Anda di halaman 1dari 5

Sulfonamida atau sulfa adalah golongan obat yang berfungsi untuk mengatasi

infeksi bakteri dengan cara mengganggu sintesis asam folat di dalam bakteri. Asam
folat merupakan nutrisi penting yang digunakan oleh sel hidup, baik manusia
maupun bakteri untuk membentuk asam nukleat, DNA, dan RNA. Manusia
umumnya memperoleh asam folat dari makanan sedangkan bakteri harus membuat
sendiri asam folat untuk memenuhi kebutuhan sel. Jika proses pembentukan asam
folat diganggu oleh antibiotik sulfa, bakteri tidak bisa membentuk asam nukleat,
DNA, dan RNA sehingga tidak bisa berkembang biak.

Umumnya sulfa hanya dapat menghentikan pertumbuhan bakteri, namun tidak


sampai membunuhnya. Akan tetapi, jika antibiotik ini dikombinasikan dengan obat
lain seperti pada kotrimoksazol (kombinasi dengan trimethoprim), dapat membunuh
bakteri.
Perlu diingat bahwa tidak semua obat golongan sulfa memiliki efek
antibakteri, furosemidesalah satunya.

Peringatan:
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat akan menggunakan obat golongan
sulfonamida adalah:

 Sulfa dapat menyebabkan penyakit kuning pada bayi baru lahir. Oleh karena


itu, sulfa dalam bentuk gabungan sulfamethoxazole dan trimethoprim tidak
boleh diberikan kepada ibu hamil (terutama pada trimester ketiga).
 Sulfa juga diekskresi melalui ASI, sehingga tidak boleh diberikan untuk ibu
menyusui.
 Sulfa dapat menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap cahaya matahari. Oleh
karena itu, pasien yang sedang menjalani pengobatan menggunakan obat
golongan ini disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari atau
menggunakan tabir surya.
 Jika memiliki alergi terhadap sulfa dalam bentuk gabungan sulfomethoxazole
dan trimethoprim, konsultasikan kepada dokter untuk mempertimbangkan
pemberian obat ini.
 Hati-hati penggunaan antibiotik sulfa pada penderita alergi, asma, serta
gangguan fungsi tiroid, hati, dan ginjal.
 Informasikan kepada dokter bila Anda sedang mengonsumsi obat warfarin,
cyclosporine, digoxin, methotrexate, asam valproat, pyrimethamine, clozapin,
dan leucovorin.

Jenis-jenis, Merek Dagang, dan Dosis Sulfonamida

Sulfamethoxazole dan trimethoprim


Merek dagang: Lapikot, Moxalas, Sanprima, Spectrem, Triminex, Sulfatrim, Co-
Trimoxazole, Bactrim
Kondisi: Infeksi saluran kemih, bronkitis, dan otitis media

 Oral
Dewasa: 960 mg (800 mg sulfamethoxazole dan 160 trimethoprim) dua kali
sehari. Khusus untuk infeksi berat dapat diberikan 2,88 g/hari, dibagi dalam
dua dosis.
Anak-anak
Anak usia 6 minggu-5 bulan (oral): 120 mg dua kali sehari.
Anak usia 6 bulan-5 tahun: 240 mg dua kali sehari.
Anak usia 6-11 tahun: 480 mg, dua kali sehari.

Sulfisoxazole
Merek dagang: -
Kondisi: Mengobati infeksi

 Oral
Dewasa: 4-8 g/hari, dibagi menjadi 4-6 dosis.
Anak usia >2 bulan (oral): 75 mg/kg per hari, dibagi menjadi 4-6 dosis.
Maksimum dosis per hari adalah 150 mg/kg atau sama dengan 6 g.

Kotrimoksazol adalah kombinasi antibiotik yang terdiri


dari trimethoprim dan sulfamethoxazole. Obat ini digunakan untuk menangani infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, seperti bronkitis, otitis media, dan infeksi saluran
kemih. Selain itu, kotrimoksazol juga dapat digunakan untuk menangani dan
mencegah pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien dengan daya tahan
tubuh turun, seperti penderita HIV/AIDS. Obat ini bekerja dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.
Kotrimoksazol tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh
virus, seperti flu. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Merek dagang: Ratrim, Fasiprim, Bactrizol, Hufacid, Licoprima, Novatrim, Primavon,
Etamoxul, Erphatrim, Omegtrim, Bactrim, Sanprima

Tentang Kotrimoksazol
Jenis Obat Antibiotik
Golongan Obat resep
Manfaat Menangani infeksi bakteri
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas 2 bulan
Kategori kehamilan dan Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
Menyusui manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin
lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi
yang mengancam jiwa.
Kotrimoksazol diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi
tahu dokter.

Bentuk obat Tablet, kaplet, suspensi

Peringatan:

 Hati-hati dalam menggunakan kotrimoksazol bila sedang atau pernah


mengalami gangguan ginjal, gangguan hati, anemia akibat kekurangan asam
folat, asma bronkial, porfiria, dan kelainan hormon tiroid.
 Trimethoprim berpotensi menyebabkan hiperkalemia dan gangguan pada
fungsi ginjal, diare, gangguan metabolisme asam amino fenil alanin,
dan trombositopenia.
 Penggunaan trimethoprim dengan dosis tinggi dapat menyebabkan
hiponatremia.
 Pengobatan jangka panjang berisiko mengakibatkan infeksi jamur.
 Pengobatan jangka panjang berisiko mengakibatkan infeksi jamur.
 Beri tahu dokter jika Anda menerima obat-obatan lain, terutama leucovorin.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan kotrimoksazol,
segera hubungi dokter.

Dosis Kotrimoksazol
Bentuk obat menentukan kandungan zat di dalamnya. Kotrimoksazol tablet/kaplet
mengandung 400 atau 800 mg sulfamethoxazole dan 80 atau 160 trimethoprim.
Untuk kotrimoksazol suspensi, setiap 5 ml mengandung 200 mg sulfamethoxazole
dan 40 mg trimethoprim.
Dosis kotrimoksazol berbeda-beda, tergantung kondisi, usia, dan respon tubuh
terhadap obat. Berikut merupakan dosis umum kotrimoksazol:

Kondisi Bentuk obat Usia Dosis


960 (800 mg
sulfamethoxazole dan
Dewasa dan 160 mg trimethoprim),
anak-anak 12 2 kali sehari.Infeksi
tahun ke atas berat: 2,88 g/hari,
dibagi menjadi dua
Bronkitis kronis, Otitis jadwal konsumsi.
media akut, infeksi Oral
saluran kemih Usia 2-5 bulan: 120
mg, 2 kali sehari.
Usia 6 bulan-5
Anak-anak tahun:240 mg, 2 kali
sehari.
Usia 6-11 tahun: 480
mg, 2 kali sehari.
120 g/kgBB per hari,
terbagi dalam 2-4
Dewasa
Pneumonia jadwal konsumsi
Oral selama 14-21 hari.
pneumocystis
Anak-anak > 2 Dosis sama seperti
bulan dewasa.
960 mg, 1 kali sehari,
Dewasa
selama 7 hari.
Pencegahan 15-30 mg/kgBB, 2 kali
pneumonia Oral sehari. Tidak
pneumocystis Anak-anak > 2
dikonsumsi setiap hari
bulan
melainkan 2-3 hari
dalam 1 minggu.

Mengonsumsi Kotrimoksazol dengan Benar
Gunakan kotrimoksazol sesuai anjuran dokter. Baca informasi lengkap yang tertera
pada kemasan obat.
Kotrimoksazol tablet dan kapsul sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan
makanan. Manfaat kotrimoksazol umumnya sudah mulai terasa setelah beberapa
hari sejak pengobatan dimulai.
Untuk kotrimoksazol suspensi, kocoklah obat terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Gunakan sendok takar yang tersedia di dalam kemasan obat untuk
mengonsumsinya dan ikuti anjuran yang disampaikan dokter. Jangan menggunakan
sendok makan karena dosis bisa berbeda.
Sebisa mungkin hindari paparan sinar matahari secara langsung, karena
kotrimoksazol berpotensi menyebabkan kulit menjadi sensitif. Gunakan pakaian
yang menutupi tubuh, losion pelindung, dan kacamata saat hendak beraktivitas di
luar ruangan.
Konsumsi kotrimoksazol pada waktu yang sama setiap harinya, untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Jika terlupa, segera konsumsi obat begitu ingat, apabila jeda
dengan dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Namun, abaikan dan jangan
menggandakan dosis apabila sudah berdekatan dengan jadwal dosis selanjutnya.
Jika kondisi tak kunjung membaik, segera hubungi dokter.
Simpanlah kotrimoksazol pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup untuk
menghindari paparan sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Obat
Berikut merupakan reaksi yang dapat terjadi jika kotrimoksazol digunakan dengan
obat lain:

 Berisiko menimbulkan kematian, jika digunakan dengan leucovorin.


 Berisiko menimbulkan hiperkalemia, jika dikonsumsi dengan obat
golongan ACE inhibitor.
 Menyebabkan terganggunya fungsi ginjal, jika digunakan
bersama ciclosporin pada pasien transplantasi ginjal.
 Berpotensi menyebabkan urine menjadi keruh, jika dikonsumsi dengan
methenamine.
 Meningkatkan risiko methemoglobinemia, jika digunakan bersama prilocaine.
 Meningkatkan risiko trombositopenia, jika dikonsumsi dengan diuretik.
 Meningkatkan risiko agranulositosis, jika digunakan dengan clozapine.
 Meningkatkan risiko anemia, jika dikonsumsi dengan pyrimethamine.
 Berpotensi menyebabkan aritmia, jika dikonsumsi dengan amidarone.
 Berisiko mengurangi efektivitas obat dapson.
 Berisiko meningkatkan kadar rifampicin, lamivudine, digoxin, dan zidovudine
dalam darah.
 Berpotensi meningkatkan efek samping obat diabetes sulfonylurea,
phenytoin, dan warfarin.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Kotrimoksazol


Sama seperti obat pada umumnya, kotrimoksazol juga memiliki beberapa efek
samping penggunaan obat. Efek samping tersebut meliputi:

 Nafsu makan turun


 Muntah
 Pusing berputar
 Kejang
 Neuropati perifer
 Eritema multiformis
 Hiperkalemia
 Ruam
 Mual

Anda mungkin juga menyukai