Oleh:
Oleh :
Yuda Fahrozi D1D118100
Muhamad Farid Amdy D1D118003
Nursina D1D117015
Muhammad Nandar T. D1D118040
Musdalifah D1D118046
Arista D1D118093
Diajukan sebagai Salah Satu untuk Mengikuti Praktikum Survey Tanah dan
Evaluasi Lahan
Penyusun Ketua
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang atas hidayah dan
ridho-Nya penulis mampu menyelesaikan proposal dengan waktu yang telah
ditentukan. Proposal ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat
praktikum mata kuliah Survei Tanah dan Evaluasi Lahan di jurusan ilmu tanah.
Adapun tujuan utama penyusunan proposal ini adalah memberikan kemudahan
kepada mahasiswa guna melakukan usaha-usaha mempertahankan sumberdaya
alam yang ada.
Pada dasarnya kaidah-kaidah Evaluasi Lahan dan sumberdaya alam pada
umumnya adalah sama yaitu bahwa kita harus menjaga dalam penggunaan
sumberdaya alam dan memperlakukannya berdasarkan hukum alam itu sendiri.
Kita tiak boleh boros menggunakan sumberdaya alam, bukan mengeksploitasi
sumberdaya alam yang kita miliki dengan fungsi yang sudah melekat secara
alamiah.
Dalam melaksanakan usaha-usaha di bidang pertanian, mengevaluasi lahan
mutlak harus dikuasi, mengingat banyaknya kerusakan yang terjadi akibat
kesalahan pengolahan tanah. Kerusakan-kerusakan yang terjai harus dapat dicegah,
karena akan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................
i
KATA PENGANTAR..................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................
I-1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................
I-3
1.3. Tujuan..........................................................................................
I-3
1.4. Kegunaan.....................................................................................
I-4
1.5. Sasaran.........................................................................................
I-4
1.6. Ruang Lingkup............................................................................
I-4
1.7. Output Diharapkan......................................................................
I-5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Tanah dan Lahan............................................................
II-6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.4. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari konsep pembuatan ToR (Term Of Reference)
adalah:
1. Dapat memberikan pengetahuan pada mahasiswa bahwa produktivitas
pertanian salah satu contohnya persawahan padi (Oryza sativa) dengan
perkebunan kakao (Theobroma cacao L.) di Kecamatan Padangguni dapat
meningkat apabila dilakukan suatu tindakan misalnya tindakan evaluasi
kesesuaian lahan.
2. Dapat menjadikan lahan menjadi pertanian berkelanjutan dengan melakukan
beberapa perencanaan misal dengan konsep perencanaan pemetaan.
Sumberdaya lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia,
seperti untuk pertanian lereng industry, daerah pemukiman, jalan untuk
transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara, jarak kondisi
alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) dalam siswanto (2006)
mendefenisikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik
terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya
sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu
sumberdaya lahan dikelompokkan sebagai ekosistem karena adanya hubungan
yang dinamis antara organisme yang ada diatas lahan tersebut dengan
lingkungannya (Mather, 1986 dalam Siswanto 2006).
Potensi sumberdaya lahan cukup beragam karena adanya perbedaan iklim,
bahan induk tanah, dan topografi/relief. Kergaman potensi atau sumberdaya lahan
tersebut mengindikasikan perlunya suatu perencanaan yang tepat, optimal dan
berkelanjutan. Untuk mendukung perencanaan tersebut diperlukan data dan
informasi sumberdaya lahan yang meliputi distribusi atau luas penyebaran, potensi
dan kendala pengembangan serta teknologi dan pengembangan lahannya sesuai
dengan sifat dan karakteristik lahannya (Mubekti, 2010).
Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak yang
melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan populasi tumbuhan
dan hewan , baik yang bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur, serta
kegiatan manusia diatasnya. Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya
(Marwan, dkk, 2011).
Suatu lahan perlu disurvei. Dimana Survei tanah adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang suatu tanah baik yang
didapatkan di lapangan maupun hasil analisis di Laboratorium dimana bertujuan
untuk suatu perencanaan. Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data
kimia, fisik dan biologi dilapangan maupun dilaboratorium dengan tujuan
pendugaan penggunaan lahan umum maupun khusus (Abdullah, 2008). Tujuan
survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah
dengan mengelompokkan tanah-tanah, sama sifatnya kedalam satuan peta tanah
tertentu. Sifat dari satuan peta secara singkat dicantumkan dalam legenda, sedang
uraian lebih detail dicantumkan dalam laporan survei tanah yang selalu menyertai
peta tanah tersebut (Hardjowigeno,2007). Sedangkan evaluasi lahan adalah suatu
proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan
suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan
memberikan informasi dan/atau penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.
Dalam mengevaluasi lahan sangat penting untuk memperhatikan karakteristik
dan kualitas lahan serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan. Faktor
pembatas utama karakteristik lahan yang penting adalah sifat fisik tanah, salinitas,
dan alkalinitas. Karakterisktik lahan yang digunakan pada evaluasi lahan adalah
temperatur udara, kelembaban udara, tekstur tanah, drainase tanah, kedalaman
tanah, kapasitas tukar katian (KTK), pH tanah, c-organik, kejenuhan basa,
kelerengan, bahaya eosi dan bahaya banjir (Ashraf dan Normohammadan, 2011).
Dalam evaluasi lahan penggunaan lahan harus dikaitkan dengan tipe
penggunaan lahan (Land Utilization Type) yaitu jenis-jenis penggunaan lahan yang
diuraikan secara lebih detil karena menyangkut pengelolaan, masukan yang
diperlukan dan keluaran yang diharapkan secara spesifik. Setiap jenis penggunaan
lahan dirinci ke dalam tipe-tipe penggunaan lahan. Tipe penggunaan lahan bukan
merupakan tingkat kategori dari klasifikasi penggunaan lahan, tetapi mengacu
kepada penggunaan lahan tertentu yang tingkatannya dibawah kategori
penggunaan lahan secara umum, karena berkaitan dengan aspek masukan,
teknologi, dan keluarannya.
Evaluasi kesesuaian lahan serta penerapan sistem konservasi tanah dan air
yang tepat tergantung dari karakteristik maupun kualitas lahan seperti kemiringan
lereng, kedalaman efektif tanah, pori air tersedia, tekstur tanah, struktur tanah,
drainase tanah, batu pada permukaan, kemasaman tanah dan kesuburan tanah.
Perbedaan karakteristik dan kualitas lahan menyebabkan perbedaan kesesuaian
lahan untuk suatu penggunaan lahan terutama penggunaan lahan untuk pertanian
(Rayes, 2006).
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestiminasi.
Dari beberapa pustaka menunjukkan bahwa penggunaan karakteristik lahan untuk
keperluan evaluasi lahan bervariasi. Kualitas lahan adalah karakteristik lahan
(biasanya majemuk dan kompleks) yang berpengaruh langsung pada persyaratan
dasar ari penggunaan lahan dan diharapkan dapat mempengaruhi kesesuaian lahan
dengan tidak tergantung pada kualitas lahan yang lain (Sahetapy, 2009). Pada
umumnya kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung
dilapangan, tetapi pada umumnya diterapkan berdasarkan karakteristik suatu lahan.
Tingkat kesesuaian suatu lahan untuk tanaman berpengaruh terhadap
produktivitas tanaman, contohnya pada tanaman pangan dan perkebunan dan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman pangan dan
perkebunan perlu dilakukan adanya evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi kesesuaian
lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk penggunaan tertentu,
dalam hal ini yaitu untuk pengembangan tanaman pangan dan perkebunan.
Dalam evaluasi kesesuaian lahan terdapat faktor penghambat, faktor
penghambat terdiri atas ketersediaan air, ketersdiaan oksigen, bahaya erosi, serta
kondisi perakaran. Faktor pembatas ketersediaan air dapat diatasi dengan sistem
irigasi dan drainase berdasarkan dengan sistem konservasi tanah dan air.
Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain, dengan
perkalian parameter, penjumlahan, atau menggunakan hokum minimum yaitu
mencocokkan (matching) antara kualitas lahan dan karakteristik lahan sebagai
parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan
persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lainnya
yang dievaluasi. Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO
(1976) dapat dibedakan menurut tingkatannya sebagai berikut:
Kelas S1, sangat sesuai : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti
atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor pembatas yang
bersifat minor dan tidak akan mereduksi produktivitas lahan secara nyata.
Kelas S2, cukup sesuai : Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas
ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan
(input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani sendiri.
Kelas S3, sesuai marginal : Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan
faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan
tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2. Untuk
mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu
adanya bantuan atau campur tangan (intervensi) pemerintah atau pihak swasta.
Tanpa bantuan tersebut petani tidak mampu mengatasinya.
Kelas N, tidak sesuai : Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor
pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi (Wahyunto, dkk, 2016).
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi atau dinas terkait berdasarkan hasil penc
atatan dan laporan terdahulu yang relefan dengan praktikum. Data sekunder terdiri
dari data iklim mencakup data cura hujan, suhu, dan kelembapan yang di peroleh d
aridari stasiun klimatologi terdekat dengan lokasi praktikum. Data luas lahan jenis
tanaman, produksi, dan produktifitas di peroleh dari BPS kecamatan Lembo Kabup
atan Konawe Utara.
Metode yang digunakan dalam pratikum ini adalam metode survey dengan
sistem bebas melalui pendekatan unit lahan. Survei ini dimaksudkan untuk
memperoleh data dan informasi tentang potensi sumber daya lahan yang
pengamatannya dilakukan secara bebas pada unit sampel area yang ditentukan.
Sedangkan tehnik pengamatan dilapangan digunakan dengan cara pemboran tanah.
Untuk pegambilan sampel tanah utuh menggunakan tehnik dengan cara pengambil
an menggunakan ring sampel.
Temperatur
Drainase
3. Baik (well drained), tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya
menahan air sedang, lembab, tapi tidak cukup basah dekat permukaan. Tanah
demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan adalah warna tanah homogen tanpa bercak atau karatan besi dan/atau
mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.
Tekstur
Tekstur merupakan perbandingan relatif dari butir-butir pasir, debu dan liat.
Gambar 1. menyajikan penentuan tekstur berdasarkan perbandingan butir-butir
pasir, debu dan liat menggunakan segitiga tekstur. Tekstur juga dapat ditentukan di
lapangan seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Penentuan tekstur di lapangan
Bahan kasar
Kedalaman tanah
Ketebalan gambut
Alkalinitas
Na+
SAR= Ca++ + Mg++
2
Bahaya erosi
Ketersediaan hara
Metode yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman panga
n, kehutanan, perkebunan, dan hortikultura adalah metode matching atau
pencocokan. Evaluasi kesesuaian lahan dengan metode matching dilakukan dengan
mencocokkan antara karakteristik lahan dengan parameter/kriteria untuk tanaman
padi, kakao, mangga, cabai, cengkeh, dan Jati akan dijabarkan dalam tabel kriteria
berikut :
Toksisitas (xc) 8 - 10
<5 5-8 > 10
Salinitas (dS/m)
Sodisitas (xn) 10 - 15 15 - 20
Alkalinitas/ESP (%) < 10 > 20
Bahaya sulfidik (xs) 100 - 125 60 - 100
Kedalaman sulfidik (cm) > 125 < 60
Bahaya erosi (eh) 8 - 15 15 - 40
Lereng (%) < 8 sangat berat > 40 sangat
Ringan - berat
Bahaya erosi ringan
sedang
Bahaya banjir/genangan pada masa
tanam (fh) - 25
- Tinggi (cm) - <7 > 25
-
- Lama (hari) - >7
Penyiapan lahan (lp) Batuan
di permukaan (%) <5 15 - 40
5 - 15
Singkapan batuan (%) <5 15 - 25 > 40
5 - 15
> 25
Abdullah, T,S. 2008. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Swadaya. Jakarta.
Ashraf S, Normohammadan B. 2011. Qualitative evaluation of land suitability for
wheat in Northeast-Iran using FAO methods. Indian Journal of Science and
Technology, 4(6):703- 707.
Dent, D. Dan A. Young, 1981. Soil Survey and Land Evaluation School and
Enviroment Science. University of East Angela. Norwich. London.
Djaenudin D, Marwan, Subagio H, Hidayat A. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi
Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tatan Guna Lahan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
PPTA, 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan. Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat Kerjasama Dengan Proyek Pembangunan Penelitian Pertanian
Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian .
Bogor.
Rayes, M.L. 2006. Metode Invertarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Karakteristik
No. Uraian
Lahan
1. Temperatur rata-rata : suhu udara rata-rata tahunan (°C)
Tahunan
2. Curah hujan : jumlah curah hujan tahunan atau curah hujan pada masa
pertumbuhan (mm)
3. Kelembaban udara : merupakan tingkat kebasahan udara atau jumlah uap air
yang di udara (%).
4. Drainase : merupakan pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah
terhadap aerasi udara dalam tanah
5. Tekstur : perbandingan butir-butir pasir (0,05 - 2,0 mm), debu
(0,002 - 0,05 mm) dan liat (< 0,002 mm)
6. Bahan kasar : bahan yang berukuran > 2 mm (%)
7. Kedalaman efektif : kedalaman lapisan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan perakaran tanaman (cm)
8. Kematangan gambut : tingkat kandungan serat, dimana semakin tinggi kandungan
serat, maka semakin rendah tingkat kematangan gambut.
Tingkat kematangan gambut dibedakan atas: saprik
(matang), setengah matang (hemik), dan belum matang
(fibrik)
9. Ketebalan gambut : tebal lapisan gambut (cm)
10. KTK tanah : kemampuan tanah mempertukarkan kation (me/100 g
tanah)
11. Kejenuhan Basa (KB) : jumlah basa-basa terekstrak NH4OAc pada setiap 100 g
contoh tanah
+
12. pH tanah : merupakan [H ] di dalam larutan tanah, semakin tinggi
+
[H ], maka nilai pH semakin masam, sebaliknya semakin
+
rendah [H ], maka pH semakin basis
13. C organic : kandungan karbon organik di dalam tanah (%)
14. Total N : total kandungan N dalam tanah (%)
15. P2O5 : kandungan P2O5 terekstrak HCl 25% dalam tanah (mg/100
g tanah)
16. K2 O : kandungan K2O terekstrak HCl 25% dalam tanah (mg/100 g
tanah)
17. Salinitas : besarnya kandungan garam mudah larut dalam tanah
yang dicerminkan oleh daya hantar listrik
(mmhos/cm)
18. Alkalinitas : besarnya kandungan sodium (Na) dapat tukar (%)
Tabel 1. Lanjutan
Karakteristik
No. Uraian
Lahan
19. Kedalaman sulfidik : kedalaman bahan sulfidik diukur dari permukaan
tanah sampai batas atas lapisan sulfidik (cm)
20. Lereng : kemiringan lahan (%)
21. Batuan di : volume batuan yang dijumpai di permukaan tanah
permukaan (%)
22. Singkapan batuan : volume batuan yang muncul ke permukaan tanah
(%)
23. Bahaya longsor merupakan pergerakan masa batuan atau tanah
24. Bahaya erosi : jumlah tanah hilang dari suatu lahan, diprediksi
menggunakan rumus USLE (ton/ha/tahun)
25 Genangan : menyatakan tinggi dan lama genangan (cm/bulan)
Evaluasi lahan secara fisik (tahap pertama) dilakukan terhadap jenis penggunaan
lahan yang telah diseleksi sejak awal kegiatan survei, seperti untuk tegalan ( arable
land) atau sawah dan perkebunan. Hasil kegiatan ini disajikan dalam bentuk laporan
dan peta yang kemudian dijadikan subjek pada tahap kedua (evaluasi lahan secara
ekonomi) untuk segera ditindaklanjuti dengan analisis aspek ekonomi dan sosialnya.
Pendekatan paralel
Dalam pendekatan paralel ini, kegiatan evaluasi lahan terhadap fisik dan ekonomi
dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata lain analisis ekonomi dan sosial dari
jenis penggunaan lahan dilakukan secara serempak, bersamaan dengan pengujian
faktor-faktor fisik. Pendekatan ini umumnya menguntungkan untuk suatu acuan yang
spesifik dalam kaitannya dengan proyek pengembangan lahan pada tingkat semi detil
dan detil. Melalui pendekatan paralel ini diharapkan dapat memberi hasil yang lebih
pasti dalam waktu yang singkat.
3.2. Penyiapan Data
Untuk melakukan evaluasi lahan, baik menggunakan pendekatan dua tahapan
maupun pendekatan paralel perlu didahului dengan konsultasi awal. Konsultasi awal ini
berguna dalam menentukan tujuan dari evaluasi lahan yang akan dilakukan, data yang
diperlukan dan asumsi-asumsinya yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian.
Evaluasi lahan yang akan dilakukan tergantung pada tujuan yang harus didukung oleh
ketersediaan data dan informasi sumberdaya lahan. Diagram alir kegiatan dalam
evaluasi lahan disajikan pada Gambar 1.