Anda di halaman 1dari 11

Volume 9 Nomor 1, Februari 2019

P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

PEMBELAJARAN MENYUNTING TEKS PUISI BERDASARKAN


KURIKULUM 2013 DI KELAS X IPB MAN 1 BULELENG

Ainur Rohmah1, Ida Bagus Putrayasa2, Gede Gunatama3

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha

e-mail {ainurrohmah1997@gmail.com 1, ibputra@gmail.com 2


detama_fbs_21@yahoo.com3}

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan
pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran menyunting teks puisi berdasakan kurikulum 2013 di kelas X
IPB MAN 1 Buleleng. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian adalah guru dan siswa bahasa Indonesia kelas X IPB. Objek penelitian ini adalah
pembelajaran menyunting teks puisi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan, perencanaan pembelajaran
sudah sesuai dengan kurikulum 2013. Akan tetapi, masih memiliki beberapa kelemahan, meliputi (1)
perencanaan pembelajaran menyunting teks puisi berdasarkan kurikulum 2013 di kelas X IPB MAN 1
Buleleng belum sesuai dengan komponen dan sistematika penyusunan RPP kurikulum 2013, (2)
pelaksanaan pembelajaran menyunting teks puisi berdasarkan kurikulum 2013 di kelas X IPB MAN 1
Buleleng menggunakan pendekatan saintifik, namun terdapat ketidaksesuasaian langkah-langkah
pembelajaran yang dibuat oleh guru. (3) evaluasi pembelajaran menyunting teks puisi berdasarkan
kurikulum 2013 di kelas X IPB MAN 1 Buleleng menggunakan penilaian autetik, namun penilaian sikap
belum dicantumkan.

Kata kunci : pembelajaran, menyunting, teks puisi, Kurikulum 2013

ABSTRACT

This study aims to describe (1) the implementation plan of learning, (2) the implementation of learning,
(3) evaluation of learning to edit poetry text based on the 2013 curriculum in class X of IPB MAN 1
Buleleng. The research design used was a qualitative descriptive design. The research subjects were
Indonesian language teachers and students of class X IPB. The object of this research is learning to edit
poetry texts. The research data was collected using the method of observation, interviews, and
documentation. Data analysis techniques in this study, namely data reduction, data presentation, and
drawing conclusions. The results of this study indicate that learning planning is in accordance with the
2013 curriculum. However, it still has several weaknesses, including (1) planning of learning to edit
poetry text based on the 2013 curriculum in class X IPB MAN 1 Buleleng not in accordance with the
components and systematics of the 2013 curriculum RPP. , (2) the implementation of learning to edit
poetry texts based on the 2013 curriculum in class X of IPB MAN 1 Buleleng using a scientific approach,

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 142


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

but there is a discrepancy in the learning steps made by the teacher. (3) evaluation of learning to edit
poetry texts based on the 2013 curriculum in class X of IPB MAN 1 Buleleng using an autistic
assessment, but attitude assessment has not been included.

Keywords: learning, editing, poetry text, 2013 curriculum

PENDAHULUAN kepercayaan terhadap siswa. Guru


Setiap manusia membutuhkan mengajar agar siswa memahami isi
pendidikan. Pendidikan sebagai kebutuhan pelajaran hingga siswa mencapai sesuatu
primer bagi setiap manusia, diharapkan objek yang diharapkan yaitu aspek kognitif
mampu membantu manusia untuk (pengetahuan), aspek afektif (perubahan
membangun sebuah aset di masa depan. sikap), serta aspek psikomotor
Melalui pendidikan, kita dapat memperoleh (keterampilan). Ketiga aspek tersebutlah
banyak ilmu pengetahuan yang nantinya yang menjadi tolok ukur pembelajaran
ilmu itu akan dibutuhkan sebagai jaminan siswa. Apakah proses pembelajaran itu
keberlangsungan hidup dimasa mendatang. sudah berjalan dengan baik atau belum.
Setiap manusia membutuhkan pendidikan Jika siswa sudah memiliki ketiga aspek itu
agar kelak ketika bermasyarakat memiliki dengan baik di dalam dirinya, tentu sudah
banyak pengalaman yang dapat dapat dipastikan bahwa guru sudah berhasil
disumbangkan ke lingkungan hidupnya. dalam mendidik siswanya.
Pendidikan adalah usaha sadar yang Keberhasilan seorang Guru tidak
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan terlepas dari perencanaan matang yang
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, disiapkan sebelum mengajar. Perencanaan
pengajaran, atau latihan, yang berlangsung pembelajaran adalah proses pengambilan
di sekolah dan di luar sekolah sepanjang kuputusan hasil berpikir secara rasional
hayat, untuk mempersiapkan peserta didik tentang suatu sasaran serta tujuan
agar dapat mainkan peranan dalam pembelajaran tertentu, yakni perubahan
berbagai lingkungan hidup secara tepat perilaku yang diharapkan serta rangkaian
dimasa yang akan datang” (Mudyahardjo, kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai
2014:3). Oleh karena itu, pendidikan sangat suatu upaya untuk mencapai tujuan
bermanfaat bagi kehidupan dan untuk tersebut dengan memanfaatkan segala
mencapai itu proses pembelajaran memiliki potensi dan sumber belajar yang ada
peranan penting di dalamnya. (Sanjaya, 2008: 28). Menurut Cunningham
Pembelajaran merupakan sebuah (dalam B. Uno, 2006: 1) ”perencanaan
proses untuk membantu peserta didik agar adalah menyeleksi dan menghubungkan
dapat belajar dengan baik. Menurut Hamalik pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi
(2011:57) “Pembelajaran adalah suatu untuk masa yang akan datang dengan
kombinasi yang tersusun meliputi unsur- tujuan memvisualisasikan dan
unsur manusiawi, material, fasilitas, memformulasi hasil yang diinginkan, urutan
perlengkapan, dan prosedur yang saling kegiatan yang diperlukan, dan perilaku
memengaruhi mencapai tujuan dalam batas-batas yang dapat diterima
pembelajaran”. Di dalam pembelajaran yang akan digunakan dalam penyelesaian”.
terjadi sebuah interaksi antara guru dengan Perencanaan memang bukan salah satu
siswa yang biasanya ditandai dengan alasan keberhasilan seorang guru saat
proses bertukar informasi. Tugas guru yaitu mengajar. Namun, perencanaan menjadi
memberikan ilmu dan pengetahuan, salah satu penunjang dari keberhasilan itu.
kemahiran serta pembentukan sikap dan Ada guru tanpa menyiapkan perencanaan

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 143


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

sama sekali tetap berhasil membentuk Tujuannya yaitu untuk mencapai hasil
karakter siswanya. Ada juga guru yang tidak belajar yang diharapkan oleh sekolah, guru,
menyiapkan perencanaan, malah gagal siswa, dan orang tua siswa. Kedua,
total. Semua itu bergantung pada pembelajaran adalah proses kerja sama.
bagaimana cara guru mengajar dan Proses pembelajaran minimal akan
penerimaan siswa terhadap guru tersebut. melibatkan guru dan siswa. Guru tidak
Seperti yang diketahui bahwa siswa menilai mungkin akan berjalan sendiri tanpa
guru tidak hanya dari bagaimana cara guru keterlibatan siswa, dan siswa tidak akan
mengajar, namun setiap gerak-geriknya pun memahami pembelajaran tanpa adanya
dinilai. Entah itu style atau penampilan, bimbingan dari guru. Di sinilah proses kerja
ataupun cara berbicara terhadap siswa. Jika sama itu terjadi. Ketiga, proses
siswa merasa dihargai oleh guru, siswa pembelajaran adalah proses yang
biasanya lebih menerima guru dengan baik. kompleks. Pembelajaran bukan hanya
Oleh karena itu, penting sebagai guru untuk sekadar menyampaikan materi
memerhatikan penampilan dan harus pembelajaran, akan tetapi suatu proses
menciptakan suasana nyaman dan kesan pembentukan perilaku siswa. Tidak hanya
baik terhadap siswanya. itu, siswa memiliki minat dan bakat yang
Dari kedua makna tentang konsep berbeda, mereka juga memiliki gaya belajar
pembelajaran dan perencanaan, maka yang berbeda. Itulah sebabnya proses
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah proses yang
perencanaan pembelajaran merupakan kompleks. Sebagai guru, harus
sebuah proses untuk merancang memperhitungkan berbagai kemungkinan
pembelajaran yang berupa material, yang akan terjadi. Kemungkinan-
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang kemungkinan itulah yang selanjutnya
saling memengaruhi untuk mencapai tujuan memerlukan perencanaan yang matang dari
pembelajaran yang diharapkan. Mengapa setiap guru.
guru membutuhkan perencanaan Keempat, proses pembelajaran akan
pembelajaran? guru membutuhkan efektif manakala memanfaatkan sarana dan
perencanaan pembelajaran disebabkan prasarana yang tersedia termasuk
beberapa hal yang pertama pembelajaran memanfaatkan berbagai sumber belajar.
adalah proses yang bertujuan Namun, Salah satu kelemahan guru dewasa ini
pada intinya perencanaan pembelajaran ini dalam pengelolaan pembelajaran adalah
akan dijadikan sebagai pedoman dalam kurangnya pemanfaatan sarana dan
mencapai tujuan pembelajaran. Perlunya prasana yang tersedia. Seiring dengan
perencanaan pembelajaran yang yang akan kemajuan pengetahuan dan begitu
direncanakan sebagai teori untuk pesatnya teknologi seharusnya guru sudah
merancangnya agar rencana pembelajaran banyak yang memanfaatkan teknologi ini
yang akan disusun benar-benar memenuhi sebagai salah satu sumber dan media
harapan dan tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas. Hanya saja sebagian
pembelajaran terlaksana dengan baik. guru ada yang malas dengan
Tak sedikit orang yang bertanya, mengandalkan alasan “Gaptek”. Padahal
mengapa perencanaan pembelajaran teknologi sudah sangat berkembang
dibutuhkan? Hal ini disebabkan karena dengan pesatnya, namun para guru masih
beberapa hal. saja kurang memanfaatkan teknologi itu
Pertama, pembelajaran adalah sendiri. Hasilnya, pembelajaran menjadi
proses yang bertujuan. Maksudnya adalah kurang efektif karena siswa kurang
apapun yang dilakukan oleh guru, proses itu mendengarkan bahkan ada yang tidak
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. mendengarkan sama sekali apa yang

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 143


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

disampaikan guru. Mereka malah asyik menentukan hasil belajar berdasarkan


mengobrol sendiri. Guru terkesan monoton, sesuatu kriteria tertentu (Jihad dan Haris,
mengajar tanpa media dan sumber sama 2012:55). Evaluasi merupakan kegiatan
sekali tidak membantu pemahaman siswa. yang sangat penting dalam pengajaran
Hal ini biasanya sering terjadi pada siswa karena dapat berfungsi sebagai pemantau
kelas rendah. Oleh karena itu, jangan kinerja komponen-komponen kegiatan
sepenuhnya menyalahkan siswa. Sebagai proses belajar mengajar.
guru harus mengintropeksi diri apa yang Sekolah sebagai suatu lembaga
kurang, atau mungkin ada yang salah dari pendidikan formal, secara sistematis
cara mengajar. Hal ini tentu saja harus merencanakan bemacam-macam
dibenahi dengan memerhatikan beberapa lingkungan pendidikan dengan berdasarkan
hal di atas, maka proses perencanaan pada suatu kurikulum yang telah ditetapkan
memerlukan pemikiran yang matang oleh pemerintah. Sering kali kurikulum
sehingga akan berfungsi sebagai pedoman berubah-ubah, bahkan terkadang kurikulum
untuk mencapai tujuan pembelajaran. baru yang telah digunakan pada suatu
Pembelajaran salah satunya sekolah sering kali mengalami revisi.
berpedoman pada standar proses. Standar Perubahan dan revisi kurikulum ini harus
proses yang mencakup perencanaan ditanggapi secara positif dengan mengkaji
proses pembelajaran, pelaksanaan proses dan memahami implementasiya di sekolah.
pembelajaran dan evaluasi hasil Keberhasilan dari implementasi ini juga
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru,
merupakan hasil proses berpikir yang terutama berkaitan dengan pengetahuan
artinya, suatu perencanaan pembelajaran dan kemampuan guru dalam melaksanakan
disusun tidak asal-asalan tetapi disusun tanggung jawab yang diemban. Tanggung
dengan mempertimbangkan segala aspek jawab sebagai seorang guru sangatlah
yang mungkin dapat berpengaruh Esti besar, itulah sebabnya guru dikatakan
(dalam Dewi, 2016:2). Perencanaan, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Mengajar tanpa imbalan yang besar, karena
merupakan satu kesatuan yang erat. Oleh ketulusan hati untuk membantu
karena itu, ketiga hal pokok tersebut harus mencerdaskan kehidupan bangsa. Seorang
saling melengkapi dalam kegiatan guru yang memiliki pengetahuan dan
pembelajaran. Sebelum melaksanakan kemampuan yang baik dalam mengajar,
proses pembelajaran, seorang guru harus akan membantu keprofesionalitasan guru
menyiapkan beberapa hal seperti dalam menerapkan Kurikulum 2013.
menyusun RPP, selanjutnya Di Kabupaten Buleleng terdapat
memperhatikan waktu pelaksanaan beberapa sekolah yang menerapkan
pembelajaran karena dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, salah satunya sekolah
pembelajaran harus sesuai berdasarkan MAN 1 Buleleng. Sekolah ini pun mampu
program perencanaan yang telah dibuat. bersaing dengan sekolah-sekolah lain.
Terakhir yang terpenting adalah Sekolah ini dapat dikategorikan sebagai
mengevaluasi hasil pembelajaran yang sekolah yang berkualitas dari segi
telah dilaksanakan untuk mengukur akademiknya maupun nonakademiknya se-
ketercapaian hasil belajar siswa. Guru Kecamatan Gerokgak, karena guru-guru
sebagai fasilitator tidak cukup hanya yang mengajar di sekolah ini tentunya
menyiapkan perencanaan pembelajaran adalah guru-guru yang kompeten di
saja, namun guru juga harus melakukan bidangnya masing-masing. Tidak hanya
evaluasi belajar. Penilaian atau evaluasi gurunya yang kompeten, siswa-siswinya
adalah proses untuk memberikan atau pun sangat berkualitas. Hal itu dapat

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 144


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

dibuktikan dari prestasi-prestasi yang telah dipahami. Menyunting memiliki tujuan yaitu
diraih baik dari segi akademik maupun untuk mengurangi kesalahan-kesalahan
nonakademik. Tidak heran jika banyak yang dilakukan penulis dalam membuat
orang tua yang memercayakan anaknya tulisan sehingga kualitas tulisan menjadi
untuk di didik di sekolah ini. Dalam lebih baik dari sebelumnya. Tulisan yang
penelitian ini, peneliti khususnya meneliti baik dapat menambah daya pikat dan
pembelajaran pada mata pelajaran bahasa lamanya pembaca meresapi kata demi kata
Indonesia. yang tersaji dalam teks/naskah. Suatu
Pembelajaran bahasa Indonesia tulisan atau buku tak terlepas dari kegiatan
dalam Kurikulum 2013, merupakan penyuntingan terlebih dahulu dari seorang
pembelajaran yang berbasis teks. penyunting naskah. Oleh karena itu dalam
Pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk suatu tulisan pasti ada yang namanya tim
cakap pada keempat keterampilan editor. Tim editor ini bertugas untuk
berbahasa. Keterampilan itu meliputi, menyunting naskah-naskah yang telah
keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dibuat oleh penulis.
dan membaca. Masing-masing Proses penyuntingan tidak mudah,
keterampilan itu memiliki kelebihan, meski ada beberapa hal yang harus diperhatikan
begitu, empat keterampilan berbahasa tidak saat menyunting yaitu penggunaan kata
dapat berdiri sendiri. Keempatnya saling baku dan tidak baku, ejaan, tanda baca,
berkaitan. Saat melakukan suatu aktivitas diksi atau pilihan kata, struktur, dan
tanpa disadari bahwa yang dilakukan konjungsi atau kata hubung. Teknik dalam
merupakan suatu keterampilan. Misalnya melakukan penyuntingan tulisan/naskah
saja saat bercakap-cakap dengan teman, juga tidak bisa sembarangan. Para
yang dilakukan itu merupakan keterampilan penyunting harus melalui beberapa
berbicara. Saat berbicara, secara langsung langkah, yaitu pertama membaca ulang
telah melibatkan keterampilan lainnya yaitu konsep dasar karangan/ tulisan yang telah
menyimak. Begitu juga saat membaca, selesai dengan penuh ketelitian dan kehati-
ketika membaca sesuatu terkadang tidak hatian. Kedua, mengidentifikasi dengan
ingat dengan apa yang dibaca, tidak cukup memerhatikan kesalahan-kesalahan yang
untuk menyimpannya di otak maka yang terjadi dalam penggunaan bahasa. Ketiga,
akan dilakukan selanjutnya adalah menulis memerhatikan tata letak tulisan yang
apa yang diingat setelah membaca. meliputi penempatan posisi judul utama,
Berdasarkan Kurikulum 2013, terdapat judul tambahan, sub judul, sub-sub judul,
materi menyunting teks puisi dalam urutan penomoran, penempatan gambar
pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa atau grafik. Keempat, memerhatikan spasi,
dituntut untuk memiliki keterampilan dan tingkat kerapatan antar kata, kalimat,
menyunting teks puisi sesuai dengan dan paragraf. Kelima, memperbaiki
struktur batin dan fisik. kesalahan-kesalahan tulisan/naskah yang
Menyunting adalah suatu kegiatan telah diidentifikasi sebagaimana tersebut di
pemeriksaan kembali suatu naskah atau atas dengan cara melakukan
tulisan sebelum tulisan tersebut penghapusan, penggantian, atau
dipublikasikan yang bertujuan agar tulisan penambahan unsur-unsur bahasa dalam
tersebut, mudah dipahami dari segi isi tulisan. Langkah terakhir, seorang
maupun maksudnya. Menurut Romli (dalam penyunting harus membaca ulang tulisan/
Dewi, 2016:5), menyunting naskah (editing) naskah yang telah disunting sebelum
adalah proses menyempurnakan atau diterbitkan.
memperbaiki tulisan secara redaksional dan Berdasarkan uraian di atas, kegiatan
substansial supaya lebih logis dan mudah menyunting teks menjadi semakin penting.

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 145


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah pembelajaran menyunting teks puisi
satu cara untuk meningkatkan kemampuan berdasarkan Kurikulum 2013 di kelas X IPB
menulis siswa. Dengan melakukan kegiatan MAN 1 Buleleng. penelitian ini bertujuan
penyuntingan, siswa diharapkan mampu untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal-
menulis dengan lebih cermat dan efektif. hal terkait dengan perencanaan,
Dengan kata lain, kegiatan ini penting sekali pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
dilakukan agar siswa lebih teliti lagi dalam puisi berdasarkan Kurikulum 2013 di kelas
menulis. Siswa harus dilatih sejak dini, X IPB MAN 1 Buleleng.
sehingga nantinya ketika dihadapkan
dengan lapangan pekerjaan khususnya di METODE PENELITIAN
dunia penyuntingan tidak kewalahan lagi Rancangan penelitian yang
dan sudah paham betul bagaimana digunakan dalam penelitian ini adalah
sistematika penyuntingan. Meskipun tidak rancangan deskriptif kualitatif. Rancangan
semua siswa memiliki minat dibidang deskriptif kualitatif yang digunakan
persuntingan ini namun, pembelajaran bertujuan untuk mendeskripsikan
menyunting sangat penting untuk dipelajari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran
terhadap guru pelajaran bahasa Indonesia menyunting teks puisi berdasarkan
kelas X IPB di MAN 1 Buleleng, beliau kurikulum 2013 di kelas X IPB MAN 1
mengatakan bahwa siswa masih kesulitan Buleleng. Tempat dilaksanakannya
untuk melakukan kegiatan penyuntingan penelitian ini yakni di MAN 1 Buleleng pada
salah satunya menyunting teks puisi. Siswa kelas X tahun ajaran 2018/2019. Subjek
kurang minat mempelajari materi tentang dalam penelitian ini adalah guru yang
puisi karena dianggap materi tentang puisi mengajar di kelas X IPB MAN 1 Buleleng.
adalah materi yang sulit. Kemampuan siswa Pengumpulan data dapat dilakukan
dalam membuat karya puisi sendiri dengan berbagai setting, berbagai sumber
khususnya pada kelas X IPB di MAN 1 dan berbagai cara. Pada penelitian ini,
Buleleng sangatlah kurang. Hal ini penulis menggunakan 3 metode
dikarenakan minimnya kreativitas siswa pengumpulan data, yaitu observasi,
dalam menciptakan karya-karya sastra tulis. wawancara dan dokumentasi. Metode
Siswa merasa malas untuk melakukan observasi digunakan untuk melihat atau
kegiatan mengarang, mereka cenderung mengamati perubahan fenomena yang
lebih suka mengerjakan tugas-tugas yang terjadi di kelas.Metode observasi yang
mudah dan tidak menyita banyak waktu dan dilakukan berupa kegiatan observasi
pemikiran mereka. Oleh karena itu penting nonpartisipant artinya peneliti tidak ikut
sebagai guru untuk meningkatkan daya secara aktif dalam kegiatan literasi, tetapi
kretivitas siswa, dan keminatan siswa dalam peneliti mengamati dan melakukan
mempelajari puisi. Berdasarkan hal tersebut pencatatan. Metode wawancara dilakukan
peneliti merasa penting melakukan untuk mendapatkan data perencanaan,
penelitian mengenai pembelajaran bahasa pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
Indonesia khusunya pembelelajaran yang dilakukan guru terhadap pembelajaran
menyunting teks puisi. menyunting teks puisi berdasarkan
Berdasarkan latar belakang yang Kurikulum 2013 di kelas X IPB MAN 1
telah dipaparkan di atas, maka penelitian Buleleng. Di samping itu, motode
ini diarahkan untuk menjawab wawancara ini digunakan dengan maksud
permasalahan-permasalahan yang mendukung analisis. Metode dokumentasi
berkaitan dengan Bagaimanakah digunakan untuk mencermati dan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi menganalisis berupa Rencana Pelaksanaan

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 146


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Pembelajaran (RPP). Instrumen penelitian guru adalah kurikulum 2013 dan silabus
yang digunakan berupa lembar observasi, dengan tetap memerhatikan karakteristik
pedoman wawancara , dan catatan para siswa dan lingkungan. Untuk
dokumentasi. Metode analisis data yang penjabaran KI tidak dicantumkan pada
digunakan adalah analisis deskriptif RPP, namun KD sudah dicantumkan
kualitatif. Teknik analisis data yang dengan sangat jelas pada RPP. Penjabaran
digunakan adalah teknik analisis deskriptif indikator disesuaikan dengan silabus. Satu
kualitatif. rumusan KD dijabarkan menjadi beberapa
indikator sesuai tingkat C1-C6.
Berdasarkan hasil pencermatan
HASIL DAN PEMBAHASAN dokumen RPP, dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil wawancara pada secara keseluruhan RPP yang dibuat oleh
tanggal 15 Januari 2019, guru mengatakan guru bahasa Indonesia yang mengajar di
hal yang dilakukan sebelum mengajar kelas X IPB MAN 1 Buleleng sudah sesuai
adalah melihat program semester, guru juga dengan pedoman penjabaran komponen
menyiapkan RPP yang akan digunakan RPP dalam permendikbud Nomor 81 A
untuk mengajar, guru membaca bahan ajar Tahun 2013 tentang Implementasi
yang sesuai dengan tema yang akan Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.
diajarkan, mempersiapkan alat yang akan Dilihat secara khusus, dalam RPP buatan
digunakan untuk pembelajaran, guru masih terdapat beberapa kelemahan
mempersiapkan buku penunjang, pada alokasi waktu, dan penilaian.
mempersiapkan penilaian berupa penilaian Alokasi waktu dalam RPP yang
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. dibuat oleh guru dicantumkan 28 JP untuk
Guru mengatakan bahwa penyusunan RPP 14x pertemuan. Guru sudah merinci alokasi
yang dibuat bersama-sama dengan tim waktu untuk masing-masing pertemuan.
MGMP. Oleh karena keterbatasan waktu Pertemuan pertama dan kedua alokasi
dalam penyusunan RPP besama tim waktu yang digunakan adalah sebanyak (4
MGMP, guru belum bisa membuat RPP JP). Pertemuan ketiga (2 JP), pertemuan
yang sempurna. keempat dan kelima (4 JP). Pertemuan
Saat wawancara, peneliti sempat Keenam dan Ketujuh (4 JP), Pertemuan
meminta RPP kepada guru namun beliau Kedelapan dan Kesembilan (4 JP),
mengatakan bahwa belum memperbaikinya. Pertemuan Kesepuluh (2 JP), Pertemuan
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu Kesebelas (2 JP), Pertemuan Kedua Belas
yang dimiliki oleh guru mata pelajaran (2 JP), dan Pertemuan Ketiga Belas dan
bahasa Indonesia tersebut. RPP dibuat Keempat Belas (4 JP). Guru seharusnya
setelah guru mendapatkan pelatihan merinci alokasi waktu dimasing-masing
tentang implementasi Kurikulum 2013. kegiatan pedahuluan, inti, dan penutup.
Berdasarkan keterangan yang diberikan Pada langkah-langkah
oleh guru, kendala dalam pembuatan RPP pembelajaran, di identitas RPP
yang berbasis Kurikukum 2013 adalah dicantumkan empat belas kali pertemuan,
memilih metode, serta bahan ajar yang guru sudah merinci langkah-langkah
tepat sesuai dengan materi ajar, lalu selain pembelajaran dimasing-masing pertemuan.
itu menentukan pilihan pun menjadi kendala langkah-langkah pembelajaran sudah
yang cukup sulit bagi guru. Hal tersebut sangat rinci dijabarkan oleh guru. Guru juga
disebabkan karena adanya perubahan yang sudah mencntumkan program remidial dan
signifikan dari KTSP ke Kurikulum 2013. pengayaan dalam RPP. Pada ranah
Secara umum pedoman yang penilaian guru sudah mencantumkan
digunakan dalam penyusunan RPP oleh beberapa tes yang sesuai dengan materi

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 147


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

pembelajaran. Tes yang digunakan berupa inti yang dicantumkan, setelah identitas
penilaian pengetahuan (tes tertulis dan RPP, langsung pada tujuan pembelajaran,
penugasan) dan penilaian keterampilan lalu kompetensi dasar dan indikator
(unjuk kerja atau praktik dan proyek). pencapaian kompetensi. RPP yang biasa
Berdasarkan hasil dokumentasi dan peneliti temui selama PPL Real yang telah
wawancara yang peneliti lakukan, dilakukan seharusnya setelah identitas
ditemukan bahwa sebelum melaksanakan RPP, barulah kompetennsi inti, lalu disusul
pembelajaran di kelas guru terlebih dahulu dengan kompetensi dasar. Untuk tujuan
menyiapkan perencanaan pembelajaran. pembelajaran berada setelah kompetensi
Perancanaan pembelajaran yang dibuat dasar. Temuan ini tidak sesuai dengan apa
oleh guru terangkum dalam Rencana yang disampaikan oleh Priyanti (2014: 164)
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP bahwa RPP terdiri atas komponen-
yang dibuat oleh guru disusun berdasarkan komponen sebagai brikut. (1) identitas
silabus. Dengan kata lain, silabus sekolah, (2) identitas mata pelajaran, (3)
merupakan dasar dalam pembuatan RPP. kelas/ semester, (4) materi pokok, (5)
Dalam Kurikulum 2013, silabus sudah alokasi waktu, (6) kompetensi inti, (7)
disiapkan oleh pemerintah baik kurikulum kompetensi dasar dan indikator
nasional maupun untuk kurikulum wilayah pencampaian kompetensi, (8) tujuan
sehingga guru hanya mengembangkan pembelajaran, (9) materi pembelajaran, (10)
RPP, dan memudahkan guru dalam metode pembelajaran, (11) media
mengerjakan pembuatan RPP. pembelajaran, (12) sumber belajar, (13)
Komponen-komponen yang terdapat langkah-langkah pembelajaran, dan (14)
pada RPP, dalam pelaksanaannya sudah penilian hasil pembelajaran.
saling berkaitan. Komponen-komponen Kelemahan yang kedua, terdapat
tersebut meliputi: identitas RPP, kompetensi pada alokasi waktu yang belum terinci
dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, dengan baik pada masing-masing langkah
materi pembelajaran, alokasi waktu, pembelajaran. Secara langsung dapat
metode, pendekatan, dan model dilihat dalam RPP yang dibuat guru, bahwa
pembelajaran, langkah-langkah perincian alokasi waktu masih kurang.
pembelajaran, sumber/alat/media Seharusnya alokasi waktu dirinci untuk
pembelajaran, dan penilaian kegiatan pendahuluan, inti dan penutup itu
Walaupun demikian, perencanaan juga perlu agar guru lebih mudah dalam
pembelajaran yang dibuat oleh guru masih memanagemen waktu, agar kegiatan
memiliki beberapa kelemahan, meliputi (1) pembelajaran di kelas lebih efektif dan
kompetensi inti (KI) yang seharusnya efesien.
terdapat dalam RPP buatan guru, namun Kelemahan yang terakhir tedapat
tidak dicantumkan oleh guru, (2) alokasi pada penilaian RPP yang dibuat oleh guru.,
waktu dalam RPP buatan guru seharusnya yaitu terletak pada penilaian sikap.
dirinci pada poin langkah-langkah Penilaian sikap ini juga perlu dicantumkan
pembelajaran, dialokasikan untuk agar guru lebih mudah dalam menilai siswa
pendahuluan, inti, dan penutup sehingga karena telah disiapkan pedoman
memudahkan jalannya waktu kegiatan pengeskorannya atau rubrik penilaiannya.
belajar mengajar di kelas, (3) penilaian Untuk penilaian pengetahuan, yang ditemui
sikap masih belum dicantumkan pada RPP peneliti dalam RPP butan guru bahasa
yang dibuat oleh guru. Indonesia kelas X IPB MAN 1 Buleleng, ada
Kelemahan pertama, dilihat dari sedikit perbedaan dengan RPP yang
RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran biasanya peneliti temui. Dalam RPP buatan
bahasa Indonesia. Tidak ada kompetensi guru bahasa Indonesia kelas X IPB MAN 1

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 148


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Buleleng tidak dicantumkan kisi-kisi soal, guru sudah melaksanakan pembelajaran


namun pada RPP buatan guru dari sekolah sesuai dengan arahan Kurikulum 2013.
lain dicantumkan. Berdasarkan hasil observasi dan
Berdasarkan hasil wawancara, guru dokumentasi yang peniliti lakukan terhadap
mengatakan langkah-langkah pembelajaran evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh
yang dimuat dalam RPP terdiri atas guru mata pelajaran bahasa Indonesia di
pendahuluan, inti, dan penutup. Untuk kelas X IPB MAN 1 Buleleng, dapat
penilaian guru mencantumkan dalam RPP disimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi
berupa penilaian pengetahuan (tes tertulis sudah dilakukan oleh guru dengan baik dan
dan penugasan) dan penilaian keterampilan sudah sesuai dengan teknik dan bentuk
(unjuk kerja atau praktik dan proyek). penilaian autentik.
Pelaksanaan pembelajaran yang Berdasarkan hasil wawancara,
dilakukan oleh guru merupakan evalusi dilakukan dengan dua aspek
implementasi dari RPP yang sudah disusun. penilaian yaitu, penilaian pengetahuan dan
Namun pada kenyataannya ada beberapa penilaian keterampilan. Dari kedua aspek
hal yang kurang sesuia dengan RPP. Guru tersebut, keduanya sudah dilakukan sesuai
mengatakan bahwa sudah berusaha dengan RPP yang telah dibuat oleh guru
maksimal dalam melaksanakan meski dalam pembuatan penilaiannya
pelaksanaan pembelajran sesuai dengan masih terdapat bebrapa kelemahan atau
RPP yang telah disusun. Namun karena kekurangan. Berdasarkan hasil wawancara,
keterbatasan guru dalam beberapa hal, guru menyatakan apabila dalam proses
mengakibatkan adanya ketidaksesuaian penilaian yang dilakukan oleh guru masih
dalam pelaksanaannya. ditemukan siswa yang belum tu tas, guru
Berdasarkan hasil observasi yang akan mengadakan kegiatan remidi. Guru
peniliti lakukan terhadap proses juga mengatakan belum dapat menerapkan
pelaksanaan pembelajaran menyunting teks Kurikulum 2013 dengan sempurna.
puisi yang dilakukan oleh guru bahasa
Indonesia di kelas X IPB MAN 1 Buleleng,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan SIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas Berdasarkan hasil penelitian dan
sudah sesuai dengan RPP yang dibuat oleh pembahasannya, dapat disimpulkan hal-hal
guru meski ada bebrapa hal yang masih sebagai berikut. Peftama, perencanaan
kurang namun secara kesulurahan kegiatan pembelajaran menyunting teks pusi
pelaksanaan pembelajaran itu sudah sesuai berdasarkan Kurikulum 2013 di kelas X IPB
dengan RPP. Tes yang diberikan oleh guru MAN 1 Buleleng sudah sesuai dengan
sudah sesuai dengan materi pembelajaran Kurikulum 2013. Akan tetapi, perencanaan
yang dibahas. yang dibuat oleh guru memiliki beberapa
Strategi pelaksanaan kegiatan kelemahan, meliputi (1) tidak ada
belajar siswa SMA/ SMK/ MAN yang kompetensi inti yang dicantumkan, setelah
dikehendaki sesuai Kurikulum 2013 adalah identitas RPP, langsung pada tujuan
dengan menerapkan pendekatan saintifik pembelajaran, lalu kompetensi dasar dan
adalah pembelajaran yang mendorong anak indikator pencapaian kompetensi. RPP
untuk melakukan keterampilan mengamati, yang biasa peneliti temui selama PPL Real
menanya, mengumpulkan informasi, yang telah dilakukan seharusnya setelah
menalar dan mengomunikasikan identitas RPP, barulah kompetennsi inti, lalu
(Kemendikbud, 2013: 9). Dilihat dari segi disusul dengan kompetensi dasar. Untuk
pelaksanaan pembelajaran, secara umum tujuan pembelajaran berada setelah
kompetensi dasar; (2) alokasi waktu yang

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 149


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

belum terinci dengan baik pada masinng- Ketiga, evaluasi pembelajaran


masing langkah pembelajaran. Secara menyunting teks puisi berdasarkan
langsung dapat dilihat dalam RPP yang Kurikulum 2013 di kelas X IPB MAN 1
dibuat guru, bahwa perincian alokasi waktu Buleleng sudah sesuai dengan penilaian
masih kurang. Seharusnya alokasi waktu autentik, penilaian berkesinambungan, dan
dirinci untuk kegiatan pendahuluan, inti dan sudah menggunakan teknik penilaian yang
penutup itu juga perlu agar guru lebih bervariasi. Akan tetapi, masih terdapat
mudah dalam memanagemen waktu, agar kelemahan, yaitu terletak pada rubrik
kegiatan pembelajaran di kelas lebih efektif penilaian dan daftar pertanyaan pada tes
dan efesien; (3) penilaian sikap belum lisan yang tidak dicantumkan pada RPP.
dicantumkan. Guru sudah mencantumkan Ada beberapa hal yang dapat
dua penilaian yang berupa penilaian peneliti sarankan. (1) Untuk guru guru Hasil
pengetahuan dan keterampilan penelitian perencanaan, pelaksanaan, dan
Kedua, pelaksanaan pembelajaran evaluasi pembelajaran sudah sebagian
menyunting teks puisi berdasarkan besar dinyatakan ada. Jadi, guru
Kurikulum 2013 di kelas X IPB MAN 1 hendaknya senantiasa melakukan
Buleleng sudah menggunakan pendekatan peningkatan dalam pembelajaran baik pada
saintifik. Akan tetapi, terdapat aspek perencanaan, pelaksanaan maupun
ketidaksesuasaian langkah-langkah evaluasi pembelajaran sehingga kualitas
pembelajaran yang dibuat oleh guru. Pada pendidikan dapat dicapai lebih optimal lagi.
pendekatan saintifik cara yang digunakan (2) Untuk menunjang suatu keberhasilan
adalah 5M (mengamati, menanya, dalam pelaksanan pembelajaran yang
mengumpulkan informasi, menalar dan berbasis Kurikulum 2013, sekolah
mengomunikasikan) sedangkan dalam RPP hendaknya melakukan pelatihan yang
yang dibuat ole guru menggunakan cara belekanjutan berkenaan dengan
Pemberian Rangsangan (Stimulation), pengimplementasian Kurikulum 2013
Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem kepada semua guru yang bertugas
Statement), Pengumpulan Data (Data menerapkan Kurikulum 2013 di kelas.
Collection), Pengolahan Data (Data Sehingga pelaksanaan pembelajaran yang
Processing), Pembuktian (Verification), dan berbasis Kurikulum 2013 ini dapat
Menarik Kesimpulan (Generalization). teralisasikan dengan baik dan tentunya
Namun, jika ditilik lebih dalam dapat membantu peningkatan pemahaman
pengaplikasiannya dalam kelas sama saja siswa.
hanya menggunakan sebutan yang berbeda
saja.

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Bahasa dan Seni,


B. Uno, Hamzah. (2006). Perencanaan Universitas Pendidikan Ganesha.
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan
Aksara. Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Dewi, Kusuma. (2016). Pembelajaran Aksara.
Menyunting Teks Cerita Pendek Jihad, Asep, dan Haris, Abdul. (2012).
Berdasarkan Kurikulum 2013 di Evaluasi Pembelajaran.
Kelas XI IPB 2 SMA Negeri 1 Yogyakarta: Multi Pressindo
Blahbatuh. Skripsi (tidak Mudyahardjo, Redja. (2014). Pengantar
diterbitkan) Jurusan Pendidikan Pendidikan Sebuah Studi Awal
Bahasa dan Sastra Indonesia, Tentang Dasar-Dasar Pendidikan
pada Umumnya dan Pendidikan di

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 150


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Indnesia. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman
Umum Pembelajaran : Jakarta.
Sanjaya, H. Wina. (2008). Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 151

Anda mungkin juga menyukai