Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

(PUZLE)

RUANG ASSALAM DI RS IBNU SINA MAKASSAR

Latar Belakang

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stress, karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupaan anak, dan karena situasi tersebut
sering disertai stress berlebihan, maka anakanak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping
dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan
kesejahteraan anak, seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak rawat dirumah sakit
(Apriliawati, dalam Maghfuroh 2016).
Bermain merupakan cara alamiah bagi seorang anak untuk
mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang pada awalnya anak
belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami koflik. Melalui bermain anak
dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, fantasi serta daya kreasi dengan
tetap mengembangkan kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap
berbagai sumber stress (Zuhdatani, 2015).
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila di bandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain
Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu bermain puzzle. Alasan
memilih terapi bermain dengan puzzle adalah untuk mengembangkan
motorik halus, keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa. puzzle
merupakan salah satu bentuk permainan yang membutuhkan ketelitian dan
konsentrasi, melatih untuk mengontrol diri, karena kita harus berkonstrasi
ketika mengatur strategi saat bermain. Sehingga bermain puzzle merupakan
jenis permainan yang memiliki nilai-nilai edukatif.

A. Tingkat Perkembangan :
Motorik Kasar
Teori : Lebih mampu menggunakan otot kasar, seperti seni bela
diri, senang berenang, main sepak bola
Kondisi klien : Klien terbaring ditempat tidur, belum mampu berlari-lari,
klien dalam keadaan lemah
Motorik Halus
Teori : Motorik halus berkurang, seperti menulis, menggambar,
membuat kerajinan tangan
Kondisi klien : Klien bisa menulis dan menggambar
Bahasa
Teori : Anak memasuki fase semantic yaitu anak dapat
membedakan kata sebagai symbol dan konsep yang terkandung dalam kata
Kondisi klien : Klien menggunakan bahasa sebagai media pertukaran
verbal, klien mengerti dengan pertanyaan yang diberikan
Personal Sosial
Teori : Mencari lingkungan yang lebih luas
Kondisi klien : Klien sering bermain bersama temannya, klien sering
bermain dengan keluarganya

B. Tujuan permainan :
1. Tujuan instruksional umum :
Mengurangi efek hospitalisasi pada anak
2. Tujuan instruksional khusus :
a. Mengembangkan daya kreativitas anak dalam menyusun gambar
menjadi sebuah gambar yang utuh
b. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit.
Pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan
dan perkembangannya
c. Meningkatkan komunikasi antara pasien dengan perawat
d. Meningkatkan kerjasama antara anak dan perawat
e. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh
anak-anak akibat hospitalisasi

C. Pengorganisasian
Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal  : Kamis, 01 Juli 2021
Tempat  : Ruang assalam rs ibnu sina
Sasaran  : Anak usia pra sekolah dan sekolah di Bangsal anak RS.
Ibnu sina
Tema  : Menyusun gambar dalam bentuk puzzle
Jumlah anak  : 2 orang
Tim Pelaksana
a. Pembimbing Pendidikan : 
b. Pembimbing Lapangan :
c. Leader :zulis noor rafik rustam
Tugas :
− Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain
sebelum kegiatan dimulai.
− Menjelaskan Kegiatan ,mampu memotivasi anggota untuk aktif
dalam proses kegiatan bermain. Mampu memimpin Terapi
bermaindengan baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah
yangtimbul dalam kelompok
d. Co. Leader : Andi ferdi febriansa

Tugas :

− Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang


aktivitas anak dan mengingatkan leader jika kegiatan
menyimpang.

e. Fasilitator : Nurhikma

Tugas :

− Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi


anak yang kurang aktif, membantu leader memfasilitasi
pesertauntuk berperan aktif dan memfasilitasi peserta.

f. Observer : Risma aris

Tugas :

- Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal


dan non verbal anak selama kegiatan berlangsung.

g. Pupdok (pendokumetasian) : Novi Indasari

Tugas :

- Mengambil gambar pada saat proses pelaksanaan terapi bermain


belangsung

Media (Alat dan Bahan) Alat bermain

1. Puzzle
2. Daftar hadir
3. Tema gambar yang tersedia
D. Rencana pelaksanaan :

No Mahasiswa Waktu Klien


1. Persiapan 10 menit Ruangan, alat,
a. Menyiapkan ruangan anak dan
b. Menyiapkan alat-alat keluarga siap
c. Menyiapkan anak dan keluarga
2. Proses :
a. Fase orientasi 5 menit Menjawab
1) Salam terapeutik : salam,
mengucapkan salam dan memperkenalkan
memperkenalkan diri diri,
2) Menjelaskan pada anak dan memperhatikan
keluarga tentang tujuan,
manfaat bermain dan
menjelaskan aturan permainan
3) Aturan bermain
b. Fase kerja : mengajak anak 10 menit Bermain
bermain bersama dengan
c. Fase terminasi 5 menit antusias dan
Mengevaluasi respon subjektif dan mengungkapkan
objektif pada anak dan keluarga perasaannya
3. Penutup (1 menit) 5 menit Memperhatikan
Menyimpulkan, dan mengucapkan dan menjawab
salam salam

E. Model Permainan
1. Klien
2. Orang tua klien
3. Perawat
4. Observer
F. Metode :
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang
dilakukan oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberiakan.
Langkah-langkah :
1. Membagikan puzzle gambar pada setiap anak dan memastikan tangan
anak kering serta menggunakan tangan yang dominan
2. Memberikan instruksi kepada anak untuk mencontoh dan mengikuti
pola gambar pada puzzle yang telah dibagikan, ketika waktu untuk
menyusun telah dimulai
3. Mendiskusikan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan
terhadap gambar tersebut
4. Menyusun setiap gambar untuk membentuk satu hasil yang baik

G. Evaluasi
1. Struktur
Anak : Subjek proses bermain
Perawat : Pelaksanaan permainan
Keluarga : Pembantu pelaksana
2. Proses
Sebelum bermain, perawat menjelaskan tentang tata cara bermain dan
menunjukkan contoh gambar yang sudah disusun. Selain menjelaskan,
perawat juga memperagakan tentang alat permainannya dan
memvalidasi bahwa anak telah mengerti dan memahami teknik
bermain. Perawat juga melibatkan keluarga untuk mendampingi anak
dalam proses bermain. Setelah anak berhenti maka perawat
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan
permainannya yaitu mewarnai gambar. Perawat membantu anak
ketika anak mengalami kesulitan dan menjaga interaksi untuk
meningkatkan komunikasi pada anak.

3. Hasil
Anak mampu menyelesaikan permainan dengan baik, memberi
apresiasi pada permainannya dan merasa senang dapat bermain
bersama. Keluarga dapat membantu anak dengan cara menemani
selama proses bermain.
FORMAT PENILAIAN MENYUSUN PUZZLE

No Nama Kerapian Ketepatan Ketepatan Keindahan


. menyusun waktu penyusunan
1.
2.

Anda mungkin juga menyukai