Anda di halaman 1dari 242

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah


Departemen Pendidikan Nasional
Gusrina

BUDI DAYA IKAN


JILID 1

SMK

U
T
W
UR
I HAND
AY
A
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
N
T

Departemen Pendidikan Nasional


Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

BUDI DAYA IKAN


JILID 1
Untuk SMK

Penulis : Gusrina
Perancang Kulit : Tim

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

GUS GUSRINA
b Budi Daya Ikan Jilid 1 untuk SMK /oleh Gusrina —— Jakarta
: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
viii. 206 hlm
Daftar Pustaka : 207-220
Glosarium : 221-232
ISBN : 978-602-8320-19-1
ISBN : 978-602-8320-20-7

Diperbanyak oleh:
PT. MACANAN JAYA CEMERLANG
Jalan Ki Hajar Dewantoro Klaten Utara,
Klaten 57438, PO Box 181
Telp. (0272) 322440, Fax. (0272) 322603
E-mail: macanan@ygy.centrin.net.id

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku
kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran
kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit
didapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus
2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh


penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta
didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang
bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih
memudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK
di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan
buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan
mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008


Direktur Pembinaan SMK

iii
iv
KATA PENGANTAR

Buku Budi Daya Ikan merupakan salah satu judul buku teks kejuruan yang
akan digunakan oleh para pendidik dan peserta didik SMK dan lembaga
pendidikan dan pelatihan lainnya. Buku teks kejuruan dalam bidang budi daya
ikan saat ini belum banyak dibuat, yang beredar saat ini kebanyakan buku-buku
praktis tentang beberapa komoditas budi daya ikan. Buku Budi Daya Ikan secara
menyeluruh yang beredar di masyarakat saat ini belum memenuhi kebutuhan
sebagai bahan ajar bagi siswa SMK yang mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK.

Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari isi buku, maka buku Budi
Daya Ikan ini kami susun menjadi 2 (dua) jilid. Buku Budi Daya Ikan Jilid 1 memuat
4 bab, yaitu Pendahuluan; Wadah Budi Daya Ikan; Media Budi Daya Ikan; serta
Pengembangbiakan Ikan. Adapun untuk buku Budi Daya Ikan Jilid 2 memuat
7 bab, yaitu Nutrisi Ikan; Teknologi Pakan Buatan; Teknologi Pakan Ikan Alami;
Hama dan Penyakit Ikan; Pemasaran; Analisa Kelayakan Usaha Budi Daya Ikan;
serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Dengan melakukan budi daya ikan maka keberadaan ikan sebagai bahan
pangan bagi masyarakat akan berkesinambungan dan tidak akan punah. Pada
buku ini akan dibahas beberapa bab yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan budi daya ikan. Bab pertama berisi tentang wadah budi daya ikan,
bab kedua berisi tentang media budi daya ikan, bab ketiga berisi tentang hama
dan penyakit ikan, bab keempat berisi tentang nutrisi ikan, bab kelima berisi tentang
teknologi pakan buatan, bab keenam berisi tentang teknologi pakan alami, bab
ketujuh berisi tentang pengembangbiakan ikan, dan bab kedelapan berisi tentang
hama dan penyakit ikan. Sedangkan materi penunjang seperti pemasaran, analisa
usaha budi daya ikan dan kesehatan dan keselamatan kerja terdapat pada bab
terakhir.

Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payau
maupun laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalah memahami
jenis-jenis wadah dan media budi daya ikan, pengetahuan tentang nutrisi ikan
dan jenis-jenis pakan alami yang meliputi tentang morfologi, biologi, dan kebiasaan
hidup. Selain itu pengetahuan teknis lainnya yang harus dipahami adalah tentang
pengembangbiakan ikan mulai dari seleksi induk, teknik pemijahan ikan, proses
pemeliharaannya sampai pemanenen ikan.

v
Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah
dan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku ini di hadapan
pembaca. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada suami dan anak-
anak atas dukungan dan orang tua tercinta serta teman-teman yang telah
membantu. Selain itu kepada Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menegah yang menyediakan anggaran untuk menyediakan
sumber belajar buku teks kejuruan yang sesuai dengan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Kelulusan SMK. Semoga buku ini bermanfaat bagi yang
membacanya dan menambah pengetahuan serta wawasan. Kami mohon saran
dan masukan yang membangun karena keterbatasan yang dimiliki oleh penyusun.

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II WADAH BUDI DAYA IKAN 27


2.1 Jenis-Jenis Wadah Budi Daya Ikan 27
2.2 Konstruksi Wadah Budi Daya 34
2.3 Persiapan Wadah Budi Daya 52

BAB III MEDIA BUDI DAYA IKAN 63


3.1 Sumber Air 64
3.2 Parameter Kualitas Air 66
3.3 Pengukuran Kualitas Air Budi Daya Ikan 85

BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN 93


4.1 Seleksi Induk 93
4.2 Teknik Pemijahan Ikan 131
4.3 Penetasan Telur 164
4.4 Pemeliharaan Larva dan Benih Ikan 174
4.5 Pembesaran Ikan 184
4.6 Pemanenan 199

LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA 207

LAMPIRAN B GLOSARIUM 221

vii
viii
BAB I PENDAHULUAN

I ndonesia merupakan salah satu budi daya ikan air tawar, 40 persen pada
budi daya air payau, dan 0,01 persen
negara dengan luas perairan hampir
untuk budi daya laut, sehingga secara
dua pertiga dari luas wilayahnya yaitu
nasional produksi perikanan budi daya
sekitar 70%. Wilayah perairan di
baru mencapai 1,48 juta ton. Oleh karena
Indonesia berdasarkan kandungan
itu, untuk tahun 2006 Departemen
kadar garamnya atau salinitas dapat
Kelautan dan Perikanan Republik
dikelompokkan menjadi tiga jenis
Indonesia, menurut Freddy Numberi
perairan yaitu perairan tawar, perairan
(2006), akan menargetkan produksi
payau, dan perairan laut. Dari ketiga
perikanan pada tahun 2006 mencapai
jenis perairan tersebut dapat dihasilkan
7,7 juta ton atau meningkat sebesar
suatu produksi perikanan yang
13%, yang terdiri dari produksi
memberikan nilai tambah bagi
perikanan tangkap sebesar 5,1 juta ton
pertumbuhan ekonomi nasional yang
dan produksi perikanan budi daya
dapat meningkatkan kesejahteraan
sebesar 2,6 juta ton, serta konsumsi
masyarakat Indonesia.
ikan menjadi 28kg/kapita/tahun.

Potensi perikanan budi daya


Berdasarkan target produksi
secara nasional diperkirakan sebesar
perikanan budi daya yang telah
15,59 juta hektare (ha) yang terdiri dari
ditetapkan oleh Departemen Kelautan
potensi air tawar 2,23 juta ha, air payau
dan Perikanan maka Departemen
1,22 juta ha dan budi daya laut 12,14
Pendidikan Nasional sebagai
juta ha. Pemanfaatannya hingga saat ini
departemen yang akan menciptakan
masing-masing baru 10,1 persen untuk
sumber daya manusia yang bergelut di

1
bidang kelautan dan perikanan untuk karena itu, Departemen Pendidikan
membuat suatu perangkat pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan
agar dihasilkan sumber daya manusia SMK, Dirjen Mandikdasmen
yang kompeten sesuai dengan tuntutan mengadakan kegiatan penulisan buku
perkembangan ilmu pengetahuan dan teks yang dapat digunakan bagi semua
teknologi yang berkembang saat ini. kalangan pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di SMK. Buku
Perikanan budi daya baik perikanan teks yang akan dipergunakan untuk
air tawar, air payau, dan air laut sangat kegiatan pembelajaran di SMK bagi
potensial untuk dikembangkan di bidang keahlian budi daya air tawar,
Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan budi daya air payau, dan budi daya air
merupakan salah satu jenjang laut ini diberi judul Budi Daya Ikan.
pendidikan yang akan menciptakan Dalam buku Budi Daya Ikan ini akan
sumber daya manusia tingkat me- dibahas tentang berbagai topik yang
nengah yang terampil dan kompenten sangat mendukung pemahaman
sesuai dengan bidang keahliannya tentang bagaimana cara melakukan
masing-masing. Salah satu bidang budi daya ikan sesuai dengan kaidah-
keahlian yang ada pada SMK ini adalah kaidah dalam melakukan kegiatan
budi daya ikan/budi daya perairan. produksi budi daya ikan. Topik-topik
Dalam bidang keahlian ini akan pembelajaran ini dikelompokkan dalam
dipelajari berbagai macam hal tentang beberapa bab yaitu wadah budi
budi daya ikan dari berbagai macam daya ikan, media budi daya ikan,
perairan baik tawar, payau, dan laut pengembangbiakan ikan, nutrisi ikan,
yang dalam kegiatan produksi teknologi pakan buatan, teknologi
akuakultur dikenal sebagai budi daya air produksi pakan alami, hama penyakit
tawar (freshwater culture), budi daya air ikan, dan genetika ikan.
payau (brackishwater culture), dan budi
daya laut (mariculture). Salah satu alat Wadah Budi Daya Ikan
bantu yang dapat membantu dalam Dalam bab ini akan dibahas tentang
kegiatan belajar mengajar di SMK berbagai macam wadah yang dapat
adalah buku. Saat ini ketersediaan buku dipergunakan untuk melakukan kegiatan
teks tentang budi daya ikan di budi daya ikan antara lain adalah kolam/
Indonesia masih sangat terbatas. Oleh tambak, bak, akuarium, dan karamba

2
jaring terapung. Selain itu, juga akan payau dapat dilakukan pada
dibahas tentang bagaimana konstruksi masyarakat Indonesia yang tinggal di
dari setiap wadah yang akan diper- daerah sekitar pantai, muara sungai,
gunakan untuk melakukan kegiatan budi atau rawa payau.
daya ikan yang sesuai dengan tingkat/
level produksi yang diterapkan. Dan Pada masyarakat yang hidup di
juga akan dibahas tentang bagaimana daerah pantai di mana pantainya
menyiapkan wadah budi daya ikan yang mempunyai perairan laut yang terlindung
akan dipergunakan untuk kegiatan budi dari ombak dan badai seperti teluk,
daya sesuai dengan kaidah-kaidah selat dan perairan dangkal yang
dalam melakukan kegiatan budi daya. terlindung dapat melakukan kegiatan
budi daya ikan. Berdasarkan lokasi budi
Dengan memahami berbagai daya ikan tersebut dapat dilakukan
macam wadah budi daya, konstruksi pemilihan terhadap wadah budi daya
wadah budi daya dan persiapan wadah ikan yang sesuai dengan karakteristik
budi daya ikan yang akan dipergunakan setiap lokasi budi daya. Berdasarkan
untuk kegiatan budi daya maka akan jenis wadah budi daya ikan yang dipilih
diperoleh peningkatan produktivitas oleh para pembudidaya ikan di Indone-
dalam budi daya ikan. Berdasarkan sia, menurut Effendi (2004), sistem budi
keberadaan dan lokasi perairan yang daya ikan dan beberapa komoditas
ada di Indonesia maka kegiatan budi yang sudah lazim dibudidayakan di
daya ikan air tawar akan lebih banyak Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1
dilakukan pada masyarakat yang tinggal dan Gambar 1.1–1.20 Berbagai
di daerah dataran rendah atau dataran macam komoditas ikan budi daya.
tinggi, sedangkan budi daya ikan air
Tabel 1.1 Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam sistem budi
daya di Indonesia

Sistem Komoditas

Kolam air tenang Ikan mas, nila, gurami, udang galah, patin, bawal,
tawes, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola,
sidat, pakan alami

3
Kolam air deras Ikan mas
Tambak Udang windu, bandeng, belanak, mujair, nila,
kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting bakau,
udang galah
Jaring apung Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,
ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,
bawal, sidat, ikan hias air tawar.
Jaring tancap Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,
ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,
bawal, sidat, ikan hias air tawar
Keramba Ikan mas, nila, mujair, patin, gurami, betutu
Kombongan Ikan mas, ikan nila, ikan hias, benih ikan
konsumsi, plankton pakan alami
Akuarium/tangki/bak

Gambar 1.1 Ikan mas (Cyprinus carpio)

Gambar 1.2 Ikan nila (Oreochromis niloticus)

4
Gambar 1.6 Ikan bawal (Colosoma bra-
chyponum)

Gambar 1.3 Ikan gurami (Osphronemus


Gouramy)

Gambar 1.4 Udang galah (Macrobrachium Gambar 1.7 Ikan tawes (Puntius gonionotus)
rosenbergii)

Gambar 1.5 Ikan patin (Pangasius hipho-


thalamus) Gambar 1.8 Ikan tambakan (Helestoma
temmincki)

5
Gambar 1.9 Ikan sepat (Trichogaster pectolaris) Gambar 1.12 Ikan sidat (Anguilla sp.)

Gambar 1.10 Ikan kowan (Ctenopharyngodon Gambar 1.13 Udang vanamei (Penaeus
idella) vannamei)

Gambar 1.14 Ikan bandeng (Chanos chanos)

Gambar 1.11 Ikan lele (Clarias sp)

6
Gambar 1.15 Kerapu merah (Plectropmus Gambar 1.18 Ikan betutu (Oxyeleotris
maculatus) marmorata)

Gambar 1.16 Ikan kakap putih (Lates Gambar 1.19 Lobster air tawar (Cherax
calcariver) Quadricarinatus)

Gambar 1.17 Ikan kerapu (Chromileptes Gambar 1.20 Ikan beronang lada (Siganus
altivelis) gutatus)

7
Berdasarkan sistem budi daya ikan organisme tersebut dalam suatu
tersebut maka dapat dipilih beberapa lingkungan perairan yang terbatas dan
wadah budi daya ikan yang akan terkontrol dengan baik maka manusia
dipergunakan untuk melakukan harus memahami tentang lingkungan
kegiatan budi daya yaitu kolam yang perairan di mana ikan tersebut dapat
dapat dikelompokkan menjadi kolam air tumbuh dan berkembang biak seperti di
deras dan kolam air tenang berdasar- habitat aslinya. Lingkungan perairan
kan sumber air yang dipergunakan tempat ikan yang dibudidayakan
dalam kegiatan budi daya. Sedangkan tumbuh dan berkembang biasa disebut
beberapa jenis wadah budi daya ikan dengan media. Media yang dapat
yang dapat dipergunakan untuk dipergunakan untuk melakukan
kegiatan budi daya ikan di perairan kegiatan budi daya ikan ada beberapa
umum antara lain jaring apung, jaring persyaratan-persyaratan agar ikan
tancap, karamba, dan kombongan. dapat tumbuh dan berkembang biak
Pada kegiatan budi daya ikan air tawar, pada wadah yang terbatas tersebut.
payau, ataupun laut dibutuhkan benih Dalam buku teks ini akan dibahas
ikan dan induk ikan yang dapat tentang berbagai macam sumber air
menggunakan jenis wadah budi daya yang dapat dipergunakan untuk
antara lain bak, tangki dari bahan serat kegiatan budi daya ikan, berbagai
fiber dan akuarium. Oleh karena itu, macam parameter kualitas air yang
dalam buku teks ini akan dibahas akan mendukung kegiatan budi daya
tentang berbagai macam wadah budi ikan dan bagaimana kita melakukan
daya ikan antara lain kolam/tambak, pengukuran terhadap beberapa
bak, akuarium dan karamba jaring parameter kualitas air yang sangat
terapung. diperlukan untuk kelangsungan hidup
oragnisme air yang akan dibudidayakan.

Media Budi Daya Ikan Dalam bahasan sumber air berisi


tentang sumber air yang dapat di-
Ikan sebagai salah satu jenis gunakan untuk kegiatan budi daya ikan
organisme yang hidup pada suatu ada beberapa macam. Berdasarkan
perairan jika manusia melakukan asalnya sumber air yang dapat
kegiatan budi daya yaitu memproduksi

8
digunakan untuk kegiatan budi daya parameter fisik dari suatu perairan yang
ikan dapat dikelompokkan menjadi dua sangat berpengaruh dalam melakukan
yaitu air permukaan dan air tanah. Air kegiatan budi daya ikan antara lain
permukaan yaitu air hujan yang adalah kepadatan/berat jenis air,
mengalami limpasan/berakumulasi kekentalan/viscosity, tegangan per-
sementara di tempat-tempat rendah mukaan, suhu air, kecerahan dan
misalnya: air sungai, waduk, danau, dan kekeruhan air serta salinitas. Pada
rawa. Selain itu air permukaan dapat aspek secara kimia akan dibahas
juga didefinisikan sebagai air yang secara detail tentang beberapa
berada di sungai, danau, waduk, rawa, parameter kimia yang sangat
dan badan air lainnya yang tidak berpengaruh pada media budi daya
mengalami infiltrasi ke dalam. Sumber ikan antara lain adalah oksigen,
air permukaan tersebut sudah banyak karbondioksida, pH, bahan organik dan
dipergunakan untuk kegiatan budi daya garam mineral, nitrogen, alkalinitas dan
ikan. Sedangkan air tanah yaitu air hujan kecerahan. Sedangkan pada aspek
yang mengendap atau air yang berada secara biologi akan dibahas tentang
dibawah permukaan tanah. Air tanah kepadatan dan kelimpahan plankton
yang saat ini digunakan untuk kegiatan pada suatu wadah budi daya ikan yang
budi daya dapat diperoleh melalui cara sesuai untuk media budi daya ikan.
pengeboran air tanah dengan ke-
dalaman tertentu sampai diperoleh titik Pada topik pengukuran parameter
sumber air yang akan keluar dan dapat kualitas air akan dibahas beberapa
dipergunakan untuk kegiatan budi daya. parameter kualitas air dari aspek fisik,
kimia, dan biologi dengan meng-
Pada topik tentang parameter gunakan beberapa peralatan peng-
kualitas air akan dibahas tentang ukuran kualitas air yang sangat mudah
beberapa parameter kualitas air dari pengoperasionalan alatnya dan ter-
berbagai aspek antara lain adalah sedia di beberapa tempat budi daya.
aspek fisik, aspek kimia, dan aspek Dengan mengetahui nilai parameter
biologi. Dari aspek fisik akan dibahas kualitas air pada suatu media budi daya
secara detail tentang beberapa maka akan dapat dicegah suatu

9
kejadian yang dapat merugikan bagi berbagai ilmu tentang rekayasa siklus
organisme air yang dibudidayakan reproduksi ikan. Ikan yang akan
sehingga tidak merugikan manusia. dibudidayakan harus dikelola dengan
Seperti diketahui bahwa organisme baik tentang persediaan induk ikan yang
air yang dipelihara dalam suatu wadah akan dibudidayakan. Pengembang-
budi daya mempunyai kemampuan biakan ikan peliharaan akan berhasil
untuk beradaptasi dengan media jika tersedia induk yang baik.
di mana ikan itu hidup, sehingga jika Ketersediaan induk ikan budi daya harus
terjadi fluktuasi terhadap beberapa dikelola dengan baik untuk memperoleh
parameter kualitas air pada suatu benih ikan yang tepat waktu, tepat
lingkungan budi daya segera dilakukan jumlah, tepat kualitas, tepat jenis, dan
penanganan dengan memberikan tepat harga. Oleh karena itu, dalam
perlakuan khusus pada media budi buku ini akan dibahas tentang beberapa
daya. hal yang berperan penting dalam
melakukan program pengembang-
biakan ikan budi daya. Ikan yang akan
Pengembangbiakan Ikan dibudidayakan adalah ikan yang
telah mengalami domestikasi dalam
Ikan sebagai salah satu jenis lingkungan budi daya. Domestikasi
organisme perairan yang sudah dapat adalah pemindahan suatu organisme
dibudidayakan oleh manusia. Dengan dari habitat lama ke habitat baru dalam
melakukan kegiatan budi daya maka hal ini manusia biasa memperoleh ikan
kebutuhan manusia akan ikan akan dengan cara mengambil dari alam
selalu tersedia sesuai dengan per- kemudian dipelihara dalam suatu
mintaan. Dalam melakukan kegiatan lingkungan yang terbatas yaitu kolam
budi daya ikan untuk memperoleh hasil pemeliharaan. Suatu jenis ikan dalam
produksi yang maksimal dilakukan sistem budi daya ikan dapat di-
suatu program pengembangbiakan kelompokkan berdasarkan tingkat
terhadap ikan yang akan dibudidayakan. domestikasinya menjadi empat tingkat
Ilmu yang mendasari dalam program pe- sebagai berikut.
ngembangbiakan ikan adalah tentang
1. Domestikasi sempurna, yaitu
biologi ikan, fisiologi ikan, kebiasaan
apabila seluruh siklus hidup ikan
hidup ikan, reproduksi ikan, dan

10
sudah dapat dipelihara di dalam sempurna di Indonesia adalah ikan Mas
sistem budi daya. Contoh beberapa dan ikan Nila. Dengan banyaknya jenis
jenis ikan asli Indonesia yang sudah ikan yang sudah terdomestikasi secara
terdomestikasi sempurna antara sempurna akan memudahkan manusia
lain ikan gurame, ikan baung, dan untuk melakukan kegiatan pe-
bandeng. ngembangbiakan. Pengembangbiakan
2. Domestikasi dikatakan hampir ikan budi daya dapat dilakukan dengan
sempurna apabila seluruh siklus cara tradisional, semi intensif ataupun
hidupnya sudah dapat dipelihara di intensif. Dengan melakukan pe-
dalam sistem budi daya, tetapi ngembangbiakan ikan maka ke-
keberhasilannya masih rendah. Ikan tersediaan benih ikan secara kualitas
asli Indonesia yang terdomestikasi dan kuantitas akan memadai.
hampir sempurna antara lain ikan Penyediaan benih ikan budi daya saat
betutu, balashark, dan arwana. ini dapat dilakukan oleh masyarakat
3. Domestikasi belum sempurna dengan cara menangkap benih ikan
apabila baru sebagian siklus dari alam (sungai, danau, laut, dan
hidupnya yang dapat dipelihara di sebagainya) atau dengan cara
dalam sistem budi daya. Contohnya melakukan proses pemijahan ikan di
antara lain ikan Napoleon, ikan hias dalam wadah budi daya. Pemijahan
laut, dan ikan tuna. ikan budi daya di dalam wadah budi
4. Belum terdomestikasi apabila daya dapat dilakukan dengan tiga
seluruh siklus hidupnya belum metode yaitu pemijahan ikan secara
dapat dipelihara di dalam sistem alami, pemijahan ikan secara semi
budi daya. buatan, dan pemijahan ikan secara
buatan. Pemijahan ikan secara alami
Jenis-jenis ikan yang sudah dapat adalah pemijahan ikan tanpa campur
dibudidayakan di Indonesia sangat tangan manusia, terjadi secara alamiah
banyak jumlahnya ada yang berasal dari (tanpa pemberian rangsangan hormon)
perairan Indonesia asli atau diintroduksi di dalam wadah budi daya. Jenis ikan
dari negara lain. Jenis ikan introduksi yang sudah dapat dilakukan pemijahan
yang sudah terdomestikasi secara

11
secara alami di dalam wadah budi daya pembesaran ikan, dan kegiatan
antara lain ikan Mas, ikan Nila, ikan pemanenan ikan. Kegiatan pembenihan
Bandeng, ikan Kerapu, ikan Kakap, ikan ikan merupakan suatu kegiatan budi
Gurame, ikan Baung, dan ikan Lele. daya yang menghasilkan benih ikan.
Benih ikan dalam budi daya ikan
Pemijahan ikan secara semi intensif diperoleh dari induk ikan, oleh karena
adalah pemijahan ikan yang terjadi itu sebelum melakukan kegiatan
dengan memberikan rangsangan pembenihan ikan harus dipahami
hormon untuk mempercepat ke- terlebih dahulu tentang teknik seleksi
matangan gonad, tetapi proses induk ikan, karena benih ikan yang
ovulasinya terjadi secara alamiah di unggul diperoleh dari induk yang unggul.
kolam. Jenis ikan yang sudah dapat Jika dalam melakukan kegiatan
dilakukan pemijahan secara semi pembenihan ikan tidak memperhatikan
buatan antara lain ikan Bawal, ikan tentang seleksi induk yang baik maka
Lele, ikan Kakap, dan ikan Kerapu. akan memperoleh benih ikan yang tidak
Pemijahan ikan secara buatan adalah bermutu. Benih ikan yang diperoleh dari
pemijahan ikan yang terjadi dengan hasil pembenihan ikan akan dilaku-
memberikan rangsangan hormon untuk kan tahapan pemeliharaan yang di-
mempercepat kematangan gonad serta sebut dengan kegiatan pendederan.
proses ovulasinya dilakukan secara Pendederan adalah kegiatan pe-
buatan dengan teknik stripping/ meliharaan ikan untuk menghasilkan
pengurutan. Jenis ikan yang sudah benih yang siap ditebarkan pada
dapat dilakukan pemijahan secara kegiatan pembesaran ikan. Pada be-
buatan antara lain ikan Patin, ikan Mas, berapa jenis ikan air tawar ada be-
dan ikan Lele. berapa tahapan kegiatan pendederan
ikan untuk mempercepat siklus perputar-
Dalam buku ini akan dibahas an produksi, seperti pada budi daya
tentang bagaimana cara melakukan ikan mas ada beberapa tahapan pen-
kegiatan produksi budi daya ikan mulai dederan, misalnya pendederan pertama
dari kegiatan pembenihan ikan, menghasilkan benih ikan berukuran 2–3
kegiatan pendederan ikan, kegiatan cm, pendederan kedua menghasilkan

12
benih ikan berukuran 5–8 cm. Baru tersebut bagi setiap jenis ikan yang akan
kemudian berlanjut pada kegiatan dibudidayakan. Dalam kegiatan budi
produksi selanjutnya yaitu pembesaran daya ikan biasanya para petani ikan
ikan. Kegiatan pembesaran ikan sangat membutuhkan pakan yang akan
merupakan kegiatan budi daya yang diberikan pada ikan yang dibudi-
memelihara benih ikan sampai dayakan pada wadah budi daya. Pakan
berukuran konsumsi. Dengan yang diberikan ada dua jenis yaitu
melakukan seluruh kegiatan budi daya pakan alami dan pakan buatan. Pakan
ikan mulai dari pembenihan sampai alami adalah jasad hidup yang diberikan
pembesaran ikan maka kegiatan sebagai pakan pada organisme air.
pengembangbiakan ikan budi daya Sedangkan pakan buatan adalah pakan
telah dilakukan untuk memenuhi yang dibuat dari berbagai macam
kebutuhan manusia akan sumber bahan baku hewani dan nabati dengan
pangan dan nonpangan yang relatif memperhatikan kandungan gizi, sifat,
murah. dan ukuran ikan yang akan meng-
konsumsi pakan tersebut dengan cara
dibuat oleh manusia dengan bantuan
Nutrisi Ikan peralatan pakan. Pada pakan alami dan
pakan buatan harus diperhatikan
Kajian tentang nutrisi ikan sangat tentang kandungan zat gizinya agar ikan
diperlukan untuk memahami kebutuhan yang diberi pakan tersebut dapat
ikan akan zat gizi yang dibutuhkan ikan tumbuh dan berkembang.
agar tumbuh dan berkembang. Zat gizi
yang dibutuhkan oleh ikan agar dapat Dengan memahami kebutuhan
tumbuh dan berkembang meliputi nutrisi setiap ikan yang dibudidayakan
tentang kandungan protein, karbohidrat, maka kebutuhan zat gizi ikan akan
lemak, vitamin, dan mineral. Zat gizi terpenuhi. Seperti diketahui pakan atau
tersebut pada setiap jenis ikan makanan yang dikonsumsi oleh ikan
mempunyai kebutuhan yang berbeda- merupakan sumber energi utama dalam
beda. Oleh karena itu sangat diperlukan tubuh ikan. Makanan yang masuk ke
pengetahuan tentang kebutuhan zat gizi dalam tubuh ikan akan diubah menjadi

13
energi kimia dan disimpan oleh tubuh (makromolekul), yang terbentuk dari
dalam bentuk ATP (Adenosin triphosphat). molekul asam amino (20 macam), di
Energi yang diperoleh dari makanan itu mana asam amino satu sama lain
yang akan digunakan oleh ikan untuk berhubungan dengan ikatan peptida.
kegiatannya. Dalam buku ini akan Protein merupakan nutrisi utama yang
dibahas tentang penggunaan energi mengandung nitrogen dan merupakan
yang berasal dari pakan oleh ikan dan unsur utama dari jaringan dan organ
bagaimana penyebarannya dalam tubuh hewan dan juga senyawa nitrogen
proses metabolisme ikan. Energi yang lainnya seperti asam nukleat, enzim,
diperoleh dari makanan akan dapat hormon, vitamin, dan lain-lain. Protein
memberikan pertumbuhan dan per- dibutuhkan sebagai sumber energi
kembangan ikan budi daya jika utama karena protein ini terus-menerus
makanan yang diberikan mempunyai diperlukan dalam makanan untuk
kandungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan
setiap jenis ikan. Oleh karena itu, sangat yang rusak. Protein sangat dibutuhkan
penting mengetahui kebutuhan energi oleh ikan sebagai sumber utama energi
untuk setiap jenis ikan. Seperti diketahui dan pada ikan kebutuhan protein ini
bahwa pakan buatan harus me- bervariasi bergantung pada jenis ikan
ngandung energi lebih dari 3.000 yang dibudidayakan. Kebutuhan ikan
kilokalori agar dapat memberikan akan protein ini berkisar antara
pertumbuhan yang baik bagi ikan budi 20–60% dan kebutuhan protein ini
daya. sudah sampai pada kebutuhan asam
amino setiap jenis ikan di mana setiap
Setelah memahami tentang energi jenis ikan kebutuhannnya akan asam
yang dibutuhkan oleh setiap jenis ikan amino sangat spesifik. Protein yang
maka pengetahuan tentang sumber diberikan pada ikan budi daya tidak
nutrien utama sebagai sumber energi boleh berlebih ataupun kekurangan
yaitu protein, lemak dan karbohidrat, harus tepat karena kalau berlebih
serta vitamin dan mineral harus ataupun kekurangan akan memberikan
dipelajari agar kebutuhan ikan akan pertumbuhan yang negatif. Kelebihan
nutrisi tercukupi. Protein adalah suatu protein dalam pakan akan meng-
molekul kompleks yang besar akibatkan ikan memerlukan energi

14
ekstra untuk melakukan proses protein. Dengan menggunakan
deaminasi dan mengeluarkan amoniak karbohidrat dan lemak sebagai sumber
sebagai senyawa yang bersifat racun bahan baku maka hal ini dapat
sehingga energi yang digunakan untuk mengurangi harga pakan. Pemanfaatan
pertumbuhan akan berkurang. Ke- karbohidrat sebagai sumber energi
kurangan protein dalam pakan jelas dalam tubuh dapat juga dipengaruhi oleh
akan mengakibatkan pertumbuhan yang aktivitas enzim dan hormon. Enzim dan
negatif karena protein yang disimpan di hormon ini penting untuk proses
dalam jaringan otot akan dirombak metabolisme karbohidrat dalam tubuh
menjadi sumber energi sehingga seperti glikolisis, siklus asam trikar-
pertumbuhan menjadi terhambat. boksilat, jalur pentosa fosfat, glukoneo-
genesis dan glikogenesis. Selain itu
Pengetahuan nutrisi ikan selanjutnya dalam aplikasi pembuatan pakan
adalah karbohidrat. Karbohidrat adalah karbohidrat seperti zat tepung, agar-agar,
senyawa organik yang terdiri dari unsur alga, dan getah dapat juga digunakan
karbon, hidrogen, dan oksigen dalam sebagai pengikat makanan (binder)
perbandingan yang berbeda-beda. untuk meningkatkan kestabilan pakan
Karbohidrat adalah sumber energi yang dalam air pada pakan ikan dan udang.
murah dan dapat menggantikan protein
yang mahal sebagai sumber energi. Kemampuan setiap jenis ikan
Karbohidrat pada manusia dan hewan dalam memanfaatkan karbohidrat
darat merupakan sumber energi utama berbeda-beda, kebutuhan karbohidrat
sedangkan pada ikan karbohidrat bagi ikan budi daya berkisar antara
merupakan sumber energi yang disebut 20–40%. Hal ini dikarenakan enzim
dengan Protein Sparring Effect yaitu yang mencerna karbohidrat yaitu
karbohidrat dapat digunakan sebagai amilase pada ikan omnivora dan
sumber energi pengganti bagi protein, herbivora aktivitasnya lebih tinggi
karbohidrat sebagai mitra protein jika dibandingkan dengan ikan karnivora,
tubuh kekurangan protein maka oleh karena itu pada pencernaan
karbohidrat akan dipecah sebagai karbohidrat pada ikan karnivora lebih
pengganti energi yang berasal dari rendah dibandingkan dengan ikan

15
herbivora dan omnivora. Selain itu Nutrien yang digunakan oleh ikan
kemampuan sel memanfaatkan glukosa sebagai katalisator (pemacu) terjadinya
sebagai bentuk sederhana dari proses metabolisme di dalam tubuh ikan
karbohidrat dan sumber energi yang adalah vitamin. Vitamin merupakan
paling cepat diserap di dalam sel pada salah satu nutrien yang bukan merupa-
ikan herbivora dan omnivora lebih besar kan sumber tenaga tetapi sangat
dibandingkan dengan ikan karnivora. dibutuhkan untuk kelangsungan semua
Pengetahuan tentang kebutuhan proses di dalam tubuh. Vitamin merupa-
karbohidrat pada komposisi nutrisi kan senyawa organik dan biasa disebut
pakan setiap jenis ikan perlu dipelajari dietary essensial yaitu harus diberikan
agar dapat menyusun kebutuhan nutrisi dari luar tubuh karena tubuh tidak dapat
ikan yang tepat dan murah. mensintesis sendiri, kecuali beberapa
vitamin misalnya vitamin C pada ayam
Kebutuhan nutrien ikan selanjutnya dan vitamin B pada ruminansia. Menurut
adalah lemak. Lemak sebenarnya Steffens (1989) vitamin adalah senyawa
adalah bagian dari lipid. Lipid adalah organik dengan berat molekul rendah
senyawa organik yang tidak larut dalam dengan komposisi dan fungsi yang
air tetapi dapat diekstraksi dengan beragam di mana sangat penting untuk
pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, kehidupan tetapi tidak dapat disintesis
dan benzena. Lipid itu terdiri dari lemak, (atau hanya disintesis dalam kuantitas
minyak, malam dan senyawa-senyawa yang tidak cukup/terbatas) oleh hewan
lain yang ada hubungannya. Perbedaan tingkat tinggi dan oleh sebab itu harus
lemak dan minyak adalah pada titik disuplai dari makanan. Vitamin
cairnya di mana lemak cenderung lebih dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah yang
tinggi titik cairnya karena molekulnya tidak banyak tetapi kekurangan vitamin
lebih berat dan rantai molekulnya lebih dalam komposisi pakan akan
panjang. Kebutuhan ikan akan lemak membawa dampak negatif bagi ikan
juga bervariasi antara 4–18% dan budi daya. Pada buku teks ini akan
setiap jenis ikan mempunyai kebutuhan dibahas tentang berbagai macam
yang spesifik. vitamin, fungsi dan peranannya,

16
kebutuhan berbagai jenis ikan akan hati dan jaringan-jaringan lemak, tidak
vitamin dan dampak yang diakibatkan larut dalam air maka vitamin ini tidak
jika dalam komposisi pakan ke- dapat dikeluarkan atau dieksresikan
kurangan vitamin. Vitamin berdasarkan akibatnya vitamin ini dapat ditimbun
klasifikasinya dikelompokkan menjadi dalam tubuh jika dikonsumsi dalam
dua yaitu vitamin yang larut dalam air jumlah banyak. Kelompok vitamin ini
dan vitamin yang larut dalam lemak. terdiri dari vitamin A, vitamin D, vitamin
Vitamin yang larut dalam air mempunyai E, dan vitamin K.
sifat bergerak bebas di dalam badan,
darah, dan limpa, mudah rusak dalam Kebutuhan ikan akan vitamin sangat
pengolahan, mudah hilang karena ditentukan oleh ukuran atau umur ikan,
tercuci atau terlarut oleh air keluar dari kandungan nutrien pakan, laju
bahan, tidak stabil dalam penyimpanan, pertumbuhan, dan lingkungan di mana
kecuali vitamin B12 dapat disimpan ikan itu hidup. Vitamin merupakan
dalam hati selama beberapa koenzim yang sangat diperlukan dalam
tahun, berfungsi sebagai koenzim atau metabolisme tubuh. Bila kekurangan
kofaktor dalam reaksi enzimatik, kecuali vitamin maka ikan akan memberikan
vitamin C dan kelebihan vitamin ini gejala-gejala yang spesifik untuk setiap
di dalam tubuh akan dieksresikan jenis vitamin. Penggunaan vitamin
ke dalam urin. Jenis vitamin yang dalam pakan ikan biasanya memakai
larut dalam air adalah vitamin B1 vitamin yang sintetik karena ikan tidak
(Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin dapat menggunakan bahan makanan
B3 (Niasin), vitamin B5 (Asam yang segar, kecuali pada beberapa
pantotenat), vitamin B6 (Piridoksin), jenis ikan herbivora yang dapat
vitamin B12 (Kobalamin), biotin, asam memanfaatkan vitamin dari daun. Pada
folat, inositol, kolin, dan vitamin C. proses pembuatan pakan ikan,
Kelompok yang kedua adalah vitamin kehilangan vitamin tidak dapat
yang larut dalam lemak. Kelompok dihindarkan karena sifat vitamin
vitamin yang larut dalam lemak tersebut. Oleh karena itu, perlu
mempunyai sifat dapat disimpan dalam diperhitungkan kandungan vitamin yang

17
tepat pada waktu menyusun formulasi Mineral berdasarkan konsentrasi-
pakan. nya di dalam tubuh hewan dikelompok-
kan menjadi dua kelompok, kelompok
Nutrien selanjutnya yang bukan pertama adalah mineral makro yaitu
merupakan sumber energi tetapi mineral yang konsentrasinya dalam
berperan sebagai kofaktor dalam setiap tubuh organisme dibutuhkan dalam
proses metabolisme adalah mineral. jumlah besar (lebih dari 100 mg/kg
Mineral merupakan unsur anorganik pakan kering) terdiri dari Calsium (Ca),
yang dibutuhkan oleh organisme Magnesium (Mg), Sodium (Na),
perairan (ikan) untuk proses hidupnya Potassium (K), Phosphorus (P), Clorine
secara normal. Ikan sebagai organisme (Cl), dan Sulphur (S).
air mempunyai kemampuan untuk
menyerap beberapa unsur anorganik ini Kelompok yang kedua adalah
tidak hanya dari makanannya saja mineral mikro yaitu mineral yang
tetapi juga dari lingkungannya. Jumlah konsentrasinya dalam tubuh setiap
mineral yang dibutuhkan oleh ikan dalam organisme dibutuhkan dalam jumlah
jumlah yang sedikit tetapi mempunyai sedikit (kurang dari 100 mg/kg pakan
fungsi yang sangat penting. Dalam kering) terdiri dari Besi (Fe), Tembaga
penyusunan pakan buatan mineral mix (Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn), Cobalt
biasanya ditambahkan berkisar antara (Co), Molybdenum (Mo), Cromium (Cr),
2–5 % dari total jumlah bahan dan Selenium (Se), Fluorinr (F), Yodium (I),
bergantung pada jenis ikan yang akan Nickel (Ni), dan lain-lain.
mengkonsumsinya. Walaupun sangat
sedikit yang dibutuhkan oleh ikan
mineral mempunyai fungsi yang sangat Teknologi Pakan Buatan
utama dalam tubuh ikan. Dalam buku
teks ini akan dijelaskan secara detail Dalam buku teks ini akan diuraikan
tentang kebutuhan mineral pada ikan secara jelas tentang berbagai kajian
yang dibudidayakan serta dampak yang yang mendukung dalam membuat suatu
diakibatkan jika ikan kekurangan rekayasa dalam membuat pakan ikan.
mineral dalam komposisi pakannya. Beberapa subtopik akan dibahas

18
antara lain jenis-jenis bahan baku, dapat dikelompokkan ke dalam bahan
bagaimana cara menyusun formulasi baku hewani yaitu jenis-jenis bahan
pakan ikan dari yang sangat sederhana baku yang berasal dari hewan, bahan
sampai teknologi komputer, bagaimana baku nabati yaitu jenis-jenis bahan baku
prosedur pembuatan pakan dari skala yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
rumah tangga sampai pabrikasi, dan bahan baku limbah industri yaitu bahan
bagaimana melakukan pengelolaan baku yang berasal dari hasil peng-
terhadap pakan yang sangat mem- olahan industri pertanian, perikanan
butuhkan keahlian tersendiri agar dalam yang sudah tidak digunakan tetapi
melakukan suatu usaha budi daya ikan masih dapat diolah untuk sumber bahan
menguntungkan. Di mana kita tahu baku pakan.
bahwa pakan buatan merupakan biaya
operasional tertinggi kurang lebih 60% Penyusunan formulasi pakan
dari total biaya produksi. Jika kita dapat merupakan suatu kompetensi yang
mengelola dengan baik penggunaan harus dimiliki oleh para pembudidaya
pakan buatan dalam suatu uasaha budi ikan yang akan membuat pakan ikan
daya ikan maka biaya pakan akan sendiri karena pakan ikan yang dibuat
dapat dikurangi dan pertumbuhan ikan sendiri mempunyai keuntungan yang
terjadi secara optimal sehingga lebih baik dibandingkan dengan
keuntungan produksi meningkat. Selain membeli dipasar. Pakan ikan yang
itu dalam proses pemberian pakan dibuat sendiri mempunyai formulasi
pada ikan sebagai organisme air yang sesuai dengan kebutuhan ikan yang
hidup dalam media air maka harus akan mengkonsumsi pakan tersebut.
diketahui juga tentang kaitan antara Karena setiap jenis ikan mempunyai
pakan ikan dan kualitas air, sehingga kebutuhan kandungan nutrien/zat gizi
pakan yang diberikan selama proses yang spesifik. Oleh karena itu, dalam
budi daya ikan berlangsung tidak menyusun formulasi pakan harus dibuat
memberikan dampak negatif terhadap perencanaan yang tepat tentang
media budi daya. peruntukkannya jenis dan umur ikan
yang akan mengkonsumsinya. Dalam
Jenis-jenis bahan baku yang dapat menyusun persamaanformulasi pakan
digunakan untuk membuat pakan ikan

19
ada beberapa metode yang dapat Pakan ikan dibuat oleh para
digunakan antara lain metode produsen untuk memenuhi kebutuhan
segiempat/square methods merupakan produksi budi daya ikan. Jika para
metode penyusunan formulasi pakan pembudidaya ikan dapat membuat
yang paling lama sebagai dasar utama pakan ikan sendiri akan sangat
dalam menyusun formulasi pakan, menguntungkan apabila dipahami
selanjutnya adalah metode coba-coba/ prosedur pembuatan pakan ikan yang
trial and error yaitu metode penyusunan benar. Pakan ikan dapat dibuat secara
formulasi pakan yang dilakukan dengan skala rumah tangga maupun secara
cara mencoba berbagai bahan dengan pabrikasi. Prinsip dalam pembuatan
komposisi disesuaikan dengan pakan ikan yang harus dipahami adalah
kandungan gizi setiap bahan baku dan bagaimana prosedur yang benar dalam
merupakan kelanjutan dari metode membuat pakan ikan. Pakan ikan
segiempat. Metode selanjutnya adalah berbeda dengan pakan ternak, pakan
metode aljabar merupakan suatu ikan dibuat untuk dikonsumsi oleh ikan
metode penyusunan formulasi pakan yang hidup diair, mempunyai ukuran
ikan dengan menggunakan persamaan lambung yang pendek, dan tidak
matematika yaitu persamaan aljabar langsung dapat dikonsumsi ikan tetapi
dan keempat juga menggunakan berhubungan dengan media air di mana
persamaan matematika yaitu per- ikan hidup. Oleh karena itu dalam
samaan linier. Penyusunan matematika prosedur pembuatan pakan harus
dapat menggunakan alat bantu diperhatikan dengan benar tentang
komputer apabila anda bisa membuat komposisi bahan baku yang akan
program matematika tersebut dalam digunakan dalam membuat pakan ikan,
komputer. Selain itu ada juga yang bentuk bahan baku yang akan
menyusun formulasi pakan ikan dengan digunakan harus dalam bentuk tepung.
metode worksheet yang prinsipnya Oleh karena itu, tahapan pertama dalam
hampir sama dengan persamaan prosedur pembuatan pakan adalah
sebelumnya, perbedaannya hanya membuat tepung semua bahan baku
menggunakan lembar kerja setiap yang disebut dengan milling. Peralatan
langkah untuk memudahkan dalam
penyusunan formulasi.

20
yang dapat digunakan untuk melakukan Pakan dibutuhkan dalam suatu
penepungan bahan baku ada berbagai usaha budi daya ikan dapat berasal dari
macam bergantung pada kapasitas pakan alami dan pakan buatan. Pada
bahan baku yang akan ditepung mulai usaha budi daya ikan yang intensif
dari disc mill, hammer mill, dan lain- pakan yang digunakan dalam usaha
lain. Prosedur selanjutnya setelah bahan tersebut adalah pakan buatan. Oleh
baku ditepung adalah melakukan karena itu, harus dibuat suatu
penimbangan bahan baku jika proses manejemen pakan yang baik agar
pembuatan pakan dilakukan secara pakan yang digunakan benar efisien
skala rumah tangga, tetapi jika dan efektif. Penggunaan pakan yang
pembuatan pakan dilakukan secara benar dalam proses budi daya akan
pabrikasi maka langkah selanjutnya sangat menguntungkan para pembudi-
adalah pencampuran atau mixing. daya.
Setelah dilakukan pencampuran
langkah selanjutnya adalah pembuatan Selain itu ikan sebagai organisme
adonan sampai benar-benar tercampur air maka habitatnya selalu berada di
secara sempurna, kemudian pen- dalam air. Oleh karena itu, bagaimana
cetakan pakan buatan atau pelleting. para pembudidaya ikan harus
Pakan yang telah terbentuk sesuai memahami keterkaitan antara pakan
dengan keinginan pembuat jika ikan dan kualitas air yang sesuai dengan
dilakukan secara skala rumah tangga kebutuhan ikan. Saat ini telah ditemukan
maka pakan tersebut harus dilakukan tentang formulasi pakan ikan yang
pengeringan atau drying, tetapi jika ramah lingkungan yang memperhatikan
dilakukan secara pabrikasi di mana kandungan gizi pakan dengan
peralatan pembuatan pakannya telah dampaknya terhadap kualitas air
dilengkapi dengan peralatan steam sebagai media budi daya ikan.
untuk mengeringkan pakan sehingga
tidak dibutuhkan proses pengeringan
pakan. Langkah terakhir dalam proses Teknologi Pakan Alami
pembuatan pakan adalah pengemasan
dan pengangkutan pakan kepada para Pada bab sebelumnya telah
konsumen. dibahas tentang pakan buatan, pada

21
bab ini akan dibahas tentang jenis-jenis dayakan pada umumnya adalah yang
pakan alami yang dapat digunakan berasal dari air tawar.
dalam budi daya ikan, bagaimana
melakukan budi daya berbagai jenis Untuk meningkatkan mutu dari
pakan alami yang dapat dikonsumsi pakan alami saat ini sudah dapat
oleh ikan terdiri dari phytoplankton, dilakukan tenkologi bioenkapsulasi
zooplankton, dan bentos. Plankton yaitu proses peningkatan mutu dari
adalah organisme renik yang hidup zooplankton yang telah dibudidayakan
melayang-layang mengikuti pergerakan untuk meningkatkan kelangsungan
air. Plankton di dalam perairan dapat hidup larva yang mengkonsumsi pakan
dikelompokkan menjadi dua yaitu alami tersebut. Ada berbagai macam
phytoplankton dan zooplankton. bahan yang dapat digunakan untuk
Phytoplankton adalah organisme renik meningkatkan mutu dari zooplankton
yang hidup melayang-layang mengikuti tersebut. Dalam buku teks ini akan
pergerakan air yang berasal dari jasad dibahas berbagai cara dan bahan yang
nabati, sedangkan zooplankton adalah yang dapat digunakan untuk meningkat-
organisme renik yang hidup melayang- kan mutu dari pakan alami.
layang mengikuti pergerakan air yang
berasal dari jasad hewani. Sedangkan
bentos adalah organisme air yang hidup Hama dan Penyakit Ikan
di dasar perairan.
Pada setiap kegiatan budi daya
Jenis-jenis phytoplankton dan ikan pasti akan terdapat kendala yang
zooplankton yang dapat dibudidayakan dapat menyebabkan berkurangnya
dapat dikelompokkan berdasarkan produktivitas dalam suatu usaha.
habitatnya adalah plankton air tawar dan Penyebab utama terjadinya kegagalan
plankton air laut. Plankton air tawar produksi ikan budi daya biasanya
digunakan untuk ikan-ikan air tawar dan disebabkan oleh karena adanya hama
plankton air laut digunakan untuk ikan- dan penyakit yang menyerang dalam
ikan air laut. Begitu juga dengan benthos wadah budi daya ikan. Karena ikan yang
disesuaikan dengan habitatnya tetapi sakit tidak akan mengalami per-
benthos yang sudah dapat dibudi- tumbuhan berat badan yang optimal dan
hal ini sangat merugikan bagi para pem-

22
budidaya. Agar tidak terjadi serangan tiga komponen yaitu lingkungan, ikan itu
hama dan penyakit ikan dalam wadah sendiri, dan agen penyakit yang
budi daya maka sebelum dilakukan menyebabkan ikan yang dibudidayakan
kegiatan budi daya harus dilakukan menjadi sakit dan dapat menyebabkan
treatment pada wadah yang akan kematian. Penyakit ikan ini dapat
digunakan seperti membersihkan disebabkan oleh berbagai hal di
wadah budi daya, penggunaan air yang antaranya penyakit ikan yang disebab-
baik secara kualitas dan kuantitas, kan oleh virus, bakteri, jamur, parasit dan
peralatan yang akan digunakan untuk makanan. Pada bagian selanjutnya
kegiatan budi daya telah disuci- akan dibahas secara detail jenis-jenis
hamakan, jangan memelihara ikan yang penyakit dan cara penanggulangannya
sakit dengan ikan yang sehat secara serta pengobatannya.
bersamaan, membuang segera ikan
yang sakit. Jika ikan telah terserang Pemasaran pada bab ini akan
hama dan penyakit ikan maka langkah dibahas tentang pengertian pemasar-
yang harus dilakukan adalah melakukan an, ciri-ciri pemasaran hasil perikanan,
pengobatan terhadap ikan yang sakit. perencanaan dan target penjualan,
estimasi harga jual, sistem penjualan,
Dalam buku teks ini akan dibahas dan strategi promosi. Dengan mem-
tentang jenis-jenis hama dan penyakit pelajari materi pemasaran ini diharap-
yang biasa menyerang ikan budi daya, kan pembaca dapat memahami tentang
beberapa kegiatan pengendalian pemasaran hasil produksi budi daya
terhadap serangan hama dan penyakit ikan dengan berbagai karakteristik
ikan serta cara melakukan pengobatan produk perikanan yang laku jual
jika ikan yang dibudidayakan telah dimasyarakat.
terserang hama dan penyakit ikan.
Hama adalah makhluk hidup yang
menyerang atau memangsa ikan yang
Analisa Usaha Budi Daya Ikan
dipelihara sehingga ikan tersebut mati.
Dalam suatu kegiatan budi daya
Jenis hama ada beberapa macam ada
tujuan dilakukannya produksi adalah
hama yang menyerang larva ikan, benih
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
ikan, atau ikan ukuran besar. Penyakit
akan produk hasil budi daya ikan.
ikan adalah suatu akibat dari interaksi
Budi daya ikan sebagai salah satu

23
usaha yang menghasilkan ikan untuk Kesehatan dan Keselamatan
dijual yang berarti akan mendapatkan Kerja
suatu nilai tambah bagi para pembudi-
dayanya. Dalam bab ini akan dibahas Pelaksanaan kesehatan dan
tentang persyaratan yang harus keselamatan kerja pada suatu usaha
dipenuhi agar suatu usaha budi daya budi daya ikan harus dapat diaplikasi-
ikan menguntungkan dikaji dari aspek kan. Dengan melaksanakan kesehatan
ekonomi. Oleh karena itu, akan dibahas dan keselamatan kerja merupakan
tentang pengertian studi kelayakan, Net suatu upaya untuk menciptakan tempat
Present Value (NPV), Net Benefit Cost kerja yang aman, sehat, bebas dari
Ratio (NBC Ratio), Internal Rate of pencemaran lingkungaan, sehingga
return, Analisis break Event Point dapat mengurangi dan atau bebas dari
(BEP), dan aplikasi analisa usaha. kecelakaan kerja yang pada akhirnya
Dalam melakukan usaha budi daya ikan dapat meningkatkan efisiensi dan
diharapkan produk yang dihasilkan produktivitas kerja.
akan terjual semua dan mempunyai
harga yang sesuai dengan keinginan Peraturan tentang kesehatan dan
penjual sehingga akan diperoleh keselamatan kerja pada dunia usaha
keuntungan. Jika dalam melakukan dan dunia industri telah diatur oleh
suatu usaha tidak mendapatkan negara yang tertuang dalam Undang-
keuntungan sebagai upah dari Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
mengelola usaha budi daya ikan maka keselamatan kerja. Usaha budi daya
para pembudidaya ikan tidak akan ikan merupakan suatu kegiatan yang
tertarik untuk membudidayakan dapat dilakukan di tempat tertutup atau
komoditas perikanan. Seperti kita terbuka seperti kolam, tambak, jaring
ketahui budi daya ikan pada kondisi terapung. Oleh karena itu, harus
lahan yang semakin lama semakin diperhatikan tentang kesehatan dan
terbatas karena bertambahnya populasi sumber-sumber bahaya. Dengan
manusia di bumi harus selalu dibudi- melakukan budi daya ikan secara
dayakan dan memberikan nilai tambah intensif untuk memperoleh target
bagi para pembudidaya. produksi yang telah ditetapkan maka
kesehatan dan keselamatan kerja harus

24
selalu diperhatikan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
kecerobohan atau kelalaian manusia.
keselamatan kerja selama melakukan
kegiatan budi daya di berbagai tempat
kerja. Tempat kerja merupakan suatu
ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di mana
tenaga kerja bekerja atausering
dimasuki tempat kerja untuk keperluan
usaha di mana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya. Dengan
melakukan budi daya ikan secara
intensif untuk memperoleh target
produksi yang telah ditetapkan maka
kesehatan dan keselamatan kerja harus
selalu diperhatikan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
kecerobohan atau kelalaian manusia.

25
26
BAB II WADAH BUDI DAYA IKAN

2.1 Jenis-Jenis Wadah Budi Sedangkan bak atau tanki adalah suatu
Daya Ikan wadah budi daya ikan yang sengaja
dibuat oleh manusia yang berada di
Dalam budi daya ikan air tawar dan atas permukaan tanah yang dapat me-
laut, ada beberapa jenis wadah yang nampung air dengan bahan baku yang
dapat digunakan antara lain kolam, bak, digunakan untuk membuat bak tersebut
akuarium, jaring terapung/ karamba disesuaikan dengan kebutuhan
jaring apung. Kolam dapat digunakan manusia. Jenis-jenis kolam dapat
sebagai wadah untuk budi daya ikan air dibedakan berdasarkan sistem budi
tawar sedangkan bak, akuarium, jaring daya yang akan diterapkan dan sumber
terapung dapat digunakan untuk air yang digunakan. Sedangkan jenis-
melakukan budi daya ikan air tawar dan jenis bak atau tanki ini biasanya
laut. Kolam dan bak berdasarkan dikelompokkan berdasarkan bahan
definisinya dibedakan karena kolam baku pembuatannya yaitu yang terbuat
dalam bahasa Inggrisnya pond adalah dari beton disebut bak beton, yang
suatu wadah yang dapat menampung terbuat dari kayu dilapisi dengan plastik
air dalam luasan yang terbatas, sengaja disebut bak plastik, yang terbuat dari
dibuat oleh manusia dengan cara serat fiber disebut bak fiber. Akuarium
melakukan penggalian tanah pada merupakan salah satu wadah yang
lahan tertentu dengan kedalaman rata- digunakan untuk budi daya ikan yang
rata berkisar antara 1,5–2,0 m terbuat dari kaca dan mempunyai
dan sumber air bermacam-macam.

27
ukuran tertentu. Jaring terapung kolam air mengalir/running water
merupakan suatu wadah budi daya ikan dengan sumber air berasal dari sungai
air tawar dan laut yang sengaja dibuat atau saluran irigasi di mana pada kolam
oleh manusia untuk membatasi air yang tersebut selalu terjadi aliran air yang
berada dalam suatu perairan umum debitnya cukup besar (50 l/detik) dan
(danau, laut, waduk, sungai) agar dapat kolam air tenang/ stagnant water
digunakan untuk membudidayakan dengan sumber air yang digunakan
ikan. untuk kegiatan budi daya adalah sungai,
saluran irigasi, mata air, hujan, dan lain-
2.1.1 Kolam lain tetapi aliran air yang masuk ke
dalam kolam sangat sedikit debit airnya
Jenis-jenis kolam yang akan
(0,5–5 l/detik) dan hanya berfungsi
digunakan sangat tergantung kepada
menggantikan air yang meresap dan
sistem budi daya yang akan diterapkan.
menguap.
Ada tiga sistem budi daya ikan air yang
biasa dilakukan.
1. Tradisional/ekstensif, kolam yang
digunakan adalah kolam tanah yaitu
kolam yang keseluruhan bagian
kolamnya terbuat dari tanah
(Gambar 2.1).
2. Semi intensif, kolam yang di-
gunakan adalah kolam yang bagian Gambar 2.1 Kolam tanah
kolamnya(dinding pematang)
terbuat dari tembok sedangkan
dasar kolamnya terbuat dari tanah
(Gambar 2.2).
3. Intensif, kolam yang digunakan
adalah kolam yang keseluruhan
bagian kolam terdiri dari tembok
(Gambar 2.3).
Jenis-jenis kolam berdasarkan Gambar 2.2 Kolam semiintensif
sumber air yang digunakan adalah

28
kolam pemijahan 3 × 1,5 m dengan
kedalaman air 0,75–1,00 m.

Kolam pemijahan sebaiknya dibuat


dengan sistem pengairan yang baik yaitu
mudah dikeringkan dan pada lokasi
yang mempunyai air yang mengalir serta
bersih. Selain itu kolam pemijahan harus
Gambar 2.3 Kolam intensif
tidak bocor dan bersih dari kotoran atau
Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan rumput- rumput liar (Gambar 2.4).
untuk membudidayakan ikan berdasar-
kan proses budi daya dan fungsinya
dapat dikelompokkan menjadi be-
berapa kolam antara lain kolam
pemijahan, kolam penetasan, kolam
pemeliharaan/pembesaran, dan kolam
pemberokan induk.

Kolam pemijahan adalah kolam


Gambar 2.4 Kolam pemijahan
yang sengaja dibuat sebagai tempat
perkawinan induk-induk ikan budi daya.
Kolam penetasan adalah kolam
Ukuran kolam pemijahan ikan ber-
yang khusus dibuat untuk menetaskan
gantung kepada ukuran besar usaha,
telur ikan, sebaiknya dasar kolam
yaitu jumlah induk ikan yang akan
penetasan terbuat dari semen atau
dipijahkan dalam setiap kali pemijahan.
tanah yang keras agar tidak ada lumpur
Bentuk kolam pemijahan biasanya
yang dapat mengotori telur ikan
empat persegi panjang dan lebar kolam
sehingga telur menjadi buruk atau rusak.
pemijahan misalnya untuk kolam
Ukuran kolam penetasan disesuaikan
pemijahan ikan mas sebaiknya tidak
juga dengan skala usaha. Biasanya
terlalu berbeda dengan panjang
untuk memudahkan perawatan dan
kakaban. Sebagai patokan untuk 1 kg
pemeliharaan larva, ukurannya 3 × 2 m
induk ikan mas membutuhkan ukuran
atau 4 × 3 m (Gambar 2.5).

29
induk-induk ikan yang akan dipijahkan
atau ikan yang akan dijual/angkut ke
tempat jauh (Gambar 2.7).

Gambar 2.5 Kolam penetasan

Kolam pemeliharaan benih adalah


kolam yang digunakan untuk me-
Gambar 2.7 Kolam pemberokan
melihara benih ikan sampai ukuran siap
jual (dapat berupa benih atau ukuran
konsumsi). Kolam pemeliharaan
2.1.2 Bak
biasanya dapat dibedakan menjadi
kolam pendederan dan kolam Wadah budi daya ikan selanjutnya
pembesaran ikan. Pada kolam semi adalah bak atau tanki yang dapat
intensif atau tradisional sebaiknya tanah digunakan untuk melakukan budi daya
dasar kolam adalah tanah yang subur ikan. Berdasarkan proses budi daya
jika dipupuk dapat tumbuh pakan alami ikan, jenis bak yang akan digunakan
yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan disesuaikan dengan skala produksi budi
(Gambar 2.6). daya dan hampir sama dengan kolam
di mana dapat dikelompokkan menjadi
bak pemijahan, bak penetasan, bak
pemeliharaan, dan bak pemberokan.
Bak yang digunakan untuk melakukan
pemijahan ikan biasanya adalah bak
yang terbuat dari beton (Gambar 2.8)
atau fiber (Gambar 2.9) sedangkan bak
plastik (Gambar 2.10) biasanya
Gambar 2.6 Kolam pemeliharaan
digunakan untuk melakukan pe-
Kolam pemberokan adalah kolam meliharaan larva ikan.
yang digunakan untuk menyimpan

30
budi daya ikan tawar dan air laut
biasanya pada proses kegiatan
pembenihan ikan atau untuk pe-
meliharaan ikan hias. Akuarium ini
terbuat dari bahan kaca di mana
penamaan akuarium ini berasal dari
bahasa latin yaitu aqua yang berarti air
Gambar 2.8 Bak beton dan area yang berarti ruang. Jadi
akuarium ini adalah ruangan yang
terbatas untuk tempat air yang
berpenghuni, yang dapat diawasi dan
dinikmati. Akuarium yang digunakan
untuk budi daya ikan ini dapat dibuat
sendiri atau membeli langsung dari
toko. Fungsi akuarium sebagai wadah
untuk budi daya ikan juga dapat
Gambar 2.9 Bak fiber berfungsi sebagai penghias ruangan di
mana akuarium tersebut dapat dinikmati
keindahannya oleh penggemarnya.
Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat
dibedakan antara lain sebagai berikut.

2.1.3.1 Akuarium umum

Akuarium ini diisi dengan berbagai


Gambar 2.10 Bak plastik
jenis ikan dan tanaman air yang
bertujuan untuk penghias ruangan.
2.1.3 Akuarium
Syarat akuarium umum.
Akuarium merupakan salah satu
a. Akuarium akan diletakkan sesuai
wadah pemeliharaan ikan yang relatif
dan serasi dengan ruangan.
sangat mudah dalam perawatannya.
Akuarium dapat digunakan untuk b. Alat perlengkapan akuarium

31
meliputi aerator, kabel listrik, pipa ikan konsumsi dari ikan air tawar dan
pvc, dan lain-lain yang diletakkan laut (Gambar 2.11).
tersembunyi supaya nampak alami.
c Usahakan dasar akuarium tampak
alami.
e. Jenis ikan yang dipelihara harus
harmonis.

Jenis akuarium ini biasanya diguna-


Gambar 2.11 Akuarium kelompok
kan sebagai hiasan bagi berbagai jenis
ikan yang dapat dinikmati keindahan
warna tubuh ikan baik ikan air tawar
2.1.3.3 Akuarium sejenis
maupun ikan air laut dari jenis ikan hias
maupun ikan konsumsi.
Dalam akuarium ini, estetika dan
dekorasi dikesampingkan, karena
tujuan dari akuarium sejenis untuk
2.1.3.2 Akuarium kelompok
mengembangbiakan ikan. Jenis
Ikan-ikan yang dipelihara di dalam akuarium ini yang biasa digunakan untuk
akuarium kelompok harus ikan sejenis/ membudidayakan ikan air tawar dan laut
sekeluarga serta ditanami oleh tanaman (Gambar 2.12).
air yang tanaman air yang diperlukan
oleh kelompok ikan yang dipelihara.

Syarat akuarium kelompok


a. Jenis ikan yang dipelihara harus
masih sekarabat.
b. Susunan tanaman air disesuaikan
dengan ikan yang dipelihara.
Gambar 2.12 Akuarium sejenis
Jenis akuarium ini biasanya di-
gunakan untuk memelihara ikan dalam
2.1.3.4 Akuarium tanaman
satu kelompok baik ikan hias maupun

32
Dalam akuarium ini yang me- wadah budi daya karamba dapat
megang peranan adalah tanaman air. diterapkan beberapa sistem budi daya
Ikan dimasukan ke dalam akuarium ikan yaitu secara ekstensif, semi intensif
untuk penghias dan pemelihara maupun intensif disesuaikan dengan
tanaman. kemampuan para pembudidaya ikan.
Jenis-jenis wadah yang dapat di-
gunakan dalam membudidayakan ikan
dengan karamba ada beberapa antara
lain karamba jaring terapung, karamba
bambu tradisional dengan berbagai
bentuk bergantung pada kebiasaan
masyarakat sekitar. Teknologi yang
digunakan dalam membudidayakan
ikan dengan karamba ini relatif tidak
Gambar 2.13 Akuarium tanaman mahal dan sederhana, tidak memerlu-
kan lahan daratan menjadi badan air
yang baru serta dapat meningkatkan
2.1.4 Keramba jaring apung (KJA) produksi perikanan budi daya. Jenis
karamba jaring apung yang digunakan
Wadah budi daya ikan selanjutnya untuk membudidayakan ikan dapat
yang dapat digunakan oleh masyarakat dilihat pada Gambar 2.14 dan
yang tidak memiliki lahan darat dalam Gambar 2.15.
bentuk kolam, masyarakat dapat
melakukan budi daya ikan di perairan
umum. Budi daya ikan dengan meng-
gunakan karamba merupakan alternatif
wadah budi daya ikan yang sangat
potensial untuk dikembangkan karena
seperti diketahui wilayah Indonesia ini
terdiri dari 70% perairan baik air tawar Gambar 2.14 Kolam jaring terapung tampak
maupun air laut. Dengan menggunakan atas

33
sehingga kolam yang akan di buat tidak
bocor. Bentuk kolam yang akan di-
gunakan untuk membudidayakan ikan
ada beberapa macam antara lain
adalah kolam berbentuk segi empat/
empat persegipanjang, berbentuk bujur
sangkar, berbentuk lingkaran, atau
Gambar 2.15 Kolam jaring terapung tampak berbentuk segitiga. Dari berbagai
depan bentuk kolam ini yang harus diperhati-
kan adalah tentang persyaratan teknis
2.2 Konstruksi Wadah Budi konstruksi kolam. Persyaratan teknis
Daya
konstruksi suatu kolam yang akan
digunakan untuk membudidayakan ikan
Dari beberapa jenis wadah budi
sebaiknya mempunyai:
daya ikan yang telah dijelaskan
sebelumnya dapat digunakan untuk 2.2.1.1 Pematang kolam
menentukan jenis wadah yang akan
digunakan untuk membudidayakan Pematang kolam dibuat untuk
ikan. Langkah selanjutnya adalah menahan massa air di dalam kolam
memahami konstruksi wadah budi daya agar tidak keluar dari dalam kolam.
agar wadah budi daya yang akan dibuat Oleh karena itu, jenis tanah yang akan
sesuai dengan kaidah budi daya. digunakan untuk membuat pematang
kolam harus kompak dan kedap air
serta tidak mudah bocor. Jenis tanah
2.2.1 Konstruksi kolam yang baik untuk pematang kolam adalah
tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis
Konstruksi kolam yang akan diguna- tanah ini dapat diidentifikasi dengan
kan untuk budi daya ikan sangat memperhatikan tanah yang ciri-cirinya
dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang antara lain memiliki sifat lengket, tidak
tepat. Untuk membuat kolam maka poros, tidak mudah pecah, dan mampu
tanah yang akan dijadikan kolam harus menahan air. Ukuran pematang di-
mampu menyimpan air atau kedap air sesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi
pematang ditentukan oleh kedalaman

34
air kolam, sebaiknya dasar pematang bentuk yaitu berbentuk trapesium sama
kolam ini ditanam sedalam ± 20 cm dari kaki dan bentuk trapesium tidak sama
permukaan dasar kolam. kaki. Bentuk pematang trapesium sama
kaki artinya perbandingan antara
Bentuk pematang yang biasa dibuat kemiringan pematang 1 : 1 (Gambar
dalam kolam budi daya ikan ada dua 2.16).

Gambar 2.16 Bentuk pematang trapesium sama kaki

sedangkan bentuk pematang trapesium


tidak sama kaki artinya perbandingan
antara kemiringan pematang 1 : 1,5
(Gambar 2.17).
Gambar 2.17 Bentuk pematang trapesium
tidak sama kaki
Sebagai acuan dalam membuat
pematang kolam untuk kolam yang

35
berukuran 200 m 2 lebar pematang paling bagus meteran, kemudian selang
dibagian atas 1 m maka lebar pematang kecil yang telah berisi air direntangkan
pada bagian bawahnya 3 m untuk dan ditempatkan pada bambu, kayu
pematang bentuk trapesium sama kaki atau meteran. Perbedaan tinggi air pada
pada kedalaman kolam 1m, jika kolam ujung-ujung selang itu menunjukkan
tersebut dibuat dengan pematang perbedaan tinggi tanah/kemiringan
trapesium tidak sama kaki maka lebar dasar kolam.
pematang pada bagian atas adalah
1 m maka lebar pematang pada bagian Saluran di dalam kolam budi daya
bawahnya adalah 4 m pada kedalaman ada dua macam yaitu saluran keliling
kolam 1 m. atau caren dan saluran tengah atau
kemalir. Saluran di dalam kolam ini
dibuat miring ke arah pintu pengeluaran
2.2.1.2 Dasar kolam dan saluran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam
pengeringan kolam dan pemanenan
Dasar kolam untuk budi daya ikan
ikan (Gambar 2.19).
ini dibuat miring ke arah pembuangan
air, kemiringan dasar kolam berkisar
antara 1–2% yang artinya dalam setiap
seratus meter panjang dasar kolam ada
perbedaan tinggi sepanjang 1–2 meter
(Gambar 2.18).
Gambar 2.19 Saluran tengah atau kemalir

2.2.1.3 Pintu air


Gambar 2.18 Kemiringan dasar kolam
Kolam yang baik harus memiliki
Cara pengukuran yang mudah untuk pintu pemasukan air dan pintu
mengetahui kemiringan dasar kolam pengeluaran air secara terpisah. Letak
adalah dengan menggunakan selang air pintu pemasukkan dan pengeluaran air
yang kecil. Pada masing-masing ujung sebaiknya berada di tengah-tengah
pintu pemasukan dan pintu pengeluaran sisi kolam terpendek agar air dalam
air ditempatkan sebatang kayu atau kolam dapat berganti seluruhnya
bambu yang sudah diberi ukuran, yang (Gambar 2.20).

36
pengeluaran dapat dibuat dua model
yaitu pertama sama dengan pintu
pemasukkan dengan ketinggian sesuai
dengan tinggi air kolam dan kedua
dibuat dengan model huruf L (Gambar
Keterangan gambar:
1. pintu pemasukan air 2.22).
2. pintu pengeluaran air

Gambar 2.20 Pintu pemasukkan air dan


pengeluaran air ditengah

Ada juga letak pintu pengeluaran


dan pemasukan air berada disudut Keterangan gambar:
secara diagonal (Gambar 2.21). Letak 1. pintu pemasukan air
2. pintu pengeluaran air
pintu air tersebut ada kelemahannya
yaitu air dikedua sudut yang lain tidak Gambar 2.22 Pintu pemasukan dan pe-
ngeluaran air bentuk L
berganti dan memperpanjang saluran
pengeringan sehingga penangkapan
ikan relatif berlangsung agak lama. Pada kolam beton pintu pemasukan
dan pengeluaran air menggunakan
sistem monik. Pada pintu air sistem
monik ini ada celah penyekatnya dan
dapat dibuat lebih dari satu. Celah
Keterangan gambar: penyekat ini berfungsi untuk me-
1. pintu pemasukan air
2. pintu pengeluaran air nempatkan papan-papan kayu yang
disusun bertumpuk. Papan- papan kayu
Gambar 2.21 Pintu pengeluaran dan pe-
masukan air berada disudut ini dapat dibuka dan diatur yang
pengaturannya disesuaikan dengan
Pada kolam tanah pintu pemasukan kebutuhan. Pada pintu air ini papan
dan pengeluaran air dibuat dari bambu penyekatnya dapat diganti dengan
atau pipa paralon. Bentuk pintu saringan (Gambar 2.23).
pemasukan diletakkan sejajar dengan
permukaan tanggul sedangkan pintu

37
digunakan untuk budi daya ikan secara
prinsip hampir sama dengan kolam di
mana harus mempunyai pintu
pemasukan dan pengeluaran air tetapi
dasar bak pada umumnya rata.
Konstruksi pintu dan pemasukan air
pada bak dapat dibuat dengan model
pembuatan instalasi air untuk pe-
Gambar 2.23 Pintu pemasukan dan pe- masukan air dan pengeluaran airnya
ngeluaran air menggunakan
sistem monik menggunakan pipa paralon (PVC)
Persyaratan konstruksi teknik dengan bentuk huruf L (Gambar 2.24).
dalam membuat bak yang akan

Keterangan gambar:
1. pintu pemasukan air
2. pintu pengeluaran air

Gambar 2.24 Pemasukan dan pengeluaran air pipa


paralon (PVC)

2.2.2 Konstruksi akuarium merencanakan bentuk akuarium kaca


yang akan dibuat, langkah selanjutnya
Konstruksi wadah akuarium sangat menentukan ukuran kaca yang akan
bergantung pada desain yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium.
dikerjakan berdasarkan bentuk Ukuran kaca yang akan digunakan
akuarium yang diinginkan. Bentuk biasanya berkisar antara 3 mm–16 mm.
akuarium yang biasa digunakan Sebagai acuan dalam membuat
sebagai wadah budi daya ikan antara akuarium, ukuran kaca yang akan
lain adalah akuarium segiempat, digunakan dapat dilihat pada Tabel 21.
akuarium trapesium, akuarium segi- Untuk kaca yang akan digunakan
delapan, akuarium segienam, akuarium sebagai dasar akuarium sebaiknya
botol dan akuarium ellips. Setelah ketebalannya ditambah 1–2 mm.

38
Tabel 2.1 Perbandingan antara ukuran akuarium dengan ketebalan kaca

Tebal Kaca Panjang Lebar Akuarium Tinggi Akuarium


(mm) Akuarium (cm) (cm) (cm)

3 30 20 20
3 40 20 30
3 50 30 30
5 70 35 35
5 80 40 40
6 90 45 45
6 120 50 50
10 150 45 50
10 150 45 60
10 180 45 60
12 190 50 60
16 200 70 65

Setelah menentukan bentuk dan


ukuran kaca yang akan dipergunakan
untuk membuat akuarium maka langkah
selanjutnya memotong kaca. Kaca yang
dipergunakan untuk membuat akuarium
masih dalam bentuk lembaran kaca.
Ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan dalam memotong kaca
antara lain sebagai berikut. Gambar 2.25 Meletakan lembaran kaca

1. Letakkan lembaran kaca pada 2. Ukuran kaca yang akan dipotong ini
meja kerja, meja kerja harus dalam disesuaikan dengan bentuk akuarium
keadaan datar dan bersih. Hal ini yang akan dibuat. Dalam membuat
untuk menghindari terjadinya potongan-potongan kaca, lembaran
keretakan kaca yang akan di- kaca dibuat polanya terlebih dahulu
pergunakan. dengan menggunakan spidol

39
dan penggaris besi. Pola yang
sudah dibentuk dapat langsung
dipotong.

Gambar 2.28 Menghaluskan bagian pinggir


kaca

Gambar 2.26 Mengukur kaca Setelah kaca yang dibutuhkan untuk


membuat akuarium tersebut disiapkan
3. Untuk memotong kaca gunakan alat langkah selanjutnya adalah melakukan
pemotong kaca yang banyak dijual perakitan akuarium. Dalam merakit
di toko besi. akuarium dibutuhkan ketelitian dan
ketepatan dalam merangkainya. Kaca
sebagai bahan utama dalam pem-
buatan akuarium dapat diperoleh
dengan cara membeli lembaran kaca
atau membeli potongan kaca sesuai
dengan ukuran yang tepat. Akuarium
sebagai salah satu wadah yang dapat
digunakan untuk membudidayakan ikan
baik ikan hias maupun ikan konsumsi
Gambar 2.27 Memotong kaca yang berasal dari perairan tawar dan
laut dapat diperoleh dengan cara
4. Setelah kaca terpotong, bagian membeli langsung di toko atau mem-
pinggir dari potongan-potongan buatnya sendiri. Dengan membuat
kaca harus dihaluskan dengan akuarium sendiri akan diperoleh
gerinda atau batu asahan keuntungan antara lain adalah harganya
karborondum.

40
relatif lebih murah, ukuran sesuai dengan Lem kaca yang digunakan adalah
kebutuhan, dan kaca yang digunakan lem silikon yaitu lem khusus untuk
mempunyai ketebalan sesuai dengan merekatkan kaca agar melekat dengan
luasan akuarium yang dibuat. baik dan tidak bocor. Alat tembak lem
Dalam membuat akuarium, ada silikon ini berfungsi untuk memudahkan
beberapa hal yang harus dikuasai agar si pembuat akuarium dalam merakit
akuarium yang dibuat tidak bocor dan akuarium, bentuk alat tembak ini seperti
tahan lama, yaitu merancang/mendesain pistol sehingga disebut alat tembak.
akuarium, memotong kaca, merakit
akuarium dan melakukan uji coba
terhadap akuarium tersebut. Akuarium
yang akan dirakit sendiri, langkah awal
yang harus dilakukan adalah
menyiapkan kaca sebagai dasar utama
pembuatan akuarium. Kaca yang akan
dirakit menjadi akuarium ini sudah dalam
bentuk potongan-potongan kaca yang Gambar 2.29 Lem silikon dan alat tembak lem
ukurannya disesuaikan dengan ukuran
akuarium yang akan dibuat. Sebelum
dirakit kaca-kaca tersebut sebaiknya
dilakukan penggosokan dengan meng-
gunakan batu asahan karborundum atau
gerinda. Hal ini bertujuan agar akuarium
yang dibuat tidak berbahaya bagi
pemakainya.
Kaca-kaca yang telah dihaluskan
seluruh bagian pinggirnya dengan Gambar 2.30 Penggunaan alat tembak lem
gerinda ini telah siap untuk dirakit.
Langkah selanjutnya adalah menyiap- Sedangkan lakban yang digunakan
kan alat dan bahan lainnya yaitu lem dalam merakit akuarium sebaiknya
kaca silikon, alat tembak lem, lakban lakban plastik yang berwarna cokelat
besar, dan cutter. atau hitam dengan ukuran lebar

41
lakbannya 5 cm. Lakban ini berfungsi Langkah terakhir dalam merakit
untuk membantu berdirinya kaca akuarium adalah melakukan uji coba
dengan kaca lainnya agar tidak terhadap akuarium tersebut. Uji coba
bergeser yang memudahkan dalam tersebut dilakukan dengan mengisi air
pemberian lem kaca. ke dalam akuarium selama 24 jam dan
perhatikan apakah ada bagian yang
bocor. Untuk memperoleh akuarium
yang rapi setelah diuji coba bersihkan
lem yang tidak rapih dengan meng-
gunakan cutter.

2.2.3 Konstruksi keramba jaring


apung
Gambar 2.31 Plakban pada kaca
Wadah budi daya ikan selanjutnya
Pada saat menempelkan lem silikon yang sangat potensial dikembangkan di
ke kaca sebaiknya ketebalan lem pada Indonesia adalah karamba jaring
seluruh permukaan kaca sama. Hal ini terapung. Agar dapat melakukan budi
akan membuat ketebalan lem sama pada daya ikan dijaring terapung yang
setiap sudut. Setelah seluruh kaca terakit menguntungkan maka konstruksi wadah
menjadi akuarium, langkah selanjutnya tersebut harus sesuai dengan per-
adalah mengeringkan akuarium tersebut syaratan teknis. Konstruksi wadah jaring
minimal selama 24 jam agar lem silikon terapung pada dasarnya terdiri dari dua
tersebut benar-benar kering. bagian yaitu kerangka dan kantong
jaring. Kerangka berfungsi sebagai
tempat pemasangan kantong jaring dan
tempat lalu lalang orang pada waktu
memberi pakan dan saat panen.
Kantong jaring merupakan tempat
pemeliharaan ikan yang akan dibudi-
dayakan. Dengan memperhitungkan
konstruksi wadah secara baik dan benar
Gambar 2.32 Mengeringkan akuarium akan diperoleh suatu wadah budi daya

42
ikan yang mempunyai masa pakai yang Arus air pada lokasi yang dipilih
lama. diusahakan tidak terlalu kuat namun
tetap ada arusnya agar tetap terjadi
Dalam mendesain konstruksi wadah pergantian air dengan baik dan
budi daya ikan disesuaikan dengan kandungan oksigen terlarut dalam
lokasi yang dipilih untuk membuat budi wadah budi daya ikan tercukupi,
daya ikan dijaring terapung. Budi daya selain itu dengan adanya arus maka
ikan dijaring terapung dapat dilakukan dapat menghanyutkan sisa-sisa
untuk komoditas ikan air tawar dan ikan pakan dan kotoran ikan yang
air laut. Sebelum membuat konstruksi terjatuh di dasar perairan. Dengan
wadah karamba jaring terapung tidak terlalu kuatnya arus juga
pemilihan lokasi yang tepat dari aspek berpengaruh terhadap keamanan
sosial ekonomis dan teknis benar. Sama jaring dari kerusakan sehingga
seperti wadah budi daya ikan masa pakai jaring lebih lama. Bila
sebelumnya persyaratan secara teknis pada perairan yang akan dipilih
dan sosial ekonomis dalam memilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi
lahan yang akan digunakan untuk air tidak mengalir), disarankan agar
melakukan budi daya ikan harus unit budi daya atau jaring dapat
diperhatikan. Aspek sosial ekonomis diusahakan di perairan tersebut,
yang sangat umum yang harus tetapi jumlahnya tidak boleh lebih
dipertimbangkan adalah lokasi tersebut dari 1% dari luas perairan. Pada
dekat dengan pusat kegiatan yang kondisi perairan yang tidak
mendukung operasionalisasi suatu mengalir, unit budi daya sebaiknya
usaha seperti tempat penjualan pakan, diletakkan ditengah perairan sejajar
pembeli ikan dan lokasi yang dipilih dengan garis pantai.
merupakan daerah pengembangan budi
daya ikan sehingga mempunyai 2. Tingkat kesuburan
prasarana jalan yang baik serta Pada perairan umum dan
keamanan terjamin. Persyaratan teknis waduk ditinjau dari tingkat ke-
yang harus diperhatikan dalam memilih suburannya dapat dikelompokkan
lokasi usaha budi daya ikan di karamba menjadi perairan dengan tingkat
jaring terapung antara lain sebagai kesuburan rendah (oligotropik),
berikut. sedang (mesotropik) dan tinggi
(eutropik). Jenis perairan yang
1. Arus air sangat baik untuk digunakan dalam

43
budi daya ikan di jaring terapung tangga, bakteri, limbah panas, atau
dengan sistem intensif adalah limbah organik. Kedua jenis bahan
perairan dengan tingkat kesuburan pencemar tersebut umumnya
rendah hingga sedang. Jika disebabkan oleh kegiatan manusia,
perairan dengan tingkat kesuburan baik secara langsung maupun tidak
tinggi digunakan dalam budi daya langsung. Penyebab kedua adalah
ikan di jaring terapung maka hal ini
keadaan alam seperti: banjir atau
sangat berisiko tinggi karena pada
gunung meletus. Jika lokasi budi
perairan eutropik kandungan
daya mengandung bahan pencemar
oksigen terlarut pada malam hari
maka akan berpengaruh terhadap
sangat rendah dan berpengaruh
kehidupan ikan yang dipelihara di
buruk terhadap ikan yang dipelihara
dalam wadah budi daya ikan
dengan kepadatan tinggi.
tersebut.
3. Bebas dari pencemaran
4. Kualitas air
Dalam dunia perikanan, yang
dimaksud dengan pencemaran Dalam budi daya ikan, secara
perairan adalah penambahan umum kualitas air dapat diartikan
sesuatu berupa bahan atau energi sebagai setiap perubahan (variabel)
ke dalam perairan yang menyebab- yang mempengaruhi pengelolaan,
kan perubahan kualitas air sehingga kelangsungan hidup dan produk-
mengurangi atau merusak nilai guna tivitas ikan yang dibudidayakan.
air dan sumber air perairan tersebut. Jadi perairan yang dipilih harus
Bahan pencemar yang biasa masuk berkualitas air yang memenuhi
ke dalam suatu badan perairan persyaratan bagi kehidupan dan
pada prinsipnya dapat dikelompok- pertumbuhan ikan yang akan di-
kan menjadi dua yaitu bahan budidayakan. Kualitas air meliputi
pencemar yang sulit terurai dan sifat fisika, kimia dan biologi. Secara
bahan pencemar yang mudah
detail tentang kualitas air ini akan
terurai. Contoh bahan pencemar
dibahas pada Bab 2.
yang sulit terurai berupa per-
senyawaan logam berat, sianida,
Setelah mendapatkan lokasi yang
DDT, atau bahan organik sintetis.
memenuhi persyaratan teknis maupun
Contoh bahan pencemar yang
sosial ekonomis maka harus dilakukan
mudah terurai berupa limbah rumah

44
perencanaan selanjutnya. Perencanaan waktu pemakaiannya relatif lebih
disesuaikan dengan data yang diperoleh lama, yaitu antara 4–5 tahun.
pada waktu melakukan survey lokasi.
Perencanaan tersebut dapat dibuat Pada umumnya petani ikan di
dengan membuat gambar dari jaring terapung menggunakan
konstruksi wadah budi daya yang akan bambu sebagai bahan utama
dibuat. Konstruksi wadah jaring pembuatan kerangka, karena selain
terapung terdiri dari beberapa bagian, harganya relatif murah juga
antara lain sebagai berikut. ketersediaannya di lokasi budi daya
sangat banyak.
1. Kerangka
Kerangka (bingkai) jaring Bambu yang digunakan untuk
terapung dapat dibuat dari bahan kerangka sebaiknya mempunyai
kayu, bambu atau besi yang dilapisi garis tengah 5–7 cm di bagian
bahan anti karat (cat besi). Memilih pangkalnya, dan bagian ujungnya
bahan untuk kerangka, sebaiknya berukuran antara 3–5 cm. Jenis
disesuaikan dengan ketersediaan bambu yang digunakan adalah
bahan di lokasi budi daya dan nilai bambu tali. Ada juga jenis bambu
ekonomis dari bahan tersebut. gombong yang mempunyai
diameter 12–15 cm tetapi jenis
Kayu atau bambu secara bambu ini kurang baik digunakan
ekonomis memang lebih murah untuk kerangka karena cepat lapuk.
dibandingkan dengan besi anti-
karat, tetapi jika dilihat dari masa Ukuran kerangka jaring ter-
pakai dengan menggunakan kayu apung berkisar antara 5 × 5 meter
atau bambu jangka waktu (usia sampai 10 × 10 meter. Petani ikan
teknisnya) hanya 1,5–2 tahun. jaring terapung di perairan cirata
Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, pada umumnya menggunakan
kerangka yang terbuat dari kayu kerangka dari bambu dengan
atau bambu ini sudah tidak layak ukuran 7 × 7 meter. Kerangka dari
pakai dan harus direnofasi kembali. jaring apung umumnya dibuat tidak
Jika akan memakai besi antikarat hanya satu petak/kantong tetapi
sebagai kerangka jaring pada satu unit. Satu unit jaring terapung
umumnya usia ekonomis/angka terdiri dari empat buah petak/

45
kantong. Untuk lebih jelasnya dapat Jika akan menggunakan pe-
dilihat pada Gambar 2.33. lampung dari drum maka drum harus
terlebih dahulu dicat dengan meng-
gunakan cat yang mengandung bahan
antikarat.

Jumlah pelampung yang akan


digunakan disesuaikan dengan
besarnya kerangka jaring apung yang
akan dibuat. Jaring terapung berukuran
Gambar 2.33 Kerangka jaring apung
7 × 7 meter, dalam satu unit jaring
terapung membutuhkan pelampung
2. Pelampung
antara 33–35 buah. Untuk lebih jelasnya
Pelampung berfungsi untuk
dapat dilihat pada Gambar 2.34.
mengapungkan kerangka/jaring
terapung. Bahan yang digunakan
sebagai pelampung berupa drum
(besi atau plastik) yang ber-
kapasitas 200 liter, busa plastik
(stryrofoam), atau fiberglass. Jenis
pelampung yang akan digunakan
biasanya dilihat berdasarkan lama
pemakaian. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jenis pelampung dan lama


pemakaian

Jenis Lama
No. Pelampung Pemakaian
(Bulan)
1. Drum besi 12 – 15
2. Styrofoam 36 – 75
3. Fiberglass 50 – 75

46
Gambar 2.34 Pelampung drum besi

3. Pengikat terapung. Berat jangkar berkisar


Tali pengikat sebaiknya terbuat antara 5–75 kg. Untuk lebih jelasnya
dari bahan yang kuat, seperti dapat dilihat pada Gambar 2.35.
tambang plastik, kawat ukuran 5
mm, besi beton ukuran 8 mm atau
10 mm. Tali pengikat ini digunakan
untuk mengikat kerangka jaring
terapung, pelampung, atau jaring.

Gambar 2.35 Jangkar


4. Jangkar
Jangkar berfungsi sebagai pe- 5. Jaring
nahan jaring terapung agar rakit Jaring yang digunakan untuk
jaring terapung tidak hanyut terbawa budi daya ikan di perairan umum,
oleh arus air dan angin yang biasanya terbuat dari bahan
kencang. Jangkar terbuat dari polyethylene atau disebut jaring
bahan batu, semen, atau besi. trawl. Ukuran mata jaring yang
Pemberat diberi tali pemberat/tali digunakan tergantung dari besarnya
jangkar yang terbuat dari tambang ikan yang akan dibudidayakan.
plastik yang berdiameter sekitar Kantong jaring terapung ini
10–15 mm. Jumlah pemberat untuk mempunyai ukuran bervariasi
satu unit jaring terapung empat disesuaikan dengan jenis ikan yang
petak/kantong sebanyak 4 buah. dibudidayakan, untuk ikan air laut
Pemberat diikatkan pada masing- ukuran kantong jaring yang biasa
masing sudut dari kerangka jaring digunakan berukuran mulai

47
2 × 2 × 2 m sampai 5 × 5 × 5 m. digunakan ukuran ¾ - 1 inch. Untuk
Sedangkan untuk jenis ikan air lebih jelasnya dapat dilihat pada
tawar berkisar antara 3 × 3 × 3 m Tabel 2.3.
sampai 7 × 7 × 2,5 m. Untuk
Tabel 2.3 Ukuran mata jaring yang
mengurangi resiko kebocoran digunakan berdasarkan
akibat gigitan binatang lain, ukuran ikan yang dibudi-
biasanya kantong jaring terapung dayakan.
dipasang rangkap (doubel) yaitu Ukuran Ukuran
kantong jaring luar dan kantong No. Mata Jaring Ikan
jaring dalam. Ukuran jaring bagian
luar biasanya mempunyai mata 1. 0,5 cm 1 – 2 cm
2. 1,0 cm 5 – 10 cm
jaring (mesh size) yang lebih besar. 3. 2,5 cm 20 – 30 cm
4. > 2,5 cm > 30 cm
Salah satu contohnya sebagai
berikut. Kantong jaring yang digunakan
a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 untuk memelihara ikan dapat
dengan ukuran mata jaring diperoleh dengan membeli jaring
(mesh size) sebesar 2 inch utuh. Dalam hal ini biasanya jaring
(5,08 cm) yang dipergunakan trawl dijual di pasaran berupa
sebagai kantong jaring luar. lembaran atau gulungan. Langkah
b. Jaring polyethylene no. 280 D/ awal yang harus dilakukan untuk
12 dengan ukuran mata jaring 1 membuat kantong jaring adalah
inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81 membuat desain/rancangan
cm) dipergunakan sebagai kantong jaring yang akan diper-
kantong jaring dalam. gunakan. Ukuran kantong jaring
yang akan dipergunakan berkisar
Jaring yang mempunyai ukuran antara 2 kantong jaring (jumlah mata
mata jaring lebih kecil dari 1 inch jaring × 2 m sampai dengan 10 ×
biasanya digunakan untuk me- 10 m). Setelah ukuran kantong
melihara ikan yang berukuran lebih jaring yang akan dipergunakan,
kecil. Di perairan umum, khususnya misalnya akan dibuat kantong jaring
dalam budi daya ikan di jaring dengan ukuran 7 × 7 × 2 m, langkah
terapung ukuran jaring yang selanjutnya memotong jaring.

48
Untuk memotong jaring harus D : dalam kantong jaring sesudah
dilakukan dengan benar ber-
dasarkan pada ukuran mata jaring Contoh penggunaan rumus
dan tingkat perenggangannya saat dalam menghitung jaring yang akan
terpasang di perairan. Menurut hasil dipotong dengan ukuran 7 × 7 ×
penelitian, jaring dalam keadaan 2 m sebagai berikut.
terpasang atau sudah berupa
kantong jaring akan mengalami Misalnya, kantong jaring yang
perenggangan atau mata jaring akan dibuat 7 × 7 × 2 m dengan
dalam keadaan tertarik/terbuka ukuran mata jaring (mesh size)
(”Hang In Ratio”). Nilai ”Hang In 2 inch (5,08 cm). Diketahui Hang In
Ratio” dalam membuat kantong Ratio (S) adalah 30% = 0,3,
jaring terapung adalah 30%. Panjang tali ris (i) = 4 × 7 m = 28 m.
Adapun perhitungan yang digunakan Maka untuk mencari panjang jaring
untuk memotong jaring ada dua sebelum Hang In adalah:
cara, yaitu: (1) m e n g g u n a k a n i
L = 1 S
rumus tertentu dan (2) melakukan
perhitungan cara di lapangan. 28 28
L = 1  0,3 = 0,7 = 40 m
Rumus berdasarkan ”Hang In Ratio”
sebagai berikut.
i
1. L = 1  S Jadi panjang tiap sisi 40 m :
4 = 10 m.
2. d = D 2S  S2
Keterangan: Jumlah mata jaring 10 m = 1000
S : Hang In Ratio cm : 5,08 cm = 197,04 mata jaring
L : Panjang jaring sebelum Hang dibulatkan 197 mata jaring.
In atau dalam keadaan
tertarik Diketahui dalam jaring sesudah
i : Panjang tali ris Hang In (d) adalah 2 m, maka dalam
D : Dalam kantong jaring (jumlah kantong jaring sebelum dipotong
mata jaring dikalikan ukuran (D) adalah:
mata jaring dalam keadaan
tertarik)

49
secara praktis di lapangan diper-
d = D 2S  S2
hitungkan jumlah mata jaring dalam
d
D = setiap meter adalah:
2S  S2
2 100
(100%  30%) u 2,54
=
D = 2(0,3)  0,32
2 100
= 0,7 u 2,54
=
0,6  0,09
2 100
= 0, 51 = 56,2 = 56
1,778
2
= 0,7141
Jadi dalam satu meter jaring
= 2,8 m yang berukuran 1 inch terdapat
Jadi jumlah mata jaring 2,8 m = 280 56 mata jaring, sehingga jika akan
cm : 5,08 cm = 55,1 mata jaring membuat jaring dengan ukuran
dibulatkan menjadi 55 mata jaring. 7 × 7 × 2 m, jumlah mata jaringnya
392 × 392 × 112 mata jaring.
Dari hasil perhitungan tersebut Sedangkan ukuran mata jaring yang
diperoleh ukuran lembaran jaring akan digunakan adalah 2 inch maka
yang akan dipotong untuk kantong jumlah mata jaring yang akan
jaring berukuran 7 × 7 × 2 m adalah dipotong 196 × 196 × 56. Angka-
197 × 197 × 55 mata jaring. angka ini diperoleh dari hasil
Sedangkan para petani ikan di perkalian antara ukuran kantong
lapangan biasanya menghitung jaring dengan jumlah mata jaring.
jaring yang akan digunakan untuk Berdasarkan hasil kedua per-
membuat kantong jaring meng- hitungan tersebut memperoleh nilai
gunakan perhitungan sebagai yang tidak jauh berbeda. Langkah
berikut. Misalnya kantong jaring selanjutnya yang harus dilakukan
yang akan dibuat berukuran 7 × 7 × adalah memindahkan pola yang
2 m dengan ukuran mata jaring telah dibuat langsung ke jaring.
(mesh size) 2 inch (5,08 cm). Jaring tersebut dibentangkan dan
Berdasarkan hasil penelitian dibuat pola seperti Gambar 2.36.
panjang jaring akan berkurang
sebesar 30% dari semula. Maka

50
Gambar 2.36 Pola jaring

Sebagai acuan untuk melaku- kantong jaring terapung dapat dilihat


kan pemotongan jaring yang akan pada Tabel 2.4.
dipergunakan untuk membuat

Tabel 2.4. Perhitungan jumlah mata jaring yang harus dipotong dalam berbagai ukuran
kantong jaring dan mata jaring.

Ukuran Kantong Jaring Ukuran Mata Ukuran Kantong Jaring (p × l × t)


(p × l × t) (meter) jaring (inch) dalam Jumlah Mata Jaring

2×2×2 1 112 × 112 × 112


2 56 × 56 × 56
3×3×2 1 168 × 168 × 112
2 84 × 84 × 56
4×4×2 1 224 × 224 × 112
2 112 × 112 × 56
5×5×2 1 280 × 280 × 112
2 140 × 140 × 56

51
Ukuran Kantong Jaring Ukuran Mata Ukuran Kantong Jaring (p × l × t)
(p × l × t) (meter) jaring (inch) dalam Jumlah Mata Jaring
6×6×2 1 336 × 336 × 112
2 168 × 168 × 56
7×7×2 1 392 × 392 × 112
2 196 × 196 × 56
8×8×2 1 448 × 448 × 112
2 224 × 224 × 56
9×9×2 1 504 × 504 × 112
2 252 × 252 × 56
10 × 10 × 2 1 560 × 560 × 112
2 280 × 280 × 56

6. Pemberat Tali tambang ini mempunyai istilah lain


Pemberat yang digunakan yang disebut dengan tali ris. Panjang
biasanya terbuat dari batu atau tali ris adalah sekeliling dari kantong
timah yang masing-masing beratnya jaring terapung. Misalnya, kantong
antara 2–5 kg. Fungsi pemberat ini jaring terapung berukuran 7 × 7 × 2 m
agar jaring tetap simetris dan maka tali risnya 7m × 4 =28 m.
pemberat ini diletakkan pada setiap Dengan dikalikan empat karena
sudut kantong jaring terapung. kantong sisi jaring terapung adalah
empat sisi. Khusus untuk tali ris pada
7. Tali/tambang bagian atas sebaiknya dilebihkan 0,5
Tali/tambang yang digunakan m untuk setiap sudut. Jadi tali risnya
biasanya disesuaikan dengan mempunyai panjang 28 m + ( 4 × 0,5
kondisi perairan pada perairan m) = 30 m. Hal ini untuk memudahkan
tawar adalah tali plastik yang dalam melakukan aktivitas kegiatan
mempunyai diameter 5–10 mm, operasional pada saat melakukan
sedangkan pada perairan laut tali/ budi daya ikan.
tambang yang digunakan terbuat
dari nilon atau tambang yang kuat 2.3 Persiapan Wadah Budi
terhadap salinitas. Tali/tambang ini Daya
dipergunakan sebagai penahan
Setelah mengetahui bermacam-
jaring pada bagian atas dan bawah.
macam wadah budi daya ikan dan

52
mengetahui konstruksi wadah tersebut membunuh hama dan penyakit yang
maka langkah selanjutnya adalah ada di dalam kolam Gambar 2.37.
menyiapkan segalanya agar wadah
budi daya ikan tersebut dapat di-
pergunakan untuk kegiatan budi daya.
Dalam membudidayakan ikan dengan
menggunakan kolam yang biasanya
dilakukan untuk melakukan budi daya
ikan air tawar, harus dilakukan
persiapan kolam agar dapat diper-
Gambar 2.37 Pengeringan dasar kolam 2.
gunakan untuk membudidayakan ikan.
Persiapan kolam meliputi pengeringan 2. Perbaikan pematang
kolam, perbaikan pematang, peng- Perbaikan pematang bertujuan
olahan dasar kolam, perbaikan saluran untuk mencegah kebocoran kolam.
pemasukan dan pengeluaran air, Kebocoran kolam dapat diakibat-
pemupukan, dan pengapuran. kan oleh binatang air seperti belut,
kepiting, dan hewan air lainnya.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan Pematang bocor mengakibatkan air
tahapan-tahapan yang harus dilakukan kolam tidak stabil dan benih ikan
meliputi: banyak yang keluar kolam.
1. Pengeringan Perbaikan pematang ini hanya
Pengeringan dasar kolam dilakukan pada kolam tanah,
sangat dibutuhkan oleh ikan agar sedangkan pada kolam tembok
bakteri pembusuk yang dapat dilakukan perawatan dan pe-
menyebabkan ikan sakit, racun sisa ngecekan kebocoran pada setiap
dekomposisi selama budi daya bagian pematang.
terbuang. Pada kolam pemijahan 3. Pengolahan dasar kolam
pengeringan dasar kolam bertujuan Pengolahan dasar kolam
agar ikan dapat memijah karena dilakukan pada kolam tradisional
tanah yang dikeringkan dan dan kolam semi intensif di mana
diairi akan melepaskan bau tertentu dasar kolam berupa tanah.
yang disebut petrichor, selain Pengolahan dasar kolam dilakukan
itu pengeringan dasar kolam dapat dengan mencangkul dasar kolam

53
sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebut 4. Pengapuran
dibalik dan dibiarkan kering sampai Pengapuran dasar kolam
3–5 hari. Tujuan pengolahan dasar sebaiknya dilakukan setelah
kolam adalah mempercepat ber- pengolahan tanah. Pada saat tanah
langsungnya proses dekomposisi dibalikkan dan sambil menunggu
(penguraian) senyawa-senyawa kering tanah dasar, penebaran
organik dalam tanah sehingga kapur dapat dilakukan. Pengapuran
senyawa-senyawa yang beracun merupakan salah satu upaya untuk
yang terdapat di dasar kolam akan mempertahankan kestabilan ke-
menguap. Tanah yang baru di- asaman (pH) tanah dan air,
cangkul diratakan. Setelah dasar sekaligus memberantas hama
kolam rata, lalu dibuat saluran penyakit. Jenis kapur yang diguna-
ditengah kolam. Saluran ini disebut kan untuk pengapuran kolam ada
kemalir. Kemalir berfungsi untuk beberapa macam di antaranya
memudahkan pemanenan dan adalah kapur pertanian, yaitu
sebagai tempat berlindung benih kapur carbonat: CaCO 3 atau
ikan pada siang hari. Saluran [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/
pemasukan dan pengeluaran air kapur aktif (CaO).
dilengkapi dengan saringan. Kapur pertanian yang biasa
Tujuannya untuk menjaga agar tidak digunakan adalah kapur karbonat
ada hama yang masuk ke dalam yaitu kapur yang bahannya dari
kolam dan benih ikan budi daya batuan kapur tanpa lewat proses
yang ditebarkan tidak kabur atau pembakaran tapi langsung digiling.
keluar kolam (Gambar 2.38). Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit
dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya
lebih banyak mengandung karbonat,
magnesiumnya sedikit (CaCO3),
sedangkan dolomit bahan bakunya
banyak mengandung kalsium
karbonat dan magnesium karbonat
[CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakan
kapur karbonat yang dimanfaatkan
Gambar 2.38 Pengolahan tanah dasar
kolam untuk mengapur lahan bertanah

54
masam. Kapur tohor adalah kapur sedangkan bila kekurangan kapur
yang pembuatannya lewat proses dalam kolam akan menyebabkan
pembakaran. Kapur ini dikenal tanah dasar kolam menjadi masam.
dengan nama kapur sirih, bahannya Sebagai acuan dalam memberikan
adalah batuan tohor dari gunung dan kapur pada kolam budi daya ikan
kulit kerang. dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi
ada juga para petani menggunakan
Dosis kapur yang akan di- dosis kapur berkisar antara
tebarkan harus tepat ukurannya 100–200gram/m2 hal ini dilakukan
karena jika berlebihan kapur akan bergantung kepada keasaman
menyebabkan kolam tidak subur, tanah kolam.

Tabel 2.5 Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan macam kolam dengan
luas 100 meterpersegi

Jenis Tanah Jenis Tanah


Jenis Tanah Jenis Tanah
Macam Kolam Pasir Lumpur
Berpasir Berlumpur
Berlumpur Berpasir

Kolam baru 25 kg 30 kg 40 kg 60 kg
Kolam lama 15 kg 20 kg 30 kg 40 kg

5. Pemupukan adalah pupuk yang berasal dari


Pemupukan tanah dasar kolam kotoran ternak besar (sapi, kerbau,
bertujuan untuk meningkatkan kuda, dan lain-lain) atau kotoran
kesuburan kolam, memperbaiki unggas (ayam, itik, dan lain-lain)
struktur tanah dan menghambat yang telah dikeringkan. Sedangkan
peresapan air pada tanah-tanah pupuk buatan berupa bahan-bahan
yang porous serta menumbuhkan kimia yang dibuat manusia di pabrik
phytoplankton dan zooplankton yang pupuk yang berguna untuk me-
digunakan sebagai pakan alami nyuburkan tanah. Jenis pupuk
benih ikan. Jenis pupuk yang biasa buatan yang dapat digunakan
digunakan adalah pupuk kandang antara lain pupuk nitrogen (urea, ZA),
dan pupuk buatan. Pupuk kandang

55
pupuk phosphor (TSP), pupuk ka- atau disesuaikan dengan tingkat
lium (KCl) dan pupuk NPK yang kesuburan lahan.
merupakan gabungan dari ketiga 6. Pengairan
hara tunggal. Dosis pupuk kandang Kolam yang telah dikeringkan,
juga bergantung kepada kesuburan dikapur dan dipupuk tersebut lalu
kolam ikan, biasanya berkisar diairi agar pakan alami di kolam
antara 100–150 gram/m2 sedang- tersebut tumbuh dengan subur.
kan untuk kolam yang kurang Pengairan ini harus dilakukan
kesuburannya dapat ditebarkan minimal 4–7 hari sebelum larva/
kotoran ayam sebanyak 300–500 benih ikan ditebar ke dalam kolam
gr/m2 . Dosis yang digunakan untuk pemeliharaan agar pakan alami
pupuk buatan biasanya berkisar tumbuh dengan sempurna. Ketinggi-
antara 200–300 gram/m2. Kolam an air di kolam ikan ini bergantung
dapat juga dipupuk menggunakan, pada jenis kolam, untuk kolam
TSP dan Urea masing-masing pemijahan ketinggian air 0,75–1,00
sebanyak 10 gr/m 2 dan kapur m, kolam pemeliharaan 1–1,25 m
pertanian sebanyak 25–30 gr/ m2 (Gambar 2.39).

Gambar 2.39 Mengairi kolam

56
Wadah budi daya ikan (kolam) yang dihasilkan. Pengolahan dasar
yang sudah dipersiapkan dan siap kolam dengan cara membalik tanah
untuk dipergunakan sebagai wadah bagian dasar kolam yang di
untuk kegiatan budi daya. Agar lanjutkan dengan pengapuran dan
kolam yang dipergunakan senantiasa pemupukan. Pengolahan dasar
baik untuk kegiatan budi daya maka kolam bertujuan untuk meningkatkan
harus selalu dilakukan pengelolaan kesuburan dasar dan perairan
terhadap kolam budi daya baik kolam sebagai stok pakan alami
kolam pemeliharaan, pemijahan, bagi calon induk. Pemberian kapur
penetasan telur, dan lain sebagai- selain dapat membunuh hama dan
nya. Pada pengelolaan kolam yang parasit ikan juga dapat menaikan
akan dipergunakan sebagai wadah pH dasar kolam. Sedangkan pe-
pemeliharaan induk/calon induk mupukan bertujuan untuk memenuhi
sebaiknya mempunyai persyaratan kebutuhan unsur hara yang di-
yang sesuai dengan lingkungan perlukan fitoplankton sebagai
yang layak bagi kehidupan induk. makanan zooplankton maupun
ikan. Pemupukan dasar kolam
Hal-hal yang harus dilaksanakan dapat digunakan pupuk kandang,
dalam pengelolaan kolam induk ikan ini pupuk hijau, atau pupuk buatan.
sebagai berikut. Pemberian pupuk dapat dilakukan
dengan cara menyebarkan pupuk
1. Persiapan wadah
ke dasar kolam dan dilanjutkan
Wadah mempunyai pematang
dengan pemupukan susulan setelah
kokoh dan tidak bocor, pintu pe-
15 hari dengan cara memberikan
masukan, serta pintu pengeluaran
pupuk yang dibungkus dari karung
yang dipasang saringan. Adanya
plastik yang diberi lubang keci-kecil
saringan air ini baik pada pintu
sehingga pupuk akan terurai secara
pemasukan maupun pada pintu
perlahan.
pengeluaran, untuk menghindari
masuknya ikan liar, terutama ikan 2. Pengairan
predator yang dapat mengganggu Pengairan dimaksudkan untuk
proses pemijahan bahkan dapat menjaga kondisi lingkungan bagi
memangsa induk maupun larva induk sesuai dengan persyaratan

57
yang dibutuhkan yaitu perairan yang akan digunakan untuk budi daya
subur, cukup tersedia oksigen ikan harus dilakukan persiapan wadah
terlarut ( >5 ppm), CO2 (<10 ppm), sebelum dipergunakan untuk melaku-
NH3 ( <1 ppm). Untuk mendapatkan kan kegiatan budi daya. Persiapan
lingkungan yang demikian, maka wadah bertujuan untuk mengkondisikan
air kolam harus terus-menerus wadah agar dapat digunakan secara
mengalir sehingga tidak ada lagi efesien dan memenuhi persyaratan
penimbunan kotoran air akibat dari lingkungan yang optimal, sehingga ikan
sisa pakan atau sampah lainnya. dapat hidup dengan laju pertumbuhan
yang optimum. Persiapan bak budi
3. Pengendalian gulma air
daya ikan meliputi:
Tanaman air yang dapat meng-
ganggu lingkungan hidup ikan 1. Sanitasi wadah
antara lain eceng gondok dan Wadah yang akan digunakan
kiambang, bila populasinya banyak untuk budi daya ikan (bak) sebelum
sampai menutupi permukaan air, digunakan dibersihkan dari kotoran
maka proses difusi oksigen ke yang menempel, agar tidak terdapat
dalam air dan proses fotosintesis sisa-sisa kotoran yang dapat
phytoplankton dapat terganggu menyebabkan pembawa penyakit
sehingga oksigen terlarut akan Gambar 2.31). Bahan yang diguna-
menurun. Pengendalian gulma air ini kan untuk membersihkan wadah
dapat dilakukan dengan cara dan merupakan desinfektan antara
memberi saringan pada pintu lain Chlorin 200 ppm Malachite
pemasukan air dan pengendalian green 100 ppm, Formalin 25 ppm
gulma secara mekanis, yaitu dan alkohol 70%. Wadah yang akan
dengan cara mengambil /mencabut dipergunakan setelah disikat,
gulma yang ada di kolam. dibersihkan dan diberi desinfektan
Setelah semua langkah persiapan kemudian dibersihkan kembali dan
dilakukan maka kolam tersebut dapat wadah tersebut dibiarkan kering
digunakan untuk melakukan kegiatan udara agar bahan beracun tersebut
budi daya. telah hilang menguap. Setelah
Wadah budi daya ikan yang lainnya dilakukan sanitasi diisi dengan air
adalah bak tembok atau bak beton, bak untuk memeriksa kebocoran bak.

58
Gambar 2.40 Sanitasi bak budi daya

2. Perbaikan wadah plastik maka dapat digunakan


Sebelum wadah digunakan selotip tahan air untuk menutupi
dilakukan pemeriksaan apakah bak kebocoran wadah budi daya.
tersebut siap untuk digunakan untuk Setelah kerusakan diperbaiki maka
budi daya ikan. Pemeriksaan ber- bak harus dibiarkan beberapa hari
tujuan untuk mengetahui apakah bak agar bahan tersebut kering dan
yang akan digunakan mengalami tidak membahayakan ikan yang
kerusakan baik karena kebocoran akan dibudidayakan.
dasar dan dinding bak maupun
karena adanya kebocoran pada 3. Perbaikan instalasi udara
pipa pengeluaran dan pemasukan. Pada wadah budi daya ikan
Oleh karena itu kerusakan tersebut yang menggunakan bak biasanya
harus diperbaiki dahulu sebelum menggunakan alat bantu untuk
digunakan. Bahan untuk mem- meningkatkan kelarutan oksigen di
perbaiki kebocoran bak dapat dalam wadah budi daya dengan
berupa resin serat kaca untuk bak menggunakan aerator ataupun
yang terbuat dari serat fiber, semen blower. Oleh karena itu, harus
atau lem khusus untuk beton untuk dilakukan pemeriksaan terhadap
bak yang terbuat dari beton, bila bak peralatan tersebut. Instalasi udara
yang akan digunakan terbuat dari terdiri dari pompa udara, penyaring
udara, pipa penyalur, batu aerasi,

59
dan alat pengatur banyaknya aliran kan pintu pengeluarannya berupa
udara (kran). Peralatan ini sering pipa yang terbuat dari pipa PVC
mengalami kebocoran pada pipa dalam bentuk L atau lurus. Pintu
dan penyumbatan pada batu aerasi. pengeluaran air ini harus diperiksa
Ganti atau perbaiki peralatan yang apakah terjadi penyumbatan pada
rusak dan tidak berfungsi lagi. saluran pembuangannya.
Pompa udara merupakan alat yang
Persiapan wadah budi daya ikan
paling penting pada proses budi
yang menggunakan akuarium tidak jauh
daya ikan di bak karena banyaknya
berbeda dengan penggunaan bak.
pengudaraan pada air media
tergantung dari kekuatan pompa Pada wadah budi daya karamba
yang ada. Oleh karena itu, pompa jaring terapung wadah tersebut harus
yang telah lemah harus segera disiapkan sebelum digunakan dengan
diperbaiki, karena dapat berakibat beberapa tahap antara lain sebagai
fatal bagi ikan bila terhentinya aliran berikut.
udara dalam waktu lama.
1. Perbaikan kerangka
4. Perbaikan instalasi air Pemeriksaan terhadap kerangka
Pada budi daya ikan meng- yang digunakan dalam budi daya
gunakan wadah bak biasanya tidak ikan di karamba jaring terapung
mempunyai pipa pemasukan air harus dilakukan, karena masa pakai
seperti dikolam, pada bak pintu kerangka ini tidak bisa sepanjang
pemasukkan air merupakan kran air tahun. Masa pakai kerangka ini
yang dimasukkan ke dalam bak budi sangat bergantung pada bahan
daya. Sumber air yang digunakan yang digunakannya, ada beberapa
dapat berasal dari mata air atau dari macam bahan yang digunakan
sumur yang dipompakan ke bak- sebagai kerangka antara lain
bak melalui pipa pengaturan. adalah bambu, besi, stainless steel,
Kebocoran sering terjadi pada pipa atau papan. Setiap bahan tersebut
penyaluran dan kran pengatur aliran. mempunyai masa pakai yang
Air harus tetap tersedia karena berbeda. Oleh karena itu, harus
untuk keperluan pergantian air pada dilakukan perbaikan pada kerangka
media pemeliharaan ikan. Sedang- jarring apung yang sudah meng-

60
alami kerusakan agar wadah
tersebut dapat dipergunakan untuk
budi daya ikan.

2. Perbaikan jaring
Jaring yang akan digunakan
untuk budi daya ikan harus dilakkan
perbaikan dan pergantian jika telah
mengalami kerusakan. Perbaikan
jaring dapat dilakukan dengan
melakukan perajutan pada bagian
jarring yang rusak sedangkan pada
jaring yang sudah lapuk harus
diganti dengan jaring yang baru. Hal
ini dilakukan agar ikan yang
dibudidayakan tidak keluar dari
wadah budi daya. Pada kantong
jaring yang dipergunakan untuk budi
daya ikan sebelumnya biasanya
banyak terdapat hewan-hewan kecil
yang menempel pada kantong
jaring. Oleh karena itu, harus
dilakukan pembersihan dengan
cara menyikat kantong jaring dan
menjemurnya kembali setelah
dibersihkan agar hewan-hewan
kecil tersebut bersih dari jaring.

61
62
BAB III MEDIA BUDI DAYA IKAN

Media budi daya ikan merupakan produsen primer sebagai pendukung


suatu tempat hidup bagi ikan untuk kesuburan perairan. Oleh karena itu,
tumbuh dan berkembang yaitu air. Air kondisi perairan/air harus mampu
yang dapat digunakan sebagai budi menyiapkan kondisi yang baik, terutama
daya ikan harus mempunyai standar untuk tumbuhan tingkat rendah
kuantitas dan kualitas yang sesuai (Fitoplankton) dalam proses asimilasi
dengan persyaratan hidup ikan. Air yang sebagai sumber makanan hewan
dapat digunakan sebagai media hidup terutama ikan.
ikan harus dipelajari agar ikan sebagai Secara umum air sebagai
organisme air dapat dibudidayakan lingkungan hidup mempunyai sifat fisik,
sesuai kebutuhan manusia sebagai sifat kimia dan sifat biologi. Agar dapat
sumber bahan pangan yang bergizi dan melakukan pengelolaan kualitas air
relatif harganya murah. Air yang dapat dalam budi daya ikan maka harus
memenuhi kriteria yang baik untuk dipahami ketiga parameter kualitas
hewan dan tumbuhan tingkat rendah air yang sangat menentukan
yaitu plankton sebagai indikator paling keberhasilan suatu budi daya ikan.
mudah bahwa air tersebut dapat Dalam bab ini akan dibahas tentang
digunakan untuk budi daya ikan. Hal ini kuantitas air dalam hal ini sumber
dikarenakan organisme ini merupakan air yang dapat digunakan untuk
kegiatan budi daya, parameter kualitas

63
air yang akan sangat menentukan dalaman tertentu sampai diperoleh titik
keberhasilan suatu usaha budi daya sumber air yang akan keluar dan dapat
ikan dan bagaimana cara melakukan dipergunakan untuk kegiatan budi daya.
pengukuran terhadap parameter
kualitas air tersebut agar dapat selalu Air tanah memiliki kelebihan airnya
dipantau perubahan kualitas air dalam bersih, kekurangannya air tanah
wadah budi daya ikan. mempunyai kandungan oksigen yang
rendah, kadar karbon dioksida yang
3.1 Sumber Air tinggi dan kandungan besi yang relatif
tinggi. Solusinya dengan menggunakan
Sumber air yang dapat digunakan aerator/kincir air /blower pada air
untuk kegiatan budi daya ikan ada pemeliharaan dan yang utama air tanah
beberapa macam. Berdasarkan asal- tersebut harus diinapkan minimal
nya sumber air yang dapat digunakan semalam (12 jam) untuk meningkatkan
untuk kegiatan budi daya ikan dapat kadar oksigen terlarut, selain itu jika air
dikelompokkan menjadi dua yaitu air tanah mengalami kontak dengan udara
permukaan dan air tanah. Air per- akan mengalami proses oksigenasi
mukaan yaitu air hujan yang mengalami sehingga ion feri (besi) yang terdapat
limpasan/berakumulasi sementara di pada air tanah akan segera mengalami
tempat-tempat rendah misalnya: air pengendapan dan akan membentuk
sungai, waduk, danau, dan rawa. Selain warna kemerahan pada air. Air tanah
itu, air permukaan dapat juga didefinisi- mempunyai kandungan oksigen yang
kan sebagai air yang berada di sungai, rendah karena air ini pergerakannya di
danau, waduk, rawa dan badan air dalam tanah sangat lambat dan
lainnya yang tidak mengalami infiltrasi sangat dipengaruhi oleh porositas,
ke dalam. Sumber air permukaan permeabilitas dari lapisan tanah dan
tersebut sudah banyak dipergunakan pengisian kembali air. Jika sumber air
untuk kegiatan budi daya ikan. tanah ini dieksploitasi secara besar-
Sedangkan air tanah yaitu air hujan yang besaran maka jumlah air tanah akan
mengendap atau air yang berada di semakin berkurang. Air tanah berdasar-
bawah permukaan tanah. Air tanah kan kandungan salinitasnya merupakan
yang saat ini digunakan untuk kegiatan air tawar yang akan dipergunakan untuk
budi daya dapat diperoleh melalui cara budi daya ikan air tawar. Saat ini
pengeboran air tanah dengan ke- dibeberapa kota besar yang telah

64
banyak sekali terjadi pengeboran air ikan, pada air tawar dipergunakan untuk
tanah secara besar-besaran maka membudidayakan ikan air tawar, pada
kadar salinitas dari air tanah ini air payau dipergunakan untuk membudi-
mengalami perubahan karena telah dayakan ikan air payau dan air laut
tercemar dengan air laut. Oleh karena untuk membudidayakan ikan air laut. Air
itu, sumber air yang biasa digunakan di permukaan ini dapat diklasifikasikan
kota besar adalah air yang berasal dari berdasarkan lamanya terakumulasi
PAM. Air PAM ini berasal dari sumber dalam suatu tempat dibagi menjadi dua
air permukaan dan mengalami proses yaitu perairan tergenang (Lentik) antara
tertentu sampai diperoleh kualitas air lain adalah danau, waduk, dan situ , yang
sesuai baku mutu yang diinginkan. kedua perairan mengalir (Lotik) antara
Sumber air tersebut dapat diperguna- lain sungai, saluran irigasi, dan air laut.
kan untuk budi daya ikan air tawar
karena memiliki kandungan oksigen Air yang berasal dari danau, waduk
yang cukup dan pH yang stabil. dan situ merupakan sumber air tawar
Kekurangan air PAM ini biasanya yang banyak digunakan oleh kegiatan
mengandung klorin/kaporit yang cukup budi daya ikan dengan metode budi
tinggi dan solusinya sama seperti pada daya di perairan umum yaitu karamba
air tanah cukup dilakukan pengendapan jaring apung. Pada perairan tergenang
air pada wadah terpisah minimal yang perlu diperhatikan adalah terjadi-
semalam yaitu 12 jam. nya stratifikasi secara vertikal yang
diakibatkan oleh perbedaan intensitas
Air permukaan yang dapat diguna- cahaya dan perbedaan suhu secara
kan untuk kegiatan budi daya ikan vertikal pada kolom air. Air yang
berdasarkan kadar garamnya (salinitas) digunakan untuk kegiatan budi daya
dibagi menjadi tiga yaitu air tawar, air ikan yang berasal dari air mengalir dan
payau, dan air laut. Air tawar adalah air banyak dipergunakan oleh masyarakat
yang memiliki kadar garam (salinitas) adalah air sungai untuk budi daya ikan
antara 0–5 ppt. Air payau adalah air air tawar dan air laut untuk budi daya ikan
yang memiliki kadar garam (salinitas) air laut. Air sungai merupakan sumber
antara 6–29 ppt. Air laut adalah air yang air yang murah dan tidak memerlukan
memiliki kadar garam (salinitas) antara biaya tetapi sumber air ini memiliki
30–35 ppt. Ketiga air ini dapat kandungan lumpur yang cukup tinggi,
dipergunakan untuk kegiatan budi daya sehingga dalam pemakaiannya sebaik-

65
nya dimasukkan terlebih dahulu pada jumlah air yang mengalir dalam saluran
bak pengendapan. Keuntungan sumber yang dinyatakan dengan ukuran liter
air ini adalah mempunyai kandungan perdetik. Debit air saluran dapat diukur
oksigen yang cukup tinggi. dengan cara langsung maupun secara
tidak langsung. Pengukuran debit air
Pemilihan dari berbagai macam secara langsung dilakukan dengan
sumber air tersebut sangat bergantung menggunakan sekat ukur. Sedangkan
kepada lokasi di mana budi daya ikan pengukuran debit air secara tidak
tawar akan dilakukan, kuantitas dan langsung dilakukan dengan cara
kualitas air yang terdapat pada sumber menentukan rata-rata luas penampang
air tersebut. Walaupun sumber air basah saluran dikalikan dengan ke-
tersebut berasal dari alam harus cepatan aliran air rata-rata. Pengukuran
diperhatikan juga tentang kontinuitas secara tidak langsung inilah yang
ketersediaan air tersebut untuk kegiatan banyak digunakan oleh para pembudi-
budi daya. Pada kegiatan budi daya daya ikan di lapangan karena relatif
ikan jumlah air yang dibutuhkan tidak mudah dilakukan.
sedikit harus tersedia secara terus-
menerus. Jumlah air yang diperlukan 3.2 Parameter Kualitas Air
untuk mengairi wadah budi daya ikan 3.2.1 Sifat fisik
harus cukup dan tersedia sepanjang
3.2.1.1 Kepadatan (density/berat
tahun karena dengan melakukan budi jenis)
daya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pangan manusia. Untuk Pada suhu 4° C (3,95° C ) air murni
mengetahui kebutuhan air pada wadah mempunyai kepadatan yang maksimum
budi daya ikan dapat dilakukan yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air
perhitungan jumlah persediaan air naik, lebih tinggi dari 4° C kepadatan/
sumber. Salah satu cara untuk me- berat jenisnya akan turun, demikian juga
ngetahui jumlah air yang diperlukan kalau suhunya lebih rendah dari 4° C.
pada kegiatan budi daya adalah dengan Sifat air yang demikian itu, maka akan
mengetahui, ,jumlah air pada saluran terjadi pelapisan-pelapisan suhu air
sepanjang tahun. Jumlah air yang dapat pada danau atau perairan dalam, yaitu
dipergunakan untuk kegiatan budi daya pada lapisan dalam suatu perairan suhu
dapat diketahui dengan mengukur debit air makin rendah dibanding pada
air saluran. Debit air saluran merupakan permukaan air. Akan tetapi bila

66
air membeku jadi es, es tersebut akan aliran air ini adalah terutama aliran air
terapung. Akibat dari sifat tersebut akan yang vertikal sering menimbulkan
menimbulkan pergolakan/perpindahan ”upwalling” pada danau-danau sehingga
massa air dalam perairan tersebut, baik menyebabkan keracunan dan kematian
secara vertikal maupun horizontal. Sifat ikan secara masal. Hal ini disebabkan
air ini mengakibatkan pada perairan di kondisi air yang anaerob (oksigen
daerah yang beriklim dingin yang rendah) dan zat-zat beracun dari dasar
membeku perairannya hanya pada perairan akan naik kepermukaan air.
bagian atasnya saja sedangkan pada
bagian bawahnya masih berupa cairan 3.2.1.2 Kekentalan (Viscosity)
sehingga kehidupan organisme akuatik Molekul-molekul air mempunyai
masih tetap berlangsung. Selain itu daya saling tarik-menarik, kalau daya
keuntungan adanya gerakan air ini dapat saling tarik-menarik tersebut mengalami
mendistribusikan/menyebarkan berbagai gangguan karena adanya benda yang
zat ke seluruh perairan, sebagai sumber bergerak dalam air seperti benda
mineral bagi fitoplankton dan fitoplankton tenggelam, maka akan timbul gesekan-
sebagai makanan ikan maupun hewan gesekan yang disebut dengan
air lainnya. Dasar perairan adalah ”gesekan intern dalam air”/Viscosity.
merupakan akumulasi pengendapan
mineral-mineral yang merupakan Menurut kesepakatan para ahli
persediaan ”nutrient” yang akan di- fisika, pada suhu 0° C, kekentalan air
manfaatkan oleh makhluk hidup (yang murni mempunyai nilai yang terbesar,
pada umumnya tinggal di daerah per- dan ditandai dengan angka 100. Makin
mukaan air karena mendapatkan sinar naik suhunya, makin berkurang
matahari yang cukup). Pada perairan kekentalannya. Setiap kenaikan suhu
yang oligotrof (cukup banyak me- 1° C terjadi penurunan viscosity 2%,
ngandung mineral), aliran vertikal tidak hingga pada suhu 25° C viscositas turun
banyak membawa keberuntungan, justru menjadi setengahnya dari nilai
sebaliknya dapat mengendapkan min- viscosity pada suhu 0° C. Viscosity ini
eral-mineral yang datang dari tempat lain akan berpengaruh terhadap proses
kedasar perairan, mineral-mineral pengendapan jasad renik (plankton),
tersebut akan di absorbsi oleh dasar zat-zat dan benda-benda yang me-
perairan. Sedangkan kerugian adanya layang di dalam air.

67
3.2.1.3 Tegangan permukaan dari pada perairan yang dalam.
Sedangkan organisme memerlukan
Molekul-molekul air mempunyai
suhu yang stabil atau fluktuasi suhu yang
daya saling tarik-menarik terhadap
rendah. Agar suhu air suatu perairan
molekul-molekul yang ada. Dalam
berfluktuasi rendah maka perlu adanya
fase cair daya tarik-menarik masih
penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai
sedemikian besarnya, sehingga
secara sifat alam antara lain sebagai
molekul-molekul zat cair masih mem-
berikut.
punyai daya ”Kohesi”.
• Penyerapan (absorbsi) panas
Daya tarik menarik molekul air ini
matahari pada bagian permukaan
terjadi kesegala penjuru, sedang di
air.
permukaan hanya terjadi gaya tarik
• Angin, sebagai penggerak per-
menarik ke samping dan ke dalam saja
mindahan massa air.
dan sifat itu yang menyebabkan
timbulnya tegangan permukaan. Akibat • Aliran vertikal dari air itu sendiri,
adanya tegangan permukaan, maka terjadi bila disuatu perairan (danau)
binatang dan tumbuhan yang ringan, terdapat lapisan suhu air yaitu
seperti kimbung akar dapat berjalan di lapisan air yang bersuhu rendah
atas permukaan air, ada juga akan turun mendesak lapisan air
plankton yang menggantung di bawah yang bersuhu tinggi naik ke-
permukaan air. permukaan perairan. Selain itu,
suhu air sangat berpengaruh
3.2.1.4 Suhu air terhadap jumlah oksigen terlarut di
dalam air. Jika suhu tinggi, air akan
Air sebagai lingkungan hidup
lebih lekas jenuh dengan oksigen
organisme air relatif tidak begitu banyak
dibanding dengan suhunya rendah.
mengalami fluktuasi suhu dibandingkan
Suhu air pada suatu perairan dapat
dengan udara, hal ini disebabkan panas
dipengaruhi oleh musim, lintang (lati-
jenis air lebih tinggi daripada udara.
tude), ketinggian dari permukaan
Artinya untuk naik 1° C, setiap satuan
laut (altitude), waktu dalam satu hari,
volume air memerlukan sejumlah panas
penutupan awan, aliran dan
yang lebih banyak dari pada udara.
kedalaman air. Peningkatan suhu air
Pada perairan dangkal akan menunjuk-
kan fluktuasi suhu air yang lebih besar

68
mengakibatkan peningkatan Pada perairan yang tergenang yang
viskositas, reaksi kimia, evaporasi mempunyai kedalaman air minimal
dan volatisasi serta penurunan 1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan
kelarutan gas dalam air seperti O2, (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi
CO2, N2, CH4, dan sebagainya. karena suhu permukaan air lebih tinggi
Kisaran suhu air yang sangat dibanding dengan suhu air dibagian
diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom
pada perairan tropis dapat berlangsung air dikelompokkan menjadi tiga yaitu
berkisar antara 25° C – 32° C. Kisaran pertama lapisan epilimnion yaitu lapisan
suhu tersebut biasanya berlaku di sebelah atas perairan yang hangat
Indonesia sebagai salah satu negara dengan penurunan suhu relatif kecil (dari
tropis sehingga sangat menguntungkan 32° C menjadi 28° C). Lapisan kedua
untuk melakukan kegiatan budi daya disebut dengan lapisan termoklin yaitu
ikan. Suhu air sangat berpengaruh lapisan tengah yang mempunyai
terhadap proses kimia, fisika dan penurunan suhu sangat tajam (dari 28° C
biologi di dalam perairan, sehingga menjadi 21° C). Lapisan ketiga disebut
dengan perubahan suhu pada suatu lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling
perairan akan mengakibatkan berubah- bawah di mana pada lapisan ini
nya semua proses di dalam perairan. perbedaan suhu sangat kecil relatif
Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena
maka kelarutan oksigen akan ber- masuknya panas dari cahaya matahari ke
kurang. Dari hasil penelitian diketahui dalam kolom air yang mengakibatkan
bahwa peningkatan 10° C suhu perair- terjadinya gradien suhu yang vertikal. Pada
an mengakibatkan meningkatnya kolam yang kedalaman airnya kurang
konsumsi oksigen oleh organisme dari 2 meter biasanya terjadi stratifikasi
akuatik sekitar 2–3 kali lipat, sehingga suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen oleh organisme bagi para pembudidaya ikan yang
akuatik itu berkurang. Suhu air yang melakukan kegiatan budi daya ikan
ideal bagi organisme air yang kedalaman air tidak boleh lebih dari 2
dibudidayakan sebaiknya adalah tidak meter. Selain itu untuk memecah
terjadi perbedaan suhu 58 yang stratifikasi suhu pada wadah budi daya
mencolok antara siang dan malam ikan diperlukan suatu alat bantu dengan
(tidak lebih dari 5° C). menggunakan aerator/blower/ kincir air.

69
Berdasarkan hasil penelitian suhu pakan yang diberikan selama ber-
air sangat berpengaruh terhadap langsung kegiatan budi daya. Respon
respon ikan dalam mengkonsumsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan pada ikan

Suhu Air (°C) Respon Konsumsi Pakan

Mendekati 0 Kondisi kritis minimal


8 – 10 Tidak ada respon terhadap pemberian
pakan
15 Pemberian pakan berkurang
22 50% optimum
28 – 30 Pemberian pakan optimum
33 50% optimum
35 Pemberian pakan berkurang
36 – 38 Tidak respon terhadap pemberian
pakan
38 – 42 Kondisi kritis minimal

Sumber : Tucker and Hargreaves (2004)

3.2.1.5 Kecerahan dan kekeruhan daya tembus cahaya ke dalam air


air sangat menentukan tingkat kesuburan
air. Dengan diketahuinya intensitas
Kecerahan dan kekeruhan air dalam cahaya pada berbagai kedalaman
suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah tertentu, kita dapat mengetahui sampai
cahaya matahari yang masuk ke dalam di manakah masih ada kemungkinan
perairan atau disebut juga dengan terjadinya proses asimilasi di dalam
intensitas cahaya matahari. Cahaya air. Kecerahan merupakan ukuran
matahari di dalam air berfungsi transparansi perairan dan pengukuran
terutama untuk kegiatan asimilasi fito/ cahaya sinar matahari di dalam air
tanaman di dalam air,. Oleh karena itu, dapat dilakukan dengan menggunakan

70
lempengan/kepingan Secchi disk. Faktor-faktor ini dapat menimbulkan
Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu warna dalam air. Pengukuran kekeruhan
perairan dengan alat tersebut adalah suatu perairan dapat dilakukan dengan
satuan meter. Jumlah cahaya yang menggunakan alat yang disebut dengan
diterima oleh phytoplankton diperairan Jackson Candler Turbidimeter dengan
asli bergantung pada intensitas cahaya satuan unit turbiditas setara dengan
matahari yang masuk ke dalam per- 1 mg/l SiO2. Satu unit turbiditas Jackson
mukaan air dan daya perambatan Candler Turbidimeter dinyatakan dengan
cahaya di dalam air. Masuknya cahaya satuan 1 JTU (Jackson Turbidity Unit).
matahari ke dalam air dipengaruhi Air yang dapat digunakan untuk budi
juga oleh kekeruhan air (turbidity). daya ikan selain harus jernih tetapi tetap
Sedangkan kekeruhan menggambar- terdapat plankton. Air yang sangat keruh
kan tentang sifat optik yang ditentukan tidak dapat digunakan untuk kegiatan
berdasarkan banyaknya cahaya yang budi daya ikan, karena air yang keruh
diserap dan dipancarkan oleh bahan- dapat menyebabkan:
bahan yang terdapat di dalam perairan. a. rendahnya kemampuan daya ikat
Definisi yang sangat mudah adalah oksigen;
kekeruhan merupakan banyaknya zat b. berkurangnya batas pandang ikan;
yang tersuspensi pada suatu perairan. c. selera makan ikan berkurang,
Hal ini menyebabkan hamburan dan sehingga efisiensi pakan rendah;
absorbsi cahaya yang datang sehingga serta
kekeruhan menyebabkan terhalangnya d. ikan sulit bernafas karena insangnya
cahaya yang menembus air. Faktor- tertutup oleh partikel- partikel lumpur.
faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang di- 3.2.1.6 Salinitas
suspensikan (seperti lumpur dsb).
Salinitas adalah konsentrasi dari
b. Jasad-jasad renik yang merupakan total ion yang terdapat di dalam
plankton. perairan. Pengertian salinitas yang
c. Warna air (yang antara lain sangat mudah dipahami adalah jumlah
ditimbulkan oleh zat-zat koloid kadar garam yang terdapat pada suatu
berasal dari daun-daun tumbuhan perairan. Hal ini dikarenakan salinitas
yang terektrak). ini merupakan gambaran tentang

71
padatan total di dalam air setelah ikan disebut dengan oksigen terlarut.
semua karbonat dikonversi menjadi Oksigen terlarut adalah oksigen dalam
oksida, semua bromida dan iodida bentuk terlarut di dalam air karena ikan
digantikan oleh chlorida dan semua tidak dapat mengambil oksigen dalam
bahan organik telah dioksidasi. perairan dari difusi langsung dengan
Pengertian salinitas yang lainnya adalah udara. Satuan pengukuran oksigen
jumlah segala macam garam yang terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah
terdapat dalam 1.000 gr air contoh. mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air
Garam-garam yang ada di air payau atau dalam satuan internasional
atau air laut pada umumnya adalah Na, dinyatakan ppm (part per million). Air
Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan mengandung oksigen dalam jumlah
rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lain- yang tertentu, tergantung dari kondisi air
lain. Salinitas dapat dilakukan peng- itu sendiri, beberapa proses yang
ukuran dengan menggunakan alat yang menyebabkan masuknya oksigen ke
disebut dengan Refraktometer atau dalam air yaitu:
salinometer. Satuan untuk pengukuran
salinitas adalah satuan gram per 1. Diffusi oksigen dari udara ke dalam
kilogram (ppt) atau promil (‰). Nilai air melalui permukannya, yang
salinitas untuk perairan tawar biasanya terjadi karena adanya gerakan
berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau molekul-molekul udara yang tidak
biasanya berkisar antara 6–29 ppt dan berurutan karena terjadi benturan
perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. dengan molekul air sehingga
O2 terikat di dalam air. Proses diffusi
3.2.2 Sifat kimia ini akan selalu terjadi bila pergerakan
3.2.2.1 Oksigen air yang mampu mengguncang
oksigen, karena kandungan O 2
Semua makhluk hidup untuk hidup
di dalam udara jauh lebih banyak.
sangat membutuhkan oksigen sebagai
Menurut penelitian, air murni
faktor penting bagi pernafasan. Ikan
1000 cc pada suhu kamar me-
sebagai salah satu jenis organisme air
ngandung 7 cc O2, sedangkan udara
juga membutuhkan oksigen agar proses
murni suhu pada kamar me-
metabolisme dalam tubuhnya ber-
ngundang 210 cc O2. Dari gambaran
langsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh

72
tersebut, maka air relatif mudah sehingga penambahan oksigen
melepaskan O 2 ke udara. Dari lebih lanjut tidak akan me-
imbangan tersebut di atas dapat di ningkatkan oksigen terlarut
tarik kesimpulan sebagai berikut. dalam air. Dalam kegiatan budi
daya ikan sifat tersebut penting
• Tercapainya imbangan O2 di air artinya, terutama dalam peng-
dan di udara, tergantung dari angkutan ikan hidup, pe-
jumlah molekul-molekul zat meliharaan ikan di akuarium,
(garam-garam) yang larut di atau pemeliharaan ikan secara
dalam air (dalam satuan- satuan tertutup pada Recyle Sistem.
tertentu), sebab jumlah tersebut Pada pengangkutan ikan
yang menentukan kemungkinan sebaiknya dilakukan pada pagi/
terbentuknya molekul-molekul sore hari waktu suhu udara
dan menentukan pula jumlah masih relatif rendah, sehingga
banyaknya molekul-molekul gas goncangan airnya yang terjadi
yang meninggalkan air lagi. Air akan mampu meningkatkan
yang mengandung garam- difusi O2 ke dalam air. Pada
garam pada kadar O 2 yang pemeliharaan ikan di akuarium
rendah saja sudah dapat atau pada tempat yang ter-
seimbang dengan udara lebih batas, pemberian lampu, yang
cepat, bila di bandingkan mengakibatkan suhu air
dengan air suling. meningkat, akan menurunkan
• Kemungkinan bertubrukan kemampuan air mengikat.
molekul air di tentukan oleh suhu
air. Makin tinggi suhu air, makin 2. Di perairan umum, pemasukan
rendah jumlah oksigen yang oksigen ke dalam air terjadi karena
dapat di kandung/di ikat oleh air. air yang masuk sudah mengandung
Artinya: jika suhu air tinggi, maka oksigen, kecuali itu dengan aliran
air itu dengan kadar oksigen air, mengakibatkan gerakan air yang
yang rendah saja sudah dapat mampu mendorong terjadinya
seimbang dengan udara, proses difusi oksigen dari udara ke
dalam air.

73
3. Hujan yang jatuh, secara tidak • Proses pernafasan binatang
langsung akan meningkatkan O2 di dan tanaman air.
dalam air, pertama suhu air akan • Proses pembongkaran (me-
turun, sehingga kemampuan air netralisasi) bahan-bahan
mengikat oksigen meningkat, organik.
selanjutnya bila volume air • Dasar perairan yang bersifat
bertambah dari gerakan air, akibat mereduksi, dasar demikian
jatuhnya air hujan akan mampu hanya dapat ditumbuhi bakteri
meningkatkan O2 di dalam air. yang anaerob saja, yang dapat
menimbulkan hasil pem-
4. Proses Asimilasi tumbuh- tumbuh- bakaran.
an. Tanaman air yang seluruh
batangnya ada di dalam air di waktu Menurut Brown (1987) peningkatan
siang akan melakukan proses suhu 1° C akan meningkatkan konsumsi
asimilasi, dan akan menambah O2 oksigen sekitar 10%. Hubungan antara
di dalam air. Sedangkan pada oksigen terlarut dan suhu dapat dilihat
malam hari tanaman tersebut pada Tabel 3.2 yang menggambarkan
menggunakan O2 yang ada di dalam bahwa semakin tinggi suhu, kelarutan
air. Pengambilan air O2 di dalam air oksigen semakin berkurang.
disebabkan oleh:

74
Tabel 3.2 Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu pada tekanan udara
760 mm Hg (Cole, 1983)

Kadar Kadar Kadar


Oksigen Oksigen Oksigen
Suhu (°C) Suhu (°C) Suhu (°C)
Terlarut Terlarut Terlarut
(mg/l) (mg/l) (mg/l)

0 14,62 14 10,31 28 7,83


1 14,22 15 10,08 29 7,69
2 13,83 16 9,87 30 7,56
3 13,46 17 9,66 31 7,43
4 13,11 18 9,47 32 7,30
5 12,77 19 9,28 33 7,18
6 12,45 20 9,09 34 7,06
7 12,14 21 8,91 35 6,95
8 11,84 22 8,74 36 6,84
9 11,56 23 8,58 37 6,73
10 11,29 24 8,42 38 6,62
11 11,03 25 8,26 39 6,51
12 10,78 26 8,11 40 6,41
13 10,54 27 7,97

Kadar oksigen terlarut dalam suatu satu parameter kimia yang sangat
wadah budi daya ikan sebaiknya menentukan dalam kegiatan budi daya
berkisar antara 7–9 ppm. Konsentrasi ikan. Karbon dioksida yang dianalisis
oksigen terlarut ini sangat menentukan dalam kegiatan budi daya adalah
dalam akuakultur. Kadar oksigen terlarut karbon dioksida dalam bentuk gas yang
dalam wadah budi daya ikan dapat terkandung di dalam air. Gas CO 2
ditentukan dengan dua cara yaitu memegang peranan sebagai unsur
dengan cara titrasi atau dengan makanan bagi semua tumbuhan yang
menggunakan alat ukur yang disebut mempunyai chlorophil, baik tumbuh-
dengan DO meter (Dissolved Oxygen). tumbuhan renik maupun tumbuhan
tingkat tinggi. Sumber gas CO 2 di
3.2.2.2 Karbon dioksida dalam air adalah hasil pernafasan oleh
Karbon dioksida merupakan salah binatang-binatang air dan tumbuh-
tumbuhan serta pembakaran bahan

75
organik di dalam air oleh jasad renik. 3.2.2.3 pH Air
Bagian air yang banyak mengandung pH (singkatan dari ”puisance negatif
CO2 adalah didasar perairan, karena di de H”), yaitu logaritma negatif dari
tempat itu terjadi proses pembakaran kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam
bahan organik yang cukup banyak. suatu perairan dan mempunyai pengaruh
Untuk kegiatan asimilasi bagi tumbuh- besar terhadap kehidupan organisme
tumbuhan, jumlah CO2 harus cukup, perairan, sehingga pH perairan dipakai
tetapi bila jumlah CO2 melampaui batas sebagai salah satu untuk menyatakan
akan kritis bagi kehidupan binatang- baik buruknya sesuatu perairan. Pada
binatang air. Pengaruh CO2 yang terlalu perairan perkolaman pH air mempunyai
banyak tidak saja terhadap perubahan arti yang cukup penting untuk mendeteksi
pH air, tetapi juga bersifat racun. potensi produktifitas kolam. Air yang
Dengan meningkatnya CO2, maka O2 agak basa, dapat mendorong proses
dalam air juga ikut menurun, sehingga pembongkaran bahan organik dalam
pada level tertentu akan berbahaya bagi 64 air menjadi mineral-mineral yang
kehidupan binatang air. Kadar CO2 yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh-
bebas di dalam air tidak boleh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
mencapai batas yang mematikan (le- Pada perairan yang tidak mengandung
thal), pada kadar 20 ppm sudah bahan organik dengan cukup, maka
merupakan racun bagi ikan dan mineral dalam air tidak akan ditemukan.
mematikan ikan jika kelarutan oksigen Andaikata ke dalam kolam itu kemudian
di dalam air kurang dari 5 ppm (5 mg/l). kita bubuhkan bahan organik seperti
CO2 yang digunakan oleh organisme pupuk kandang, pupuk hijau, dan
dalam air, mula-mula adalah CO 2 sebagainya dengan cukup, tetapi
bebas, bila yang bebas sudah habis, air kurang mengandung garam-garam
akan melepaskan CO2 yang terikat bikarbonat yang dapat melepaskan
dalam bentuk Calsium bikarbonat kationnya, maka mineral-mineral yang
maupun Magnesium bikarbonat. Air mungkin terlepas juga tidak akan lama
yang banyak mengandung persediaan berada di dalam air itu. Untuk mencipta-
Calsium atau Magnesium bikarbonat kan lingkungan air yang bagus, pH air
dalam jumlah yang cukup, mempunyai itu sendiri harus mantap dulu (tidak
kapasitas produksi yang baik. banyak terjadi pergoncangan pH air).
Ikan rawa seperti sepat siam

76
(Tricogaster pectoralis), sepat jawa tanahnya yang dapat menentukan
(Tricogaster tericopterus ) dan ikan kesuburan suatu perairan. Nilai pH
gabus dapat hidup pada lingkungan pH asam tidak baik untuk budi daya ikan di
air 4–9, untuk ikan lunjar kesan pH 5–8 mana produksi ikan dalam suatu
,ikan karper (Cyprinus carpio) dan perairan akan rendah. Pada pH netral
gurami, tidak dapat hidup pada pH sangat baik untuk kegiatan budi daya
4–6, tapi pH idealnya 7,2. Klasifikasi ikan, biasanyaberkisar antara 7–8,
nilai pH dapat dikelompokkan menjadi sedangkan pada pH basa juga tidak
tiga yaitu: baik untuk kegiatan budi daya.
• Netral : pH = 7, Pengaruh pH pada perairan dapat
• Alkalis (basa) : 7 < pH < 14, berakibat terhadap komunitas biologi
• Asam : 0 < pH < 7. perairan, untuk jelasnya dapat dilihat
Derajat keasaman suatu kolam ikan pada Tabel 3.3.
sangat dipengaruhi oleh keadaan

Tabel 3.3 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan (Effendi, 2000)

Nilai pH Pengaruh Umum

• Keanekaragaman plankton dan benthos mengalami


6,0–6,5 sedikit penurunan.
• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tak
mengalami perubahan.

• Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos


semakin nampak.
5,5–6,0 • Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih
belum mengalami perubahan berarti.
• Algae hijau berfilamen mulai nampak pada zona
literal.

• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis


plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.
5,0–5,5 • Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton
dan benthos.
• Algae hijau berfilamen semakin banyak.
• Proses nitrifikasi terhambat.

77
Nilai pH Pengaruh Umum

• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis


plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.
4,5–5,0 • Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplank-
ton dan benthos.
• Algae hijau berfilamen semakin banyak.
• Proses nitrifikasi terhambat.

Air kolam yang pH nya bergoncang sehingga pH yang sedianya akan turun
antara 4,5–6,5 masih dapat diperbaiki dapat dicegah. Dengan demikian waktu
dengan menambahkan kapur dalam pengangkutan ikan dapat diupayakan
jumlah yang cukup. Agar pH nya dapat lebih panjang. Metode penentuan pH air
dinaikan menjadi 8,0 supaya pengaruh dapat menggunakan alat pH meter atau
OH yang rendah bisa ditiadakan. Pada dengan menggunakan kertas indikator
umumnya pada pagi hari, waktu air pH. Diperairan asli, pergoncangan pH
banyak mengandung CO 2 , pH air dari yang tinggi ke pH rendah dapat
rendah, pada waktu sore hari air disanggah oleh unsur calsium yang
kehabisan CO2 untuk asimilasi pH air terdapat dalam air asli itu sendiri.
menjadi tinggi. Kondisi pH ini akan Apabila suatu perairan kadar calsium
sangat penting artinya pada peng- dalam bentuk Ca(HCO3)2 cukup tinggi,
angkutan ikan hidup secara tertutup maka daya menyanggah air terhadap
dengan pemberian gas O 2 . Pada pergoncangan pH menjadi besar.
pengangkutan ikan hidup secara Unsur Ca di dalam air membentuk dua
terbuka, kelebihan CO2 hasil pernafasan macam senyawa yaitu:
ikan yang diangkut tidak jadi masalah, 1. Senyawa kalsium carbonat
sebab CO 2 itu senantiasa masih (CaCO3) yang tidak dapat larut
berkesempatan menjadi seimbang 2. Senyawa kalsium bicarbonat atau
dengan udara terbuka di atasnya, kalsium hidrogen karbonat
sehingga penurunan pH air tidak akan (Ca(HCO3)2) yang dapat larut dalam
terlalu buruk bagi ikan. Pada peng- air.
angkutan tertutup upaya mencegah
penurunan pH air dapat ditambahkan Faktor yang menentukan besar
larutan buffer seperti Na 2 HPO 4 , kecilnya kemampuan penyanggah

78
pergoncangan asam (pH) adalah Sehingga jumlah CO2 bebasnya akan
banyaknya Ca (HCO3)2 di dalam air. berkurang, akibatnya pH air mempunyai
kecenderungan untuk naik, sehingga
Proses terjadinya penyanggahan
kecenderungan pH untuk turun dapat
asam di dalam air adalah sebagai
disanggah.
berikut. Kalau dalam suatu perairan,
CO2 terambil, maka mula-mula pH air Proses imbangan pH dapat ditulis-
akan naik, akan tetapi pada saat yang kan dengan reaksi sebagai berikut.
bersamaan Ca(HCO3) 2 yang larut
Ca (HCO3)2 R CaCO3 + CO2 + H2O
dalam air itu akan pecah menurut
persamaan sebagai berikut. Jadi jumlah Ca (HCO 3) 2 dalam air
merupakan salah satu unsur dari baik
Ca (HCO3)2 R Ca CO3 + H2O + CO2
buruknya perairan sebagai lingkungan
Sehingga dalam air itu terjadi pem- hidup.
bentukan CO2 yang baru, selanjutnya pH
air mempunyai kecenderungan untuk
3.2.2.4 Bahan organik dan garam
turun lagi. Berdasarkan proses tersebut
mineral dalam air
di atas, kadar Ca yang terkandung
dalam air menjadi berkurang. Kalcium Mineral merupakan salah satu unsur
bikarbonat yang terbentuk pada kimia yang selalu ada dalam suatu
pemecahan itu akan mengendap berupa perairan, beberapa jenis mineral
endapan putih di dasar perairan, antara lain Kalsium (Ca), Pospor (P),
pada daun-daun tanaman air, dan Magnesium (Mg), Potassium (K),
sebagainya. Sebaliknya, apabila Sodium (Na), Sulphur (S), zat besi (Fe),
terbentuk gas CO2 yang banyak di Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn),
dalam air maka mula-mula pH air Florin (F), Yodium (I) dan Nikel (Ni).
mempunyai kecenderungan untuk turun Diperairan umum mineral yang diperlu-
akan tetapi dengan segera gas CO2 kan oleh phytoplakton senantiasa
yang berkeliaran bebas itu akan diikat diperoleh dari pembongkaran bahan-
oleh CaCO3 yang sulit larut dalam air bahan organik sisa dari tumbuhan dan
tadi. Menurut persamaan reaksi: binatang yang sudah mati. Di alam
CaCO + CO2 + H2O o Ca (HCO3)2 mineral tersebut berasal dari air yang
masuk, atau adanya penambahan

79
pupuk buatan. Pembongkaran bahan hidrogen sulfida (H2S) dan ditandai bau
organik dilakukan oleh jasad renik yang busuk, air berwarna kehitaman. Gas itu
terdapat di dalam air. Pada umumnya merupakan limiting factor/faktor
jasad renik ini menghendaki perairan pembatas bagi kesuburan perairan.
yang pHnya 7 sedikit mendekati basa. Kandungan H2S–6 mg/l sudah dapat
Pembongkaran bahan organik ada membunuh ikan Cyprinus carpio dalam
yang dilakukan secara anaerob (tidak beberapa jam saja. Untuk mencegah
memerlukan oksigen). Proses pem- timbulnya H2S dalam kolam biasanya
bongkaran itu juga dipengaruhi oleh kolam yang akan digunakan untuk budi
suhu air. daya ikan harus dilakukan pengolahan
tanah dasar dan pengeringan. Jenis gas
Bahan organik yang larut di dalam
beracun lainnya yang berasal dari
air belum dapat dimanfaatkan oleh
pembongkaran bahan organik adalah
binatang air secara langsung. Bahan-
gas metana.
bahan organik yang mengendap di
dasar perairan yang dangkal dapat Gas Metana (CH4) adalah gas yang
dimakan secara langsung oleh berbagai bersifat mereduksi dan dikenal sebagai
macam binatang benthos (binatang gas rawa. Metana itu timbul pada
yang hidup di dasar perairan) seperti proses pembongkaran hidrat arang dari
siput vivipar javanica, cacing tubifex, bahan organik yang tertimbun dalam
larva chironomaus, dan sebagainya. perairan. Hidrat arang dalam suasana
Bagian-bagian daripada lumpur organik anaerob mula- mula dibongkar menjadi
demikian yang tidak dapat dicernakan, asam-asam karboksilat. Bila suasana
menyisa sebagai detritus di dasar air tetap anaerob maka asam-asam
perairan. Jumlah bahan organik yang karboksilat direduksikan lebih lanjut
terdapat dalam suatu perairan dapat menjadi Metana. Bila gas Metana ini
digunakan sebagai salah satu indikator berhubungan dengan O 2 dalam air
banyak tidaknya mineral yang dapat sekelilingnya, maka air itu akan
dibongkar kelak. Bila suasana perairan berkurang O2, dan sebagai hasilnya
anaerob, maka protein-protein yang timbullah gas CO 2. Pembongkaran
menang mengandung belerang dapat dalam suasana anaerob juga dapat
dibongkar oleh bakteri anaerob (di dilakukan oleh ragi (Saccharomyces),
antaranya adalah Bakterium vulgare). hasil pembongkaran itu adalah alkohol
Hasil pembongkaran tersebut gas dan lebih lanjut lagi menjadi asam cuka

80
(asam asetat) oleh bakterium aceti. Berdasarkan reaksi kimia tersebut
Kandungan bahan organik dalam air dapat diperlihatkan bahwa kolam yang
sangat sulit untuk ditentukan yang biasa dipupuk dengan pupuk kandang/hijau
disebut dengan kandungan total bahan yang masih baru dalam jumlah banyak
organik (Total Organic Matter/TOM). dan langsung ditebarkan benih ikan ke
dalam kolam, biasanya akan terjadi
mortalitas yang tinggi pada ikan karena
3.2.2.5 Nitrogen
kebanyakan gas CO2. Bila keadaan
Nitrogen di dalam perairan dapat perairan semakin buruk, sehingga O2
berupa nitrogen organik dan nitrogen dalam air sampai habis, maka secara
anorganik. Nitrogen anorganik dapat perlahan proses pembongkaran bahan
berupa ammonia (NH3), ammonium organik akan diambil oleh bakteri lain
(NH4), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan yang terkenal ialah Nitrosomonas
molekul Nitrogen (N2) dalam bentuk menjadi senyawa nitrit. Reaksi tersebut
gas. Sedangkan nitrogen organik sebagai berikut.
adalah nitrogen yang berasal bahan
2NH3 + 3O2 o 2HNO2 + H2O
berupa protein, asam amino, dan urea.
Bahan organik yang berasal dari Bila perairan tersebut cukup
binatang yang telah mati akan mengandung kation-kation maka asam
mengalami pembusukan mineral yang nitrit yang terbentuk itu dengan segera
terlepas dan utama adalah garam- dapat dirubah menjadi garam-garam
garam nitrogen (berasal dari asam nitrit, oleh bakteri Nitrobacter atau
amino penyusun protein). Proses Nitrosomonas, garam-garam nitrit itu
pembusukan tadi mula-mula terbentuk selanjutnya dikerjakan lebih lanjut
amoniak (NH 3 ) sebagai hasil menjadi garam-garam nitrit, reaksinya
perombakan asam amino oleh sebagai berikut.
berbagai jenis bakteri aerob dan
2NaNO2 + O2 o 2NaNO3
anaerob. Pembongkaran itu akan
menghasilkan suatu gas CO2 bebas, Garam-garam nitrit itu
menurut persamaan reaksinya adalah: penting sebagai mineral yang
diasimilasikan oleh tumbuh-tumbuhan
R. CH.NH2. COOH +O2 o R. COOH +
NH3 + CO2

81
hijau untuk menyusun asam amino sehingga tidak terbentuk nitrat sebagai
kembali dalam tubuhnya, untuk hasil akhir, maka air tersebut disebut
menbentuk protoplasma itu selanjutnya ”sedang mengalami pengotoran
tergantung pada nitrit, phitoplankton itu (Pollution)”. Kadar N dalam bentuk NH3
selanjutnya menjadi bahan makanan dipakai juga sebagai indikator untuk
bagi organisme yang lebih tinggi. Nitrit menyatakan derajat polusi. Kadar
tersebut pada suatu saat dapat 0,5 mg/l merupakan batas maksimum
dibongkar lebih lanjut oleh bakteri yang lazim dianggap sebagai batas
denitrifikasi (yang terkenal yaitu untuk menyatakan bahan air itu
Micrococcus denitrifikan), bakterium “unpolluted”. Ikan masih dapat hidup
nitroxus menjadi nitrogen-nitrogen pada air yang mengandung N 2 mg/l.
bebas, reaksinya sebagai berikut. Batas letal akan tercapai pada kadar
5 mg/l. Di perairan kolam nitrogen
5C6H12O0 + 24HNO3 o 24H2CO3 + dalam bentuk amonia sangat beracun
6CO3 + 18H2O + 12N2 bagi ikan budi daya, tetapi jika dalam
bentuk amonium tidak begitu berbahaya
Agar phitoplankton dapat tumbuh pada media akuakultur. Amonia yang
dan berkembang biak dengan subur ada dalam wadah budi daya dapat
dalam suatu perairan, paling sedikit diukur dan biasanya dalam bentuk
dalam air itu harus tersedia 4 mg/l ammonia total. Menurut Boyd (1988),
nitrogen (yang diperhitungkan dari kadar terdapat hubungan antara kadar
N dalam bentuk nitrat), bersama dengan ammonia total dengan ammonia bebas
1 mg/l P dan 1 mg/l K. pada berbagai pH dan suhu yang dapat
dilihat pada Tabel 3.4. Pada tabel tersebut
Bila kadar NH3 hasil pembongkaran memperlihatkan daya racun ammonia
bahan organik di dalam air terdapat yang akan meningkat dengan me-
dalam jumlah besar, yang disebabkan ningkatnya kadar pH dan suhu terhadap
proses pembongkaran protein terhenti organisme perairan termasuk ikan.

82
Tabel 3.4 Persentase (%) ammonia bebas (NH 3 ) terhadap ammonia total
(Boyd, 1988)

pH 26° C 28° C 30° C 32° C

7,0 0,60 0,70 0,81 0,95


7,2 0,95 1,10 1,27 1,50
7,4 1,50 1,73 2,00 2,36
7,6 2,35 2,72 3,13 3,69
7,8 3,68 4,24 4,88 5,72
8,0 5,71 6,55 7,52 8,77
8,2 8,75 10,00 11,41 13,22
8,4 13,20 14,98 16,96 19,46
8,6 19,42 21,83 24,45 27,68
8,8 27,64 30,68 33,90 37,76
9,0 37,71 41,23 44,84 49,02
9,2 48,96 52,65 56,30 60,38
9,4 60,33 63,79 67,12 70,72
9,6 70,67 73,63 76,39 79,29
9,8 79,25 81,57 83,68 85,85
10,0 85,82 87,52 89,05 90,58
10,2 90,56 91,75 92,80 93,84

Kadar amonia yang dapat memati- Alkalinitas menggambarkan jumlah


kan ikan budi daya jika dalam wadah basa (alkali) yang terkandung dalam air,
budi daya mengandung 0,1–0,3 ppm. sedangkan alkalinitas total adalah
Oleh karena itu, sebaiknya kadar konsentrasi total dari basa yang
amonia di dalam wadah budi daya ikan terkandung dalam air yang dinyatakan
tidak lebih dari 0,2 mg/l (ppm). Kadar dalam ppm setara dengan kalsium
amonia yang tinggi ini diakibatkan karbonat. Total alkalinitas biasanya
adanya pencemaran bahan organik selalu dikaitkan dengan pH karena pH
yang berasal dari limbah domestik, air ini akan menunjukkan apakah suatu
industri dan limpasan pupuk pertanian. perairan itu asam atau basa. Alkalinitas
juga disebut dengan Daya Menggabung
Asam (DMA) atau buffer/penyangga
3.2.2.6 Alkalinitas dan kesadahan
suatu perairan yang dapat menunjukkan

83
kesuburan suatu perairan tersebut. tingkat produksi akuakultur sistem
Sedangkan kesadahan menggambar- ekstensif, tingkat pemupukan
kan kandungan Ca, Mg dan ion-ion yang ekstensif, dan pemupukan intensif.
terlarut dalam air. Berdasarkan Effendi • Fluktuasi pada pH dan faktor- faktor
(2000) Nilai alkalinitas berkaitan jenis yang berhubungan dapat me-
perairan yaitu perairan dengan nilai nyebabkan ketidakstabilan mutu air
alkalinitas kurang dari 40 mg/l CaCO3 yang dapat menyebabkan ikan
disebut sebagai perairan lunak (Soft stres.
water), sedangkan perairan yang nilai • Pada tingkat pH yang ekstrem
alkalinatasnya lebih dari 40 mg/l CaCO3 dapat menyebabkan kondisi-
disebut sebagai perairan keras (Hard kondisi stres masam pada pagi hari
water). Perairan dengan nilai alkalinitas dan kondisi stres alkalin pada senja
yang tinggi lebih produkstif daripada hari.
dengan perairan yang nilai alkalinitas-
Untuk meningkatkan kandungan
nya rendah. Menurut Schimittou (1991),
alkalinitas total pada kolam pe-
perairan dengan alkalinitas yang rendah
meliharaan ikan dapat digunakan kapur
(misal kurang dari 15 mg/l) tidak
pertanian. Oleh karena, itu dalam kolam
diinginkan dalam akuakultur karena:
pemeliharaan ikan sebelum digunakan
• Perairan tersebut sangat asam
dilakukan proses pengapuran dengan
sehingga performansi produksi ikan
menggunakan beberapa jenis batu
(Kesehatan umum dan kelangsung-
kapur yang disesuaikan dengan kualitas
an hidup, pertumbuhan, hasil dan
tanah dasar kolam pemeliharaan.
efisiensi pakan) dipengaruhi secara
negatif.
• Produksi phytoplankton dibatasi 3.2.3 Sifat biologi
oleh ketidakcukupan CO 2 dan Parameter biologi dari kualitas air
HCO3 yang cenderung menyebab- yang biasa dilakukan pengukuran untuk
kan rendahnya kelarutan oksigen kegiatan budi daya ikan adalah tentang
dan bisa mengakibatkan kematian kelimpahan plankton, benthos dan
plankton. perifiton sebagai organisme air yang
• Pada tanah-tanah asam dapat hidup di perairan dan dapat digunakan
menyerap fosfor yang akan sebagai pakan alami bagi ikan
mereduksi efek pemupukan pada budi daya. Kajian secara detail dari

84
ketiga aspek tersebut akan dibahas • Limnoplankton (plankton air
pada Bab 6. Kelimpahan plankton yang tawar/danau)
terdiri dari phytoplankton dan zooplank- • Haliplankton (hidup dalam air
ton sangat diperlukan untuk mengetahui asin)
kesuburan suatu perairan yang akan • Hypalmyroplankton (khusus
dipergunakan untuk kegiatan budi daya. hidup di air payau)
Plankton sebagai organisme perairan • Heleoplankton (khusus hidup
tingkat rendah yang melayang-layang di dalam kolam-kolam)
air dalam waktu yang relatif lama • Petamoplankton atau rheo-
mengikuti pergerakan air. Plankton plankton (hidup dalam air
pada umumnya sangat peka terhadap mengalir, sungai)
perubahan lingkungan hidupnya (suhu,
pH, salinitas, gerakan air, dan cahaya
matahari) baik untuk mempercepat 3.3 Pengukuran Kualitas Air
perkembangan atau yang mematikan. Budi Daya Ikan

Berdasarkan ukurannya, plankton Parameter kualitas air yang dapat


dapat dibedakan sebagai berikut. digunakan untuk keperluan perikanan
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dan peternakan di Indonesia sudah
dengan mata telanjang/ biasa/tanpa dibuat Peraturan Pemerintah Republik
pertolongan mikroskop). Indonesia Nomor 20 Tahun 1990, tanggal
2. Netplankton atau mesoplankton 5 Juni 1990 tentang Pengendalian
(yang masih dapat disaring oleh Pencemaran Air. Dalam peraturan
tersebut dibuat kriteria kualitas air
plankton net yang mata netnya
berdasarkan golongan yaitu Golongan
Perikanan dan Peternakan, 0,03–
A adalah kriteria kualitas air yang dapat
0,04 mm).
digunakan sebagai air minum secara
3. Nannoplankton atau microplankton
langsung tanpa pengolahan terlebih
(dapat lolos dengan plankton net di
dahulu, Golongan B adalah kriteria
atas).
kualitas air yang dapat digunakan
Berdasarkan tempat hidupnya sebagai air baku air minum, Golongan
dan daerah penyebarannya, plank- C adalah kriteria kualitas air yang dapat
ton dapat merupakan: digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan. Golongan D adalah

85
kriteria kualitas air yang dapat listrik tenaga air. Berdasarkan peraturan
digunakan untuk keperluan pertanian, tersebut kriteria kualitas air untuk
dapat dimanfaatkan untuk usaha perikanan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
perkotaan, industri, dan pembangkit
Tabel 3.5 Kriteria kualitas air golongan C

Kadar
No. Parameter Satuan Keterangan
maksimum

Kimia Anorganik
1. Air raksa mg/l 0.002
2. Ammoniak bebas mg/l 0,02
3. Arsen mg/l 1
4. Fluorida mg/l 1,5
5. Kadmium mg/l 0,01
6. Klorin bebas mg/l 0,003
7. Kromium, valensi 6 mg/l 0,05 >3
8. Nitrit, sebagai N mg/l 0,06
9. Oksigen terlarut (DO) mg/l -
10. pH - 6–9
11. Selenium mg/l 0,05
12. Seng mg/l 0,02
13. Sianida mg/l 0,02
14. Sulfida sebagai H2S mg/l 0,002
15. Tembaga mg/l 0,02
16. Timbal mg/l 0,03

Kimia organik
1. BHC mg/l 0,21
2. DDT mg/ 0,002
3. Endrin mg/l 0,004
4. Fenol mg/l 0,001
5. Minyak dan lemak mg/l 1
6. Organofosfat dan karbonat mg/l 0,1
7. Senyawa aktif biru metilen mg/l 0,2
(Surfaktan)

Radioaktivitas
1. Aktivitas Alfa (Gross Alpha Bq/l 0,1
Activity)
2. Aktivitas beta (Gross Beta Bq/l 1,0
Activity)
Keterangan: Bq = Bequerel

86
Berdasarkan Tabel 3.6 di atas digunakan untuk budi daya. Parameter
tersebut jika akan melakukan kegiatan kualitas air itu dapat dilakukan peng-
budi daya ikan maka harus dilakukan ukuran dengan menggunakan beberapa
pengukuran beberapa parameter peralatan pengukuran. Untuk lebih
kualitas air pada air yang akan jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Parameter kualitas air untuk budi daya ikan dan peralatan pengukuran yang
dapat digunakan.

Nilai kisaran untuk


No. Parameter Peralatan Pengukuran
Budi Daya Ikan

Aspek Fisik
1. Suhu 20–30° C Termometer
2. Kecerahan > 10 cm Secchi Disc
3. Kekeruhan 25–400 JTU Turbiditymeter
4. Salinitas Air tawar 0–5 ‰ Salinometer/
Air payau 6–29 ‰ Refraktometer
Air tawar 30–35 ‰

5. Debit air Air deras 50 l/dt Current meter


Air tenang 0,5–5 l/dt

Aspek Kimia
1. Oksigen terlarut 5–6 ppm DO meter/Metode Winkler
2. Karbon dioksida Max 25 ppm CO meter/Metode Titrasi
3. pH 6,5–8 pH meter/Kertas Lakmus
4. Alkalinitas 50–500 ppm CaCO3
5. Kesadahan 3–15 dH dH meter
6. Ammonia < 1,5 ppm Spektrofotometer
7. H2S < 0,1 ppm Spektrofotometer
8. Nitrit < 0,2 ppm Spektrofotometer
9. Nitrat 0–1,5 ppm Spektrofotometer
10. Phosphat < 0,02 ppm Spektrofotometer

Aspek Biologi
1. Kelimpahan Plankton Sesuai kebutuhan Planktonnet/
2. Kelimpahan Benthos Haemocytometer
3. Kelimpahan Perifiton Ekman Dredge

87
Peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur parameter kualitas
air dapat dilihat pada Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.12.

Gambar 3.1 Termometer

Gambar 3.2 Secchi disc

Gambar 3.3 Salinometer

88
Gambar 3.4 Refraktometer

Gambar 3.5 Flow meter

Gambar 3.6 DO meter

89
Gambar 3.7 pH meter

Gambar 3.8 Kertas lakmus

Gambar 3.9 Planktonnet

90
Gambar 3.10 Haemocytometer

Gambar 3.11 Ekman dredge

Gambar 3.1 Spektrofotometer

91
92
BAB IV PENGEMBANGBIAKAN IKAN

P engembangbiakan ikan meru- induk yang sesuai dengan kebutuhan


pakan salah satu kegiatan dari proses sehingga produktivitas usaha budi daya
budi daya ikan. Ikan yang akan dibudi- ikan optimal. Seleksi induk ikan budi
dayakan harus dapat tumbuh dan daya dapat dilakukan secara mudah
berkembang biak agar kontinuitas dengan memperhatikan karakter
produksi budi daya dapat berkelanjutan. fenotipenya atau dengan melakukan
Dalam bab ini akan dibahas beberapa program breeding untuk meningkatkan
materi yang terkait dalam proses nilai pemuliabiakan ikan budi daya.
pengembangbiakan ikan antara lain Induk ikan yang unggul akan meng-
seleksi induk, pemijahan, penetasan hasilkan benih ikan yang unggul. Di
telur, pemeliharaan larva dan benih ikan, Indonesia saat ini belum ada tempat
pembesaran ikan dan pemanenan. sebagai pusat induk ikan yang men-
jamin keunggulan setiap jenis ikan. Induk
ikan yang unggul pada setiap kegiatan
4.1 Seleksi Induk usaha budi daya ikan dapat berasal dari
hasil budi daya atau menangkap ikan
Seleksi induk merupakan tahap di alam. Karakteristik induk yang unggul
awal dalam kegiatan budi daya ikan untuk setiap jenis ikan sangat berbeda.
yang sangat menentukan keberhasilan Hal-hal yang sangat penting untuk
produksi. Dengan melakukan seleksi diperhatikan oleh para pembudidaya
induk yang benar akan diperoleh

93
ikan dalam melakukan seleksi induk dengan beberapa cara yaitu:
agar tidak terjadi penurunan mutu induk 1. Ekstensifikasi yaitu mening-
antara lain sebagai berikut. katkan produktivitas hasil budi
• Mengetahui asal usul induk. daya dengan memperluas lahan
• Melakukan pencatatan data tentang budi daya.
umur induk, masa reproduksi dan 2. Intensifikasi yaitu meningkatkan
waktu pertama kali dilakukan produktivitas hasil dengan
pemijahan sampai usia produktif. meningkatkan hasil persatuan
• Melakukan seleksi induk ber- luas dengan melakukan mani-
dasarkan kaidah genetik. pulasi terhadap faktor internal
• Melakukan pemeliharaan calon dan eksternal.
induk sesuai dengan proses budi
Dengan bertambahnya jumlah
daya sehingga kebutuhan nutrisi
penduduk sepanjang tahun dan jumlah
induk terpenuhi.
lahan budi daya yang tidak akan
• Mengurangi kemungkinan per-
bertambah jumlahnya, maka untuk
kawinan sedarah Untuk meningkat-
meningkatkan produktivitas budi daya
kan mutu induk yang akan digunakan
masa yang akan datang lebih baik
dalam proses budi daya maka
menerapkan budi daya ikan yang
induk yang akan digunakan harus
intensif dengan memperhatikan aspek
dilakukan seleksi. Seleksi ikan
ramah lingkungan. Program intensifikasi
bertujuan untuk memperbaiki
dalam bidang budi daya ikan dapat
genetik dari induk ikan yang akan
dilakukan antara lain sebagai berikut.
digunakan. Oleh karena itu, dengan
1. Rekayasa faktor eksternal yaitu
melakukan seleksi ikan yang benar
lingkungan hidup ikan dan pakan,
akan dapat memperbaiki genetik
contoh yang sudah dapat di-
ikan tersebut sehingga dapat
aplikasikan adalah budi daya ikan
melakukan pemuliaan ikan. Tujuan
pada kolam air deras dan membuat
dari pemuliaan ikan ini adalah
pakan ikan ramah lingkungan.
menghasilkan benih yang unggul di
mana benih yang unggul tersebut 2. Rekayasa faktor internal yaitu
diperoleh dari induk ikan hasil melakukan rekayasa terhadap
seleksi agar dapat meningkatkan genetik ikan pada level gen misal-
produktivitas. Produktivitas dalam nya transgenik, level kromosom
budi daya ikan dapat ditingkatkan

94
misalnya Gynogenesis, Androgen- seleksi fenotipe kualitatif adalah seleksi
esis, Poliploidisasi, level sel ikan berdasarkan sifat kualitatif seperti
misalnya dengan melakukan misalnya warna tubuh, tipe sirip, pola
transplantasi sel. sisik ataupun bentuk tubuh dan bentuk
3. Rekayasa faktor eksternal dan punggung, dan sebagainya yang
internal yaitu menggabungkan diinginkan. Fenotipe kualitatif ini
antara kedua rekayasa eksternal merupakan sifat yang tidak dapat diukur
dan internal. tetapi dapat dibedakan dan di-
kelompokkan secara tegas. Sifat ini
Oleh karena itu, agar dapat mem- dikendalikan oleh satu atau beberapa
peroleh produktivitas yang tinggi dalam gen dan sedikit atau tidak dipengaruhi
budi daya ikan harus dilakukan seleksi oleh faktor lingkungan. Sedangkan
terhadap ikan yang akan digunakan. seleksi fenotipe kuantitatif adalah
Seleksi menurut Tave (1995) adalah seleksi terhadap penampakan ikan
program breeding yang memanfaatkan atau sifat yang dapat diukur, dikendali-
phenotipic variance (keragaman kan oleh banyak pasang gen dan
fenotipe) yang diteruskan dari tetua dipengaruhi oleh lingkungan. Adapun
kepada keturunannya. Keragaman ciri-ciri atau parameter yang dapat
fenotipe merupakan penjumlahan dari diukur antara lain adalah panjang tubuh,
keragaman genetik, keragaman bobot, persentase daging, daya hidup,
lingkungan dan interaksi antara variasi kandungan lemak, protein, fekunditas,
lingkungan dan genetik. Seleksi dan lain sebagainya.
merupakan aplikasi genetik di mana
informasi genetik dapat digunakan untuk Fenotipe adalah bentuk luar atau
melakukan seleksi. Seleksi ikan yang bagaimana kenyataannya karakter
paling mudah dilakukan oleh para yang dikandung oleh suatu individu atau
pembudidaya ikan adalah melakukan fenotipe adalah setiap karakteristik
seleksi fenotipe dibandingkan dengan yang dapat diukur atau sifat nyata yang
seleksi genotipe. Seleksi fenotipe dipunyai oleh organisme. Fenotipe
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu merupakan hasil interaksi antara genotipe
seleksi fenotipe kualitatif dan seleksi dan lingkungan serta interaksi antara
fenotipe kuantitatif. Menurut Tave (1986),

95
genotipe dan lingkungan serta merupa- Untuk mendapatkan induk ikan yang
kan bentuk luar atau sifat-sifat yang unggul dilakukan program seleksi
tampak. Menurut Yatim (1996), genotipe dengan menerapkan beberapa
menentukan karakter sedangkan program pengembangbiakan antara
lingkungan menetukan sampai di mana lain dengan kegiatan selective
tercapai potensi itu. Fenotipe tidak bisa breeding, hibridisasi/outbreeding/
melewati kemampuan atau potensi crossbreeding, inbreeding, monoseks/
genotipe. Yang dimaksud dengan seks reversal atau kombinasi beberapa
karakter itu adalah sifat fisik dan psikis program breeding. Dalam bab ini akan
bagian-bagian tubuh atau jaringan. dibahas semua program breeding
Karakter diatur oleh banyak macam gen tersebut sehingga dalam budi daya ikan
atau satu gen saja. Berhubung dengan akan diperoleh hasil baik induk dan
banyaknya gen yang menumbuhkan benih yang unggul. Induk yang unggul
karakter maka dibuat dua kelompok akan menghasilkan benih yang unggul
karakter yaitu karakter kualitatif dan sehingga dengan memelihara benih
karakter kuantitatif. Karakter kualitatif unggul proses budi daya akan meng-
adalah karakter yang dapat dilihat ada untungkan dengan melihat laju
atau tidaknya suatu karakter. Karakter pertumbuhan ikan yang optimal
ini tidak dapat diukur atau dibuat gradasi sehingga produktivitas budi daya ikan
(diskontinyu). Sedangkan karakter akan meningkat.
kuantitatif adalah karakter yang dapat
diukur nilai atau derajatnya, sehingga
ada urutan gradasi dari yang rendah 4.1.1 Selective breeding
sampai yang tinggi (kontinu). Karakter
kuanlitatif ditentukan ole satu atau dua Selective breeding adalah suatu
gen saja sedangkan karakter kuantitatif program breeding yang mencoba untuk
disebabkan oleh banyak gen (tiga atau memperbaiki nilai pemuliabiakan
lebih). Dengan melakukan seleksi maka (breeding value) dari suatu populasi
akan menghasilkan suatu karakter yang dengan melakukan seleksi dan per-
mempunyai nilai ekonomis penting dan kawinan hanya pada ikan-ikan yang
karakter fenotipe yang terbaik sesuai terbaik. Hasil yang akan diperoleh
dengan keinginan para pembudidaya.

96
adalah induk yang terseleksi yang sesuai kriteria diperlukan 2.000 ekor
mempunyai karakteristik lebih baik dari calon induk.
populasi sebelumnya. Selective Seleksi famili adalah seleksi dengan
breeding menurut Tave (1995) dapat mempergunakan performans dari
dilakukan dengan dua cara yaitu: saudaranya baik saudara tiri sebapak
1. Seleksi individu/massa (half sib) atau saudara sekandung (full
2. Seleksi famili sib). Saudara tiri sebapak adalah
Pada ikan teknik seleksi dapat keluarga (famili) yang dibentuk oleh
dilakukan dengan menggunakan dua sekelompok anak yang berasal dari satu
metode yaitu seleksi massa/individu bapak dengan beberapa induk betina
dan seleksi famili. Seleksi induk secara (Half sib), karena pada ikan satu induk
individu ini disebut juga dengan seleksi jantan dapat membuahi lebih dari satu
massa. Seleksi massa/individu adalah induk betina, maka anak-anak yang
seleksi yang dilakukan dengan memilih dihasilkan dari bapak yang sama
individu-individu dengan performan dengan induk betina yang berbeda ini
terbaik. Seleksi ini merupakan teknik disebut dengan saudara tiri sebapak.
seleksi yang paling sederhana dengan Sedangkan setiap keluarga/famili yang
biaya lebih murah dibandingkan seleksi berasal dari satu bapak dengan satu
lainnya. Hal ini dikarenakan pada induk disebut saudara sekandung (full
seleksi individu hanya memerlukan sib), dan pada ikan budi daya ada juga
fasilitas dan peralatan sedikit (kolam, yang melakukan perkawinan di mana
jaring, hapa, dan lain-lain), pencatatan satu jantan hanya membuahi satu induk
data lebih singkat sehingga akan lebih betina. Seleksi famili dapat diterapkan
mudah dilakukan. Seleksi individu dapat untuk ikan jika nilai heritabilitas ikan
diterapkan pada ikan nila jika nilai tersebut lebih kecil atau sama dengan
heritabilitas ikan nila ini lebih besar dari 0,15. Seleksi famili merupakan alternatif
0,25, waktu pemijahan harus ber- seleksi yang dapat dilakukan apabila
samaan dan culling top 5–10% (Tave, pengaruh lingkungan sulit dikontrol.
1995). Induk yang baik secara alami Dalam seleksi famili ada dua jenis
dapat dihasilkan melalui seleksi secara seleksi yaitu seleksi dalam famili
ketat dan tepat terhadap sekelompok (within-family) dan seleksi di antara
ikan, pengalaman menunjukkan bahwa famili (between family). Seleksi within
untuk mendapatkan induk 50 ekor yang family sebaiknya diterapkan untuk

97
seleksi pertumbuhan pada ikan, karena adalah karakter morfometrik dan
masing-masing famili dipelihara pada karakter meristik. Karakter morfometrik
kolam terpisah dan ikan dengan adalah bentuk tubuh dari setiap ikan
pertumbuhan terbaik dipilih dari budi daya seperti panjang total tubuh,
masing-masing famili, sehingga semua panjang standar, panjang kepala, tinggi
famili akan terwakili. Cara ini dilakukan badan, dan lain-lain. Sedangkan
merupakan salah satu cara untuk karakter meristik yang dapat diukur
mengantisipasi adanya perbedaan antara lain jumlah sisik pada linea
umur akibat tidak terjadinya proses lateralis, jumlah jari-jari sirip punggung,
pemijahan secara serempak. Dari hasil jumlah jari-jari lemah sirip dada, jumlah
penelitian pada ikan nila, di antara jari-jari lemah sirip perut, jumlah jari-jari
ketiga teknik seleksi yaitu seleksi sirip dubur, jumlah tapis insang pada
individu, seleksi within family, dan lengkung insang bagian luar (gill racker),
between family, ternyata seleksi within jumlah vertebrae, dan jumlah tulang
family lebih efisien hasilnya dibanding- rusuk. Dengan memahami karakter-
kan dengan seleksi individu atau karakter yang harus dipunyai oleh
between family. induk ikan yang unggul berdasarkan
karakteristik setiap jenis ikan.
Pada saat akan membudidayakan
ikan setiap pembudidaya harus sudah Menurut Tave (1995) perbandingan
memahamii karakter fenotipe setiap strategi keuntungan serta kerugian dari
individu ikan yang akan dibudidayakan seleksi individu (A), seleksi within
dengan memperhatikan ciri-ciri family (B), dan seleksi between family
morfologinya. Ciri-ciri morfologi setiap (C) dapat dilihat pada Tabel 4.1.
ikan budi daya yang harus diamati

98
Tabel 4.1 Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A),
seleksi within family (B) dan seleksi between family (C) (Tave, 1985)

Tipe Strategi Keuntungan Kerugian

A Memilih individu Terbaik ketika h2 t 0,25, Tidak efektif ketika h2 =


yang terbaik, hubung- murah, dapat dilakukan 0,15, sehingga sangat
an famili tidak dengan sedikit kolam, sukar untuk memilih ikan
penting. relative mudah untuk meng- yang terbaik, asynchro-
gunakan 2–3 fenotipe, nous spawning dan
seluruh ikan yang besar menyebabkan masalah.
terseleksi, mudah untuk
menahan populasi breeding,
data yang dibutuhkan sedikit
jumlah data yang dikumpul-
kan sedikit.

B Memilih individu Terbaik ketika h2 d 0,15 dan Moderatly expensive,


yang terbaik dari mempengaruhi Ve famili membutuhkan banyak
setiap famili. daripada individu, dapat di- kolam, sukar untuk meng-
gunakan dengan asynchro- gabungkan 2–3 fenotipe,
nous spawning, mudah ikan kecil dapat menjadi
untuk memelihara populasi induk ikan yang terpilih,
breeding yang besar, sedikit membutuhkan banyak
mahal daripada between data dan banyak data
famili. yang harus dikumpulkan.

C Memilih famili yang Terbaik ketika h2 d 0,15 dan Sangat mahal, mem-
terbaik berdasarkan mempengaruhi Ve individu butuhkan banyak kolam,
nilai rata-rata famili, daripada famili, dapat di- sukar untuk meng-
nilai individual tidak pergunakan ketika ikan gabungkan 2–3 fenotipe,
dipertimbangkan. harus dimatikan. ikan kecil dapat menjadi
induk terpilih dapat meng-
akibatkan terjadinya in-
breeding, membutuhkan
banyak data dan banyak
data yang dikumpulkan.

99
Dalam Tabel 4.1 tersebut ada huruf strategi dalam reproduksi ikan di mana
h 2 , huruf ini berarti heritabilitas. ada tiga strategi reproduksi ikan yaitu
Heritabilitas dapat dilakukan peng- synchronous spawning, synchronous
ukuran yang bertujuan untuk mengetahui spawning kelompok, dan asynchronous
besarnya keragaman fenotipe yang spawning. Synchronous spawning
diakibatkan oleh aksi genotipe atau berarti proses pemijahan ikan dalam
menggambarkan tentang persentase reproduksi dilakukan dengan cara
keragaman fenotipe yang diwariskan semua telur dipijahkan dan induk ikan
dari induk kepada keturunannya. Nilai akan mati, contohnya pada ikan salmon.
heritabilitas dinotasikan dengan angka, Synchronous spawning kelompok
yang berkisar antara 0–1. adalah kelompok ikan yang dapat
memijah berkali-kali tetapi pemijahan-
Nilai heritabilitas satu berarti nya ini masih tergantung pada musim
karakter yang diwariskan kepada pemijahan, misalnya ikan patin, ikan
keturunannya seluruhnya diakibatkan bawal. Sedangkan asynchronous
oleh keragaman genetik tidak ada spawning adalah kelompok ikan yang
pengaruh lingkungan. Nilai heritabilitas dapat memijah berkali-kali dan tidak
nol berarti karakter yang diwariskan tergantung pada musim pemijahan
kepada keturunannya seluruhnya karena proses perkembangan oositnya
diakibatkan oleh keragaman lingkungan selalu ada, contoh jenis ikan kelompok
tidak ada pengaruh genetik. Nilai ini adalah ikan nila.
heritabilitas ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu rendah mempunyai Program selective breeding di
nilai antara 0–0,1, medium mempunyai lakukan untuk memperbaiki karakter
nilai antara 0,1–0,3, dan tinggi mem- fenotipe terutama laju pertumbuhan.
punyai nilai antara 0,3–1,0. Selain itu Laju pertumbuhan yang tinggi pada
dalam tabel tersebut terdapat istilah populasi ikan budi daya akan me-
asynchronous spawning, istilah ini ningkatkan produksi ikan yang dibudi-
merupakan salah satu kelompok dayakan dan biasanya berkaitan
dengan peningkatan dalam produksi

100
pakan bila ikan yang dibudidayakan 3. Membuat kurva pertumbuhan dari
mengkonsumsi pakan buatan. Dengan data pertumbuhan benih ikan dan
produktivitas yang tinggi dalam budi lakukan pemanenan pada individu
daya ikan maka pendapatan para yang terbaik sebanyak 5–10% dari
pembudidaya ikan akan meningkat. ukuran populasi yang tertinggi nilai
Dengan melakukan seleksi ikan pertumbuhannya.
berdasarkan selective breeding ini akan 4. Benih ikan yang terpilih pada tahap
diperoleh individu ikan yang mempunyai ketiga tersebut dipelihara secara
karakter fenotipe terbaik sehingga terpisah sebagai calon induk yang
dapat meningkatkan laju pertumbuhan akan digunakan untuk proses
pada saat dibudidayakan. pemijahan selanjutnya. Menurut
Tave (1995) dalam program seleksi
Prosedur yang harus dilakukan bagi individu akan diperoleh induk yang
para pembudidaya yang akan melaku- unggul dengan melakukan per-
kan seleksi individu dengan strategi kawinan pada populasi terpilih
memilih individu yang terbaik dalam sebanyak empat generasi.
suatu populasi sebagai berikut. 5. Dari calon induk yang dipelihara
1. Dalam suatu usaha budi daya ikan pada tahap keempat akan diperoleh
jika akan melakukan program induk ikan yang dapat digunakan
seleksi individu minimal harus untuk proses pemijahan selanjutnya,
mempunyai 25 pasang induk yaitu dan akan diperoleh larva dan benih
25 ekor induk jantan dan 25 ekor ikan. Kemudian proses selanjutnya
induk betina. dilakukan pemeliharaan sampai
2. Melakukan pemijahan ikan dan diperoleh kurva pertumbuhan dan
mengamati pertumbuhan ikan dari lakukan pemilihan dari populasi
setiap pasangan. Misalnya dari individu sebanyak 5–10% dari
pemijahan satu pasang induk ikan populasi yang terbaik yang
diperoleh benih ikan sebanyak mempunyai ukuran tertinggi.
200–300 ekor, maka harus selalu Lakukan kegiatan tersebut sampai
dilakukan pemantauan pertumbuh- empat generasi dan akan diperoleh
an benih ikan tersebut. calon induk yang telah terseleksi
secara individu.

101
Berikut ini contoh seleksi calon Prosedur yang dapat dilakukan oleh
induk pada ikan nila meliputi beberapa para pembudidaya ikan yang akan
kriteria sebagai berikut. melakukan seleksi famili sebagai
• Tingkat pertumbuhan ikan, calon berikut.
induk mempunyai tingkat per- 1. Menyiapkan ikan yang akan
tumbuhan yang paling cepat di dipijahkan dari beberapa famili
antara kelompok ikan. yang dimiliki, minimal jumlah famili
• Warna ikan nila yang masih mem- yang harus dikumpulkan 30 famili.
punyai tingkat kemurnian yang baik Pada ikan nila di mana pemijahan
dapat di identifikasi dengan adanya dapat dilakukan dengan per-
warna garis hitam tegas dan jelas bandingan jantan dan betina 1 : 4
terletak secara horisontal di bagian maka dalam perkawinan 8 jantan
tubuh ikan. akan diperoleh famili sebanyak 32
• Bentuk badan melebar, mata relatif yaitu 1 jantan dapat membuahi
besar, dan sisik teratur. 4 betina sehingga satu jantan dapat
membuat famili halfsib dan fullsib
• Konversi pakannya baik, yang dapat
sebanyak 32 famili fullsib dan 8
diidentifikasikan dengan per-
famili haflsib karena dari satu jantan
tumbuhan bobot badan > 70 % dari
akan dihasilkan empat keluarga
jumlah pakan yang diberikan 3–5 %
fullsib maka 8 jantan akan ada 32
perhari dari bobot ikan.
famili fullsib atau 8 famili halfsib.
• Waktu matang gonad induk berumur
2. Melakukan pemijahan untuk ke 32
7–8 bulan, dengan berat badan rata-
famili tersebut dan lakukan peng-
rata 300 gram per ekor untuk jantan
amatan intensif dan cermat setiap
dan 250–300 gram per ekor untuk
hari untuk mengamati pasangan-
betina.
pasangan ikan yang sudah memijah.
• Produktifitas dalam menghasilkan
3. Melakukan pemeliharaan larva ikan
telur cukup tinggi (induk dengan
pada setiap famili pada hapa yang
panjang badan 6 cm dapat meng-
terpisah dengan memberikan pakan
hasilkan 200 telur, sedang induk
dan pengelolaan kualitas air sesuai
yang panjang badannya 20 cm
prosedur.
menghasilkan 1500 butir telur).

102
4. Melakukan pemeliharaan benih ikan setiap famili dan pilih sebanyak
pada setiap famili pada waring yang 20–30 ekor betina terbesar dan
terpisah, hitung jumlah benih yang jantan terbesar sebanyak 10–20
dihasilkan dari setiap famili. Pada ekor dari setiap famili.
ikan nila misalnya satu ekor induk 8. Sisanya dibuang atau dijual
betina menghasilkan 2000–3000 sebagai ikan ukuran besar dan
ekor. Pendederan dilakukan pada induk yang terpilih dapat dilakukan
padat penbaran yang rendah untuk untuk seleksi induk selanjutnya
setiap famili pada kolam pen- dengan melakukan pemijahan
dederan minimal 2 bulan. massal. Pada beberapa spesies
5. Menghitung jumlah ikan yang ikan sangat berbeda untuk
diperoleh dari hasil pendederan dan diperoleh induk unggulnya. Pada
lakukan pengukuran berat dan jenis ikan nila wanayasa dapat
panjang tubuhnya sebanyak 30% diperoleh induk yang terseleksi
dari jumlah populasi setiap famili, secara famili dengan melakukan
misalnya dalam satu famili ada pemijahan ikan yang terpilih pada
2.000 ekor maka jumlah sampel generasi ke tiga.
yang dihitung 600 ekor.
6. Melakukan pemilhan ukuran dari
seluruh populasi dan ambil individu 4.1.2 Outbreeding/Hibridisasi/
dari setiap famili yang mempunyai Crossbreeding
pertumbuhan yang terbaik, kurang
lebih 8 minggu kemudian tentukan Outbreeding adalah perkawinan
50% dari populasi yang terbaik antara individu-individu yang tidak
pertumbuhannya untuk dipelihara sekerabat (berbeda induknya), masih
lebih lanjut menjadi calon induk dan dalam satu varietas atau beda varietas.
sisanya dijual. Outbreeding ini akan menghasilkan
heterozigositas yang akan menguatkan
7. Melakukan pemeliharaan pada
individu-individunya terhadap per-
kolam pembesaran ikan sampai
ubahan lingkungan yang biasa disebut
ikan-ikan pada setiap famili
juga mempunyai fitnes yang tinggi.
berukuran induk dan lakukan
Fitnes yaitu kemampuan relative pada
pengukuran satu persatu pada

103
organisma untuk bertahan hidup dan hal tersebut para ahli genetika
pemindahan gen untuk generasi perikanan membagai hibridisasi ke
berikutnya. Individu yang mempunyai dalam dua macam yaitu:
heterosigositas yang tinggi maka akan 1. Interspecifik hibridisasi yaitu
mempunyai fitness yang tinggi pula. perkawinan antara spesies yang
Oleh karena itu, untuk memperoleh berbeda.
induk ikan yang mempunyai ke- 2. Intraspecipik hibridisasi yaitu
mampuan hidup yang tinggi sebaiknya perkawinan dalam satu species.
dalam proses budi daya harus dilakkan
perkawinan yang terseleksi. Hasil dari beberapa jenis ikan yang
dilakukan persilangan biasanya paling
Sedangkan crossbreeding atau mudah memperhatikan karakter
hibridisasi merupakan program fenotipe kualitatif misalnya:
persilangan yang dapat diaplikasikan
1. Warna tubuh, di mana dapat dilaku-
pada ikan, udang, kerang-kerangan,
kan persilangan antara ikan yang
maupun rumput laut. Hasil dari program
mempunyai warna antara lain:
ini dapat menghasilkan individu-individu
• Ikan warna tubuh Albino di-
yang unggul, kadang-kadang ada juga
silangkan dengan ikan ber-
yang steril dan dapat menghasilkan
pigmen normal.
strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi
• Ikan berwarna kuning/merah/
akan mudah dilakukan apabila dapat
putih disilangkan dengan ikan
dilakukan reproduksi buatan seperti
berwarna hijau/biru/abu-abu.
halnya ikan mas dan ikan nila, di mana
• Ikan berwarna bintik disilangkan
dapat dilakukan striping telur dan
dengan ikan tanpa bintik.
sperma. Selain itu ada defenisi lain dari
2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan
hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh
persilangan antara ikan yang
berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan
mempunyai sirip antara lain:
antara spesies yang berbeda.
• Ikan bersirip kumpay disilang-
Hibridisasi atau persilangan merupakan
kan dengan ikan bersirip normal.
suatu upaya untuk mendapatkan
• Ikan bersirip kumpay disilang-
kombinasi antara populasi yang
kan dengan ikan yang ekornya
berbeda untuk menghasilkan keturunan
membundar.
yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan

104
3. Pola sisik pada ikan dapat dilaku- dan induk betina yang berasal dari
kan persilangan antara ikan yang spesies yang sama namun minimal
mempunyai sisik antara lain: memiliki dua karakter fenotipe tampilan
• Ikan bersisik bergaris disilang- morfologi yang berbeda (Kirpichnikov,
kan dengan ikan yang tidak 1981). Di samping itu, karakter lain dari
mempunyai sisik. hasil persilangan antara varitas adalah
• Ikan bersisik menyebar/kaca fertile yakni dari masing-masing jenis
disilangkan dengan ikan yang kelamin masih tetap mampu untuk
bersisik penuh. menghasilkan keturunan walaupun
4. Bentuk tubuh ikan peluang dari benih keturunan tersebut
Dalam kegiatan hibridisasi ini cenderung memiliki karakter fenotipe
biasanya akan dihasilkan individu tampilan morfologi yang bervariasi.
baru pada ikan konsumsi yang
sudah dilakukan misalnya melaku- Hibridisasi merupakan persilangan
kan persilangan antara ikan nila antara varitas atau spesies
hitam dengan ikan nila putih akan yang secara morfologis memiliki
dihasilkan ikan nila yang berwarna perbedaan. Kirpichnikov (1981),
tubuh ikan merah. Pada umumnya menyatakan bahwa perbedaan yang
jenis-jenis ikan hias yang dihasilkan paling menonjol yang digunakan dalam
oleh para pembudidaya ikan banyak hibridisasi intervaritas adalah
yang diperoleh dari hasil per- perbedaan warna, bentuk, ukuran, dan
silangan. Salah satu pendekatan kelengkapan biologis lain yang melekat
yang dapat digunakan dalam pada organ tubuh. Perolehan ikan
produksi benih ikan hias baru-baru hybrid sangat bergantung pada karakter
ini dari suatu populasi yakni per- dari induk. Waynorovich dan Horvarth
silangan antarvaritas atau strain (1980) menyatakan bahwa ikan hasil
(hibridisasi intervaritas) yang hibridisasi interspesies adalah steril. Di
memiliki tampilan morfologi dari samping itu rata-rata ukuran
spesies yang sama. morfometrik dan meristik dari ikan
hibrid kebanyakan berada pada
Hibridsasi intervaritas adalah pertengahan (intermediate) di antara
mempersilangkan antara induk jantan

105
nilai rata-rata morfometerik dan meristik pada saat pembelahan sel mulai
induk. bekerja.

Hibridisasi merupakan metode yang Beberapa spesies ikan air tawar


digunakan dalam upaya memperoleh yang sering digunakan dalam kegiatan
ikan keturunan baru. Matsui (1935) persilangan adalah spesies-spesies ikan
menyatakan bahwa banyaknya varitas yang memiliki varitas yang banyak dan
pada ikan maskoki merupakan akibat memiliki karakter morfologi yang dapat
dari perkawinan antara mutan dengan dibedakan secara jelas seperti populasi
induk asal atau antara mutan dengan spesies ikan hias yang terdiri dari
mutan dari induk yang sama sehingga spesies ekor pedang (Xyphophorus
secara morfologi terdapat varitas ikan maculatus), ikan guppi
maskoki baru. Hibridisasi didasarkan (Poeciliareticulata), dan ikan maskoki
pada perbedaan tampilan morfometrik (Carassius auratus). Sementara pada
dan meristik. Metode paling banyak spesies ikan konsumsi, adalah ikan mas
dilakukan oleh petani ikan maskoki (Cyprinus carpio), ikan nila
adalah hibridisasi karena di samping (Oreochromis niloticus) dan spesies
memiliki varitas yang banyak, pada ikan ikan konsumsi lain karena di samping
keturunan sering diperoleh warna, memiliki berbagai varitas juga keturunan
bentuk, dan ukuran tubuh yang berbeda hibrid telah mampu untuk dibudidayakan.
sehingga jumlah varitas akan lebih
banyak. Kirpichnikov (1981) Pengertian tentang persilangan ikan
menyatakan bahwa hasil perlakuan ini ada berbagai pendapat misalnya
hibridisasi tidak hanya dilihat dari crossbreeding merupakan persilangan
tampilan morfologi namun harus juga tetapi bukan persilangan seperti
dilakukan pula pengukuran morfometrik hibridisasi, melainkan persilangan
dan meristik karena data yang diperoleh balik. Jenis ikan konsumsi yang
merupakan refleksi dari kekuatan merupakan hasil persilangan balik
penurunan karakter dari sumber gamet adalah lele sangkuriang yang telah
di samping kondisi lingkungan terjadi direlease oleh Menteri Perikanan dan
Kelautan pada tahun 2004. Jenis

106
ikan ini merupakan hasil persilangan balik untuk yang berjenis kelamin jantan
antara ikan lele generasi ke dua dengan mempunyai pertumbuhan lebih cepat
ikan lele generasi ke enam yang telah dibandingkan dengan betina. Oleh
dibuat oleh Balai Besar Pengembangan karena itu, bagi para pembudidaya
Budi daya Air Tawar, Sukabumi. yang akan memelihara jenis ikan
tersebut dengan menggunakan
4.1.3 Seks reversal populasi tunggal kelamin akan lebih
Seks reversal (monosex) adalah menguntungkan dibandingkan jika
suatu teknologi yang membalikkan arah memelihara ikan dengan populasi
perkembangan kelamin menjadi dua kelamin, selain itu waktu yang
berlawanan. Cara ini dilakukan pada dibutuhkan untuk memelihara ikan
waktu menetas gonad ikan belum tersebut lebih cepat sehingga terjadi
berdiferensiasi secara jelas menjadi efisiensi biaya produksi dan
jantan atau betina tanpa merubah keuntungan akan meningkat.
genotipenya. Tujuan dari penerapan sek 2. Mencegah pemijahan liar Dalam
reversal adalah menghasilkan populasi kegiatan budi daya ikan jika me-
monoseks (tunggal kelamin), yang melihara ikan jantan dan betina
sangat bermanfaat dalam: dalam satu wadah budi daya maka
1. Mendapatkan ikan dengan per- tidak menutup kemungkinan ikan
tumbuhan yang cepat. Pada tersebut pada saat matang gonad
beberapa jenis ikan konsumsi ada akan melakukan pemijahan yang
beberapa jenis ikan di mana per- tidak diinginkan pada beberapa jenis
tumbuhan ikan jantan mempunyai ikan yang memijahnya sepanjang
pertumbuhan yang lebih cepat masa, seperti ikan nila dan ikan mas.
daripada ikan betina, misalnya ikan 3. Mendapatkan penampilan yang
nila jantan mempunyai pertumbuhan baik ikan yang dinikmati keindahan
lebih cepat pada ikan bentina, tetapi warna tubuhnya adalah ikan hias.
pada jenis ikan lainnya yaitu ikan Hampir semua jenis ikan hias yang
mas pertumbuhan ikan betinanya berkelamin jantan mempunyai
justru lebih cepat dibandingkan warna tubuh yang lebih indah
dengan ikan jantan. Pada kelompok dibandingkan dengan ikan bentina-
udang-udangan khususnya lobster nya. Oleh karena itu, jika yang

107
dipelihara pada ikan hias adalah sinyal yang dibentuk dalam sel-sel
ikan jantan maka akan diperoleh khusus pada kelenjar endokrin. Hormon
hasil yang lebih menguntungkan disekresikan ke dalam darah kemudian
karena nilai jualnya lebih mahal. disalurkan ke organ-organ yang
4. Menunjang genetika ikan yaitu teknik menjalankan fungsi-fungsi regulasi
pemurnian ras ikan. Pada kegiatan tertentu secara fisiologik dan biokimia.
rekayasa genetika misalnya Sel-sel sasaran pada organ sasaran
ginogenesi akan diperoleh induk memiliki reseptor yang dapat mengikat
ikan yang mempunyai galur murni. hormon, sehingga informasi yang
Induk ikan yang galur murni ini akan diperoleh dapat diteruskan ke sel-sel
mempunyai gen yang homozigot akhirnya menghasilkan suatu respon.
sehingga untuk melakukan per- Pesan hormon disampaikan pada sel-
kawinan pada induk yang homozigot sel sasaran menurut dua prinsip yang
tanpa mempengaruhi karakter jenis berbeda. Hormon lipofilik masuk ke
kelamin ikan tersebut dilakukan dalam sel dan bekerja pada inti sel,
aplikasi seks reversal pada induk sedangkan hormon hidrofilik bekerja
galur murni sehingga pemurnian gen pada membran sel.
itu masih tetap bertahan. Teknik sex reversal mulai dikenal
Teknologi seks reversal dapat tahun 1937 ketika estradiol 17E
dilakukan dengan menggunakan dua disintesis untuk pertama kalinya. Dalam
metode yaitu: perjalanannya teknik sex reversal telah
1. Terapi hormon yaitu dengan meng- mengalami beberapa perbaikan
gunakan hormon steroid. berawal dari perlakuan sex reversal
2. Rekayasa kromosom. yang baik dilakukan pada saat
beberapa hari setelah menetas, yaitu
Teknologi seks reversal dengan
sebelum gonad berdiferensiasi, terus
rekayasa kromosom akan dibahas
berkembang hingga penerapan yang
pada bab IX secara detail. Pada subbab
dilakukan pada induk yang sedang
ini akan dibahas teknologi seks
bunting. Teknik sex reversal berbeda
reversal dengan menggunakan terapi
dengan hermaprodit, pada ikan
hormon. Menurut Koolman Rohm (2001)
hermaprodit setelah melewati rentang
hormon adalah bahan kimia pembawa
waktu tertentu, gonad secara alamiah

108
akan berubah menjadi jenis kelamin bersama-sama bertanggung jawab
yang berlawanan, fungsi hormon hanya pada timbulnya dua kemungkinan
mempercepat proses perubahan morfologi, fungsional, serta perilaku
tersebut. Sedangkan pada teknik sex pada individu jantan dan betina.
reversal perubahan jenis kelamin ikan Penentu seks merupakan sejumlah
sangat dipaksakan dengan membelok- unsur genetik yang bertanggung jawab
kan perkembangan gonad menjadi terhadap keberadaan gonad atau
jantan atau betina dengan proses sekumpulan gen yang bertanggung-
penjantanan (maskulinisasi) atau jawab terhadap pembentukan gonad.
pembetinaan dengan (feminisasi). Terdapat tiga model penentu seks yang
dapat diterapkan pada ikan, yaitu:
Berdasarkan tipe reproduksinya, • Kromosom, yang merupakan pe-
ikan dapat dibagi menjadi tiga tipe warisan seks atau hetero-
sebagai berikut. kromosom. Sistem kromosom
1. Gonokhorisme (gonochorism), yaitu determinasi seks betina atau jantan
memiliki jenis kelamin yang terpisah. XX/XY.
2. Hermaprodit (hermaphroditism), • Penentu seks poligenik (polifaktorial)
yaitu kedua jenis kelamin berada adalah suatu sistem penentuan
pada individu yang sama. seks di mana terdapat gen penentu
3. Uniseksualitas (unizexuality), yaitu seks jantan dan betina epistatik
spesies yang semua individunya (superior) yang berada pada
betina. autosom maupun heterokromosom.
Ekspresi atau perwujudan seks • Penentu seks oleh lingkungan,
bergantung pada dua proses, yaitu melibatkan interaksi antargenotipe
determinasi seks dan diferensiasi seks. dan lingkungan, terutama suhu
Determinasi seks bertaggung jawab media selama perkembangan
pada seks genetik (seks genotipe), larva.
sedangkan diferensiasi seks ber-
tanggung jawab pada perkembangan Proses diferensiasi seks adalah
yang nyata dari kedua jenis gonad (seks suatu proses perkembangan gonad
genotipe), yaitu jantan dan betina. ikan menjadi suatu jaringan yang
Kedua proses tersebut secara definitif (pasti), yang terjadi terlebih

109
dahulu pada betina dan kemudian baru memberikan efek perubahan dari
terjadi pada jantan. Gonad ikan pada jantan menjadi betina (feminisasi).
saat baru menetas masih berupa 2. Androgen (hormon jantan):
benang yang sangat halus dan belum Testoteron, 17 D-Methyl Testoteron,
berdiferensiasi menjadi jantan atau androstendion. Hormon ini mem-
betina. Proses diferensiasi seks pada berikan efek perubahan dari betina
betina ditandai dengan meiosis menjadi jantan (maskulinisasi).
oogonia dan/atau perbanyakan sel-sel
Pada sex reversal terkadang terjadi
somatik membentuk rongga ovari,
penyimpangan ekstrim yang dialami.
sebaliknya pada diferensiasi seks pada
Hal ini dapat terjadi karena pada
jantan ditandai dengan muculnya
beberapa jenis ikan (lele amerika)
spermatoonia serta pembentukan
terdapat suatu zat yang menyerupai
sistem vaskular pada testis.
enzim aromaterase sehingga hormon
Hormon steroid secara alamiah 17a metiltestosteron yang masuk ke
terlibat dalam proses diferensiasi seks. dalam tubuh terlebih dahulu dikonversi
Upaya pengontrolan proses diferensiasi menjadi estradiol 17b dan berfungsi
seks dilakukan dengan pemberian sebagai hormon sehingga terjadi
steroid seks dari luar tubuh (eksogenous) penyimpangan hingga 100%.
pada ikan yang belum berdiferensiasi.
Dalam penerapan sex reversal
Ikan-ikan hasil sex reversal pada
dengan menggunakan terapi hormon
umumnya mengalami perubahan kelamin
dapat diberikan beberapa cara yang
yang bersifat permanen dan berfungsi
didasarkan pada efektivitas, efisiensi,
normal. Pemberian steroid seks
kemungkinan polusi, dan biaya. Cara
sebaiknya diberikan sebelum muncul
pemberian hormon dalam teknologi
tanda-tanda diferensiasi gonad dengan
seks reversal dapat dilakukan dengan
menggunakan hormon estrogen atau
beberapa cara antara lain sebagai
androgen. Jenis-jenis hormon steroid
berikut.
yang dapat digunakan dalam terapi
hormon antara lain sebagai berikut. 1. Oral
1. Estrogen (hormon betina): Metoda oral adalah metode
Estradiol-17 E, esteron, estriol, atau pemberian hormon melalui mulut yang
ethynil estradiol. Hormon ini

110
dapat dilakukan dengan pemberian besar hormon akan tercuci ke dalam
pakan alami maupun pakan butan. Pada media budi daya.
pakan buatan, hormon dilarutkan dalam
Menurut Muhammmad Zairin Jr.
pelarut polar seperti alkohol. Cara yang
(2002), pemberian akriflavin dengan
dilakukan dengan mencampur hormon
dosis 15 mg/kg pakan dengan
17 D 90 metyltestoesteron secara
frekwensi pemberian pakan 3 – 4 kali
merata dengan pakan dengan dosis
sehari menghasilkan 89% ikan jantan
disesuaikan jenis ikan yang akan
dengan survival rate 88%.
diaplikasikan. Pemberian hormon pada
pakan alami dapat dilakukan dengan Prinsip kerja pencampuran hormon
teknik bioenkapsulasi. Secara pada pakan yakni hormon dilarutkan dan
detail teknik tentang bioenkapsulasi ini diencerkan dalam alkohol. Kemudian
dijelaskan secara detail pada larutan hormon dicampurkan dengan
bab VII. pakan buatan berupa pelet serbuk
dengan cara menyemprotkan larutan
Selanjutnya Anonim, (2001), me- hormon secara merata kepermukaan
ngatakan bahwa berdasarkan penelitian pakan dengan menggunakan sprayer.
sampai saat ini teknik penghormonan Setelah tercampur dengan merata,
melalui oral paling banyak digunakan pakan dibiarkan di udara terbuka di
para pembudidaya ikan karena hasil tempat yang tidak terkena sinar
yang diperoleh lebih dari 95 sampai matahari (diangin-anginkan) agar
100% bila dibandingkan dengan alkohol dapat menguap. Selanjutnya
perendaman yang menghasilkan 70– pakan yang telah tercamput hormon
80%. Dengan pencampuran hormon dimasukkan ke dalam wadah tertutup
pada pakan juga sangat efisien dalam dan disimpan di dalam lemari
pemakaian dosis hormon dan pendingin.
kemudahan memperoleh pakan ikan.
Sedangkan kelemahan metoda oral ini 2. Perendaman (dipping/bathing)
adalah pada awal pemberian pakan, Metoda perendaman (dipping),
larva perlu menyesuaikan jenis pakan yaitu dengan cara merendamkan larva
buatan sehingga apabila pakan tidak ikan ke dalam larutan air yang
segera dimakan maka kemungkinan

111
mengandung 17 D metyltestoesteron hari setelah menetas atau pada saat
dengan dosis 1,0 gram/liter air. Metode tersebut panjang total larva berkisar
ini dapat diaplikasikan pada embrio, antara 9,0 sampai 13 mm, di mana ikan
dan pada larva ikan yang masih belum dengan umur serta ukuran seperti
mengalami diferensiasi jenis kelamin tersebut di atas secara morfologis
(sex), dan lama perendaman tergantung masih belum mengalami diferensiasi
dosis hormon yang diaplikasikan, di kelamin. (Anonim, 2001).
mana semakin banyak dosis hormon
Perendaman induk betina yang
maka semakin singkat waktu
sedang bunting juga merupakan salah
perendaman dan demikian juga
satu alternative pada metode dipping
sebaliknya.
namun harus dipertimbangkan
efektivitas dan efesiensinya sehingga
Perendaman yang dilakukan pada induk yang direndam sebaiknya induk-
fase embrio dilakukan pada saat fase induk yang berukuran kecil.
bintik mata mulai terbentuk, karena
dinggap embrio telah kuat dalam 3. Suntikan/implantasi
menerima perlakuan. Kelemahan cara
Metode suntikan atau implantasi ini
ini adalah obat atau hormon terlau jauh
biasanya hanya dapat dilakukan pada
mengenai target gonad, namun lebih
ikan yang berukuran dewasa. Proses
hemat pada penggunaan hormon.
penyuntikan dilakukan pada bagian
Perendaman juga dapat dilakukan pada
punggung ikan dengan dosis yang
umur larva yang telah habis kuning
disesuaikan dengan jenis dan ukuran
telurnya, karena ada anggapan pada
ikan.
stadia ini gonad masih berada pada
fase labil sehingga mudah dipengaruhi Perlu diperhatikan bahwa peng-
oleh rangsangan luar. Kelemahannya ubahan jantanisasi (maskulinisasi)
adalah efektivitas hormon berkurang kadang-kadang menunjukkan pe-
karena jauh mengenai target gonad. nyimpangan seperti ditemukan individu
Larva yang dipergunakan dalam yang memiliki bakal testis dan sekaligdi
penerapan teknologi sex reversal ini antaranyari. Selain itu mungkin saja
adalah larva yang berumur antara 5–10 dijumpai individu yang steril/abnormal

112
karena gonadnya tidak dapat ber- menit kemudian didinginkan,
kembang. Hal ini biasanya berhubungan kemudian disaring dengan kertas
dengan kesesuaian dosis yang saring dan disimpan dalam botol
diberikan. Menurut Zairin Jr. (2002) yang tertutup rapat pada suhu ruang.
Secara umum dosis yang terlalu tinggi Pemeriksaan gonad dilakukan
akan mendorong sterilitas dan dosis dengan cara membedah ikan
yang terlalu rendah akan mendorong terlebih dahulu yang kemudian
sex reversal yang tidak sempurna diambil gonadnya secara hati-hati.
sehingga bakal testis dan ovari dapat Gonad yang sudah terambil
dijumpai pada saat bersamaan. diletakkan pada gelas objek dan
diberi larutan asetokarmin 2–3
Setelah dilakukan aplikasi teknologi tetes, kemudian dicincang dengan
seks reversal pada individu ikan, maka pisau skalpel sampai halus, lalu
harus dilakukan uji progeni. Uji progeni tutup dengan gelas penutup dan
ini untuk menentukan apakah ikan yang siap diamati di bawah mikroskop.
telah ditreatment tersebut sudah
berubah kelamin. Terdapat dua metode 2. Metode morfologi
yang digunakan dalam identifikasi jenis Identifikasi kelamin dengan
kelamin, antara lain sebagai berikut. pengamatan morfologi adalah cara
terhemat karena tidak harus
1. Metode asetokarmin
mematikan ikan yang akan diamati.
Identifikasi gonad dengan Cara ini apat dilakukan pada ikan-
metode asetokarmin dilakukan ikan yang memiliki dimorfisme
hanya untuk keperluan penelitian, seksual yang jelas antara jantan dan
karena ikan harus dimatikan betina.
terlebih dahulu untuk diambil
gonadnya. Asetokarmin adalah Aplikasi seks reversal telah berhasil
larutan pewarna yang digunakan dilakukan pada beberapa jenis ikan
untuk mewarnai jaringan gonad. berdasarkan hasil penelitian antara lain
Larutan ini dibuat dengan cara sebagai berikut.
melautkan 0,6 g bubuk karmin di 1. Ikan hias: ikan guppy, cupang, tetra
dalam 100 ml asam asetat 45%. kongo, dan rainbow trout dengan
Larutan dididihkan selama 2–4 menggunakan metode perendaman

113
embrio untuk ikan cupang dan tetra menggunakan larutan desinfektan atau
kongo, perendaman induk untuk sabun cuci untuk menghindari ikan yang
ikan guppy, perendaman larva untuk akan dipelihara dari hama penyakit
rainbow dan pemberian pakan. yang kemungkinan terbawa pada
2. Ikan konsumsi: nila dan mas, dengan wadah. Selain peralatan lapangan, untuk
perendaman embrio, larva dan melakukan teknik sex reversal juga
pemberian pakan. diperlukan peralatan dalam perlakuan
melalui pakan yaitu, baskom yang
Langkah awal dalam melakukan digunakan sebagai wadah dalam
seks reversal adalah menyiapkan pembuatan ramuan pakan, sendok kayu
wadah yang akan digunakan. Wadah digunakan untuk mengaduk dan
yang dapat digunakan untuk melakukan meratakan larutan hormon, hand
teknik sex reversal antara lain akuarium, sprayer digunakan untuk menyemprot-
bak fiber, bak semen, bak plastik. kan larutan hormon dalam pakan, spuit
Wadah untuk teknik sex reversal dapat suntik sebagai alat untuk mengambil
dikelompokan berdasarkan kebutuhan larutan hormon dan botol gelas yang
dan jenis metode yang akan digunakan. berwarna gelap sebagai wadah
Wadah-wadah yang digunakan yang pelarutan hormon dengan alcohol.
mendasar adalah wadah pemeliharaan Sedangkan peralatan yang diperlukan
induk dapat berupa kolam semen atau pada perlakuan melalui rendaman
bak-bak plastik, wadah perlakuan yang antara lain, baskom plastik sebagai
berupa akuarium dengan ukuran yang wadah perendaman induk atau larva,
menyesuaikan dengan kepadatan ikan aerator sebagai penyuplai udara, spuit
yang akan diberi perlakuan, dan wadah suntik sebagai alat untuk mengambil
pemeliharaan larva. larutan hormon dan botol gelas yang
berwarna gelap sebagai wadah
Peralatan yang digunakan pada pelarutan hormon dengan alkohol.
teknik sex reversal adalah peralatan
lapangan pemeliharaan ikan yang Bahan-bahan yang harus disediakan
berupa seser, selang sipon, aerator, antara lain hormon 17 D metiltestosteron
selang aerasi, dan batu aerasi. atau estradiol 17 E sesuai dengan
Peralatan yang akan digunakan sebaik- kebutuhan dan tujuan sex reversal,
nya disanitasi terlebih dahulu dengan alcohol sebagai pelarut hormon, pakan

114
alami atau buatan (bila melalui metode dengan berat rata-rata larva untuk
oral) dan air bersih yang telah mendapatkan berat total larva.
diendapkan selama 12–24 jam sebagai 4. Timbanglah pakan yang dibutuhkan
media perendaman (bila menggunakan untuk larva sesuai dengan dosis
metode dipping). yang sudah ditentukan (Feeding
rate 30–40% per bobot biomassa/
Pembuatan Pakan Berhormon hari) dikalikan selama 10 hari
Dalam aplikasi seks reversal pemberian pakan.
dengan metode oral melalui pemberian 5. Siapkanlah larutan alkohol dengan
pakan berhormon maka dosis hormon konsentrasi 70% sesuai dengan
yang digunakan akan sangat spesifik kebutuhan.
untuk jenis ikan tertentu. Dalam prosedur
6. Siapkanlah hormon yang akan
ini akan dibuat pakan berhormon untuk
digunakan sesuai kebutuhan.
jenis ikan nila. Adapun prosedur yang
Misalnya jumlah kebutuhan pakan
dilakukan sebagai berikut.
250 gram, dosis penghormonan
1. Tangkaplah larva ikan yang akan 40 mg/kg pakan, maka timbanglah
diberikan perlakuan dari kolam/bak hormon sebanyak 10 mg.
pemijahan.
7. Larutkanlah hormon tadi ke dalam
2. Pilihlah larva yang masih berumur di alkohol tersebut sebanyak 10 ml
bawah 10 hari dengan melihat (1mg/ml), lalu simpan dalam botol
kriteria yang sesuai dengan ciri-ciri berwarna gelap (tidak bening).
yang sudah ditentukan.
8. Campurlah larutan hormon dengan
3. Timbanglah biomassa larva yang pakan dengan cara menggunakan
akan diberi perlakuan peng- hand sprayer disemprotkan secara
hormonan yaitu dengan cara merata pada pakan. Untuk meng-
mengambil dan menimbang hilangkan alkohol angin-anginkan-
beberapa sampel untuk kemudian lah pakan tersebut sampai bau
hasil penimbangan sampel dibagi alkoholnya sudah tidak menyengat
dengan jumlah rata-rata larva lagi.
sampel untuk mendapatkan berat
9. Simpanlah hormon yang sudah
rata-rata larva, selanjutnya hitunglah
dianginkan pada kantong plastik
jumlah populasi larva, lalu kalikan

115
yang berwarna gelap dengan ditutup 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
rapat-rapat baik sebelum maupun diperlukan.
sesudah dipakan, atau dapat juga 2. Buatlah larutan hormon dengan cara
disimpan dalam reprigrator (+ 4° C). timbang hormon sebanyak 20 mg
10. Diskusikan secara berkelompok dan masukkan dalam tabung
tentang prosedur pembuatan pakan polietilen dan tambhakan 0,5 ml
berhormon. larutan alkohol 70%. Tutup dan
kocok sampai hormon larut,
kemudian tuangkan hormon ke
Pembuatan Larutan Perendaman dalam wadah berisi 10 liter air
pemeliharaan, beri aerasi dan siap
Aplikasi seks reversal pada ikan untuk digunakan.
guppy bertujuan untuk menghasilkan
3. Pilihlah induk ikan guppy yang
ikan berjenis kelamin jantan. Pada ikan
sedang bunting dengan melihat
guppy jenis kelamin jantan mempunyai
bentuk tubuhnya dan pilihlah induk
warna dan bentuk tubuh yang lebih indah
yang akan melahirkan 8 hari
dibandingkan dengan ikan betina.
kemudian sebanyak 50 ekor. Ikan
Teknik seks reversal pada ikan guppy
guppy biasanya mengalami masa
dapat dilakukan dengan dua metode
bunting selama 40 hari.
yaitu perendaman induk dan pemberian
4. Masukkan induk tersebut ke dalam
pakan berhormon. Pada metode
larutan hormon dan rendam selama
perendaman, dosis yang digunakan
24 jam.
adalah 2 mg/l air dan lama perendaman
selama 12 jam sampai 24 jam pada 5. Pindahkan induk ikan guppy yang
induk ikan yang sedang bunting dan telah direndam ke dalam akuarium
memberikan hasil 100% jantan. dan amati proses kelahiran anak
Sedangkan dengan metode pemberian dan hitung jumlah anak yang
pakan dengan dosis 400 mg/l dengan dihasilkan
lama perlakuan 10 hari hanya meng- 6. peliharalah anak yang dihasilkan
hasilkan 58% jantan (Zairin, 2002). sampai berumur 2–3 bulan dan
Adapun prosedur pembuatan larutan diidentifikasi jenis kelaminnya
perendaman sebagai berikut. secara morfologis dan histologis.

116
Penerapan seks reversal yang telah • Ikan guppy, 400 mg mt/kg pakan,
dilakukan penelitian oleh beberapa selama 10–15 hari pada betina
peneliti yang telah disusun dalam Zairin bunting, hasil 70% jantan.
(2002) sangat berbeda untuk jenis ikan • Ikan guppy, 1–2 mg/liter media
tentang dosis dan hasil yang diperoleh selama 24 jam pada betina bunting,
antara lain sebagai berikut. hasil 100% jantan.
• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama • Congo tetra fase bintik mata, 25 mg/
36 hari pada larva 8–63 hari, pada liter media selama 8 jam, hasil 89%
suhu 20–25° C, menghasilkan jantan.
71–90% betina. • Betta splendens/cupang fase bintik
• Ikan mas: 100 mg/kg pakan selama mata, 20 mg/liter media selama
36 hari, pakan berhormon-cacing- 8 jam, hasil 85% jantan.
pakan berhormon, menghasilkan
97% betina. Keberhasilan teknik sex reversal
• Ikan nila 10–60 mg /kg pakan, dapat diketahui melalui beberapa
selama 10–15 hari, umur 21–28 parameter antara lain sebagai berikut.
hari, hasilnya 95–100% jantan.

a. Daya tetas telur atau kualitas larva yang dihasilkan


Jumlah telur yang menetas
Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%
Jumlah telur awal
b. Derajat kelangsungan hidup larva yang dihitung setelah beberapa hari
pemeliharan
Jumlah larva yang hidup
Perhitungan daya tetas telur = –––––––––––––––––––––– × 100%
Jumlah telur awal
c. Nisbah kelamin, perbandingan jenis kelamin yang dihasilkan. Hal ini dapat
dihitung setelah 2–3 bulan pemeliharaan larva.
perhitungan nisbah kelamin untuk mengetahui keberhasilan teknik sex
reversal dengan rumus:
jumlah individu jantan
% jantan = ––––––––––––––––––– × 100%
jumlah individu total

117
jumlah individu betina
% betina = ––––––––––––––––––– × 100%
jumlah individu total

4.1.4. Inbreeding sisinya (abnormal). Menurut Leary et al


(1985), individu yang homozigot kurang
Inbreeding adalah perkawinan mampu mengimbangi keragaman
antara individu-individu yang sekerabat lingkungan dan memproduksi energi
yaitu berasal dari jantan dan betina yang untuk pertumbuhan dan perkembangan.
sama induknya dan pada varietas yang Oleh karena itu, fluktuasi asimetri
sama. Inbreeding atau silang dalam merupakan indikator untuk mengetahui
akan menghasilkan individu yang adanya silang dalam. Fluktuasi asimetri
homozigositas. Kehomozigotan ini akan ini merupakan perubahan organ atau
melemahkan individu-individunya bagian tubuh sebelah kiri dan kanan
terhadap perubahan lingkungan. yang menyebar normal dengan rataan
Homozigositas ini berari hanya ada satu mendekati nol. Selain itu individu yang
tipe alel untuk satu atau lebih lokus. mengalami tekanan silang dalam
Selain itu silang dalam akan menyebab- mempunyai ketahanan terhadap
kan penurunan kelangsungan hidup telur perubahan lingkungan yang rendah.
dan larva, peningkatan frekuensi
Berdasarkan beberapa parameter
ketidaknormalan bentuk dan penurunan
pengukuran dalam menentukan apakah
laju pertumbuhan ikan. Silang dalam
pada suatu populasi telah mengalami
menyebabkan heterozigositas ikan
tekanan silang dalam, memperlihatkan
berkurang dan keragaman genetik
bahwa silang dalam memberikan
menjadi rendah. Menurut Nurhidayat
dampak negatif dalam budi daya ikan.
(2000), lele dumbo yang berasal dari
Tetapi dalam program untuk mem-
Sleman, Tulung Agung dan Bogor
peroleh individu galur murni hanya
mempunyai stabilitas perkembangan
dapat dilakukan dengan menerapkan
yang rendah akibat telah mengalami
program breeding ini. Jadi tujuan
tekanan silang dalam yang ditunjukkan
penerapan silang dalam (inbreeding)
dengan tingginya nilai fluktuasi asimetri
hanya bertujuan untuk memperoleh
dan adanya individu yang tidak tumbuh
induk ikan yang mempunyai galur murni,
sirip dada dan sirip perut pada kedua
individu galur murni mempunyai

118
homozigositas yang tinggi. Program perkawinan yang dekat sekali
breeding ini merupakan program kaitan kekeluargaannya misalnya
konvensional dalam memperoleh induk anak dan tetua atau antarsaudara
ikan yang galur murni. sekandung. Perkawinan antara
saudara sekandung atau antara
Perkawinan antara individu-individu
individu-individu yang sefamili akan
yang sekerabat ini yang sangat dekat
mengakibatkan pembagian alel-alel
kekerabatannya biasa terjadi dalam
melalui satu atau lebih dari leluhur
suatu populasi ikan yang sangat kecil.
yang sama. Bila perkawinan
Oleh karena itu, untuk menghindari
individu ini terjadi maka alel-alel
terjadinya silang dalam pada program
yang mereka dapatkan dari leluhur
pengembangbiakan ikan dibutuhkan
yang sama akan diperoleh kembali.
suatu penerapan effective breeding
Maka hal ini akan mengakibatkan
number (Ne) pada ikan budi daya.
keturunan yang dihasilkan adalah
Berdasarkan hasil penelitian nilai Ne
individu-individu yang homozigot
untuk setiap jenis ikan berbeda,
dari satu atau lebih lokus. Dengan
misalnya pada ikan mas nilai Nenya
melakukan silang dalam, frekuensi
adalah > 50 ekor yang berarti jika para
gen tidak berubah tetapi homo-
pembudidaya akan melakukan program
sigositas meningkat. Menurut Tave
pembenihan ikan mas dalam suatu
(1986) pengaruh silang dalam
hatchery, minimal harus mempunyai
terhadap frekuensi genotipe dan
induk dengan jumlah lebih dari 25
frekuensi alel dalam lokus dapat
pasang agar tidak terjadi inbreeding.
dilihat pada Tabel 4.2.
Pada ikan nila, nilai Nenya adalah > 133
ekor, sedangkan pada ikan lele 50 ekor.
2. Line breeding
Dalam memperoleh induk ikan yang Line breeding berarti per-
mempunyai galur murni dapat dilakukan kawinan satu jalur yaitu perkawinan
dengan dua metode yaitu: keluarga yang bertujuan untuk
meningkatkan sifat-sifat tertentu
1. Closed breeding baik yang berasal dari nenek
Closed breeding berarti moyang bersama yang jantan
perkawinan yang tertutup, yang maupun betina terhadap kostitusi
mempunyai arti lain yaitu melakukan genetik pada progeninya. Bentuk

119
line breeding yang sering dilakukan menurut Tave (1986) dapat dilihat
adalah backcross kepada orang- pada Gambar 4.1. Dari hasil mild
tuanya yang sama untuk beberapa linebreeding bertujuan untuk
generasi. Menurut Tave (1986) individu A berkontribusi 53,12%
prosedur linebreeding dapat pada gen individu K, sedangkan
dilakukan dengan dua tipe yaitu pada intense linebreeding individu
Mild Linebreeding dan Intense A berkontribusi 93,75% pada gen
Linebreeding. Untuk membedakan individu G.
kedua program linebreeding ini

Tabel 4.2 Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalam
lokus. Perkawinan setiap generasi : AA × AA; Aa × Aa; aa × aa (Tave, 1986)

Frekuensi Genotipe Frekuensi Alel


Generasi
f(AA) f(Aa) f(aa) f(A) f(a)

P1 0,25 0,5 0,25 0,5 0,5


F1 0,375 0,25 0,375 0,5 0,5
F2 0,4375 0,125 0,4375 0,5 0,5
F3 0,46875 0,0625 0,46875 0,5 0,5
F4 0,48437 0,3125 0,48437 0,5 0,5
F5 0,49218 0,15625 0,49218 0,5 0,5
F6 0,49609 0,007812 0,49609 0,5 0,5
F7 0,49804 0,003906 0,49804 0,5 0,5
F8 0,49902 0,001953 0,49902 0,5 0,5
F9 0,49951 0,000976 0,49951 0,5 0,5
Fn 0,5 0,0 0,5 0,5 0,5

120
Mild Linebreeding Intense Linebreeding

A × B A × B
p p
C × D A × C
p p
E × G A × D
p p
H × I A × E
p p
A × J K
p
K
Gambar 4.1 Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding yaitu mildline breeding dan
intense line breeding (Tave, 1986).

Gambar 4.2 Induk ikan lele betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

121
Gambar 4.3 Induk ikan lele jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5 Aplikasi seleksi induk pada persegi. Setiap kolam dilengkapi


budi daya dengan saluran pemasukan dan
Dalam aplikasi budi daya para pengeluaran air. Di kedua saluran ini
petani ikan biasanya melakukan biasanya dilengkapi dengan saringan
pemeliharaan terhadap induk ikan yang agar induk-induk tersebut tidak keluar
diperoleh dari hasil budi daya dengan atau kabur. Kepadatan penebaran induk
cara induk jantan dan betina dipelihara antara 3–4 kg/m2, sedangkan ketinggi-
secara terpisah. Hal ini lebih memudah- an air dikolam induk antara 60–75 cm.
kan dalam pengelolaan, pengontrolan, Agar diperoleh kematangan induk yang
dan yang terpenting dapat mencegah memadai, setiap hari induk di beri
terjadinya memijah di luar kehendak pakan bergizi. Jenis pakan yang
”mijah maling”. Kolam induk berupa diberikan berupa pakan buatan berupa
kolam tanah, kolam tembok, atau kolam pelet sebanyak 3–5 % perhari dari bobot
tanah dengan pematang dari tembok. induk yang dipelihara. Ada juga induk
Tidak ada ketentuan khusus tentang ikan yang diberikan pakan berupa
ukuran kolam untuk pemeliharaan induk. limbah peternakan ayam (ayam yang
Biasanya kolam induk hanya disesuai- mati) yang dibakar atau direbus terlebih
kan dengan kondisi lahan dan keuangan. dahulu.
Untuk memudahkan dalam pengelolaan
dan efisiensi penggunaan kolam, maka 4.1.5.1 Seleksi induk ikan lele
luas kolam induk jantan dan betina Seleksi induk ikan lele secara umum
masing-masing berkisar 15–30 meter di mulai dari ikan ukuran benih (5–10 cm).

122
Benih ikan yang baik untuk induk di pilih berokan ini adalah untuk mengurangi
dengan ciri-ciri antara lain memiliki kandungan lemak pada tubuh ikan. Hal
pertumbuhan yang lebih cepat, tidak ini disebabkan lemak pada tubuh ikan
cacat, gerakan lincah, dan memiliki dapat menghambat ovulasi telur pada
bentuk tubuh yang baik. Benih/calon betina dan pengeluaran sperma pada
induk tersebut dipelihara di dalam kolam induk jantan. Induk yang akan diberok
dengan baik, selanjutnya calon induk dipisahkan antara induk jantan dan
tersebut dilakukan seleksi induk secara betina. Hal ini bertujuan untuk meng-
berkala sampai mendapat induk yang hindari mijah maling. Selain itu,
benar-benar baik dan sesuai dengan pemisahan induk tersebut bertujuan
kebutuhan. Kegiatan pembenihan ikan mempercepat pemijahan ikan.
lele diawali dengan seleksi induk. Induk
yang akan dipilih adalah induk jantan Ciri-ciri induk betina lele dumbo
dan betina yang matang gonad. Ciri-ciri yang siap untuk dipijahkan sebagai
induk betina ikan lele adalah genital berikut.
papila berbentuk bundar (oval), bagian • Bagian perut tampak membesar ke
perut relatif lebih besar, gerakan lambat, arah anus dan jika diraba terasa
jika diraba bagian perut terasa lembek lembek.
dan alat kelamin berwarna kemerah • Lubang kelamin berwarna kemerah-
merahan. Sedangkan induk jantan an dan tampak agak membesar.
dicirikan dengan genitalnya meruncing • Jika bagian perut secara perlahan
ke arah ekor, perut ramping, dan pada diurut ke arah anus, akan keluar
ujung alat kelamin berwarna kemerahan. beberapa butir telur berwarna hijau
Selain itu ada perubahan warna tubuh tua dan ukurannya relatif besar.
menjadi cokelat kemerahan. Untuk lebih • Gerakannya lambat.
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2
dan Gambar 4.3. Ciri-ciri induk jantan lele dumbo
Induk yang sudah dipilih berdasar- jantan yang telah siap untuk dipijahkan
kan matang gonadnya, kemudian sebagai berikut.
diberok (dipuasakan) selama 2 hari. • Alat kelamin tampak jelas me-
Selama pemberokan induk jantan dan merah.
betina dipisahkan. Tujuan dari pem-

123
• Warna tubuh agak kemerah- sejak pemanenan, benih umur 1 bulan.
merahan. Dalam pemeliharaan calon induk ini
• Tubuh ramping dan gerakannya harus diberi pakan yang cukup dan
lincah. bergizi. Calon-calon induk yang di-
pelihara tersebut selanjutnya di seleksi
kembali pada saat berukuran 100–200
4.1.5.2 Seleksi induk ikan mas gram. Calon induk jantan dan betina
dipilih berdasarkan ciri-ciri morfologis-
Induk ikan mas yang akan dipijah-
nya yang baik, di antaranya sebagai
kan sebaiknya dipelihara dalam tempat
berikut.
yang terpisah antara jantan dan betina
• Calon induk harus mempunyai
agar pertumbuhan induk ikan opimal
karakter morfologis dengan kriteria
dan tidak terjadi perkawinan yang tidak
sebagai berikut: bentuk tubuh kekar,
diinginkan. Dalam pemeliharaan induk
pangkal ekor kuat dan lebar, sisik
ikan Mas harus dilakukan dengan baik
besar dan teratur, warna cerah,
dan benar agar diperoleh induk yang
kepala lancip dan lebih kecil dari
siap dan unggul untuk dikawinkan.
lebar tubuh (1 : 1,5), daerah perut
Pemeliharaan induk ikan mas melebar dan datar, badan tebal, dan
merupakan salah satu aspek penting berpunggung tinggi.
yang harus dilaksanakan dalam • Calon induk harus berasal dari
program pengembangbiakan ikan mas. keturunan yang berbeda, baik ikan
Induk ikan mas yang dipelihara dengan jantan maupun ikan betina.
baik akan menghasilkan telur dan benih • Calon induk harus mempunyai sifat
ikan dalam jumlah dan kualitas yang cepat tumbuh, sehat, tahan terhadap
diharapkan. penyakit dan perubahan lingkungan,
serta responsive terhadap pakan.
Induk ikan yang baik sebaiknya
dipelihara dari masa benih, hal tersebut Calon-calon induk yang telah
dapat dilihat dari gerakan yang lincah, di seleksi dipelihara di kolam pe-
tumbuh bongsor, sehat, dan mempunyai meliharaan induk sampai siap untuk
nafsu makan yang baik. Pemeliharaan dipijahkan. Agar diperoleh induk yang
benih calon induk sebaiknya dilakukan berkualitas dan dapat menghasilkan

124
telur dalam jumlah yang maksimal, yang Calon-calon induk tersebut di-
harus diperhatikan adalah: pelihara sampai mencapai ukuran
• Pemeliharaan pakan yang teratur, tertentu untuk dipijahkan. Induk ikan mas
pakan yang diberikan harus jantan lebih cepat matang gonad
mempunyai kadar protein 30–35%, dibandingkan dengan ikan mas betina.
jumalh pakan yang diberikan per Umur ikan mas jantan 10–12 bulan
hari berkisar antara 2–3% dan dengan bobot 0,6–0,75 kg sudah
frekuensi pemberian pakan sampai matang kelamin, sedangkan
sebanyak 2–3 kali. induk betina yang ideal mencapai
• Kondisi kolam pemeliharaan harus matang gonad pada umur 1,5–2 tahun
optimal, yaitu kandungan oksigen dengan berat 2–3 kg. Induk ikan mas
terlarut minimal 5 ppm, suhu air yang akan dipijahkan harus benar-benar
berkisar25–30° C dan air tidak dapat dibedakan antara jantan dan
tercemar. betina. Adapun ciri-ciri induk jantan dan
betina ikan mas dapat dilihat pada
• Padat penebaran calon induk
Tabel 4.3.
berkisar antara 0,1–0,25 kg/m2.

Tabel 4.3 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas

No Jantan Betina

1. Sirip dada relatif panjang, jari-jari Sirip dada relatif pendek, lunak,
luar tebal. lemah, jari-jari luar tipis.

2. Lapisan sirip dada kasar. Lapisan dalam sirip dada licin.

3. Kepala tidak melebar. Kepala relatif kecil, bentuk agak


meruncing.

125
No Jantan Betina

4. Tubuh lebih tipis/langsing, ramp- Tubuh lebih tebal/gemuk di-


ing dibandingkan betina pada bandingkan jantan pada umur
umur yang sama. yang sama.

5. Gerakannya gesit. Gerakannya lamban dan jinak.

6. Sehat dan tidak cacat. Sehat dan tidak cacat.

7. Sisik teratur dan warna cerah. Sisik teratur dan warna cerah.

Induk ikan mas jantan dan betina dapat mencapai matang gonad. Adapun
harus dipelihara dalam kolam yang ciri-ciri induk ikan mas yang matang go-
terpisah agar ikan cepat matang kelamin nad dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan
dan tidak terjadi perkawinan liar. Induk Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
yang dipelihara dengan baik akan

Tabel 4.4 Ciri-ciri induk jantan dan betina matang gonad

No Jantan Betina

1. Tubuh ramping. Perut membulat dan lunak jika


diraba.

2. Mengeluarkan cairan putih/ Genital papilla mengembang,


sperma bila perut ditekan ke agak terbuka dan berwarna
arah anus. kemerahan.

3. Lubang anus melebar dan


menonjol (agak membengkak).

126
Gambar 4.4 Induk ikan mas betina tampak atas (kiri) dan genital papilla (kanan)

Gambar 4.5 Induk ikan mas jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5.3 Seleksi induk ikan nila agar mampu hidup dan berkembang-
biak secara optimal.
Pengelolaan induk dalam kegiatan
usaha pembenihan mempunyai peran Ruang lingkup pengelolaan induk
yang sangat penting dalam menunjang dengan mengacu pada ketercapaian
keberhasilan, karena induk merupakan efisiensi suatu usaha pembenihan ikan
salah satu faktor utama yang akan dapat dikelompokan ke dalam tiga
menentukan kualitas dan kuantitas benih kelompok yaitu pengadaan induk,
yang dihasilkan. pemeliharaan calon induk, dan pe-
ningkatan mutu induk, atau mem-
Pengelolaan induk dilakukan atas
pertahankan mutu induk.
dasar sifat induk dan kebutuhan induk

127
Untuk dapat mencapai efisiensi • Mortalitas induk, yaitu prosentase
suatu usaha pembenihan, dalam jumlah induk yang hilang selama
pengadaan induk ada dua hal yang pemeliharaan (umur produktif) baik
harus diperhatikan yaitu kuantitas calon yang disebabkan oleh kematian/
induk dan kualitas calon induk. hilang atau sesuatu hal sehingga
Perhitungan untuk menentukan berapa induk tersebut tidak berproduksi
jumlah induk yang harus tersedia dalam untuk menghasilkan telur. Dari
suatu unit pembenihan, agar dapat aspek tersebut di atas secara
menghasilkan benih sesuai dengan praktis jumlah induk ikan nila pada
peluang atau pangsa pasar yang ada, suatu areal/kolam pemijahan
maka dalam menghitung jumlah induk ditentukan oleh induk jantan dan
harus mempertimbangkan 4 aspek yaitu: ukuran induk. Hal ini disebabkan
• Skala usaha, yaitu satuan unit usaha sifat ikan nila memijah adalah di
terkecil dalam pembenihan ikan nila mana induk jantan akan membuat
yang secara ekonomis masih suatu daerah teritorial yang tidak
mampu memberikan efisiensi dan boleh digangggu ikan lain. Dengan
keuntungan yang optimal. demikian jumlah ikan betina
• Kuantitas dan kontinuitas produksi, umumnya lebih banyak dari pada
yaitu banyaknya produk (benih) ikan jantan agar mudah memberi
yang harus dihasilkan sesuai kesempatan pada jantan untuk
dengan kriteria yang ditentukan dapat menemukan betina yang
dalam periode dan interval waktu matang gonad. Setelah mengetahui
tertentu secara terus-menerus tanda-tanda calon induk yang baik
sesuai dengan target yang telah pada ikan nila, selanjutnya kita
ditentukan. harus mampu membedakan induk
jantan dan induk betina. Untuk dapat
• Produktifitas induk, yaitu ke-
membedakan antara induk jantan
mampuan induk betina dari setiap
dan betina dapat dilihat pada Tabel
pemijahan untuk menghasilkan
4.5 dan Gambar 4.5.
benih ikan nila sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.

128
Tabel 4.5 Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina

Ciri-Ciri Induk Betina Ciri-Ciri Induk Jantan

• Dagu relatif kecil berwarna putih. • Dagu menonjol berwarna merah.


• Sirip dada berwarna hitam dan • Sirip dada berwarna cokelat
pendek. kemerahan dan relatif panjang.
• Perut melebar berwarna putih. • Perut pipih warna hitam.
• Bila perut diurut dari dada ke • Bila perut diurut dari dada ke
genitalia keluar cairan bening. genitalia tidak keluar cairan
bening.

Gambar 4.6 Induk ikan nila

4.1.5.4 Seleksi induk ikan patin Induk betina ikan patin yang matang
gonad mempunyai ciri-ciri bagian perut
Induk ikan patin dapat dipijahkan
membesar ke arah lubang genital
setelah umur 2–3 tahun. Pada umur
berwarna merah, membengkak dan
tersebut induk ikan patin telah memiliki
mengkilat agak menonjol, serta jika
berat badan 3–5 kg/ekor. Ciri-ciri induk
diraba bagian perut terasa lembek.
betina adalah memiliki bentuk urogeni-
Sedangkan ciri-ciri induk jantan ikan
tal bulat dan perut relatif lebih me-
patin yang dapat dipijahkan adalah bila
ngembang dibandingkan induk jantan.
bagian perut diurut ke arah anus akan
Sedangkan induk jantan memiliki papila
dan bagian perut lebih ramping.

129
keluar cairan putih dan kental. Untuk Kanulasi bertujuan untuk mengetahui
dapat membedakan induk ikan patin derajat kematangan gonad induk betina
jantan dan betina yang matang gonad dengan mengukur keseragaman
dapat dilihat pada Gambar 4.7. diameter telur. Kanulasi dilakukan
dengan cara menyedot telur dengan
menggunakan selang kecil (kateter) ber-
diameter 2–2,5 mm. Selang kecil
tersebut dimasukkan ke dalam lubang
urogenital sedalam 4–6 cm ke dalam
ovarium. Ujung selang yang lain dihisap
dengan mulut selanjutnya selang tadi
ditarik keluar dari lubang urogenital, lalu
Gambar 4.7 Induk ikan patin jantan (atas) dan ditiup untuk mendorong telur keluar dari
betina (bawah)
selang. Telur yang keluar dari selang
ditampung pada lempeng kaca tipis
Induk ikan yang telah diseleksi
atau pada wadah lain. Selanjutnya telur
selanjutnya diberok (dipuasakan)
tersebut diukur garis tengahnya
selama 1–2 hari. Selama pemberokan
menggunakan penggaris. Bila 90–95%
induk ikan, air terus menerus dialirkan
telur memiliki garis tengah 1,0–1,2 mm,
ke kolam/wadah pemberokan. Tujuan
berarti induk betina tersebut dapat
pemberokan adalah untuk mengurangi
dipijahkan. Selain itu ciri-ciri telur yang
kadar lemak pada saluran pengeluaran
telah matang adalah akan cepat
telur. Oleh sebab itu, selama pem-
mengering atau saling berpisah bila
berokan induk ikan tidak diberi makan.
diletakkan di punggung tangan.
Bila bagian perut induk ikan betina
masih tampak membesar setelah
pemberokan, induk ikan tersebut
dikanulasi (dilakukan penyedotan telur
ikan dengan kateter) untuk menetukan
apakah induk ikan tersebut sudah siap
dipijahkan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.8 Kanulasi induk ikan patin

130
4.2 Teknik Pemijahan Ikan terhadap kematangan gonad. Hal ini
harus dipelajari karena tingkat ke-
Pemijahan adalah proses per- matangan gonad ikan sangat
kawinan antara ikan jantan dan betina. mempengaruhi keberhasilan pemijahan
Dalam budi daya ikan teknik pemijahan ikan. Walaupun saat ini telah banyak
ikan dapat dilakukan dengan 3 macam diketemukan hormon-hormon pe-
cara, yaitu: rangsang pertumbuhan dan pe-
1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu matangan gonad, namun tetap saja
pemijahan ikan tanpa campur membutuhkan waktu dalam proses
tangan manusia, terjadi secara pertumbuhan dan pematangannya.
alamiah (tanpa pemberian Tingkat kematangan gonad ikan dapat
rangsangan hormon). dideteksi dengan melihat tanda-tanda
2. Pemijahan ikan secara semi morfologi dan fisiologi sel telur atau sel
intensif, yaitu pemijahan ikan yang sperma. Tanda- tanda morfologis ikan
terjadi dengan memberikan matang gonad untuk ikan betina antara
rangsangan hormon untuk mem- lain gerakannya lamban, perut
percepat kematangan gonad, tetapi gembung, perut bila diraba terasa lunak,
proses ovulasinya terjadi secara kulit kadang kelihatan memerah,
alamiah di kolam. kadang- kadang telur telah keluar pada
lubang genital, lubang genital memerah.
3. Pemijahan ikan secara intensif,
Tanda-tanda sel telur matang secara
yaitu pemijahan ikan yang terjadi
fisiologis adalah: Polar Body I telah
dengan memberikan rangsangan
keluar, Germinal Vesicle/GV (Inti sel)
hormon untuk mempercepat ke-
telah menepi berada di depan microfile,
matangan gonad serta proses
warna telur telah transparan, ukuran telur
ovulasinya dilakukan secara buatan
mendekati 1 mm. Sejenak sebelum
dengan teknik stripping/ pengurutan.
ovulasi GV akan melebur sehingga
disebut Germinal Vesicle Break Down
Untuk dapat melakukan pemijahan
(GVBD).
ikan pada beberapa jenis ikan budi
daya maka harus memahami tentang
Sedangkan tanda-tanda ikan jantan
tingkat kematangan gonad dan faktor-
matang gonad secara morfologis
faktor yang sangat berpengaruh
antara lain ikan lebih langsing dibanding

131
ikan betina, gerakannya lincah, bila Steroid. Keadaan ini memungkinkan
diurut kearah lubang genital cairan untuk perlakuan pemberian hormon
seperti susu akan keluar. Tanda-tanda baik melaui penyuntikan, implantasi,
sel sperma matang antara lain warna dan pakan.
kental seperti susu/santan, organ
Hormon sangat penting dalam
sperma telah lengkap, motilitas tinggi,
pengaturan reproduksi dan sistem en-
kenormalan lebih dari 90%. Di samping
docrine yang ada dalam tubuh, yang
kesehatan, kenormalan ikan merupakan
reaksinya lambat untuk menyesuaikan
unsur yang penting juga, karena faktor
dengan keadaan luar. Hasil kegiatan
ini akan diturunkan kepada anaknya.
sistem endocrine adalah terjadinya
Pada saat pemilihan induk ikan keselarasan yang baik antara
matang gonad usahakan induk ikan kematangan gonad dengan kondisi di
tidak stres. Jika induk ikan stres luar, yang cocok untuk mengadakan
walaupun kematangan gonadnya sudah perkawinan. Aktivitas gonadotropin
memenuhi, ikan tersebut biasanya tidak terhadap perkembangan gonad tidak
akan memijah. Jika demikian ke- langsung tetapi melalui biosintesis
adaannya pemijahan ikan bisa tertunda hormon steroid gonad pada media
atau malah tidak jadi memijah, yang stadia gametogenesis, termasuk per-
akhirnya telur ikan akan terserap kembangan oosit (vitelogenesis)
kembali atau atresia. pematangan oosit, spermato-genesis,
dan spermiasi.

4.2.1 Perkembangan dan pe- Hormon gonadotropin dengan


matangan gonad
glicoprotein rendah dapat mengontrol
Perkembangan telur dipengaruhi vitelogenesis, sedangkan yang tinggi
oleh faktor dalam dan luar dari ikan mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon
(lingkungan dan pakan). Pengaruh tiroid akan aktif bersinergi dengan
faktor lingkungan terhadap gametoge- gonadotropin untuk mempengaruhi
nesis dibantu oleh hubungan antara perkembangan ovari dan kemungkinan
poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad lain juga untuk meningkatkan sensitivitas
melalui proses stimulisasi atau pengaruh gonadotropin. Sel target
rangsangan. Hormon-hormon yang ikut hormon gonadotropin adalah sel teka
dalam proses ini adalah GnRH dan yang merupakan bagian luar dari

132
lapisan folikel. Pada ikan goldfish dan suatu organisma, antarorgan dan sel,
rainbowtrout dihasilkan 17D- hidrokxy- dan juga antargenerasi pada kasus
20E-dihidroxyprogresterone (17 D, hormon di dalam telur. Hormon sebagai
20E-Pg) oleh lapisan folikel sebagai mediator biokimiawi dilepas dari
respon terhadap aktivitas gonadotropin tempat produksinya menuju organ tar-
untuk merangsang kematangan telur. get melalui beberapa cara, yaitu (a)
Teori yang lain kontrol endokrin terhadap difusi sederhana di dalam sel atau dari
kematangan oosit dan ovulasi pada satu sel ke sel lainnya di dalam organ;
teleostei adalah GTH merangsang (a) (b) transportasi melalui darah atau
sintesa steroid pematangan pada berbagai cairan tubuh sehingga
dinding folikel (ovari) dan (b) sekresi langsung mencapai organ atau sel; atau
mediator ovulasi. (c) secara tidak langsung melalui
lingkungan luarnya.
Sistem endokrin dan sistem saraf
merupakan sistem kontrol pada semua Sistem endokrin di dalam tubuh
makhluk hidup tidak terkecuali ikan. sangat kompleks tetapi biasanya
Sistem ini adalah cara utama tubuh mengikuti dua prinsip. Pertama ber-
untuk menyampaikan informasi antarsel dasarkan responnya dibagi menjadi dua
dan jaringan yang berbeda. Dalam kelenjar endokrin, yaitu pituitary dan
sistem endokrin dilakukan sekresi beberapa kelenjar di bawah kontrol
internal dari substansi aktif biologik. pituitary. Kedua, hormon yang dihasil-
Sistem endokrin menggunakan mes- kan oleh kelenjar tersebut seringkali
senger kimia yang disebut hormon yang menghambat produksi hormon
ditransportasikan oleh sistem pembuluh pituitary, proses ini disebut peng-
darah. Sistem endokrin lebih lambat hambatan feedback. Adanya bentuk
daripada sistem saraf karena hormon kombinasi sistem penghambatan
harus melalui perjalanan ke sistem feedback ini menyebabkan terjadinya
memutar untuk mencapai organ target. keseimbangan respons. Jadi sistem
endokrin mengontrol dirinya sendiri
Berdasarkan dari sudut ilmu,
sebagaimana halnya mengontrol sistem
endokrin merupakan mediasi biokimia
organ yang lain. Skema pengaturan
pada proses fisiologis. Mediasi ini
sekresi hormon diilustrasikan pada
dapat terjadi antarpopulasi, antar-
Gambar 4.9.
organisme, antar jaringan di dalam

133
Kelenjar endokrin dilihat dari asal
embrionya berdiferensiasi dari seluruh
lapisan germinal. Untuk yang berasal
dari mesoderm (korteks adrenal,
gonad) menghasilkan hormon-hormon
steroid, dan yang berkembang dari
ectoderm atau endoderm mensekresi-
kan hormon amino termodifikasi, peptid,
atau protein.

Kelenjar endokrin pada ikan


menurut Lagler et al (1962) terdapat
Gambar 4.9 Skema pengaturan sekresi pada beberapa organ antara lain pitu-
hormon, + menunjukkan sekresi itary, pineal, thymus, jaringan ginjal,
hormon; - menunjukkan
mekanisme feedback jaringan kromaffin, interregnal tissue,
corpuscles of stannous, thyroid,
Secara umum sistem endokrin ikan ultibranchial, pancreatic islets, intestinal
sama dengan vertebrata lainnya. Ikan tissue, interstitial tissue of gonads, dan
memiliki urofisis yang terletak pada urohypophysis. Untuk lebih jelasnya
pangkal ekor, tetapi tidak memiliki dapat dilihat pada Gambar 4.10.
kelenjar paratiroid. Sistem endokrin
juga memungkinkan tubuh untuk dapat
mengatasi stres.

134
Gambar 4.10 Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan ke arah belakang
(Lagler et al.,1962)

Kelenjar endokrin pada ikan hormon ini sangat penting dalam


menghasilkan jenis hormon tertentu, osmoregulasi yaitu pengaturan tekanan
seperti pada kelenjar utama pada ikan osmosis cairan tubuh. Kedua hormon
adalah pituitary di mana pada kelenjar tersebut terdapat pada bagian posterior
tersebut menghasilkan sembilan pituitary. Pada bagian anterior pituitary
macam sel penghasil hormon yaitu pro- terdapat beberapa macam hormon di
lactin (PL), corticotrophs (CT), antaranya hormon pertumbuhan yang
Gonadotrophs (GTH), Somatotrophs berfungsi merangsang pertumbuhan
(STH), Thyrotrophs (TSH), Melanotrophs dan mengontrol proses osmoregulasi,
(MSH) dan Neurosecretory nerve hormon prolactin pada mamalia
ending (NS). Hormon yang terdapat menstimulasi aksi produksi susu, pada
pada kelenjar pituitary antara lain ikan kontrol hidromineral (air tawar)
Oxytocin yang berfungsi merangsang hyperosmotic regulation pada ikan
konstraksi urine dan kelenjar susu, Anti teleost selain itu prolactin pada ikan air
Diuretic Hormon (ADH) yang berfungsi tawar berfungsi untuk maintannce ion
menaikkan tekanan darah lewat aksinya dan water permeability pada ephitelium
pada arteriola dan menggiatkan dari organ osmoregulasi, dan pada
reabsorbsi air dari tubuli ginjal serta beberapa ikan prolactin memberikan

135
efek dalam mengontrol gonadal ste- Pada kelenjar adrenal cortex yang
roidogenesis, metabolisme lemak, dan merupakan lapisan luar dari kelenjar
parental panning. adrenal menghasilkan beberapa
jenis hormon antara lain cortisol
Hormon selanjutnya yang dihasilkan (A. Glucocorticoid), Aldoserone (Miner-
dari anterior pituitary adalah Follicle alocorticoid), kortikosterone. Produksi
Stimulating Hormon (FSH) yang cortisol meningkat sebagai akibat dari
merangsang produksi gamet oleh berbagai stimulant stres yaitu rendahnya
gonad atau merangsang pematangan kualitas air, penanganan, kenyamanan
gonad (vitellogenesis), Luteinezing ikan, pollutant, dan water acidification.
Hormon (LH) yang merangsang produksi Fungsi utama cortisol ini berkaitan dengan
sex hormon yaitu testosterone, estrogen, metabolisme energi, ion regulation dan
progesterone, atau merangsang pe- respon terhadap stres. Kelenjar adrenal
matangan akhir. medulla atau sel kromaffin meng-
hasilkan hormon antara lain ephineprin
Kelenjar lainnya penghasil hormon dan norephinephrin. Epinephrin ber-
adalah kelenjar Thyroid antara lain fungsi mobilisasi glikogen, bertambah-
Tiroksin Tetraiodothyronine (T4), nya aliran darah lewat otot skeletal,
Triidothyronine (T3), dan Calcitonin. bertambahnya konsumsi oksigen denyut
Fungsi dari hormon tersebut antara lain jantung, sedangkan norephineprin
meningkatkan laju metabolisme, berfungsi pada neurotransmitter
esensial untuk pertumbuhan dan adrenergic, naiknya tekanan darah dan
perkembangan normal. Hormon Thyroid konstraksi arteriola dan venula.
pada ikan selalu berasosiasi dengan
Hormon yang dihasilkan oleh
hormon pertumbuhan dan cortisol
kelenjar endocrine pancreas pada
memberikan kontribusi pada kontrol
kebanyakan vertebrata terdapat pada
pertumbuhan dan perkembangan,
pulau-pulau individu dari sel sekresi
metabolisme dan osmoregulasi.
yang diliputi oleh connective tissue dan
Sedangkan Calcitonin merangsang
terbenam dalam exocrine tissue dari
penyimpanan kalsium pada tulang,
pancreas. Pada Islet of Langerhans ini
sekresi calcitonin dirangsang oleh
mengandung 4 tipe sel endocrine yaitu
tingginya kalsium dalam darah.
A cell (Glucagon), B cell (Insulin), D cell

136
(Somatostantin) dan F cell atau PP neuropeptide, Gatric Inhibitory peptide.
(Pancreatic Polypeptide). Glucagon Sedangkan pada Urophysis dihasilkan
berfungsi meningkatkan glukosa darah, hormon Urotensin I dan Urotensin II yang
merangsang katabolisme protein, secara fisiologis masih belum jelas
selain itu dapat menstimulasi lipolysis fungsinya namun diduga berperan
pada ikan atau memobilisasi lemak. dalam osmoregulator dan fisiologi
Insulin pada ikan berfungsi untuk reproduksi, ekstrak urophysis me-
menurunkan glukosa darah, menambah- nyebabkan konstraksi gonadal smooth
kan pemakaian glukosa dan sintesis muscle. Hal ini dimungkinkan Urotensin
protein serta lemak dan menurunkan mensikronisasi osmoregulasi dan
glukoneogenesis dan merangsang reproduksi pada ikan matang gonad.
glikogenesisi. Somotostantin merupa- Urotensin II mempunyai fungsi antara
kan hormon yang menghambat lain kontraksi jantung, kantung kemih,
pertumbuhan, peran pada ikan secara usus, dan penyerapan ion di usus.
fisiologis belum jelas tetapi dengan
Pada jaringan chromaffin juga
menyuntikkan somatostantin pada coho
dihasilkan hormon antara lain
salmon dapat menyebabkan penurunan
catecholamines, adrenalin, dan nor
insulin, plasma, glucagons menurun
adrenalin. Pada teleost katekolamin
dan level GLP serta berhubungan
memiliki pengaruh penting pada
dengan penurunan glikogen hati dan
peredaran oksigen ke jaringan, mem-
hyperglycemia.
pengaruhi pergerakan ion pada ikan
yang meningkatkan pertukaran ion
Pada kelenjar pineal dihasilkan
melalui insang dengan menstimulasi
hormon melatonin, sedangkan pada
peningkatan luar area gill lamella dalam
kelenjar thymus dihasilkan hormon
kontak dengan lingkungan. Pada
Thymosin, Pada gastrointestinal
subbab ini akan dibahas tentang
endocrine cels dihasilkan beberapa
mekanisme aksi-aksi hormon steroid
hormon utama antara lain Glucagon,
pada ikan. Hormo steroid adalah
Glucagon Like Peptide, Somatostantin,
hormon yang memiliki struktur kimia
Pancratic Polypeptide, Gastrin,
berdasarkan pada inti steroid, yang
Sekretin, Cholecytokin, Bombensin,
mirip dengan cholesterol dan sebagian
Enkephalin, Tachikinins, Serotonin,
besar jenis hormon ini berasal dari
Vasoactive Intestinal Peptida,
kolesterol itu sendiri, disekresi oleh

137
korteks adrenal (kortisol dan dengan cara hormon steroid masuk ke
aldosteron), ovarium (estrogen: dalam sel dan berikatan dengan
estradiol-17E, esteron, estriol dan lain- reseptor di dalam sitoplasma. Hormon
lain, progesterone), testis (androgen : reseptor yang kompleks masuk ke
androstendion, testosterone, 11- dalam nucleus di mana akan berikatan
ketotestosteron dan lain-lain) dan dengan chromatin dan mengaktivasi
plasenta (estrogen dan progesterone). gen yang spesifik. Gen (DNA) yang
Menurut Koolman & Rohm (2001) mengandung informasi akan mem-
hormon adalah bahan kimia pembawa produksi protein. Ketika gen aktif maka
sinyal yang dibentuk dalam sel-sel protein akan dihasilkan secara diagram
khusus pada kelenjar endokrin. Hormon dapat dilihat pada Gambar 4.11.
disekresikan ke dalam darah kemudian
disalurkan ke organ-organ yang men-
jalankan fungsi-fungsi regulasi tertentu
secara fisiologik dan biokimia. Sel-sel
sasaran pada organ sasaran memiliki
reseptor yang dapat mengikat hormon,
sehingga informasi yang diperoleh dapat
diteruskan ke sel-sel akhirnya meng- Gambar 4.11 Mekanisme hormon steroid
hasilkan suatu respon. Pesan hormon
disampaikan pada sel-sel sasaran Teori lain untuk pematangan sel telur
menurut dua prinsip yang berbeda. adalah adanya hubungan erat antara
Hormon lipofilik masuk ke dalam sel dan poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad.
bekerja pada inti sel, sedangkan Hipotalamus akan melepas GnRH jika
hormon hidrofilik bekerja pada mem- dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH
brane sel. Hormon steroid dan tiroksin adalah merangsang keluarnya GtH
termasuk ke dalam kelompok hormon (Gondotropin) yang berada pada
lipofilik. Hormon ini menembus mem- Hipofisa. Jika GtH keluar maka hormon
brane sel dan berikatan pada suatu Testosteron yang berada pada sel
reseptor spesifik di dalam sasaran. theca keluar, sedangkan hormon
Testosteron akan merangsang di-
Berdasarkan uraian di atas maka
keluarkannya hormon Estradiol-17E
mekanisme hormon steroid adalah

138
yang berada pada sel granulose. yang berhubungan dengan perkembang-
Hormon Estradiol-17E ini akan men- an dan pematangan gonad. Hormon
gertak kerja liver untuk memproses tersebut di antaranya Gonadotropin yaitu
precursor kuning telur (vitellogen) untuk GTH I dan GTH II, sehingga ekstrak
dikirimkan ke sel telur sebagai kuning kelenjar hipofisa sering digunakan
telur. Dengan demikian pertumbuhan sebagai perangsang pematangan
telur terjadi. Sebagai pematang sel telur gonad. Letak kelenjar hipofisa ini
diperlukan media MIH (Maturtaion terdapat pada bagian otak sebelah
Inducing Hormon) dan MPF (Matura- depan. Kelenjar ini menempel pada
tion Promoting Factor) untuk hormon infundubulum dengan suatu tangkai
17D,20E-dyhidroxy-4- pregnen-3-one yang pendek, agak panjang, atau pipih
yang bersumber dari sel granulose. bergantung pada jenis ikannya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 4.12 tentang otak dan bagian-
4.2.2 Kelenjar hipofisa, HCG, dan
ovaprim bagian pada ikan maskoki dan hampir
sama untuk semua ikan.
Kelenjar hipofisa banyak sekali
mengandung hormon terutama hormon

Gambar 4.12 Representasi diagram pada penampang sagittal dari otak goldfish sebagai dasar
penampang seri menggambarkan topografi dari GHRH-ir perikarya pada otak,
pinealocytes dalam pineal dan corticotrophs pada pituitary (siklus yang gelap).
Garis putus-putus mengindikasikan GHRH-ir fiber tract. Catatan bahwa GHRH-ir

139
fiber pada area NPO dan PVO tidak asli pada nuclei ini., tetapi area transverse.
AVT, Area Ventralis Telencephali, CBL, Cerebellum, FL, Facial Lobes, GNC,
Glomerular Nuclear Complex, INF, Hypothalamic Inferior Lobe, LR, Lateral Re-
cess, NLL, Nucleus of the Lateral Lemniscus, NLTi Nucleus Lateralis Tuberis pars
Lateralis, NLTp, Nucleus Lateralis Tuberis pars posterioris, NPO, Nucleus
Preopticus, NPP, Nucleus Preopticus Periventricularis; OLB, Olfactory Bulb; ON,
Optic Nerve; OT, Optic Tectum; PIN, pineal; PIT, Pituitary; PVO, Paraventricular
Organ; SGN, Secondary Gustatory Nucleus; TEL, Telencephalon. (Rao, et al., 1995).

Pematangan oosit dan ovulasi telur 2. Menimbang ikan donor dan ikan
dengan menggunakan ekstraksi resipien.
kelenjar hipofisa banyak mengandung 3. Ikan donor diletakkan di atas
kelemahan di antaranya sebagai talenan yang tidak licin dan
berikut. dipotong secara vertikal dengan
(1) Hilangnya ikan donor karena titik pemotongan di bagian
diambil kelenjar hipofisanya. belakang tutup insangnya
(2) Standarisasi ekstrak kelenjar hingga kepala ikan putus atau
hipofisa ikan sebagai bahan suntikan terpisah dari badannya
untuk induksi pematangan akhir sel (Gambar 4.13, kiri atas).
telur dan sel sperma tidak tepat. 4. Kepala ikan yang terpotong
(3) Belum diketahui dengan pasti dihadapkan keatas dan disayat
hormon mana yang sebenarnya dari pangkal hidung ke bawah
berpotensi untuk ovulasi dan bagian potongan pertama
kematangan gonad. hingga tulang tengkorak ikan
terbuka dan otak kelihatan jelas
(4) Penyakit mudah menular. Bagi para
(Gambar 4.13 kiri tengah dan
pembudidaya ikan yang akan
bawah).
melakukan pemijahan ikan secara
5. Kemudian kelenjar otak
buatan dengan menggunakan
disingkap/diangkat dan akan
kelenjar hipofisa dapat dengan
tampak kelenjar hipofisa di
mudah membuatnya. Adapun cara
bawah kelenjar otak (Gambar
membuat kelenjar hipofisa ini
4.13, kanan).
sebagai berikut.
6. Dengan menggunakan pinset,
1. Menentukan dosis yang akan
kelenjar hipofisa diambil dan
digunakan dalam proses
diletakkan di dalam cawan
pemijahan.
(Gambar 4.13, kanan).

140
Gambar 4.13 Pengambilan kelenjar hipofisa

7. Selanjutnya dibersihkan dengan


aquadest hingga kotoran dan
darah yang melekat hilang.
8. Kelenjar hipofisa dimasukkan
ke dalam tabung pengerus.
Kelenjar hipofisa digerus
menggunakan alu kaca hingga
hancur (Gambar 4.14).

Gambar 4.14 Penggerusan kelenjar hipofisa

9. Larutan hipofisa diambil dari


gelas pengerus menggunakan

141
alat suntik/spuit dimasukkan ke
dalam tabung reaksi/tabung
sentrifuse (Gambar 4.15).

Gambar 4.16 Pemutaran alat sentri-


fuse

Gambar 4.15 Pembuatan ekstrak


kelenjar hipofisa

10. Larutan hipofisa disentrifuse


dan didiamkan selama satu
menit sampai terbentuk dua
lapisan pada larutan tersebut.
Larutan yang agak keruh di
bagian atas endapan diambil
dengan jarum suntik (Gambar
4.16 dan Gambar 4.17).

Gambar 4.17 Pengambilan ekstrak


kelenjar hipofisa

11. Larutan siap disuntikkan pada


ikan yang akan dipijahkan
(Gambar 4.18).

142
PGF2D dari asam arachidonad.
PGF2D juga mempunyai peran penting
dalam pecahnya folikel dan pe-
ngeluaran oosit yang telah matang.

OVAPRIM adalah campuran analog


salmon GnRH dan Anti dopamine
dinyatakan bahwa setiap 1 ml ovaprim
Gambar 4.18 Ekstrak kelenjar hipofisa siap mengandung 20 ug sGnRH- a(D-Arg6-
disuntikkan pada ikan
Trp7, Lcu8, Pro9-NET) – LHRH dan 10
Hormon Chorionic Gonadotropin mg anti dopamine. Ovaprim juga ber-
(hCG) adalah hormon gonadotropin peran dalam memacu terjadinya ovulasi.
yang disekresi oleh wanita hamil dan Pada proses pematangan gonad GnRH
disintesa oleh sel-sel sintitio tropoblas analog yang terkandung di dalamnya
dari placenta. HCG mempunyai dua berperan merangsang hipofisa untuk
rangkaian rantai peptida yaitu D yang melepaskan gonadotropin. Sedangkan
mengandung 92 asam amino dan E sekresi gonadotropin akan dihambat
mengandung 145 asam amino. Pada oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi
beberapa spesies menggunakan hCG dengan antagonisnya maka peran
sebagai pemacu merangsang pe- dopamine akan terhenti, sehingga
matangan gonad sangat efektif, bisa sekresi gonadotropin akan meningkat.
sebagai pengganti ekstrak kelenjar Dari ketiga macam hormon yang dapat
hipofisa tetapi pada beberapa spesies digunakan untuk melakukan pemijahan
penggunaan hCG kurang efektif mesti ikan seperti yang telah dijelaskan, maka
dikombinasikan dengan Pregnan Mare pemilihan hormon yang akan digunakan
Serum Gonadotropin (PMSG) atau sangat bergantung pada jenis ikan yang
ovaprim. HCG berperan dalam akan dibudidayakan, harga ekonomis
pemecahan dinding folikel saat akan dan efisiensi dalam penggunaannya.
terjadi ovulasi. LH (Litunuising Hormon) Ketiga hormon tersebut prinsipnya
adalah hormon perangsang ovulasi adalah membantu proses kematangan
yang kuat, hCG memiliki potensi LH. gonad ikan yang akan menentukan ke-
Fungsi LH dalam sel theca akan berhasilan proses pemijahan.
merangsang PGE (prostaglandin) dan

143
4.2.3 Perjalanan hormon ke sel 2. Sinyal parakrin (Paracrine signaling),
target di mana selmenskresikan senyawa
kimia (local chemical mediator)
Bagaimana hormon yang disuntikan
yang mempunyai efek terhadap sel
itu mencapai sel target. Hormon
yang berada di sekelilingnya.
tersebut mencapai sel target melalui
Senyawa kimia yang diskresikan ini
komunikasi antarsel. Ada tiga cara sel-
akan diserap dan diserap dengan
sel itu berkomunikasi yaitu:
cepat.
1. Sel menskresikan senyawa kimia
3. Sinyal sinaptik (Synaptic signaling),
(chemical signaling) kepada sel
merupakan suatu neurotransmitter
lain di tempat yang berjauhan.
dan bekerja khusus untuk sel syaraf
2. Sel mengekspresikan molekul pada suatu daerah khusus yang
permukaan yang mempengaruhi sel disebut chemical synapses. Sel-sel
lainnya yang berkontak fisik dengan target akan memberikan respon
sel tersebut. terhadap sinyal yang datang melalui
3. Sel membentuk ’gap juction’ yang protein khusus yang disebut
menghubungkan masing-masing receptor.
sitoplasma sehingga dapat terjadi
pertukaran molekul-molekul kecil. 4.2.4 Stripping dan pembuahan
buatan
Sedangkan komunikasi antarsel Stripping adalah proses dikeluar-
dengan cara sekresi kimia dapat dibagi kannya telur atau sperma ikan dengan
berdasarkan jauhnya jarak yang bantuan manusia/bukan secara
dirempuh senyawa kimia tersebut yaitu: alamiah. Proses pengeluaran telur atau
1. Sinyal endokrin (Endocrine signaling), sperma tersebut tentu saja meng-
di mana sel kelenjar endokrin akan hendaki cara tertentu agar telur atau
mensekresikan hormon yang akan sperma tidak rusak ataupun justru
dibawa aliran darah ke sel target induk ikan yang akan rusak/mati.
yang terdistribusi di bagian lain dari Seseorang yang akan melakukan
tubuh. stripping telur atau sperma ikan mesti
harus telah tahu cara stripping yang
baik, dan tahu posisi gonad ikan,

144
dengan demikian arah urutan/stripping baik. Ingat telur dan sperma itu hidup
akan benar atau organ yang diurut tidak sehingga bermetabolisme.
salah. Feeling seorang pengurut
Kematangan telur dan sperma ikan
sebaiknya telah menyatu dengan induk
dipastikan diperiksa di bawah
ikan tersebut. Kenapa demikian karena
mikroskop, jika telah memenuhi tanda-
seseorang tersebut akan mengerti
tanda tersebut di atas maka segeralah
kapan pengurutan diberhentikan dan
dilakukan stripping. Langkah pertama
kapan akan dimulai lagi. Oleh karena itu,
lakukan stripping induk jantan terlebih
seorang pembudidaya harus
dahulu dengan prosedur yang telah
memahami tentang proses secara
ditentukan. Sperma adalah gamet jantan
fisiologis ovulasi dan akan dibahas
yang dihasilkan oleh testis. Cairan
pada subbab ini. Telur atau sperma
sperma adalah larutan spermatozoa
tidak akan bisa distripping jika proses
yang berada dalam cairan seminal dan
fisiologis ovulasi belum sempurna.
dihasilkan oleh hidrasi testis. Campuran
Pembuahan secara buatan dilaku- antara seminal plasma dengan sperma-
kan dengan bantuan manusia, dengan tozoa disebut semen. Dalam setiap
cara mempertemukan sel telur dengan testis semen terdapat jutaan spermato-
sel sperma pada suatu tempat tertentu zoa. Sperma ikan yang sudah matang
dan dengan alat tertentu. Proses terdiri dari kepala, leher dan ekor. Ada
melakukan pembuahan buatan ini sperma yang mempunyai ”middel
diperlukan sikap kehati-hatian agar telur Piece” sebagai penghubung antara
tidak luka, sperma tidak luka atau leher dan ekor. Di dalam middle piece
proses penempelan sperma pada sel ini berisi mitokondria yang akan ber-
telur merata. Meratanya sperma me- fungsi untuk metabolisme sperma,
nempel pada telur akan menambah potassium, sodium, calsium, magnesium,
jumlah pembuahan sperma pada sel posfat, klarida.
telur. Proses pembuahan buatan ini
Kepala sperma, kepala sperma
membutuhkan waktu tertentu, maksud-
terisi materi inti, chromosom terdiri dari
nya jika terlalu lama maka sperma atau
DNA yang bersenyawa dengan protein.
sel telur bisa mati atau terganggu. Jika
Informasi genetika yang dibawa oleh
demikian keadaannya proses pem-
spermatozoa diterjemahkan dan
buahan tidak akan berhasil dengan
disimpan di dalam nolekul DNA.

145
Sperma yang didalamnya terkandung Sperma tidak bergerak dalam
chromosom-X akan menghasilkan semen/air mani, tetapi akan segera
embrio betina sedangkan sperma bergerak ketika bersentuhan dengan
mengandung chromosom-Y akan air. Fruktosa dan galaktosa merupakan
menghasilkan embrio jantan. sumber energi utama bagi sperma ikan
mas. Gardiner dalam Norman (1995)
Ekor sperma, ekor sperma ber-
menyatakan semen yang encer banyak
fungsi memberi gerak maju seperti
mengandung glukosa sehingga mem-
gerak cambuk. Selubung mitokondria
berikan motilitas yang lebih baik.
berasal dari pangkal kepala mem-
Sedangkan semen yang kental banyak
bentuk dua struktur spiral ke arah
mengandung potassium sehingga akan
berlawanan dengan arah jarum jam.
menghambat motilitas sperma. Motilitas
Bagian tengah ekor merupakan gudang
sperma banyak dipengaruhi oleh
energi untuk kehidupan dan pergerakan
konsentrasi glukosa, NaCl, KCl, serta
spermatozoa oleh proses-proses
Osmolitas media.
metabolik yang berlangsung di dalam
helix mitokondria. Mitokondria me-
Daya tahan hidup sperma di-
ngandung enzim-enzim yang ber-
pengaruhi oleh pH, tekanan osmotik,
hubungan dengan metabolisme
elektrolit, nonelektrolit, suhu, dan
spermatozoa. Bagian ini banyak me-
cahaya. Pada umumnya sperma than
ngandung fosfolipid, lecithin, dan
hidup dan aktif pada pH 7. Sperma tetap
plasmalogen. Plasmalogen mengandung
motil untuk waktu lama di dalam media
satu aldehid lemak dan satu asam
yang isotonik dengan darah. Pada
lemak yang berhubungan dengan
umumknya sperma mudah dipengaruhi
glicerol maupun cholin. Asam lemak dapat
oleh keadaan hipertonik dari pada
dioksidasi dan sebagai sumber energi
hipotonik.
untuk aktivitas sperma. Komposisi
kimiawi sperma pada plasma inti
Larutan elektrolit seperti kalium,
(nukleoplasma) di antaranya DNA,
magnesium, dapat dipergunakan
Protamine, Non-Basik Protein. Sedang-
sebagai pengencer sperma tetapi
kan seminal plasma mengandung
calsium, pospor, dan kalium yang tinggi
protein. Komposisi kimia ekor sperma
dapat menghambat motilitas sperma.
adalah protein, lecithin, dan cholesterol.

146
Sedangkan cuprum dan besi merupa- 2. Adanya konstraksi aktif dari folikel
kan racun bagi sperma. Larutan (bertindak sebagai otot halus) yang
nonelektrolit dalam bentuk gula, sperti menekan sel telur keluar.
fruktosa, glukosa dapat dipergunakan 3. Daerah tertentu pada folikel
sebagai pengencer sperma. melemah, membentuk benjolan
hingga pecah dan terbentuk lubang
Prinsip dasar untuk mempertahan-
pelepasan hingga telur keluar.
kan agar sperma tetap hidup adalah
dengan menambahkan sesuatu ke Enzim yang berperan dalam
dalam semen yang berintikan pemecahan dinding folikel: protease
mempertahankan pH, tekanan osmotik iplasmin kemudian diikuti oleh hormon
serta menekan pertumbuhan kuman. Prostaglandin F2D (PGF2D) atau
Untuk keperluan yang sesuai bagi Cotecholamin yang merangsang
kebutuhan sperma dipergunakan bahan konstraksi aktif dari folikel.
glukosa, kuning telur, air susu yang
Setelah ovulasi kemudian akan
mengandung lippoprotein dan lecithin.
diikuti oleh ikan jantan untuk me-
Sedangkan untuk mempertahankan pH
ngeluarkan sperma. Sperma yang
semen dipergunakan sitrat, fosfat, dan
tadinya bergerak lamban menjadi
tris. Untuk menghambat pertumbuhan
bergerak cepat (motilitas tinggi)
kuman dipergunakan penicilin,
dikarenakan bersentuhan dengan air.
streptomicin, sedangkan untuk pem-
Pergerakan sperma tersebut akan
bekuan diperlukan glicerol.
mengarah pada sel telur kerena
distimulasi oleh adanya Gimnogamon I
4.2.5 Ovulasi dan fertilisasi yang dieksresikan oleh telur. Setelah
sperma menempel pada telur, telur akan
Setelah telur matang maka telur
mengeluarkan Androgamon I untuk
akan diovulasikan oleh ikan betina.
menekan motilitas sperma dan
Ovulasi itu adalah proses keluarnya sel
Gymnogamon II untuk menggumpalkan
telur (oosit) yang telah matang dari folikel
sperma.
dan masuk ke dalam rongga ovarium
atau rongga perut (Nagahama, 1990). Berjuta-juta sperma menempel
pada sel telur tetapi hanya satu sperma
Pelepasan sel telur terjadi akibat:
yang bisa masuk melalui micropil.
1. Telur membesar.

147
Kepala sperma masuk dan ekornya Cytoplasma dan chorion merenggang
tertinggal di luar, sebagai sumbat dan semakin tersumbat yang akan
micropile sehingga yang lain tidak bisa segera menutup mycropyle untuk
masuk. Berjuta-juta sperma yang menghalangi masuknya spermatozoa
menempel pada telur disingkirkan oleh lainnya. Sumantadinata (1983) me-
telur dengan reaksi kortek. Karena ngatakan, setelah memasuki telur, inti
apabila tidak disingkirkan akan spermatozoa mulai membesar dan
mengganggu metabolisme zigot. chromosomnya mengalami perubahan
sehingga memungkinkan untuk
Pembuahan sel telur merupakan
berhimpun dengan chromosom dari sel
awal dari perkembangan embrio ikan.
telur fase awal pembelahan.
Pembuahan merupakan penggabungan
sel telur dengan spermatozoa sehingga
membentuk zygote. Pembuahan pada 4.2.6 Aplikasi teknik pemijahan
ikan umumnya terjadi di luar tubuh, di pada ikan budi daya
mana induk betina mengeluarkan telur
dan induk jantan mengeluarkan sperma- 4.2.6.1 Pemijahan ikan mas
tozoa. Macam-macam Metode Pemijahan
Telur yang tidak dibuahi akan mati Ikan mas menurut Sumantadinata
dan berwarna putih air susu. Menurut (1983) dapat dilakukan secara alami
Nesler dalam Sumantadinata (1983), dan secara buatan. Pemijahan secara
suatu substansi yang disebut fertilizing alami setiap daerah memiliki ciri khas
merangsang spermatozoa untuk dalam cara memijahkan ikan mas.
berenang berusaha mencapai telur. Pemijahan ikan mas secara alami yang
Telur akan mengeluarkan fertilizing pada banyak dikenal di masyarakat adalah
saat-saat terakhir ketika dilepas dan cara Sunda, Cimindi, Rancapaku,
siap dibuahi. Magek, Kantong, Dubisch, dan Hofer.
1. Pemijahan cara Sunda
Pembuahan satu telur hanya mem-
Sunda pemijahan ikan mas cara
butuhkan satu spermatozoa bagian
Sunda merupakan cara pemijahan
kepalanya masuk ke dalam telur melalui
yang banyak digunakan petani,
mycropyle, sedangkan bagian ekornya
khususnya di Jawa Barat. Cara ini
tetap berada tertinggal di luar.
menggunakan kolam pemijahan

148
dan kolam penetasan secara terapung 5–10 cm di bawah
terpisah. Kolam pemijahan di- permukaan air. Induk ikan yang siap
persiapkan secara khusus, yaitu dipijahkan dilepaskan secara hati-
dengan mengeringkan dasar kolam, hati ke dalam kolam pemijahan.
membersihkan kolam dari rumput Pelepasan induk dilakukan + pukul
atau sampah, memasang substrat 16.00–17.00. Proses pemijahan
dan mengairi kolam. Pemijahan biasanya terjadi mulai tengah
cara ini menggunakan kakaban malam pukul 01.00–06.00 yang
sebagai substrat untuk menempel- ditandai dengan gerakan ikan yang
kan telur. Kakaban tersebut di- saling berkejaran dan timbulnya bau
pasang berderet-deret dan anyir pada air kolam pemijahan.

Gambar 4.19 Pemasangan kakaban di kolam pemijahan pada pemijahan cara


Sunda (Sumantadinata, 1983).

Sehari setelah induk ikan ngapuran dan mengairi. Persiapan


dilepas pada kolam pemijahan dibersihkan dari lumpur dengan
dilakukan pengamatan terhadap menggoyang-goyangkan secara
kakaban. Kakaban yang telah berisi perlahan di kolam pemijahan.
telur segera diangkat dan di- Kakaban tersebut dipasang ber-
pindahkan ke kolam penetasan. deret-deret di kolam penetasan
Sebelum kakaban disusun di kolam 3–5 cm di bawah permukaan air.
penetasan, terlebih dahulu pe- Telur akan menetas setelah 36–48

149
jam pada suhu 28–30° C. Pemijah- kolam pendederan. Kolam pemijah-
an cara Sunda menggunakan kolam an terletak pada salah satu sudut
penetasan sekaligus sebagai kolam penetasan dengan pematang
kolam pendederan. Persiapan dari tanah sebagai pembatas
kolam penetasan meliputi peng- sementara. Bila induk ikan telah
olahan dasar kolam, pembuatan memijah, kakaban tetap berada di
kamalir, pemupukan, kolam tersebut kolam pemijahan, sedangkan induk
dilakukan beberapa hari sebelum ikan dibiarkan masuk ke kolam
pemijahan induk. penetasan melalui lubang pe-
matang sementara. Telur ikan pada
2. Pemijahan cara Cimindi kakaban ditetaskan pada kolam
Persiapan kolam pemijahan pemijahan. Setelah benih berumur
cara Sunda dan Cimindi pada 7 hari, pematang sementara
dasarnya adalah sama, hanya dibongkar dan benih ikan akan
terdapat perbedaan induk kolam. menyebar ke kolam besar. Pada
Pada pemijahan cara Cimindi, kolam besar ini benih ikan
kolam pemijahan merupakan didederkan.
bagian dari kolam penetasan dan

150
Gambar 4.20 Kolam pemijahan cara Cimindi (Sumantadinata, 1983).

3. Pemijahan cara Rancapaku suhu 28–30° C. Anak ikan Mas yang


Pemijahan cara Rancapaku mulai mencari makan akan
hampir sama dengan cara Cimindi, menyebar ke kolam besar melalui
yaitu kolam pemijahan merupakan celah tumpukan batu atau
bagian kolam penetasan. Perbeda- bambu.Benih ikan tersebut di-
annya petak pemijahan dengan cara pelihara sampai umur 2–3 minggu.
Rancapaku terbuat dari tumpukan
batu atau bambu. Penetasan telur 4. Pemijahan cara Magek
dilakukan pada kolam pemijahan. Pemijahan ikan Mas di Sumatra
Setelah selesai memijah, induk ikan Barat dikenal dengan cara Magek.
dipindahkan ke kolam besar atau ke Pemijahan dengan cara ini diperlu-
kolam pemeliharaan induk, kan kolam seluas 3–4 m2 dengan
sedangkan kakaban tetap di kolam kedalaman air 0,75 m. dinding kolam
pemijahan. Telur ikan mas akan tegak lurus diperkuat papan. Dasar
menetas setelah 36–48 jam pada

151
kolam ditebari pasir yang telah dicuci ditetaskan pada kolam pemijahan.
bersih dari tanah dan bahan-bahan Benih ikan ditangkap setelah
lain yang berbahaya. Di atas pasir berumur 1 minggu. Pemanenan
ini dhamparkan ijuk yang dijepit benih dilakukan dengan
dengan belahan bambu. Setelah mengalirkan air dari dasar kolam
induk ikan selesai memijah, ijuk dan ditampung dengan kantong
tersebut tetap berada di kolam yang terbuat dengan bahan kain
pemijahan, sedangkan induk halus. Selanjutnya benih tersebut
ditangkap dan dikembalikan ke dipindahkan ke wadah lain untuk
kolam induk. Telur-telur ikan mas didederkan atau dipasarkan.

Gambar 4.21 Kolam pemijahan cara Magek (Sumantadinata, 1983).

5. Pemijahan cara Kantong jernih. Bentuk dasar kolam dibuat


Pada beberapa daerah di Jawa miring ke arah pengeluaran air untuk
Barat, pemijahan ikan Mas memudahkan pengaturan air dalam
dilakukan dengan cara Kantong. penangkapan anak ikan. Pemijahan
Pemijahan cara Kantong mirip cara Kantong menggunakan rumput
dengan cara Magek. Kolam sebagai tempat menempelkan telur.
pemijahan berbentuk segi empat Rumput yang digunakan rumput
dengan kedalaman air sekiatr 60 yang tidak mudah busuk di air.
cm. Dasar kolam diberi lapisan Rumput tersebut disebar di kolam
kerikil dan pasir agar airnya tetap pemijahan, induk yang telah selesai

152
memijah ditangkap dan dikembali- melalui pintu pengeluaran yang
kan ke kolam induk, sedangkan dialirkan ke bentangan kain yang
telur-telurnya dibiarkan di kolam direntangkan pada dua buah
pemijahan untuk ditetaskan. Kolam bambu. Bentangan kain tersebut
pemijahan dialiri air secara berupa kantong yang terendam
perlahan. Telur ikan akan menetas setengah bagian pada genangan air
setelah 36–48 jam pada suhu tenang. Selanjutnya benih-benih
28–30° C. benih yang berumur 5–7 yang ditampung pada kain tersebut
hari dipungut/panen. Benih-benih dikumpulkan dan didederkan di
ikan akan hanyut bersama air sawah atau kolam.

Gambar 4.22 Kolam pemijahan cara Kantong (Sumantadinata, 1983).

6. Pemijahan cara Dubisch dan Hofer Dubisch. Cara ini banyak digunakan
Pemijahan ikan cara Dubisch di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
dan Hofer menggunakan rumput Kolam pemijahan cara Dubisch
sebagai tempat meletakkan telur. berbentuk empat persegi panjang
Dubisch seorang ahli perikanan dengan ukuran 8 × 8 atau 10 × 10
berasal dari Jerman. Oleh sebab itu meter. Kedalaman air kolam
cara pemijahan ikan yang di- pemijahan 30 cm. Pada bagian
perkenalkan Dubisch disebut cara tengah dasar kolam lebih tinggi

153
daripada bagian tepi/sisi kolam. ke arah saluran pengeluaran air dan
Pada dasar kolam sekeliling ditanami rumput yang tahan
petakan terdapat saluran keliling tergenang air. Dasar tengah yang
dengan lebar 60 cm dan kedalaman miring memudahkan turunnya air
30–40 cm. Saluran keliling ber- dalam pemanenan benih ikan. Induk
fungsi untuk memudahkan pe- ikan yang selesai memijah di-
nangkapan induk setelah selesai tangkap dan dipindahkan ke kolam
memijah. Ketinggian air kolam pemeliharaan induk, sedangkan
adalah 10 cm di atas pucuk rumput. telur dibiarkan untuk ditetaskan.
Bagian tengah dasar kolam miring

Gambar 4.23 Kolam pemijahan cara Dubisch (Sumantadinata, 1983)

Hofer seorang ahli perikanan melihat kolam) yang ditumbuhi rumput tempat
beberapa kelemahan/kekurangan memijah. Induk ikan istirahat di saluran
pemijahan cara Dubisch. Kelemahan merasa tempat/kolam tersebut kecil,
tersebut terletak pada dasar kolam yang tidak ada rumput dan gelap, tetapi
dapat menimbulkan stres bagi induk setelah keluar dari saluran menuju
ikan. Hal ini disebabkan adanya bagian tengah kolam yang ditumbuhi
perubahan drastic antara bentuk saluran rumput dan terang menyebabkan induk
dengan bentuk pelataran (bagian tengah agak ketakutan. Masa takut dan stres

154
ini mengurangi keinginan ikan untuk bagian, yaitu setengah bagian yang
memijah. dangkal dan setengah bagian lebih
dalam. Bagian yang dangkal ditanami
Berdasarkan kelemahan tersebut,
rumput sebagai tempat menempelkan
Hofer memodifikasi dasar kolam
telur, sedangkan bagian lebih dalam
pemijahan cara Dubisch. Pada kolam
digunakan untuk berkumpulnya benih
pemijahan cara Hofer tidak terdapat
ikan mas sehingga memudahkan
saluran keliling kolam, tetapi seluruh
pemungutan benih ikan.
petakan kolam dibagi menjadi dua

Gambar 4.24 Kolam pemijahan cara Hofer (Sumantadinata, 1983)

Pelepasan induk ke kolam pe- pemijahan ikan mas secara alami dan
mijahan dilakukan dengan hati-hati. semi buatan dibutuhkan media/substrat
Hindari induk terkena benturan. pemijahan yang disebut dengan
Perbandingan induk jantan dan betina kakaban. Kakaban ini adalah tempat
1 : 1 dalam satuan berat 3 : 1 dalam meletakkan telur ikan mas yang terbuat
satuan ekor. dari ijuk pohon enau. Kakaban ini
biasanya berukuran panjang 1–1,5 m
Pemilihan sistem pemijahan ini
dengan lebar sekitar 0,5 m. Ijuk yang
bergantung kepada skala usaha yang
digunakan sebagai bahan pembuat
dilakukan. Pada pemijahan ikan secara
kakaban ini harus dibersihkan dengan
alami, pemilihan induk yang matang
membuang serat-serat yang kasar dan
kelamin harus tepat dan benar. Dalam

155
disisir dengan sikat kawat. Jumlah kedua induk ikan saling tertarik
kakaban yang diletakkan pada kolam untuk memijah.
pemijahan tergantung pada jumlah
Pemijahan ikan mas secara buatan
induk yang dipijahkan. Untuk memijah-
biasanya dilakukan oleh para petani ikan
kan satu pasang induk jumlah kakaban
yang membutuhkan ketersediaan benih
yang dibutuhkan 5–8 buah. Satu pasang
yang kontinu dalam jumlah dan mutu.
induk ikan mas adalah perbandingan
Pemijahan secara buatan ini dilakukan
jumlah induk jantan dan betina yang
dengan memberikan suntikan hormon
akan dipijahkan berdasarkan bobot
kepada induk ikan mas jantan dan
badan 1 : 1, sedangkan berdasarkan
betina agar cepat mengalami ke-
jumlah ikan 2 : 1 atau 3 : 1.
matangan gonad. Setelah dilakukan
Sebelum ikan Mas jantan dan penyuntikan hormon, induk ikan mas
betina dipijahkan sebaiknya induk ikan jantan dan betina akan di stripping, yaitu
tersebut diberok terlebih dahulu di dilakukan pengurutan agar telur dan
dalam kolam pemberokan selama 1–2 sperma keluar dari tubuh induk ikan mas
hari dan dipisahkan antara jantan dan dan dilakukan pembuahan ikan mas
betina. Selama dalam pemberokan, secara buatan. Hormon yang digunakan
induk ikan ini tidak diberi pakan, oleh antara lain ovaprim, pregnil, HCG, atau
karena itu, kondisi kualitas air kolam kelenjar hipofisa ikan mas itu sendiri.
pemberokan harus optimal.
Ikan mas jantan dan betina siap
Pemberokan ikan mas ini bertujuan memijah dan matang gonad dimasuk-
untuk: kan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah
1. Mengurangi lemak pada daerah induk yang ditebar bergantung pada
kantong pembungkus telur (ovarium), luas ukuran kolam pemijahan. Ikan mas
karena lemak yang terlalu banyak akan meletakkan telur pada kakaban.
dapat mengganggu kelancaran Kakaban yang berisi telur ikan mas
pelepasa telur. selanjutnya dipindahkan ke kolam
2. Memisahkan induk jantan dan pemeliharaan larva/benih. Hal ini jika
betina untuk menahan sementara pemijahan dilakukan alami dan semi
keinginan memijah sehingga pada intensif. Jika pemijahan ikan mas
saat pemijahan di kolam pemijahan dilakukan secara buatan, maka telur

156
ikan mas yang telah dicampur sperma kakaban sebanyak 3–4 buah. Jika
ditebar ke dalam akuarium dan kurang, dikhawatirkan telur yang
dipelihara sampai menetas dan dikeluarkan ketika pemijahan tidak
berumur 2–4 minggu. tertampung seluruhnya atau menumpuk
di kakaban, sehingga mudah mem-
busuk dan tidak menetas. Kakaban
4.2.6.2 Pemijahan ikan lele
harus menutupi seluruh permukaan
dasar bak pemijahan, sehingga semua
1. Persiapan wadah dan substrat
telur lele dumbo tertampung di kakaban.
(kakaban)
Bagian atas bak pemijahan di tutup
Persiapan bak pemijahan dilakukan dengan seng atau triplek atau anyaman
sebelum dilakukan pemijahan. Untuk bambu untuk mencegah induk lele
setiap pasang induk yang beratnya dumbo yang sedang dipijahkan
antara 0,5–1 kg diperlukan satu buah meloncat keluar.
bak pemijahan dengan ukuran 1 × 2 ×
2. Pemilihan induk siap pijah
0,5 meter atau 1 × 1 × 0,5 meter.
Sebelum kolam atau bak digunakan, Tidak semua induk yang dipelihara
bak dicuci bersih agar kotoran-kotoran dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan
dan lumut yang menempel terlepas dan belum tentu semua induk telah matang
dasar bak menjadi bersih dan benih lele kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum
terhindar dari serangan penyakit. dipijahkan, induk dipilih yang sesuai
dengan persyaratan. Salah satu
Selanjutnya bak diisi air bersih persyaratan yang mutlak adalah induk
setinggi 30–40 cm. Sebagai tempat telah berumur 1 tahun, baik jantan
atau media menempelnya telur, di dasar maupun betina. Pemilihan induk
bak dipasang kakaban yang terbuat dari dilakukan dengan cara mengeringkan
ijuk. Ukuran kakaban disesuaikan kolam induk, baik kolam induk jantan
dengan ukuran bak pemijahan. Namun, mapun betina, sehingga induk-induk
ukuran yang biasa digunakan ikan lele dumbo akan terkumpul.
panjangnya 75–100 cm dan lebarnya Selanjutnya induk-induk tersebut
30–40 cm. Sebagai patokan, untuk 1 ditangkap dengan menggunakan seser
pasang induk lele dumbo dengan berat atau serokan dan ditampung dalam
induk betina 500 gram, dibutuhkan wadah seperti tong plastik.

157
3. Penyuntikan hormon 4. Pemijahan

Untuk merangsang induk lele Induk lele dumbo yang telah disuntik
dumbo agar memijah sesuai dengan selanjutnya dipijahkan secara alami,
yang diharapkan, sebelumnya induk atau dipijahkan secara buatan. Jika
harus disuntik menggunakan zat akan dilakukan secara semi buatan,
perangsang berupa kelenjar hipofisa setelah induk ikan lele disuntik dengan
atau HCG (Human Chlorionic hormon maka induk tersebut dimasukan
Gonadotropine) atau ovaprim. Kelenjar ke dalam bak pemijahan yang telah
hipofisa dapat diambil dari donor ikan disiapkan. Induk akan memijah setelah
lele dumbo yang telah matang kelamin 8–12 jam dari penyuntikan. Selama
dan telah berumur minimal 1 tahun. proses pemijahan berlangsung dilaku-
Penyuntikan menggunakan kelenjar kan pengontrolan agar induk yang
hipofisa cukup dengan 1 dosis. Artinya, sedang memijah tidak melompat keluar
ikan donor yang akan diambil kelenjar tempat pemijahan.
hipofisanya, beratnya sama dengan
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan
ikan induk lele dumbo yang akan
secara alami, semi buatan dan buatan
disuntik. Namun, jika menggunakan
(induced breeding). Pemijahan ikan lele
ovaprim, penyuntikan cukup dilakukan
secara alami dapat dilakukan dengan
satu kali dengan dosis untuk induk
memijahkan induk jantan dan betina
betina 0,2 ml dan untuk induk jantan
tanpa perlakuan khusus. Induk ikan lele
sebanyak 0,1 ml. Sebagai bahan pelarut
memijah berdasarkan kondisi alam dan
digunakan air untuk injeksi berupa
ikan itu sendiri. Kelemahan pemijahan
aquabidest sebanyak 0,3–0,4 ml.
secara alami adalah pemijahan induk
Penyuntikan dapat dilakukan pada 3
belum dapat diperkirakan waktunya
tempat, yaitu pada otot punggung,
sehingga ketersediaan telur juga belum
batang ekor dan sirip perut. Akan tetapi
dapat di perkirakan. Pemijahan secara
pada umumnya dilakukan pada otot
semi buatan adalah pemijahan dengan
punggung dengan kemiringan alat
cara memberi perlakuan khusus yaitu
suntik 45°.
dengan menyuntik induk ikan meng-
gunakan hormon. Hormon yang
digunakan hormon sintetis atau hormon
hypofisa. Jika Induk disuntik meng-

158
gunakan hormon sintetis (Ovaprim) yang bersamaan sperma yang telah
dapat dilakukan dengan dosis 0,1–0,2 disiapkan sebelumnya dicampur
ml di tambah aquabides sebanyak 1–2 dengan telur. Telur dan sperma diaduk
ml. Pemijahan secara semi buatan induk menggunakan bulu ayam. Setelah telur
jantan dan betina disuntik. Induk yang dan sperma tercampur merata, lalu
telah disuntik dimasukkan ke dalam ditambah air sampai semua telur
kolam/bak pemijahan. Pemijahan terendam dan biarkan beberapa menit
secara buatan yaitu dengan me- agar semua telur terbuahi oleh sperma.
nyuntikan hormon gonadotropin ke Air rendaman yang berwarna putih
dalam tubuh induk betina. Untuk selanjutnya di buang.
mendapatkan hormon ini ada yang
Telur yang telah dibuahi disebarkan
sudah dalam bentuk cairan hormon siap
kepermukaan substrat ”kakaban” dan
pakai, ada pula yang harus di ekstrak
direndam dalam bak sampai menetas.
dari kelenjar horman ikan tertentu.
Untuk mencegah infeksi pada induk,
Pada ikan lele yang akan dilakukan maka setelah dilakukan pengurutan
pemijahan secara buatan maka induk ikan ditreatment dengan cara
pengambilan sperma dilakukan dengan direndam dalam larutan formalin
pembedahan perut induk jantan. 50–150 ppm selama 3 jam, kemudian
Selanjutnya sperma diambil dan induk ikan dilepas ke dalam bak fiber
dibersihkan dari darah dengan penampungan induk yang sudah
menggunakan tisu. Kelenjar sperma disediakan.
dipotong-potong dengan menggunakan
gunting kemudian ditekan secara halus 4.2.6.3 Pemijahan ikan nila
untuk mengeluarkan sel sperma dari
Ikan nila dapat berkembang biak
kelenjar sperma tersebut, lalu
secara optimal pada suhu 20–30
diencerkan di dalam larutan sodium
derajat celsius. Pada umumnya nila
clorida 0.9 % dalam mangkuk plastik
bersifat mengerami telurnya di dalam
yang bersih.
mulut sampai menetas kurang lebih 4
Pengurutan induk betina dilakukan hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari
dengan hati-hati agar induk tersebut sampai larva dapat berenang bebas di
tidak terluka. Telur induk betina tersebut perairan, mengerami telur dan
ditampung dalam baki dan pada waktu mengasuh larva dilakukan oleh induk

159
betina. Nila dapat dipijahkan setelah Pemijahan ikan nila berdasarkan
mencapai berat 100 gr/ekor. Secara pengelolaannya dibedakan beberapa
alami nila memijah pada sarang yang sistem antara lain sebagai berikut.
dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam,
sehingga diperlukan dasar kolam yang 1. Pemijahan secara tradisional/
berlumpur. Untuk menjaga induk hidup alami
optimal, maka parameter kualitas air
dipertahankan dalam kondisi yang layak Pemijahan secara alami dapat
bagi kehidupan induk, terutama dilakukan di kolam. Ikan nila mem-
kandungan oksigen terlarut (> 5 ppm) butuhkan sarang dalam proses
dan suhu tidak berfluktuasi. Padat pemijahan. Sarang di buat di dasar
penebaran induk tergantung dari ukuran kolam oleh induk jantan untuk memikat
induk dan sistem pemijahan yang induk betina tempat bercumbu dan
dilakukan. Selama proses pemijahan memijah, sekaligus merupakan wilayah
air kolam harus tetap berganti, dengan teritorialnya yang tidak boleh diganggu
cara mengalirkan air pemasukan ke oleh pasangan lain. Kegiatan pemijahan
kolam secara kontinu melalui pipa yang alami meliputi antara lain:
ada saringannya. Air dijatuhkan ke-
permukaan kolam agar terjadi percikan Persiapan Kolam
air untuk proses difusi oksigen.
Kolam pemijahan luasnya harus
Pemijahan ikan nila dengan meng- disesuaikan dengan jumlah induk yang
gunakan hapa (kantung jaring dengan akan dipijahkan. Perbandingan jantan
mata jaring yang lembut lebih kecil dari dan betina 1 : 3 ukuran 250–500 gr per
ukuran larva) hanya pada ikan nila yang ekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/
sudah diadaptasi pada kondisi tersebut. m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan
Kantung jaring dapat digunakan yang membuat sarang berbentuk
beberapa bulan saja paling lama kobakan didasar kolam dengan
6 bulan, karena mata jaring mudah diameter kira-kira 50 cm dan akan
sekali tertutup baik oleh lumpur maupun mempertahankan kobakan tersebut
organisme yang menempel pada jaring dari ikan jantan lainnya. Kobakan
sehingga dapat mengganggu sirkulasi tersebut akan digunakan ikan jantan
air. untuk memikat ikan betina dalam

160
pemijahan. Oleh karena itu, jumlah ikan Dinding kolam diupayakan kokoh dan
jantan setiap luasan kolam tergantung tidak ada yang bocor agar mampu
pada berapa banyak kemungkinan menahan air kolam. Ke dalam air kolam
kobakan yang dapat dibuat oleh ikan 70 cm. Dasar kolam dilakukan
jantan pada dasar kolam tersebut. pengolahan, pembuatan kemalir,
Biasanya jarak antara kobakan satu pemupukan, dan pengapuran. Kegiatan
dengan yang lainnya kira-kira 25 cm. ini dimaksudkan untuk menciptakan
Bila areal/kolam mempunyai luasan 100 suasana dasar kolam berlumpur untuk
m2 (1000 × 1000 cm2), maka satu baris pembuatan sarang dan meningkatkan
panjang didapat 1000 :100 cm = 10 dan kesuburannya agar cukup tersedia
satu baris lebar 1000 :100 = 10, jadi pakan alami untuk konsumsi induk dan
banyaknya kobakan 10 ×10 = 100 atau larva hasil pemijahan. Pengapuran
banyaknya ikan jantan 100 ekor. dilakukan untuk mengendalikan hama,
Sedangkan yang betina 3 × 100 = 300 penyakit dan parasit larva ikan serta
ekor. Induk betina yang lebih banyak meningkatkan pH dasar kolam. Dosis
3 × jantan adalah agar mudah memberi pengapuran untuk menetralkan
kesempatan pada jantan untuk dapat berbagai tingkatan pH dan jenis tekstur
menemukan betina yang matang gonad. tanah dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Dosis Pengapuran untuk Menetralkan dari Berbagai Jenis Tekstur Tanah
dan pH Awal yang Berbeda

Kebutuhan Kapur CaCO3 (kg/Ha)


No. pH Awal
Lempung Berliat Lempung Berpasir Pasir

1. < 4,0 14.320 7.160 4.475


2. 4,0 - 4,5 10.740 5.370 4.475
3. 4,6 - 5,0 8.950 4.975 3.580
4. 5,1 - 5,5 5.370 3.580 1.790
5. 5,6 - 6,0 3.580 1.790 895
6. 6,1 - 6,5 1.790 1.790 0

161
Pemupukan dapat diberikan pupuk alami dapat stabil dan tidak terjadi
kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan, blooming plankton yang merugikan.
atau kombinasi dari ketiga macam
pupuk tersebut. Jenis pupuk yang biasa Pengairan
digunakan terdiri dari: Selama proses pemijahan ikan
• Kotoran ternak besar (sapi, kerbau, membutuhkan suasana parameter
kuda dan lain-lain) dengan dosis kualitas air yang sesuai yaitu oksigen
1500 kg/ha atau kotoran ayam terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20–30° C
sebanyak 600–1200 kg/ha dan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan
• TSP dosis 100 kg/ha kondisi seperti tersebut, pengairan
• Urea dosis 150 kg/ha kolam harus dilakukan dengan
pengaturan yang baik. Air pemasukan
Dosis tersebut tidak mutlak, tetapi terus menerus dialirkan dengan debit
bisa disesuaikan dengan tingkat 2–5 liter/menit untuk luasan kolam
kesuburan tanah kolam perairan. Cara 200 m2.
pemberian pupuk kandang bisa
dionggokan di beberapa tepi kolam. Pemberian Pakan
Sedang untuk pupuk anorganik
disebarkan pada dasar kolam. Agar Meskipun kolam telah dipupuk dan
kolam bisa menjadi subur lagi bisa tumbuh subur pakan alami, pemberian
ditambah dengan pupuk hijau, misalnya pakan tambahan mutlak diperlukan.
daun orok-orok, daun lamtoro, dan lain- Pemberian pakan tambahan dimaksud-
lain. Selanjutnya kolam diairi ± 70 cm. kan untuk menjaga stabilitas produk-
Pemupukan susulan dapat diberikan tifitas induk karena selama masa
2 minggu kemudian dengan cara inkubasi telur 3–4 hari induk berpuasa
memasukan pupuk kandang/hijau ke sehingga pada proses pemijahan harus
dalam karung plastik yang diberi lubang cukup cadangan energi dari pakan ikan.
secara merata dan direndam di dekat Pakan tambahan dapat berbentuk
pintu pemasukan air kolam. Cara ini dedak, bungkil kedelai, bungkil kacang,
akan memberikan pengaruh penguraian atau pelet. Pelet dapat diberikan 3–6 %
pupuk secara bertahap dan terus- per hari dari bobot induk. Selama proses
menerus sehingga pertumbuhan pakan pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi
telur yaitu setelah hari ke-8–12.

162
2. Pemijahan secara intensif dapat dimasuki ikan betina yang
berukuran lebih kecil dari ikan
Dari sifat perilaku ikan nila maka
jantan, kolam induk betina (lingkaran
untuk meningkatkan hasil dan
II) hanya dapat dilalui larva sedang
produktivitas induk ikan nila di dalam
induk betina tidak dapat keluar dari
menghasilkan larva, pemijahan ikan
sekat, dan kolam larva (III) untuk
dapat dilakukan dengan melakukan
menangkap larva yang dihasilkan.
manipulasi lingkungan yang sesuai
Pengolahan dasar kolam dilakukan
dengan sifat memijah ikan. Pemijahan
seperti pada persiapan kolam
secara buatan dapat dilakukan dengan
pemijahan alami.
dua cara:

Pemijahan Intensif yang Sepenuh-


nya Dilakukan di Kolam

Metoda ini dilakukan pada kolam


yang didesain sedemikian rupa
sehingga setelah pemijahan selesai
dapat dipisahkan antara induk jantan,
induk betina, dan larva ikan dalam kolam
Gambar 4.25 Diagram susunan kolam
yang berbeda, dengan demikian
pemijahan bersekat
pemanenan larva relatif mudah
dilakukan dan induk akan lebih produktif • Proses pemijahan
karena tidak sering terganggu yang Apabila konstruksi kolam
dapat menimbulkan stres dan kematian berbentuk lingkaran dengan
pada induk. Desain kolam pemijahan diameter kolam I adalah 4 meter dan
dapat dilihat pada Gambar. kolam II adalah 10 meter, serta luas
• Persiapan kolam kolam III adalah 44 meter persegi,
Kolam pemijahan dibuat dari maka padat penebaran induk
pagar bambu yang bersekat-sekat adalah antara 250–300 ekor induk
antara kolam jantan, kolam betina, betina bobot ± 250 gr/ekor dan 40
dan kolam larva (gambar.1). Kolam ekor jantan bobot > 500 gr/ekor.
induk jantan (lingkaran I) hanya Induk-induk ikan pada saat

163
pemijahan menempati kolam I. ke-7. Pengambilan telur dilakukan pada
Setelah proses pemijahan hari ke-8–10 dengan cara me-
berlangsung dan telur telah ngumpulkan induk-induk pada satu
menetas, induk betina akan keluar sudut hapa untuk memperkecil ruang
dari kolam I ke kolam II untuk gerak induk dan memudahkan
mengasuh anaknya. Di kolam II ini penangkapan. Induk betina di tangkap
larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm, satu persatu dipegang bagian kepala,
selanjutnya larva akan masuk ke mulut dibuka dan digoyang-goyang di
kolam III, sedangkan induk betina dalam air atau dialiri air yang bagian
tetap pada kolam II karena ada bawahnya sudah dipasang lambit/seser
sekat. Kolam III hanya dapat di halus. Telur yang ada pada mulut induk
masuki oleh larva dari kolam II ke nila akan keluar dan tertampung di
kolam III, larva akan terusir dari lambit dan selanjutnya ditampung pada
kolam II, karena terganggu oleh wadah (ember/baki) untuk dibawa ke
induk betina yang ada. tempat penetasan. Setelah selesai
pengambilan telur, induk dipelihara di
• Pemeliharaan kolam secara terpisah antara jantan dan
Pemeliharaan induk dilakukan betina dan setelah ± 14 hari sudah dapat
dengan pemberian pakan tambah- dipijahkan kembali. Setelah pemijahan
an 3–6 % perhari dari bobot ikan. induk jantan dan induk betina diambil
Pemberian pakan dilakukan sesuai dan dipelihara pada kolam induk yang
yang dibutuhkan oleh induk dan berbeda, untuk persiapan pemijahan
larva. berikutnya.

Pemijahan Dilakukan di Hapa, 4.3 Penetasan Telur


Penetasan Telur Dilakukan pada
Corong Tetas Setelah induk ikan melakukan
pemijahan maka sel telur dan sel
Induk yang sudah siap dipijahkan sperma akan bertemu dan mengalami
(matang gonad) dimasukkan ke dalam proses pembuahan (fertilisasi) yang
hapa pemijahan dan dipelihara dengan akan membentuk zygot. Oleh karena itu,
memberikan pakan tambahan serta pembuahan ini merupakan proses
pengaturan air yang baik sampai hari peleburan antara sel telur dan sel

164
sperma untuk membentuk zygot. yang lebih kecil yang di sebut blastomer.
Pembuahan terjadi ditandai dengan Stadium cleavage merupakan rangkai-
masuknya spermatozoa ke dalam telur an mitosis yang berlangsung berturut-
lewat micropyle. Tiap sel sperma cukup turut segera setelah terjadi pembuahan
untuk membuahi satu butir telur. Pada yang menghasilkan morula dan blastomer.
saat pembuahan spermatozoa masuk
yaitu hanya kepalanya saja sedangkan Stadia Morula
ekornya tinggal di luar, cytoplasma dan Morula merupakan pembelahan sel
chorion merenggang dan semacam yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel
sumbat segera menutup micropyle untuk dan berakhir bila sel sudah meng-
menghalangi masuknya spermatozoa hasilkan sejumlah blastomer yang
lain. Pengerasan chorion disebabkan berukuran sama akan tetapi ukurannya
oleh enzim pengeras yang terdapat lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk
pada bagian dalam lapisan chorion. menjadi blastodik kecil yang mem-
Pengerasan chorion berguna untuk bentuk dua lapisan sel. Pada saat ini
melindungi embrio yang masih sangat ukuran sel mulai beragam. Sel mem-
sensitif. Setelah membentuk zygot belah secara melintang dan mulai
maka setiap individu akan mengalami membentuk formasi lapisan kedua
proses embriogenesis sebelum me- secara samar pada kutup anima.
netas. Untuk memahami tentang proses Stadia morula berakhir apabila pem-
penetasan telur maka harus dipahami belahan sel sudah menghasilkan
proses tentang embryogenesis. blastomer. Blastomer kemudian
memadat menjadi blastodisk kecil
4.3.1 Perkembangan embrio membentuk dua lapis sel. Pada akhir
Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan akan dihasilkan dua
pembelahan zygote (cleavage), stadia kelompok sel. Pertama kelompok sel-
morula (morulasi), stadia blastula sel utama (blastoderm), yang meliputi
(blastulasi), stadia gastrula (gastrulasi), sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel
dan stadia organogenesis. dalam (inner mass cells), fungsinya
membentuk tubuh embrio. Kedua
Stadia Cleavage adalah kelompok sel-sel pelengkap,
yang meliputi trophoblast, periblast, dan
Cleavage adalah pembelahan
auxilliary cells. Fungsinya melindungi
zygote secara cepat menjadi unit-unit

165
dan menghubungi antara embrio organ yang telah terbentuk pada stadia
dengan induk atau lingkungan luar. blastula mengalami perkembangan
Kelompok sel-sel yang terdiri dari lebih lanjut. Proses perkembangan sel
jaringan embrio (blastodic) dan jaringan bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan
periblas, pada ikan, reptil dan burung emboli. Epiboli adalah proses per-
disebut cakram kecambah (germinal tumbuhan sel yang bergerak ke arah
disc). depan, belakang, dan ke samping dari
sumbu embrio dan akan membentuk
Stadia Blastula epidermal, sedangkan emboli adalah
Blastulasi adalah proses yang proses pertumbuhan sel yang bergerak
menghasilkan blastula yaitu campuran ke arah dalam terutama di ujung sumbu
sel-sel blastoderm yang membentuk embrio. Stadia gastrula ini merupakan
rongga penuh cairan sebagai proses pembentukan ketiga daun
blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel kecambah yaitu ektoderm, mesoderm
blastoderm akan terdiri dari neural, dan endoderm. Pada proses gastrula
epidermal, notochordal, mesodermal, ini terjadi perpindahan ektoderm,
dan endodermal yang merupakan bakal mesoderm, endoderm, dan notochord
pembentuk organ-organ. Dicirikan 136 menuju tempat yang definitif. Pada
dua lapisan yang sangat nyata dari sel- periode ini erat hubungannya dengan
sel datar membentuk blastocoel dan proses pembentukan susunan syaraf.
blastodisk berada di lubang vegetal Gastrulasi berakhir pada saat kuning
berpindah menutupi sebagian besar telur telah tertutupi oleh lapisan sel.
kuning telur. Pada blastula sudah Beberapa jaringan mesoderm yang
terdapat daerah yang berdifferensiasi berada di sepanjang kedua sisi noto-
membentuk organ-organ tertentu seperti chord disusun menjadi segmen-
sel saluran pencernaan, notochorda, segmen yang disebut somit yaitu ruas
syaraf, epiderm, ektoderm, mesoderm, yang terdapat pada embrio.
dan endoderm.
Stadia Organogenesis
Stadia Gastrula

Gastrulasi adalah proses per- Organogenesis merupakan stadia


kembangan embrio, di mana sel bakal terakhir dari proses perkembangan

166
embrio. Stadia ini merupakan proses Penetasan merupakan saat terakhir
pembentukan organ-organ tubuh masa pengeraman sebagai hasil
makhluk hidup yang sedang ber- beberapa proses sehingga embrio
kembang. Dalam proses organogen- keluar dari cangkangnya. Penetasan
esis terbentuk berturut- turut bakal organ terjadi karena 1) kerja mekanik, oleh
yaitu syaraf, notochorda, mata, somit, karena embrio sering mengubah
rongga kuffer, kantong alfaktori, rongga posisinya karena kekurangan ruang
ginjal, usus, tulang subnotochord, linea dalam cangkangnya, atau karena
lateralis, jantung, aorta, insang, embrio telah lebih panjang dari
infundibullum, dan lipatan-lipatan sirip. lingkungan dalam cangkangnya (Lagler
Sistem organ-organ tubuh berasal dari et al. 1962). Dengan pergerakan-
tiga buah daun kecambah, yaitu pergerakan tersebut bagian telur
ektodermal, endodermal, dan mesoder- lembek dan tipis akan pecah sehingga
mal. Pada ektodermal akan membentuk embrio akan keluar dari cangkangnya.
organ-organ susunan (sistem) saraf dan 2) Kerja enzimatik, yaitu enzim dan zat
epidermis kulit. Endodermal akan kimia lainnya yang dikeluarkan oleh
membentuk saluran pencernaan kelenjar endodermal di daerah pharink
beserta kelenjar-kelenjar pencernaan embrio. Enzim ini disebut chorionase
dan alat pernafasan, dan mesodermal yang kerjanya bersifat mereduksi
akan membentuk rangka, otot, alat-alat chorion yang terdiri dari pseudokeratine
peredaran darah, alat eksresi, alat- alat menjadi lembek. Sehingga pada
reproduksi, dan korium (chorium) kulit. bagian cangkang yang tipis dan terkena
Jika proses organogenesis ini telah chorionase akan pecah dan ekor
sempurna maka akan dilanjutkan embrio keluar dari cangkang kemudian
dengan proses penetasan telur. diikuti tubuh dan kepalanya.

Semakin aktif embrio bergerak


4.3.2 Proses penetasan telur
akan semakin cepat penetasan terjadi.
Penetasan adalah perubahan Aktivitas embrio dan pembentukan
intracapsular (tempat yang terbatas) ke chorionase dipengaruhi oleh faktor
fase kehidupan (tempat luas), hal ini dalam dan luar. Faktor dalam antara lain
penting dalam perubahan-perubahan hormon dan volume kuning telur.
morfologi hewan.

167
Hormon tersebut adalah hormon yang pada wadah penetasan harus mengalir
dihasilkan kelenjar hipofisa dan tyroid terus-menerus. Salah satu sumber
sebagai hormon metamorfosa, sedang oksigen terlarut di dalam wadah
volume kuning telur berhubungan penetasan berasal dari difusi air
dengan energi perkembangan embrio. langsung dengan udara. Kadar oksigen
Sedangkan faktor luar yang berpengaruh terlarut di dalam wadah adalah 6–8 ppm.
adalah suhu, oksigen, pH salinitas, dan
Pada ikan lele biasanya telurnya
intensitas cahaya. Penetasan telur
dilekatkan pada substrat. Telur yang
terjadi bila embrio telah menjadi lebih
telah menempel pada kakaban dapat
panjang dari pada lingkaran kuning dan
ditetaskan dalam wadah budi daya
telah terbentuk sirip ekor. Penetasan
disesuaikan dengan sistem budi daya
terjadi dengan cara pelunakan chorion
yang akan diaplikasikan. Selama
oleh suatu enzim atau substansi kimia
penetasan telur, air dialirkan terus-
lainnya hasil sekresi kelenjar ekstoderm.
menerus. Seluruh telur yang akan
Selain itu penetasan juga disebabkan
ditetaskan harus terendam air, kakaban
oleh gerakan-gerakan larva akibat pe-
yang penuh dengan telur diletakan
ningkatan suhu, intensitas cahaya, dan
terbalik sehingga telur menghadap ke
pengurangan tekanan oksigen.
dasar bak. Dengan demikian telur akan
terendam air seluruhnya. Telur yang telah
4.3.3 Aplikasi penetasan telur ikan
dibuahi berwarna kuning cerah
Penetasan telur pada ikan budi kecokelatan, sedangkan telur yang tidak
daya dapat dilakukan dengan berbagai dibuahi berwarna putih pucat. Di dalam
wadah. Wadah penetasan telur ikan proses penetasan telur diperlukan
dapat digunakan antara lain akuarium, suplai oksigen yang cukup. Untuk
kolam, bak, atau fiber glass. Wadah memenuhi kebutuhan akan oksigen
yang di gunakan harus bersih. Sebelum terlarut dalam air, setiap bak penetasan
penetasan telur, air wadah penetasan di dpasang aerasi. Telur akan menetas
sanitasi menggunakan methalyne blue tergantung dari suhu air wadah
(MB). Jika penetasan telur dilakukan di penetasan dan suhu udara. Jika suhu
kolam harus menggunakan hapa. Hapa semakin panas, telur akan menetas
yang digunakan dengan mata jaring 1 mm semakin cepat. Begitu juga sebaliknya,
atau lebih kecil dari butiran telur. Air jika suhu rendah, menetasnya semakin

168
lama. Morula Awal Blastula Akhir Tabel 4.7 Perkembangan stadia embrio
Blastula Dimulainya epiboly 30% ikan lele pada suhu 28° C.

epiboly Germinal disk 60% epiboly 90% Waktu (jam) Stadia embrionik

epiboly 1–10 somite 80–100% 0 : 45 2 sel


menetas. 1 : 00 4 sel
1 : 15 16 sel
1 : 30 32 sel
Telur ikan lele akan menetas 1 : 45 64 sel
berkisar antara 24–57 jam dari 2 : 00 128 sel
2 : 15 Morula
pembuahan. Selama penetasan telur 2 : 30 Awal blastula akhir
harus selalu dicek, telur yang sehat 2 : 45 Blastula
berwarna hijau kecoklatan, bila ada telur 4 : 15 Dimulainya epiboly
4 : 45 30 % epiboly
yang berwarna putih harus segera 5 : 15 Germinal disk
dibuang untuk menghindari ber- 7 : 00 60 % epiboly
kembangnya jamur. Perkembangan 8 : 15 90 % epiboly
12 : 00 1–10 somite
stadia embrio pada ikan lele telah 24 : 00 80–100% menetas
diamati oleh Volkaert et al (1994) yang
melakukan pengamatan pada suhu Pada ikan nila penetasan telur
penetasan telur yang optimal adalah dapat dilakukan dengan dua metode
28° C (Tabel 4.7). Telur ikan lele (African yaitu penetasan dengan menggunakan
catfish) akan menetas setelah 24 jam corong penetasan dan metode
dengan derajat penetasan 80–100%. konvensional. Pada metode konven-
sional dari induk ikan nila yang
mempunyai bobot 250–300 gr dapat
menghasilkan 300–800 butir telur. Telur
ikan nila akan menetas setelah 4–6 hari.
Telur yang telah menetas tidak langsung
dilepaskan induknya melainkan tetap di
mulutnya. Induk betina melepas larva
jika sudah dapat berenang. Pada tahap
awal larva dilepaskan, induk betina
masih menjaganya. Di alam, induk
betina ikan nila mulai melepaskan larva

169
dari mulutnya pada umur 4–5 hari. Pada corong tetas terdapat pipa pemasukan
umur tersebut induk betina masih dan pengeluaran air. Pipa pemasukan
menjaga larva-larva tersebut. Jika terletak di dasar corong tetas sedang-
keadaan lingkungan larva kurang aman, kan pipa pengeluaran terletak di bagian
induk ikan menghisap kembali larvanya. atas corong tetas. Corong yang
Kuning telur larva akan habis setelah berukuran tinggi 45 cm, diameter atas
berumur 5–7 hari. Setelah kuning telur 30 cm, diameter bawah 15 cm dapat
habis, larva akan mencari makanan menetaskan telur sebanyak ± 15.000
disekitarnya. Biasanya induk betina butir telur/corong.
menjaganya dengan mengikuti
Corong tetas sebelum digunakan
kelompok larva tersebut berenang. Jika
terlebih dahulu dibersihkan dari
ada ikan lain yang mendekati kelompok
endapan kotoran, sisa telur, dan lumut
larva atau keadaan perairan kurang
kemudian dikeringkan. Setelah itu
aman maka induk tersebut masukkan
direndam pada larutan malachyte green
kembali larva-larva tersebut ke dalam
atau methalyn blue 10 ppm selama
mulutnya. Selanjutnya larva dilepaskan
15–30 menit.
kembali pada perairan yang relatif
aman dari gangguan ikan lainnya. Selama kegiatan penetasan telur air
Secara keseluruhan proses ini terus-menerus dialirkan ke corong
memerlukan waktu kurang lebih 18 hari. penetasan. Agar penggunaan air lebih
efisien, sebaiknya memakai sistem
Sedangkan penetasan telur ikan nila
resirkulasi air. Dengan sistem ini air
secara intensif dilakukan pada corong
yang telah digunakan akan melalui
tetas, yang merupakan modifikasi
saringan terlebih dahulu baik secara
penetasan telur secara alami.
fisis, biologis mapun khemis sebelum
Modifikasi tersebut terlihat pada kondisi
digunakan selanjutnya ke corong tetas.
lingkungan, suplai air untuk gerakan
Dengan menggunakan saringan
telur, oksigen terlarut, dan sebagainya.
tersebut, sistem resirkulasi air dapat
Air yang dialirkan ke corong penetasan
digunakan selama lebih dari 6 bulan,
selain agar telur-telur tetap bergerak
selain lebih efisien, juga mudah dalam
juga untuk mempertahankan kualitas air
pengontrolan parameter kualitas air
tetap baik. Corong tetas yang digunakan
yang sesuai dengan kebutuhan telur dan
berbentuk kerucut terbuat dari bahan
larva. Bak penampungan air dan
fibre glass, atau bahan lain. Pada

170
saringan yang digunakan secara berkala Pemisahan atau pemilihan telur
kira- kira 6 bulan sekali dibersihkan. Hal dapat dilakukan pada saat telur diambil
ini untuk menghindari penyumbatan dari mulut induk dan pada saat telur
aliran air oleh kotoran. ditampung. Umumnya telur pada satu
induk seragam baik masa inkubasi
Tujuan penetasan telur mengguna-
maupun ukuran. Oleh sebab itu,
kan corong tetas adalah untuk me-
pemisahan telur lebih baik dan lebih
ningkatkan daya tetas telur. Tahap awal
cepat dilakukan dilakukan pada saat
perkembangan telur, telur sangat rentan
telur diambil dari mulut induk. Setiap telur
terhadap gangguan khususnya ganggu-
yang diambil dari mulut induk ditampung
an secara mekanik. Gangguan secara
dalam satu wadah. Sedangkan telur dari
mekanik umumnya terjadi pada saat
induk lain yang berbeda masa inkubasi
membersihkan telur dari kotoran, me-
dan ukuran telurnya ditampung pada
masukkan telur ke corong penetasan
wadah yang lain. Selanjutnya setelah
dan gerakan telur akibat debit air yang
dibersihkan, telur yang sama masa
terlalu besar. Oleh sebab itu, penanganan
inkubasi dan ukuran dari induk yang lain
telur harus dilakukan secara hati-hati.
di tetaskan pada corong tetas yang
Debit air yang terlalu besar dapat
sama. Sedangkan telur yang lain
menyebabkan telur membentur dinding
ditetaskan pada corong tetas yang
atau telur lainnya dengan keras sehingga
berbeda. Jika pemisahan telur pada
dapat mengakibatkan kematian. Pada
wadah penampungan dimana seluruh
saat panen, sering terdapat perbedaan
telur ditampung dalam satu wadah
umur larva. Perbedaan ini karena
kemudian dilakukan pemisahan akan
pemijahan induk tidak serentak
lebih rumit dan lama sehingga dapat
sehingga perkembangan embrio telur
mengakibatkan telur mati. Kematian
setiap induk pada kolam pemijahan
telur tersebut dapat karena telur tidak
yang sama sering berbeda. Demikian
bergerak, benturan, dan sinar matahari
juga ukuran telur setiap induk berbeda-
langsung. Masa inkubasi telur ikan nila
beda. Sebelum dimasukkan ke corong
berhubungan dengan warna telur. Telur
penetasan, telur yang berbeda baik
yang baru dibuahi memiliki warna
masa inkubasi maupun ukuran telur
kuning muda. Sedangkan telur yang
harus dipisahkan terlebih dahulu.
akan menetas berwarna kuning
Pemisahan telur bertujuan untuk
memudahkan pemanenan larva.

171
kecokelatan. Telur yang berwarna putih semua bergerak. Jika tekanan aliran air
susu adalah telur mati. hanya terdapat pada beberapa bagian
corong tetas saja mengakibatkan
Telur hasil seleksi dibersihkan dan
terdapat titik mati tekanan air. Telur yang
dipisahkan, dimasukkan ke dalam
terdapat pada tekanan titik mati tersebut
corong tetas. Air terus-menerus dialir-
tidak bergerak dan mati.
kan ke dalam corong tetas. Besar
kecilnya debit air yang masuk ke dalam Telur ditetaskan pada corong tetas
corong tetas diatur menggunakan kran. selama 5–7 hari. Selama penetasan
Debit air untuk penetasan telur ikan telur, air terus-menerus dialirkan. Hari ke
sebesar 0,8 liter perdetik. Debit air dua penetasan telur akan terlihat telur
yang terlalu besar dapat mengakibatkan yang mati dan hidup. Telur yang mati
kematian telur karena tekanan air segera dibuang karena akan mem-
sehingga telur dapat terbentur ke pengaruhi kualitas air. Sumantadinata
dinding corong tetas atau terbawa air (1983) mengatakan faktor-faktor yang
keluar corong tetas. Sebaliknya debit air mempengaruhi daya tetas telur adalah:
yang terlalu kecil dapat mengakibatkan 1. Kualitas telur. Kualitas telur
telur tidak bergerak dan kekurangan dipengaruhi oleh kualitas pakan
oksigen. Telur yang tidak bergerak dan yang diberikan pada induk dan
kekurang oksigen akan mati. Oleh tingkat kematangan telur. telur ikan
sebab itu, kegiatan sehari-hari pada nila ini pada hari ke 9.
saat penetasan telur adalah mengontrol 2. Lingkungan yaitu kualitas air terdiri
debit air dan membersihkan corong dari suhu, oksigen, karbon dioksida,
tetas. Corong tetas dapat dibersihkan dan amonia.
dengan menyipon kotoran atau telur 3. Gerakan air yang terlalu kuat yang
yang mati. Pada saat pengontrolan debit menyebabkan terjadinya benturan
air di dalam corong tetas harus selalu yang keras di antara telur atau
stabil sehingga tidak mengganggu benda lainnya sehingga meng-
gerakan telur. akibatkan telur pecah.

Air yang masuk pada corong tetas Blaxter dalam Sumantadinata


memiliki tekanan yang merata di seluruh (1983), penetasan telur dapat disebab-
bagian corong tetas agar telur yang ada kan oleh gerakan telur, peningkatan

172
suhu, intensitas cahaya, atau pe- maka caranya adalah dengan menarik
ngurangan tekanan oksigen. Dalam salah satu ujung hapa ke salah satu
penekanan mortalitas telur, yang banyak sudut hapa, dengan hati-hati untuk
berperan adalah faktor kualitas air dan menghindari induk mengeluarkan telur.
kualitas telur selain penanganan secara Karena induk ikan nila jika merasa
intensif. dalam bahaya atau terdesak akan
mengeluarkan telur di sembarang
Oleh karena itu, induk betina hanya
tempat. Hal ini akan menyulitkan dalam
dapat memijah perlu waktu lama. Akan
mengumpulkan telur ikan nila.
tetapi pada pemijahan secara intensif,
induk ikan nila betina dapat dipijahkan Pengambilan telur ikan nila dilaku-
setiap 2–4 minggu. Hal ini dapat dijelas- kan dengan menangkap induk satu-
kan secara fisiologis ikan sebagai persatu. Penangkapan induk dilakukan
berikut. Pada pemijahan alami, selama menggunakan seser kasar dan seser
proses pengeraman telur dan pe- halus. Kedua seser ini digunakan pada
meliharaan larva, induk betina akan saat bersamaan. Seser kasar berfungsi
terhambat perkembangan gonadnya. untuk menangkap induk sedangkan
Sedangkan pada pemijahan intensif seser halus berfungsi untuk menampung
proses tersebut dilakukan secara telur ikan. Seser kasar terletak di bagian
buatan (corong tetas). Dengan demikian atas dan seser halus terletak di bagian
induk betina dapat bebas dari tugas bawah. Pada saat menangkap induk
tersebut dan segera menyiapkan dilakukan dengan hati-hati agar telur
kembali untuk pemijahan berikutnya tidak dikeluarkan.
dalam waktu yang relatif cepat.
Cara mengambil telur dari induk
Pada ikan nila yang telurnya akan betina yaitu dengan memegang bagian
ditetaskan pada corong penetasan kepala ikan. Pada saat bersamaan
harus dilakukan pemanenan telur. salah satu jari tangan membuka mulut
Pemanenan dilakukan dengan cara dan tutup insang. Selanjutnya tutup
mengambil telur dari mulut induk betina insang disiram air sehingga telur keluar
ikan nila. Sebelum pemanenan terlebih melalui rongga mulut. Selanjutnya telur-
dahulu permukaan air kolam diturunkan telur tersebut ditampung dalam wadah.
sampai ketinggian 10–20 cm. Jika Hal yang perlu diperhatikan adalah
pemijahan dilakukan di hapa (waring), menghindari gerakan induk sekecil

173
mungkin agar telur yang telah keluar stadia pasca larva. Stadia pro-larva
tidak berserakan. Induk yang telah merupakan tahap larva yang masih
diambil telurnya dan yang belum memiliki kuning telur, sedangkan stadia
memijah dikembalikan ke kolam pasca larva merupakan tahap larva yang
pemeliharaan induk. telah habis kuning telurnya dan masa
penyempurnaan organ-organ tubuh
Telur pada wadah penampungan
yang ada. Akhir stadia ini ditandai
jangan terkena sinar matahari langsung
dengan bentuk larva yang sama dengan
dan diupayakan telur selalu bergerak.
induknya yang biasa disebut dengan
Telur yang terlalu lama diam serta kena
juvenil atau benih ikan.
sinar matahari langsung dapat
menimbulkan kematian. Selanjutnya Larva ikan yang baru menetas
sebelum dimasukkan ke corong tetas, memiliki kuning telur. Larva tersebut
telur terlebih dahulu dibersihkan dari mengambil makanan dari kuning telur.
kotoran berupa lumpur, lumut, sisa Kuning telur akan habis setelah larva
pakan, dan sebagainya. Telur yang telah berumur 3 hari. Setelah kuning telur
bersih dari kotoran dapat dimasukkan habis, larva mengambil makanan dari
ke dalam corong penetasan. luar atau lingkungan hidupnya. Larva
ikan yang dibudidayakan harus dilaku-
kan pemeliharaan untuk mencapai
4. 4 Pemeliharaan Larva dan
stadia benih. Wadah yang dapat diguna-
Benih Ikan
kan untuk melakukan pemeliharaan
Larva adalah anak hewan avertebrata larva ini bermacam-macam.
yang masih harus mengalami modifikasi
Wadah pemeliharaan larva ini antara
menjadi lebih besar atau lebih kecil
lain dapat berupa bak atau kolam. Pada
untuk mencapai bentuk dewasa.
pemeliharaan di bak yang perlu
Menurut Lagler (1956), larva adalah
diperhatikan adalah sanitasi wadah
organisme yang masih berbentuk
sebelum digunakan untuk pemeliharaan
primitif atau belum mempunyai organ
dengan cara wadah direndam meng-
tubuh lengkap seperti induknya untuk
gunakan larutan Methilen Blue 100 ppm
menjadi bentuk definitif yaitu
selama 24 jam, kemudian dikuras dan
metamorfosa. Perkembangan stadia
diisi air bersih. Sedangkan wadah yang
larva meliputi stadia pro-larva dan
menggunakan kolam, sebelum digunakan

174
harus disiapkan terlebih dahulu. ukuran lebar 0,5 meter dan kedalaman
Persiapan kolam pemeliharaan larva/ 0,3 meter.
pendederan meliputi perbaikan
pematang, pengolahan dasar kolam, Pipa pemasukan dan pengeluaran
perbaikan pipa pemasukan dan air dilengkapi saringan. Fungsi saringan
pengeluaran, pemupukan, dan pe- pada pipa pemasukanan adalah untuk
ngapuran. Perbaikan pematang menghindari masuknya ikan liar atau
bertujuan untuk mencegah kebocoran sampah, sedangkan fungsi saringan
kolam. Kebocoran kolam dapat di- pada pipa pengeluaran adalah untuk
akibatkan oleh binatang air seperti menghindari lolosnya benih ikan keluar
belut, ular, kepiting, dan lain-lain. kolam. Setelah melakukan pengolahan
Pematang yang bocor mengakibatkan dasar kolam dan perbaikan pematang,
air kolam tidak stabil dan benih ikan kemudian dilakukan pengapuran.
lolos keluar kolam. Perbaikan pe-
matang yang bocor dilakukan dengan Pengapuran bertujuan untuk mem-
menyumbat bagian yang bocor meng- basmi bibit penyakit dan meningkatkan
gunakan tanah atau ijuk. kadar pH tanah. Kapur ditebar merata
di dasar kolam. Dosis kapur yang
Pengolahan dasar kolam dilakukan ditebar 10–50 gr/m2. Untuk kolam baru
dengan mencangkul dasar kolam. diperlukan 50– 150 kg kapur/m2. Kapur
Tujuan mengolah dasar kolam adalah ditebarkan pada dasar kolam lalu
untuk menguapkan gas beracun yang dicampur dengan lapisan lumpur paling
terdapat di dasar kolam. Tanah yang atas sedalam 5 cm. Seminggu kemudian
baru dicangkul diratakan. Setelah dasar lakukan pemupukan dengan 50–100 kg
kolam rata, lalu dibuat saluran di tengah pupuk kandang/100 m2, TSP 0,25 kg/
kolam. Saluran ini disebut kemalir. 100 m 2, dan urea 0,25 kg/100 m 2.
Kemalir berfungsi untuk memudahkan Semprot kolam dengan menggunakan
pemanenan dan sebagai tempat pestisida golongan organophosphat
berlindung benih ikan pada siang hari seperti Sumithion, Argothion,
dan jika ada predator (pemangsa). dan Diazinon dengan konsentrasi
Kemalir dibuat mulai dari pipa 3–4 ppm. Kolam sudah dapat diairi 5–
pemasukan air sampai pipa pe- 7 hari setelah semua rangkaian
ngeluaran air. Kemalir dibuat dengan kegiatan tersebut di atas dilakukan.

175
Kolam yang telah di pupuk dan dikapur emulsi kuning telur ayam. Pemberian
segera ditutup pipa pengeluaran air. pakan tersebut sampai umur 5 hari.
Selanjutnya pipa pemasukan air di buka. Setelah menginjak umur 6 hari, larva
Setelah ketinggian air 20–30 cm, tutup diberi pakan alami (makanan hidup)
pipa pemasukan air. Biarkan kolam yang berukuran kecil, seperti kutu air
selama 5–7 hari. Hari ke-8 benih ikan (daphnia sp) atau cacing sutera
dapat di tebar ke kolam untuk (tubifex). Pakan buatan kurang baik
didederkan. diberikan karena jika tidak habis akan
membusuk sehingga menurunkan
Setelah dipastikan hampir semua
kualitas air pada bak pemeliharaan.
telur menetas, kakaban diangkat untuk
Pakan alami diberikan 3 kali sehari,
menghindari penurunan kualitas air
pagi, siang dan sore hari atau sesuai
akibat adanya pembusukan dari telur-
dengan kebutuhan.
telur yang tidak menetas. Di samping itu
juga dilakukan pergantian air bak Faktor lain yang perlu diperhatikan
penetasan dengan membuang air selama pemeliharaan benih atau larva
sampai ¾ bagian volume air dan adalah kualitas air. Pergantian air
kemudian diisi kembali dengan air yang dilakukan setiap 2–3 hari sekali atau
baru. Larva ikan lele yang baru menetas tergantung dari kebutuhan. Jumlah air
akan berwarna hijau dan berkumpul di yang diganti sebanyak 50–70 %
dasar bak penetasan di bagian yang dengan cara menyipon (mengeluarkan
gelap. Ukuran larva lebih kurang air secara selektif dengan selang)
5–7 mm dengan berat 1,2–3 mg. sambil membuang kotoran yang
Setelah berumur 2 hari, larva mulai mengendap pada dasar bak
bergerak dan menyebar ke seluruh bak pemeliharaan larva. Selang yang
penetasan. Sampai umur 3 hari larva digunakan adalah selang plastik yang
tidak perlu diberi pakan tambahan, lentur dan biasa digunakan sebagai
karena masih memanfaatkan cadangan selang air.
makanan yang dibawa di dalam
Setelah benih lele berumur 2–3
tubuhnya, yakni yang dikenal dengan
minggu dan mencapai ukuran 0,5–2 cm,
”kuning telur”. Larva ikan lele dumbo
benih sudah siap untuk dipanen. Agar
baru diberikan pakan tambahan setelah
benih lele tidak mengalami stres,
berumur 4 hari dengan memberikan
pemanenan dilakukan pada pagi atau

176
sore hari saat suhu rendah. Cara dalam kolam. Sedangkan pengendalian
memanennya adalah air dalam bak hama penyakit dapat dilakukan dengan
disurutkan secara perlahan, selanjutnya cara mencegah hama atau hewan liar
benih ditangkap secara hati-hati masuk ke kolam seperti: membersihkan
menggunakan seser (serokan) halus. lingkungan sekitar kolam, memasang
Benih dapat langsung dipasarkan saringan pada pipa inlet, memasang
(dijual) langsung kepada pembeli atau pagar sekeliling kolam, memasang
didederkan pada kolam pendederan. lampu perangkap, dan lain sebagainya.

Larva yang akan didederkan Pendederan adalah pemeliharaan


sebaiknya jangan ditebarkan langsung benih lele dumbo yang berasal dari hasil
ke dalam kolam namun terlebih dahulu pembenihan sehingga mencapai ukuran
dilakukan aklimatisasi untuk meng- tertentu. Pendederan dilakukan dalam
hindarkan perubahan suhu ekstrim dua tahap, yakni pendederan pertama
antara suhu kolam dengan suhu air pada dan pendederan kedua. Pada pen-
wadah pengangkutan. Padat pe- dederan pertama, benih lele dumbo
nebaran larva 10.000–15.000 ekor/m2. yang dipelihara adalah benih yang
Selama masa pendederan (28–30 hari) berasal dari pembenihan yang
pemupukan ulang perlu dilakukan untuk berukuran 1–3 cm. Benih ini dipeliharan
menjamin tersedianya makanan alami selama 12–15 hari sehingga saat
yang cukup. Pemupukan dapat dilaku- panen akan diperoleh lele dumbo
kan 1–2 kali seminggu, menggunakan berukuran kurang lebih 5–6 cm
pupuk kandang (25 kg kotoran sapi atau perekornya. Pada pendederan ke dua,
3 kg kotoran ayam/100 m2). benih yang dipelihara berasal dari hasil
pendederan pertama. Pemeliharaan
Pada saat pemeliharaan dapat
dilakukan selama 12–15 hari sehingga
diberi makanan tambahan berupa
diperoleh benih lele dumbo berukuran
makanan halus seperti bekatul,
8–12 cm perekornya. Pendederan ini
konsentrat, atau pakan buatan bentuk
dapat dilakukan di kolam tanah atau
tepung. Pengelolaan kualitas air dapat
kolam tembok.
dilakukan berupa pengontrolan sistem
pemasukan air agar tetap mengalir untuk Penebaran benih dilakukan setelah
mempertahankan tinggi air di kolam 6 hari dari pemupukan atau saat pakan
serta menjamin difusi oksigen terlarut ke alami telah tersedia. Penebaran benih

177
dilakukan pada pagi atau sore hari disebarkan merata pada kolam
dengan kepadatan 200–300 ekor/m2 pendederan.
berukuran 1–3 cm per ekornya.
Untuk memperkecil mortalitas atau
Penebaran harus dilakukan dengan
kehilangan benih, selama pemeliharaan
hati-hati agar benih lele dumbo tidak
harus dilakukan pengontrolan terhadap
mengalami stres. Benih yang akan
serangan hama dan penyakit. Hama
didederkan sebaiknya jangan ditebar
yang menyerang benih lele berupa belut,
langsung ke kolam namun terlebih
ular, dan ikan gabus. Tindakan pen-
dahulu dilakukan aklimatisasi untuk
cegahan penyakit cukup dengan
menghindari perubahan suhu yang
menjaga kualitas dan kuatitas air kolam,
mencolok antara suhu air kolam dan
yakni dengan menghindarkan pemberian
suhu air pada wadah pengangkutan.
pakan yang berlebihan. Karena pakan
Cara penebaran untuk proses adaptasi
yang berlebihan akan menumpuk di
(aklimatisasi) benih lele dumbo cukup
dasar kolam dan bisa membusuk yang
mudah. Benih lele dumbo yang masih
akhirnya menjadi salah satu sumber
berada di dalam wadah pengangkutan
penyakit. Pada ikan nila pemeliharaan
dibiarkan terapung-apung di atas
larva dan benih ikan dapat dilakukan
permukaan air selama 5 menit.
pada wadah pemeliharaan larva antara
Selanjutnya ditambahkan air dari kolam
ke wadah pengangkutan sedikit demi lain akuarium, fibre glass, bak, dan
sedikit. Dengan cara ini diharapkan sebagainya. Sebelum larva dimasuk-
kualitas air yang ada di dalam wadah kan, wadah pemeliharaan larva terlebih
pengangkutan tersebut akan sama dahulu dibersihkan dan dilakukan
dengan yang ada di kolam. sanitasi. Sanitasi dapat menggunakan
malachyte green atau methalyn blue 10
Kegiatan pemeliharaan benih
ppm dengan cara dibilas keseluruh
merupakan kegiatan inti dari pen-
permukaan wadah.
dederan. Selama pemeliharaan, benih
harus diberi pakan tambahan. Pakan Pemeliharaan larva dilakukan
tambahan berupa tepung pelet selama 6–8 hari, larva berumur 3 hari
sebanyak 3–5 % dari jumlah total benih sudah dapat berenang di dasar wadah
yang dipelihara. Pakan diberikan 3–4 pemeliharaan. Sedangkan larva umur
kali sehari. Agar pemberian pakan lebih 5 hari sudah dapat berenang di-
efektif, sebaiknya pemberian pakan permukaan air. Pemeliharaan larva

178
meliputi pemberian pakan dan pe- suhu air wadah penampungan larva
ngelolaan kualitas air. Selama pe- lebih rendah dari suhu air kolam maka
meliharaan, larva dapat diberi pakan air kolam dimasukkan sedikit demi
berupa pakan alami, tepung ikan, dedak sedikit ke wadah penampungan sampai
halus, dan sebagainya. Pakan yang suhu kedua air tersebut sama.
diberikan harus lebih kecil dari bukaan Selanjutnya larva ditebar dengan cara
mulut larva dan jumlah pakan. Ukuran memiringkan wadah penampungan
butiran pakan harus lebih kecil dari larva sehingga larva dapat keluar
bukaan mulut larva. Demikian pula jumlah dengan sendirinya berenang ke kolam.
pakan harus sesuai dengan jumlah larva. Penebaran larva sebaiknya dilakukan
Pakan yang tersisa di wadah pagi atau sore hari pada saat suhu
pemeliharaan dapat mengakibatkan udara rendah.
kualitas air kurang baik. Oleh sebab itu,
Pendederan dilakukan selama
setiap hari dilakukan penyiponan
3–4 minggu. Pada umur tersebut benih
terhadap kotoran atau sisa pakan. Air
ikan sudah mencapai ukuran 3–5 cm.
harus terus-menerus mengalir di wadah.
Selama pendederan benih ikan selain
Selain itu, sebaiknya diberi aerasi pada
mendapatkan makanan alami di kolam
wadah pemeliharaan larva.
juga diberi pakan tambahan yang halus
Benih yang telah berumur 7–8 hari seperti dedak. Pakan tambahan
ditebar di kolam pendederan. Diharap- tersebut ditebar di sepanjang kolam.
kan pada saat penebaran pakan alami Frekuensi pemberian pakan sebanyak
sudah tersedia di kolam. Padat 2–3 kali perhari. Kandungan protein
penebaran benih ikan nila sebanyak pakan benih ikan sebesar t 30 %.
75–100 ekor/m2. Benih dari wadah Jumlah pakan yang diberikan 10 % dari
pemeliharaan larva ditangkap meng- biomasa.
gunakan seser halus. Larva yang
Kualitas air sangat penting di-
tertangkap tersebut ditampung di
perhatikan dalam kegiatan pendederan.
wadah. Selanjutnya benih tersebut
Suhu yang baik untuk pendederan
ditebar di kolam. Sebelum ditebar
ikan nila 28–30° C. Sedangkan oksigen
terlebih dahulu di lakukan aklimatisasi
terlarut sebesar 6–8 ppm. Pertumbuhan
dengan cara wadah yang berisi larva
ikan mulai terganggu pada suhu d 18°
dimasukkan ke dalam air kolam. Jika
C dan t 30° C. Pada suhu optimum,

179
pertumbuhan ikan normal. Suhu air cacing tubifex, daphnia, rotifera, dan
sangat berpengaruh pada laju lain-lain. Pemberian pakan benih ikan
metabolisme ikan. Perubahan harus disesuaikan ukuran benih ikan
temperatur yang terlalu drastis dapat dengan ukuran pakan. Pakan yang
menimbulkan gangguan fisiologis ikan diberikan untuk benih ikan sesuai
yang dapat menyebabkan ikan stres. dengan bukaan mulut benih ikan. Pakan
yang diberikan harus lebih kecil dengan
Pencegahan hama dan penyakit
bukaan mulut ikan.
pada kegiatan pendederan sangat perlu
dilakukan. Pencegahan tersebut dapat Pengelolaan kualitas air mutlak
dilakukan dengan pengeringan dan perlu diperlukan karena benih patin
pengapuran dasar kolam serta per- sangat peka terhadap perubahan
gantian air kolam, membuat saringan air lingkungan khususnya kualitas air. Pada
sebelum air masuk ke kolam. Hama pemeliharaan benih ikan patin secara
yang sering menyerang benih ikan nila intensif yang dilakukan di bak atau
adalah belut, ular, burung, ikan gabus, akuarium perlu dilakukan pembersihan
dan ikan lele. Penyakit yang menyerang kotoran dan penggantian air di wadah
terutama penyakit parasitik seperti pemeliharaan. Pembersihan wadah
Ichthyophthirius multifilis yang meng- dilakukan dengan menyipon kotoran
akibatkan bintik putih dipermukaan dan sisa makanan menggunakan
tubuh ikan dan mengakibatkan selang. Pada saat menyipon harus
kematian masal. Pencegahan penyakit dilakukan dengan hati-hati agar benih
ini dilakukan dengan menambahkan ikan tidak ikut keluar. Penyiponan dapat
garam dapur di kolam media pen- juga dilakukan juga sekaligus dengan
dederan sebanyak 200 gr/m3. penggantian air. Air yang dikeluarkan
pada saat penyiponan segera diganti
Pemeliharaan benih pada ikan patin
dengan air bersih. Air yang dikeluarkan
meliputi pemberian pakan, pengelolaan
sebanyak 25–50%. Sehingga air yang
kualitas air, serta pengendalian/hama
diganti sebanyak air yang dikeluarkan.
penyakit ikan. Pemberian pakan yang
Hal yang perlu diperhatikan pada saat
perlu diperhatikan adalah jenis pakan,
penggantian air adalah suhu air. Suhu
kadar protein, jumlah ukuran, dan
air yang akan dimasukkan ke dalam
frekuensi pemberian pakan. Pemberian
wadah pemeliharan. Selain itu air baru
pakan benih ikan patin yang dipelihara
yang akan dimasukkan sebaiknya telah
secara intensif dapat diberikan jenis
diendapkan terlebih dahulu.
180
Pengendalian hama dan penyakit Pemeliharan benih ikan patin
benih ikan patin lebih ditekankan pada dilakukan secara intensif di bak,
pencegahan. Pencegahan dapat di- akuarium, fiberglass, dan dapat juga
lakukan dengan sanitasi lingkungan dilakukan dipeliharaan di kolam. Jika
seperti wadah dan air. Demikian juga pemeliharan benih ikan patin di kolam
air yang akan digunakan sebaiknya harus dilakukan persiapan. Persiapan
disanitasi dengan menggunakan tersebut meliputi pengolahan dasar
methylen blue, malachyte green, kalium kolam, pemupukan dan pengapuran,
permanganat, dan sebagainya. Wadah pembuatan kamalir, perbaikan saluran,
yang akan digunakan sebaiknya terlebih dan sebagainya. Pengolahan dasar
dahulu dibersihkan menggunakan kolam berfungsi untuk mengoksidasi gas
deterjen. Hama dan penyakit ikan timbul beracun yang terdapat di dasar kolam.
disebabkan oleh kondisi lingkungan,
Pengolahan dasar kolam meliputi
kondisi benih ikan dan bibit penyakit.
pencangkul tanah dasar kolam.
Ketiga bibit penyakit tersebut menjadi
Selanjutnya dilakukan pemerataan
suatu sistem sehingga benih ikan
dasar kolam. Pemupukan bertujuan
terserang penyakit. Kondisi lingkungan
untuk menumbuhkan pakan alami di
yang kotor menyebabkan benih ikan
kolam. Pakan alami ini diharapkan
lemah, kurang nafsu makan. Pada
menjadi pakan utama bagi benih ikan.
kondisi tersebut benih ikan mudah
Pupuk ditebar merata di dasar kolam.
terserang bibit penyakit. Parasit/
Dosis pupuk yang ditebar sebanyak
penyebab penyakit sering menyerang
0,3–0,5 kg/m2. Selanjutnya kolam diisi
bibit benih ikan patin adalah
dengan air setinggi 40 cm. Pakan alami
Ichthyopthirius mulitifilis atau white
akan mencapai puncaknya setelah
spot, gyrodactius sp, dactilogyrus sp,
10–14 hari dari pemupukan. Pada hari
aeromonas sp, dan sebagainya.
ke 10 air kolam dinaikkan menjadi
Ichthyopthirius sp sering menyerang
50–70 cm. Selanjutnya, benih ikan dapat
pada bagian sisik dan sirip benih ikan.
dilepas ke kolam. Pelepasan benih
Benih ikan yang terserang penyakit ich
sebaiknya dilakukan sore hari agar suhu
biasanya menggosok-gosokkan bagian
air kolam sudah menurun. Pelepasan
tubuhnya ke dinding atau dasar wadah.
benih ikan menggunakan metode
aklimatisasi. Demikian juga untuk

181
pelepasan benih ikan patin ini juga Caryng capacity bisa diartikan daya
menggunakan metode aklimatisasi. dukung kolam yang menyangkut
Metode aklimatisasi adalah suatu cara kelimpahan pakan alami, ketersediaan
memberikan kesempatan kepada ikan oksigen serta minimalnya faktor
untuk menyesuaikan diri terhadap penggangu hidupnya ikan. Caryng
lingkungan baru. Lingkungan baru capacity bisa dihitung, contoh: ada
tersebut adalah suhu, pH, dan salinitas. beberapa juta sel per ml kelimpahan
Suhumerupakan ”Controling factor” planktonnya, ada berapa ppm
yaitu apabila suhu air berubah maka kandungan oksigennya, atau berapa
faktor yang lain akan berubah. kapasitas oksigen per volume kolam
Sedangkan pH termasuk ”Masking tersebut. Kemudian dengan meng-
factor” yaitu sebagai faktor pengendali gunakan metode sampling ada berapa
perubahan kimia dalam air. Ikan juta sel plankton yang terdapat dalam
mempunyai alat dan cara untuk perut ikan dan berapa laju kecepatan
beradaptasi terhadap lingkungannya. respirasi ikan tersebut dalam menyerap
Alat-alat tersebut akan dipergunakan oksigen.
pada saat sedang mengadakan proses
osmoregulasi. Alat-alat tersebut antara Hal ini bisa digunakan rumus
lain kulit, insang, dan ginjal. Namun Schroeder (1975), respirasi ikan pada
demikian ikan mempunyai batas suhu 20–30° C.
toleransi terhadap perubahan Y = 0.001 W0,82
lingkungannya. Begitu juga ikan Y = Konsumsi O2/ikan (gr)/jam
mempunyai batas toleransi terhadap W = Berat ikan R= 0.99
perubahan lingkungannya. Sebagai
contoh ikan hanya mampu mentolerir Dengan membandingkan caryng
perubahan suhu hanya ± 5° C, capacity dengan jumlah plankton isi
perubahan ini mampu ditolerir 0,5° C perut ikan dan laju respirasi ikan maka
permenit. Betapa pentingnya kehati- padat penebaran bisa dicari. Secara
hatian saat pelepasan benih ikan patin. singkat caryng capacity biasanya telah
diketemukan berdasarkan pengalaman
Padat penebaran sangat tergantung
atas beberapa kali pendederan ikan
kepada ”Caryng Capacity” kolam
atau pemeliharaan ikan pada kolam
tersebut dan sifat serta ukuran ikan.
tersebut. Contoh kolam A seluas 200 m2

182
biasanya ditebar ikan 100 ekor/ m2 atau Pakan yang diberikan selama
menghasilkan ikan 300 kg. pendederan benih ikan patin adalah
campuran tepung pelet dengan bekatul
Dalam pemeliharaan benih ikan dengan perbandingan 1 : 2. Tetapi
patin harus dilakukan pemberian pakan. sebenarnya jenis ikan ini sangat
Menurut beberapa penelitian bahwa menyukai pakan alami. Jika kombinasi
pendekatan jumlah pakan yang kedua jenis pakan yaitu pakan buatan
diberikan per hari adalah 3% dari total dan pakan alami diberikan bersama
bobot ikan. Frekuensi pemberian adalah sangat baik, karena unsur
pakannya 3 kali yaitu pagi, siang dan gizinya saling melengkapi. Dari hari ke
sore hari dengan jumlah yang sama. hari ikan hidup itu tumbuh, baik
Tetapi kondisi permintaan pakan akan bertambah panjang maupun bertambah
berubah-ubah tergantung suhu air. berat. Begitu pula dari hari ke hari
Apabila cuaca cerah, matahari bersinar populasi ikan semakin berkurang ada
terang maka suhu air akan naik segala beberapa ikan yang mati. Atas dasar
proses/metabolisme dipercepat. kejadian ini maka untuk menetukan
Barangkali apabila kondisi demikian jumlah pakan pada hari-hari berikutnya
frekuensi pemberian pakan akan lebih perlu diadakan sampling ikan (Gambar
dari 2 kali. Tetapi apabila cuaca 4.26). Jika total bobot ikan diketahui
mendung, matahari tidak bersinar maka jumlah pakan yang dibutuhkan
otomatis suhu akan menurun, kondisi ini dapat dihitung. Konversi/efesiensi
dibarengi dengan fotosintesis plankton pakan akan dapat dihitung apabila
terhambat. Sehingga produksi oksigen jumlah pakan yang diberikan serta
menurun sebagai akibat nafsu makan bobot total ikan diketahui. Untuk itu
ikan menurun permintaan ikan akan pendataan hal ini perlu ketekunan.
pakan juga menurun. Ada suatu teori
bahwa untuk mengatasi ikan ke-
kurangan oksigen di samping melaku-
kan aerasi air, diusahakan ikan selalu
berenang dipermukaan air. Hal ini terjadi
apabila ikan dipuasakan.

Gambar 4.26 Sampling benih ikan

183
4.5 Pembesaran Ikan pakan yang tersedia di kolam
pembesaran. Dalam pembesaran
Pembesaran ikan merupakan salah tradisional ini kesuburan perairan
satu proses dalam budi daya ikan yang akan sangat menentukan tumbuh-
bertujuan untuk memperoleh ikan ukuran nya pakan alami. Misalnya pem-
konsumsi. Pada usaha budi daya ikan besaran ikan pada kolam ter-
pembesaran merupakan segmen genang, pembesaran ikan di sawah.
usaha yang banyak dilakukan oleh para
2. Pembesaran ikan semiintensif yaitu
pembudidaya ikan. Dalam melakukan
pembesaran ikan yang lebih meng-
pembesaran ikan ini relatif tidak terlalu
utamakan pakan alami yang ter-
sulit karena keterampilan yang
dapat pada kolam dan diberi pakan
dibutuhkan tidak sesulit dalam
tambahan yang tidak lengkap
melakukan pembenihan ikan. Pada
kandungan gizi dari pakan tersebut.
kegiatan pembesaran ikan yang perlu
Pada pembesaran semi intensif ini
diperhatikan antara lain wadah yang
padat penebaran lebih tinggi di-
akan digunakan dalam proses pem-
bandingkan dengan tradisional.
besaran, padat penebaran, pola pem-
Misalnya melakukan pembesaran
berian pakan, pencegahan terhadap
ikan pada kolam air tenang dengan
hama dan penyakit ikan, pengontrolan
memberikan pakan tambahan berupa
pertumbuhan (sampling, grading dan
dedak selain pakan alami yang
sortasi), serta pengelolaan kualitas air.
terdapat pada kolam pembesaran.
Berdasarkan jenis pakan yang 3. Pembesaran ikan intensif yaitu
digunakan dalam melakukan proses pembesaran ikan yang dalam
pembesaran ikan dapat dikelompokkan proses pemeliharaannya me-
menjadi tiga kelompok yaitu: ngandalkan pakan buatan dalam
1. Pembesaran ikan secara tradisional pemberian pakannya serta dilaku-
yaitu pembesaran ikan yang hanya kan pada wadah yang terbatas
mengandalkan pakan alami yang dengan kepadatan maksimal.
terdapat dalam kolam budi daya. Dalam pembesaran secara intensif
Padat penebaran disesuaikan ini harus diperhitungkan kualitas dan
dengan daya dukung kolam dan kuantitas air yang masuk ke dalam
kolam pembesaran.

184
4.5.1 Pembesaran ikan mas pakan buatan (pelet) tetapi jumlahnya
sedikit.
Pembesaran ikan mas dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok Pembesaran ikan mas di sawah
berdasarkan penyediaan pakan dan dan di dalam kerambah merupakan
luas lahan pemeliharaan, yaitu: salah satu contoh pembesaran ikan mas
1. Pembesaran ikan mas secara secara semi intensif.
ekstensif/tradisional.
2. Pembesaran ikan secara semi Pembesaran ikan mas secara
intensif. intensif adalah ikan mas dalam air yang
mengalir, ukuran kolam pemeliharaan
3. Pembesaran ikan mas secara
relatif kecil (kurang dari 100 m2) dan
intensif.
sangat bergantung pada pakan buatan.
Pakan buatan yang diberikan biasanya
Pembesaran ikan mas secara
adalah pelet. Salah satu contoh
tradisional adalah pembesaran ikan
pembesaran ikan mas secara intensif
mas dalam kolam yang tenang airnya
adalah pembesaran ikan mas di kolam
dan dalam pemeliharaannya hanya
air deras (running water) atau jaring
mengandalakan pakan yang ada di
terapung.
dalam kolam pemeliharaan, tidak ada
pakan tambahan. Biasanya ukuran
Berdasarkan jenis ikan yang
kolam pembesaran relatif luas (lebih
dipelihara dalam kolam pemeliharaan
dari 200 m2).
atau pembesaran ikan mas di-
kelompokkan menjadi 2, yaitu:
Pembesaran secara semi intensif
adalah pembesaran ikan mas dalam
1. Monokultur, yaitu pemeliharaan ikan
kolam air tenang tetapi dalam
mas dalam wadah pembesaran
pemeliharannya diberi makanan
yang hanya diisi oleh ikan mas saja.
tambahan. Makanan tambahan ini
Dalam pemeliharaan ikan mas
dapat berupa dedak, limbah rumah
secara monokultur dapat di-
tangga, daun-daunan, dan sebagainya.
kelompokkan menjadi tunggal
Selain itu, dapat juga ditambahkan
kelamin dan campur kelamin.

185
Pemeliharaan ikan mas tunggal Sedangkan pembesaran ikan mas
kelamin adalah pemeliharaan ikan di jaring terapung saat ini sudah dapat
mas yang menggunakan ikan jantan menggunakan benih ikan mas yang
atau ikan betina saja. Pemeliharaan berukuran lebih dari 5–8 cm. Padat
ikan mas campur kelamin adalah penebaran benih ikan mas di kolam
pemeliharaan ikan mas dengan pemeliharaan harus dilakukan dengan
menggunakan ikan jantan dan hati-hati dan biasanya ditebar pada saat
betina bersama-sama dalam matahari belum bersinar. Agar benih
wadah pemeliharaan. Hal ini muncul yang ditebar tidak mengalami stres atau
karena adanya kecenderungan tingkat kematian yang tinggi. Sebaiknya
pada ikan mas betina untuk tumbuh benih ikan mas tersebut dibiarkan
lebih cepat dibandingkan dengan keluar dengan sendirinya dari tempat
ikan jantan. penampungan benih (plastik) ke dalam
pemeliharaan.
2. Polikultur yaitu pemeliharaan ikan
mas dengan mempergunakan lebih
Hal-hal yang harus diperhati-
dari satu jenis ikan dalam wadah
kan dalam melakukan pembesaran
pemeliharaan. Ikan mas dapat
ikan mas sampai mencapai ukuran
dipelihara secara polikultur dengan
konsumsi sebagai berikut.
ikan mas atau ikan nila, karena jenis
ikan ini bukan merupakan pesaing 1. Pakan. Pakan merupakan suatu
makanan dalam kolam pe- sumber energi bagi ikan. Tanpa
meliharaan. makanan ikan tidak akan tumbuh
dan berkembang biak. Pakan yang
Dalam melakukan usaha pem- dapat diberikan untuk ikan mas
besaran ikan mas, ukuran benih yang adalah pakan alami, pakan buatan
akan digunakan sangat bergantung dan pakan tambahan.
kepada sistem budi daya yang akan
ditetapkan. Pada budi daya ikan mas Pakan alami adalah makanan
di kolam air deras, ukuran benih yang hidup bagi larva dan benih ikan yang
dapat digunakan sebaiknya berukuran diperoleh dari perairan/kolam atau
100 gram/ekor. membudidayakannya secara ter-

186
pisah. Ikan mas merupakan ikan buatan. Bentuk pakan buatan yang
pemakan segala (omaevora), oleh biasa diberikan adalah pelet. Garis
karena itu sebaiknya pada kolam tengah pelet berkisar antara 2–4 mm.
pemeliharaan harus dilakukan
2. Pengelolaan kualitas air. Pe-
pemupukan awal 3–5 hari sebelum
ngelolaan kualitas air adalah cara
penebaran benih dan pemupukan
pengendalian kondisi air di dalam
susulan agar ketersediaan pakan
kolam budi daya sedemikian rupa
alami di dalam kolam pemeliharaan
sehingga memenuhi persyaratan
selalu ada. Ketersediaan pakan
hidup bagi ikan yang akan di
alami yang melimpah akan
pelihara.
menguntungkan bagi ikan dan
petani itu sendiri karena tidak lagi Dalam pembesaran ikan mas
membutuhkan pakan tambahan agar dapat tumbuh dengan optimal
dalam pemeliharaannya. maka kondisi air kolam pem-
besaran harus sesuai dengan
Pakan tambahan yang diberi-
kebutuhan ikan mas. Variable
kan dalam bentuk apa adanya
kualitas air yang sangat ber-
kepada ikan pemeliharaan seperti
pengaruh pada ikan mas antara lain
daun-daunan, keong, limbah rumah
sebagai berikut.
tangga dan lain-lain. Pakan
tambahan dibutuhkan oleh ikan mas • Suhu air
dalam pemeliharaan ikan mas Suhu air merupakan faktor
secara semi intensif. penting yang harus diperhatikan
karena dapat mempengaruhi
Pakan buatan adalah pakan
laju metabolisme dalam tubuh
yang dibuat dengan susunan bahan
ikan. Pada suhu air yang tinggi
tertentu dengan gizi sesuai
maka laju metabolisme akan
keperluan ikan. Pakan buatan dapat
meningkat, sedangkan pada
berbentuk pelet, larutan (emulsi dan
suhu yang rendah maka laju
suspensi), lembaran (flake atau
metabolisme akan menurun.
waren), dan remahan. Ikan mas
Dengan suhu yang optimal
yang dipelihara secara intensif dan
maka laju metabolisme akan
semi intensif memerlukan pakan
optimal. Pertumbuhan ikan mas

187
sangat dipengaruhi oleh suhu air, air yang banyak digunakan untuk
baik dalam usaha pembesaran budi daya. Jika menggunakan
ikan mas atau pembenihan ikan maka harus ditampung terlebih
mas. Suhu yang optimal untuk dahulu dalam bak penampung
pertumbuhan ikan mas berkisar air minimal 24 jam, karena air
antara 25–30° C tanah tersebut mengandung
CO2 yang tinggi berkaitan erat
• Kadar oksigen terlarut
dengan kadar O2 yang terlarut
Untuk dapat hidup manusia
yang rendah. Oleh karena itu,
membutuhkan oksigen yang
kadar CO2 yang layak untuk
dibutuhkan ikan yang hidup di
budi daya ikan mas sebaiknya
dalam air disebut dengan
< 5mg/l.
oksigen terlarut. Ikan mas
membutuhkan oksigen dalam • Volume air
bentuk terlarut dalam air untuk Ikan mas yang dipelihara di
proses metabolisme di dalam dalam kolam air deras mem-
tubuhnya dan untuk bernafas. punyai pertumbuhan yang lebih
Kandungan oksigen terlarut di cepat dibandingkan dengan
dalam air agar ikan mas tumbuh ikan mas yang dipelihara d
dan berkembang minimal 3 kolam air tenang. Pada
ppm. Kebutuhan oksigen pemeliharaan ikan mas di
terlarut ini sangat dipengaruhi kolam air deras membtuhkan
oleh suhu air, biasanya suhu air volume air yang besar, di mana
meningkat maka kandungan debit air yang masuk ke dalam
oksigen terlarut menurun kolam pemeliharaan berkisar
(berkurang). antara 75–300 liter/detik.

• Kadar CO2 Pada kolam air deras


Sumber air yang akan dengan debit air yang tinggi
digunakan untuk budi daya ikan maka kandungan oksigen
mas antara lain adalah air tanah, terlarut di dalam kolam pe-
air sungai atau air hujan. Air meliharaan cukup tinggi. Dengan
tanah adalah salah satu sumber oksigen yang cukup maka proses

188
metabolisme ikan akan optimal 3. Pengelolaan Kesehatan Ikan
maka pertumbuhan ikan pun Salah satu kendala dalam
akan optimal. membudidayakan ikan mas
adalah terserangnya ikan mas
• Kekeruhan air yang dibudidayakan dari hama
Dalam membesarkan ikan dan penyakit. Jenis hama dan
mas di kolam pemeliharaan penyakit yang biasanya me-
harus diperhatikan juga tentang nyerang ikan mas ukuran larva
kekeruhan air. Kekeruhan air sampai konsumsi dapat
menggambarkan tentang banyak dikelompokkan menjadi 4
cahaya yang dapat masuk ke golongan, yaitu:
dalam perairan. Kekeruhan air • Hama, misalnya huhurangan,
ini disebabkan oleh bahan notorecta sp, dan eybister
organik dan anorganik yang sp.
terlarut di dalam kolam. Air yang • Parasit, misalnya ichthyo-
jernih biasanya miskin akan ptherius multifiliis berbentuk
mineral, air yang terlalu keruh bulat putih yang menempel
pun tidak baik untuk budi daya pada badab ikan dan
ikan karena banyak me- trichodina sp.
ngandung lumpur. Air yang baik • Cendawan.
untuk budi daya ikan yang • Bakteri dan virus.
mempunyai warna air tidak Hama yang menyerang ikan pilihan
keruh dan tidak jernih. Untuk dapat diatasi dengan melakukan
mengukur kekeruhan biasanya penyaringan terhadap air yang masuk
dilakukan pengukuran ke- ke dalam kolam pemeliharaan. Penyakit
cerahan air karena kecerahan ikan di kolam pemeliharaan ikan mas
air sangat bergantung kepada akan muncul jika kondisi perairan kolam
warna air dan kekeruhan. Nilai (kualitas air kolam) rendah, hal ini dapat
kecerahan yang ideal untuk menyebabkan daya tahan tubuh ikan
pertumbuhan air sebaiknya menurun. Penyakit ikan ini dapat terjadi
berkisar antara 25–40 cm. akibat interaksi antarikan itu sendiri,
penyakit dan lingkungan yang buruk.

189
Lingkungan yang buruk sangat ber- maka dan memelihara ikan mas akan
pengaruh terhadap kondisi kesehatan memperoleh produksi ikan mas yang
ikan. Dengan lingkungan yang buruk cukup tinggi dan efisien. Lama pe-
maka daya tahan tubuh ikan menurun meliharaan ikan mas sangat tergantung
sehingga penyakit akan mudah kepada ukuran ikan yang digunakan,
menyerang ikan. padat penebaran dan luas kolam yang
digunakan, serta sistem pemeliharaan
Setelah ketiga hal tersebut di- yang digunakan. Untuk lebih jelasnya
jelaskan di atas dilakukan dengan baik, dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Lama pemeliharaan ikan mas berdasarkan sistem pemeliharaan.

No. Sistem Pembesaran Ukuran Padat Lama


Benih Penebaran Pemeliharaan
1. Pembesaran tradisional 50–80 1–2 kg/m2 6 bulan
(ekstensif) gram/ekor

2. Pembesaran semi intensif di 50–80 3–5 kg/m2 5 bulan


Kolam/sawah gram/ekor

3. Pembesaran ikan intensif di 50–100 5–10 kg/m2 4 bulan


jaring terapung gram/ekor

4.5.2 Pembesaran ikan nila ikan tidak akan tumbuh dan


berkembang biak. Pakan yang
Hal-hal yang harus diperhatikan dapat diberikan untuk ikan nila
dalam melakukan pembesaran/ adalah pakan alami, pakan buatan,
pemeliharaan ikan nila sampai dan pakan tambahan.
mencapai ukuran konsumsi adalah:
Pakan alami adalah makanan
4. Pakan hidup bagi larva dan benih ikan yang
Pakan merupakan sumber diperoleh dari perairan/kolam
energi bagi ikan. Tanpa makanan

190
atau membudidayakannya secara pelet. Garis tengah pelet berkisar
terpisah. Ikan nila merupakan ikan antara 2–4 mm.
pemakan plankton yang tumbuh di
sekitarnya. Persiapan pakan alami 5. Pengelolaan kualitas air Pengelola-
di kolam pemeliharaan dilakukan an kualitas adalah cara pengendali-
dengan pemupukan awal 3–5 hari an kondisi air di dalam kolam budi
sebelum penebaran benih dan daya sedemikian rupa sehingga
pemupukan susulan setelah pe- memenuhi persyaratan hidup bagi
meliharaan berjalan agar ke- ikan yang akan dipelihara.
tersediaan pakan alami di kolam
tersebut tetap ada. Dalam budi daya ikan nila di kolam
agar ikan dapat tumbuh dan ber-
Pakan tambahan adalah pakan kembang maka kondisi air kolam budi
yang diberikan dalam bentuk apa daya harus sesuai dengan kebutuhan
adanya kepada ikan seperti daun- ikan nila. Variabel kualitas air yang
daunan, limbah rumah tangga, sangat berpengaruh terhadap ikan nila
keong, dan lain-lain. antara lain sebagai berikut.

Sedangkan pakan buatan • Suhu air


adalah pakan yang dibuat dengan Suhu air merupakan faktor
susunan bahan tertentu dengan gizi penting yang harus diperhatikan
sesuai keperluan. Pakan buatan karena dapat mempengaruhi laju
dapat berbentuk pelet, larutan metabolisme dalam tubuh ikan.
(emulsi dan suspensi), lembaran Pada suhu air yang tinggi maka laju
(flake atau waver), dan remahan. metabolisme akan meningkat,
sedangkan pada suhu yang rendah
Ikan nila yang dipelihara secara maka laju metabolisme akan
intensif dan semi intensif memerlu- menurun. Dengan suhu yang optimal
kan pakan buatan. Bentuk pakan maka laju metabolisme akan
buatan yang biasa diberikan adalah optimal.

191
Pertumbuhan ikan nila sangat 25% protein dan feeding ratenya
dipengaruhi oleh suhu air dalam 3,5% dalam waktu seminggu akan
usaha pembesaran atau pem- mencapai bobot 34,2 gram. Selain
benihan. Suhu air sangat ber- itu volume air sangat menentukan
pengaruh terhadap aktivitas saluran padat penebaran ikan nila yang
pencernaan benih ikan nila. optimal. Padat penebaran ikan nila
Makanan alami yang berupa detri- di kolam 30 ekor/m2.
tus dan fauna dasar selesai dicerna
dalam waktu 1,68 jam pada suhu • Kadar oksigen terlarut
27–28° C dan 1,31 jam pada suhu Untuk dapat hidup manusia
32–33° C. Pada suhu 27–28° C membutuhkan oksigen begitu juga
pakan zooplankton dapat dicerna- dengan ikan. Oksigen yang dibutuh-
kan dalam waktu 2,2 jam. Ikan dapat kan ikan yang hidup di dalam air
mencernakan makanannya selama disebut dengan oksigen terlarut.
2,5–3 jam pada suhu 30° C. Ikan nila merupakan ikan yang tahan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kekurangan oksigen
tersebut maka suhu optimum untuk terlarut dalam air, namun per-
pertumbuhan ikan nila adalah tumbuhan ikan ini akan optimal jika
25–30° C. kandungan oksigen terlarut lebih
dari 3 ppm. Kandungan oksigen
• Volume air terlarut kurang dari 3 ppm dapat
Pertumbuhan ikan nila yang menyebabkan ikan tidak dapat
dipelihara dalam air mengalir lebih tumbuh dan akhirnya mati.
cepat daripada yang dipelihara
dalam air tergenang. Dalam kondisi • Kadar garam (salinitas)
air mengalir, ikan nila dengan bobot Ikan nila mempunyai toleransi
awal 9,1 gram diberi pakan pelet salinitas yang cukup luas, tetapi

192
pertumbuhan ikan nila pada kadar baik oleh limbah industri maupun
garam lebih dari 30% akan rumah tangga.
terhambat. Pada kadar garam yang
tinggi ikan membutuhkan energi Dalam air budi daya ikan yang
yang minim untuk osmoregulasi baik sepintas dapat dilihat dari
sehingga energi yang digunakan keruh atau tidaknya air kolam. Untuk
untuk pertumbuhan berkurang. mengetahui tingkat kekeruhan air
kolam dapat dilihat dari tingkat
• Cemaran kecerahan air kolam dengan
Ikan nila yang dipelihara pada menggunakan alat pengukur yang
musim kemarau banyak yang mati. disebut secchi disk atau keeping
Hal ini diakibatkan oleh pengaruh secchi.
secara tidak langsung dari sinar
matahari yang dapat meningkatkan Kecerahan yang baik untuk
keasaman (pH) perairan. kehidupan ikan nila di kolam
berkisar antara 25–40 cm. Artinya
Gejala mabuk pada ikan nila jarak batas pengelihatan terhadap
dapat diakibatkan dari aktivitas keeping secchi berkisar antara
berenang ikan yang cepat diper- 25–40 cm dari atas permukaan
mukaan dengan gerakan tidak perairan. Kecerahan kurang dari
beraturan dan tutup insang bergerak 25 cm tidak menguntungkan karena
aktif. Selain itu air budi daya yang mengakibatkan rendahnya
tercemar minyak akan menyebab- kandungan oksigen terlarut di
kan kerusakan sel-sel saluran kolam. Pada kolam budi daya yang
pencernaan. Oleh karena itu, agar keruh maka jarak batas penglihatan
ikan nila tunbuh dengan cepat air terhadap keeping secchi rendah
budidayanya tidak boleh tercemar yang berarti kolam tercemar bahan
organik atau lumpur.

193
6. Pengelolaan kesehatan ikan akan mudah menyerang ikan. Jenis-
Dalam memelihara ikan nila di jenis penyakit ikan antara lain
kolam selalu ada saja kendalanya penyakit pendarahan, penyakit
di antaranya terhadap hama dan jamur, dan penyakit bakteri.
penyakit dalam kolam pemelihara-
an. Hama yang biasa terdapat Setelah ketiga hal utama yang
dikolam pemeliharaan adalah telah dijelaskan di atas dilakukan
cladocera sebagai pesaing/ dengan baik maka dalam me-
kompetitor, copepoda sebagai melihara ikan nila akan diperoleh
predator benih, larva, kumbang air, produksi ikan nila yang cukup tinggi
serangga air, dan lain-lain. dan efisien. Lama pemeliharaan
ikan nila sangat bergantung kepada
Hama tersebut kadang-kadang ukuran ikan yang akan dipanen.
sulit untuk dihilangkan. Pengendali- Sebagai bahan pertimbangan ada
an hama yang paling mudah 4 ukuran ikan nila yang diproduksi
melakukan penyaringan terhadap dipasaran yaitu:
air yang masuk ke dalam kolam • Ukuran 100 gram, umurnya
pemeliharaan. kurang lebih 3–4 bulan
• Ukuran 250 gram, umurnya
Penyakit ikan dikolam pe- kurang lebih 4-6 bulan.
meliharaan akan muncul jika kondisi • Ukuran 500 gram, umurnya
perairan kolam (kualitas air kolam) kurang lebih 6–8 bulan.
rendah, hal ini dapat menyebabkan • Ukuran di atas 800 gram
daya tahan tubuh ikan menurun. umurnya kurang lebih 9–12
Penyakit ikan ini dapat terjadi akibat bulan.
interaksi antar ikan itu sendiri,
Ikan nila mempunyai ciri khas
penyakit dan lingkungan yang buruk.
tersendiri di mana pertumbuhan ikan nila
Lingkungan yang buruk sangat
yang dipelihara secara tunggal kelamin
berpengaruh terhadap kondisi
yaitu ikan jantan lebih cepat tumbuh
kesehatan ikan. Dengan lingkungan
dibandingkan ikan nila yang dipelihara
yang buruk maka daya tahan tubuh
secara campuran (jantan dan betina).
ikan menurun sehingga penyakit
Oleh karena itu, banyak petani ikan yang

194
lebih suka memelihara ikan nila jantan. jenis terapung biasanya 25 gram per
Sistem pemeliharaan ikan nila ber- ekor, intensitas berbudidaya yang dapat
dasarkan jenis kelamin ini disebut dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
monokultur sedangkan untuk pe- 1. Pemeliharaan secara ekstensif
meliharaan ikan nila dengan jenis Pada pemeliharaan ini kolam yang
lainnya disebut dengan polikultur. digunakan relatif cukup besar dari
200m 2 , kepadatan ikan relatif
Pada pemeliharaan ikan untuk rendah (1 ekor per m2) dan pakan
mencapai ukuran konsumsi dapat yang diberikan hanya meng-
digunakan beberapa macam kolam andalkan pakan yang tumbuh dari
pemeliharaan: kolam. Benih yang ditebarkan
1. Kolam empat persegi panjang biasanya campur kelamin dan
dengan luas 200–500 m 2 , ke- berukuran 10 gram per ekor.
dalaman air 1–1,25 m, dasar kolam 2. Pemeliharaan semi intensif
dapat tanah atau beton. Perbedaan utama dalam pe-
2. Kolam jaring terapung yang meliharaan ekstensif adalah
berbentuk bujur sangkar dengan kepadatan benih yang ditebar, di
ukuran minimal 1–4 m 2 dan mana untuk semi intensif padat
maksimal 9–49 m2 , yang terbuat penebarannya 5–10 ekor per m2
dari bahan jaring dengan ke- dan kolam diberi pupuk dan pakan
dalaman air 1,5–2 m. tambahan kepada ikan nila berupa
dedak atau ampas tahu, daun sente
3. Hampang atau keramba yang
sebanyak 5–10% dari bobot ikan
dapat dilakukan di perairan dasar
setiap hari.
yang dangkal dengan kedalaman
3. Pemeliharaan secara intensif
air 1–2 m.
Pemeliharaan ikan nila secara
4. Mina padi yaitu pemeliharaan ikan
intensif ini biasanya dilakukan di
nila di sawah.
jaring terapung atau kolam air
deras.
Penebaran benih pada pe-
meliharaan ikan nila di kolam berukuran
Padat penebaran ikan nila di jaring
10 gram per ekor, sedangkan untuk
terapung adalah 400–500 ekor per m3

195
dengan bobot awal benih 15–25 gram disebut nener ini dapat diperoleh dari
per ekor, sedangkan di kolam air deras alam atau panti pembenihan/hatchery.
kepadatan tebarnya 10–20 ekor per m2. Nener bandeng yang berasal dari
pantai/alam ini merupakan hasil
Pada pemeliharaan ini sumber pemijahan ikan bandeng secara alami
energi bagi ikan untuk tumbuh dan di laut. Ikan bandeng yang telah matang
berkembang adalah pakan buatan kelamin akan memijah secara alami
dalam bentuk pelet yang diberikan dan akan menghasilkan telur sebanyak
sebanyak 3–5% sehari dan frekuensi 5.700.000 butir dalam tubuhnya.
pemberian pakan 3–5 kali sehari. Pelepasan telur ini terjadi pada malam
Pakan buatan tersebut harus me- hari dan akan menetas dalam waktu
ngandung protein 20–30%. 24 jam menjadi nener yang berukuran
5 mm. Nener ini akan terbawa oleh arus
air mendekati pantai dan kemudian akan
4.5.3 Pembesaran ikan bandeng
ditangkap oleh para penyeser. Ukuran
Ikan bandeng merupakan salah satu nener yang ditangkap ini kurang lebih
jenis ikan laut yang dapat dibudi- 13 mm.
dayakan oleh manusia ditambak. Jenis
Nener ikan bandeng yang diperoleh
ikan ini saat ini juga sudah dapat
dari alam ditangkap oleh pencari nener
dibudidayakan di keramba jaring apung
sangat bergantung kepada musim,
pada air tawar, hal ini dikarenakan sifat
lokasi, cara dan waktu penangkapan.
ikan ini yang euryhaline (tahan terhadap
Pada musim nener jumlah nener cukup
perubahan yang besar dari kadar
melimpah yang dapat mengakibatkan
garam dalam air).
menurunnya harga nener. Selain itu
Ikan bandeng dapat dipelihara di waktu penangkapan yang tepat yaitu di
tambak yang mempunyai kadar garam awal musim penangkapan mempunyai
relatif berfluktuasi. Ikan bandeng dapat daya tahan dan vitalitas yang tinggi
dipijahkan secara buatan di panti dalam pengangkutan serta mempunyai
pembenihan/hatchery dengan cara harga jual yang lebih mahal.
implementasi atau hypofisasi. Oleh
karena itu, benih ikan bandeng yang

196
Tetapi ketersediaan nener dari alam juga harus diperhatikan ukuran benih.
ini tidak bersifat kontinue sehingga untuk Ukuran benih yang akan ditebar ke
mengusahakan pembesaran ikan dalam tambak pembesaran sebaiknya
bandeng secara intensif dibutuhkan seragam. Hal ini akan menguntungkan
nener bandeng yang berasal dari panti dalam pemeliharaan, karena ikan tidak
pembenihan/hatchery. Nener dari alam akan berebut makanan sehingga
selain tidak tersedia secara kontinue pertumbuhan ikan seragam, kekuatan
juga mempunyai ukuran yang sangat makan pun seragam.
beragam. Oleh karena itu, nener yang
Ukuran nener yang ditebar ke
berasal dari panti pembenihan sangat
tambak pembesaran bisa dimulai dari
dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan
ukuran nener sampai gelondongan yang
nener di tambak-tambak pembesaran.
dapat membedakannya adalah cara
Nener yang dihasilkan dari panti
pemeliharaan di tambak pembesaran-
pembenihan mempunyai keunggulan.
nya.
Karena kemurnian nener dapat dijamin
100% dan umurnya diketahui secara Jika yang ditebar adalah nener kecil
tepat. maka waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai ukuran konsumsi yaitu 4–6
Nener yang berasal dari alam atau
ekor/kg bisa mencapai lebih dari
hatchery, yang akan digunakan untuk
6 bulan sedangkan jika yang ditebar
usaha pembesaran ikan bandeng di
adalah gelondongan maka waktu yang
tambak, haruslah nener yang sehat.
dibutuhkan untuk mencapai ukuran
Nener yang sehat dapat dilihat dari ciri-
konsumsi berkisar antara 4–6 bulan.
ciri umurnya yaitu:
1. Tidak terdapat luka atau lecet Dalam memilih nener yang berasal
2. Tidak cacat pada organ tubuh dari alam maupun hatchery dapat
3. Warnanya tidak kusam dilakukan dengan menghitung jumlah
4. Gerakannya aktif ruas tulang belakang. Nener yang
berkualitas prima memiliki jumlah ruas
Dengan menggunakan nener yang
tulang belakang antara 44–45. Jumlah
sehat maka akan diperoleh target
ruas tulang belakang dapat dihitung
produksi yang sesuai dengan rencana.
menggunakan mikroskop sederhana
Selain nener yang sehat dalam
pada pembesaran 10 kali atau nener
pemilihan benih ikan bandeng (nener)

197
ditempatkan pada sumber cahaya dukung tambak pembesaran
seperti lampu senter. tersebut.
• Dapat mengurangi timbulnya
Nener bandeng yang telah dipilih
penyakit di tambak pembesaran
selanjutnya akan ditebar ke dalam
karena kepadatan tinggi.
tambak pembesaran. Sebelum nener
• Dapat menetukan target produksi
tersebut ditebar harus dihitung terlebih
pada akhir pemeliharaan.
dahulu padat penebaran nener di
tambak pembesaran dan dilakukan
Masa pemeliharaan nener bandeng
aklimatisasi.
di tambak pembesaran sangat ber-
Nener ikan bandeng yang akan gantung kepada ukuran nener yang
ditebar ke dalam tambak pembesaran ditebar pada awal pemeliharaan.
sebaiknya ditentukan terlebih dahulu Ukuran nener yang ditebar ke dalam
tentang jumlah nener yang akan ditebar. tambak pembesaran bervariasi antara
Nener bandeng yang akan ditebarkan 1–15 cm.
dan dipelihara ditambak pembesaran
harus diketahui jumahnya agar dapat Padat penebaran nener di tambak
diketahui jumah ikan bandeng yang akan pembesaran juga ditentukan oleh
dipanen. Istilah dalam perikan disebut ukuran nener, lama pemeliharaan, mutu
dengan padat penebaran. nener, dan daya dukung kesuburan
tambak pembesaran. Padat penebaran
Padat penebaran adalah per- nener di tambak pembesaran berkisar
bandingan jumlah ikan-ikan/nener yang antara 5–6 ekor/m2 untuk ukuran nener
akan ditebar dengan luas tambak bandeng 3–5 cm. Sedangkan untuk
pembesaran. Dengan mengetahui nener yang berukuran 1–3 cm, padat
padat penebaran pada awal pe- penebarannya berkisar antara 2–3
meliharaan akan diperoleh manfaat ekor/m2. Untuk benih bandeng yang
antara lain sebagai berikut. berukuran 12–15 cm yang disebut
• Dapat menentukan jumlah pakan gelondongan ditebar ke tambak
yang akan diberikan. pembesaran dengan padat penebaran
• Dapat mengoptimalkan tambak 1.500 ekor/ha. Nener bandeng yang
pembesaran sesuai dengan daya

198
akan ditebar ke dalam tambak pem- nener sampai mencapai ukuran
besaran. Setelah menghitung jumlah konsumsi. Proses yang dilakukan
yang akan ditebar lalu dipersiapkan selama pemeliharaan sama persis
nener tersebut. Nener bandeng untuk dalam melakukan budi daya ikan lainnya
sementara diaklimatisasi selama satu meliputi pemberian pakan, pengelolaan
hari dalam bak plastik. Aklimatisasi ini kualitas air, pengendalian hama dan
bertujuan untuk menyesuaikan kondisi penyakit, pemantauan pertumbuhan.
lingkungan di mana nener itu berada Perlakuan selama pemeliharaan sangat
dengan kondisi lingkungan tambak ditentukan oleh sistem budi daya yang
pembesaran. Penyesuaian suhu, diterapkan.
salinitas dan pH dapat dilakukan juga
begitu nener bandeng yang dikemas
dalam kantong plastik dating. Caranya 4.6 Pemanenan
kantong plastik yang terisi nener diisi
penuh dengan air yang ada dalam Pemanenan dilakukan pada setiap
tambak pembesaran, maka secara akhir siklus budi daya. Dalam budi daya
perlahan-lahan nener bandeng yang ada ikan ada dua siklus produksi yaitu pada
di dalam kantong platik akan keluar ke usaha pembenihan ikan maka yang
dalam tambak pembesaran jika sudah akan dipanen adalah benih ikan.
terjadi penyesuaian. Sedangkan pada usaha pembesaran
ikan yang akan dipanen adalah ikan
Penebaran nener di tambak pem- ukuran konsumsi. Prinsip pemanenan
besaran sebaiknya dilakukan, pada benih ikan dan ikan ukuran konsumsi
pagi atau sore hari pada saat matahari pada umumnya adalah sama. Dalam
tenggelam. Hal ini untuk menghindari subbab ini akan diuraikan proses
kematian nener akibat stres karena pemanenan ikan pada stadia benih.
tingginya suhu di lingkungan. Lakukan Pemanenan benih ikan harus dilakukan
penebaran nener dengan hati-hati! dengan hati-hati. Selain itu waktu dan
cuaca pada saat panen perlu
Langkah selanjutnya setelah diperhatikan. Banyak petani pembenih
dilakukan penebaran nener bandeng yang gagal karena kurang hati-hati pada
adalah melakukan proses pemeliharaan saat panen.

199
4.6.1 Pemanenan benih ikan nila kan sebelum suhu air naik.
Kegiatan pemanenan benih meliputi Pengeringan kolam harus dilakukan
persiapan penampungan benih, dengan hati-hati agar benih
pengeringan kolam, penangkapan ikan dapat berkumpul pada
benih dan pengangkutan. Pemanenan kamalir sehingga memudahkan
benih ikan sebaiknya dilakukan pagi pemanenan. Pengeringan kolam
atau sore hari. diawali dengan menutup pintu
pemasukkan air. Selanjutnya pada
1. Penampungan benih pintu pengeluaran air dipasang
Sebelum pengeringan kolam, saringan untuk mencegah benih ikan
terlebih dahulu dilakukan persiapan keluar kolam. Setelah dipasang
penampung benih. Penampung saringan, pintu pengeluaran air di
benih dapat berupa hapa atau bak. buka sedikit demi sedikit agar
Air pada penampungan harus terus benih ikan tidak terbawa arus air.
menerus mengalir, hal ini bertujuan
untuk mensuplai oksigen ke dalam 3. Penangkapan benih
air wadah penampungan. Hapa Setelah air kolam kering, benih
yang akan digunakan untuk me- ikan berkumpul di kamalir.
nampung benih di pasang didepan Penangkapan benih dilakukan
pipa pemasukkan air. Sebaiknya menggunakan seser atau ancho.
hapa di pasang di kolam yang pal- Penangkapan benih dimulai dari
ing dekat dengan kolam yang akan hilir atau di depan pintu pengeluaran
dipanen. Hal ini bertujuan untuk air. Benih ikan di depan pintu
memudahkan pengangkutan benih pengeluaran harus habis di tangkap.
yang telah di tangkap. Pemasangan Jika benih ikan di hilir telah habis
hapa dilakukan dengan mengikat ke dilanjutkan ke lebih hulu sampai
empat sudutnya ke patok bambu/ habis di depan pintu pemasukkan
kayu. air (hulu).

Penangkapan benih ikan yang


2. Pengeringan Kolam
dimulai dari hilir bertujuan agar benih
Pengeringan kolam sebaiknya
ikan tidak stres akibat kualitas air.
dilakukan pada pagi hari agar
Jika penangkapan benih di mulai
penangkapan benih dapat dilaku-

200
dari hulu (depan pintu pemasukkan) memanen. Hasil dari memanen benih
maka benih ikan yang terdapat di ikan tersebut merupakan evaluasi
hilir akan stres atau mabuk karena terhadap pekerjaan memelihara benih
air dari hulu sudah kotor akibat ikan patin tersebut. Jika hasilnya benih
lumpur. Pada saat panen sering ikan banyak maka secara teknik
terlihat ikan mengalami stres atau produksi pekerjaan memelihara benih
mabuk. Hal ini diakibatkan kualitas ikan tersebut dapat dikatakan berhasil.
air kurang baik khusunya suhu, Tetapi kebalikannya jika hasilnya benih
oksigen dan lumpur. Untuk meng- ikan sedikit maka pekerjaan me-
atasi hal tersebut dapat dilakukan melihara benih ikan patin tersebut secara
dengan mengalirkan air dari pipa teknik produksi dapat dikatakan gagal.
pemasukkan. Jika masih terlihat
Kapan benih ikan patin dipanen?
benih ikan stres atau mabuk
Menentukan waktu atau saat panen
pemanenan dihentikan dan di tunda
benih ikan patin biasanya tergantung
sampai besok atau hari lainnya.
dari lamanya memelihara benih ikan
Benih yang telah ditangkap di tersebut atau ukuran benih ikan tersebut.
tampung dalam wadah peng- Tetapi adakalanya jika kondisi ikan
angkutan berupa ember atau alat serta lingkungan ikan baik, ukuran benih
lainnya. Benih pada wadah peng- ikan akan tercapai pada periode waktu
angkutan segera dikumpulkan di pemeliharaan ikan tersebut seperti
hapa tempat penampungan benih. biasanya. Ukuran benih ikan dipanen
Benih yang cacat, luka dan mati adalah 2 inci (5 cm) setelah dipelihara
lebih banyak akibat penanganan. selama 3 minggu dimulai dari ukuran
Penanganan tersebut biasa terjadi ikan 1 inci. Pemanenan benih ikan patin
pada saat penangkapan dan dilakukan seperti memanen benih ikan
pengangkutan benih ke tempat lainnya. Setelah benih ikan tersebut
penampungan benih. dipanen, benih ikan ditampung dalam
tempat penampungan baik berupa bak
maupun fiberglass. Jangan lupa teknik
4.6.2 Pemanenan benih ikan patin
aklimatisasi tetap dilakukan pada saat
Tahap akhir dari pekerjaan memasukkan benih ikan tersebut ke
memelihara benih ikan patin adalah dalam tempat penampungan. Sebelum

201
benih ikan patin diangkut ke tempat lain tidak mengelurkan kotoran lagi. Jika
yang relatif jauh, benih ikan tersebut benih ikan masih mengeluarkan kotoran
dipuasakan terlebih dahulu selama pada saat pengangkutan maka kondisi
1 hari. Pemuasaan tersebut dimaksud- kualitas air media pengangkutan benih
kan agar benih ikan mengeluarkan ikan akan dengan segera menurun
kotoran dari dalam perutnya, agar nanti sehingga tidak mustahil benih ikan akan
pada saat benih ikan diangkut sudah segera mati.

Gambar 4.27 Pengemasan benih

Pengemasan benih ikan hasil memperhatikan faktor-faktor sebagai


pembesaran ini sebaiknya harus berikut:

202
• Jarak dan waktu tempuh • Rasio oksigen : air sekitar 3:1
• Jumlah benih yang diangkut dalam • Plastik harus terikat dengan
wadah baik
• Kondisi kuailtas air selama • Masukkan plastik dalam
pengangkutan yang terpenting yaitu Styrofoam dan tambahkan es
suhu air, salinitas air, pH dan batu yang terbungkus plastik lalu
oksigen di dalam wadah peng- diselipkan di antara plastik
angkutan. Suhu air yang baik untuk dalam Styrofoam.
pengemasan ikan hidup adalah 2. Sistem terbuka
15–20° C. Oleh karena itu sebaik- Pengangkutan benih ikan
nya pengangkutan dilakukan pada sistem terbuka biasanya dilakukan
pagi atau malam hari, pH air yang untuk mengangkut benih ke lokasi
baik adalah 7–8, jumlah oksigen di yang dekat. Benih ikan tersebut
dalam pengangkutan harus 3 kali dimasukkan ke dalam wadah dan
jumlah air. diberi aerasi selama pengangkutan.
Dan suhu air diusahakan berkisar
Pengemasan benih ikan dapat antara 15–20° C .
dilakukan dalam dua cara yaitu:

1. Sistem Tertutup 4.6.3. Pemanenan ikan mas


Sistem tertutup yaitu sistem
pengemasan benih ikan dalam Panen merupakan tahap akhir dari
wadah tertutup seperti kantong suatu proses produksi dalam budi daya
plastik. Cara yang dilakukan untuk ikan. Tidak sedikit petani atau
pengangkutan benih ikan dengan pengusaha ikan yang gagal dalam
kantong plastik adalah: usaha budi daya ikan dikarenakan pada
• Kantong plastik yang digunakan waktu panen, penanganan dan alat
harus cukup air agar mata ikan kelengkapannya kurang tepat.
tenggelam Penangganan ikan pada waktu panen
bertujuan untuk:

203
1. Mengurangi atau menghindari Waktu panen yang tepat adalah
kehilangan, kematian dan ke- pada pagi hari atau sore hari. Hal ini
rusakan ikan. dilakukan karena pada waktu pagi atau
2. Mempertahankan kesegaran ikan sore hari suhu air di kolam rendah
setelah dipanen sampai tiba di sehingga ikan tidak stres pada saat
konsumen. dilakukan pemanenan.

Hasil panen ikan yang akan dijual Cara panen pada prinsipnya dapat
dan dikonsumsi oleh masyarakat dijual dilakukan dengan dua cara:
dalam dua cara: 1. Panen selektif Panen selektif biasa
1. Ikan dalam keadaan hidup sampai dilakukan jika pada waktu tebar
ke tangan konsumen. ukuran ikan tidak seragam atau
2. Ikan dalam keadaan mati tetapi keinginan petani untuk menjual ikan
masih dalam kondisi segar. dengan ukuran yang berbeda-beda.
Alat yang digunakan biasanya
Penentuan waktu panen biasanya lambit dan hapa/waring.
diperoleh setelah dilakukan pengukuran 2. Panen total Panen total dilakukan
berat badan ikan yang dipelihara. Berat secara sekaligus dengan cara
badan ikan yang akan dijual sangat menguras air kolam dan di depan
tergantung pada selera konsumen. Oleh pintu pengeluaran telah dipasang
karena itu sebelum melakukan panen waring atau hapa untuk memudah-
harus dilakukan pengamatan terhadap kan penangkapan ikan pada saat
permintaan pasar tersebut. panen.

Dengan mengetahui data mengenai Untuk menghindari kematian ikan


permintaan konsumen tentang ukuran mas pada saat pemanenan, hal yang
ikan dan keadaan ikan (mati segar atau harus dilakukan jangan terjadi luka atau
masih hidup) maka akan dapat banyak sisik lepas karena penggunaan
dilakukan waktu pemanenan dan alat saat panen adalah:
penentuan cara panen yang sesuai.

204
1. Jagalah kondisi air agar tidak terlalu
keruh, karena kotoran seperti lumpur
atau larutan suspensi lainnya dapat
menutupi labirin pada insang
sehingga ikan tidak dapat bernafas.
2. Pemanenan tidak dilakukan pada
saat hujan.
3. Waktu pemanenan tidak melebihi
dari jam 10.00 atau bila cuaca
panas sebaiknya pada sore hari
(lebih dari jam 16.00).

Gunakan alat-alat pemanenan yang


terbuat dari bahan halus seperti: seser,
hapa agar tidak melukai ikan.

205
206
LAMPIRAN A
DAFTAR PUSTAKA

Abel. 1989. Water Pollutin Biology. Dept of Biology. Sunderland Polytechnic.


Halsted Press. New York.

Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat


Antar universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Agrara T. 1976. Endokrinologi Umum. Airlangga University Press. Yogyakarta.

Alimuddin. 1994. Pengaruh Waktu Awal Kejutan Panas Terhadap


Keberhasilan Triploidisasi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus L).
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ath_Thar.M.H.F. 2007. Efektivitas Promoter E-actin Ikan Medaka Oryzias


Latipes dengan Penanda Gen hrGFP (Humanized Renilla Reniformis
Green Fluorescent Protein) pada Ikan Lele Clarias sp Keturunan F0.
Skripsi. Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andarwulan, dan S.Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali Press. Jakarta.

Anonymous. 1985. Budi daya Rotifera (Brachionus plicatilis OF Muller) Seri


Ketiga. Proyek Penelitian dan Pengembangan Budi daya Laut. Serang.

Antik, E dan Hastuti,W. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikanan


bekerjasama dengan International Development Research Centre. Jakarta.

207
LAMPIRAN A
Andrew JW, Sick LV. 1972. Studies on the Nutritional Requirement of Dietary
Penaeid Shrimp. Proceedings of the World Mariculture Society
3:403–414.

Alava VR, Lim C. 1983. The Quantitative Dietary Protein Requirement


of Penaeus Monodon Juveniles in Controlled Environment.
Aquaculture 30:53–61. A1

A Avers CG. 1986. Molecular Cell Biology. Rutgers University. The Benjamin
Cummings Publising Co. Inc. 832 p.

Baustista-Teruel MN, Millamena OM. 1999. Diet Development and Evaluation


for Juvenile Abalone, Haliotis Asinine: Protein to Energi Levels.
Aquaculture 178:117–126.

Bonyaratpalin.M. 1989. Methodologies for Vitamin Requirement Studies. Fish


Nutrition Research in Asia. Edited by S.S de Silva. Proceeding of Third
Asian Fish Nutrition Network Meeting International Development. Research
Center of Canada. 58–67

Boyd. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Auburn
University. Alabama. USA

Borgstrom G. 1962. Fish as Food Volume III. Nutrition, Sanitation and


Utilization. Academic Press, New York and London.

Bongers ABJ, EPC in’t Veld, K Abo-Hashema, IM Bremmer, EH Eding, J.Komen,


CJJ Richter. 1994. Androgenesis in Common Carp (Cyprinus Carpio)

208
LAMPIRAN A
Using UV Irradiation in Synthetic Ovarian Fluid and Heat Shocks.
Aquaculture, 122 : 119–132.

Catacuta,M.R and Coloso. 1997. Growth of juvenile Asian Seabass, Lates


Calcarifer fed Varyng Carbohydrate and Lipid Levels. Aquculture, 149:
137-144.

Calduch-Giner. J.A, Duval H, Chesnel F, Boeuf G, Perez-Sanches J and


Boujard D. 2000. Fish Growth Hormon Receptor : Molecular
Characterization of Two Membrane-Anchored Forms. Journal of the
Endocrine Society : 3269–3273.

Campbell.N.A; Reece. J.N; Mitchell. L.G. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta. Carman O. 1990. Ploidy Manipulation in Some Warm Water
Fish. Master’s Thesis. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo
University of Fisheries. Japan.

Carman O. 1992. Chromosome Set Manipulation in Some Warm Water Fish.


A Dissertation. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo University of
Fisheries. Japan.

Chumadi dkk. 1992. Pedoman Teknis Budi daya Pakan Alami Ikan dan Udang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat penelitian dan
Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc.
Illionis, USA.

209
LAMPIRAN A
Cowey,C.B and Walton,M.J. 1989. Intermedier Metabolism, p : 259-329. In. J.E
Halver (Ed.), Fish Nutrition,2nd. Academic Press. New York.

Chris Andrews, Adrian Exell and Neville Carrington., 1988. The Manual of Fish
Health. New Jersey: Tetra Press.

Davis, D.A and Delhert MG III. 1991. Dietary Mineral Requirment of Fish and
Shrimp. Pages : 49–65. In : Proceedings of The Aquaculture Feed
Processing and Nutrition Workshop. Akimaya, D.M and Ronni K.H.T.
Singapore.

Davis, C.C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan state
University Press. Chicago.

De Silva,S and T.A. Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman


& Hall, London.

Dieter Untergasser Translation by Howard H. Hirschhorn, 1989. Handbook of


Fish Diseases. T.F.H. Publications, Inc.

Devlin,R.H, C.A. Biagi, T.Y. Yaseki. 2004. Growth, viability and genetic
characteristic of GH transgenic coho salmon strains. Aquaculture
236 : 607–632.

Dunham RA. 2003. Aquaculture and Fisheries Biotechnology Genetic


Approaches. CABI Publishing. Wallingford, Oxfordshire Ox 10.8 DE. UK.

210
LAMPIRAN A
Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Effendi. M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.


Rineka Cipta. Jakarta.

Gong Wu, Yonghua Sun & Zuayan Zhu. 2003. Growth Hormon Gene Transfer
in Common Carp. Aquatic Living Resources 16 : 416-420.

Glick. B.R and Pasternak.J.J. 2003. Molecular Biotechnology : Principles and


Applications of Recombinant DNA (Third Edition). ASM Press.
Washington, D.C.

Halver, J.E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press. San Diego.

Hamre,K; B.Hjeltne; H.Kryi; S. Sandberg; M.Lorentzen; and O.Lie. 1994. Decesed


Concentration of Haemoglobin, Accumulation of Lipid Oxidation
Product’s and Unchanged Skeletal Muscel in Atlantik Salmon. Salmo
Salar Fed Low Dietary Vitamine E. Physiology and Biochemistry.
12 (5) : 421–429.

Harper. 1990. Biokimia. EGC (Penerbit Buku Kedokteran). Jakarta.

Hepher B. 1988. Nutrition of Pond Fish. Cambridge University Press.


Cambridge.

211
LAMPIRAN A
Halver JE. 1989. Fish Nutrition 2nd edition. Academic Press Inc.

Jean L Marx. 1991. Revolusi Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim .


Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 513 hal.

Jusuf.M. 2001. Genetika I. Struktur dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Jakarta.

Kobayashi S, Alimuddin, Tetsuro Morita, Misako Miwa, Jun Lu, Masato Endo,
Toshio Takeuci dan Goro Yoshikazi. 2006. Transgenic Nile Tilapia
(Oreochromis Niloticus) Over-Expressing Growth Hormon Show
Reduced Ammonia Excretion. Departement of Marine Biosciences
Tokyo University of Marine Science and Technology. Tokyo. Japan.

Koolman J and Rohm KH. 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Wanadi SI
penerjemah. Sadikin M , editor. Jakarta : Hipokrates 2000.

Kebijakan DKP: Perikanan Budi Daya 2003 Pedoman Teknis


Penanggulangan Penyakit Ikan Budi Daya Laut. Departemen Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia.

Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai Budi Daya Laut Lampung.
Lampung.

Kuksis,A dan S. Mookerjea. 1991. Kolin Vitamin. In Robert E. Olson (Eds), Jilid
II. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

212
LAMPIRAN A
Lewin, R.A. 1976. The Genetic of Algae.Blackwell Scientific Publications
Oxford. London. Edinburg.

Linder,M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Alih bahasa : A. Parakkasi


dan A.Y. Amwila). UI Press. Jakarta.

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral. Hal : 261–344.


Dalam : Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan PemakaianSecara
Klinis. Penerbit Universitas Indonesia. UI Press. Jakarta.

Lovel T. 1988. Nutrition and Feeding of Fish. An AVI Book. Published by Van
Nostrad Reinhold. New York.

Machin,L.J. 1990. Handbook of Vitamin. Second Edition Rivised and Expanded.

Mc Vey,J.P and J.R.Moore. 1983. CRC Handbook of Marine Culture. Vol I.


Crustacean Aquaculture. CRC Press. Inc.Boca. Raton . Florida.

Millamena,M.O, R.m. Coloso and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in Tropical


Aquaculture. Essential of Fish Nutrition, Feeds and Feeding of
Tropical Aquatic Species. Aquaculture Departemen. Southeast Asian
Fisheries Development Center. Tingbauan. Iloilo, Philipines.

Muchtadi,D., Nurheni S.P, dan Made A. 1993. Metabolisme Zat Gizi : sumber,
Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. J.2. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.

213
LAMPIRAN A
Murray,R.K; D.K.Granner; P.A. Mayes; and V.W. Rodwell. 1999. Biokimia Harper.
Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Mujiman, A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Matty. AS. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm London & Sydney Timber
Press. Portland. Oregon. 267p.

Morales et all. 2001. Tilapia Chromosomal Growth Hormon Gene


Expression Accelerates Growth in Transgenic Zebra Fish (Danio
Rerio). Marine Biotechnology. Vol 4. No.2.

Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka Wirausaha


Muda. Bogor. 123 hal.

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Fish. Water Fishes and Shellfish.


National Academy of Sciencess. Washington DC.

O.A Conroy and R.L Herman 1966. Textbook Of Fish Diseases. Eastern Fish
Disease. Laboratory, Bureau of Sport Fisheries and Wildlife Leetown, West
Virginia.

Prentis. S. 1990. Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim. Yayasan Obor


Indonesia. Jakarta 513 hal.

Promega. 1999. Technical Manual. pGEM – T and pGEM – T easy Vector


System. Instruction for use of products. USA.

214
LAMPIRAN A
Pennak,R.W. 1978. Freshwater Invertebrae of the United State.2nd ed. John
Wiley and Sons. New York.

Prawirokusumo,S. 1991. Biokimia Nutrisi (Vitamin). BPFE. Yogyakarta.

Purdom. C.E. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman & Hall. London.

Randall, J.E., 1987. A Pliraninary Synopsis of the Grouper (Perciformes;


Serranidae; Epinephelinae) of The Indo – Pacific Regionin J.J.
Polavina, S. Raiston (editors). Tropical Sappers and Grouper ; Biologi
and Fisheries Management. Westview Press inc., Boulder and London.

Rahman. MA and Maclean N. 1992. Production of Transgenic Tilapia


(Oreochromis Niloticus) by One-Cell-Stage Microinjection. Aquacul-
ture, 105 (1992) 219–232. Elsivier Science Publisher B.V. Amsterdam.

Rocha A, S Ruiz, A Estepa and J.M Coll. 2004. Application of Inducible and
Targeted Gene Strategies to Produce Transgenic Fish : A review.
Marine Biotechnology 6, 118–127. Springet-Verlag. New York. LLC.

Sambrook.J, Fritssch, E.F, Maniatis,T. 1989. Molecular Cloning. A Laboratory


Manual. Second edition. Cold Spring Harbor Lobaratory Press. USA.

Suharsono dan Widyastuti,U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan Teknik


Dasar Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan
Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

215
LAMPIRAN A
Suharsono. 2006. Prinsip Pengklonan Gen Melalui Teknologi DNA
Rekombinan. Pelatihan Teknik Dasar Pengklonan Gen. Bogor.

Sumantri.D. 2006. Efektivitas Ovaprim dan Aromatase Inhibitor dalam


Mempercepat Pemijahan pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Skripsi.
Departemen Budi daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.

Sumantadinata,K. 2005. Materi Narasumber Diklat Guru Perikanan se


Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto.R.S. 1999. Budi daya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.


Sandness,K. 1991. Studies on Vitamin C in Fish Nutrition Dept of Fish-
eries and Marine Biologi. University of Bergen Norway.

Shiau,S.Y and C.W.Lan. 1996. Optimum Dietary Protein Level and Protein to
Energy Ratio for Growth of Grouper (Epinephelus Malabaricus).
Aquaculture, 145: 259–266.

Shimeno,S.H, Hosokawa and M.Takeda. 1996. Metabolic Response of


Juvenile Yellowtail to Dietary Carbohidrat to Lipid Ratios. Fisheries
Science, 62 : 945–949.

Sumantadinata, K., 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di


Indonesia. Sastra Hudaya. Sukma, O.M., 1987. Budi Daya Ikan. Jakarta:
Depdikbud.

Suseno, 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: Penebar


Swadaya.

216
LAMPIRAN A
Shepherd,J and Bromage, N. 2001. Intensive Fish Farming. Blackwell Science
Ltd. London.

Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited. John Wiley
& Sons. England.

Stephen Goddard. 1996. Feed Management In : Intensive Aquaculture.


Chapman & Hall, New York.

Syarizal. 1988. Kadar optimum Vitamin E ( D-Tocoferol) dalam Pakan Induk


Ikan (Clarias batracus Linn). Thesis. IPB. Bogor.

Smith. 1982. Introduction to Fish Physiology. Publication Inc. England. P. 115.

Tacon,A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp
a Training Manual. FAO. Brazil.

Tacon,A.G.j. 1991. Proceeding of The Nutrition Workshop. American Soybeen


Association. Singapore. Takeuchi W. 1988. Fish Nutrition and
Mariculture. Departemen of aquatic Biosc. Tokyo University of Fisheries.
JICA.

Takeuch W. 1992. Fish Nutrition and Mariculture. Departemen if aquatic Biosc.


Tokyo University of Fisheries. JICA.

Takeuchi; T.K. Watanabe; S. Satoh and T. Watanabe. 1992. Requirements of


Grass Carp Fingerling for D-Tocoferol. Nipon. Suisan Galakkashi.
58 (9) : 743–1749.

217
LAMPIRAN A
Teknologi Tepat Guna, 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan Penyakit Ikan
Budi daya Laut. Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Taufik Ahmad, Erna Ratnawati, dan M. Jamil R. Yakob. 2002, Budi Daya Bandeng
Secara Intensif. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tucker, C.S and Hargreaves, J.A. 2004. Biology and Culture of Channel
Catfish. Elsevier. B.V. Amsterdam.

Volckaert.F.A, Hellemans.B.A, Galbusera.P, and Ollevier. F. 1994. Replication,


Expression, and Fate of Foreign DNA During Embryonic and Larval
Development of The African Catfish (Clarias Gariepinus). Molecular
Marine Biology and Biotechnology 3(2) 57 – 69.

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook The


General Aquaculture Course. Kanagawa International Fisheries
Training Centre Japan International Cooperation agency.

Wilson,R.P. 1994. Utilization of Dietary Carbohydrate by Fish. Aquaculture,


124 : 67–80.

Yoshimatsu, dkk., 1986. Grouper Fnal Report Marine Culture Research and
Development in Indonesia. ATA 192, JICA. P 103–129.

Yatim W. 1996. Genetika. Tarsito. Bandung. 124 hal.

218
LAMPIRAN A
Zairin.M.J. 2003. Endokrinologi dan Perannya Bagi Masa Depan Perikanan
Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan
Endokrinologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina.
Penebar Swadaya. Jakarta.

219
LAMPIRAN A

220
LAMPIRAN B

GLOSARIUM

Adenohipofisa : salah satu bagian dari kelenjar hipofisa yang mengandung sel-
sel pensekresi hormon prolaktin, hormon Adrenocorticotropic
(ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormon),
hormon pertumbuhan (STH- Somatotropin) dan Gonadotropin.
Pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit
(Melanocyte Stimulating Hormon).
Adaptasi : Masa penyesuaian suatu organisme dalam lingkungan baru.
Aerasi : Pemberian udara ke dalam air untuk penambahan oksigen.
Akrosom : Organel penghujung pada kepala sperma yang dikeluarkan
yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.
Aksi gen aditif : aksi gen yang mana fenotipe heterosigot merupakan intermedit
antara kedua fenotipe homosigot, kedua alel tidak
memperlihatkan dominasi, keduanya memberikan konstribusi
yang seimbang dalam menghasilkan suatu fenotipe.
Aklimatisasi : Penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salah satu faktor
lingkungan.
Albinisme : kondisi genetik yang tidak sempurna yang menyebabkan
organisme tidak membentuk pigmen.
Alel : Bentuk alternatif suatu gen.
Alel dominan : Alel yang diekspresikan secara penuh dalam fenotipe itu.
Alel resesif : Alel yang pemunculan fenotipenya ditutupi secara sempurna.
Aldehida : Molekul organik dengan gugus karbonil yang terletak pada
ujung kerangka karbon.

221
LAMPIRAN B
Anabolisme : Pembentukan zat organik kompleks dari yang
sederhana, asimilasi zat makanan oleh organisme untuk
membangun atau memulihkan jaringan dan bagian-
bagian hidup lainnya.
Anadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di
laut dan bermigrasi ke air tawar untuk memijah.
Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti metafase
ketika separuh kromosom atau kromosom homolog
memisah dan bergerak ke arah kutub gelendong.
Androgen : Hormon steroid jantan utama, misalnya testoteron.
Androgenesis : Proses penjantanan bahan kimiawi yang membunuh
bakteri atau menghambat pertumbuhannya.
Antibiotik : Imunoglobin pengikat antigen yang dihasilkan oleh sel
limfosit B, berfungsi sebagai efektor dalam suatu respon
imun.
Antibodi : Makromolekul asing yang bukan merupakan bagian dari
organisme inang dan yang memicu munculnya respon
imun.
Antigen : Molekul organik yang memiliki gugus karboksil maupun
gugus amino.
Asam amino : Asam amino berfungsi sebagai monomer protein.
Asam : Suatu molekul asam nukleat berbentuk heliks dan beruntai
deoksiribonukleat deoksiribonukleat ganda yang mampu bereplikasi dan
menentukan struktur protein sel yang diwariskan.
Asam lemak : Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang. Asam
(fatty : acid) lemak bervariasi panjang dan jumlah dan lokasi ikatan
gandanya, tiga asam lemak berikatan dengan satu
molekul gliserol akan membentuk lemak.
Asam lemak jenuh : Asam lemak di mana semua karbon dalam ekor
(Saturated fatty acid) hidrokarbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal,
sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogen yang
dapat berikatan dengan kerangka karbon.

222
LAMPIRAN B
Asam lemak tak jenuh : Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan ganda
(Unsaturated fatty acid) antara karbon-karbon dalam ekor hidrokarbon. Ikatan
seperti itu mengurangi jumlah atom hidrogen yang terikat
ke kerangka karbon.
Asam nukleat : Suatu polimer yang terdiri atas banyak monomer
nukleotida, yang berfungsi sebagai cetak biru untuk
protein dan melalui kerja protein untuk semua aktivitas
seluler.
Asam amin essensial : Ada dua jenis yaitu DNA dan RNA. Asam amino yang
tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh hewan sehingga
harus tersedia dalam makanan.
Aseksual : Perkembangbiakan tidak melalui perkawinan.
Autosom : Kromosom yang secara tidak langsung terlibat dalam
penentuan jenis kelamin, sebagai kebalikan dari
kromosom seks.
Auksospor : Sel-sel yang besar berasal dari perkembangbiakan zigot
baru.
Backross : Bentuk perkawinan yang sering digunakan dalam
pemuliaan yaitu mengawinkan kembali antara anak dan
orangtuanya yang sama untuk beberapa generasi.
Basofil : Bersifat menyerap basa.
Benthos : Organisme yang hidup di dasar perairan.
Blastomer : Sel-sel anak yang dihasilkan selama pembelahan zigot.
Blastula : Rongga yang terbentuk selama fase pembelahan zigot.
Blastulasi : Proses pembentukan blastula.
Biomassa : Bobot kering bahan organik yang terdiri atas sekelompok
organisme di dalam suatu habitat tertentu atau bobot
seluruh bahan organik pada satuan luas dalam suatu
waktu tertentu.

223
LAMPIRAN B
Budi daya : Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatu sistem
yang digunakan untuk memproduksi sesuatu di bawah
kondisi buatan.
Closed Breeding : Perkawinan yang dekat sekali kaitan keluarganya,
misalnya antara anak dan tetua atau antara antar saudara
sekandung.
Cyste : Fase dorman dari crustacea karena kondisi lingkungan
yang tidak sesuai.
Dekomposer : Fungi dan bakteri saprotropik yang menyerap nutrien dari
materi organik yang tidak hidup seperti bangkai, materi
tumbuhan yang telah jatuh dan buangan organisme hidup
dan mengubahnya menjadi bentuk anorganik.
Densitas : Jumlah individu persatuan luas atau volume atau masa
persatuan volume yang biasanya dihitung dalam gram/
cm3 atau jumlah sel/ml.
Deoksiribosa : Komponen gula pada DNA, yang gugus hidroksilnya
kurang satu dibandingkan dengan ribosa, komponen gula
pada RNA.
Detritus : Materi organik yang telah mati atau hancuran bahan
organik yang berasal dari proses penguraian secara
biologis.
Disipon : Membersihkan badan air dengan mengeluarkan kotoran
bersama sebagian jumlah air.
Disucihamakan : Disterilkan dari jasad pengganggu.
Dorsal : Bagian punggung.
Diagnosis : Proses pemeriksaan terhadap suatu hal.
Diferensiasi gonad : Proses penentuan kelamin dengan pernyataan fenotipe
melalui perkembangan alat kelamin dan ciri-ciri kelamin.
Diploid : Keadaan perangkat kromosom bila setiap kromosomnya
diwakili dua kali (2n).

224
LAMPIRAN B
Diploidisasi : Penggandaan jumlah kromosom pada sel-sel haploid.
Donor : Pemberi sumbangan.
Dormant : Telur yang dibuahi dan merupakan dinding tebal dan jika
menetas menjadi betina amiktik.
Ekspresi gen : Pengejewantahan bahan genetik pada suatu makhluk
hidup sebagai keseluruhan jumlah tabiat yang khas.
Elektroforesis gel : Pemisahan asam nukleat atau protein berdasarkan
ukuran dan muatan listriknya, dengan cara mengukur laju
pergerakkannya melalui suatu medan listrik dalam suatu
gel.
Embriogenesis : Proses perkembangan embrio.
Endokrin : Kelenjar/sel yang menghasilkan hormon.
Enzim : Molekul protein komplek yang dihasilkan oleh sel dan
bekerja sebagai katalisator dalam berbagai proses
kimia di dalam tubuh makhluk hidup.
Enzim restriksi : Enzim yang digunakan untuk memotong fragmen DNA
yang memiliki sekuen tertentu.
Estrogen : Hormon seks steroid betina yang utama.
Eukaryot : Makhluk yang sel-selnya mengandung inti sejati yang
diselimuti selaput inti, mengalami meiosis, membelah
dengan mitosis dan enzim oksidatifnya dikemas dalam
mitokondria.
Fekunditas : Jumlah sel telur yang dihasilkan oleh seekor hewan betina
pertahun atau persatuan berat hewan.
Feminisasi : Proses pembetinaan.
Fenotipe : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme atau sifat
yang terlihat pada makhluk hidup yang dihasilkan oleh
genotipe bersama-sama dengan faktor lingkungan.

225
LAMPIRAN B
Feromon : Sinyal kimiawi atsiri dan kecil yang berfungsi dalam
komunikasi di antara hewan-hewan dan bertindak sangat
mirip dengan hormon dalam mempengaruhi fisiologi dan
tingkah laku.
Fertilisasi Penyatuan gamet haploid untuk menghasilkan suatu zigot
diploid.
Flagella : Tonjolan berbentuk cambuk pada salah satu sel untuk alat
gerak.
Fotosintesis : Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawi yang
disimpan dalam glukosa atau senyawa organik lainnya.
Galur : Pengelompokan anggota-anggota jenis yang hanya
memiliki satu atau sejumput ciri, biasanya bersifat
homozigot dan dipertahankan untuk keperluan percobaan
genetika.
Gamet : Sel sperma atau telur haploid, gamet menyatu selama
reproduksi seksual untuk menghasilkan suatu zigot
diploid.
Gastrula : Tahapan pembentukan embrio berlapis dua dan
berbentuk piala.
Gastrulasi : Proses pembentukan gastrula dari blastula atau proses
pembentukan tiga daun kecambah ektoderm, mesoderm,
dan endoderm.
Gelendong : Kumpulan mikrotubula yang menyelaraskan pergerakan
kromosom selama pembelahan eukariotik.
Gen : Bagian kromosom yang mengatur sifat-sifat keturunan
tertentu atau satuan informasi yang terdiri atas suatu urutan
nukleotida spesifik dalam DNA.
Genom : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-
silang genetik.
Generasi F1 : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-
silang genetik.

226
LAMPIRAN B
Generasi F2 : Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan generasi
hibrid F1.
Genom : Komplemen lengkap gen-gen suatu organisme, materi
genetik suatu organisme.
Genotipe : Kandungan genetik suatu organisme.
Ginogenesis : Proses perkembangan embrio yang berasal dari telur
tanpa kontribusi material genetik jantan.
Gonad : Organ seks jantan dan betina, organ penghasil gamet
pada sebagian besar hewan.
Gonadotropin : Hormon yang merangsang aktivitas testes dan ovarium.
Haploid : Memiliki jumlah kromosom yang khas untuk gamet
makhluknya.
Heritabilitas : Keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi genotipe
atau menggambarkan tentang persentase keragaman
fenotipe yang diwariskan dari induk kepada keturunannya.
Dinotasikan dengan huruf h2 dengan nilai berkisar antara
0–1.
Hermaphrodit : Individu yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina.
Heliks ganda : Bentuk DNA asli.
Haemoglobin : Protein mengandung besi dalam sel darah merah yang
berikatan secara reversibel dengan oksigen.
Herbivora : Hewan heterotropik yang memakan tumbuhan.
Heterozigot : Mempunyai dua alel yang berbeda untuk suatu sifat
genetik tertentu.
Heterosis : Suatu ukuran untuk menilai keunggulan dan ketidak-
unggulan hibrid.
Hibrid : Turunan dari tetua yang secara genetik sangat berbeda,
bahkan mungkin berlainan jenis atau marga.

227
LAMPIRAN B
Hibridisasi : Perkawinan antara individu yang berbeda atau
persilangan.
Hipofisasi : Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan dengan
cara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisa kepada
induk ikan untuk mempercepat tingkat kematangan
gonad.
Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata, yang berfungsi
dalam mempertahankan homeostasis, khususnya dalam
mengkoordinasikan sistem endokrin dengan sistem
saraf.
Histon : Protein kecil dengan porsi besar yang terdiri dari asam
amino bermuatan positif yang berikatan dengan DNA
bermuatan negatif dan berperan penting dalam struktur
kromatinnya.
Homeostasis : Kondisi fisiologis yang mantap dalam tubuh.
Homozigot : Mempunyai dua alel yang identik untuk suatu sifat tertentu.
Hormon : Bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam sel-
sel khusus pada kelenjar endokrin. Hormon disekresikan
ke dalam darah kemudian disalurkan ke organ-organ
yang menjalankan fungsi-fungsi regulasi tertentu secara
fisiologik dan biokimia.
Ikan transgenik : Ikan yang memiliki DNA asing di dalam tubuhnya.
Inaktivasi sperma Menonaktifkan sperma.
Inbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu
berasal dari jantan dan betina yang sama.
Infeksi Retroviral : Salah satu metode transfer gen. Metode ini meng-
gunakan gen-gen heterogen yang dimasukkan ke dalam
genome virus dan dapat dipindahkan kepada inang yang
terinfeksi virus tersebut.
Inkubasi : Masa penyimpanan.

228
LAMPIRAN B
Interfase : Fase di mana tidak ada perubahan pada inti sel, waktu
istirahat.
Karakter kuantitatif : Suatu ciri yang dapat diturunkan dalam suatu populasi
yang bervariasi secara kontinu sebagai akibat pengaruh
lingkungan dan pengaruh tambahan dua atau lebih gen.
Kariotipe : Metode pengorganisasian kromosom suatu sel dalam
kaitannya dengan jumlah, ukuran, dan jenis.
Katadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di
perairan tawar dan bermigrasi ke laut untuk memijah.
Kelenjar hipofisa : Kelenjar kecil di bagian otak bawah yang menghasilkan
berbagai macam hormon yang dibutuhkan pada makhluk
hidup.
Kromosom : Struktur pembawa gen yang mirip benang yang terdapat
di dalam nukleus.
Kopulasi : Proses perkawinan.
Kista : Suatu stadia istirahat pada hewan cladosera atau
crustacea tingkat rendah.
Larva : Organisme yang belum dewasa yang baru keluar dari
telur atau stadia setelah telur menetas.
Larutan hipoklorit : Larutan yang mengandung HClO.
Lokus : Tempat khusus di sepanjang kromosom tertentu di mana
gen tertentu berada.
Maskul;inisasi : Penjantanan.
Meiosis : Tipe pembelahan sel dan nukleous ketika jumlah
kromosom direduksi dari diploid ke haploid.
Metasentrik : Kromosom yang sentromernya terletak ditengah-tengah.
Metafase : Tahapan mitosis dan meiosis ketika kromosom
mencapai keseimbangan posisi pada bidang ekuator.

229
LAMPIRAN B
Metamormofose : Perubahan bentuk organisme dalam daur hidup.
Mikropil : Lubang kecil pada telur tempat masuknya sperma.
Mikroinjeksi : Metode yang digunakan dalam mengintroduksi DNA
asing ke dalam pronukleus atau sitoplasma telur yang
telah terbuahi. DNA asing disuntikkan pada saat fase
1–2 sel.
Mitosis : Proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yang
secara konvensional dibagi menjadi lima tahapan:
profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase.
Mitosis mempertahankan jumlah kromosom dengan cara
mengalokasikan kromosom yang direplikasikan secara
sama ke masing-masing nukleus anak.
Morula Nauplii : Sekelompok sel anak (blastomer) yang terbentuk selama
fase pembelahan zigot.
Neurohipofisa : Bentuk stadia setelah menetas pada crustacea atau
copepoda.
Omnivore : Bagian dari kelenjar hipofisa, terdiri dari pars nervosa
yang berfungsi mensekresi Oxytoxin, Arginin Vasotocin,
dan Isotocin.
Ovarium : Organisme pemakan segala.
Ovipar : Kelenjar kelamin betina yang menghasilkan ovum.
Ovivipar : Berkembang biak dengan menghasilkan telur.
Outbreeding : Berkembang biak dengan menghasilkan telur tetapi telur
tersebut menetas dalam tubuh induknya.
: Perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat
(berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda
varietas.
Ovulasi : Proses terlepasnya sel telur dari folikel.

230
LAMPIRAN B
Partenogenesis : Perkembangbiakan telur menjadi individu baru tanpa
pembuahan telur dan menghasilkan telur diploid.
Pemijahan : Proses peletakan telur atau perkawinan.
Pigmen : Zat warna tubuh.
Plasmid : Molekul DNA sirkular yang bereplikasi pada sel-sel
bakteri secara independent.
Polar body : Sel telur hasil pembelahan meiosis yang tidak memiliki
sitoplasma.
Profase : Tahap pertama meiosis dan mitosis ketika kromosom
mulai jelas terlihat.
Progeni : Keturunan yang berasal dari sumber yang sama, anak
cucu.
Poliploidisasi : Proses pergantian kromosom di mana individu yang
dihasilkan mempunyai lebih dari dua set kromosom.
Reproduksi : Proses pembalikan kelamin dengan menggunakan
metode tertentu.
Seleksi : Pemisahan populasi dasar yang digunakan ke dalam
kedua kelompok, yaitu kelompok terpilih dan kelompok
yang harus terbuang.
Sentromer : Bagian kromosom yang terletak pada titik ekuator
kumparan pada metafase, tempat melekat benang
penarik gelendong, posisi sentromer menentukan bentuk
kromosom.
Seks reversal : Proses pembalikan kelamin dengan dengan meng-
gunakan metode tertentu.
Spermatogenesis : Proses perkembangan spermatogonium menjadi
spermatis.
Spermatogonium : Sel-sel kecambah untuk membentuk sperma.

231
LAMPIRAN B
Spermatozoa : Sel gamet jantan dengan inti haploid yang memiliki bentuk
berekor.
Spermiasi : Proses di mana spermatozoa dilepaskan dari cyste dan
masuk ke dalam lumen.
Spermiogenesis : Proses metamorfosa spermatid menjadi spermatozoa.
Submetacentrik : Sentromer terletak pada ujung kromosom yang memiliki
dua lengan yang tidak sama panjangnya.
Subtelocentrik : Sentromer juga terletak pada ujung kromosom namun
masih jelas terlihat adanya lengan pendek.
Spektrofotometer : Suatu instrumen yang mengukur porsi dari cahaya
dengan panjang gelombang yang berbeda yang diserap
dan dihantarkan oleh suatu larutan berpigmen.
Telofase : Tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika pembagian
sitoplasma dan penyusunan inti selesai.
Testis : Gonad yang berperan menghasilkan sperma.
Tetraploid : Individu yang mempunyai empat perangkat kromosom
haploid pada nukleusnya.
Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat kromosom
haploid pada nukleusnya.
Triploidisasi : Proses pembuatan organisme triploid dengan
menggunakan kejutan suhu untuk menahan polar body II
atau menahan pembelahan mitosis awal.
Vitellogenesis : Proses deposisi kuning telur, dicirikan oleh bertambah
banyaknya volume sitoplasma yang berasal dari
vitelogenin eksogen yang membentuk kuning telur.
Zigot : Sel diploid sebagai hasil perpaduan gamet jantan dan
gamet betina haploid.

232

Anda mungkin juga menyukai