USULAN
(Penelitian
Dosen Senior)
Pengembangan Bahan Ajar Teoritik untuk Guru Bahasa Inggris Pendidikan Dasar
NAMA
NIDN
UNIVERSITAS JAMBI
FEBRUARI 2018
i
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN
Menyetujui
Dekan FKIP
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
Judul Penelitian: Pengembangan Bahan Ajar Teoritik untuk Guru Bahasa Inggris Pendidikan
Dasar
Tim Peneliti
3
DAFTAR ISI
Halaman Sampul................................................................................................................. i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………………… ii
Identitas dan Uraian Umum ................................................................................................ iii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iv
Ringkasan............................................................................................................................ v
Bab 1. Pendahuluan ............................................................................................................ 1
Bab 2. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 6
Bab 3. Metode Penelitian .................................................................................................... 12
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 17
Lampiran-Lampiran ............................................................................................................ 20
4
RINGKASAN
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris untuk Guru Pendidikan Dasar sangat
dibutuhkan mengingat kedudukan Bahasa Inggris sebagai Mata pelajaran muatan lokal
dimana tujuan dan pengembangan pembelajarannya diserahkan kepada guru Bahasa Inggris
di sekolah masing masing. Sejak ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai Mata Pelajaran muatan
lokal atau mata pelajaran pilihan di tingkat sekolah dasar berakibat pada ketidakefektifan
pembelajaran Bahasa Inggris tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
kurang tesedianya bahan ajar dan kurang mampunya guru dalam melaksanakan pengajaran
dengan baik.
Penelitian ini ingin mengembangkan bahan ajar berdasarkan kebutuhan anak didik dan
guru sehingga bisa membantu mengatasi masalah masalah yang ada. Bahan ajar teoritik yang
dikembangkan akan membantu guru guru dalam memperbaiki mutu pembelajaran sesuai
dengan teori teori pengajaran bahasa Inggris untuk anak anak usia dini yang notabene berbeda
dengan pengajaran bahasa Inggris untuk anak anak sekolah Menengah dan mahasiswa
perguruan tinggi. Selain itu bahan ajar ini bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi anak
anak didik dan sebagai sumber referensibagi para guru di tingkat Pendidikan dasar.
5
BAB I
PENDAHULUAN
Keputusan No. 22/2006 yang menetapkan bahasa Inggris sebagai muatan lokal di sekolah
dasar (Departemen Pendidikan Nasional, 2006) yang berarti bahasa Inggris adalah mata
masyarakat. Pengajaran Bahasa sebagai muatan lokal di Sekolah Dasar ditujukan pada
kemampuan anak didik dalam mengucapkan kalimat kalimat bahasa Inggris sederhana. Anak
didik juga diharapkan mampu mengakomodasi aspek sosial budaya dari lingkungan
antusiasme belajar bahasa Inggris di beberapa negara dimana bahasa Inggris berkedudukan
sebagai bahasa asing seperti di China, Korea, dan Jepang (Chao, et al, 2014). Pengajaran
Bahasa Inggris untuk sekolah dasar menjadi sebuah kebutuhan baru di Negara Negara
tersebut. Selain itu, Harmer (2007) menyebutkan alasan lain mengapa popularitas pengajaran
bahasa Inggris bagi young learners adalah karena bahsa Inggris digunakan sebagai alat
komunikasi antara dua orang yang mempunyai latar belakang bahasa berbeda.
Pandangan terhadap pentingnya pengajaran Bahasa Inggris pada anak usia dini dan
pendidikan dasar juga terjadi di Indonesia dimana terdapat kelompok masyarakat yang
antusias menginginkan pengajaran bahasa Inggris diterapkan di tingkat sekolah dasar (zein,
2016). Sejalan dengan itu, semakin banyak anak-anak yang belajar bahasa Inggris di usia dini
1
di sekolah negeri didukung oleh kesediaan orang tua mereka untuk memberi anak-anak
pelajaran bahasa Inggris tambahan di luar sistem sekolah (Cameron, 2004). Selain itu, di
antara negara-negara Asia, pada tingkat kebijakan bahasa, ada keyakinan bahwa kompetensi
bahasa asing sangat berguna untuk mempersiapkan sebuah negara dengan daya saing global
Terlepas dari kenyataan bahwa pelaksanaan mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah
dasar masih diperdebatkan, banyak sekolah dasar, baik sekolah negeri dan swasta di kota
Jambi menerapkan bahasa Inggris sebagai pelajaran muatan lokal dalam kurikulum mereka.
Banyak orang tua sangat mendukung bahwa bahasa Inggris harus diajarkan pada level
pendidikan dasar. Dikarenakan mereka ingin anak-anak mereka memiliki pengetahuan bahasa
Kebutuhan terhadap pengajaran bahasa Inggris pada level pendidikan dasar tidak
dibarengi dengan peningkatan kualitas guru Bahasa Inggris yang mengajar pada level tersebut.
Beberapa guru masih mengalami kesulitan dalam memahami status bahasa Inggris sebagai
muatan local di kurikulum. Diperlukan upaya peningkatan kemampuan guru dalam mengolah
Memahami keterbatasan guru bahasa Inggris pada tingkat dasar dalam mengembangkan
bahan ajar, maka penelitian ini mencoba mengembangkan materi ajar Mata pelajaran Bahasa
Inggris pada tingkat pendidikan dasar berdasarkan teori pembelajaran bahasa Inggris untuk
young learners yang relevan dan terkini, sehingga nantinya para guru dapat menggunakan bahan
2
1.2 Target Capaian
Indikator Capaian
No Jenis Luaran Bulan Bulan Bulan
Kesat kedua kelima
u s.d. dan
keempa keena
t m
1 Artikel Ilmiah dimuat di Jurnal Internasional Tidak Tidak Ada
terindeks ada ada
Nasional Tidak Tidak Tidak
terakreditasi ada ada ada
2 Artikel ilmiah dimuat di Prosiding Internasional Tidak Tidak Ada
terindeks ada ada
Nasional Tidak Tidak Tidak
terakreditasi ada ada ada
3 Pemakalah dalam temu ilmiah Internasional Tidak Tidak Ada
ada ada
Nasional Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
4 Invited speaker dalam temu ilmiah Internasional Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
Nasional Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
5 Visiting Lecturer Internasional Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
Paten Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
Paten Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
Hak cipta Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
Merek dagang Tidak Tidak Tidak
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) ada ada ada
7 Rahasia dagang Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
Desain produk Tidak Tidak Tidak
industri ada ada ada
Desain produk Tidak Tidak Tidak
industri ada ada ada
8 Model/Purwarupa/Desain/Karyaseni/Re Tidak Tidak Tidak
kayasa social ada ada ada
9 Buku Ajar (ISBN) Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
3
10 Tingkat KesiapanTeknologi (TKT) Tidak Tidak Tidak
ada ada ada
Tingginya permintaan pelajaran dan pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar telah
mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh guru Bahasa Inggris sekolah dasar dalam
menerapkan bahasa Inggris sebagai pelajaran muatan lokal di Indonesia. Namun, penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar teoritik untuk Guru Bahasa Inggris
Pendidikan dasar masih sedikit dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin
mengembangkan bahan ajar untuk guru Bahasa Inggris Pendidikan Dasar di dalam usaha
dijabarkan lebih terperinci, maka dapat dimunculkan beberapa pertanyaan penelitian antara
lain:
(1) Bagaimana model Bahan ajar yang digunakan oleh Guru Sekolah Dasar di Jambi?
(2) Bagaimana deskripsi peta kebutuhan Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Muatan Lokal
(3) Bagaimana desain pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris sebagai muatan local di
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian
1. Mendeskripsikan model bahan ajar yang digunakan oleh guru Sekolah Dasar di Jambi
4
2. Mendeskripsikan Peta kebutuhan pembelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan local di
3. Mendeskripsikan desain bahan ajar yang akan digunakan oleh guru dalam
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Secara teoritis penelitian ini akan memberi gambaran tentang kebutuhan
pembelajaran bahasa inggris sebagai muatan local. Gambaran ini bisa digunakan oleh
prodi pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNJA dalam mengembangkan silabus mata kuliah
yang berkaitan dengan pengajaran Bahasa Inggris untuk anak anak pendidikan dasar.
Seperti pengembangan syllabus mata kuliah Teaching English for young learners
(TEYL).
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru Bahasa
Sekolah Dasar misalnya. Melalui pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris ini
terwujud. Bahan ajar yang dikembangkan ini juga bisa dijadikan model bagi guru untuk
5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Teori Pengajaran Bahasa Inggris untuk siswa Sekolah Dasar ( Teaching English for
young Learners).
Sebagian besar teori berurusan dengan isu bagaimana peserta didik memperoleh
bahasa ibu mereka terhubung dengan dua pandekatan terkenal yang diusulkan oleh Skinner
dan Chomsky. Menurut pendekatan Skinner (1957) tidak melihat bahasa sebagai fenomena
mental melainkan sebagai perilaku sehingga dipelajari oleh proses pembentukan kebiasaan.
Mengenai teori ini, anak-anak dipandang sebagai Peniru suara dan pola yang mereka dengar
di sekitar mereka, mereka mencoba mengulangi suara serupa setelah orang dewasa ucapkan,
misalnya oleh orang tua atau guru mereka yang berarti bahwa perilaku verbal anak dibentuk
untuk memperoleh bahasa lahir dalam diri kita. Anak-anak memiliki "perangkat akuisisi
bahasa bawaan" (LAD) yang didefinisikan sebagai mekanisme yang memungkinkan anak-
anak untuk memecahkan kode bahasa lisan yang dapat mereka dengar "untuk mengungkapkan
Saat ini, pandangan penting yang mendasari pengenalan Bahasa Inggris di sekolah
dasar adalah faktor usia. Pandangan ini menunjukkan bahwa lebih muda siswa belajar bahasa
asing, maka lebih baik ia/dia dalam memproduksi bahasa. Peserta didik yang lebih muda
memiliki kapasitas khusus untuk belajar bahasa baru. Penelitian tentang kepercayaan orang
tua terhadap pembelajaran awalBahasa Inggris yang dilakukan oleh Chodidjah (2008) dan
6
Rachmajanti (2008) menunjukkan bahwa orang tua percaya akan pentingnya pendidikan
bahasa Inggris dasar untuk perolehan bahasa lebih awal. Gagasan lebih awal lebih juga
muncul dalam temuan penelitian Zein (2009). Mayoritas respondennya percaya bahwa lebih
awal belajar bahasa Inggris akan memberi manfaat bagi anak-anak dalam belajar untuk
Namun, anggapan bahwa 'lebih awal lebih baik' tidak selalu sesuai dengan fakta
mengatasi pengajaran bahasa secara bersamaan. Ini menyiratkan bahwa anak-anak perlu
membangun kompetensi linguistik mereka dalam bahasa pertama sebelum mereka belajar
bahasa asing (Zein, 2016). Selain itu, pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing di
Indonesia jauh dari sukses, sehingga perlu mengajar bahasa Inggris di sekolah menengah atas
dan sederajat dimana guru dan peserta didik siap untuk mengajar dan belajar lebih intensif
Gagasan melawan 'lebih awal lebih baik' juga diusulkan oleh cameron (2004). Dia
menunjukkan bahwa pembelajaran tampak lebih mudah bagi anak-anak karena orang dewasa
telah melupakan pembahasan yang mereka peroleh saat mereka pelajari di masa lalu. Lebih
lanjut dia menyatakan bahwa belajar membaca dan menulis dalam bahasa Inggris itu rumit
dan tidak mudah, jadi ketika pengajaran di kelas bergantung pada kemampuan membaca dan
Tujuan utama pelajaran bahasa Inggris pada tahap awal ini adalah mengenalkan siswa
usia dini kepada gagasan bahwa selain bahasa ibu dan bahasa nasional mereka, mereka juga
7
dapat memiliki bahasa asing. Lebih khusus lagi, pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar
ditujukan untuk pengembangan kemampuan memahami bahasa lisan dan tulisan sederhana
(Huda 1999 ). Mengajar bahasa Inggris untuk siswa usia dini cukup menantang bagi para
guru. Guru sekolah dasar umumnya bersedia mengajar bahasa Inggris, namun kemauan
mereka didasarkan pada asumsi yang salah bahwa ini adalah masalah yang sederhana. Guru
sekolah dasar ini sebenarnya tidak siap untuk mengajar bahasa Inggris pada umumnya, belum
lagi bahasa Inggris untuk siswa usia dini pada khususnya. Pengajaran bahasa Inggris tidak
pernah menjadi bagian dari kurikulum program pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia
sekolah dasar sebagai pelajaran muatan lokal diterbitkan oleh KEMENDIKBUD pada tahun
1993 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 1993). Dalam Keputusan Menteri ESDM No.
060/U/1993 menyatakan bahwa sebuah sekolah dasar dapat mengajar bahasa Inggris sebagai
muatan lokal padamurid di kelas 4, 5, dan 6 (Zein, 2012). Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (1993) menyatakan bahwa tujuan mengajar pelajaran bahasa Inggris di sekolah
menyertainya bahasa dalam konteks sekolah. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang
perlu diajarkan untuk memperoleh dan mengembangkan sains, teknologi, seni dan budaya,
Bahasa Inggris di sekolah dasar merupakan alat bagi murdi untuk meningkatkan
pengetahuan tentang sains, teknologi, seni dan budaya.Bahasa Inggris sebagai pelajaran
muatan lokalberarti merupakan pelajaaran pilihan untuk murid di kelas 4, 5 dan 6 di sekolah
dasar. Pelajaran bahasa Inggris berhasil mengembangkan empat kemampuan bahasa termasuk
8
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, sehingga saat mereka lulus dapat
Terlepas dari status bahasa Inggris sebagai pelajaran muatan lokal di sekolah dasar di
Indonesia, banyak sekolah dasar memasukkan pelajaran bahasa Inggris dalam jadwal sekolah
mereka. Kesadaran besar terhadap pentingnya bahasa Inggris di kalangan orang tua telah
memberi tekanan pada kepala sekolah untuk memberikan pengajaran bahasa Inggris bagi para
siswa. Kepala sekolah menawarkan pelajaran bahasa Inggris kepada siswa sekolah dasar
untuk menarik minat orang tua untuk mengirim anak mereka belajar di sekolah mereka
yang disesuaikan dengan karakteristik lokal yang unik dan potensial, termasuk keunggulan
lokal dimana isinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada dan wajib
dipelajari oleh siswa. Dalam kurikulum muatan lokal, keputusan memilih matapelajaran
menjadi pelajaranmuatan lokal dibuat oleh komite sekolah, atas nama masyarakat, bersama
Kebijakan saat ini yang menetapkan bahasa Inggris sebagai pelajaran muatan lokal
muatan lokal di sekolah dasar memiliki konsekuensi penting bagi para guru untuk
mengembangkan kompetensi pedagogis mereka. Namun, penelitian yang dilakukan oleh zein
(2012) menyatakan bahwa guru bahasa Inggris di sekolah dasar memiliki kompetensi
pedagogis yang tidak memadai karena mereka dididik untuk mengajar siswa sekolah
9
menengah pertama dan bukan siswa sekolah dasar dalam program pendidikan guru.Hal ini
menyebabkan banyak sekolah dapat menawarkan bahasa Inggris tanpa memiliki guru yang
Masalah lainnya adalah sebagai pelajaran muatan lokal, tidak ada kurikulum resmi
bahasa Inggris di sekolah dasar. Akibatnya, guru akan bingung untuk memahami tempat
muatan lokal menciptakan kondisi yang kurang mendukung bagi mereka dalam hal fasilitas
dan sumber pengajaran (Hawanti, 2014). Ada beberapa masalah lagi. Singkatnya, setidaknya
ada empat masalah yang diidentifikasi sebagai konsekuensi pengajaran bahasa Inggris
sebagaipelajaran muatan lokal, yaitu kurangnya guru bahasa Inggris yang berkualitas,
pemahaman yang kurang baik tentang pedoman kurikulum dan pembelajaran, tidak
Bahan ajar atau buku teks merupakan instructional material yang digunakan untuk
membantu proses pembelajaran (Dick dan Carey, 2005). Bahan ajar atau buku teks bisa
berbentuk cetak yang membantu pengajar untuk mencapai tujuan kompetensi tertentu dalam
kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang efektif dapat didukung oleh bahan ajar yang
memamdai sesuai dengan kebutuhan pembelajar dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
pembelajar khususnya pembelajaran bahasa. Menurut Richards (2000) bahwa teks book atau
bahan ajar memberikan pandangan umum tentang isi dan struktur pengetahuan yang koherenn
10
Pentingnya buku teks atau bahan ajar dam proses pembelajaran disampaikan oleh
Richard (2002) bahwa buku teks merupakan komponen yang sangat penting dalam
pembelajaran bahasa. Buku teks dianggap sebagai komponen utama untuk mengembangkan
kemampuan empat skill dalam bahasa Inggris. Dengan adanya buku teks untuk pembelajar
bahasa akan menstimulus mereka dalam berfikir dan mengembangkan ide-ide setiap individu.
Menurut Tomlinson ada dua kriteria buku teks yang dikategorikan baik, yakni:
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
development), yang disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Penelitian research and
development (R & D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah model atau produk baik perangkat
keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Sehubungan dengan penelitian ini, maka
peneliti merancang penelitian yang dapat menghasilkan produk atau berupa “Bahan ajar teoritik
pembelajaran bahasa Inggris di tingkat pendidikan dasar terutama sebagai media pembelajaran
yang efektif yang membantu baik guru maupun siswa dalam belajar Bahasa Inggris. Proses
penelitian pengembangan ini ditempuh melalui 10 langkah sebagaimana yang dikemukakan oleh
Borg dan Gall (2010:775-776), yakni (1)mengumpulkan informasi dan melakukan penelitian
formatatau model (developing preliminary form of product), (4) mempersiapkan uji cobates di
lapangan (preliminary field testing), (5) melakukan revisi terhadap tesberdasarkan hasil uji coba
di lapangan (main product revision), (6) melakukan tesdi lapangan (main field testing) (7)
revisions), (8) melaksanakan tes uji coba model atau tes pembelajaran (operational field testing),
(9) melakukanrevisi terakhir (final product revision), (10) menyampaikan laporan penelitian
12
kemudiandisederhanakan atas tiga tahap, yaitu (1) tahap eksplorasi, (2) tahappengembangan
Borg and Gall menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang
Selanjutnya, penelitian pengembangan bukan berorientasi untuk menguji teori atau membuat
teori melainkan untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di institusi
pendidikan.
Rambu-rambu penyusunan model B.Ajar Pengembangan Bahan Ajar Model Bahan Ajar
13
Tahapan-tahapan pengembangan dapat dilihat dalam prosedur berikut ini:
1) Tahan Eksplorasi
Tahap ini untuk mengetahui gambaran secara holistik tentang Pengajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Dasar, syllabus yang di pakai, materi ajar yang relevan berdasarkan kebutuhan
pengajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar. Untuk lebih jelas tujuan khusus dapat dirinci
sebagai berikut:
a) Bahan ajar yang digunakan untuk mengajar Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
b) Muatan isi dalam kurikulum dan silabus mata pelajaran Bahasa Inggris
2) Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini ada beberapa langkah atau prosedur pengembangan, secara khusus yakni:
3) Tahap Pengujian
Untuk menguji keefektifan Bahan ajar yang dikembangkan maka peneliti menggunakan
tinjauan validator dan komentar guru dan siswa. Hasil validasi ahli, komentar guru, dan para
siswa untuk melihat efektivitas dari rancangan bahan ajar yang telah dilakukan. Idealnya tahap
pengujian ini menggunakan metode ekperimen namun keterbatasan waktu sehingga peneliti
hanya menguji efektivitas berdasarkan uji analisis seperti yang telah disebutkan.
14
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah dasar yang menerapkan Bahasa Inggris
sebagai Mata pelajaran Muatan Lokal di kota Jambi. Waktu penelitian akan berlangsung selama
enam bulan mulai dari April 2018 sampai dengan Oktober 2018, namun tidak menutup
Subyek penelitian adalah guru yang mengajar Bahasa Inggris di beberapa sekolah dasar di Jambi
dan murid murid baik kelas tinggi maupun kelas rendah yang belajar Bahasa Inggris. Subyek
pembelajaran.
Inggris di Sekolah Dasar, khususnya kurikulum muatan local, tugas tugas siswa, dan
15
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dari tinjauan pertanyaan penelitian. Selanjutnya dari
analisis pertanyaan penelitian dijabarkan hasil data yang dibutuhkan serta dikembangkan dengan
16
Daftar Pustaka
Alwasilah, A.C. (2012). It’s time to revitalize Indonesian teaching, The Jakarta Post, November 12, 7.
Astika, G. (1996). Proses Interaksi Belajar Mengajar dalam Pelajaran Bahasa Inggris di beberapa Sekolah
Dasar di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar. 1
Butler, G. Y. (2004). What Level of English Proficiency Do Elementary School Teachers Need to Attain
to Teach EFL? Case Studies from Korea, Taiwan, and Japan. TESOL QUARTERLY. 38(2), 245-
278
Cameron, L. (2003). Challenges for ELT from the expansion in teaching children. ELT Journal, 57(2).
105-112.
Chao, X., Xue, M. & Ming, X. (2014). Elementary English Education: An Arena of Social Struggle for
Professional Chinese Parents, Critical Inquiry in Language Studies, 11(4). 252-272.
Chodidjah, I. (2007). Teacher training for low proficiency level primary English language teachers-How
it is working in Indonesia, In British Council, Primary Innovations: A collection of papers (pp.
87-94). Hanoi: British Council.
Chodidjah, I. (2008). Scrutinizing the teaching of English in Elementary Schools in East Asian Countries.
Paper presented at the ASIA TEFL International Conference 2008,
Bali. 1-3 August 2008.
Chomsky, N. (1965). Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge, MA: MITPress.
Cresswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry and Research Design: Chosing Among Five Approaches.
California: Sage Publication
Cresswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mix Methods Appraoches.
California: Sage Publication
Departemen Pendidikan Nasional .(2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 20 Tentang Standar Isi Pendidikan.
Department Pendidikan dan Kebudayaan.(1993).Decree of Minister of Education and Culture No.
060/U/1993 concerning curriculum of basic education: foundation, program, and development.
Dick, C. and James, C. (2005). The systematic design of instruction. New York: Pearson
Faridi, A.(2010). The Development of context-Based English Learning Resources for Elementary Schools
in Central Java. Excellence in Higher Education. 1 (1&2), 23-30.
Hadisantosa, N.(2010). Insights from Indonesia. In R. Johnstone (eds). Learning Through English:
Policies, Challenges, and Prospects (pp. 24-46). London: British Council.
17
Hamid, M. O & A. Kirkpatrick. (2016). Foreign Language policies in Asia and Australia in the Asian
century. Language Problems and Language Planning. 40(1). 26-46.
Harmer, J. (2007). The Practice of English Language Teaching. (4th ed.). Harlow: Pearson Longman
Limited.
Hawanti, S. (2014). Implementing Indonesia’s English language teaching policy in primary schools: The
role of teachers’ knowledge and beliefs. International Journal of Pedagogies and Learning, 9(2),
162-170
Huda, N. (1999).Language learning and teaching, issues and trends. Penerbit IKIP Malang, Malang
Jamilah, S. (2008). English in Indonesia Primary Schools. Pendidikan Network.
Karani, E. (2006). The implementation of the teachung of English at Elementary schools in
Palangkaraya, Central Kalimantan. Unpublished master’s thesis. Graduate program in English
Language education, State University of Malang.
Kirkpactrick, A. (2012). English in Asean: Implications for regional multilingualism. Journal of
Multilingual and Multicultural Development. 33(4). 331-334.
Miles, M. B., Huberman, M. A. & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook.
California: Sage Publication.
Rachmajanti, S. (2008). Impact of English Instructuion at the primary schools on the students’
achievement of English at the lower secondary school. TEFLIN Journal, 19(2),160-185.
Suyanto, K. K. E. (2009). English for Young Learners: Melejitkan potensi anak melalui English class
yang fun, asyik, dan menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
18
Yim, S. Y. (2016). EFL young learners: their imagined communities and language learning. ELT Journal,
70(1). 57-66.
Zein, M. S. (2009). Introducing English as a compulsory subject in primary schools in Indonesia:
teachers’ and educational practitioners’ beliefs about the benefits and challenges. Unpublished
master’s thesis. Canberra: University of Canberra.
Zein, M. S. (2012). Language Teacher Education for Primary School English Teachers in Indonesia:
Policy Recommendations. Unpublished Doctoral’s Thesis. Canberra: University of Canberra.
Zein, M. S. (2016). Elementary English education in Indonesia: Policy developments, current practices,
and future prospects. English Today.1-7 Cambridge University Press
Zein, M. S. (2017). To postpone or not to postpone? Examining access policy on early foreign language
learning from second language acquisition and language planning and policy perspectives.
Applied Linguistics Review. 1-21.
19
Lampiran 1
A. Identitas Diri Ketua
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya
5 NIDN
6 Tempat dan Tanggal Lahir
7 E-mail
9 Nomor Telepon/HP
10 Alamat Kantor Jalan Jambi-Ma.Bulian KM 15 Mendalo Darat
Muaro Jambi
11
12 Lulusan yang Telah S-1 = 40 orang
1. Speaking for Academic Purposes
2. TEFL
13. Mata Kuliah yg Diampu
3. Thesis Writing
B. Riwayat Pendidikan
Jenjang S-1 S-2 S
Nama Perguruan Universitas Jambi La Trobe Univ. RMIT
Tinggi University
Bidang Ilmu Curriculum and
Teacher
Tahun Masuk-Lulus 1994-1999 2006-2008 2011-2016
20
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2016 Indonesian Or English? EFL Student Mandiri Rp. 1.000.000
Teachers’preference And Perception On
The Language Use In The Classroom
2 2014 Indonesian Or English? EFL Student Mandiri Rp. 500.000
Teachers’ Preference And
Perception On The Language Use In
The Classroom
3 2015 In the Spirit of Quality Student Mandiri Rp. 500.000
Teachers’ English Proficiency and
P
aned aSgcohgoiocal lPSriknicllisp:aTlse’aPcehrecreEpdtiuocnators
4 2015 Good Language Learners: Who Are Mandiri Rp. 600.000
They And Why? A Case Study Of One
Successful Learner
21
Improving English as a foreign language RMIT 2015
2 teacher education in Indonesia: the case of University
Jambi University
3 Learning English As A Foreign Language In Indonesian Vol. 5, No.
An Indonesian University: A Study Of Non- Journal of 1 (2016)
English Department Students’ Preferred English
Activities Inside And Outside The Classroom Teaching
4 Indonesian Or English? EFL Student IJEE Vol. 46, No.
Teachers’ Preference And Perception On (Indonesian 2 (2016)
The Language Use In The Classroom Journal of
English
Education))
5 In the Spirit of Quality Student Teachers’ Turkish Vol. 5, No.
English Proficiency and Pedagogical Skills: Journal of 3 (2016)
Teacher Educators and School Principals’ Education
Perception
6 Good Language Learners: Who Are They 2012
And Why? A Case Study Of One
Successful Learner
22
development (ICTLD) EFL Teacher Education Institute, Penang
2016. Program Malaysia
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak -
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Penugasan (Penelitian Pengembangan Karya Ilmiah/Seminar/Iptek dan Seni
(S2 Bahasa Inggris)
23
A. Identitas Diri Anggota
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya
5 NIDN
6 Tempat dan Tanggal Lahir
7 E-mail
9 Nomor Telepon/HP
10 Alamat Kantor Jalan Jambi-Ma.Bulian KM 15 Mendalo Darat
Muaro Jambi
11 Nomor Telepon/Faks 081274310248
12 Lulusan yang Telah S-1 = 40 orang
1. Teaching English for young learners
2. TEFL
13. Mata Kuliah yg Diampu
3. Thesis Writing
B. Riwayat Pendidikan
Jenjang S-1 S-2 S
Nama Perguruan IKIP Padang Deakin Univ. ACU
Tinggi University
Bidang Ilmu Curriculum and
Teacher
Tahun Masuk-Lulus 1984-1989 1995 - 1996 2011-2015
24
2 2016 Analysis of Teachers’ Understanding on Mandiri Rp. 1000.000
Students’ Knowledge in Primary Education
Level in Jambi Province (2016).
25
5
6
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Judul Waktu dan
Ilmiah/Seminar tempat
2.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak -
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Penugasan (Penelitian Pengembangan Karya Ilmiah/Seminar/Iptek dan Seni
(S2 Bahasa Inggris)
26
Lampiran 2: Format Justifikasi Anggaran
Anggaran Penggunaan Dana Desain Pengembangan Bahan Ajar Teoritik untuk Guru
Bahasa Inggris Pendidikan Dasar.
Harga
No URAIAN Satuan Vol. Satuan Jumlah (Rp)
I HONORARIUM PENELITI :
27
3.500.000
28
Lampiran 3. Jadwal Penelitian
29
30