Oleh :
Moh. Siha saleh
C20118534
Pada kasus Indonesia, koperasi sebagai badan usaha yang dimiliki dan dimanfaatkan oleh
anggota, ditegaskan dalam Undang-undang nomor 25 tahun 1992. Batasan koperasi dalam
perundangan ini memiliki makna yang lebih tegas dan jelas dibanding batasan lama, dalam
Undang-undang No. 12 tahun 1967, yang memungkinkan terciptanya pemikiran ganda tentang
koperasi. Undang-undang nomor 25 tahun 1992 mengakomodasi perubahan tataran
instrumental seperti dengan diaturnya Pengelola atau manajer dalam pengelolaan koperasi.
Koperasi seperti badan usaha lainnya memiliki keleluasaan gerak dalam menjalankan usaha
selama tidak menyalahi ketentuan perundang-undangan dan idielogi normatif yang ada. Usaha
merupakan proses rasional yang akhirnya bermuara pada penciptaan keuntungan (profit),
akumulasi keuntungan tersebut digunakan untuk melayani kebutuhana anggota.
D. Jenis-jenis Koperasi
E. Ekonomi Kerakyatan
F. Peran koperasi Dalam Ekonomi Rakyat
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara
efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan struktural
dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Dengan demikian masih perlu
perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar keberadaan Koperasi yang ada di
Indonesia benar-benar bias sebagai sosok guru dalam perekonomian Indonesia yang
merupakan sistem perekonomian yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pada
saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa pentingnya peran koperasi
sebagai salah satu sektor usaha perekonomian Indonesia. Mungkin masih`banyak orang
yang menganggap koperasi hanyalah lembaga keuangan biasa. Namun kenyataannya,
koperasi merupakan salah satu dari tiga sektor usaha formal dalam perekonomian
Indonesia. Dalam kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan sosial dan ekonomi,
kegiatan ekonomi juga menekankan pada kepentingan moral. Koperasi harus tampil sebagai
organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama
untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Agar dapat
bertahan dan mampu bersaing dengan lembaga keuanganl ainnya, maka dari itu koperasi 2
tersebut harus dapat menentukan suatu kebijakan serta strategi yang terus dikembangkan
dan ditingkatkan. Banyak jenis koperasi yang didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi
Konsumen, Koperasi Produksi, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa.
Koperasi adalah salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia.
Menurut undang-undang no 25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 tentang perkoperasian, koperasi
Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang, seseorang, atau badan
hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip operasi, sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi merupakan
kumpulan orang yang bekerjasama demi kesejahteraan bersama. Pengertian koperasi
menurut Undang-undang nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian adalah badan
hukum yang didirikan oleh perorangan atau badan hukum koperasi dengan pemisah
kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek tepat pada waktunya.
Koperasi sebagai gerakan ekonomi masyarakat dan wadah perekonomian masyarakat tidak
dapat terlepas dari persaingan usaha (Mumek, 2014). Masalah yang masih di hadapi
koperasi dan bisa menghambat perkembangan koperasi di Indonesia menjadi problematika.
Pengelolaan koperasi yang kurang efektif, baik dari segi manajemen maupun keuangan
menjadi salah satu kendala berkembangnya koperasi.
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus
memiliki 3 manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai
sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi
harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan
akan berkembang dengan baik. Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi
di koperasi - koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang
rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil. Banyak
sekali KUD yang bangkrut karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem
kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi
KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan dari
pemerintah yang banyak mengucur.
Sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen, koperasi
berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya,
koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya sebagai lembaga
ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi,
seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (selfreliance), dan
kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu
kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para pelaku
ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usah yang
cukup strategis bagi 4 anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada
gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
Dengan memperhatikan kedudukan dan tujuan koperasi tersebut, maka dapat dilihat
bahwa peranan koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan
potensi ekonomi rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi sebagai badan usaha
memerlukan pengukuran kinerja yang tepat sebagai dasar untuk menentukan efektivitas
kegiatan usahanya terutama efektivitas operasional, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,
2001). Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan
pinjam. Sedangkan Unit Simpan Pinjam Koperasi (USP Koperasi) adalah unit usaha koperasi
yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi
yang bersangkutan.
Perwujudan dari kesungguhan KSP atau USP dalam mengelola dana masyarakat adalah
dengan menjaga kesehatan kinerjanya karena kesehatan kinerja sangat penting bagi suatu
lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan usaha, masyarakat (anggota) dapat
dengan mudah menilai kinerja 5 lembaga tersebut. Oleh karena itu, Menteri Negara
Koperasi dan UKM mengeluarkan Peraturan Menteri Negara dan UKM Nomor:
14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara bahwa:
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi”.
Penilaian atas kesehatan keuangan dan non keuangan didasarkan pada tujuh asas koperasi
indikator penilaian yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi,
likuiditas, kemandirian dan perumbuhan, serta jati diri koperasi dengan sesuai dengan surat
keputusan tersebut diatas (Sovyana, 2012).
Departemen Koperasi telah memberikan berbagai konsep pengukuran kinerja koperasi yaitu
konsep pengukuran kinerja sebelum tahun 1997, yang meliputi 3 (Tiga) Sehat (Mental,
Usaha, Organisasi), Pengklasifikasian Koperasi A, B, C setelah tahun 1997, Penilaian
Kesehatan USP/KSP (Adanya PP No. 9 tahun 1965 dan Kep. Men. No. 226 dan 227 tahun
1996), Penilaian Kesehatan Simpan Pinjam dalam Surat Keputusan Menteri Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah No. 194/KEP/M/IX/1998, Konsep pengukuran kinerja yang
diukur dari produktivitas, efisiensi, kemampuan, pertumbuhan, cooperative effect
(Keputusan Dep. Kop & PPK RI No. 20/PPK/1997) dan konsep pengukuran kinerja menurut
Pedoman Pemeringkatan Koperasi (Kep. Men. No. 06/Per/M. KUKM/III/2008). Analisisi
tingkat kesehatan koperasi berperan penting terhadap bagaimana cara mengetahui kinerja
koperasi dan tingkat kesehatannya, sehingga manajer dapat mengambil suatu keputusan
yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
Koperasi ini bisa diartikan sebagai badan usaha yang mempunyai anggota, dimana setiap
anggota memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Setiap anggota mempunyai hak
suara yang sama dalam setiap keputusan yang akan diambil, karena berdasarkan pada
musyawarah dan mufakat.
Karena itu, dengan keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka, sebuah koperasi bisa
menciptakan keadilan bagi setiap anggotanya, pengurus, atau masyarakat umum. Kalau kamu
menjadi anggota koperasi, berarti kamu telah membantu berpartisipasi dalam perekonomian di
Indonesia. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan beberapa keuntungan yang bisa langsung
kamu rasakan saat melakukan kegiatan di koperasi.
Keberadaan koperasi di Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan anggota
yang menjalankannya, salah satunya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah
beberapa peran koperasi dalam perekonomian Indonesia yang kamu harus ketahui, yaitu:
Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian, ada beberapa fungsi koperasi bagi
masyarakat dan negara, yaitu :
D. Jenis-jenis Koperasi
Kamu sudah tahu belum, kalau ada tiga jenis koperasi yang ada di Indonesia, dibagi menurut
tujuan dan bentuknya? Berikut ini beberapa jenis koperasi yang aktif di Indonesia, yaitu:
1. Koperasi Produksi
Koperasi produksi yaitu koperasi yang memiliki kegiatan dalam hal penampungan barang
untuk bisa diproduksi kembali. Barang yang disediakan di dalam koperasi produksi adalah
barang-barang yang dihasilkan atau diproduksi oleh para anggotanya.
Contoh barang yang disediakan di koperasi produksi adalah tempe dan tahu, hasil kerajinan,
maupun susu asli. Nah, contoh dari koperasi produksi misalnya koperasi susu kotak,
maupun koperasi hasil kerajinan seperti tas dari anyaman atau pakaian hasil jahitan sendiri
yang ditawarkan dengan harga yang terjangkau.
2. Koperasi Konsumsi
Sesuai dengan namanya, koperasi ini bertujuan untuk menyediakan barang-barang
konsumsi dengan harga yang relatif murah bagi anggotanya, dan pastinya dengan kualitas
yang tidak kalah saing.
Laba yang diperoleh atau dari Sisa Hasil Usaha (SHU)-nya akan dibagikan ke anggota
berdasarkan jumlah pembelian dari setiap anggotanya. Contohnya adalah KPRI (Koperasi
Pegawai Republik Indonesia) yang sudah terjamin dan diakui dalam mensejahterakan dan
menguntungakan para anggotanya.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam ini juga bisa disebut dengan koperasi kredit. Hampir sama seperti
bank atau tabungan, tujuan koperasi ini untuk menyediakan uang bagi para anggota, untuk
berbagai keperluan mendadak.
4. Koperasi bersifat gotong royong, kerja sama dan mempunyai solidaritas yang kuat. Didalam
perkoperasian secara langsung mendidik anggotanya untuk hidup hemat, suka menabung,
menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, menjauhi sifat boros, dan tidak bergaya
hidup mewah. Pengertian organisasi ekonomi dalam UUD Nomor 12 Tahun 1967
menggariskan bahwa koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial.
Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran koperasi di
Indonesia seperti berikut ini:
Oleh karena, itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang
tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian
rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dari sifat bentuk perusahaan
lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat penting dalam sistem
perekonomian Indonesia. Dengan demikian koperasi harus mempunyai kesungguhan untuk
memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat
mengemban amanat dengan baik.
“Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk
semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu, perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang
sesuai dengan itu ialah koperasi”.
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 pada paragraf pertama ini dengan sangat jelas mengatakan
bahwa koperasilah bangunan yang sesuai untuk menjalankan ekonomi kerakyatan, karena
koperasi sebagai penyelenggara usaha yang demokratis mengusung asas kekeluargaan.
Dikatakan Bung Hatta (1970); “Dalam rangka sistem ekonomi kerakyatan, setiap pelaku
ekonomi Indonesia pertama-tama harus melihat diri mereka bersaudara. Sebab itu, dalam
rangka mencapai kemakmuran bersama, mereka harus berusaha untuk bekerja sama dan saling
bantu membantu”.
E. Ekonomi Kerakyatan
Adapun tujuan dari ekonomi kerakyatan, diantaranya untuk membangun negara yang berdikari
secara ekonomi, yang berdaulat secara politik, serta memiliki berkepribadian yang
berkebudayaan, mendorong pemerataan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan
perekonomian yang berkesinambungan. dan meningkatkan efisiensi perekonomian nasional.
Kelebihan sistem ekonomi berbasis kerakyatan diantaranya rakyat yang kurang mampu bisa
mendapatkan perlakuan hukum yang sama atau secara adil dalam masalah
perekonomian; dapat memberikan perhatian yang lebih pada rakyat kecil melalui berbagai
macam program operasional yang nyata; sistem ekonomi ini dapat mewujudkan kedaulatan
rakyat; dapat merangsang kegiatan ekonomi yang lebih produktif di tingkat rakyat sekaligus
dapat melahirkan jiwa kewirausahaan ; transaksi antara produksi, distribusi dan konsumsi
sangat baik, serta hubungan antara produksi, distribusi dan juga konsumsi akan saling
membutuhkan dan sangat baik.
Seperti kita tahu bahwa Ekonomi Kerakyatan adalah merupakan sebuah sistem perekonomian
yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat di bidang ekonomi. Ekonomi Kerakyatan
memiliki prinsip bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan,selain itu ekonomi kerakyatan juga menginginkan kemakmuran rakyat. Prinsip-
prinsip ekonomi kerakyatan itu seluruhnya terkandung dalam Koperasi. Dalam konteks
ekonomi kerakyatakan atau demokrasi ekonomi, kegiatan produksi dan konsumsi dilakukan
oleh semua warga masyarakat dan untuk warga masyarakat, sedangkan pengelolaannya di
bawah pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat sendiri (Mubyarto, 2002). Prinsip
demokrasi ekonomi tersebut hanya dapat diimplementasikan dalam wadah koperasi yang
berasaskan kekeluargaan. Hal ini menunjukan bahwa Koperasi memiliki peranan dalam
Ekonomi Keakyatan karena Koperasi merupakan bentuk perusahan, satu-satunya bentuk
perusahaan yang sesuai dengan Ekonomi Kerakyatan.
Peranan Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan bisa dilihat dari penjabaran yang lebih terperinci
mengenai Pengertian Koperasi di Indonesia ( lihat Anonim,1989). Koperasi didirikan atas dasar
adanya kesamaan kebutuhan diantara para anggotanya, Kebutuhan yang sama ini lalu
diusahakan pemenuhnya melalui pembentukan perusahaan. Dengan adanya perusahaan yang
dimilki secara bersama-sama, maka diharapkan kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan cara yang
lebih baik disbanding dengan dilakukan oleh masing-masinganggota secara perorangan. Oleh
karena itu dipandang perlu untuk menyatukan diri demi keepentingan bersama yang lebih
besar. Usaha itu dilandasi oleh suatu cita-cita yang luhur untuk menolong diri sendiri atas dasar
keyakinan akan harga diri, kesadaran pribadi.
Saat ini banyak koperasi kredit yang tengah berkembang di Indonesia, karena memang
keberadaannya sangat dibutuhkan oleh orang Indonesia. Kamu juga bisa menabung dan
mengambil hasil tabungan kamu dengan aman dan nyaman di koperasi jenis ini.
dalam Pasal 33 Ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa perekonomian itu merupakan suatu
susunan kebijakan yang sistematis dan menyeluruh, mulai dari susunan yang bersifat nasional
sampai pada susunan di daerah-daerah seluruh Indonesia. Sedangkan 'usaha bersama"
menekankan pada usaha bersama seluruh rakyat Indonesia dibidang perekonomian. Maka
pengertian 'perekonomian disusun sebagai usaha bersama' hakekatnya adalah sistem
perekonomian nasional sebagai usaha bersama seluruh elemen rakyat Indonesia baik sebagai
pelaku ekonomi yaitu produsen, distributor maupun konsumen, maupun perorangan,
kelompok, organisasi atau badan hukum," Berkaitan dengan bentuk kegiatan usaha dalam Pasal
33 Avat (1), perkataan "usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan" mengandung
pengertian bahwa koperasi dipandang paling cocok dengan semangat yang terkandung pada
ayat tersebut. Sementara pelaku ekonomi yang memiliki jiwa koperasi dapat dilihat dari
kegiatan corporate social responsibility-nya, apakah berjalan dengan baik dan karyawan
diberikan kesempatan memperoleh bonus ataupun bagian dari laba perusahaan. Struktur dan
sistem dasar ekonomi Indonesia menurut UUD 1945 dapat dilihat pada Gambar berikut.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, dan bukan perorangan. Itulah yang mendasari
bagaimana perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Bangun usaha yang sesuai adalah koperasi. Namun, dalam perjalanan menjadikan koperasi
sebagai soko guru perekonomian Indonesia, ternyata tidaklah mudah. Berbagai tantangan dan
hambatan bermunculan. Bukan hanya dipengaruhi faktor eksternal, namun juga faktor internal.
Meski keberadaan koperasi tetap ada, namun kita melihat pada hari ini, perkembangan
perekonomian Indonesia belum sepenuhnya didukung oleh kemampuan koperasi mengambil
peran sesuai pemikiran para pendahulunya.
Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kepemilikan ada pada rakyat. Segala hukum (recht,
peraturan perundang-undangan) harus bersandar pada perasaan keadilan dan kebenaran yang
hidup dalam arti rakyat banyak, dan aturan penghidupan harus sempurna dan kewajiban bagi
rakyat jika ia berasaskan kepemilikan rakyat. Asas kedulatan rakyatinilah yang menjadi sendi
pengakuan oleh segala jenis manusia yang beradab bahwa tiap-tiap snangsa memiliki hak untuk
menentukan nasib sendiri.
Dalam hubungan hubungan antara asas kerakyatan dengan demokrasi ekonomi, Bung Hatta
mengatakan "di atas sendi yang ketiga (cita-cita, tolong-menolong) dapat didirikan tonggak
demokrasi ekonomi Tidak lagi seorang atau satu golongan kecil yang harus menguasai
penghidupan orang sekarang, melainkan keperluan dan kemauan rakyat yang banyak harus
menjadi perusahaan dan penghasilan. Sebab itu, segala penghasilan besar yang mengenai
nenahidunan ralvat harus herdasar nada milik bersama dan terletak di bawah penjagaan rakyat
dengan perantara badan-badan perwakilannya".
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka kaitan pengembangan ekonomi kerakyatan dengan
pasal 33 UUD 1945 menjadi: Pertama, ekonomi rakyat menekankan pada partisipasi seluruh
anggota masyarakat dalam proses produksi nasional, yang dimaknai sebagai keikutsertaan
sumber daya manusia sebagai subyekpembangunan. Hal ini juga terkait dengan Pasal 27 ayat
(2) UUD 1945 yang menyebutkanmemiliki karakteristik khusus. Koperasi berbeda dari
perusahaan perseroan dilihat dari tujuan pendiriannya, keanggotaannya, permodalannya,
pemilik keuntungan, bunga atas modal, manajemen pusat, dan pusat usaha.
A. Koperasi sebagai badan hukum belum diatur pembuatan akta pendirian dan perubahan
anggaran dasar koperasi oleh notaris;
B. Mempertegas peran dan fungsi Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas sebagai
perangkat Organisasi Koperasi;
C. Belum tegas dalam memperlakukan ckuitas/modal sendiri;
D. Tidak adanya pengawasan dan pemeriksaan, lembaga pengawas Koperasi Simpan
Pinjam dan Lembaga Penjamin Simpanan;
E. Pengelolaan berdasarkan prinsip syariah belum diakomodasikan pengaturannya,
F. Sanksi terkait pelanggaran implementasi undang-undang tersebut olch
Pengurus/Pengelola Koperasi;
G. Fungsi anggota sebagai pemilik kurang kuat.
Menurut Honggren dan Datar pengukuran kinerja secara garis besar berdasarkan kriteria dan
informasi yang dihasilkan, dapat dibagi menjadi dua yaitu: pengukuran kinerja keuangan
(financial performance measures) dan pengukuan kinerja non keuangan (nonfinancial
performance).
Kedua jenis pengukuran kinerja tersebut masing-masing mempunyai pendekatan yang berbeda
dalam menjelaskan tentang kinerja suatu perusahaan atau organisasi.
Pengukuran kinerja keuangan biasanya menjabarkan tentang kinerja dari semua produk dan
aktivitas jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan dalam satuan mata uang. Dasar yang
digunakan adalah kinerja masa lalu sehingga pencapaian kinerja dan keunggulan bersaing yang
diharapkan sangat sulit. Jadi, fokus dari pengukuran adalah pada hasil akhir yang telah dicapai
oleh perusahaan sebagai dampak dari keputusan yang telah dirumuskan oleh manajemen
perusahaan. Alat ukur pada financial performance measures, yaitu: contribution margin,
income before tax, percentage of profit to sales, direct business unit profit, ROI, residual
income, dan net income. Sedangkan pengukuran kinerja non keuangan mempunyai pendekatan
lain dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.
KESIMPULAN
https://dpmptsp.bantenprov.go.id/Berita/topic/393
https://wiss.co.id/read-21-peran-koperasi-dalam-perekonomian-indonesia-dan-fungsinya.html
Koperasi%20dalam%20Sistem%20Perekonomian%20Indonesia%20-%20Achmad%20Sani
%20Alhusain,%20SE.,%20MA.,,%20Ariesy%20Tri%20Mauleny,%20S.Si.,%20M.E.,,%20Nidya
%20Waras%20Sayekti,%20SE.,%20MM.,,%20Lisnawati,%20S.Si.,%20M.S.E.,%20-%20Google
%20Books.html