Anda di halaman 1dari 12

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Kampwolker Kampus Baru Uncen – Waena - JayapuraTlp. (0967)574124

TEKNIK LALU LINTAS LANJUTAN

DISUSUN OLEH:
Nama : BERLIANTO TAMBUNAN
NIM : 20180611014093

PROGRAM STRATA SATU REGULER JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2020
Terminal Darat, Laut, dan Udara

Beberapa definisi tentang Terminal


• Terminal > Merupakan komponen penting dalam sistem transportasi yang direpresentasikan
dengan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem.
• Terminal > prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang/barang serta mengatur kedatangan & pemberangkatan kendaraan umum.
• Terminal > titik simpul berbagai moda angkutan, sebagai titik perpindahan penumpang dari
moda satu ke moda lain atau dari berbagai moda ke suatu moda.
• Terminal > tempat dimana kendaraan-kendaraan transportasi berhenti.

Pengertian Terminal

Terminal merupakan tempat sekumpulan bus atau angkot mengawali dan mengakhiri lintasan
operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal
penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai perjalananya atau juga dapat
menyambung perjalanannya dengan mengganti (transfer) lintasan bus lainnya. Di lain pihak,
bagi pengemudi bus, bangunan terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya,
mengakhiri perjalannya dan juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang
selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun
pengecekan mesin

Fungsi Fungsi Terminal


1. Memuat penunpang atau barang ke atas kendaraan transport (atau pita transport, rangkaian
pipa, dan sebagainya) serta membongkar / menurunkannya.
2. Memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain.
3. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat.
4. Kemungkinan untuk memproses barang, membungkus untuk diangkut.
5. Menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya pelayanan makan, etc...)
6. Menyiapkan dokumentasi perjalanan
7. Menimbang muatan, menyiapkan rekening, memilih rute.
8. Menjual tiket penumpang, memeriksa pesanan tempat.
9. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara, dan menentukan tugas
selanjutnya.
10. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran ekonomis untuk
diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau ekonomis untuk diangkut (misalnya
untuk memenuhi kereta api atau pesawat udara) dan menurunkan mereka sesudah tiba di
tempat tujuan.

Klasifikasi Terminal

Klasifikasi TerminalBerdasarkan kriteria masing-masing maka terminal dapat diklasifikasikan


sebagai berikut (Departemen Perhubungan, 1996):
1. Klasifikasi Terminal Berdasarkan PeranannyaTerminal dibedakan atas 2 (dua) berdasarkan
peranannya, yaitu:
a. Terminal primer adalah terminal untuk pelayanan arus barang dan penumpang (jasa
angkutan) yang mencakup kawasan regional.
b. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan barang (jasa
angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan terminal primer.
2. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Fungsinya Ada 3 (tiga) jenis terminal yang dibedakan atas
fungsinya yaitu :
a. Terminal Utama adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan)
dengan ciri sebagai berikut :
 Berfungsi sebagai alat pengatur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan
barang dan penumpang dalam jarak jauh dan volume tinggi.
 Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton/unit angkutan atau 40
penumpang/unit angkutan.
b. Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan)
dengan ciri sebagai berikut :
 Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan
barang dan penumpang dalam jarak dan volume sedang.
 Bongkar muatlebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau 20
penumpang /unit angkutan.
c. Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan)
dengan ciri sebagai berikut :
 Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arusangkutan barang dan
penumpang dalam jarak pendek dan volume kecil.
 Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan atau 10
penumpang/unit angkutan.
3. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Jenis Angkutan Ada 4 (empat) jenis terminal yang dapat
dibedakan berdasarkan jenis angkutan yang digunakan yaitu:
a. Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau menurunkan
penumpang.
b. Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan (bongkar muat) barang dari
moda transport yang satu ke modatransport yang lainnya.
c. Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat barang yang diangkut.
d. Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya, dinyatakan dengan
jumlah truk yang dapat diparkir atau menunggu dalam satuan waktu.
4. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat PelayananBerdasarkan tingkat pelayanannya,
terminal penumpang yang dinyatakan dalam jumlah arus minimum kendaraan per satuan
waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terminal Utama: 50 –100 kendaraan/jam
b. Terminal Madya: 25 –50 kendaraan/jam
c. Terminal Cabang: <25 kendaraan/jam
5. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Ruang TerminalBerdasarkan kebutuhan ruang, terminal
penumpang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terminal Utama: 5 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 3 ha untuk di Pulau
lainnya.
b. Terminal Madya: 3 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 2 ha untuk di Pulau
lainnya.
c. Terminal Cabang: tergantung kebutuhan.
KATEGORISASI TERMINAL

A. TERMINAL DARAT
1. Terminal penumpang
Merupakan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan untuk keperluan menurunkan dan
menaikkan penumpang perpindahan antar menurunkan dan menaikkan penumpang,
perpindahan antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan keberangkatan
kendaraan umum.

Terminal penumpang diklasifikasikan menjadi :


A. Terminal Penumpang Tipe A : berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota antar propinsi (AKAP), dan atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota
dalam propinsi (AKDP).
B. Terminal Penumpang Tipe B : berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan atau angkutan pedesaan.
C. Terminal Tipe C : berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dan angkutan
pedesaan.

2. Terminal Barang Angkutan


 Terminal barang pada dasarnya berbeda dari terminal penumpang dalam satu hal penting
yaitu barang harus digerakkan seluruhnya dengan usaha dari operator terminal; barang
tersebut tidak dapat bergerak sendiri seperti penumpang.
 Perbedaan ini menimbulkan konsekuensi yang cukup besar dalam desain dan operasi
terminal barang.
 Salah satu perbedaan itu adalah pemrosesan barang di terminal lebih lama dibandingkan
pemrosesan penumpang yang lebih mudah dan lancar diatur tanpa memerlukan banyak
operator.
B. TERMINAL UDARA

BANDAR UDARA
Lapangan yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat terbang, dan tempat
naik/turun penumpang, serta bongkar muat kargo atau pos, dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan penerbangan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

1. Bandar Udara Internasional 


Bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas
Bea dan Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari
negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih
panjang dan fasilitas untuk menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan
internasional atau antarbenua. Bandara internasional sering menangani penerbangan domestik
(penerbangan yang terjadi di satu negara) juga penerbangan internasional. Di beberapa negara
kecil kebanyakan bandar udara merupakan internasional, sehingga konsep suatu "bandara
internasional" memiliki makna kecil. Di negara-negara tersebut, terdapat sebuah sub-
kategori bandar udara internasional terbatas yang menangani penerbangan internasional, tetapi
terbatas pada tujuan jarak pendek (umumnya karena faktor geografi) atau campuran bandara
sipil/militer.

2. Bandar Udara Nasional 


Bandar udara adalah kawasan di daratan atau perairan dengan batas-batas tertentu yang di
gunakan sebagai tempat pesawat udara mendrat dan lepas landasan, naik turun penumpang,
bongkar muat barang, dab tempat perpindahan intra dan antar modatransportasi, yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas penunjang lainnya.
Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan bandar
udara dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi keselamatan, keamanan, kelancaran, dan
ketertiban arus lalu lintas pesawat udara, penumpang, kargo dan/atau pos, tempat perpindahan
intra dan/atau antarmoda serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
Tatanan Kebandarudaraan Nasional adalah sistem kebandarudaraan secara nasional yang
menggambarkan perencanaan bandar udara berdasarkan rencana tata ruang, pertumbuhan
ekonomi, keunggulan komparatif wilayah, kondisi alam dan geografi, keterpaduan intra dan
antarmoda transportasi, kelestarian lingkungan, keselamatan dan keaamanan penerbangan, serta
keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya.

3. Bandar Udara Perintis.


Perintis, mengindikasikan bahwa sesuatu yang baru, menjadi percobaan dan kedepan bisa
jadi diteruskan jika dianggap berdaya guna lebih atau bisa jadi di hentikan karena keberadannya
dirasa kurang penting. Bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan
bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil .Tetapi pada kenyataannya istilah
dalam UU RI no 1 tahun 2009 tentang penerbangan tidak terdapat istilah Bandara Perintis ,
melainkan Angkutan Udara Perintis.

Berdasarkan peraturan jenderal perhubungan udara nomor 143 tahun 2016 dijelaskan bahwa
Angkutan Udara Perintis adalah kegiatan angkutan udara niaga dalam negri yang melayani
jaringan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah
yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan.

Komponen Bandara:

 Infrastruktur bandar udara meliputi komponen teknis, tenaga kerja dan administratif.
 Komponen teknis berupa bangunan dan struktur, landasan pacu, lampu suar aerodrome,
kendaraan, pengatur lalu lintas udara, fasilitas radar, komunikasi,ruang tunggu dan situs web.
 Tenaga kerja berupa personil keamanan, personil landasan acu, agen tiket, pengawas bandar
udara, penangan bagasi, pengatur lalu lintas udara, jabatan manajemen, dll.
 Komponen administratif berupa organisasi struktur yang Komponen administratif berupa
organisasi, struktur yang cocok untuk lanjutan, dll.
C. TERMINAL LAUT

PELABUHAN
Tempat bersandarnya kapal di dermaga dan sebagai tempat bongkar muat barang, yang
memberikan pelayanan kepada kapal, barang, dan penumpang. Pelabuhan juga merupakan
business enterprise dalam arti yang terbatas, sehingga harus bisa mempromosikan kegiatan
perdagangan, industri dan dunia usaha lainnya, tetapi tidak mempunyai motif mencari
keuntungan seperti business enterprise.

Hierarki Pelabuhan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2009 bagian kedua pasal 6 ayat 3,
menyatakan bahwa pelabuhan laut secara hierarki terdiri atas:
1. Pelabuhan Utama
Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut
dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam
jumlah dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

2. Pelabuhan pengumpul
Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan
sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

3. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
dalam provinsi.

Jenis-jenis Terminal
Terminal dibagi berdasarkan komoditas yang dilayani. Jenis-jenis terminal di pelabuhan antara
lain:
1. Terminal petikemas
2. Terminal penumpang
3. Terminal curah kering
4. Terminal curah cair
5. Car terminal
6. Terminal konvensional

Komponen Pelabuhan

1. Prasarana Akses Sisi Laut


Fungsi prasarana akses sisi laut adalah memfasilitasi pergerakan dan pengoperasian kapal
saat menuju pelabuhan. Kriteria penyediaan prasarana adalah kemudahan, keamanan, dan
keselamatan kapal. Prasarana yang dibutuhkan diantaranya breakwater, alur dan kolam putar,
dan dermaga. Perlu diketahui bahwa kriteria akses laut diantaranya:
kedalaman yang cukup untuk memfasilitasi kapal terbesar, kondisi laut (arus, gelombang, dan
ombak) yang tenang, biaya konstruksi yang kecil, serta biaya operasi dan pemeliharaan yang
kecil.

2. Prasarana Area Intermodality


Fungsi prasarana area intermodality adalah memfasilitasi terjadinya intermodality
(perpindahan antara moda). Kriteria penyediaan prasarana adalah kemudahan dan biaya.
Prasarana yang dibutuhkan diantaranya dermaga, area bongkar/muat, area penyimpanan, dan
area transhipment.

3. Prasarana Akses Sisi Darat


Fungsi prasarana akses sisi darat adalah memfasilitasi pergerakan transportasi darat (kereta
atau truk) saat menuju pelabuhan. Kriteria penyediaan prasarana adalah kem penyediaan
prasarana adalah kemudahan udahan dan keamanan. Prasarana yang dan keamanan. Prasarana
yang dibutuhkan diantaranya jalan akses/rel kereta dan area parkir/platform kereta.
Analisis Terminal
• Terminal diasumsikan sebagai alat untuk memroses muatan dan penumpang dan juga untuk
memroses peti kemas, kendaraan, dan lain-lain dari sistem transportasi yang akan
mengangkut lalu-lintas.

• Dalam proses ini, terminal melakukan berbagai fungsi seperti memuat penumpang atau
barang ke dalam kendaraan, dsb

Proses-proses yang terlibat dalam analisis terminal meliputi:


– Desain terminal
– Pengadaan alat-alat fisik, buruh dan perlengkapan
– Aturan prosedur untuk mengatur operasi, menjamin semua fungsi dilakukan dengan cara
yang sesuai dan urutan yang benar.
– Waktu tiba, tunggu dan berangkat penumpang atau pengiriman muatan, peti kemas,
kendaraan, atau perlengkapan transport.

Tahapan Perencanaan Terminal


• Penentuan lokasi terminal
• Perencanaan tata-letak dan desain komponen terminal

Dalam penentuan lokasi terminal, aspek-aspek yang perlu di perhatian :


• Tipe terminal yang akan dibangun
• Komponen pergerakan yang akan dilayani (loading, unloading, transfer, kiss & ride, park &
ride dll)
• Tipe lintasan rute yang akan dilayani (trunk routes collector Tipe lintasan rute yang akan
dilayani (trunk routes, collector routes atau local routes)
• Jumlah lintasan rute yang akan dilayani.
• Kondisi dan karakteristik tata-guna tanah pada daerah sekitar terminal
• kondisi dan karakteristik prasarana jaringan jalan
• Kondisi dan karakteristik lalu-lintas pada jaringan jalan di sekitar lokasi terminal

Tahapan yang perlu dilakukan dalam penentuan tata letak dan desain fasilitas prasarana
terminal adalah :
1. Identifikasi karakteristik dan pola pergerakan
2. Identifikasi sistem/mekanisme operasional terminal
3. Evaluasi alternatif sistem opperasi terminal yang terbaik
4. Tentukan dimensi rinci masing–masing komponen
5. Dimensi dasar komponen prasarana terminal

Waktu Proses di Terminal


• Bagan alir proses dapat digunakan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam proses
untuk kendaraan, penumpang, dan satuan lalu-lintas lainnya di terminal.
• Pada banyak kegiatan di terminal, pelayanan mempunyai kapasitas yang sangat terbatas, dan
apabila satuan lalu lintas ingin menggunakan periode waktu dimana pelayanan ini tidak dapat
menampungnya, maka satuan lalu-lintas tadi harus menunggu.
• Waktu menunggu ini harus ditambahkan dengan waktu pelayanan sebenarnya untuk dapat
menunjukkan waktu sebenarnya yang digunakan oleh kegiatan tadi.
• Menunggu atau antrian ini sangat umum terdapat pada terminal transportasi

Tempat Tunggu
• “Menunggu” banyak terjadi pada kegiatan di terminal. Analisis ini merupakan salah satu
aspek kritis dalam evaluasi terminal, dan ramalan terhadap kemungkinan antrian yang akan
terjadi terhadap kemungkinan antrian yang akan terjadi merupakan aspek penting dalam
desain terminal.
• mengurangi waktu tunggu adalah hal yang kita inginkan, tetapi menunggu tetap merupakan
sesuatu yang sekarang ini belum dapat dielakkan sesuatu yang sekarang ini belum dapat
dielakkan, dan kapasitas yang memadai harus didesain untuk areal tempat tunggu atau tempat
penyimpanan agar dapat menampung lalu lintas.

Kapasitas dan Konsep Tingkat Pelayanan Terminal


• Pada dasarnya terdapat dua konsep dalam kapasitas terminal, dimana kapasitas merupakan
ukuran dari volume yang melalui terminal
• Konsep Pertama: agar kemungkinan arus lalu-lintas maksimum yang melalui terminal dapat
terjadi, selalu harus terdapat suatu satuan lalu-lintas yang menunggu untuk memasuki tempat
pelayanan segera mungkin sesudah tempat itu tersedia.
• Konsep Kedua: Volume maksimum yang masih dapat ditampung dengan waktu menunggu
atau kelambatan yang masih dapat diterima..

Anda mungkin juga menyukai