Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DEMAM BERDARAH DENGUE


( DBD )
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu : Doni Firmansyah,SE., MM

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Yusuf Priyatama CMR02100


Ayunda Dwi Hayanti CMR0210045
Eva Noviyani CMR0210051
Nadilla Afril Alifah CMR0210059
Rizka Nuraidah CMR0210068
Siti Nurlatifah CMR0210072
Suci Aisah Setia Asih CMR0210073

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Filsafat Kesehatan Masyarakat yang berjudul “ Demam Berdarah “.

Selaku penyusun,kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran sangat dibutuhkan demi perkembangan keutuhan makalah
ini,sehingga akan lahir makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,terutama bagi kami selaku
penyusun.

Kuningan, 16 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 4

1.4 Manfaat ......................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 7

1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)................................................................................ 7

1.2 Sejarah DBD .................................................................................................................................. 7

1.3 Sosok Nyamuk Pembawa Penyakit DBD ....................................................................................... 8

1.4 Gejala Penyakit Demam Berdarah ................................................................................................ 9

1.5 Cara Pencegahan Demam Berdarah ........................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13

1.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 13

1.2 Saran ........................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit dari sekian banyak
penyakit menular yang merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
semakin meningkat dan semakin luas penyebarannya. Kondisi ini erat kaitannya dengan
adanya peningkatan jumlah penduduk dan masih tersebar secara luas virus dengue dan
nyamuk Aedes aegypti (penular penyakit DBD) diseluruh tanah air (Liza, Imran &
Mudatsir, 2015: 136). Penyakit ini merupakan salah satu jenis dari penyakit arbovirus,
arbovirus artinya virus yang ditularkan melalui gigitan artropoda, seperti nyamuk.
Arbovirus adalah kependekan dari arthropod-borne-viruses. Jika nyamuk itu mengisap
darah manusia yang sedang dalam viremia (kondisi akibat adanya kadar tinggi dalam
tubuh), virus akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk tersebut sampai masa inkubasi.
Kemudian nyamuk itu dapat menularkan virus melalui gigitannya ke manusia lain.
Inveksi arbovirus ini dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dengue.

World Health Organization (WHO) (2014) menyatakan sebelum tahun 1970 hanya
terdapat 9 negara yang mengalami wabah penyakit DBD, namun sekarang penyakit DBD
menjadi penyakit endemik ≥ 100 negara. Berdasarkan catatan WHO, pada tahun 1968
sampai 2009 negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus penyakit DBD
tertinggi di Asia Tenggara (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010: 1). Di
Indonesia penyakit DBD pada tahun 2015 sebanyak 126.675 pasien dari 34 provinsi di
Indonesia dan sebanyak 1.229 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut terjadi
peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2014) yaitu sebanyak 100.347
pasien dan 907 orang diantaranya meninggal dunia (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016: 1).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa penyebab terjadinya penyakit demam berdarah ?
b. Bagaimana cara penularan penyakit demam berdarah ?
c. Bagaimana program pencegahan dan pengobatan penyakit demam berdarah ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit demam berdarah.
b. Untuk mengetahui cara penularan penyakit demam berdarah.
c. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit demam berdarah.

4
1.4 Manfaat
Sebagai informasi untuk menambah wawasan keluarga akan pentingnya kewaspadaan
atau upaya preventif agar terhindar dari penyakit demam berdarah.

5
6
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit DBD adalah penyakit yang menyerang bagian utama dari sistem transportasi
dalam tubuh manusia , yakni darah. Bagian darah yang diserang oleh penyakit ini yaitu
keping-keping darah atau trombosit. Akibat dari dari serangan penyakit ini, kadar
trombosit dalam darah menurun drastis, darah lebih pekat dan mengental karena
kehilangan cairan. Akibat selanjutnya adalah fatal yaitu kematian. Penyebab penyakit ini
adalah virus dengue, virus ini dimasukkan ke dalam tubuh manusia tepatnya ke dalam
darah oleh nyamuk dari jenis aedes melalui gigitan. Ada dua spesies dalam genus nyamuk
aedes yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.

Dari kedua jenis nyamuk itu aedes aegypti pelaku utamanya, karena aedes albopictus
lebih banyak berkeliaran di kebun, semak, yang cukup jauh dari rumah. Tetapi keduanya
juga disebut nyamuk kebun, nyamuk aedes aegyfti gemar berkeliaran di dalam dan sekitar
rumah. Mereka berkeliaran pada siang hari atau malam hari antara jam 09.00 sampai jam
16.00 oleh karena itu, aedes aegypti lebih sering mengigit pada siang hari, sedangkan
nyamuk lainnya pada malam hari. Nyamuk aedes aegypti suka hinggap pada benda yang
menggantung, misalnya baju, gorden, yang lembap dan gelap, sarang atau tempat
hidupnya berada di sekitar rumah, kebun, halaman, berbagai barang bekas di gudang.
Karena itulah nyamuk ini disebut nyamuk kebun.

1.2 Sejarah DBD


Demam berdarah dengue atau sering disebut DBD sebenarnya bukan penyakit baru, entah
kebetulan atau tidak terjadinya penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh David Bylon di
Batavia (Jakarta sekarang) dan kairo (Mesir) pada 1779. Pada waktu itu, penyakit DBD
dikenal dengan sebutan penyakit “demam lima hari”, karena demam berlangsung rata-rata
lima hari diikuti dengan nyeri tulang, ditambah gejala-gejala demam lainnya. Dalam
bahasa Inggris DBD disebut breakbone fever atau dalam bahasa Indonesianya yaitu
“demam patah tulang.” Mengapa demikian, karena penderitaannya merasakan tulangnya
seperti patah pada sendi-sendinya, khususnya lutut. Karena itu dulu penyakit ini juga
disebut knee trouble atau knokkel kortz.

Penyakit di Indonesia belakangan sangat sering menjadi kejadian luar biasa ini juga
dikenal dengan dengue haemorrhagic fever (DHF) juga dilaporkan terjadi di Filipina
pada tahun 1953. Kemudian setelah itu dilaporkan terjadi di Negara-negara lain seperti
Thailand di ibu kotanya Bangkok. Selama tiga dekade berikutnya DBD ditemukan di
Kamboja, Cina,India, Imdonesia, Laos, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Singapura, Sri
Lanka, Vietnam, dan beberapa Negara kepulauan di kawasan Pasifik.
7
Di Indonesia DBD pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya pada tahun 1968 dan di
Jakarta pada tahun 1969. Ketika itu penyakit DBD menyerang 58 orang dan 24
diantaranya meninggal dunia. Sejak itulah DBD selalu timbul di negeri ini, kemudian
DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Yogyakarta pada tahun 1972. Wabah
pertama di luar jawa dilaporkan pada tahun 1972, yaitu di Sumatera Barat dan Lampung,
disusul Riau, Sulawesi Utara dan Bali pada 1973. Pada 1974, wabah DBD dilaporkan
berjangkit di Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Akhirnya pada 1994, DBD
telah menyebar ke seluruh wilayah provinsi di Indonesia.

1.3 Sosok Nyamuk Pembawa Penyakit DBD


Nyamuk penyebar virus DBD yang terutama adalah aides aegypti, nyamuk ini dinamakan
aegypti karena pertama kali ditemukan di Mesir oleh seorang ahli Mesir. Sebutan latin
untuk mesir adalah aegyp (bandingkan dengan bahasa inggris untuk mesir : Egypt) .
namun pada abad ke-20, menurut ahli lainnya, nyamuk ini kemungkinan besar berasal
dari Afrika Timur. Pada tahun 1970, seorang ahli menemukan bahwa spesies nyamuk ini
terdapat juga di Madagaskar, Irian, Australia Utara, Filipina dan hawai.

Uniknya,hanya nyamuk betina Aedes aegypti saja yang menyebarkan virus dengue karena
si betina inilah yang mengisap darah manusia, sedangkan si jantan tidak bisa mengigit, ia
malah hidup dari mengisap nektar bunga. Selain virus dengue,nyamuk Aedes aegypty
juga membawa virus zika,chikungunya,dan demam kuning.

Nyamuk aedes dewasa mudah dikenali melalui warna dan bentuknya. Mereka memiliki
bentuk tubuh kecil,berwarna hitam dengan belang putih di sekujur tubuhnya. Nyamuk
betina memiliki bentuk perut yang lebih besar,dengan belalai atau alat suntik yang lebih
panjang. Ketika nyamuk betina mengisap darah,dia menyuntikkan air liur ke dalam luka
gigitan. Di sinilah kemudian berpindah tempat,dari air liur nyamuk ke dalam tubuh kita.
Nyamuk ini mendapat virus setelah dia menggigit korbannya yang sudah terinfeksi virus
dengue. Kemudian dia menggigit orang lain dan terjadilah penularan.

Penyebaran virus oleh nyamuk Aedes aegypti mudah sekali terjadi di negara beriklim
tropis,seperti Indonesia,terutama saat memasuki musim hujan. Hal ini karena curah hujan
yang tinggi membuat kondisi lingkungan sangat mendukung bagi nyamuk untuk
berkembang biak.

Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti :


➢ Ukuran dan warna tubuh nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti mudah dikenali melalui warna dan bentuknya. Ciri khas
nyamuk ini adalah ukurannya yang kecil dan memiliki tubuh berwarna hitam dengan
belang putih di sekujur tubuhnya. Nyamuk Aedes aegypti dapat terbang sejauh 400

8
meter, sehingga penyebaran virus dengue dapat terjadi hingga jarak yang jauh dari
tempat nyamuk bersarang.
➢ Senang berada di air yang bersih
Nyamuk Aedes aegypti bersarang dan bertelur di genangan air yang jernih. Di dalam
rumah, nyamuk ini banyak ditemukan berkembang biak di tempat penampungan air,
misalnya bak mandi, vas bunga, talang air, atau tempat minum hewan peliharaan.
Nyamuk ini juga dapat bersembunyi di sudut rumah yang minim cahaya, seperti
kolong tempat tidur atau di balik lemari. Di luar rumah, nyamuk ini bersarang dan
berkembang biak di tangkai atau lubang pohon.
➢ Aktif di pagi dan sore hari
Ciri khas lain dari nyamuk Aedes aegypti adalah waktu gigitannya. Nyamuk ini aktif
mencari mangsa dan mengigit manusa di pagi hari (sekitar 2 jam setelah matahari
terbit) dan sore hari (beberapa jam sebelum matahari terbenam). Kendati demikian,
bukan tidak mungkin nyamuk Aedes aegypti menggigit pada malam hari.
Gigitan nyamuk Aedes aegypti pun terkadang tidak disadari, sebab nyamuk ini
biasanya menghampiri dari belakang tubuh dan menggigit di bagian siku atau
pergelangan kaki.

1.4 Gejala Penyakit Demam Berdarah


Sebagian besar pengidap demam berdarah akan mengalami gejala-gejala sekitar 4-10 hari
setelah pasien mendapat gigitan dari nyamuk demam berdarah aedes aegypti dan aedes
albocpictus. Selama 4-10 hari tersebut,virus dengue yang masuk ke dalam tubuh akan
melewati masa inkubasi terlebih dahulu,hingga akhirnya baru benar-benar mengalami
gejala.

Pada anak-anak yang sebelumnya tidak pernah terinfeksi,gejala demam berdarah yang
dialami cenderung lebih parah dibanding pada orang dewasa. Setelah mengalami gejala
DBD seperti yang telah di jelaskan di atas,selamjutnya akan melewati fase-fase penyakit
demam berdarah berikut ini :
▪ Fase awal : gejala yang paling khas saat terkena demam berdarah fase awal adalah
demam tinggi. Munculnya demam tinggi pada kasus demam berdarah sering kali
disertai dengan muka kemerahan,kulit memerah,nyeri seluruh tubuh,nyeri otot,dan
sakit kepala.
▪ Fase kritis : fase ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh hingga ke suhu normal.
Namun, pasien sebenarnya memasuki resiko tertinggi untuk mengalami kebocoran
pembuluh darah.

9
▪ Fase penyembuhan : penderita demam berdarah akan kembali merasakan demam.
Namun,kondisi ini merupakan fase penyembuhan dimana trombosit pasien DBD akan
perlahan naik dan normal kembali.

Berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, demam berdarah dapat dibagi menjadi demam
dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Berikut
ini adalah penjelasannya:
➢ Demam dengue (Dengue fever)
Demam dengue adalah bentuk ringan dari infeksi virus Dengue. Gejalanya hampir
menyerupai demam pada umumnya dan umumnya dimulai sejak hari ke-4 sampai ke-
7 setelah digigit nyamuk (masa inkubasi DBD). Gejala demam ini umumnya mereda
kurang dari 1 minggu, tetapi bisa juga berlangsung sampai 10 hari.
Gejala demam dengue antara lain:
• Demam 40°C atau lebih
• Sakit kepala berat
• Nyeri pada sendi, otot, dan tulang
• Hilang nafsu makan
• Nyeri di bagian belakang mata
• Mual dan muntah
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Ruam kemerahan (muncul sekitar 2–5 hari setelah demam)
➢ Demam berdarah dengue (Dengue hemorrhagic fever)
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan kondisi ketika demam dengue yang
dialami oleh penderitanya mengalami perburukan (fase kritis). Biasanya, fase ini
terjadi antara hari ke-3 hingga hari ke-7 setelah gejala muncul.
Pada fase ini, penderita demam dengue dapat mengalami penurunan suhu demam
(dibawah 38°C) selama 1 hari, kemudian suhu tubuhnya akan kembali naik di hari
berikutnya. Pola ini disebut sebagai saddleback fever (demam pelana).
Banyak yang mengira bahwa penurunan demam ini adalah tanda kesembuhan.
Padahal, justru di fase ini penderita harus diawasi lebih ketat. Hal ini karena pada fase
ini penderita dapat mengalami perdarahan dan kebocoran pembuluh darah.
Berikut ini merupakan tanda bahaya demam berdarah dengue yang harus diwaspadai:
• Sakit perut tak tertahankan
• Muntah terus menerus (3 kali atau lebih dalam 24 jam)
• Perdarahan, seperti gusi berdarah atau mimisan
• Terdapat darah pada urine, tinja, atau muntah
• Perdarahan di bawah permukaan kulit yang tampak seperti memar

10
• Napas yang pendek atau cepat
• Lemas atau lelah
• Gelisah

1.5 Cara Pencegahan Demam Berdarah


Demam berdarah dapat di dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk demam
berdarah Aedes aegypti dengan cara melakukan PSN (pembersihan sarang nyamuk) upaya
ini merupakan cara terbaik, murah, mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan
cara sebagai berikut :
➢ Lingkungan
Metode lingkungan yaitu dengan cara :
a. Bersihkan tempat penyimpanan air (seperti, bak mandi / WC, drum, dll)
sekurang-kurangnya seminggu sekali.
b. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, dan lainnya agar
nyamuk tidak masuk dan berkembang biak di tempat itu.
c. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, botol-botol dan lain-
lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak dapat menjadi tempat
berkembang biak nyamuk.
d. Lipatlah pakaian / kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak
hinggap di tempat itu.
➢ Metode Kimiawi
Cara pencegahannya antara lain :
a. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungab air
seperti vas bunga,gentong air.
b. Fogging yang efektif dilakukan saat pagi hari,waktu angina belum begitu
kencang,dan saat aktivitas menggigit nyamuk tersebut sedang memuncak.
Fogging dilakukan di dalam rumah bukan di selokan seperti banyaj yang kita
lihat.
➢ Metode Biologis
Pencegahan biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang), dan bakteri (Bt.H-14). Penebaran ikan pemakan jentik seperti gabussia,
panchax, spora bacillus thuringiensis juga alternatif pencegahan larva nyamuk.

11
Adapun jenis insektisida yang bisa digunakan untuk mencegah nyamuk banyak sekali,
tetapi tindakan yang paling bijaksana untuk mengatasi nyamuk adalah menghilangkan
tempat perindukannya.

1.6 Cara Pengobatan Demam Berdarah


Hingga kini belum ada vaksinasi atau pun obat khusus untuk mengobati demam berdarah
atau DBD. Pengobatan berkisar pada cara untuk meringankan gejalanya, membuat si
penderita senyaman mungkin, serta mencegah dan menangani komplikasi – komplikasi
yang terjadi.
Berdasarkan tingkat keparahan demam berdarah, pengobatan yang diberikan kepada
pasien dapat dibagi menjadi 2, yakni:
▪ Pengobatan Demam Dengue
Tidak ada metode khusus untuk menangani demam dengue. Pengobatan yang
dilakukan adalah untuk meredakan gejala dan mencegah infeksi virus semakin
memburuk.

Dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut:


a. Cukupi cairan tubuh dengan banyak minum untuk menghindari dehidrasi.
b. Penuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang sehat untuk mendukung proses
penyembuhan.
c. Istirahat yang cukup.
d. Konsumsi paracetamol untuk meredakan demam. Namun, hindari penggunaan
aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), terutama pada anak-anak,
karena dapat memperparah perdarahan atau memicu sindrom Reye.
e. Hindari gigitan nyamuk untuk mengurangi risiko penularan lebih lanjut.
f. Gunakan obat nyamuk losion atau kelambu di kamar.
▪ Pengobatan Demam Berdarah Dengue
Apabila demam dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue, pasien perlu
dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Dokter akan
memberikan cairan infus dan memantau pasien dengan ketat, mulai dari denyut nadi,
tekanan darah, hingga jumlah urin yang dikeluarkan oleh pasien.

12
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes
albopictus. Penyebaran virus ini mudah sekali terjadi di negara beriklim tropis,seperti
Indonesia,terutama saat memasuki musim hujan. Hal ini karena curah hujan yang tinggi
membuat kondisi lingkungan sangat mendukung bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada
penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk
disekitarnya.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk di waktu pagi


sampai sore,karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Memberantas
sarang nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk merupakan langkah yang paling utama
untuk melidungi diri dari demam berarah.

1.2 Saran
Ada beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD, yaitu melalui
pengontrolan atau pengendalian vektornya yaitu :
a. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),pengelolaan sampah padat,modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,dan perbaikan desain
rumah.
b. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan
bakteri (Bt. H-14).
c. Pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
d. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti ,
gentong air,vas bung,kolam,dll.

13
DAFTAR PUSTAKA

Surtiretna,Nina. (2018). Awas Demam Berdarah. Bandung : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Fatonah, Ati Novianti. (2009). Awas DBD. Banten : Kenanga Pustaka Indonesia.

Fadli, Rizal. (2020). Demam Berdarah. Diakses pada 8 Juli 2020, dari
https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah

Afifah, Mahardini Nur. (2020). Cara Mengobati Demam Berdarah (DBD). Diakses pada 3
Februari 2020, dari https://health.kompas.com/read/2020/02/03/090900368/cara-mengobati-
demam-berdarah-dbd

Bingah, Greace Sita. (2020). Mengenali Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab DBD.
Diakses pada 28 Oktober 2020, dari rsmardilestari.com/1593-2/

14

Anda mungkin juga menyukai