DBD Dikonversi
DBD Dikonversi
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Filsafat Kesehatan Masyarakat yang berjudul “ Demam Berdarah “.
Selaku penyusun,kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran sangat dibutuhkan demi perkembangan keutuhan makalah
ini,sehingga akan lahir makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,terutama bagi kami selaku
penyusun.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 7
1.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) (2014) menyatakan sebelum tahun 1970 hanya
terdapat 9 negara yang mengalami wabah penyakit DBD, namun sekarang penyakit DBD
menjadi penyakit endemik ≥ 100 negara. Berdasarkan catatan WHO, pada tahun 1968
sampai 2009 negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus penyakit DBD
tertinggi di Asia Tenggara (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010: 1). Di
Indonesia penyakit DBD pada tahun 2015 sebanyak 126.675 pasien dari 34 provinsi di
Indonesia dan sebanyak 1.229 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut terjadi
peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2014) yaitu sebanyak 100.347
pasien dan 907 orang diantaranya meninggal dunia (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016: 1).
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit demam berdarah.
b. Untuk mengetahui cara penularan penyakit demam berdarah.
c. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit demam berdarah.
4
1.4 Manfaat
Sebagai informasi untuk menambah wawasan keluarga akan pentingnya kewaspadaan
atau upaya preventif agar terhindar dari penyakit demam berdarah.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Dari kedua jenis nyamuk itu aedes aegypti pelaku utamanya, karena aedes albopictus
lebih banyak berkeliaran di kebun, semak, yang cukup jauh dari rumah. Tetapi keduanya
juga disebut nyamuk kebun, nyamuk aedes aegyfti gemar berkeliaran di dalam dan sekitar
rumah. Mereka berkeliaran pada siang hari atau malam hari antara jam 09.00 sampai jam
16.00 oleh karena itu, aedes aegypti lebih sering mengigit pada siang hari, sedangkan
nyamuk lainnya pada malam hari. Nyamuk aedes aegypti suka hinggap pada benda yang
menggantung, misalnya baju, gorden, yang lembap dan gelap, sarang atau tempat
hidupnya berada di sekitar rumah, kebun, halaman, berbagai barang bekas di gudang.
Karena itulah nyamuk ini disebut nyamuk kebun.
Penyakit di Indonesia belakangan sangat sering menjadi kejadian luar biasa ini juga
dikenal dengan dengue haemorrhagic fever (DHF) juga dilaporkan terjadi di Filipina
pada tahun 1953. Kemudian setelah itu dilaporkan terjadi di Negara-negara lain seperti
Thailand di ibu kotanya Bangkok. Selama tiga dekade berikutnya DBD ditemukan di
Kamboja, Cina,India, Imdonesia, Laos, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Singapura, Sri
Lanka, Vietnam, dan beberapa Negara kepulauan di kawasan Pasifik.
7
Di Indonesia DBD pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya pada tahun 1968 dan di
Jakarta pada tahun 1969. Ketika itu penyakit DBD menyerang 58 orang dan 24
diantaranya meninggal dunia. Sejak itulah DBD selalu timbul di negeri ini, kemudian
DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Yogyakarta pada tahun 1972. Wabah
pertama di luar jawa dilaporkan pada tahun 1972, yaitu di Sumatera Barat dan Lampung,
disusul Riau, Sulawesi Utara dan Bali pada 1973. Pada 1974, wabah DBD dilaporkan
berjangkit di Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Akhirnya pada 1994, DBD
telah menyebar ke seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Uniknya,hanya nyamuk betina Aedes aegypti saja yang menyebarkan virus dengue karena
si betina inilah yang mengisap darah manusia, sedangkan si jantan tidak bisa mengigit, ia
malah hidup dari mengisap nektar bunga. Selain virus dengue,nyamuk Aedes aegypty
juga membawa virus zika,chikungunya,dan demam kuning.
Nyamuk aedes dewasa mudah dikenali melalui warna dan bentuknya. Mereka memiliki
bentuk tubuh kecil,berwarna hitam dengan belang putih di sekujur tubuhnya. Nyamuk
betina memiliki bentuk perut yang lebih besar,dengan belalai atau alat suntik yang lebih
panjang. Ketika nyamuk betina mengisap darah,dia menyuntikkan air liur ke dalam luka
gigitan. Di sinilah kemudian berpindah tempat,dari air liur nyamuk ke dalam tubuh kita.
Nyamuk ini mendapat virus setelah dia menggigit korbannya yang sudah terinfeksi virus
dengue. Kemudian dia menggigit orang lain dan terjadilah penularan.
Penyebaran virus oleh nyamuk Aedes aegypti mudah sekali terjadi di negara beriklim
tropis,seperti Indonesia,terutama saat memasuki musim hujan. Hal ini karena curah hujan
yang tinggi membuat kondisi lingkungan sangat mendukung bagi nyamuk untuk
berkembang biak.
8
meter, sehingga penyebaran virus dengue dapat terjadi hingga jarak yang jauh dari
tempat nyamuk bersarang.
➢ Senang berada di air yang bersih
Nyamuk Aedes aegypti bersarang dan bertelur di genangan air yang jernih. Di dalam
rumah, nyamuk ini banyak ditemukan berkembang biak di tempat penampungan air,
misalnya bak mandi, vas bunga, talang air, atau tempat minum hewan peliharaan.
Nyamuk ini juga dapat bersembunyi di sudut rumah yang minim cahaya, seperti
kolong tempat tidur atau di balik lemari. Di luar rumah, nyamuk ini bersarang dan
berkembang biak di tangkai atau lubang pohon.
➢ Aktif di pagi dan sore hari
Ciri khas lain dari nyamuk Aedes aegypti adalah waktu gigitannya. Nyamuk ini aktif
mencari mangsa dan mengigit manusa di pagi hari (sekitar 2 jam setelah matahari
terbit) dan sore hari (beberapa jam sebelum matahari terbenam). Kendati demikian,
bukan tidak mungkin nyamuk Aedes aegypti menggigit pada malam hari.
Gigitan nyamuk Aedes aegypti pun terkadang tidak disadari, sebab nyamuk ini
biasanya menghampiri dari belakang tubuh dan menggigit di bagian siku atau
pergelangan kaki.
Pada anak-anak yang sebelumnya tidak pernah terinfeksi,gejala demam berdarah yang
dialami cenderung lebih parah dibanding pada orang dewasa. Setelah mengalami gejala
DBD seperti yang telah di jelaskan di atas,selamjutnya akan melewati fase-fase penyakit
demam berdarah berikut ini :
▪ Fase awal : gejala yang paling khas saat terkena demam berdarah fase awal adalah
demam tinggi. Munculnya demam tinggi pada kasus demam berdarah sering kali
disertai dengan muka kemerahan,kulit memerah,nyeri seluruh tubuh,nyeri otot,dan
sakit kepala.
▪ Fase kritis : fase ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh hingga ke suhu normal.
Namun, pasien sebenarnya memasuki resiko tertinggi untuk mengalami kebocoran
pembuluh darah.
9
▪ Fase penyembuhan : penderita demam berdarah akan kembali merasakan demam.
Namun,kondisi ini merupakan fase penyembuhan dimana trombosit pasien DBD akan
perlahan naik dan normal kembali.
Berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, demam berdarah dapat dibagi menjadi demam
dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Berikut
ini adalah penjelasannya:
➢ Demam dengue (Dengue fever)
Demam dengue adalah bentuk ringan dari infeksi virus Dengue. Gejalanya hampir
menyerupai demam pada umumnya dan umumnya dimulai sejak hari ke-4 sampai ke-
7 setelah digigit nyamuk (masa inkubasi DBD). Gejala demam ini umumnya mereda
kurang dari 1 minggu, tetapi bisa juga berlangsung sampai 10 hari.
Gejala demam dengue antara lain:
• Demam 40°C atau lebih
• Sakit kepala berat
• Nyeri pada sendi, otot, dan tulang
• Hilang nafsu makan
• Nyeri di bagian belakang mata
• Mual dan muntah
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Ruam kemerahan (muncul sekitar 2–5 hari setelah demam)
➢ Demam berdarah dengue (Dengue hemorrhagic fever)
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan kondisi ketika demam dengue yang
dialami oleh penderitanya mengalami perburukan (fase kritis). Biasanya, fase ini
terjadi antara hari ke-3 hingga hari ke-7 setelah gejala muncul.
Pada fase ini, penderita demam dengue dapat mengalami penurunan suhu demam
(dibawah 38°C) selama 1 hari, kemudian suhu tubuhnya akan kembali naik di hari
berikutnya. Pola ini disebut sebagai saddleback fever (demam pelana).
Banyak yang mengira bahwa penurunan demam ini adalah tanda kesembuhan.
Padahal, justru di fase ini penderita harus diawasi lebih ketat. Hal ini karena pada fase
ini penderita dapat mengalami perdarahan dan kebocoran pembuluh darah.
Berikut ini merupakan tanda bahaya demam berdarah dengue yang harus diwaspadai:
• Sakit perut tak tertahankan
• Muntah terus menerus (3 kali atau lebih dalam 24 jam)
• Perdarahan, seperti gusi berdarah atau mimisan
• Terdapat darah pada urine, tinja, atau muntah
• Perdarahan di bawah permukaan kulit yang tampak seperti memar
10
• Napas yang pendek atau cepat
• Lemas atau lelah
• Gelisah
11
Adapun jenis insektisida yang bisa digunakan untuk mencegah nyamuk banyak sekali,
tetapi tindakan yang paling bijaksana untuk mengatasi nyamuk adalah menghilangkan
tempat perindukannya.
12
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes
albopictus. Penyebaran virus ini mudah sekali terjadi di negara beriklim tropis,seperti
Indonesia,terutama saat memasuki musim hujan. Hal ini karena curah hujan yang tinggi
membuat kondisi lingkungan sangat mendukung bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada
penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk
disekitarnya.
1.2 Saran
Ada beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD, yaitu melalui
pengontrolan atau pengendalian vektornya yaitu :
a. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),pengelolaan sampah padat,modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,dan perbaikan desain
rumah.
b. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan
bakteri (Bt. H-14).
c. Pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
d. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti ,
gentong air,vas bung,kolam,dll.
13
DAFTAR PUSTAKA
Surtiretna,Nina. (2018). Awas Demam Berdarah. Bandung : PT. Dunia Pustaka Jaya.
Fatonah, Ati Novianti. (2009). Awas DBD. Banten : Kenanga Pustaka Indonesia.
Fadli, Rizal. (2020). Demam Berdarah. Diakses pada 8 Juli 2020, dari
https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah
Afifah, Mahardini Nur. (2020). Cara Mengobati Demam Berdarah (DBD). Diakses pada 3
Februari 2020, dari https://health.kompas.com/read/2020/02/03/090900368/cara-mengobati-
demam-berdarah-dbd
Bingah, Greace Sita. (2020). Mengenali Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab DBD.
Diakses pada 28 Oktober 2020, dari rsmardilestari.com/1593-2/
14