Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN BLENDED LEARNING dengan STRATEGI SINKRONUS

dan ASINKRONUS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“PENGANTAR PENDIDIKAN”

Dosen pengampu : Erna Nurkholida, M.Pd

Disusun Oleh:

Tazkiyatul Muna (21202096)

Nika Firanda (21202097)

Ahmad Burhanudin Ar Riza (21202098)

M Rizal Alif Farhan (21202099)

Resti Agnes Satnawati (21202105).

TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2021
ABSTRAK

Penelitian ini memiliki focus kepada metode pembelajaran


Synchronous dan Asynchronous yang digunakan sebagai metode
pembelajaran blended learning saat ini dimana teknologi yang terus
berkembang pesat yang memungkinkan peserta didik untuk mengakses
pengetahuan sendiri lewat Internet. Lembaga pendidikan menggandeng
teknologi Seiring dengan perkembangannya teknologi ini, dunia
pendidikan pun harus mengalami perkembangan. Banyak cara yang
dapat digunakan di dalam dunia pendidikan untuk mendapatkan
manfaat dari teknologi informasi. Peneitian ini dilaksanakan dengan
melakukan survey menggunakan angket online (Google Form) di SMP
Negeri 4 Kota Kediri pada siswa kelas 9. Dimana penelitian ini akan
lebih menekankan apakah ada pengaruh yang ditimbulkan dalam
menggunakan metode pembelajaran Synchronus dan Asyncronus. Dari
penelitian ini koresponden disediakan 22 pertanyaan. Dengan hasil
paling setuju pada pertanyaan 4 dan 5 dengan presentase 83,3%. Ragu-
ragu pada pertanyaan 9 dan 10 dengan presentase 22,2% dan 44,4%.
Tidak setuju pada pertanyaan 12,14, dan 19 dengan presentase 66,7%;
66,7%; dan 72,2%.

Kata Kunci : Blended Learning, Synchronus, Asynchronus,


Pembelajaran.
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan makalah
pengantar pendidikan yang berjudul “Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional”. Keberhasilan dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.Oleh karena itu,pada kesempatan ini kelompok kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Erna Nur Kholida, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
pengantar pendidikan.
2. Orang tua yang telah memberikan bantuan moril dan materiil.
3. Serta teman – teman yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan proposal dengan baik,secara langsung maupun
tidak langsung.

Saya mohon maaf apabila dalam penyusunan proposal terdapat kesalahan


ataupun kerancuan baik dalam bahasa maupun tulisan. Saya juga menerima kritik
dan saran dari pembaca yang nantinya akan berguna bagi kita. Terima kasih.

Kediri, Desember 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan penulisan .................................................................................. 2

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Synchronus ....................................................... 4


B. Metode Pembelajaran Asynchronus ..................................................... 5
C. Blended Learning ................................................................................. 6

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Subjek Penelitian ............................................................... 8


B. Metode Penelitian ................................................................................. 8

BAB IV : HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 9


B. Pembahasan ........................................................................................ 16

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 18
B. Saran ................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)


ditengah-tengah kehidupan saat ini merupakan suatu kenyataan baru bagi
upaya peningkatan mutu pembelajaran di negeri ini. Telah diketahui
bersama bahwa, sekian juta jiwa masyarakat kita dari segala tingkatan usia
dan kedewasaan yang ada telah dapat menggunakan dan memanfaatkan
keberadaan TIK. Hal ini sebagaimana kita dapat perhatikan dengan
hadirnya konsep dan aplikasi yang berupa e-government, ecommerce, e-
community, e-learning dan lain sebagainya.

Salah satu permasalahan yang sering dialami seorang guru dan


dosen yang mengasuh pelajaran tingkat lanjut adalah ketidakseragaman
dasar pengetahuan yang dimiliki siswa dan Mahasiswa. Pada proses
pembelajaran, seringkali guru dan dosen merasakan ada sebagian siswa
dan Mahasiswa yang masih sangat kurang pada materi-materi tertentu
sedangkan sebagian lainnya sudah sangat menguasai materi tersebut.
Sebagai jalan tengah, banyak guru dan Dosen yang sedikit me-review
materi-materi yang dianggap penting tapi kurang dikuasai oleh sebagian
siswa dan Mahasiswa tersebut.

Hal ini juga sering terbawa ke dalam buku-buku teks dan hand out
materi pelajaran dan mata kuliah. Bagi siswa dan Mahasiswa yang sudah
menguasai materi tersebut, pengulangan ini dirasakan membosankan dan
membuang waktu saja. Tapi bagi mereka yang masih belum memahami,
pengulangan yang hanya bersifat review ini sering kali dirasakan masih
sangat kurang.

Perkembangan dunia teknologi saat ini telah mengalami


pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Seiring dengan
perkembangannya teknologi ini, dunia pendidikan pun harus mengalami
perkembangan. Banyak cara yang dapat digunakan di dalam dunia
pendidikan untuk mendapatkan manfaat dari teknologi informasi.
Lembaga pendidikan yang makin berkualitas, bahkan bertaraf
internasional. Persaingan dalam bidang pendidikan pun banyak ditemui,
tetapi persaingan ini dilakukan secara sehat agar dapat menghasilkan siswa
dan mahasiswa yang memliki potensi besar yang memajukan bangsa.
Salah satu bentuk persaingan yang ada diantaranya adalah penggunaan
teknologi itu sendiri.

Situasi seperti saat ini mendorong berbagai lembaga pendidikan


memanfaatkan berbagai macam sistem pendekatan dalam strategi
pembelajaran. Pendekatan yang dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
macam media dan teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan
fleksibilitas pembelajaran. Sistem ini dikenal dengan istilah blended
learning yang memadukan antara pembelajaran tatap muka, pembelajaran
Blended Learning offline maupun online dan pembelajaran e-learning.
Melalui blended learning sistem pembelajaran menjadi lebih luwes, dan
sesuai dengan perkembangan IPTEK.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, penyusun merumuskan
beberapa rumusan masalah, antara lain :
1. Bagaimana konsep dari metode pembelajaran sinkronus?
2. Bagaimana konsep dari metode pembelajaran asinkronus?
3. Bagaimana konsep pembelajaran blended kearning?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penyusun mengkaji beberapa tujuan


penelitian, antara lain :

1. Untuk mengetahui konsep dari mrtode pembelajaran sinkronus.


2. Untuk mengetahui konsep dari metode pembelajan asinkronus.
3. Untuk mengetahui konsep pembelajaran blended learning.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Synchronus


Pembelajaran sycncronus adalah ketika peserta didik dan instruktur
bertukar informasi dan berinteraksi secara bersamaan dalam sebuah
komunitas pembelajaran online dengan menggunakan waktu yang telah
ditetapkan dengan menggunakan teknologi pembelajaran termasuk
internet conference, satelit, telekonferensi video dan chating.1

Ada beberapa metode yang memungkinkan pembelajaran sinkron,


seperti konferensi video, obrolan langsung, atau streaming langsung.
Contoh alat yang dapat digunakan adalah Zoom. Anda semua dapat
menonton melalui tautan, melihat satu sama lain melalui webcam dan
berbagi atau mengambil alih layar.

Dalam proses penggunannya ada kelebihan serta kelemahan dari


synchronous adalah, sebagai berikut :

A. Kelebihan:
1. Siswa dapat mengajukan pertanyaan langsung bisa dijawab oleh
tutor, atau fasilitator.
2. Keaktifan dalam sebuah pembelajaran akan terlihat seperti dalam
ruangan tatap muka langsung.
3. Di dalam kelas, siswa dan tutor dapat berkomunikasi lebih baik,
dan kecanggungan dari siswa didalam kelas biasa tidak akan
terlihat.
4. Dengan adanya komunikasi langsung dapat meminimalisir
terjadinya perbedaan pemahaman.
B. Kekurangan:
1. Harus menggunakan kecepatan akses internet yang tinggi
1
Lewis, J. and A. Clarke, "Synchronous Learning and Web-Based Communication With Adobe
Acrobat," Multimedia Information & Technology 35(4): 8-9, 2009
2. Bersifat realtime sehingga mengakibatkan peserta tidak dapat
melakukan akses dilain waktu, kecuali dijadwalkan
3. Tidak memberikan waktu yang lama untuk peserta untuk berpikir
lama.

B. Metode Pembelajaran Asynchronus


Pembelajaran asycncronus adalah pembelajaran secara bebas tidak
terikat oleh waktu, dimana peserta didik dapat beriteraksi dengan materi
khusus dan satu sama lain dengan pada waktu yang mereka pilih. Salah
satu hal yang dapat dilakukan adalah saat peserta didik memposting
pemikirannya, di hari yang ditentukan sendiri dan pelajar lain memberikan
mengomentari posting seperti forum diskusi.2

Ada banyak cara untuk menyediakan pembelajaran asinkron.


Contohnya termasuk video online, modul pelajaran mandiri, dan artikel
atau makalah yang diposting. Seperti menyediakan banyak kursus online.
Ini adalah contoh sempurna dari konten pembelajaran asinkron.3

Sama halnya dengan sycncronus, dalam pembelajaran asycncronus


dalam penggunannya ada kelebihan serta kelemahannya adalah :

A. Kelebihan :
1. Kualitas dialog sangat tinggi dapat dicapai menggunakan struktur
diskusi dan memberikan waktu lebih lama untuk para peserta
untuk memikirkan apa yang akan diposting.
2. Siswa yang mengikuti pembelajaran dapat memilih waktu kapan
saja dimana waktu itu merupakan waktu yang tepat.
3. Komitmen ruang tidak relevan dan siswa dapat dengan bebas
belaar kapanpun mereka memiliki waktu.
B. Kekurangan :

2
Hosier, Allison, “Using Team-Based Learning in an Online, Asynchronous Information Literacy
Course,” Journal of library innovation, Vol 4,No 2, 2013
3
Singapore Indonesia School,”Perbedaan Sinkronus dan Asinkronus” (2020)
1. Adanya komunikasi yang kurang dalam bahasa atau tulisan yang
tidak begitu saja diterima oleh pembaca.
2. Membutuhkan koneksi internet.
3. Tidak memiliki sentuhan personal sehingga kurang kolaboratif,
memotivasi, dan tidak dapat langsung menerima umpan balik.
4. Ada kemungkinan terjadi perbedaan pemahaman materi karena
kurangnya interaksi langsung.

Perbedaan utama antara pembelajaran sinkron dan asinkron


adalah bahwa yang pertama bersifat langsung dan interaktif sedangkan
yang kedua tidak. Kedua metode ini berharga dalam hal pendidikan
online dan kami sangat yakin bahwa menggunakan perpaduan
keduanya adalah cara terbaik untuk melakukannya.4

Dengan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan tersebut


menjadikan peserta didik tetap aktif baik dalam kegiatan pembelajaran
sinkron (tatap maya) maupun asinkron baik mandiri maupun
kelompok. Selain peserta didik lebih memahami materi yang diberikan
secara langsung melalui tatap maya peserta didik juga lebih memahami
dalam menyelesaikan tugas mandirinya.

Dengan demikian kemungkinan efektifitas pembelajaran daring


untuk pencapaian kompetensi peserta didik tetap dapat dicapai dengan
baik. Peserta didik juga tetap merasakan proses pembelajaran seperti
yang biasa dilakukan yaitu mendapatkan bimbingan dan arahan tentang
materi yang disampaikan, dapat bertanya secara langsung, berinteraksi
secara langsung baik dengan guru maupun teman yang lain dalam
waktu yang bersamaan.

C. Blended Learning

Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata


yaitu Blended dan Learning. Kata blend berarti “Campuran, bersama

4
Singapore Indonesia School,”Perbedaan Sinkronus dan Asinkronus” (2020)
untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins
Dictionary), atau “Formula suatu penyelarasan kombinasi atau
perpaduan” (Oxford English Dictionary). Sedangkan learning
memiliki makna pola pembelajaran yang mengandung unsur
pencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola
lainnya. Jadi, blended learning adalah strategi pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi internet (E-Learning) yang dikombinasikan
dengan tatap muka di kelas.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Subjek Penelitian


1. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
22 November 2021 sampai dengan 20 Desember 2021.
2. Subjek Penelitian
Penelitian dengan judul Penerapan Blended Learning Dengan Strategi
Sinkronus Learning kami laksanakan dengan melakukan survey
menggunakan angket online (Google Form) di SMP Negeri 4 Kota
Kediri pada siswa kelas 9.

B. Metode penelitian

Secara umum metode penelitian atau metode ilmiah adalah sebuah


prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah
atau ilmu.5 Secara terperinci Almack mendefisikan metode ilmiah sebagai
sebuah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan kebenaran.6 Berdasarkan dari pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa adanya metode penilitian memiliki fungsi
yang sangat penting dan menjadi pedoman untuk mengerjakan suatu
penelitian, agar dapat menghasilkan karya tulis yang maksimal.

Metode penelitian yang digunakan oleh penyusun dalam penelitian


ini adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dengan
membagikan angket dalam bentuk link melalui via g-form.

5
Suryana, Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, (Buku Ajar,
PDF, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), Bab III.
6
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitin Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 4
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan survey yang telah penyusun laksanakan, dapat diambil hasil


penelitian sebagai berikut :

1. Gambaran umum yang dijelaskan guru pada awal pembelajaran


membantu saya mengetahui garis besar materi dan tujuan yang ingin
dicapai.

2. Pembelajaran Bahasa inggris yang difasilitasi guru melalui live video


membantu saya memahami materi pelajaran dengan mudah.

3. Saya tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh


guru karena tidak akan berpengaruh pada pengetahuan saya tentang
materi yang diajarkan.

4. Ketika diskusi kelompok apapun presentasi melalui live video, saya


harus diam dan tidak perlu memberikan tanggapan apapun.

5. Dengan melakukan kegiatan presentasi melalui live video, saya dapat


sekaligus melatih kemampuan berbicara saya.
6. Saya harus sering mengemukakan pendapat baik dalam kegiatan
diskusi maupun presentasi melalui video.

7. Saya cukup mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui live video


saja harus mempedulikan hasil apa yang harussaya capai setelah
pelajaran itu.

8. Dengan melakukan pembelajaran secara berkelompok hanya akan


membuat saya merasa tidak nyaman.
9. Setelah melakukan pembelajaran melalui live video saya lebih mahir
dalam menerjemahkan permasalaahan Bahasa Inggris dan
menyelesaikannya.

10. Dengan pembelajaran online saya menemukan pengengetahuan –


pengetahuan baru yang belum saya dapatkan dari pembelajaran di
kelas.

11. Saya beranggapan baik ujian dalam bentuk kui dengan live video.
12. Dengan pembelajaran online, saya mendapatkan kesempatan untuk
belajar di mana saja dan kapan saja tanpa terbatas oleh waktu.

13. Apabila mengalami kesulitan, saya perlu menuggu pembahasan


jawaban soal yang diberikan guru daripada harus mencari solusinya
dari sumber internet (online).

14. Saya tidak perlu rutin untuk mengunjungi website pembelajaran atau
melakukan pembelajaran online.

15. Pembelajaran online diadakan hanya semata-mata untuk mendapatkan


nilai tambah dari guru.
16. Karena bisa saling berinteraksi baik dengan teman dan guru tanpa rasa
segan membuat saya antusias dalam mengikuti pembelajan online.

17. Saya beranggapan bahwa guru saya tidak akan mempermasalahkan


jika saya tidak mengikuti sesi pembelajaran Bahasa inggris secara
online.
18. Saya beranggapan baik ujian dalam bentuk kuis dengan waktu yang
tidak ditentukan.

19. Bahan ajar yang ditampilkam melalui website membuat saya lebih
memahami materi yang dipelajari.

20. Mengerjakan soal latihan secara online hanya akan membuang-buang


waktu saya secara percuma
B. Pembahasan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, para koresponden menjawab


pertanyaan dengan paling banyak setuju pada pertanyaan 4 dan 5 dengan angka
presentase yang sama. Dimana pertanyaan 4 yaitu “Dengan melakukan
kegiatan presentasi melalui live video, saya dapat sekaligus melatih
kemampuan berbicara saya” dengan presentase 83,3%. Pertanyaan 5 yaitu
“Saya harus sering mengemukakan pendapat baik dalam kegiatan diskusi
maupun presentasi melalui video” dengan presentase 83,3%.

Presentasi melalui live video memang secara tidak langsung bisa melatih
kemampuan berbicara (public speaking). Karena dengan cara ini, kita dilatih
untuk mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi maupun saat presentasi
melalui live video. Tidak hanya melatih kemampuan berbicara saja, tetapi bisa
meningkatkan berfikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat dalam
berdiskusi.

Kuisioner dengan jawaban ragu-ragu terdapat pada pertanyaan nomor 9 dan


10. Pertanyaan 9 “Dengan pembelajaran online saya menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru yang belum saya dapatkan dari pembelajaran di kelas”.
Dalam pembelajaran online, materi yang disampaikan oleh bapak/ibu guru
sangatlah terbatas dan penjelasannya pun cuma secara garis besar. Jikalau para
murid tidak aktif dalam mencari pengetahuan tambahan dalam Internet, maka
para murid tidak bisa maju atau tetap saja seperti itu dan akan tertinggal
dengan murid-murid yang lainnya yang aktif dalam mencari informasi.
Memang pembelajran online siswa-siswi dituntut untuk aktif dalam
mengakases pengetahuan tambahan dalam Internet. Sehingga melalui
pertanyaan di atas koresponden menjawab ragu-ragu, karena ada pihak pro dan
kontra terhadap pertanyaan ini dengan presentase 22,2%.
Pertanyaan 10”Saya beranggapan baik ujian dalam bentuk quiz dengan live
video”. Dalam pelaksanaan quiz terdapat sisi positif dan negatif. Sisi positif :
Siswa-siswi bisa menerapkan IPTEK, Bisa mencari materi quiz dari sumber
manapun. Sisi negatif : Sinyal yang kurang mendukung dan waktu yang tidak
fleksibel, sistem penilaian yang tidak valid. Berdasarkan sisi positif dan negatif
pelaksanaan quiz dengan live video, maka koresponden menjawab ragu-ragu
dengan presentase 44,4%.

Kuisioner dengan jawaban tidak setuju terdapat pada pertanyaan 12, 14, dan
19 dengan presentasi masing-masing yaitu: 66,7%; 66,7%; 72,2%. Pertanyaan
12 “Apabila mengalami kesulitan, saya perlu menunggu pembahasan jawaban
soal yang diberikan guru daripada harus mencari solusinya dari sumber
internet”. Dari pertanyaan ini mengandung konotasi negatif sehingga
koresponden menjawab tidak setuju. Siswa-siswi seharusnya tidak perlu
menunggu jawaban atau penjelasan dari Bapak/Ibu guru karena seperti di K13
seperti yang saat ini diterapkan dalam pendidikan Indoensia Siswa-siswi
dituntut untuk aktif dalam mencari informasi, aktif bertanya, dan mandiri
dalam pengerjaan tugas.

Pertanyaan 14 “Pembelajaran online adalah hanya semata-mata untuk


mendapatkan nilai tambah dari guru”. Pertanyaan ini juga memiliki konotasi
negatif, sehingga koresponden memilih tidak setuju. Pembelajaran online pada
saat ini merupakan batu loncatan dari kasus covid-19 yang sedang merajalela
dan bukan semata-mata untuk mendapatkan nilai tambahan dari guru.
Pemerintah terus berupaya dalam mengadakan inovasi dalam pembelajaran
online supaya siswa-siswi bisa nyaman dan terus semangat dalam belajar
meskipun dengan kondisi seperti sekarang dengan kasus Covid-19 yang masih
mengancam.

Pertanyaan 19 “Mengerjakan soal latihan secara online hanya akan


membuang-buang waktu secara sempurna”. Pertanyaan ini memiliki konotasi
negatif, sehingga koresponden menjawab tidak setuju. Mengerjakan soal
latihan tidak akan membuang-buang waktu justru sangat bermanfaat bagi kita
karena otak kita akan terasah dan makin faham terhadap tipe-tipe dari soal
tersebut. Latihan soal sangat diperlukan agar terbiasa dalam menghadapi soal
HOT atau soal dengan tingkat level yang tinggi.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
 Konsep pembelajaran Synkronus yaitu berinteraksi secara
bersamaan dalam sebuah komunitas pembelajaran online dengan
menggunakan teknologi pembelajaran daring. Contoh: Zoom.
 Konsep pembelajaran Asynkronus yaitu pembelajaran yang bebas,
tidak terikat oleh waktu dan peserta didik dapat berinteraksi
dengan materi khusus satu sama lain dengan waktu yang sudah
dipilih. Contoh : Video online.
 blended learning adalah strategi pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi internet (E-Learning) yang
dikombinasikan dengan tatap muka di kelas.
 Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang diajarkan
pembelajaran blended learning.

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti dapat memberikan beberapa saran :
Guru dan peserta didik semestinya ada konherensi dan keseimbangan
supaya tercapainya keefektifan dalam pembelajaran blended learning.
Guru sebagai fasilitator seharusnya berinovasi dan sekreatif mungkin
untuk menciptakan suasana belajar daring. Peserta didik seharusnya juga
ikut andil dengan cara aktif bertanya kepada guru, bertanggung jawab
dalam mengerjakan tugas, dan terus mencari pengetahuan tambahan
melalui Internet. Kepada para Pemerintahan khususnya Kemendikbud,
akan lebih baiknya jika melakukan penanganan yang tepat dan cepat
terhadap pendidikan Indonesia yang luluh lantah akibat Covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/4950884/Contoh_Jurnal_BLENDED_LEARNING_DA
LAM_PEMBELAJ ARAN

Sjukur, B. Sulihin. Pengaruh Blended Learing Terhadap Motivasi Belajar dan


Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. SMK Negeri 1 Satui Kab.Tanah Bumbu

Narayana, I Wayan Gede. Analisis Terhadap Hasil Penggunaan Metode


Pembelajaran Synchronous dan Asynchronous. STMIK AMIKOM Yogyakarta,
6-7 Februari 2016.

Anda mungkin juga menyukai