Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dan ASINKRONUS
“PENGANTAR PENDIDIKAN”
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2021
ABSTRAK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan makalah
pengantar pendidikan yang berjudul “Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional”. Keberhasilan dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.Oleh karena itu,pada kesempatan ini kelompok kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Erna Nur Kholida, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
pengantar pendidikan.
2. Orang tua yang telah memberikan bantuan moril dan materiil.
3. Serta teman – teman yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan proposal dengan baik,secara langsung maupun
tidak langsung.
Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 18
B. Saran ................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini juga sering terbawa ke dalam buku-buku teks dan hand out
materi pelajaran dan mata kuliah. Bagi siswa dan Mahasiswa yang sudah
menguasai materi tersebut, pengulangan ini dirasakan membosankan dan
membuang waktu saja. Tapi bagi mereka yang masih belum memahami,
pengulangan yang hanya bersifat review ini sering kali dirasakan masih
sangat kurang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, penyusun merumuskan
beberapa rumusan masalah, antara lain :
1. Bagaimana konsep dari metode pembelajaran sinkronus?
2. Bagaimana konsep dari metode pembelajaran asinkronus?
3. Bagaimana konsep pembelajaran blended kearning?
C. Tujuan Penelitian
KAJIAN TEORI
A. Kelebihan:
1. Siswa dapat mengajukan pertanyaan langsung bisa dijawab oleh
tutor, atau fasilitator.
2. Keaktifan dalam sebuah pembelajaran akan terlihat seperti dalam
ruangan tatap muka langsung.
3. Di dalam kelas, siswa dan tutor dapat berkomunikasi lebih baik,
dan kecanggungan dari siswa didalam kelas biasa tidak akan
terlihat.
4. Dengan adanya komunikasi langsung dapat meminimalisir
terjadinya perbedaan pemahaman.
B. Kekurangan:
1. Harus menggunakan kecepatan akses internet yang tinggi
1
Lewis, J. and A. Clarke, "Synchronous Learning and Web-Based Communication With Adobe
Acrobat," Multimedia Information & Technology 35(4): 8-9, 2009
2. Bersifat realtime sehingga mengakibatkan peserta tidak dapat
melakukan akses dilain waktu, kecuali dijadwalkan
3. Tidak memberikan waktu yang lama untuk peserta untuk berpikir
lama.
A. Kelebihan :
1. Kualitas dialog sangat tinggi dapat dicapai menggunakan struktur
diskusi dan memberikan waktu lebih lama untuk para peserta
untuk memikirkan apa yang akan diposting.
2. Siswa yang mengikuti pembelajaran dapat memilih waktu kapan
saja dimana waktu itu merupakan waktu yang tepat.
3. Komitmen ruang tidak relevan dan siswa dapat dengan bebas
belaar kapanpun mereka memiliki waktu.
B. Kekurangan :
2
Hosier, Allison, “Using Team-Based Learning in an Online, Asynchronous Information Literacy
Course,” Journal of library innovation, Vol 4,No 2, 2013
3
Singapore Indonesia School,”Perbedaan Sinkronus dan Asinkronus” (2020)
1. Adanya komunikasi yang kurang dalam bahasa atau tulisan yang
tidak begitu saja diterima oleh pembaca.
2. Membutuhkan koneksi internet.
3. Tidak memiliki sentuhan personal sehingga kurang kolaboratif,
memotivasi, dan tidak dapat langsung menerima umpan balik.
4. Ada kemungkinan terjadi perbedaan pemahaman materi karena
kurangnya interaksi langsung.
C. Blended Learning
4
Singapore Indonesia School,”Perbedaan Sinkronus dan Asinkronus” (2020)
untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins
Dictionary), atau “Formula suatu penyelarasan kombinasi atau
perpaduan” (Oxford English Dictionary). Sedangkan learning
memiliki makna pola pembelajaran yang mengandung unsur
pencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola
lainnya. Jadi, blended learning adalah strategi pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi internet (E-Learning) yang dikombinasikan
dengan tatap muka di kelas.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode penelitian
5
Suryana, Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, (Buku Ajar,
PDF, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), Bab III.
6
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitin Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 4
BAB IV
A. Hasil Penelitian
11. Saya beranggapan baik ujian dalam bentuk kui dengan live video.
12. Dengan pembelajaran online, saya mendapatkan kesempatan untuk
belajar di mana saja dan kapan saja tanpa terbatas oleh waktu.
14. Saya tidak perlu rutin untuk mengunjungi website pembelajaran atau
melakukan pembelajaran online.
19. Bahan ajar yang ditampilkam melalui website membuat saya lebih
memahami materi yang dipelajari.
Presentasi melalui live video memang secara tidak langsung bisa melatih
kemampuan berbicara (public speaking). Karena dengan cara ini, kita dilatih
untuk mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi maupun saat presentasi
melalui live video. Tidak hanya melatih kemampuan berbicara saja, tetapi bisa
meningkatkan berfikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat dalam
berdiskusi.
Kuisioner dengan jawaban tidak setuju terdapat pada pertanyaan 12, 14, dan
19 dengan presentasi masing-masing yaitu: 66,7%; 66,7%; 72,2%. Pertanyaan
12 “Apabila mengalami kesulitan, saya perlu menunggu pembahasan jawaban
soal yang diberikan guru daripada harus mencari solusinya dari sumber
internet”. Dari pertanyaan ini mengandung konotasi negatif sehingga
koresponden menjawab tidak setuju. Siswa-siswi seharusnya tidak perlu
menunggu jawaban atau penjelasan dari Bapak/Ibu guru karena seperti di K13
seperti yang saat ini diterapkan dalam pendidikan Indoensia Siswa-siswi
dituntut untuk aktif dalam mencari informasi, aktif bertanya, dan mandiri
dalam pengerjaan tugas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Konsep pembelajaran Synkronus yaitu berinteraksi secara
bersamaan dalam sebuah komunitas pembelajaran online dengan
menggunakan teknologi pembelajaran daring. Contoh: Zoom.
Konsep pembelajaran Asynkronus yaitu pembelajaran yang bebas,
tidak terikat oleh waktu dan peserta didik dapat berinteraksi
dengan materi khusus satu sama lain dengan waktu yang sudah
dipilih. Contoh : Video online.
blended learning adalah strategi pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi internet (E-Learning) yang
dikombinasikan dengan tatap muka di kelas.
Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang diajarkan
pembelajaran blended learning.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti dapat memberikan beberapa saran :
Guru dan peserta didik semestinya ada konherensi dan keseimbangan
supaya tercapainya keefektifan dalam pembelajaran blended learning.
Guru sebagai fasilitator seharusnya berinovasi dan sekreatif mungkin
untuk menciptakan suasana belajar daring. Peserta didik seharusnya juga
ikut andil dengan cara aktif bertanya kepada guru, bertanggung jawab
dalam mengerjakan tugas, dan terus mencari pengetahuan tambahan
melalui Internet. Kepada para Pemerintahan khususnya Kemendikbud,
akan lebih baiknya jika melakukan penanganan yang tepat dan cepat
terhadap pendidikan Indonesia yang luluh lantah akibat Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/4950884/Contoh_Jurnal_BLENDED_LEARNING_DA
LAM_PEMBELAJ ARAN