6. Tirah baring
7. Diit makanan lunak
8. Pemeriksaan Hn, Ht setiap 6 jam pemberian transfusi darah
9. Pemberian transfusi darah apabila terjadi perdarahan yang luas
10. Pemberian infus untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan
11. Pengawasan terhadap tanda – tanda vital pasien
12. Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang
tidak diserap oleh usus, sebagai tindakan sterilisasi usus. Tindakan ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan produksi amoniak
oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati hepatik.
G. Komplikasi
1. Syok hipovolemik, disebut juga dengan syok preload yang ditandai
dengan menurunnya volume intravaskuler oleh karena perdarahan.
dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain. Menurunnya
volume intravaskuler menyebabkan penurunan volume intraventrikel.
Pada klien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai
lebih dari 30% dan berlangsung selama 24-28 jam.
2. Gagal Ginjal Akut, terjadi sebagai akibat dari syock yang tidak teratasi
dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syock, diobati
dengan menggantikan volume intravaskuler.
3. Penurunan kesadaran, terjadi penurunan transportasi O2 ke otak,
sehingga terjadi penurunan kesadaran.
4. Ensefalopati, terjadi akibat kersakan fungsi hati di dalam menyaring
toksin di dalam darah. Racun-racun tidak dibuang karena fungsi hati
terganggu. Dan suatu kelainan dimana fungsi otak mengalami
kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah, yang dalam keadaan
normal dibuang oleh hati
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN MELENA
A. Pengkajian
Data subyektif :
1. Pasien mengeluh mual, muntah
2. Pasien mengatakan BAB berwarna hitam encer
3. Pasien mengatakan cemas dan sering bertanya-tanya tentang
penyakitnya.
4. Pasein merasa nyeri
5. Pasien merasa lemas
6. Pasien mengeluh pusing
7. Pasien mengeluh tidak nafsu makan
Data obyektif :
1. Muntah darah (hematemesis)
2. Mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena)
3. Mengeluarkan darah dari rectum (hematoskezia)
4. Denyut nadi yang cepat
5. Akral teraba dingin dan basah
6. Jika terjadi perdarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan
terjadinya anemia, seperti mudah lelah, pucat, nyeri dada dan pusing.
7. Demam ringan (38-39 º C)
8. Mual, muntah darah berwarna kehitaman
9. BAB berwarna hitam dan berbau busuk
10. Tekanan darah menurun (90/60 mmHg)
11. Distensi abdomen
12. Bising usus hiperaktif
13. Berkeringat, membran mukosa pucat
14. Ekstremitas dingin
15. Wajah pucat
16. Turgor kulit jelek
17. Syok (denyut Jantung, Suhu Tubuh),
18. Penyakit hati kronis (sirosis hepatis),
19. Nyeri
20. Lemas
21. Hiperperistaltik,
22. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa jam,
23. Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam karena pemecahan
protein darah oleh bakteri usus.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan
2. Risko perdarahan
3. Risiko infeksi
4. Nyeri akut
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Risko syok hipovilemik
7. Intoleransi aktivitas
8. Ansietas
C. Intervensi Keperawatan
1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesic
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika pemberian
lebih dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesic
tergantung tipe
dan beratnya nyeri
6. Tentukan
analgesic pilihan,
rute pemberian
dan dosis optimal
7. Pilih rute
pemberian secara
IM, IV, untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesic pertama
kali
9. Berikan analgesic
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
10. Evaluasi
efektivitasanalgesi
k, tanda dan
gejala.
Ketidakseimbangan NOC NIC
Nutrisi Kurang dari
Setelah dilakukan Nutrition
Kebutuhan Tubuh
asuhan keperawatan Management
Definisi : … x 24 jam
1. Kaji adanya
diharapkan masalah
Asupan nutrisi tidak alergi makanan
keperawatan
cukup untuk memenuhi 2. Kolaborasi
ketidakseimbangan
kebutuhan metabolic. dengan ahli gizi
nutrisi kurang dari
untuk
Batasan Karakteristik : kebutuhan tubuh dapat
menentukan
teratasi dengan
1. Kram abdomen jumlah kalori
2. Nyeri abdomen Kriteria Hasil : dan nutrisi yang
3. Menghindari dibutuhkan
1. Adanya
makanan pasien
peningkatan berat
4. Berat badan 20% 3. Anjurkan pasien
badan sesuai
atau lebih dibawah untuk
dengan tujuan
berat badan ideal meningkatkan
2. Berat badan ideal
5. Kerapuhan kapiler intake Fe
sesuai dengan
6. Diare 4. Anjurkan pasien
tinggi badan
7. Kehilangan rambut untuk
3. Mampu
berlebihan meningkatkan
mengidentifikasi
8. Bising usus protein dan
kebutuhan nutrisi
hiperaktif vitamin C
4. Tidak ada tanda-
9. Kurang makanan tanda malnutrisi 5. Berikan
10. Kurang informasi 5. Menunjukkan substansi gula
11. Kurang minat pada peningkatan fungsi 6. Yakinkan diet
makanan pengecapan dari yang dimakan
12. Penurunan berat menelan mengandung
badan dengan 6. Tidak terjadi tinggi serat
asupan makanan penurunan berat untuk mencegah
adekuat badan yang berarti konstipasi
13. Kesalahan 7. Berikan
konsepsi makanan yang
14. Kesalahan terpilih (sudah
informasi dikonsultasikan
15. Membrane mukosa dengan ahli
pucat gizi)
16. Ketidakmampuan 8. Ajarkan pasien
memakan makanan bagaimana
17. Tonus otak membuat
menurun catatan
18. Mengeluh makanan harian
gangguan sensasi 9. Monitor jumlah
rasa nutrisi dan
19. Mengeluh asupan kandungan
makanan kurang kalori
dari RDA 10. Berikan
(Recommended informasi
Daily Allowance) tentang
20. Cepat kenyang kebutuhan
setelah makan nutrisi
21. Sariawan rongga 11. Kaji
mulut kemampuan
22. Steatorea pasien untuk
23. Kelemahan otot mendapatkan
pengunyah nutrisi yang
24. Kelemahan otot dibutuhkan
untuk menelan Nutrition Monitoring
Faktor-faktor yang
1. BB pasien dalam
berhubungan :
batas normal
1. Faktor Biologis
2. Monitor adanya
2. Faktor Ekonomi
penurunan berat
3. Ketidakmampuan
badan
untuk
3. Monitor tipe dan
mengabsorbsi
jumlah aktivitas
nutrient
yang biasa
4. Ketidakmampuan
dilakukan
menelan makanan
4. Monitor interaksi
5. Ketidakmampuan
anak atau orang
untuk mencerna
tua selama makan
makanan
5. Monitor
6. Faktor psikologis
lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah patah
10. Monitor mual
dan muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori
dan intake kalori
15. Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik papilla
lidah dan cavitas
oral
16. Catat jika lidah
berwarna
magenta, scarlet
Ansietas NOC : NIC :
Fisiologis
Peningkatan keringat
Peningkatan
ketegangan
Gemetar, tremor
Suara bergetar
Simpatik
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Wajah merah
Jantung berdebar –
debar
Peningkatan tekanan
darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan frekuensi
pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi
superfisial
Parasimpatik
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan darah
Kesemutan pada
ekstrimitas
Dorongansegera
berkemih
Kognitif
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking pikiran,
konfusi
Penurunan lapang
persepsi
Kesulitan
berkonsentrasi
Penurunan kemampuan
untuk belajar
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekuensi yang tidak
spesifik
Lupa, gangguan
perhatian
Khawatir, melamun
Cenderung
menyalahkan orang
lain
Faktor yang
berhubungan
Syok Management
1. Monitor fungsi
neurologis
2. Monitor fungsi
renal
3. Monitor ttv
4. Monitor status
cairan input dan
output
5. Catat gas darah
arteri dan oksigen
jaringan
6. Monitor ekg
7. Monitor gejala
gagal pernapasan
8. Monitor cairan iv
Daftar Pustaka