Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan:
1. Secara visual kondensasi lapisan fil terjadi ketika aliran cairan kondensat akan
memunculkan fenomena seperti aliran laminer, aliran gelombang (wavy), transisi
laminer turbulen, dan butiran yang jatuh pada permukaan lapisan cairan.
Sedangkan secara visual pendidihan inlet nukleat terjadi pada permukaan pemanas
antara dinding pemanas dan air pendinginnya. Pendidihan inlet nukleat terjadi saat
fluks panas semakin meningkat kemudian temperatur dingin melewati temperatur
saturasi air dan pendidihan mulai nampak.
2. Kenaikan panas terjadi diamati dengan data nilai T3 yang lebih tinggi daripada T2.
3. Semakin lama waktu kontak fluida dalam proses perpindahan panas maka nilai
LMTD akan semakin besar hal ini menandakan semakin besar juga panas yang
ditransfer. LMTD pada laju alir condensor 76 g/s pada waktu ke 30 menit sebesar
49,9462 oC. LMTD pada laju alir condensor 80 g/s sebesar 50,1480 oC
4. Laju perpindahan panas (Qc) meningkat hingga laju alir condensor 76 g/s pada
waktu ke 30 menit dengan yang terbesar adalah 471150,7 J/s dan yang terkecil
sebesar 173243,5 J/s sehingga semakin besar laju alir fluida dingin, maka nilai laju
perpindahan panas juga akan meningkat.
5. Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) tertinggi terjadi ketika laju alir
fluida dingin 76 gr/s pada waktu ke 30 menit sebesar 230526,8 J/m2soC dan
Koefisien perpindahan panas keseluruhan terendah terjadi ketika laju alir fluida
dingin 80 gr/s dengan besar 177249,9 J/m2soC.
6. Panas yang dihasilkan pada variasi laju alir fluida dingin 76 gr/s pada waktu ke 30
menit sebesar 471150,7 J/s memiliki nilai heat flux (Φ) terbesar yaitu 11513947
J/m2s. Hal ini disebabkan oleh panas yang dihasilkan tinggi dan menyebabkan
nilai dari heat flux semakin tinggi pula, karena heat flux berbanding lurus dengan
penambahan panas.

Anda mungkin juga menyukai