Salinan Transformasi Organisasi
Salinan Transformasi Organisasi
2, September 2013
Abstract – Globalization, competition, the dengan mudah dan cepat memperoleh informasi
development of science, knowledge and dan berkmunikasi dalam segala hal. Manusia
technology has change of human behaviours, sebagai pelanggan terhadap berbagai barang dan
with impact to of human interactions in jasa, kini menjadi semakin teliti karena memiliki
connection to fulfil want and need. The informasi yang luas serta selalu terkini.
implications of every business organization Dampaknya, organisasi perlu melakukan adaptasi
must adaptation to the change of environment, dengan dinamika lingkungan melalui perubahan
through the organization change, and to yang sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan
increase capacity of human resources as the organisasi.
important asset of organization. This article to
discuss: (1) organizational change, (2) Organisasi harus melakukan pilihan yang tepat
knowledge worker, (3) communication, in the terhadap model perubahan organisasi, karena tidak
contact of competitiveness. semua model perubahan organisasi yang
ditawarkan oleh berbagai pihak dapat
Keywords - transformasi organisasi, globalization, diimplementasikan ke dalam semua bentuk
knowledge worker, budaya organisasi organisasi, karena tergantung dari bidang kegiatan,
ukuran atau besaran organisasi, kemampuan, serta
lingkungan organisasi.
I. PENDAHULUAN
Transformasi atau perubahan organisasi adalah
Dunia bisnis telah memasuki era persaingan yang berubah. Untuk memasuki era perubahan
ketat. Sinergitas telah menjadi kemasan diperlukan kemampuan beradaptasi yang tinggi
globalisasi, yang sebenarnya merupakan bentuk yang berbasis pada sumber daya manusia
penjajahan baru oleh perusahaan- perusahaan berpengetahuan. Tulisan ini membahas
besar untuk mencari keuntungan yang sebesar- trnasformasi organisasi, sumber daya manusia
besarnya, dengan memindahkan usahanya ke berpengetahuan, dan komunikasi dalam konteks
tempat lain yang memiliki sumber- daya baik alam untuk memperkuat daya saing.
yang melimpah, maupun sumber daya manusia
yang masih bisa dibayar murah. Tidak sekedar itu,
mereka juga memindahkan pencemaran ke negara II. TINJAUAN PUSTAKA
lain.
Transformasi Organisasi
Lanskap bisnis telah berubah secara terbuka. Dinamika lingkungan usaha seperti kompetisi,
Implikasinya, setiap perusahaan kini harus globalisasi, perubahan pasar, serta teknologi yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan terus menerus merupakan alasan prinsipal terhadap
kapasitasnya agar mampu memasuki persaingan transformasi organisasi untuk meningkatkan
global yang menuntut kemampuan daya saing, kemampuan sumber daya manusia. Beer (1997)
baik pada tingkat organisasi maupun individu. mengemukakan, sebagai konsekuensi dari
perubahan lingkungan, maka organisasi harus
Dalam kaitan dengan daya saing, Zuhal (2010) menemukan dirinya dalam memanajemeni sumber
mengatakan bahwa perusahaan mesti mengalihkan daya manusia secara kontinyu. Organisasi
perhatiannya—dalam porsi lebih besar—pada aset- birokrasi yang hirarkiral diganti dengan organisasi
aset tersembunyi seperti sumber daya manusia datar dan terbuka. Lebih penting lagi, organisasi
(SDM), budaya korporat, serta aset intelektual harus meningkatkan kapabilitasnya agar memiliki
lainnya. Ada pergeseran yang cukup fundamental daya saing. Pernyataan tersebut menandakan
yang bergerak ke arah human capital oriented. bahwa transformasi atau juga disebut sebagai
Daya saing oleh Zuhal (2010) didefinisikan perubahan organisasi merupakan basis dari
sebagai gambaran bagaimana suatu bangsa peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam
termasuk perusahaan-perusahaan dan SDM-nya menghadapi gelombang perubahan.
mengendalikan kekuatan kompetensi yang
dimilikinya secara terpadu guna mencapai Poerwanto (2006) menjelaskan bahwa organisasi
kesejahteraan dan keuntungan. pada masa sekarang maupun masa datang apa pun
bentuk dan jenis kegiatannya akan terus
Daya saing (competitiveness) dalam konteks bisnis menghadapi perubahan dan merubah dirinya.
dapat dipahami sebagai sebuah kemampuan atau Kebutuhan hidup secara individual akan
kinerja sebuah lembaga baik yang berupa sumber mempengaruhi kebutuhan organisasi di mana
daya manusia, perusahaan, atau negara dalam individu bekerja dan atau sebaliknya. Individu dan
menghadapi pesaing-pesaingnya pada suatu organisasi di mana orang bekerja adalah dua sisi
kondisi tertentu. mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya, dua-duanya membutuhkan
Kotter (1996) mengatakan bahwa kini organisasi- perubahan. Lebih lanjut Poerwanto menjelaskan
organisasi harus menyiapkan diri untuk inovasi bahwa organisasi kini menghadapi tantangan
dan berubah, tidak hanya untuk menjadi berhasil perubahan global pada berbagai aspek kehidupan
tetapi untuk bertahan hidup dalam era kompetisi yang tidak akan pernah berhenti. Konsekuensinya,
yang meningkat. Daft (2004) menambahkan setiap organisasi harus dapat mengantisipasi dan
bahwa perubahan organisasi adalah untuk mengadaptasi perubahan-perubahan yang terjadi di
beradaptasi dengan lingkungan melalui dua cara lingkungannya atau organisasi yang bersangkutan
yaitu, incremental change— menunjuk pada seri merubah sistem operasinya melalui inovasi-inovasi
progres-progres secara kontinyu dalam mengelola yang relevan dengan kebutuhan eksistensinya.
organisasi dan sering hanya pada satu bagian
organisasi, dan radical change—menunjuk pada Dessler (2000) mengemukakan perubahan
memecahkan kerangka organisasi, sering merubah lingkungan organisasi akan memengaruhi peran
organisasi secara keseluruhan. pengelolaan sumberdaya manusia dalam
organisasi. Organisasi masa kini dituntut lebih
Lanskap bisnis telah berubah dan akan terus menekankan pada kemampuan untuk bekerja lebih
121 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013
baik, lebih cepat dan lebih kompetitif. Elemen- 6. Legal Trends Affecting Human Resource
elemen lingkungan yang perlu diperhatikan dalam Management. Dewasa ini peraturan-peraturan
kaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia tentang ketenagakerjaan hampir selalu berubah
adalah: yang disebabkan oleh berbagai tuntutan jaman.
1. Globalization. Globalisasi menunjuk pada Kondisi ini secara langsung mempengaruhi
kecen- derungan perusahaan untuk memperluas kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya
penjualan dan manufakturingnya pada pasar manusia.
baru di luar negeri. Globalisasi itu sendiri
merujuk pada mengutamakan kepentingan Pemikiran Dessler menggambarkan bahwa
dunia lebih luas daripada kepentingan indi- lingkungan eksternal perusahaan di mana pun
vidu atau kelompok. Globalisasi menutut semua dapat memengaruhi berbagai kebijakan organisasi.
negara untuk membuka atau menerima tenaga Organisasi-organisasi atau perusahaan-perusahaan
kerja secara internasional. sekarang harus berjuang menghadapi tren
2. Technological Advances. Keunggulan secara perubahan yang berlangsung cepat, seperti
teknologi yaitu merujuk pada kemajuan perubahan pada teknologi, produk global,
peralatan, teknik dan proses yang diperlukan deregulasi, perubahan demografi, dan tren ke arah
untuk mengubah masukan menjadi keluaran. masyarakat yang terkoneksi. Tren tersebut
Perubahan teknolo- gi akan merubah sifat dasar mendorong meningkatnya persaingan global yang
pekerjaan, dan berkaitan dengan kemampuan menuntut semua perusahaan untuk lebih kreatif,
sumber daya manusia. inovatif, dan adapti. Dampaknya, perubahan
3. Deregulation. Pengurangan atau penghapusan orientasi strategi dari pengelolaan aset yang
regulasi terhadap berbagai aspek kehidupan bersifat tangible, ke dalam pengelolaan aset
untuk mendukung proses bisnis. pengetahuan yang bersifat intangible.
4. Trends in the Nature of Work. Globalisasi,
deregulasi, dan teknologi juga merubah sifat Terdapat tiga kapabilitas organisasional yang harus
dasar pekerjaan. Human capital menunjuk pada dibangun dalam menghadapi era perubahan yang
pengetahuan, pendidikan, pelatihan, semakin cepat, dan berbasis pada pengetahuan,
ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh yaitu: pembelajaran organisasi, peciptaan
pekerja merupakan sesuatu paling penting. pengetahuan, dan inovasi dalam proses produksi.
Kemampuan dasar manusia dalam berpikir Ketiga kapabilitas organisasional tersebut
adalah mutlak diperlukan dalam mengelola menyebabkan bergesernya karakteristik organisasi
perusahaan, karena sumberdaya manusia di berbagai tingkatan dan fungsi. Kehidupan
merupakan aset dinamis yang dapat merubah organisasi moderen tidak lagi sekedar beradaptasi
aset lain perusahaan menjadi berarti bagi semua dengan lingkungannya, tetapi dituntut untuk
pihak berkepentingan. belajar secara berkesinambungan dari organisasi-
5. Workforce Diversity. Angkatan kerja merupakan organisasi lain baik sejenis maupun tidak yang
salah satu faktor yang dapat memengaruhi memiliki keunggulan, selaras dengan tuntutan
pengelolaan sumberdaya manusia pada perubahan melalui transformasi dan pember-
berbagai jenis kegiatan di berbagai organisasi. dayaan sumberdaya manusia yang dimiliki.
Demografi, kelompok minoritas, dan
pemberdayaan pekerja senior atau pensiunan Karakteristik organisasi bisnis kini telah bergeser
karena pengalaman adalah faktor-faktor yang di berbagai fungsi maupun bangunan sebagai
perlu dipertimbangkan. Kini dapat kita ketahui akibat dari proses perubahan di berbagai aspek
bahwa banyak wanita menduduki berbagai kehidupan. Berbagai ahli organisasi seperti Walker
bidang pekerjaan pada tingkat manajemen (1993), Alfred & Miles (1996), dan McDermott
menengah ke atas yang dulunya lebih banyak (1996) telah merumuskan format pergeseran
diduduki oleh pria. Wanita kini lebih banyak organisasi yang didasarkan pada pendekatan
mendapat kesempatan untuk memperoleh masing-masing. McDermott (dalam
berbagai bidang pendidikan yang mendukung Poerwanto:2003) mengemukakan bahwa
kinerjanya. Demikian pula kelompok minoritas organisasi yang memiliki kinerja tinggi adalah
seperti suku dan para penyandang cacat fisik organisasi yang berusaha untuk memenuhi
telah mendapat perhatian dunia untuk dapat tuntutan-tuntutan ;
memasuki pasar kerja yang mempunyai 1. Peningkatan rasa memiliki atau tanggung jawab
kedudukan sama dengan yang lain. di antara para karyawan untuk menyampaikan
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 122
barang atau jasa secara kompetitif atas, maka konsekuensinya adalah bahwa format
2. Pemberdayaan dan pelibatan seluruh karyawan orgasanisasi menjadi moderat yang ditandai
di semua tingkatan organisasi dalam proses dengan bergesernya karakteristik dari yang statis
keorganisasian sifatnya menuju ke arah yang dinamis dan
3. Kecepatan, kemampuan daya tanggap, kualitas berorientasi pada proses bukan pada keuntungan.
terhadap keinginan dan kepuasan pelanggan. Format pergeseran karakteristik organisasi
moderen digambarkan Poerwanto ((2006) pada
Sebagai reaksi dari tuntutan-tuntutan tersebut di Tabel 1, yaitu :
Dari Ke arah
a. Individual a. Tim
b. Statis b. Dinamis; fleksibel
c. Rentang kendali sempit c. Rentang kendali luas
d. Fungsional d. Integrasi, melibatkan setiap unit
dalam kebijakan
e. Hirarki tinggi e. Hirarki datar
f. Menekankan pada pengendalian f. Memberi wewenang
g. Orientasi keuntungan finansial g. Orientasi pada proses, keinginan
pelanggan dan keuntungan dalam arti luas
h. Desentralisasi
h. Sentraliasi i. Perubahan berkelanjutan
i. Stabilitas
Karakteristik organisasi moderen cenderung lebih untuk mencapai keunggulan kompetitif memaksa
mengutamakan proses dari pada tujuan akhir.
Organisasi moderen ditandai dengan proses kerja sumberdaya manusia sebagai salah satu capital
yang dilakukan secara tim dan terkoordinir dalam untuk berperan sebagai inisiator dan proaktif.
struktur, serta lebih menekankan pada wewenang Ulrich (1998) menyatakan ada beberapa tantangan
dari pada komando dan kontrol. Pemberian kompetitif yang secara bersama-sama
wewenang merupakan bentuk dari pemberdayaan mengharuskan organisasi untuk membangun
karyawan untuk melakukan apa yang terbaik bagi kapabilitas baru, yaitu globalisasi, kemampuan
organisasi. Wal-Mart merupakan contoh sebagai untuk mendapatkan laba melalui petumbuhan,
organisasi moderen dalam memberikan wewenang modal intelektual, dan perubahan yang tidak
kepada karyawan. Karyawan Wal-Mart di bagian pernah berhenti dan berlangsung cepat. Dalam
terdepan diberikan kekuatan untuk mengambil konteks kewajiban organisasi untuk melakukan
keputusan yang terbaik bagi perusahaan terhadap transformasi, sumberdaya manusia mempunyai
masalah yang sedang dihadapi berkenaan dengan peran baru sebagai :
hal-hal yang berkaitan dengan layanan pada 1. Mitra pelaksana strategi – melalui tanggung
pelanggan. Implementasinya, setiap selesai jawab dan pelibatan langsung terhadap semua
melaksanakan tugas masing-masing karyawan aspek kehidupan organisasi
melaporkan kepada supervisornya tentang kejadian 2. Ahli dalam administrasi – mengkoordinasi
atau pengambilan keputusan penting atau di luar kegiatan strategis, mengumpulkan dan
kejadian biasa yang dilakukan pada hari itu. menyebarkan informasi, serta membuat
Tindakan ini mempunyai dua arti, pertama, kebijakan organisa- si
menjadi kontrol apakah wewenang yang diberikan 3. Membangun keunggulan diri – memiliki
sudah dijalankan dengan benar, kedua sebagai pengetahuan dan kemampuan di bidangnya,
masukan manajemen. inovatif, inisiatif dan komit- men.
4. Agen perubahan – proaktif melakukan
Pergeseran karakteristik organisasi pada berbagai pemantauan per- kembangan lingkungan dan
aspek kehidupan merupakan tantangan dalam inovatif.
bisnis yang mengharuskan organisasi melakukan
transformasi dengan menciptakan kapabilitas baru Peran baru sumber daya manusia menuntut setiap
untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Upaya karyawan di semua tingkatan untuk berpandangan
123 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013
positif ke depan, dan profesional. Peran baru Pada dasarnya setiap organisasi harus mampu
sumberdaya manusia bertang-gungjawab untuk mengembangkan kapabilitasnya dalam
membangun tatanan organisasi agar memiliki mengantisipasi perubahan lingkungan dengan
kemampuan dalam menanggapi perubahan global. memandang secara aktif masa depan organisasi.
Sebagai agen perubahan maka sumberdaya Perubahan pada salah satu elemen lingkungan atau
manusia dituntut untuk memiliki inisiatif dan secara simultan akan mengganggu eksistensi
berfokus pada kerja tim. Peran baru tersebut juga lingkungan lainnya. Perubahan dapat berbentuk
berimplikasi pada strategi pengelolaan sumberdaya pada berbagai bidang organisasi tergantung dari
manusia dalam pengembangan dan orientasi ukuran besarnya organisasi dan jenis kegiatan.
organisasi. Greenberg dan Baron (1995); Stoner et.al (1995),
menyatakan terdapat tiga bidang penting dalam
Transformasi organisasi adalah sebuah proses tata perubahan yaitu, teknologi, struktur, dan manusia.
kelola organisasi secara simultan, merupakan Sedangkan Robbins (1996) menambahkan satu
keharusan bagi organisasi. Tranformasi bidang lagi yaitu tata ruang.
organisasional adalah proses perubahan organisasi
yang mencakup struktur dan proses dalam rangka Organisasi harus mampu mengembangkan
untuk meningkatkan kinerja yang sesuai dengan kapabilitasnya dalam mengantisipasi
dinamika perkembangan lingkungan organisasi. kecenderungan lingkungan dengan memandang
Gouillart dan Kelly (1995) mendefinisikan secara aktif masa depan organisasi. Morgan (1989)
transformasi bisnis sebagai menyusun kembali dalam buku larisnya Riding the Waves of Change
arsitektur utama korporasi, untuk mencapai tujuan menyebutnya sebagai Proactive Mindsest, yaitu
secara serempak—sekalipun berbeda kecepa-tan. aktivitas-aktivitas:
Transformasi bisnis berkaitan dengan empat 1. Melihat ke depan
dimensi R (4R) Reframing, Restructuring, 2. Mengidentifikasi masalah dan peluang
Revitalization dan Renewal. 3. Menemukan jalan dalam mengatasi masalah
negatif dan membuka kesempatan untuk
Reframing, adalah mengenai perubahan konsep pengembangan organisasi
perusahaan terhadap apa yang ingin dicapai. 4. Memahami, menentukan, dan mengem-
Restructuring, adalah kesiapan perusahaan untuk bangkan peluang-peluang yang dapat
mencapai tingkat kompetitif dari kinerjanya. diimplementasikan.
Revitalization, adalah mengenai semangat untuk
berkembang melalui keterkaitan perusahaan Untuk merealisasi keempat pemikiran proaktif
dengan lingkungannya. Renewal, berkaitan dengan tersebut organisasi harus meningkatkan sikap dan
sumber daya manusia dalam transformasi serta kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki
spirit dari perusahaan. dengan program memposisikan dan mereposisi
kapabilitas mereka. Perubahan organisasi dapat
Meyerson (2001) menjelaskan bahwa perubahan dipahami sebagai perubahan-perubahan
organisasi dapat dilakukan melalui dua jalan, yaitu operasional organisasi dalam upaya menyesuaikan
drastic action dan, evolutionary adaptation. dinamika lingkungan organisasi. Sumber daya
Drastic action change, adalah perubahan manusia adalah kapital yang menjadi salah satu
diskontinyu dan akan berhadapan dengan penentu penting sukses tidaknya kinerja organisasi
organisasi atau tugas manajemen puncak. Dalam secara keseluruhan.
suatu situasi, perubahan mungkin terjadi secara
cepat dan selalu mengakibatkan kesulitan yang Proses transformasi organisasi akan mendapat
signifikan. Sedangkan evolutionary change adalah berbagai tatangan yang disebabkan oleh
perubahan tahap demi tahap, desentralisasi dan kepentingan baik secara organisasional maupun
tidak memerlukan pergolakan. Dua pendekatan individual yang dapat berupa penolakan.
tersebut mendorong organisasi untuk memiliki Pertimbangan penolakan organisasional
budaya perubahan yang berorientasi pada masa diantaranya adalah struktural, kelompok kerja,
depan. Pilihan apakah perubahan dilakukan keahlian, hubungan kekuasaan, dan alokasi sumber
dengan aksi drastis, atau evolusi tergantung dari daya yang sudah mapan. Sedangkan penolakan
kapabilitas, kebutuhan, dan luas pasar organi-sasi. individual diantaranya faktor kebiasaan atau
kemapanan, ketidaktahuan, posisi, dan
keengganan.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 124
Secara organisasional berbagai dimensi penolakan ide baru dan atau dinamika lingkungan dalam
tersebut menjadi salah satu faktor penghambat proses produksi.
bagi organisasi untuk beradaptasi dengan dinamika
lingkungan. Kondisi tersebut menjadi tugas Bisnis bidang apa pun kini menghadapi tantangan
manajemen untuk melakukan tindakan strategis transformasi organisasi yang dinamis, yang
yang dapat menjadi fondasi bagi terbentuknya pola menyebabkan organisasi perlu menciptakan
adaptasi organisasi. kapabilitas baru yang kredibel, melalui
pemberdayaan sumber daya manusia sebagai aset
Terdapat dua langkah yang perlu dilakukan dalam dinamis. Ulrich (1998) menyatakan terdapat
perubahan organisasi. Pertama, adalah tantangan kompetitif yang secara bersamaan
pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi mengharuskan organisasi membangun kapabilitas
(organizational knowledge) untuk memasuki baru yaitu, globalisasi, kemampuan untuk
tahapan transformasi yang diinginkan dan harus mendapatkan laba melalui pertumbuhan, modal
dilakukan. Nonaka dan Takeuchi (1995) intelektual (intellectual capital), dan perubahan
mengatakan bahwa organizational knowledge yang tidak pernah berhenti serta berlangsung
adalah kapabilitas organisasi secara keseluruhan dengan cepat. Tantangan yang demikian
untuk menciptakan pengetahuan baru, mengharuskan organisasi lebih adaptif, dan
menyebarkannya ke seluruh jajaran organisasi dan berupaya mengembangkan kapabilitas
mewujudkan pada berbagai produk, pelayanan dan organisasionalnya sebagai alat kompetisi melalui
sistem. Kedua, pembelajaran organisasi keunggulan organisasi seperti kecepatan,
(organizational learning), Senge (1990) kemampuan daya tanggap, dan kemampuan
mengatakan organizational learning adalah pembelajaran.
kemampuan organisasi untuk menyesuaikan atau
melakukan adaptasi terhadap perubahan- Knowledge Worker
perubahan lingkungan, dengan secara kontinyu Pada era globalisasi, efsiensi dan efektifitas
mengadopsi berbagai ketrampilan teknologis dan menjadi bagian penting dalam proses produksi.
menegerial baru di seluruh jajaran organisasi. Setiap perusahaan harus memiliki keunggulan
kompetitif, yaitu produktivitas, kreativitas dan
Setiap organisasi membutuhkan seperangkat inovatif sebagai kekuatan intangible, dan
pengetahuan dalam berbagai aspek keorganisasian keunggulan komparatif yaitu efisiensi pada faktor
seperti psikologi, administrasi, sosiologi, budaya, produksi seperti tenaga kerja, bahan baku, dan
teknis, maupun hukum yang berkaitan dengan ukuran usaha sebagai kekuatan tangible. Dalam
proses produksi. Untuk memperoleh dan kaitan dengan era globalisasi dan pembentukkan
mengembangkan pengetahuan, diperlukan daya saing, sumber daya manusia menjadi aset
pembelajaran organisasi secara terus menerus yang paling penting, karena merupakan aset
tentang lingkungan organisasi. Dalam kaitan dinamis yang mampu menggerakkan aset-aset
dengan organizational knowledge dan lainnya. Sumber daya manusia merupakan fondasi
organizational learning, Pucik (1992) mengatakan dalam membangun daya saing organisasi.
bahwa pengembangan suatu kapabilitas
pembelajaran organisasional dan penciptaan Knowledge worker dalam bahasan ini dipahami
pengetahuan baru berarti organisasi memfokuskan sebagai sumber daya manusia berpengetahuan
kegiatan pada kualitas interaksi di antara para adalah sumber daya manusia yang memiliki
manajer-karyawan, dan sub-unit- sub-unit. pengetahuan yang dapat berupa ilmu, teknologi,
Komunikasi dua arah antara manajer-karyawan ketrampilan dan atau keahlian khusus yang
dan atar unit merupakan sumber dari pengetahuan dimanfaatkan dalam proses produksi. Organisasi
organisasi. Organisasi yang berpengetahuan harus mampu memperoleh knowledge worker
menuntut kemampuan untuk mengumpulkan dan melalui proses rekrutmen yang transparan dan
menyebarkan informasi secara menyeluruh. bertanggung jawab, serta sesuai dengan visi, misi,
bentuk dan kegiatan organisasi. Kekeliruan dalam
Transformasi organisasi mendorong terjadinya merekrut, mendidik, menempatkan dan
perubahan peran sumber daya manusia dari mengontrol sumber daya manusia yang dimiliki
menunggu perintah ke pemberian wewenang untuk akan menjadi masalah bagi organisasi.
berinisiatip dan pelibatan di dalam pengambilan
keputusan. Transformasi organisasi adalah Membangun daya saing yang kokoh diperlukan
pertimbangan atau alternatif adaptasi terhadap ide- sumber daya manusia yang unggul yang mampu
125 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013
menguasai dan mentransfer ilmu, pengetahuan dan yang menjadi dasar perilaku.
teknologi dalam proses produksi. Konsekuensinya,
organisasi-organisasi unggul, perlu membina Kerangka kerja organisasi oleh Schein (1989)
sumber daya manusia yang memiliki modal dikatakan sebagai budaya organisasi, sedangkan
intelektual (intellectual capital) untuk merespon Mitnzberg (1989) mengatakan sebagai idiologi
dinamika lingkungan organisasi. Modal intelektual organisasi.
tidak hanya berbasis ilmu dan pengetahuan saja
tetapi juga moral, karena sehebat apapun Budaya organisasi
intektualitas seseorang akan menjadi kurang Poerwanto (2006) menjelaskan bahwa organisasi
bermanfaat bagi organisasi jika ia tidak bermoral. adalah unit sosial yang terdiri dari sekelompok
orang yang berinteraksi untuk mencapai tujuan-
Stewart (1997) mendefinisikan modal intelektual tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai
adalah materi intelektual yaitu pengetahuan, unit sosial, organisasi terdiri dari orang-orang yang
informasi, kekayaan intelektual, pengalaman yang memiliki latar belakang sosial-eknomi-budaya dan
digunakan untuk menciptakan kesejahteraan. motivasi yang berbeda. Konsekuensinya, latar
Stewart juga mengemukakan bahwa pengetahuan belakang yang berbeda mempengaruhi perilaku
telah menjadi faktor produksi yang penting dan individual, dan perilaku individual akan
oleh karenanya aset intelektual harus dikelola oleh mempengaruhi kinerja organisasi. Implikasinya,
perusahaan. setiap organisasi perlu menciptakan seperangkat
nilai yang dianut bersama untuk membangun
Tuntutan perubahan global telah memaksa hampir sistem keorganisasian guna menyeragamkan
semua organisasi apa pun jenis kegiatannya pemikiran dan tindakan serta merubah perilaku
melakukan reaksi secara cepat dan tepat terhadap indiviual karyawan ke perilaku organisasional.
dinamika lingkungan serta dalam memenuhi
sasaran strategis organisasi. Salah satu trik yang Budaya perusahaan telah didefinisikan oleh
efektif dalam mengantisipasi globalisasi adalah banyak ahli baik dari kalangan manajemen, sosial,
bagaimana organisasi memiliki atau melahirkan antropologi maupun organisasi. Dalam buku ini
sumberdaya manusia yang berkualitas. budaya perusahaan didefinisikan sebagai:
seperangkat asumsi dasar yang dibangun dan
Setiap organisasi harus dapat mengembangkan dianut bersama sebagai moral organisasi dalam
kapabilitas organisasionalnya untuk memperoleh beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan
keunggulan pada kemampuan daya tanggap proses intgrasi internal. Hofstede (1991)
melalui transformasi organisasi terhadap struktur, mengatakan bahwa budaya adalah ‘software of
kultur, sistem, fungsi dan peran sumber daya mind’ yang menjadi mental programing organisasi
manusia. Untuk itu perlu dikembangkan model dalam mengarahkan pola-pola berpikir, merasakan
pengelolaan sumber daya manusia yang dan tindakan organisasional.
didasarkan pada kepentingan berbagai pihak yang
harus mencakup analisis dan evaluasi terhadap Budaya merupakan bauran dari elemen-elemen;
keefektifan model yang akan dikembangkan dalam filosofi, nilai, norma, keyakinan, ide dan mitos
organisasi. yang terintegrasi untuk menentukan cara kerja dan
perilaku organisasional. Elemen-elemen tersebut
Poerwanto (2006) menjelaskan, bahwa pada merupakan isi budaya yang berkaitan dengan apa
dasarnya kebijakan pengelolaan sumber daya yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
manusia harus berlandaskan pada tujuan-tujuan semua karyawan. Isi budaya adalah moral yang
utama, kebutuhan dan kemampuan perusahaan, mempengaruhi proses internalisasi organisasi yang
serta pihak-pihak berkepentingan. Untuk dapat harus diterima dan disepakati untuk menjadi
memunuhi berbagai tuntutan dalam pengelolaan bagian dari kehidupan organisasi.
sumberdaya manusia diperlukan nilai-nilai yang
harus dianut bersama sebagai pedoman dalam Bagaimana budaya dimulai ?
bertindak secara organisasional. Setiap perusahaan Setiap permulaan kegiatan dari sebuah perusahaan
harus memiliki kerangka kerja yang didasarkan adalah menetapkan sejumlah aturan, tujuan-tujuan,
pada filosofi para pemilik atau pengelola yang dan sistem keorganisasian yang dibangun oleh
mengatur interaksi orang-orang dalam organisasi. para penggagas dan atau pemilik perusahaan.
Kerangka kerja tersebut adalah seperangkat asumsi Schein (1983) mengemukakan bahwa kebiasaan
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 126
dewasa ini, tradisi, dan cara umum organisasi karyawan terhadap eksistensi organisasi.
dalam melakukan segala tindakan sebagian besar Kompetensi merupakan kemampuan untuk
disebabkan oleh apa yang berasal dari apa yang melaksanakan tugas-tugas dalam rangka tujuan-
telah dilakukan sebelumnya, dan tingkat tujuan organisasi, dan kosistensi merupakan
keberhasilannya diperoleh melalui kerja keras. Hal kemantapan untuk secara terus menerus berpegang
tersebut mengarahkan kita pada pemikiran bahwa pada komitmen dan kemampuannya sebagai
sumber paling akhir dari budaya organisasi adalah: karyawan yang bertanggung jawab terhadap
pendirinya. kelangsungan organisasi.
Pendiri perusahaan yang biasanya juga menjadi Poerwanto (1992;2004) mengemukakan bahwa
pemilik, akan mempengaruhi pola pengelolaan budaya yang kuat dibangun oleh empat dimensi K
usaha. Ide-ide, nilai-nilai muncul dari pemikiran atau empat C, yaitu komitmen (commitment),
para pendiri dan pemilik. Robbins (1998) kemampuan (competence), kepaduan (cohesion)
mengatakan bahwa para pendiri suatu organisasi dan konsistensi (consistency). Komitmen untuk
secara tradisional mempunyai dampak utama pada melakukan yang terbaik bagi perusahaan perlu
permulaan budaya organisasi. Mereka mempunyai didukung oleh kemampuan individual dalam
suatu visi mengenai bagaimana seharusnya keahlian teknis, psikologis maupun sosiologis
organisasi beroperasi. Schein (1997) untuk memadukan diri sebagai bagian dari
menambahkan bahwa pada dasarnya budaya kehidupan perusahaan secara menyeluruh. Kondisi
muncul dari tiga sumber : tersebut harus dilaksanakan secara konsisten
1. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan terhadap apa yang telah disepakati bersama.
asumsi dari para pendiri organisasi Keempat dimensi K pembentuk budaya yang kuat
2. Belajar dari pengalaman yang dilakukan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
oleh anggota kelompok-kelompok dipisah-pisahkan.
sebagaimana perkembangan organisasi
3. Keyakinan, nilai-nilai, dan asumsi-asumsi Setiap perusahaan menghendaki pada setiap
baru yang dibawa masuk oleh pimpinan karyawannya untuk memiliki kompetensi
dan anggota baru. khususnya pada bidang yang diinginkan
perusahaan. Namun demikian kompetensi tersebut
Perusahaan tidak terbentuk begitu saja, tetapi perlu disertai dengan komitmennya untuk menjadi
merupakan sebuah proses di mana pendiri karyawan yang unggul yang diperuntukkan baik
memiliki gagasan, visi, ide-ide dan tujuan-tujuan. dirinya maupun organisasinya, serta konsisten
Pendiri dalam hal ini dapat perorangan atau memegang teguh komitmen- komitmennya dan
kelompok kecil yang berunding mengenai pola secara ikhlas memadukan diri dengan segenap
pengelolaan organisasi. kemampuannya ke dalam kehidupan
organisasi.membangun budaya yang kuat
Membangun budaya yang kuat memerlukan pemimpin yang kuat yang memiliki
Budaya perusahaan merupakan salah satu aspek visi dan kepribadian yang kuat pula. Para pendiri
penting organisasi dalam membentuk perilaku adalah orang yang membangun visi, misi, filosofi
karyawan yang sesuai dengan tujuan-tujuan serta tujuan-tujuan utama organisasi. Pada saat itu
strategis pengelolaan sumberdaya manusia. pula dimulainya perilaku organisasi yang dimotori
Budaya akan membentuk karakteristik dan oleh pendiri dan tim pimpinan puncak lain.
membangun kepercayaan organisasi. Budaya yang Gerakan pertama pada saat dimulainya operasi
kuat menjadi penekan karyawan untuk berkinerja adalah memberi teladan pada para bawahan dan
maksimal demi organisasinya. mengantisipasi kegiatan lingkungan eksternal.
Budaya yang kuat akan mendukung pengelolaan
Sukses tidaknya pengelolaan sumberdaya manusia sumberdaya manusia yang kuat pula.
perusahaan sangat tergantung dari bagaimana
budaya yang telah dibangun diimplementasikan Pengelolaan sumberdaya manusia ditinjau dari
oleh jajaran pimpinan perusahaan. Untuk manjadi aspek administrasi bisnis diartikan sebagai
budaya yang kokoh bagi perusahaan, Hickman dan kebijakan terhadap pengembangan untuk
Silva (1984) dalam mengemukakan bahwa menerima dan meningkatkan kualitas dan
terdapat tiga langkah dalam mendorong budaya performansi karayawan demi tujuan-tujuan
yang sukses; commitment, competence dan organisasi. Dasar dari kebijakan pengelolaan
consistency, atau 3 C. Komitmen adalah perjanjian sumberdaya manusia adalah kebutuhan internal
127 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013
dalam bentuk verbal maupun non-verbal yang Dalam era globalisasi, komunikasi menjadi
disertai dengan pemaknaan terhadap pesan yang semakin rumit karena menyangkut berbagai
dikirim. keragaman kepentingan, budaya serta bahasa.
Sebagai proses, komunikasi melibatkan empat
Samovar, Porter dan McDeniel (2010) dalam elemen pokok; (a) Komunikator, adalah pihak
bukunya Communications Between Cultures yang mengirim pesan, (b) pesan yang dikirim, (c)
mendefinisikan komunikasi sebagai proses komunikan, adalah pihak yang menerima pesan,
dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi dan (d) reaksi serta umpan balik dari pesan yang
masalah internal mereka dengan orang lain melalui disampaikan komunikan kepada komunikator.
penggunaan simbol. Komunikasi adalah proses Komunikasi berkaitan dengan pengirim, pesan,
pengiriman, dan penerimaan pesan dalam bentuk media, penerima, pemaknaan, respon, umpan
verbal maupun non-verbal yang disertai dengan balik, dan gangguan.
pemaknaan terhadap pesan yang dikirim.
Secara sederhana proses komunikasi digambarkan Pesan yang baik terdiri dari kata-kata atau simbol-
oleh Poerwanto dan Zakaria L.S (2014) pada simbol yang mudah dikenali atau dipahami oleh
Gambar 1: penerima. Komunikator harus mampu mengelola
1. Pengirim: pihak yang mengirim pesan kepada sumber-sumber atau informasi yang akan dijadikan
pihak lain pesan secara efektif dan efisien serta praktis agar
2. Pesan: seperangkat simbol atau sinyal yang bisa menjauhkan gangguan yang muncul dalam
dapat berupa kata-kata; gambar; gabungan proses komunikasi. Komunikator bisnis
kata dan gambar. mengawali tugasnya dengan memahami karakter
3. Media : saluran komunikasi yang digunakan dari khalayak sasaran, mitra kerja, atau
untuk menyampaikan pesan segmentasi pasar lebih dahulu secara cermat.
4. Penerima : pihak yang menerima pesan Karakteristik komunikan berperan dalam
5. Pemaknaan : interpretasi atau pemahaman pemilihan jenis pesan dan media yang akan
penerima terhadap pesan yang diterima digunakan agar proses komunikasi dapat efektif
6. Respon : reaksi penerima terhadap pesan yang dan efisien.
diterima setelah dipahami tentang makna yang
terkandung dalam pesan Gangguan akan berpengaruh dalam memahami
7. Umpan balik : tanggapan atau reaksi penerima pesan yang dikirim. Terdapat berbagai faktor
yang dikomunikasikan ke pengirim gangguan dalam komunikasi; fisik, pemahaman
8. Gangguan : rintangan yang bisa mengganggu makna, kesenjangan sosial dan budaya. Pernahkah
proses komunikasi dari pesan sampai reaksi kita mengalami hal ini dalam berkomunikasi?
terhadap pesan. Ketika kita sedang berbicara dengan seseorang di
suatu tempat, lalu ada deru suara kendaraan yang
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 130
Samovar, Porter dan McDeniel (2010) Bisnis adalah mengelola sumber-sumber; sumber
mengemukakan bahwa komunikasi mengandung daya alam, sumber daya insani, sumber daya
131 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013
Dari berbagai pengertian dari para pemikir ilmu Transforming tha Organization, McGraw-Hill,
komunikasi dapat dipahami bahwa komunikasi Inc, New York
merupakan proses dinamis di mana orang berusaha [6] Kotter, John, P., 1996, Leading Change, Havard
untuk berbagi informasi terhadap suatu kondisi Business School Press, Boston.
[7] Meyerson, Debra E, 2001, Radical Change the
kepada pihak lain melalui pesan yang dikirim, dan
Quiet Way, Havard Business Review, October
mempunyai dampak baik positif maupun negatif. [8] Morgan, Gereth, 1989, Riding the Wave of
Komunikasi adalah salah satu cara manusia Change: Developing Managerial Competencies
berinteraksi dengan lingkungannya yang berperan for a Turbulent World, Jossey-Bass Publisher,
untuk meningkatkan kualitas hidup. Shimp (2000) Oxford.
mendifinisikan komunikasi sebagai proses di mana [9] Nonaka,I dan H.Takeuchi, 1995, The Knowledge-
pemikiran dan pemahaman disampaikan Creating ompanies: How Japanese Companies
antarindividu, atau antara organisasi dengan Create the Dynamic of Innovation, Oxford
individu. Komunikasi bisa terjadi pada berbagai University Press,New York
aspek kehidupan; sosial, kultur, bisnis, ekonomi, [10] Poerwanto, 2003, Transformasi Organisasi:
Dampaknya Terhadap Peran Sumber Daya
dan politik. Komunikasi adalah kehidupan.
Manusia Bidang Pariwisata, Aspirasi, Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, FISIP Universitas Jember,
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia Vol.XIII, No.2, Desember, hal 127-139.
berkomunikasi dengan pihak lain dalam berbagai [11] Poerwanto, 2006, New Business Administration:
kepentingan. Kegiatan komunikasi dapat Paradigma Baru Pengelolaan Bisnis di Era Dunia
dilakukan dimana saja, kapan saja dengan media Tanpa Batas, Pustaka Pelajar, Yogyakart
apa saja. Kemajuan teknologi telah merubah cara [12] Pucik, V & N.M Tichy & Barnett, 1992,
masyarakat berkomunikasi. Bisnis merupakan Globalizing Management: Creating and Leading
bagian dari kegiatan antarmanusia dalam usaha the Competitive Organization, John Wiley & Son,
memenuhi kebutuhan dan keingiunannya, dan New York
[13] Robbins, Stephen, 1996,Organizational Behavior:
komunikasi menjadi bagian penting dalam bisnis.
Concept, Controversies, Applications, PHI, New
Jersey.
[14] Schein, Edgar G, 1989,Organizational Culture
DAFTAR PUSTAKA and Leadership, Jossey-Bass Publishers, Oxford
[15] Senge, P.M,1990, The Fifth Dicipline:The Art and
[1] Beer, Michael, 1997, TheTransformation of the Practice of the Learning Organization, Random
Human Resource Function: Resolving the Tension Century, New York.
Between a Traditional Administrative and New [16] Stoner, James A.F, Freeman, Gilbert JR, 1995,
Strategic Role, Human Resource Management Management, PHI, New Jersey.
Journal, Vol.36. No.1. [17] Ulrich, D, 1994, A New Mandate forHuman
[2] Choo, Chun Wei, 1999, The Knowing Resources, Havard Business Review, January-
Organization: How To Use Information To Febraury.
Construct Meaning, Creating, Knowledge, and [18] Zuhal, 2010, Knowledge and Innovation:
Make Decision, Oxford University Press, NY. Platform kekuatan Daya Saing, Gramedia Pustaka
[3] Daft, Richard L., 2004, Organization Theory and Utama, Jakarta.
Design, 8th Edition, Thomson Learning, USA [19] Stewart, T., 1997, IntellectualCapital: The New
[4] Greenberg, Jerald & Robert A. Baron, 1995, Wealth of Organization, Doubleday, New York
Behavior in Organizations: nderstanding and [20] Stoner, James A.F, R.E Freeman and D R. Gilbert,
Managing the Human Side of Work, PHI,N.J Jr,1995, Management, PHI, (Terjemahan,
[5] Gouilllart, Francis. J, and James N.Kelly, 1995, Alexander Sindoro).