langkah ini auditor memutuskan apakah akan
Auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji menerima (jika merupakan penugasan pertama) atau
yang material, apakah karena kecurangan atau melanjutkan (jika merupakan penugasan ulangan) atau
kesalahan, berdasar pemahaman atas entitas dan menolah penugasan.
lingkungannya. Sifat bisnis dan industri klien Sebelum membuat keputusan tersebut, langkah pertama
mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang dilakukan yaitu menilai kemampuan KAP untuk
material dalam laoiran keuangan. Adapun tinjauan melaksanakan penugasan dan meniai risiko dengan cara
menyangkut pendekatan untuk memahami bisnis klien mempertimbang dan mengumpulkan informasi yang dapat
diantaranya : menjawab pertanyaan berikut :
 Memahami bisnis dan lingkungan eksternal a. Penugasan audit (sifat dan lingkup audit, kerangka
Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat akuntansi dan pelaporan yang digunakan, bagaiman
mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis laporan auditor dan laporan keuangan digunakan,
klien dan risiko audit yang dapat diterima, risiko deadline untuk penyelesaian audit)
inheren tertentu sudah umum bagi semua klien b. Apakah KAP mempunyai SDM, waktu, kompetensi
dalam industri tertentu, dan banyak industri memiliki yang memadai untuk menangani penugasan tersebut?
persyaratan akuntansi yang unik yang harus c. Apakah KAP independent? Ada benturan
dipahami auditor. kepentingan?
d. Apakah risiko penugasan dapat diterima (acceptable)?
 Memahami operasi dan proses bisnis
e. Apakah klien dapat dipercaya?
Auditor harus memahami faktor-faktor seperti
Lalu langkah selanjutnya yaitu melakukan pengecekan
sumber utama pendapatan, pelanggan dan pemasok
kunsi, sumber pembiayaan, dan informasi tentang latar belakang klien dengan cara memvalidasi aspek
pihak terkait yang dapat menunjukkan area dimana penting dalam penilaian risiko kepada pihak keiga untuk
risiko bisnis klien meningkat. Adapun hal yang dapat memastikan bahwa informasi yang diperoleh dari entitas
dilakukan untuk memahami operasi dan proses memang akurat.
bisnis diantaranya: kunjungan ke pabrik dan kantor, Jika keputusannya adalah menerima penugasan, maka
mengidentifikasi pihak terkait (perusahaan afiliasi, harus memperhatikan ketersediaan prakondisi untuk suatu
pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya audit yang harus dipenuhi entitas, adanya pembatasan
yang bersangkutan dengan klien itu) lingkup penugasan, kesepakatan syarat-syarat penugasan.
 Memahami manajemen dan tata kelola Jika semua kondisi diatas memuaskan adanya, siapkan
Tata kelola perusahaan meliputi struktur organisasi surat penugasan atau akta perikatan dan ditandatangani.
klien, serta aktivitas dewan direksi dan komite audit. 2. Perencanaan Audit
Untuk memahami sistem tata kelola ini, auditor Pada langkah ini berkaitan dengan perencanaan audit
harus memahami bagaimana dewan dan komite audit dengan tujuan menghasilkan strategi audit menyeluruh
melakukan pengawasan, termasuk kode etik dan rencana audit yang diikuti dengan dokumentasi.
perusahaan. Berikut ini kegiatan yang dilakan dalam perencanaan.
 Memahami tujuan dan strategi klien a. Menetukan materialitas
Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas Berikut ini cara menentukan materialitas :
untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan klien - Overall materiality
berkaitan dengan reabilitas laporan keuangan, Merupakan materialitas untuk laporan secara
efektivitas dan efisiensi operasi, ketaatan pada keseluruhan yang didasarkan pada kearifan
hukum dan peraturan. professional auditor mengenai jumlah terbesar
 Memahami pengukuran dan kinerja salah saji dalam laporan keuangan tanpa
Sistem pengukuran dan kinerja klien meliputi memengaruhi keputusan ekonomis pemakai
indikator kinerja utama yang digunakan manajemen laporan keuangn. Tujuannya sebagai ambang batas
untuk mengukur kemajuan pencapian tujuan. untuk menentukan bahwa laporan keuagan bebas
Pengukuran kinerja meliputi analisi rasio dan tolak dari salah saji yang material, baik karena error atau
ukur terhadap pesaing utama. fraud.
c) Menilai risiko bisnis klien Sebagai langkah awal menentukan angka
Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya materialitas, auditor biasanya menggunakan suatu
dari pemahaman strategis atas bisnis dan industri klien acuan, ambang batas, threshold atau benchmark.
untuk menilai risiko bisnis klien, yaitu risiko bahwa Sifat dari acuan ini dan besarnya presentase
klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. didasarkan pada kearifan professional.
Risiko bisnin klien dapat timbul dari banyak faktor - Specific materiality
yang mempengaruhi klien dan lingkungannya. Merupakan materialitas pada tingkat jenis
Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji transaksi tertentu, atau saldo akun tertentu atau
material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh pengungkpan tertentu. Tujuannya sebagai ambang
risiko bisnis klien. batas (lebih rendah dari overall materiality) yang
d) Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan diterapkan pada jenis transaksi, saldo akun, atau
Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan disclosures tertentu di mana salah saji lebih kecil
untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan dari overall materiality dapat memengaruhi
untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur keputusan ekonomis pemakai laporan. Penentuan
tersebut membandingkan rasio klien dengan benchmark besarnya materiality ini dengan menentukan angka
industri atau pesaing untuk mengindikasikan kinerja yang lebih rendah, berdasarkan kearifan
perusahaan. professional, untuk area laporan keuangan yang
e) Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang sensitive atau spesifik
dapat diterima serta risiko inheren - Performance materiality
 Menetapkan materialitas yaitu menetapkan besarnya Merupakan materialitas yang digunakan dalam
penghapusan atau salah saji informasi akuntansi pelaksanaan audit yang digunakan auditor untuk
yang dengan memperhitungkan situasinya menekan risiko sampai ke titik rendah yang dapat
menyebabkan pertimbangan seseorang yang diterima. Tujuannya sebagai ambang batas (lebih
bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut rendah dari overall materiality) yang memastikan
mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh salah saji yang immaterial ditemukan dan
penghapusan atau salah saji tersebut. memberikan kepada auditor suatu margin
 Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas pengaman.
kerentanan asersi salah saji yang material, sebelum Materialitas dalam tahan risk assessment ini akan
memperhitungkan keefektifan pengendalian internal. diganakan dalam tahap perumusan strategi
Auditor harus menilai faktor-faktor yang menyeluruh dan rencana audit, prosedur penilaian
menyebabkan risiko inheren dan memodifikasi bukti resiko, dan saat pertemuan tim penugasan.
audit untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut. b. Melakukan pertemuan dengan tim audit untuk
Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor perencanaan
untuk menilai risiko inheren, diantaranya : sifat Dalam penugasan yang lebih besar, pertemuan
bisnis klien, hasil audit sebelumnya, penugasan awal mengenai perencanaan dijadwalkan jauh sebelum
vs berulang, pihak pihak terkait, transaksi nonrutin dimulainya pekerjaan lapangan. Untuk penugasan
atau kompleks, pertimbangan yang diperlukan untuk yang sangat kecil, perencanaan justru melalui diskusi
mencatat saldo akun, unsur unsur populasi, dll. sangat singkat pada awal penugasan dan selama audit
 Risiko audit yang dapat diterima sebagai ukuran berjalan. Pertemuan mengenai perencanaan ini
kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan membahas :
keuangan mungkin mengandung salah saji material 1) Materialitas
setelah audit selesai. 2) Insight mengenai entitas
f) Memahami pengendalian internal dan menilai risiko 3) Potensi risiko bisnis dan risiko kecurangan
pengendalian 4) Dimana/bagaimana laporan keuangan rentan salah
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan saji yang material
prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen 5) Rencana audit yang mencakup apa, siapa, dimana,
kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai kapan
tujuan dan sasarannya. Biasanya manajemen 6) Supervise dan review
memepunyai tujuan umum dalam merancang c. Merumuskan strategi audit menyeluruh
pengendalian interna yang efektif, diantaranya : Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan
ralibilitas laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas keputusan keputusan yang berasal dari langkah-
operasi, ketaatan pada hukum dan peraturan. Adapun langkah dasar berikut ini :
komponen pengendalian internal, diantaranya 1) Cara memulainya
lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian,  Lakukan kegiatan pra penugasan
informasi dan komunikasi, serta pemantauan.  Kumpulkan informasi yang relevan tentang
Tingkat pemahaman atas pengendalian internal serta entitas
luas pengujian yang dibutuhkan untuk audit atas  Tunjuk staf, pengendali mutu dan ahli
pengendalian internal melampaui apa yang disyaratkan  Jadwalkan pertemuan tim audit dan partner
untuk audit atas laporan keuangan saja. Karena itu, penugasannya untuk membahas kemungkinan
apabila terlebih dahulu berfokus pada pemahaman atas salah saji yang material
pengendalian internal dan pengujian yang diperlukan  Tentukan tanggal penting dari pekerjaaan audit
untuk audit pengendalian internal, auditor sudah 2) Menilai risiko dan memberikan tanggapan
memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk  Tentukan overall materiality, specific
memahami dan menguji pengendalian internal atas materiality, dan performance materiality
audit laporan keuangan.  Tentukan sifat dan luasnya prosedur penilaian
Dalam menlai risiko pengendalian, hal yang dilakukan risiko yang harus dilakukan dan siapa yang
diantaranya : menilai apakah laporan keuangan bisa akan melaksanakannya
diaudit, menentukan penilaian risiko pengendalian yang
 Buat tanggapan secara keseluruhan yang tetap
didukung oleh pemahaman yang diperoleh, penggunaan
matriks risiko pengendalian, mengidentifikasi terhadap risiko yang telah dinilai
defisiensi, defisiensi signifikan, dan kelemahan materialitasnya
material, komunikasi dengan pihak yang memikul  Komunikasikan garis besar lingkup dan waktu
tanggung jawab tata kelola dan surat manajemen. yang direncanakan untuk audit kepada TCWG
g) Mengumpulkan infomasi untuk menilai risiko  Mutakhirkan dan ubah strategi dan rencana
kecurangan audit jika ada perubahan situasi
Tiga kondisi kecurangan bisa terjadi dikarenakan : Pada saat risiko salah saji yang material telah
insentif/tekanan, kesempatan, sikap/rasionalisasi. Salah diidentifikasi dan dinilai, strategi menyeluruh dapat
satu pertimbangan penting yang dilakukan auditor difinalkan, dan rencana audit terinci dapat disusun
dalam mengungkap kecurangan adalah yang berisi prosedur audit selanjutnya yang harus
mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan dilakukan pada tingkat asersi.
risiko kecurangan. 3. Penilaian Risiko
h) Mengembangkan strategi audit dan program audit a. Menentukan dan menilai risiko bawaan
keseluruhan Tiga langkah mengidentifikasi risiko
Dalam mengembangkan audit secara keseluruhan, 1) Kumpulkan informasi dasar entitas
auditor menggunakan lima jenis pengujian untuk 2) Rancang, Laksanakan dan dokumentasikan
menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara prosedur penilaian risiko
wajar. Auditor menggunakan prosedur penilaian risiko 3) Hubungkan risiko yang diidentifikasi dengan area
untuk menilai risiko salah saji material, yang dalam laporan keuangan
merupakan gabungan dari risiko inheren dan risiko Setelah menidentifikasi risiko bawaan selanjutnya
pengendalian. Keempat jenis pengujian lain merupakan adalah menilai risiko bawaan yang diidentifikasi dan
prosedur audit selanjutnya yang dilaksanakan sebagai menetukan berapa pentingnya risiko tersebut untuk
respons terhadap risiko yang diidentifikasi. mengaudit laporan keuangan.
 Prosedur penilaian risiko b. Menentukan dan menilai risiko pengendalian
Dilaksanakan untuk menilai risiko salah saji yang c. Mengomunikasikan kelemahan dan kekurangan yang
material dalam laporan keuangan ditemukan
 Pengujian pengendalian  Auditor wajib menentukan apakah auditor telah
Pemahaman auditor atas pengendalian internal mengidentifikasi satu atau beberapa kelemahan
digunakan untuk menilai risiko pengendalian bagi dalam pengendalian internal.
setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.  Jika auditor telah mengidentifikasi satu atau
Pengujian pengendalian digunakan untuk beberapa kelemahan dalam pengendalian internal,
menentukan apakah pengendalian tersebut efektif. auditor wajib menentukan apakah kelemahan
 Pengujian substantive atas transaksi pengendalian internal tersebut signifikan.
Pengujian substantive adalah prosedur yang  Auditor wajib mengomunikasikan secara lisan
dirancang untuk menguji salah saji moneter yang kepada manajemen pada tingkat tanggung jawab
secara langsung mempengaruhi saldo keuangan. yang tepat secara tepat waktu
Pengujian substantive atas transaksi digunakan untuk  Auditor wajib mengomunikasikan secara tertulis
menentukan apakah tujuan audit yang berkaitan kelemahan pengendalian internal yang signifikan
dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas kepada TCWG secara tepat waktu
transaksi.  Tidak ada pembatasan mengenai kelemahan
 Prosedur analitis pengendalian internal apa yang dapat
Melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dikomunikasikan kepada TCWG dan manajemen.
dengan harapan yang dikembangkan auditor. Namun ketika kelemahan pengendalian internal
 Pengujian rincian atas saldo dinilai signifikan, auditor pertama-tama perlu
Berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk membahasnya dengan manajemen, dan ia kemudian
neraca atau laba rugi. Lalu, program audit harus mengomunikasikannya secara tertulis kepada
dikembangkan setelah mempertimbangkan semua TCWG.
faktor yang mempengaruhi pengujian rincian saldo  Manajemen dan TCWG bertanggung jawab untuk
dan beberapa asumsi tentang risiko dan hasil memberikan tanggapan yang tepat terhadap
pengujian. komunikasi auditor tentang kelemahan pengendalian
intern dan rekomendasi mengenai tindakan
perbaikan. Tanggapan ini dapat berupa pelaksanaan
perbaikan, keputusan tidak melaksanakan perbaikan,
dan tidak bertindak sama sekali
 Apa pun tanggapan manajemen auditor wajib
mengomunikasikan semua kelemahan pengendalian
internal yang signifikan secara tertulis kepada
TCWG.
 Komunikasi tertulis mengenai kelemahan
pengendalian internal secara yang signifikan
biasanya meliputi :
i. Penjelasan mengenai setiap kelemahan yang
signifikan dan dampak yang mungkin terjadi
ii. Usulan untuk memperbaiki kelemahan tersebut
iii. Tanggapan manajemen

d. Menyelesaikan tahap penilaian resiko


Langkah terakhir dalam tahap penilaian risiko ialah
mereviu hasil dari pelaksanaan prosedur penilaian
risiko dan kemudian mengikhtisarkan risiko salah saji
material pada :
- Tingkat laporan keuangan. Pada tingkat ini risiko
salah saji bersifat pervasive dan dapat
memengaruhi beberapa asersi
- Tingkat asersi untuk semua jenis transaksi, saldo
akun dan penyajian serta pengungkapan.
Hasil dari tahap penilaian risiko ialah suatu daftar
tentang risiko yang dinilai. Hasil peniliaian risiko ini
akan menjadi dasar untuk tahap berikutnya yaitu
menentukan bagaimana menanggapi dengan tepat
risiko yang dinilai tersebut.
FASE II Tujuan dari Fase II ini adalah untuk : TAHAP II Dalam tahap ini terdapat 2 kegiatan yaitu :
Melaksanakan a. Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian Risk
pengujian khusus yang berkontribusi pada penilaian risiko Respone 1) Rencana Audit yang Tanggap dan Prosedur Audit
pengendalian (Menanggap Selanjutnya
pengendalian oleh auditor.
i Risiko) - Rencana Audit yang Tanggap
dan pengujian b. Memperoleh bukti untuk mendukung ketepatan moneter
substantive atas Professional judgment dan pemikiran yang cermat
transaksi Tujuan pertama dipenuhi dengan melakukan pengujian diperlukan untuk menyusun rencana audit dalam
pengendalian dan tujuan kedua dengan melakukan memberi tanggapan yang tepat pada risiko yang
pengujian substantive. Apabila pengendalian dianggap dinilai. Ada tiga langkah umum yang dijalankan
tidak efektif atau bila auditor menemukan penyimpangan, auditor dalam menyusun rencana
pengujian substantive dapat diperluas dalam fase ini atau a. Tanggapi risiko yang dinilai pada tingkat laporan
fase III, dengan mempertimbangkan implikasi bagi laporan keuangan (overall response)
auditor tentang pengendalian internal atas pelaporan Karena risiko ini bersifat pervasive, penilaian
keuangan dalam audit terintegrasi. resiko dengan tingkat tinggi akan menambah
pekerjaan audit yang diperlukan untuk setiap area
Karena hasil pengujian pengendalian dan substantive atas dalam laporan keuangan
transaksi merupakan determinan utama dari luas pengujian b. Identifikasi prosedur tertentu yang diperlukan
rincian saldo, pengujian itu sering kali dilakukan 2 atau 3 untuk area yang material
bulan sebelum tanggal neraca. Untuk sistem akuntansi Sebelum menyusun tanggapan terinci atas setiap
terkomputerisasi, seringkali auditor melaksanakan risiko yang dinilai akan bermanfaat bagia uditor
pengujian pengendalian dan substantive atas transaksi mengidentifikasi prosedur tertentu yang
selama tahun berjalan untuk mengidentifikasi transaksi diperlukan untuk setiap area laporan keuangan
yang tidak biasa atau signifikan, dan menentukan apakah yang material
telah dilakukan perubahan pada program komputer klien. c. Tentukan prosedur audit dan luasnya
Menggunakan professional judgment untuk
memilih campuran yang tepat dari berbagai
prosedur dan dari luasnya pengujian yang harus
dilakukan untuk menanggapi risiko secara tepat.
- Prosedur Audit Selanjutnya
a. Prosedur substantive
ISA 330.18 : Apapun hasil penilaian risiko atas
salah saji material, auditor wajib merancang dan
melaksanakan prosedur substantif untuk setiap
jenis transaksi, saldo akun, dan disclosure. Ada 2
jenis prosedur substantive yaitu test of details dan
substantive analytical procedures
b. Uji pengendalian
ISA 330.11 : Auditor wajib menguji pengendalian
untuk jangka waktu tertentu, atau untuk suatu
periode, di mana auditor berniat memanfaatkan
pengendalian tersebut, dengan memperhatikan
alinea 12 dan 15 di bawah, untuk memberikan
dasar / alasan yang tepat mengenai niat tersebut
(auditor's intended reliance). (lihat alinea A32).
Uji pengendalian atau tests of controls dirancang
untuk memperoleh bukti mengenai berfungsinya
pengendalian di dalam setiap unsur dari kelima
unsurpengendalian internal.
c. Konfirmasi eksternal
ISA 330.19 : Auditor wajib mempertimbangkan
apakah prosedur konfirmasi eksternal
dilaksanakan sebagai prosedur audit substantif
(alinea A48-A51).
Konfirmasi eksternal sering digunakan untuk
membuktikan lengkapnya suatu utang atau
kewajiban dan eksistensi/adanya suatu aset.
Konfirmasi eksternal juga dapat memberikan bukti
apakah angka-angka telah dicatat dengan akurat
dan dalam periode yang benar (asersi mengenai
pisah batas atau cut-Off).
2) Mengimplementasikan prosedur audit tersebut

Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan risiko audit ke


tingkat rendah yang dapat diterima. Dokumentasi dari
kegiatan ini yaitu pekerjaan yang dilaksanakan, temuan audit,
supervise staf, reviu kertas kerja
FASE III Tujuan dari fase III adalah memperoleh bukti tambahan TAHAP III Tahap terakhir proses audit ini terdiri atas 2 bagian utama,
Melaksanakan yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan Reporting yaitu :
prosedur analitis catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan wajar. (Pelaporan)
dan pengujian Sifat dan luas pekerjaan akan sangat tergantung pada 1) Mengevaluasi bukti audit yang sudah dikumpulkan
rincian saldo temuan dari dua fase sebelumnya. Langkah ini mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti
Dua kategori umum dari prosedur fase III adalah : audit sehingga auditor dapat mengambil keptusan yang
a. Prosedur analitis substantive yang menilai kelayakan layak yang akan menjadi dasar pemberian pendapat audit.
transaksi dan saldo keseluruhan Setelah semua prosedur audit yang dirancanakan tuntas
b. Pengujian rincian saldo, yang merupakan prosedur audit dilaksanakan, auditor mengevaluasi hasil-hasilnya.
untuk menguji salah saji moneter dalam saldo laporan Berikut ini langkah dalam tahapan mengevaluasi bukti
keuangan. audit :
- Menilai kembali materialitas
Setelah menilai bukti audit, auditor
mempertimbangkan perlu/tidaknya menilai kembali
materialitas. Kegiatan ini meliputi penilaian kembali
apakah angka materialitas yang ditetapkan pada awal
audit masih tepat.
- Perubahan dalam penilaian risiko
Berdasarkan prosedur audit yang dilaksanakan dan
bukti audit yang diperoleh, auditor wajib
mengevaluasi apakah penilaian resiko salah saji yang
material masih tepat.
- Evaluasi dampak salah saji
Tujuan mengevaluasi salah saji adalah untuk
menentukan dampaknya terhadap audit itu dan apakah
auditor perlu melaksanakan prosedur audit tambahan
- Kecurangan
Mengevaluasi apakah informasi yang diperoleh dalam
melaksanakan prosedur penilaian risiko lainnya
mengindikasikan adanya faktr resiko kecurangan
- Bukti audit yang cukup dan tepat
- Prosedur analitikal akhir
Jika auditor menemukan risiko-risiko baru atau
hubungan tak terduga, ia perlu mengevaluasi kembali
prosedur audit yang telah direncanakan dan telah
dilaksanakan.
- Temuan dan masalah penting
Langkah terakhir dalam proses evaluasi adalah
mencatat atau merekam temuan dan masalah yang
signifikan dalam dokumen penyelesaian tugas
2) Membuat laporan auditor
Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses
audit dimana menyatakan pendapat auditor mengenai
kelayakan laporan keuangan perusahaan yang sudah
sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang berlaku
secara umum. Berikut langkah-langkah dalam membuat
laporan auditor:
a. Selesaikan semua dokumentasi audit
b. Dokumentasikan keputusan-keputusan yang penting
c. Rumuskan pendapat/opini
Opini auditor bergantung pada atau didasarkan atas
temuan-temuan auditnya. Ketika merumuskan opini,
auditor perlu memastikan apakah laporan dibuat sesuai
dengan kerangka pelaporan yang berlaku. Berdasarkan
hasil penilaian (materialitas, bukti audit, kebijakan
akuntansi, pengungkapan dalam laporan keuangan, fair
presentation frameworks, compliance frameworks),
auditor menentukan bentuk laporan audit (apakah tidak
dimodifikasi atau dimodifikasi) yang tepat, sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.
Jika laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang
material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku, maka pemberian opini yang tidak
dimodifikasi adalah tepat. Jika :
- Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan
keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah
saji yang material atau
- Bikti audit yang cukup untuk menyimpulkan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
salah saji yang material tidak dapat diperoleh, maka
auditor wajib memodifikasi opininya. Opini yang
dimodifikasi adalah opini yang bukan WTP.
Rinciannya tergantung pada fakta yang terjadi.
d. Terbitkan laporan auditor
Opini yang telah dirumuskan oleh auditor tersebut
dibuat dalam laporan tertulis. Laporan auditor diberi
judul “Independent Auditor’s Report” dan pemberian
judul untuk setiap alinea diharuskan sebagai berikut :
- Report on the Financial Statement
- Managemen’s Responsibility for the Financial
Statements
- Auditor’s Responsibility
- Opinion

Judul untuk alinea lain jika ada, yaitu :

- Emphasis of Matter
- Report on Other Legal and Regulatory
Requirements

FASE IV Setelah tiga fase pertama diselesaikan, auditor harus


Menyelesaikan mengumpulkan bukti tambahan yang bersangkutan dengan
dan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
mengeluarkan pengungkapan, mengikhtisarkan hasilnya, mengeluarkan
laporan audit laporan audit, dan melaksanakan bentuk komunikasi
lainnya. Adapun aspek dari tahap 4 ini, diantaranya :
a. Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan
Auditor melaksanakan prosedur audit yang berkaitan
dengan kewajiban kontinjen dan peristiwa setelah
tanggal neraca. Kewajiban kontinjen adalah kewajiban
potensial yang harus diungkapkan dalam catatan kaki
klien, auditor harus memastikan bahwa
pengungkapannya lengkap dan akurat.
Peristiwa setelah tanggal neraca merupakan peristiwa
yang kadang kadang terjadi setelah tanggal neraca,
tetapi sebelum dikeluarkannya laporan keuangan dan
laporan auditor, yang mempengaruhi laporan keuangan.
Prosedur review khusus dirancang agar perhatian
auditor tertuju pada peristiwa setelah tanggal neraca
yang mempengaruhi laporan keuangan.
b. Mengumpulkan bukti akhir
Selain bukti yang diperoleh untuk masing masing siklus
selama fase I dan II, dan untuk masing masing akun
selama fase III, auditor harus mengumpulkan bukti
berikut untuk laporan keuangan secara keseluruhan
selama fase penyelesaian :
 Melaksanakan prosedur anaitis terakhir
 Mengevaluasi asumsi going concern
 Mendapatkan surat representasi klien
 Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk
memastikan bahwa hal itu konsisten dalam lapoan
keuangan
c. Mengeluarkan laporan audit
Jenis laporan audit yang akan dikeluarkan tergantung
pada bukti yang dikumpulkan dan temuan audit
d. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen
Auditor diwajibkan untuk mengomunikasikan defisiensi
yang signifikan dalam pengendalian internal kepada
komite audit atau manajemen senior. Standar auditing
juga mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan
berbagai hal tertentu lainnya kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.

Anda mungkin juga menyukai