Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH INOVASI BELAJAR DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS


XI IPS SMA NEGERI 1 KATIBUNG

Proposal Penelitian

Disusun Oleh :

Sariyati Maharani 1913031044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami semua dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul :
“Pengaruh Inovasi Belajar dan Teknologi terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi di Kelas XI SMA Negeri 1 Katibung ” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari proposal ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Metodologi Penelitian Pendidikan”. Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu dan membagi pengetahuannya sehingga penulis semua dapat
menyelesaikan tugas proposal ini dengan tepat waktu. Penulis menyadari proposal
yang tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan proposal ini.

Bandarlampung, 6 Desember 2021

Penulis

Sariyati Maharani

ii
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah.........................................................................................2
1.3. Batasan Masalah..............................................................................................3
1.4. Rumusan Masalah............................................................................................3
1.5. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
1.6. Manfaat Penelitian..................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
2.1. Inovasi Belajar........................................................................................................5
2.2. Teknologi Pendidikan.............................................................................................7
2.3. Hasil Belajar............................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
2.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................10
2.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................10
2.3 Populasi dan Sampel..............................................................................................10
2.4 Paradigma Penelitian..............................................................................................11
2.5 Variabel Penelitian.................................................................................................12
2.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian...............................................................12
2.7 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................13
2.8 Instrumen Penelitian...............................................................................................14
2.9 Pengujian Instrumen...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah kata yang sudah sangat akrab dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan diartikan sebuah usaha sadar dan sistematis yang
bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik (Darmaningtyas, 2004)
dalam (Kadi Titi, 2017: 148) Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan setiap
perubahan sosial, baik berupa dinamika perkembangan individu maupun proses
sosial dalam hitungan skala yang lebih luas (Azra, 1999) dalam (Kadi Titi, 2017:
148)

Menurut Mulkhan (1993) dalam Kadi Titi (2017: 148) Pendidikan diartikan
sebagai pengembangan paradigma intelektual. Dalam paradigma ini, peserta didik
diharapkan akan memiliki kesiapan mental dan kemampuan teoritik dalam
menjalani kehidupannya yang selalu berubah dalam kompleksitas modern.
Pendidikan merupakan wahana penting dan media yang efektif untuk
mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos kerja
dikalangan warga masyarkat.

Sedangkan, Inovasi pendidikan di Indonesia sudah waktunya bersumber dari para


praktisi pendidikan di lapangan, terlebih pada kehidupan di era global dengan
berbagai persoalan telah menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat
mendasar. Iklim kehidupan berbangsa dan bernegara yang kurang kondusif, yang
cenderung mengarah pada kebebasan yang kurang terkendali telah menimbulkan
berbagai permasalahan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan.

Inovasi pendidikan kini menjadi salah satu kunci penting yang harus selalu
diupayakan agar dunia pendidikan dapat terus berkembang, dan berjalan efektif
sesuai perkembangan zaman dan kondisi lingkungan. Pasalnya, di tengah kondisi
pandemi yang tidak menentu seperti sekarang ini, pendidikan masih menjadi salah
satu kebutuhan banyak orang yang harus tetap berjalan seperti biasa. Oleh karena
itu, diperlukan inovasi-inovasi baru yang dapat mengakomodir kebutuhan
pendidikan masyarakat meski di tengah kondisi yang sulit. Entah itu dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi atau apapun.

Lalu Pengertian teknologi pembelajaran adalah suatu aplikasi atau media yang
telah dirancang secara modern dan digunakan sebagai teori dan praktek dalam
pembelajaran, sebagai sumber belajar. Saat ini teknologi yang banyak digunakan
dalam dunia pendidikan adalah teknologi informasi.

Adanya informasi yang digunakan untuk media pembelajaran dapat memberikan


dampak positif bagi siswa yaitu mereka dapat lebih mudah mencari informasi
yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Media yang dapat digunakan
adalah dengan menyediakan komputer dan internet di masing-masing sekolah.

Sedangkan, menurut Soviani, Fitri ( 2019 : 17) Hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku dan keseluruhan kemampuan yang dimiliki siswa dalam belajar, baik
berupa kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik (bukan hanya satu aspek
potensi) yang disebabkan oleh pengalaman.

Hasil belajar sebagai ukuran penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang
dinyatakan dalam lambang, huruf dan kalimat yang menceritakan hasil yang telah
dicapai setiap anak dalam kurun waktu tertentu, hasil belajar juga dapat dilihat
melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh data bukti yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
(Soviani, Fitri. 2019 : 17).

Dengan ini diharapkan para pembaca memahami bahwa tujuan dengan ada nya
penelitian ini ada agar tenaga pengajar dapat melihat dampak dari pengaruh
inovasi belajar dan teknologi pendidikan yang dimana hal tersebut sangat
berdampak kepada hasil pembelajaran yang Telah dilakukan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka akan muncul
beberapa masalah,sebagai berikut :

2
1.2.1. Rendahnya inovasi belajar Guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri
1 Katibung

1.2.2. Rendahnya penggunaan teknologi terhadap pembelajaran siswa Kelas XI


SMA Negeri 1 Katibung

1.2.4. Rendahnya hasil belajar siswa pada proses pembelajaran Ekonomi kelas
XI SMA Negeri 10 Katibung.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, yang telah


dipaparkan diatas, penelitian ini dibatasi oleh variabel inovasi belajar (X1),
Teknologi Pendidikan (X2), Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X IPS SMA
Negeri 1 Katibung (Y). Tujuan dari pembatasan masalah ini adalah agar penelitian
ini lebih terarah sehingga mendapatkan gambaran yang jelas dengan data yang
akurat.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah diatas, maka akan
muncul beberapa rumusan masalah dalam penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1.4.1. Apakah ada pengaruh inovasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Katibung?

1.4.2. Apakah ada pengaruh teknologi pendidikan terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Katibung?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka akan muncul
beberapa tujuan dalam penelitian, diantaranya sebagai berikut :

3
1.5.1. Mengetahui pengaruh inovasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Katibung.

1.5.2. Mengetahui pengaruh teknologi pendidikan terhadap hasil belajar ekonomi


siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Katibung.

1.6. Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis

a) Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan mengenai


masalah yang diteliti dengan berdasarkan pada disiplin ilmu yang telah
diperoleh khususnya yang berkaitan dengan inovasi belajar dan teknologi
pendidikan terhadap hasil belajar siswa.

b) Bagi pembaca, sebagai tambahan referensi untuk penelitian lebih lanjut


tentang inovasi belajar dan teknologi pendidikan terhadap hasil belajar
siswa.

2. Manfaat Praktis

a) Sebagai bahan informasi dan masukan untuk guru dalam meningkatkan


inovasi belajar dan teknologi pendidikan terhadap hasil belajar siswa.
b) Sebagai bahan informasi dan masukan untuk siswa dalam menumbuhkan
inovasi belajar dan teknologi pendidikan terhadap hasil belajar siswa.
c) Sebagai bahan informasi guna menciptakan peningkatan kemampuan dan
pemahaman mengenai pengaruh inovasi belajar dan teknologi pendidikan
terhadap hasil belajar siswa..

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Inovasi Belajar


Inovasi dimaknai sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang
disadari dan diterima sebagai hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk
diadopsi. Inovasi pada hakikatnya merupakan hasil sebuah pemikiran cemerlang
yang bercirikan pada hal yang baru, dapat berupa praktik-praktik tertentu ataupun
berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan
melalui tahapan tertentu. Hal tersebur dimaksudkan untuk memecahkan persoalan
yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu ataupun proses tertentu yang
terjadi di masyarakat (Nawangsari, 2010) dalam (Kadi Titi, 2017: 148).

Adapun ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan adalah sebagai berikut: pertama,
Adanya keuntungan relatif, yaitu sejauh mana satu inovasi dianggap.
menguntungkan bagi penerimanya. Bermanfaat atau tidaknya suatu inovasi, dapat
diukur berdasarkan nilai kemanfaatannya, baik dalam aspek ekonomi, sosial,
kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting
Dengan semakin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
Dalam hal ini penggunaan kompor gas yang lebih hemat telah memberikan
keuntungan pada banyak pihak (Kadi Titi, 2017: 148).

Menurut Kusnandi (2017:134) Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang
berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya inovo yang artinya
memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang
menuju kearah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang
dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).Kata
"innovation" (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan (Hamijoyo, 1996), tetapi ada yang menjadikan kata innovation
menjadi kata Indonesia yaitu "inovasi". Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk
menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan
juga sering digunakan. untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris

5
"discovery" dan "invention". Ada juga yang mengaitkan antara pengertian inovasi
dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.

Menurut Hamidjojo, yang dikutip Abdulhak (2002) dalam Kusnandi (2017:134) ,


inovasi pendidikan sebagai "suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif
berbeda dari hal (yang nda) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu, termasuk dalam bidang
pendidikan". Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya perubahan dari suatu keadaan
kepada keadaan lainnya. Dalam perubahan yang tergolong inovasi disamping
terjadi yang baru. mesti terdapat unsur kesengajaan, unsur kualitas yang lebih baik
dari sebelumnya dan terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.

Inovasi belajar adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan
suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang
bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik pendidikan tertentu ataupun
berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan
melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan
ataupun proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.

2.1.2. Tujuan Inovasi Pendidikan.

Menurut Hamidjojo (1974) dalam Kusnandi (2017:1346) tujuan utama inovasi,


adalah meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur
dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria
kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan
sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Secara sistematis arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia, adalah:

6
a. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, sehingga pada akhirnya pendidikan di
Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan
tersebut.

b. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis,


jalur, dan jenjang yang dapat melayani setiap warga Negara secara
merata dan adil.

c. Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan


efektif. menghargai kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya
sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan kesadaran
nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik minat
peserta didik, dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar
diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan
masyarakat.

2.2. Teknologi Pendidikan


Perkataan teknologi berasal bahasa inggris yaitu: technology: Inustrial science: the
science of industrial arts, especially as applied to manufacturen. Maksudnya
teknologi adalah ilmu industri, ilmu atau sistem pengetahuan dari seni atau ilmu
industri itu sendiri, terutama dalam mempergunakan barang yang dihasilkan oleh
pabrik (Surianti 2019 :7).

Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin keilmuan yang


berdiri sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh serangkaian dalil atau dasar
yang dijadikan patokan pembenaran. Secara filosofi, dasar keilmuan itu. meliputi:
Ontologi yaitu rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu
pokok telaah khusus yang tidak tergarap oleh bidang telaah lain, epistemologi,
yaitu usaha atau prinsip intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam pokok
telaah yang ditentukan, aksiologi, yaitu nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari
pokok telaah yang ditentukan, yang mempersoalkan nilai moral dan etika dan nilai
seni serta keindahan/estetika (Surianti 2019 :7).

7
2.3.2. Peran Teknologi Pendidikan

Penggunaan teknologi pendidikan secara nyata mampu membantu siswa dalam


aktivitas proses belajar mengajar kelas, terutama dalam peningkatan prestasi
belajar siswa. Namun para guru masih sering mengajar dengan menggunakan
metode ceramah (lecture method). Kemungkinan metode tersebut yang paling
menonton di kalangan guru, di samping itu juga guru di tuntut untuk terampil
(mempunyai SDM) sehingga mampu menguasai bahan pelajaran (Surianti 2019 :
10).

Teknologi berperan dalam membuat pendidikan menjadi proses yang lebih


interaktif dan kolaboratif. Situs web berbasis kursus yang ditargetkan dan ruang
obrolan berbasis komputer yang berteknologi maju adalah beberapa sumber yang
memfasilitasi komunikasi dan kerja tim yang kuat di antara mahasiswa pendidikan
tinggi.

2.3. Hasil Belajar


Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah perubahan perilaku pada diri
seseorang, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak paham menjadi
paham (Hamalik, 2008: 30). Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999). Hasil belajar
adalah hal-hal yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari
sudut pandang siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum pembelajaran.

Howard Kingsley (Nana Sudjana, 2005: 85) membagi 3 macam hasil belajar: 1)
Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan pemahaman; dan 3) Sikap dan
cita-cita. Pendapat Howard Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dalam
semua proses pembelajaran. Hasil penelitian ini akan melekat pada diri siswa
karena telah menjadi bagian dari kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan


penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan secara berulang-
ulang. Dan akan tersimpan lama atau bahkan tidak akan hilang selamanya karena
hasil belajar ikut membentuk kepribadian individu yang selalu ingin mencapai

8
hasil yang lebih baik sehingga akan merubah cara berpikir dan menghasilkan
perilaku kerja yang lebih baik.

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Sulastri (2015 : 93) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak


jenisnya, tetapi yang ingin dijelaskan di sini adalah faktor yang mempengaruhi
belajar dari sisi sekolah yang meliputi:

1. Metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang
harusdilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih
B.Karo (M. Joko, 2006) adalah menyajikan bahan pelajaran kepada orang
lain itu diterima. dikuasai dan dikembangkan. Dari uraian di atas jelaslah
bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar.
2. Kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran itu.
3. Relasi guru dengan siswa. Proses belajar mengajar terjadi antara guru
dengan siswa, proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam
proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya
dengan gurunya.
4. Relasi siswa dengan siswa. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah
laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri
sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok.
Akibatnya makin parah dan dapat minggu belajarnya.
5. Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah juga dalam belajar.hal ini mencakup segala aspek
baik kedisiplinan guru dalam mengajar karena kedisiplinan pendidik juga
dapat memberi contoh bagi siswa atau peserta didik.

9
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln
(1994) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah dengan maksud menfasirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang
diamati. Tujuan menggunakan metode penelitian kualitatf adalah untuk
memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial, dan
instutisional dengan tujuan utama menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan
generalisasi. Penelitian kualitatif bertujuan mendapatkan pemahaman yang
sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dan perspektif partisipan.

2.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada siswa/siswi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Katibung.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021.

2.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Katibung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Cluster Sampling karena objek penelitian yang sangat luas.
Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas siswa/siswi kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Katibung.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu dari rumus penghitungan
ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya (Sugiyono, 2017:126),
yaitu :

10
α 2 . N . P .Q
S= 2
d ( N −1 )+ α 2 . P . Q

Keterangan :

α 2 = nilai tabel chi kuadrat dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%

P = 0.5

Q = 1-P

D = derajat ketelitian

S = jumlah sampel

N = jumlah populasi

2.4 Paradigma Penelitian


Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variabel yang akan diteliti dengan mencerminkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik
yang akan digunakan (Sugiyono, 2017 : 66). Pada penelitian ini menggunakan
tiga variabel bebas produktivitas ekstrakulikuler, pergaulan teman sebaya dan
teknologi serta satu variabel terikat yaitu hasil belajar ekonomi siswa-siswi kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Katibung. Sehingga dapat digambarkan dalam paradigma
sebagai berikut :

X1

11
X2

Keterangan :

X1 : Variabel inovasi belajar.

X2 : Variabel teknologi pendidikan.

Y : Hasil belajar pelajaran ekonomi siswa/siswi kelas XI IPS SMA Negeri 1


Katibung.

2.5 Variabel Penelitian


Variabel adalah simbol yang nilainya dapat bervariasi, yaitu angkanya dapat
berbeda-beda dari satu subjek kesubjek lain atau dari satu objek keobjek lain
(Azwar, 2009). Adapun variabel-variabel penelitian yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah:

1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Y = Hasil Belajar Siswa

2. Variabel Independen (Variabel Bebas)

X1 = Inovasi Belajar.

X2 = Teknologi Pendidikan.

2.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Untuk membatasi ruang lingkup yang hendak diteliti maka, peneliti memandang
perlu membuat definisi operasional sebagai berikut:

12
1. (X1) Inovasi Belajar adalah proses pembaruan dalam proses pembelajaran
yang diberikan tenaga pengajar atau guru kepada yaitu siswa-siswi kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Katibung.

2. (X2) Teknologi Pendidikan adalah sarana untuk menyediakan barang-


barang yang diperlukan bagi siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri 1
Katibung agar kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif dan lebih
efisien.

3. (Y) hasil belajar ekonomi siswa adalah suatu penilaian akhir dari proses
pembelajaran telah dilakukan pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri
1 Katibung.

2.7 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain yaitu,
kuesioner, wawancara dan observasi.

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei untuk
memperoleh opini responden. Kuesioner dapat didistribusikan kepada responden
dengan cara:

1) Langsung oleh peneliti (mandiri)

2) Dikirim lewat grup Whatsapp yang dibuat peneliti berupa google


formulir.

Kuesioner dikirimkan langsung oleh peneliti apabila responden relatif dekat dan
penyebarannya tidak terlalu luas. Lewat grup Whatsapp yang dibuat peneliti, daya
jangkau responden lebih luas, dan waktu cepat. Tidak ada prinsip khusus namun
peneliti dapat mempertimbangkan efektivitas dan efisiensinya dalam hal akan
dikirim lewat grup Whatsapp yang dibuat peneliti.

Kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh informasi pribadi misalnya sikap,


opini, harapan dan keinginan responden. Idealnya semua responden mau mengisi

13
atau lebih tepatnya memiliki motivasi untuk menyelesaiakan pertanyaan ataupun
pernyataan yang ada pada kuesioner penelitian. Kuesioner dapat berupa kuesioner
cetak maupun online. Kuesioner dapat diatur dalam beberapa bagian. Bagian
pertama untuk menggali informasi latar belakang umum tentang inovasi belajar
mata pelajaran ekonomi siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Katibung.
Bagian kedua, pertanyaan seputar penggunaan teknologi yang digunakan oleh
guru, siswa/siswi dalam proses pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin


melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Data yang didapat dari hasil wawancara atau interview ini adalah
data mengenai keadaan siswa/siswi yang mendapatkan umpan balik/feedback
inovasi belajar yang diterapkan oleh guru. Selanjutnya data mengenai tentang
bagaimna siswa/siswi menggunakan teknologi pendidikan yang diberikan oleh
sekolah.

3. Observasi

Observasi (pengamatan) merupakan teknik utama dalam penelitian ini. Dalam


melaksanakan pengamatan ini sebelumnya peneliti akan mengadakan pendekatan
dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban antara peneliti dengan subjek
penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan dimana peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukakn pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan sumber data, dan ikut merasakan
suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.

14
2.8 Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan intrumen penelitian yaitu berupa
kuesioner atau anget yang dibuat oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan
menggunakan skala Likert. Sugiyono (2014, hlm. 134) menyatakan bahwa “Skala
Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner dengan pemberian
skor sebagai berikut:

1. SS : Sangat setuju Diberi skor 5

2. S : Setuju Diberi skor 4

3. RG: Ragu-ragu Diberi skor 3

4. TS : Tidak setuju Diberi skor 2

5. ST : Sangat tidak setuju Diberi skor 1

2.9 Pengujian Instrumen


1. Uji Persyaratan Instrumen

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau


mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian dan untuk
mencapai tujuan penelitian. Pada suatu proses pengumpulan data tertentu
menggunakan instrument untuk mendapatkan data yang diharapkan. Instrumen
yang digunakan tentu harus valid dan reliable sehingga dapat digunakan sebagai
alat pengukuran. Penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas dalam penelitian
didalam [ CITATION Lar20 \l 1033 ] akan dibahas sebagai berikut:

1) Uji Validitas Instrument

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data
yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh

15
peneliti dengan data yang sesungguhnya terajadi pada objek penelitian (Sugiyono,
2016: 363). Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument yang
digunakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur dalam suatu penelitian. Secara
umum definisi validitas isi adalah sejauh mana elemen-elemen instrumenasesmen
relevan dan mewakili konstruk alat ukur yang ditergetkan untuk tujuan tertentu
(Haynes, dkk. 1995). Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa
yang diinginkan dan cukup mampu mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti. Untuk mengukur keakuratan instrument dapat digunakan metode korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)

√[𝑛 𝛴𝑋2 − (𝛴𝑋)2][𝑛 𝛴𝑌2 − (𝛴𝑌)2]

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabrl X dan Y N = Jumlah peserta tes (testee)

∑xy = Total perkiraan skor item dan soal

∑x = Jumlah skor butir pernyataan

∑y = Jumlah Skor total

∑x2 = Jumlah kuadrat skor butir pernyataan

∑y2 = Jumlah kuadrat skor total

Dengan kriteria pengujian, jika r hitung > r tabel maka alat pengukuran tersebut
valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka alat pengukuran tersebut tidak valid
dengan α = 0,05 dan dk = n yakni sampel yang diteliti (Rusman, 2017:63).

2) Uji Reliabilitas Instrument

16
Reliabilitas diartikan sebagai contistency hasil dari instrument tersebut.
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa instrument penelitian
memiliki tingkat kepercayaan dan keandalan. Reliabilitas digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam
penelitian. suatu instrument dikatakan reliabel apabila berdasarkan hasil analisis
item memperoleh nilai alpha lebih besar dari 0,05 atau 5% dengan
membandingkan rhitung dan rtabel dengan ketentuan jika rhitung > rtabel berarti
tidak reliabel dan rhitung < rtabel tidak reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian
menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program IBM SPSS versi
20. Kriteria yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen yaitu apabila
koefisien realiabelnya ≥ 0,70, maka cukup tinggi untuk suatu penelitian dasar.

Rumus :

𝑟𝑟𝑥 = n 1 ∑𝜎 t2

n-1 𝜎 t2

Keterangan :

𝑟𝑟𝑥 = Reliabilitas

n = Banyaknya soal (item)

∑𝜎 t2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

𝜎 t2 = varians total

Suatu instrument dikatakan reliabel apabila berdasarkan hasil analisis item


memperoleh nilai alpha lebih besar dari 0,05 atau 5% dengan membandingkan
rhitung dan rtabel dengan ketentuan jika rhitung > rtabel berarti tidak reliabel dan
rhitung < rtabel tidak reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan
rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program IBM SPSS versi 20. Kriteria

17
yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen yaitu apabila koefisien
realiabelnya ≥ 0,70, maka cukup tinggi untuk suatu penelitian dasar.

1) UJI NORMALITAS DATA

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal atau tidak.

a. Uji Lilefors

Uji Liliefors digunakan untuk menguji normalitas data, yaitu apakah data tersebut
brdistribusi normal atau tidak. Uji Liliefors digunakan untuk data tunggal, bukan
data kelompok. Uji Normalitas data dengan Liliefors hampir sama dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, hanya saja pada uji Liliefors digunakan
tabel Liliefors.

Untuk mengetahui urutan uji normalitas data dengan Liliefors perhatikan tabel
berikut :

Keterangan :

z: Transformasi Dari Angka Ke Notasi Pada Distribusi Normal

x_i : Bilangan Pada Data Ke-I

F(z_i):Probabilitas Kumulatif Normal

S(z_i):Probabilitas Kumulatif Empiris

18
b. Uji Kolmogorov Smirnov

Uji Kolmogorov smirnov adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif dari dua sampel independen dengan bentuk data ordinal yang
disusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan sistem interval kelas.

Rumusan Hipotesis :

H0 = distribusi variabel normal

H1 = distribusi variabel tidak normal

Dengan statistik uji yang digunakan sebagai berikut. D =

max | F0 (Xi) – Sn (Xi) | ; i = 1,2, 3, …

Dimana:

F0 (Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relative dari distribusi teoritis


dalam kondisi H0

Sn (Xi) = distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n.

Dengan Kriteria pengujian dengan membandingkan nilai D terhadap nilai D pada


tabel Kolmogorov-Smirnov dengan taraf nyata α, maka aturan pengambilan
keputusan dalam uji ini adalah :

Jika D ≤ D tabel, maka terima H0 dan tolak H1 Jika D

≥ D tabel, maka tolak H0 dan terima H1

Kesimpulannya, jadi Pada Uji normalitas data ini, penelitian menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov.

2) UJI HOMOGENITAS

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi


adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis

19
independent sample t test dan Anova. Asumsi yang mendasari dalam analisis
varian (Anova) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama.

a. Uji Bartlett

Uji Bartlett digunakan untuk menguji apakah k sampel berasal dari populasi
dengan varians yang sama. k sampel bisa berapa saja. karena biasanya uji bartlett
digunakan untuk menguji sampel/kelompok yang lebih dari 2 varians yang sama
di seluruh sampel disebut homoscedasticity atau homogenitas varians.

Langkah-langkah dalam uji Bartlett yaitu :

 Merumuskan Hipotesis dalam uji Bartlett

 Menentukan taraf nyata (α ) dan χ2 tabel

 Menghitung statistik uji

 Membuat keputusan dengan kriteria seperti berikut ini:

 Ho ditolak, jika χ2 hitung < χ2 tabel

 Ho diterima, jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel

b. Uji Levene Statistic (Uji F) .

Uji Levene merupakan metode pengujian homogenitas varians yang diuji dengan
uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus continue. Perhitungan
uji homogenitas dengan metode ini menggunakan software SPSS. langkah-
langkahnya ialah berikut ini:

 Memasukkan data variabel yang disusun dalam satu kolom.


Setelah variabel pertama dimasukkan, dilanjutkan dengan
variabel kedua mulai dari baris kosong setelah variabel pertama

20
 Membuat pengkodean kelas dengan cara membuat variabel
baru yang telah diberi “Label 1” untuk variabel pertama dan
“Label 2” untuk variabel kedua.

 Cara menghitung uji Levene dengan SPSS adalah memilih


menu: Analyze, Descriptive Statistics, Explore.

 Pada jendela yang terbuka masukan variabel yang akan


dihitung homogenitasnya pada bagian dependent list, dan kode
kelas pada bagian factor list, Kemudian pilih tombol Plots
hingga muncul tampilan dan Pilih Levene Test untuk
Untransformed

 Pilih tombol Continue kemudian pilih OK. Uji kehomogenan


menghasilkan banyak keluaran. Untuk keperluan penelitian
umumnya, hanya perlu keluaran Homogenity of Variance Test
saja, yaitu keluaran yang terdapat pada menu Options.

 Cara menafsirkan uji Levene ini adalah, jika nilai Levene


Statistic > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah
homogen.

Kesimpulannya, jadi Pada Uji Homogenitas data ini, penelitian menggunakan Uji
Levene Statistic (Uji F)

3) JIKA MENGGUNAKAN REGRESI

a. Uji Linearitas Regresi

Uji linieritas garis regresi dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang
akan digunakan dalam penelitian ini linier atau non linier. Dalam penelitianini
pengujian menggunakan Metode Ramsey Test dengan rumus sebagai berikut:

21
Keterangan Rumusan Hipotesis :

H0 = Model regresi berbentuk linier

H1 = Model regresi berbentuk no linier

Dengan kriteria pengujian, apabila Fhitung < Ftabel dengan α = 0,05 dan dk
pembilang = m dan dk penyebut = n-k maka H0 ditolak beararti model regresi
adalah tidak linier. Sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel dengan tingkat
signifikansi 0,05 maka instrument tidak reliabel.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di


dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel
bebas

c. Uji Auto Korelasi

Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui
adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan
waktu

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi


terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas.

Kesimpulannya, jadi Pada Uji data ini jika menggunakan regresi, penelitian
menggunakan uji Uji Linearitas Regresi

4) UJI HIPOTESIS PARSIAL ATAU SENDIRI-SENDIRI

22
Uji parsial adalah uji yang digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien
regresi/parsial. Pengujian secara parsial ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
secara parsial antara variabel bebas dan terikat dengan melihat persamaan regreso
linier sederhana dan melihat nilai t pada taraf signifikansi 5%.

a. Persamaan Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi linier sederhana merupakan suatu model persamaan yang


menggambarkan hubungan satu variabel bebas/ predictor (X) dengan satu variabel
tak bebas/ response (Y), yang biasanya digambarkan dengan garis lurus.

b. Uji Hipotesis Dengan Statistic T

Test “t” atau “t” Test adalah salah satu statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakn bahwa diantara dua buah
mean sample yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat
perbedaan signifikan.

Kesimpulannya, jadi Pada Uji Hipotesis parsial atau sendiri-sendiri, penelitian


menggunakan uji hipotesis dengan statistic t.

5) UJI HIPOTESIS DENGAN STATISTIC F (FISHER)

a. Persamaan Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi linier sederhana merupakan suatu model persamaan yang


menggambarkan hubungan satu variabel bebas/ predictor (X) dengan satu variabel
tak bebas/ response (Y), yang biasanya digambarkan dengan garis lurus.

b. Uji Hipotesis Dengan Statistic F (Fisher)

Uji F (uji simultan) adalah untuk melihat apakah variabel independen secara
bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Pada pengujian secara simultan akan diuji pengaruh kedua variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Statistik uji yang

23
digunakan pada pengujian simultan adalah uji F dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyono dalam Mustafa, 2017) :

R 2/ k
Fn=
(1−R 2)−(n−k −1)

Keterangan :

R : Koefisien korelasi berganda

n : Jumlah sampel

k : Banyaknya komponen variabel bebas

Untuk F kriteria yang digunakan adalah:

L : H0 : ditolak jika Sig Fhitung< α (tingkat signifikan yang digunakan)

Kesimpulannya, jadi pada uji hipotesis dengan statistic f (fisher), penelitian


menggunakan uji Uji Hipotesis Dengan Statistic F (Fisher.

2.10 Analisis Statistik Untuk Uji Hipotesis

Uji Hipotesis Dengan Statistik T

Pengujian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh secara parsial dari
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan membandingkan ttabel dan
thitung. Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan
ttabel yang diperoleh dengan menggunakan taraf kesalahan 0,05. T hitung
diperoleh melalui bantuan program SPSS yaitu pada tabel coefficients.Berikut ini
rumus uji t secara parsial sebagai berikut:

r √ n−2
t=
√ (1−r 2)

Keterangan :

r = koefisien korelasi

24
n = jumlah data

Pengujian secara individu untuk melihat pengaruh masing-masing variabel sebab


terhadap variabel akibat. Untuk pengujian pengaruh parsial digunakan rumusan
hipotesis sebagai berikut:

Pengujian X1:

1) Ho : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh produktivitas ektrakulikuler


terhadap hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 9 Bandar
Lampung.

2) Ha : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh produktivitas ektrakulikuler


terhadap hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 9 Bandar
Lampung.

Pengujian X2

1) Ho : β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh teknologi terhadap hasil


belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

2) Ha : β2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh teknologi terhadap hasil belajar


siswa kelas X IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Uji signifikansi terhadap hipotesis tersebut ditentukan melalui uji tdengan kriteria
pengujian sebagai berikut:

1) H0 : ditolak jika Sig thitung< α (tingkat signifikan yang digunakan)

2) H0 : diterima jika Sig thitung> α (tingkat signifikan yang digunakan)

Bila Ho diterima, maka hal ini diartikan bahwa pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen dinilai tidak terdapat pengaruh.
Sedangkan penolakan Ho menunjukkan terdapat pengaruh dari
variabelindependen secara parsial terhadap suatu variabel dependen.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak


(Jejak Publisher).

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pujihastuti, Puji. 2010. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. Selawesi


Tengah. Vol. 2 No. 1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D (Bandung:


Alfabeta 2013) Hal. 137

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung : CV. ALFABETA.

Kadi, Titi. 2017. Inovasi Pendidikan : Upaya Penyelesaian Problematika


Pendidikan di Indonesia. Dalam Jurnal Islam Nusantara Vol. 1 (2).
Diakses https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://lp3m.unuja.ac.id/unduh_jurnal/34/
2017_Kadi_Inovasi%2520Pendidikan.pdf&ved=2ahUKEwi8pYLV-
tH0AhUjS2wGHX-
BA7IQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw1cF3LgclGcR1HdZ0XkcokA

Kusnandi. 2017. Model Inovasi Pendidikan dengan Strategi Implementasi


Konsep "Dare To Be. Different". Dalam Jurnal Wahana Pendidikan Vol.
4 (1). Diakses https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jwp/article/view/391

Soviani, Fitri. 2019. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 31/IV Kota Jambi. Dalam Bentuk Skripsi

26
UIN Sutha Jambi. Diakses :
http://repository.uinjambi.ac.id/id/eprint/1367

Sulastri, Imran, dan Arif Firmansyah. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran
IPS di Kelas V SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya. Dalam
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 (1). Diakses
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/J
KTO/article/view/4110&ved=2ahUKEwiZ7cLV99L0AhVHyDgGHaAz
CS0QFnoECAcQAQ&usg=AOvVaw0BO-5wCFsaEWIgIRuUGT7f

Surianti. 2019. Strategi Penggunaan Teknologi Pendidikan Dalam Meningkatkan


Prestasi Belajar Siswa Di SMAN Modal Bangsa Aceh Besar. Dalam
Bentuk Skripsi. Diakses : https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/8851

27

Anda mungkin juga menyukai