KELOMPOK 5 :
1. MUHAMAD ROMDAN
2. NURHALIMAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS UNIVERSITAS BANTEN JAYA
SERANG
2021
Kata Pengantar
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang mana telah
memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat beriring salam kami sanjungkan
atas nabi besar kita Muhammad s.a.w.
Rasa hormat juga ingin kami sampaikan kepada dosen pengampuh mata
kuliah analisis tata ruang yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Teknik analisis wilayah dalam tata
ruang kawasan ”. Adapun makalah yang saya susun ini, saya sangat berharap
kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini agar bisa menjadi
lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata
ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan
pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana
struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang disusun
berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan atau kegiatan kawasan dengan
muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok
peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai
operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan
zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok
atau zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang
melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan
rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan
pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya
penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan
sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-
masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang
dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi
adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Perencanaan pembangunan tata ruang kawasan nasional dan daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. ISTILAH DAN DEFINISI
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja
penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan
ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Izin pemanfaatan
ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2.2. Tujuan
A. Prinsip Perencanaan
1. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional.
2. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama
para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-
masing.
3. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang
dengan rencana pembangunan daerah.
4. Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan
potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.
b. Pelaksanaan Musrenbang :
Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan awal RPJPD.
Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan.
Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan awal RPJPD.
Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
d. Penetapan :
DPRD bersama kepala daerah membahas Rancangan Peraturan
Daerah tentang RPJPD.
RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi
dengan Menteri.
Gubernur menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi
paling lama 1 (satu) bulan kepada Menteri.
Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD
Kabupaten/Kota paling lama 1 (satu) bulan kepada gubernur dengan
tembusan kepada Menteri.
Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi
kepada masyarakat.
Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD
Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
b. Pelaksanaan Musrenbang :
Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJMD.
Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan.
Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan RPJMD.
Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
d. Penetapan :
RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi
dengan Menteri.
Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam)
bulan setelah kepala daerah dilantik.
Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi disampaikan kepada
Menteri.
Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten/Kota disampaikan
kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri.
Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD
Provinsi kepada masyarakat.
Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD
Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
2. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) :
a. Penyusunan Rancangan Awal :
Bappeda menyusun rancangan awal RKPD.
RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD.
Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD
menggunakan rancangan Renja-SKPD dengan Kepala SKPD.
Rancangan RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan
pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan
kerangka pendanaan dan indikatif, baik yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun sumber-sumber
lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Penetapan program prioritas berorientasi pada pemenuhan hak-hak
dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkesinambungan
dan berkelanjutan.
b. Pelaksanaan Musrenbang :
Musrenbang RKPD merupakan wahana partisipasi masyarakat di
daerah.
Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh Bappeda setiap tahun dalam
rangka membahas Rancangan RKPD tahun berikutnya.
Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan untuk keterpaduan antar-
Rancangan Renja SKPD dan antar-RKPD kabupaten/kota dalam dan
antarprovinsi.
Musrenbang RKPD kabupaten/kota dilaksanakan untuk keterpaduan
Rancangan Renja antar-SKPD dan antar-Rencana Pembangunan
Kecamatan.
Pelaksanaan Musrenbang RKPD provinsi difasilitasi oleh Departemen
Dalam Negeri.
Pelaksanaan Musrenbang RKPD kabupaten/kota difasilitasi oleh
pemerintah provinsi.
Musrenbang RKPD kabupaten/kota dimulai dari Musrenbang desa
atau sebutan lain/kelurahan, dan kecamatan atau sebutan lain.
Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan setelah Musrenbang
kabupaten/kota.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang
diatur dengan Peraturan Menteri.
Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan pertemuan koordinasi
pasca Musrenbang RKPD provinsi.
Pemerintah Provinsi menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca
Musrenbang RKPD kabupaten/kota.
d. Penetapan :
RKPD Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Gubernur, dan RKPD
kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.
Gubernur menyampaikan Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi
kepada Menteri.
Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Bupati/Walikota tentang
RKPD Kabupaten/Kota kepada gubernur dengan tembusan kepada
Menteri.
RKPD dijadikan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
Gubernur menyebarluaskan Peraturan Gubernur tentang RKPD
Provinsi kepada masyarakat.
Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Bupati/Walikota tentang
RKPD
Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
1. Sumber Data
a. Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan
menggunakan data dan informasi, serta rencana tata ruang.
3. KESIMPULAN