Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ANEKA RAGAM INOVASI PEMBELAJARAN”

Di susun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar


Dosen Pengampu : Kadek Hariana S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021/2022

DI SUSUN OLEH

Dina Reza Eka Putri_A40120146

Yuyun Putri Wahyuni Patigu_A40120150

Yuni_A40120136

Alfionita_A40120156

Hijria_A40120175

i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Aneka Ragam Inovasi Pembelajaran dengan tepat
waktu. Makalah Aneka Ragam Inovasi Pembelajaran ini di susun guna memenuhi tugas dari
dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran dengan hormat kami sebut namanya
Bapak Kadek Hariana S.PD., M.PD pada program studi pendidikan guru sekolah dasar
(PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Tadulako. Selain itu, kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Aneka
Ragam Inovasi Pembelajaran.Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 20 November 2021

KELOMPOK 1

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN..........................................................................................................2
1.1. Pembelajaran Terbalik.........................................................................................2
1.2. Pembelajaran Konteka.........................................................................................3
1.3. Berpikir Komputasi..............................................................................................4
1.4. Pembelajaran Adaptif...........................................................................................5
1.5. Pembelajaran Inkuiri............................................................................................6
B. Kesimpulan...........................................................................................................................7
C. Saran.....................................................................................................................................7
Daftar Pustaka..........................................................................................................................7

iii
BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pengertian inovasi berasal dari bahasa inggris yakni kata Innovation yang
artinya segala hal baru atau pembaruan. Dalam kampus besar bahasa Indonesia
inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya. Pengertian lainnya yakni dimuat dalam UU no.18 tahun
2002 yang artinya kegiatan penelitian, pengembangan dan/atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
baru. Banyak para ahli yang menyampaikan pengertian dari inovasi, salah satunya
Karyadi (dalam Mulyasa, 2012) mengartikan inovasi sebagai proses adaptasi ide
praktis atau objek baru secara keseluruhan untuk digunakan di kelas oleh guru. Jika
disimpulkan dari beberapa pendpat di atas mengenai inovasi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa inovasi adalah ide atau gagasan yang nantinya diterapkan untuk memperbarui
sesuatu guna mengembangkan ilmu/konteks lebih baik lagi.
Jika digabungkan antara inovasi dan pembelajaran maka dapat disimpulkan
bahwa inovasi pembelajaran yakni ide atau gagasan yang digunakan untuk melakukan
pembaruan terhadap sistem belajar baik metode, media, pendidik, materi dan lain
sebagainya yang nantinya dapat berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Manfaat adanya inovasi pembelajaran yakni dapat meningkatkan minat belajar siswa,
meningkatkan mutu pembelajaran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan
serta memperbaiki pembelajaran sebelumnya kearah yang lebih baik.
Selain adanya manfaat, inovasi pembelajaran juga mengalami hambatan.
Hambatan inovasi pembelajaran dapat berupa adanya ketidakberanian dalam mencoba
suatu inovasi pembelajaran. Misalnya ketika seorang pendidik mencoba berinovasi
dalam pembelajaran baik pada media ataupun metode pembelajaran yang digunakan,
ada ketakutan dalam diri pendidik apakah inovasi yang dibuatnya akan mudah
diterima, atau apakah inovasi yang ia buat dapat ia terapkan dengan baik. Hal-hal
seperti itulah yang menghambat inovasi pembelajaran.
Hambatan lainnya yakni efektifitas dan efisiensi. Efektivitas berhubungan
dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Tingkat keberhasilan ini bisa
berasal dari pendidik atau peserta didik itu sendiri. Efektivitas menjadi hambatan
karna pendidik pasti akan mempertimbangakan apakah inovasi yang dibuat mampu
dilaksanakan sesuai dengan yang direncakan atau tidak. Sedangkan efisiensi
berhubungan dengan jumlah biaya, waktu dan tenaga yang digunakan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Kebanyakan pendidik selalu berputus asa untuk memikirkan
inovasi pembelajaran dikarenakan biaya yang dirasa cukup tinggi.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan pendidik untuk mengatasi hambatan
tersebut. Misalnya apabila pendidik takut apakah inovasi yang dibuat mampu
diterapkan dengan baik atau tidak, maka yang dapat dilakukan sebelumnya misalnya
melakukan pra pelaksanaan. Hal tersebut dilakukan dengan melihat kondisi siswa
1
mampu atau tidak untuk menerima inovasi pembelajaran, kemudian mencatat hal-hal
apa yang dapat menggagalkan inovasi tersebut dengan menyiapkan kemungkinan
lainnya.
Inovasi pembelajaran sebenarnya sesuatu hal yang dapat dilakukan semua
pendidik jika ada kemauan memikirkan gagasan baru dan mau menerima perubahan
jaman sekarang ini. Meskipun ada hambatan dlam melaksanakan dan membuat
inovasi pembelajaran ini, namun tidak ada salahnya jika pendidik mampu
membuatnya guna untuk meningkatkan minat belajar siswa. Dengan meningkatnya
minat belajar siswa maka hasil belajar siswa akan mengikuti dengan baik juga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Terbalik?
2. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Konteka?
3. Apa yang dimaksud dengan Berpikir Komputasi?
4. Apa yang dimaksud dengan Pengajaran Adaptif?
5. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Inkuiri?

C Tujuan Pembahasan

1. Mampu mengetahui apa itu Pembelajaran Terbalik


2. Mampu mengetahui apa itu Pembelajaran Konteka
3. Mampu mengetahui Apa yang dimaksud dengan Berpikir Komputasi
4. Mampu mengetahui apa itu Pengajaran Adaptif
5. Mampu mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Inkuiri

2
BAB 2
Pembahasan

1.1. Pembelajaran Terbalik


Pembelajaran terbalik “reciprocal teaching” merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif dan lebih
aktif. Dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu,
kemudian siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain.
Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran yaitu
meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan
secara mendiri oleh siswa.

Ciri-Ciri Reciprocal Teaching

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri reciprocal teaching, terdiri atas:

 Question Generating “Membuat Pertanyaan”


Dalam strategi ini siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait materi
yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap penguasaaan
konsep terhadap materi yang sedang dibahas.

 Clarifying “Menjelaskan”
Strategi Clarifying ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran, terutama bagi
siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa dapat
bertanya kepada guru tentang kosep yang dirasa masih sulit atau belum bisa
dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat mengklarifikasi konsep
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Predicting “Memprediksi”
Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau perkira
mengenai kosep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.

 Summarizing “Merangkum”
Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasikan dan
mengitegrasikan informasi-informasi yang terkandung dalam materi. Menurut
Palinscar, model pembelajaran Reciprocal Teaching terdapat empat strategi yang
digunakan yaitu:

 Question Generating “Membuat Pertanyaan”


Dalam strategi ini siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait materi
yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap penguasaaan
konsep terhadap materi yang sedang dibahas.

3
 Clarifying “Menjelaskan”
Strategi Clarifying ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran, terutama bagi
siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa dapat
bertanya kepada guru tentang kosep yang dirasa masih sulit atau belum bisa
dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat mengklarifikasi konsep
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Predicting “Memprediksi”
Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau perkira
mengenai kosep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.

 Summarizing “Merangkum”
Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasikan dan
mengitegrasikan informasi-informasi yang terkandung dalam materi

1.2. Pembelajaran Konteka

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru


mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah
pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan
pengalaman belajarnya. pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan menghubungkan antara apa
yang peserta didik (siswa) pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan
untuk memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-konsep matematika, fisika,
atau biologi), tentunya sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang atau
saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak yaitu dengan
menggunakan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Dengan
demikian, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

1.3. Berpikir Komputasi

Berpikir komputasional (Computational Thinking) adalah metode


menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika).
Tantangan bebras menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif
dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir
komputasional.

1.4. Pengajaran Adaptif

Pembelajaran adaptif merupakan pembelajaran biasa yang dimodifikasi


dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan dan
memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus ABK. Dengan

4
demikian pembelajaran adaptif bagi ABK hakekatnya adalah Pendidikan Luar
Biasa PLB. Sebab didalam pembelajaran adaptif bagi ABK yang dirancang
adalah pengelolaan kelas, program dan layanannya. Pendidikan Luar Biasa
adalah pendidikan biasa yang dirancang, diadaptasikan sesuai dengan
karakteristik masing-masing kelainan anak sehingga memenuhi kebutuhan
pendidikan ABK. Rancangan Pendidikan Luar Biasa terdiri tiga komponen
pokok kelas, program dan layanan. Ketiga komponen tersebut bila dirancang
dengan baik dan sempurna akan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi Anak
Berkebutuhan Khusus. Dengan demikian Pendidikan Luar Biasa adalah
Pembelajaran yang dirancang untuk 20 merespon atau memenuhi kebutuhan
anak dengan karakteristik yang unik dan tidak dapat dipenuhi kurikulum
sekolah biasa, sehingga perlu diadaptasi yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Dengan uraian tentang Hakekat Pembelajaran adaptif di atas, maka secara


operasional di lapangan pengertian Pendidikan Luar Biasa dapat diartikan
sebagai kelas khusus, program khusus dan atau layanan khusus yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Dari
skema di atas jelas tidak semua ABK memerlukan pelayanan di kelas khusus.
Kelas khusus dirancang bagi ABK yang memiliki kelainan berat atau alasan lain
sehingga bila dimasukkan di kelas biasa akan menyebabkan adanya masalah
baik 21 pada ABK itu sendiri maupun pada anak yang lain dalam kelas tersebut.
Sebagian anak hanya memerlukan program khusus tanpa harus di kelas khusus
dan sebagian lagi hanya memerlukan layanan khusus tanpa harus di kelas
khusus dan disertai dengan program khusus

1.5. Penerapan Pendekatan Inkuiri

Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah


menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai
subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru
berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai,
dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian,
dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan
awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh
informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar.

Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena
persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak
dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana
makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan
didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pebelajaran dengan pendekatan inkuiri
ini mahasiswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati,
dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman

5
konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila
mahasiswa meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara
otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada
akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Untuk mengungkapkan proses pembelajaran tersebut dosen atau guru


harus mengumpulkan dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa
verbal (kata-kata, kalimat, ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang
merupakan hasil tes guna, mendukung kekuatan yang berupa bahasa verbal
(kata, kalimat maupun fenomena). Data yang terkumpul dianalisis secara
induktif dan kualitatif interpretatif, untuk menggambarkan seberapa besar
tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Semakin tinggi
tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan semakin tinggi pula tingkat
penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang diajarkan. Supaya lebih
menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan pendekatan inkuiri harus
dimulai oleh dosen dengan merencanakan pembelajaran; menyiapkan media
pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara maksimal.
Dengan demikian, dosen berperan sebagai instrumen utama dalam pelaksanaan
pembelajaran, yang dapat mengukur berhasil atau tidaknya sebuah
pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan pendekatan inkuiri.

6
B. Kesimpulan

Secara umum, inovasi diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan yang


terjadi dari suatu keadaan lain yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan
hampir sama dengan inovasi atau pembaharuan. Dalam perubahan proses terjadinya
bisa berlangsung secara alamiah. Tetapi suatu perubahan dikatakan inovasi apabila
perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja untuk memperbaiki keadaan
sebelumnya agar lebih menguntungkan bagi peningkatan kualitas hidup, terutama
dalam dunia pendidikan yang erat kaitannya dengan kemajuan suatu bangsa.

C. Saran

Peranan pendidikan merupakan faktor penting dalam upaya


menyelesaikan masalah dalam kehidupannya. Tingkat kemajuan suatu bangsa juga
dapat ditinjau dari tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Semakin baik tingkat
pendidikan masyarakat, semakin maju pula bangsanya. Sebaliknya, semakin terpuruk
dan rendahnya pendidikan suatu bangsa, maka bidang pendidikan di negara tersebut
dapat semakin terhambat.

Berbeda dengan negara-negara yang sudah maju, di negara-negara yang


sedang berkembang (termasuk Indonesia) pendidikan mulai lebih diperhatikan setelah
dalam waktu yang cukup lama kurang terurus sehingga masalah-masalah yang
dihadapi pendidikan berlipat ganda dengan kompleksitas yang cukup rumit.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/reciprocal-teaching/

https://www.neliti.com/id/publications/225006/pembelajaran-kontekstual-cotextual-
teaching-and-learning-dan-pemahaman-konsep-si#:~:text=Pembelajaran%20kontekstual
%20adalah%20konsep%20belajar,penerapan%20dalam%20kehidupan%20sehari%2Dhari.

https://bebras.or.id/v3/apa-itu-berpikir-komputasional/

https://text-id.123dok.com/document/6qm38v7wy-hakekat-pembelajaran-adaptif-konsep-
dasar-pembelajaran.html

https://wisudabelum.blogspot.com/2017/11/pengertian-pendekatan-inkuiri.html

Anda mungkin juga menyukai