Anda di halaman 1dari 7

UPEJ 4 (1) (2015)

Unnes Physics Education Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

MENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN


KONTEKSTUAL DENGAN METODE THINK PAIR SHARE MATERI
KALOR PADA SISWA SMP

A. Neizhela, Mosik
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang,Indonesia, 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Pada masa sekarang masih banyak guru yang menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran sehingga
DiterimaJanuari 2015 kurang mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak
Disetujui Januari2015 mampu menghubungkan antara materi yang mereka pelajari dengan pemanfaatannya dalam kehidupan nyata.
Dipublikasikan Kondisi berpengaruh pada hasil belajar mereka yang kurang memuaskan. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 30 Semarang. Sampel diambil secara
Maret2015
simple random sampling dan diperoleh siswa kelas VII B sebagai kelas kontrol dan VII C sebagai kelas eksperimen.
________________ Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan pembelajaran
Keywords: kontekstual dengan metode Think Pair Share. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
contextual teaching and adalah observasi dan tes. Peningkatan hasil tes tertulis analisis siswa sebelum (pretest) dengan sesudah treatment
learning, Think Pair Share (posttest) dilihat melalui uji gain (g). Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
_____________________ pembelajaran kontekstual dengan metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Abstract
___________________________________________________________________
Now, teachers apply method conventional in teaching so lacking enable students in the learning process. The fact is that most
students are not able to connect between the material they learned with their use in real life. Its conditions affect their learning
outcomes are less satisfactory. This study is experimental. The population in this study were all students of class VII SMP N30
Semarang. Samples are taken by simple random sampling. and obtained class VII B and VII as a control class C as the
experimental class. The purpose of this study was to determine the improvement of student learning outcomes with the use of
contextual learning with Think Pair Share method. Data collection methods used in this study is the observation and tests.
Improved results of the analysis of students' written test before ( pretest ) and after treatment ( posttest ) seen through the gain
test ( g ). From these results , it can be concluded that the use of contextual teaching and learning with Think Pair Share
method can improve student learning outcomes.

© 2015UniversitasNegeri Semarang

Alamatkorespondensi:
ISSN 2252-6935
Gedung D7 Lantai 2 Kampus UNNES,Semarang, 50229
E-mail: alfuneizhela@gmail.com
A. Neizhela,dkk/ Unnes Physic Education Journal 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dari berbagai


Tujuan pembelajaran fisika adalah terbentuknya sumber belajar yang tersedia di lingkungannya (
kemampuan bernalar pada siswa yang tercermin Prastowo, 2012: 1).
melalui kemampuan berfikir logis, sistematis dan Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan
mempunyai sifat objektif, jujur, disiplin dalam sebuah model pembelajaran yang lebih
memecahkan suatu permasalahan. Namun mengaktifkan siswa dan sesuai dengan kurikulum
kenyataan di lapangan belumlah sesuai yang saat ini. Model pendekatan kontekstual atau
diharapkan. Menurut Yulianti dkk (2010), Contextual Teaching and Learning merupakan
pelaksanaan pembelajaran fisika masih cenderung pembelajaran yang membantu guru mengaitkan
dilaksanakan dengan menggunakan metode antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
konvensional (ceramah) jadi kurang mengaktifkan nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
siswa dalam proses belajar. Sebagian besar siswa antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
tidak mampu menghubungkan antara materi yang penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
mereka pelajari dengan pemanfaatannya dalam anggota keluarga dan masyarakat.
kehidupan nyata. Pemahaman konsep akademik Model pendekatan kontekstual dapat dikembangkan
yang dimiliki siswa hanyalah merupakan sesuatu menggunakan beberapa metode pendukung. Salah
yang abstrak. Pembelajaran secara konvensional satunya dengan menggunakan metode Think Pair
yang diterima siswa hanyalah penonjolan tingkat Share (TPS). Siswa akan saling membantu dalam
hafalan dari sekian macam topik, tetapi belum kegiatan diskusi dan metode ini akan lebih
diikuti dengan pengertian dan pemahaman yang mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
mendalam. Wenno (2010) menyatakan tentang gaya Pembelajaran kontekstualtelah memberikan
mengajar guru sains yang selalu menyuruh siswa kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa secara
untuk menghafal berbagai konsep tanpa disertai berkelompok/ bekerjasama untuk mengembangkan
pemahaman terhadap konsep sehingga membuat dan mengintegrasikan suatu permasalahan fisika.
siswa tidak dapat mengembangkannya ketika berada Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah
dalam situasi yang baru. Pemahaman konsep yang pembelajaran kontekstual dengan metode Think Pair
kurang mengakibatkan hasil belajar fisika kurang Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa siswa.
maksimal yang berdampak pada tidak tercapainya
ketuntasan secara klasikal maupun individu. METODE PENELITIAN
Fenomena di atas senada dengan hasil wawancara Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.
yang telah peneliti lakukan dengan beberapa orang Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas
guru SMP Negeri 30 Semarang, bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 30 Semarang. Sampel dalam
VII dalam pembelajaran IPA /Fisika cenderung penelitian ini adalah siswa kelas VII C sebagai kelas
pasif, interaksi antara guru dengan siswa maupun eksperimen dan VII B sebagai kelas kontrol. Kelas
siswa dengan siswa kurang. Pada saat guru eksperimen mendapat perlakuan pembelajaran
memotivasi siswa untuk bertanya, hanya siswa yang kontekstual dengan metode Think Pair
memperhatikan saja yang merespon. Akibatnya Sharesedangkan kelas kontrol menggunakan metode
siswa kurang memahami materi yang diajarkan, demonstrasi . Uji homogenitas dan uji normalitas
sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA/ Fisika digunakan untuk menunjukkan bahwa obyek
kelas VII masih rendah. Salah satu faktor yang penelitian dalam keadaan homogen dan terdistribusi
menyebabkan rendahnya nilai dan permasalahan di normal.
atas dikarenakan cara mengajar yang kurang variatif Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tahap
yakni hanya menggunakan metode ceramah tanpa pertama dilaksanakan pretest kemudian kelas
divariasikan dengan metode pembelajaran lainnya. eksperimen dilaksanakan pembelajaran kontekstual
Menurut Nurhaeni (2011) Ilmu Fisika merupakan dengan metode Think Pair Share, sedangkan pada
bagian dari mata pelajaran pengetahuan alam yang kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan
mempunyai gejala-gejala alam. Proses belajar metode demonstrasi. Pada tahap selanjutnya pada
bersifat individual dan kontekstual, artinya proses kelas eksperimen dan kontrol dilaksanakan posttest
belajar terjadi dalam diri siswa sesuai dengan untuk evaluasi.
perkembangannya dan lingkungannya. Siswa Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau adalah hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan

37
A. Neizhela,dkk/ Unnes Physic Education Journal 4 (1) (2015)

ranah psikomotorik. Ranah kognitif diukur melalui tersebut diuji dengan uji t dan normal gain untuk
soal pilihan ganda, ranah afektif dan psikomotorik mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen dan
diukur saat pembelajaran berlangsung melalui kelas kontrol. Skor ranah afektif dan psikomotorik
lembar observasi oleh dua observer. siswa diperoleh melalui observasi, kemudian diuji
Alur penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap dengan persentase keberhasilan siswa tiap indikator
persiapan, meliputi observasi awal, menyusun kisi- untuk mengetahui perbedaan persentase hasil skor
kisi instrumen, membuat instrumen penelitian, ranah afektif dan psikomotorik siswa kelas
menguji coba instrumen penelitian, menentukan eksperimen dan kelas kontrol.
populasi dan sampel. Tahap pelaksanaan, meliputi
pelaksanaan pembelajaran menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran kontekstual dengan metode Think Pair Hasil penelitian ini berupa hasil belajar ranah
Sharepada pokok bahasan kalor. Pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian aspek
dengan model ini, siswa diminta berpasangan kognitif pada siswa berdasarkan hasil post test pada
dengan teman sebangku dan melakukan diskusi akhir pembelajaran, baik pada kelas eksperimen
berdasarkan LDS. Setelah pembelajaran selesai maupun kelas kontrol. Ranah kognitif, afektif dan
dilaksanakan posttest untuk mengetahui hasil belajar psikomotorik siswa sebelum dan setelah
ranah kognitif siswa. pembelajaran untuk pokok bahasan kalor pada kelas
Analisis data meliputi analisis ranah kognitif, afektif eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
dan psikomotorik siswa. Ranah kognitif diukur dari Tabel 1.
skor pretest dan posttest siswa, kemudian skor

Tabel 1. Hasil Pretest dan Posttest Sebelum Dan Sesudah Pembelajaran Pokok Bahasan K

38
A. Neizhela,dkk/ Unnes Physic Education Journal 4 (1) (2015)

Pemahaman Konsep pengetahuan awal yang dimiliki, mengintegrasikan


Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan pengetahuan yang baru kedalam skema yang telah ada
langkah-langkah penyelesaian secara sistematis dan dalam pemikiran siswa sendiri. Hikmah & Natsir
kreatif dalam pembelajaran CPS dapat meningkatkan (2009) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran
pemahaman konsep. Hasil analisis uji gain berbasis masalah dengan tipeCPS dapat meningkatkan
menunjukkan peningkatan pemahaman konsep kelas meningkatkan ketuntasan belajar siswa.Mahardika dkk
eksperimen dankelas kontrol. Kategori skor gain untuk (2012) juga menyatakan bahwa melalui pembelajaran
kelas eksperimen ini tergolong tinggi dan untuk kelas model CPS dapat meningkatkan kemampuan
kontrol tergolong sedang. Pemahaman konsep siswa, pemecahan masalah dan aktivitas belajar siswa.
baik kelas eksperimen maupun kontrol mengalami CPS dan PSadalah pembelajaran yang
peningkatan, analisis menunjukkan bahwa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
peningkatan pemahaman konsep pada kelas menemukan konsep dari hasil analisis pemikiran
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Analisis hasil mereka sendiri dan pembelajaran melalui pendekatan
uji hipotesis menunjukkanbahwa rata-rata pemahaman pemecahan masalah ternyata dapat meningkatkan
konsep siswa kelas eksperimen melalui model pemahaman konsep fisika.Menurut Semiawan
pembelajaran CPS, lebih tinggi dari rata-rata (2012)pembelajaran melalui pendekatan pemecahan
pemahaman konsep siswa kelas kontrol. Hasil analisis masalah merupakan pembelajaran kognitif induktif
uji gain berbanding terbalik dengan hasil uji signifikansi yang membuat siswa berpikir kreatif dan mandiri serta
rata-rata peningkatan pemahaman konsep yang dapat meningkatkan pemahaman konsep.
menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan pada
kelas eksperimen. Suasana dalam pembelajaran Keterampilan Komunikasi
CPSmenuntut siswa aktif selama pembelajaran Aspek kejelasan suara saat presentasi pada kelas
berlangsung, yaitu aktif untuk menemukan eksperimenmempunyai persentase yang paling tinggi
penyelesaian dari masalah secara kreatif, aktif dibanding aspek yang lain, persentase kejelasan suara
berinteraksi dengan kelompok lain melalui kegiatan saat presentasi pada kelas eksperimen lebih tinggi bila
diskusi kelompok maupun diskusi kelas, dan dibandingkan dengan kelas kontrol, sehingga dapat
mempresentasikan di depan kelas.Maknun (2007) diketahui bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen
menyatakan bahwa keterlibatan siswa dalam dalam kejelasan suara saat presentasi lebih baik dari
pembelajaran memiliki dampak positif dalam kelas kontrol.Kelas eksperimenmenggunakan model
peningkatan pemahaman konsep siswa. pembelajaran yang menekankan pada keterampilan
Dalam penelitian ini, tidak ada peningkatan proses dalam memecahkan masalah, peneliti hanya
yang signifikan pada pemahaman konsep siswa kelas sebatas membimbing siswa dan selanjutnya melalui
kontrol dan kelas eksperimen.Model pembelajaran diskusi kelompok siswa berusaha untuk
yang diterapkan pada kelas kontrol dan eksperimen mengkomunikasikan gagasan kreatifnya untuk
sama-sama menekankan pada teknik pemecahan menyelesaikan masalah. Tahap pengungkapan
masalah. Model CPS merupakan bentuk pendapat, menuntut siswa untuk aktif dalam
pengembangan dari model PS yang mengutamakan berinteraksi dengan siswa lainnya, berbeda dengan
pada teknik pemecahan masalah. Pepkin (2004) secara kelas kontrol yang menggunakan model PS, siswa
teoritis menyatakan bahwapada modelCPS digunakan selain melakukan diskusi kelompok juga masih
pemusatan pada pengajaran dan keterampilan mempunyai ketergantungan terhadap guru dalam
pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan menyelesaikan suatu permasalahan, jadi untuk
keterampilan. Ketika siswa dihadapkan pada suatu pengungkapan pendapat pada kelas kontrol masih
permasalahan maka siswa dapat melakukan rendah. Rendahnya skor siswa pada aspek keempat
keterampilan memecahkan masalah untuk memilih baik kelas eksperimen maupun kontrol disebabkan
dan mengembangkan ide serta pemikirannya, tidak siswa belum terbiasa melakukan presentasi di depan
hanya menggunakan cara menghafal tanpa proses kelas. Siswa cenderung malu-malu dalam
berpikir, tetapi menggunakan keterampilan menyampaikan isi materi presentasi. Hampir 30%
memecahkan masalah yang mengembangkan proses siswa masih belum berani berkontak mata dengan
berpikir. Melalui pembelajaran CPS,siswa audiens dan menyajikan presentasi dengan cara yang
mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan kurang menarik diikuti.

39
A. Neizhela,dkk/ Unnes Physic Education Journal 4 (1) (2015)

Model pembelajaran CPSmemberikan masalah, yaitu CPS dapat meningkatkan


kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk pemahaman konsep siswa, tetapi tidak ada
mengemukakan gagasan kreatifnya untuk perbedaan yang signifikan dalam peningkatan
menyelesaikan suatu permasalahan (Hikmah, 2009: 3- pemahaman konsep. Jadi, CPS dan PS sama-
4). Dalam pembelajaran CPS, terdapat langkah sama dapat meningkatkan pemahaman konsep
pengungkapan pendapat yang membebaskan semua siswa.
siswa untuk mengungkapkan pendapatnya, guru hanya 3. CPSlebih efektif mengembangkan keterampilan
mengumpulkan dan mendengarkan pendapat siswa komunikasi lisan siswa. Skor rata-rata
serta memberikan apresiasi yang bagus untuk setiap keterampilan komunikasi siswa dengan model
pendapat siswa, tidak boleh mengevaluasi pendapat pembelajaranCPS lebih baik dari skor rata-rata
masing-masing siswa. Menurut Siregar (2013) keterampilan komunikasi siswa yang
penerapan model pembelajaran CPS dapat menggunakan model pembelajaranPS.
meningkatkan aktivitas siswa.Lo (2007) juga Keterampilan komunikasi siswa pada model
menyatakan bahwa terdapat peningkatan komunikasi pembelajaran CPStergolongsangat baik,
lisan pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan sedangkan pada model PSmasih dalam kategori
metode diskusi. baik.

Korelasi Keterampilan Komunikasi dan Pemahaman DAFTAR PUSTAKA


Konsep Adiputri, N.C. 2014. RI Terendah di PISA, WNA:
Hasil analisis data menunjukkan adanya Indonesian Kid’s Dont Know How Stupid
korelasi positif antara peningkatan pemahaman konsep They Are. Detik, Februari. Tersedia di
dengan keterampilan komunikasi siswa pada kelas http://news.detik.com/read/2014/02/08/15
eksperimen maupun kelas kontrol. Korelasi positif ini 3124/2491125/10/2/ri-terendah-di-pisa-wna-
menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman konsep indonesian-kids-dont-know-how-stupid-they-
siswa mempengaruhi keterampilan komunikasi siswa. are[diakses 18-3-2014].
Nilai keterampilan komunikasi kelas eksperimen
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari kelas control. Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta:
Komunikasi dapat membawa siswa pada pemahaman Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
tentang fisika dan dapat memecahkan masalah lebih Kementerian Agama.
baik. Pada tabel 1 nilai rhitung< rtabel maka didapatkan
korelasi antara peningkatan keterampilan komunikasi Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
siswa dengan kemampuan penguasaan konsep fisika. Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Besarnya korelasi antara keduanya dapat dilihat pada Cipta.
Tabel 1. Temuan Maryanti et al., (2012) menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Paradigma
komunikasi dengan aktivitas belajar siswa. Pendidikan Nasional Abad XII. Tersedia di
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/
SIMPULAN 2013/06/paradigma-pendidikan-nasional-
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan abad-xxi.pdf [diakses 31-7-2013].
disimpulkan bahwa:
1. Peningkatan pemahaman konsep pada model Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi
CPS mengalami peningkatan sebesar 0,70, untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
sementara pada model PS sebesar 0,64. Kedua Menengah. Jakarta : BSNP.
nilai gain menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman konsep yang lebih tinggi pada model Efendi, N.F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan.
CPS dari model PS. Dapat disimpulkan bahwa Jakarta: Salemba Medika.
moddel CPS dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Hake, R.R. 1998. Interactive Engagement versus
2. Pemahaman konsep siswa yang menggunakan Traditional Methods. American Journal Physics,
model pembelajaran dengan teknik pemecahan 66(1): 64-74.

40
A. Neizhela,dkk/ Unnes Physic Education Journal 4 (1) (2015)

Hamalik, Oemar. 2002 . Perencanaan Pengajaran Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis
Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi
Aksara. Aksara.

Hartono, J. 2006. Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan Nugroho, Wahjudi. 2009. Komunikasi dalam
Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku
Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset. Kedokteran EGC.

Hikmah, D., dan M. Natsir. 2009. Penerapan Pepkin, K.L. 2004.Creative Problem Solving in Math.
Pembelajaran Berbasis Masalah Tipe Creative Tersediadihttp://www.uh.edu/hti/cu/2004/
Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan v02/04.htm[diakses 2-5-2013].
Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Kelas VIII-E
SMP N 1 Ma’rang Kabupaten Pangkep. Puccio, G.J., Mary C.M, Marie M. Current
JSPF, 10 : 1-9. Developments in Creative Problem Solving
for Organizations: a Focus in Thinking Skills
Hornby, A.S. 2010. Oxford Advanced Learner’s and Styles. The Korean Journal of Thinking and
Dictionary. New York: Oxford University Problem Solving, 15(2): 43-76.
Press.
Semiawan, Conny. 2008. Perspektif Pendidikan Anak
Ismiyanto, P.C., Syafii dan Syakir. 2010. Implementasi Berbakat. Jakarta: PT Grasindo.
Creative Problem Solving dalam
Pembelajaran Menggambar : Upaya Siregar, M. A. 2013. Penerapan Model Pembelajaran
Peningkatan Kreativitas Siswa Sekolah Creative Problem Solving untuk Meningkatkan
Dasar. Jurnal Unnes, VI(2) :103-113. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS 1
SMA Swasta Al-Maksum Medan Tahun
Lo, B., Nelson L., Christiana C.P.Y. 2007. Developing Pembelajaran 2010/2011. Skripsi. Medan:
English Communication Skills Through Self Universitas Negeri Medan.
Praactice Method. LJMS, 1 : 14-20.
Suharli, J.I Michell. 2008. Mindset Winning Strategy for
Mahardika, I.K., Maryani, Selly C.C.M. 2012. Winning People. Jakarta: PT Gramedia
Penggunaan Model Pembelajaran Creative Pustaka Utama.
Problem Solving Disertai LKS Kartun Fisika
pada Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal Tynan, Bernadette. 2004. Melatih Anak Berpikir Seperti
Pembelajaran Fisika, 1(2) : 231-237. Jenius. Translated by Alpha M.F. 2005.
Bandung : Gramedia Pustaka Utama.
Maknun, Johar. 2007. Penerapan Pembelajaran
Konstruktivisme untuk Meningkatkan Warimun, E.S. Penerapan Model Pembelajaran
Pemahaman Konsep Dasar Fisika Siswa Problem Solving Fisika pada Pembelajaran
Sekolah Menengah Kejuruan. Prosiding Topik Optika pada Mahasiswa Pendidikan
Seminar Internasional Pendidikan IPA. Jakarta: Fisika. Jurnal Exacta, X(2): 111-114.
FITK Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Wenno, I.H. 2010. Pengembangan Model Modul IPA
Berbasis Problem Solving Method
Maryanti, S., Zikra dan Nurfarhanah. 2012. Hubungan Berdasarkan Karakteristik Siswa dalam
antara Keterampilan Komunikasi dengan Pembelajaran di SMP/MTs. Cakrawala
Aktivitas Belajar Siswa. Tersedia di Pendidikan, XXIX(2): 176-188.
http://download.portalgaruda.org/article.ph
p?article= 24854danval=1533 [diakses 26-03- Widoyoko, Eko Putro. 2010. Evaluasi Program
2014] Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

41
A. Neizhela,dkk/ Unnes Physic Education Journal 4 (1) (2015)

dengan Video Compact Disk (VCD) Pada


Zaharah, Isti. 2012. Meningkatkan Kemampuan Anak Tunarungu. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Penjumlahan Bilangan 1-20 Melalui Model Khusus, 1 (2) : 202-
Pembelajaran Creative Problem Solving

42

Anda mungkin juga menyukai