Anda di halaman 1dari 4

IMPLEMENTASI KEBEBASAN BEREKSPRESI DAN BERPENDAPAT

MENURUT PANCASILA SERTA PENERAPANNYA DI INDONESIA


Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui peranan dan apa pentingnya nilai dari kebebasan berekspresi
dalam Pancasila, serta bagaimana penerapan kebebasan berekspresi atau berpendapat ini dan apa saja
pengaruhnya di kemudian apakah sesuai dengan nilai - nilai dan norma yang terkandung dalam
Pancasila.

PENDAHULUAN PEMBAHASAN
Keinginan untuk mengekspresikan diri muncul Kebebasan berpendapat, termasuk
sebagai konsekuensi logis dari hakikat menyampaikan kritik di muka umum terhadap
manusia sebagai zoon politicon (makhluk pemerintah ialah pilar penting dari demokrasi.
sosial) yang mana dalam menjalin komunikasi Dalam demokrasi Pancasila, kebebasan
dengan sesamanya pasti berdasar pada bentuk individu dalam berpendapat, berserikat dan
ekspresi personalnya. Menurut Abraham menyampaikan kritik di muka umum dibatasi
Maslow, manusia memiliki Hierarki oleh sejumlah hal. Antara lain, stabilitas dan
Kebutuhan yang puncaknya adalah kebutuhan keamanan nasional, kepentingan publik luas,
untuk mengaktualisasikan diri atau dengan ideologi bangsa serta etika dan aturan moral
kata lain menampilkan ekspresinya dimuka yang bersifat kemasyarakatan maupun
umum. keagamaan atau ketuhanan.
Kebebasan berekspresi terkadang juga dikenal Kebebasan berpendapat seperti yang sering
sebagai kebebasan berbicara atau berpendapat. dibicarakan akhir-akhir ini, pasca reformasi,
Dua konsep ini sebenarnya sama. Kebebasan seolah-olah membawa angin segar bagi
berekspresi amat terkait erat dengan konsep masyarakat dalam mengeluarkan pikirannya
lain yang disebut dengan kebebasan pers. serta gagasannya, bahkan melakukan kritikan
Kebebasan berekspresi mencakup ekspresi kepada pemerintah. Kebebasan berpendapat
yang lebih luas, termasuk kebebasan mendapatkan tempat tersendiri dalam proses
berekspresi melalui cara lisan, tercetak demokrasi dan reformasi yang tengah berjalan
maupun materi audiovisual, serta ekspresi di Indonesia saat ini. Salah satu ciri adanya
budaya, artistik maupun politik. Kebebasan negara demokrasi adalah adanya jaminan
pers lebih difokuskan pada media cetak dan perlindungan kebebasan berpendapat, maka
penyiaran, khususnya yang terkait dengan sudah selayaknyalah pemerintah dalam hal ini
jurnalisme dan jurnalis. sebagai pemegang hak eksekutif dan Dewan
Perwakilan Rakyat selaku pengemban amanat
Kebebasan berpendapat merupakan Hak Asasi
rakyat mendorong serta mengupayakan adanya
Manusia yang harus dilindungi, hak dasar bagi
penghormatan terhadap kebebasan
setiap individu untuk menyampaikan
berpendapat ini.
pendapatnya di atur pada ketentuan pasal 28
ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pada era globalisasi saat ini semakin
yang berbunyi; mendorong timbulnya bermacam teknologi
termasuk di dalam bidang teknologi dan
“setiap orang berhak atas kebebasan
informasi sebelumya untuk menyampaikan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat terbatas hanya melalui media massa
pendapat”.
seperti koran, radio, televisi. Akan tetapi
seiring dengan berkembangnya teknologi dan
informasi sarana untuk menyampaikan
pendapat semakin luas dan bebas dengan inilah negara mampu menegakkan prinsip
adanya media sosial di internet. demokrasi tersebut.
Macam-macam media sosial di internet Mengenai implementasi kebebasan
meliputi facebook, twitter, instagram, berpendapat ini sendiri masih belum berjalan
whatsapp, youtube dan lain sebagainya. secara baik pada prakteknya kasus terkait
Dengan adanya media sosial di internet saat ini kebebasan berpendapat, isu yang terjadi bukan
maka ruang untuk menyampaikan pendapat lagi isu nasional melainkan wilayah-wilayah
semakin terbuka luas, semua orang kini bebas tertentu, memang kebebasan berpendapat lebih
untuk menyampaikan pendapatnya baik dalam baik dibandingkan masa Orde Baru. Namun,
bentuk lisan, tulisan, argument maupun opini di beberapa wilayah di Indonesia, UU No.9
dan lain-lain, dengan adanya media sosial saat tahun 1998 ini tidak berlaku, Contoh:
ini memudahkan semua orang untuk Misalnya di Papua apabila mereka ingin
mengemukakan pendapat serta berekspresi melakukan demonstrasi, pihak yang ingin
dimana pun dan kapanpun tanpa terikat oleh melakukan demonstrasi harus meminta ijin
ruang dan waktu. Akan tetapi dibalik kepada kepolisian padahal seharusnya cukup
kelebihan dari media sosial ini, pasti juga ada pemberitahuan. Apabila tidak ada ijin hanya
sisi kekurangannya. Selain memudahkan pemberitahuan saja mereka bisa dibubarkan.
seseorang untuk mengemukakan pendapat dan
Dalam praktiknya, pelanggaran serta
berekspresi, media sosial juga mendorong
pembatasan terhadap hak atas kebebasan
munculnya berbagai modus baru kejahatan,
berekspresi masih banyak terjadi dimana-
media sosial juga semakin mempermudah
mana. Berdasarkan pemantauan yang
orang-orang untuk melakukan kejahahatn,
dilakukan Kontras, dalam tahun-tahun terkahir
Kejahatan yang dilakukan di media sosial di
ini saja sedikitnya telah terjadi 294 kasus
internet sering di sebut dengan cyber crime.
pelanggaran serta pembatasan atas hak
Kebebasan secara umum dimasukan kedalam kebebasan berpendapat dan berekspresi di
konsep dari filosofi politik dan mengenali sejumlah wilayah di Indonesia. Sejumlah 198
kondisi dimana individu memiliki kemampuan kasus juga terjadi pada tahun 2013, sementara
untuk bertindak sesuai dengan keinginannya. 96 peristiwa terjadi sepanjang Januari s/d
Secara teoritis terdapat dua konsepsi September 2014.
kebebasan yang nantinya menjadi dasar
Berdasarkan data yang diperoleh dari KontraS
berkembangnya gagasan mengenai demokrasi:
dapat kita lihat bahwa, pelanggaran serta
a. Kebebasan dapat didefinisikan sebagai pembatasan kebebasan berekspresi paling
kebebasan sebagai individu untuk sering terjadi dalam bentuk pembubaran paksa
melakukan apapun yang ingin aksi demonstrasi atau bentuk penyampaian
dilakukannya dan tidak ada bentuk pendapat lainnya. Dalam sejumlah kasus,
pembatasan. peristiwa tersebut juga kerap disertai dengan
b. Kebebasan untuk melakukan sesuatu peristiwa pelnggaran HAM dan kekerasan
yang bermanfaat, untuk lainnya, seperti: penganiayaan, penangkapan,
mengembangkan diri dan realisasi diri penyiksaan, hingga penembakan, sehingga
dan untuk memiliki peran dalam memiliki akses terhadap perlindungan hak-hak
pemerintahan. fundamental warga yang menjadi korban.
Pelanggaran kebebasan berpendapat dan
Demokrasi sendiri dikenal dengan sistem
berekspresi ini paling banyak berbentuk
pemerintahan yang mengutamakan suara
pembubaran demonstrasi yang tidak jarang
rakyat, pemerintahan demokrasi adalah
berakhir dengan bentrokan antara pihak aparat
pemerintahan yang berasal dari rakyat, untuk,
dan demonstran dan pelaku pelanggaran paling
rakyat, dan demi rakyat, namun bagaimana itu
banyak dilakukan oleh aparat kepolisian.
bisa terpenuhi tanpa adanya kebebasan
Dalam melakukan pembubaran masa, aparat
berpendapat, karena hanya dengan kebebasan
harus meihat kondisi-kondisi tertentu, dalam
pasal 15 UU No.9 tahun 1998 disebutkan; peningkatan kualitas hidup manusia. Hukum
Pelaksanaan penyampaian pendapat di muka Indonesia mengalami perbaikan yang sangat
umum ini dapat dibuabarkan apabila tidak progresif dalam upaya perlindungan
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud kebebasan berpendapat dan berekspresi
dalam pasal 6, pasal 9 ayat (2) dan ayat (3), dibandingkan masa Orde Baru dulu. Perbaikan
pasal 10, dan pasal 11. tersebut dapat dilihat dari regulasi-regulasi
yang dibentuk oleh pemerintah pasca Orde
Pasal 6 ini adalah batasan dari kebebasan
Baru, mulai dari amandemen UUD 1945 yang
berpendapat dimana warga yang
secara tegas melindungi kebebasan
menyampaikan pendapat wajib dan
berpendapat dan berekspresi, selain itu UU
bertanggung jawab untuk:
No.9 tahun 1998 tentang kebebasan
1) menghormati hakhak dan kebebasan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
orang lain yang melindungi kegiatan demonstrasi dan
2) menghormati aturan-aturan moral berbagai bentuk penyampaian pendapat di
yang diakui umum hadapan umum lainnya, lalu perbaikan
3) menaati hukum dan ketentuan mendasar lainnya adalah keluarnya UU No. 39
peraturan perundang-undangan yang tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
berlaku (HAM) yang secara eksplisit menjamin
4) menjaga dan menghormati keamanan kebebasan berpendapat dan berekspresi di
dan ketertiban umum Indonesia.
5) menjaga keutuhan persatuan dan
Namun seiring berkembangnya jaman,
kesatuan bangsa.
perkembangan dari hak berpendapat dan
Pada intinya memang kebebasan dalam berekspresi ini justru mengalami kemunduran
menyampaikan pendapat dan berekspresi ini pada masa sekarang ini. Hal ini dapat dilihat
sendiri dibati oleh hak-hak orang lain karena dalam UU No. 11 tahun 2008 tentang ITE
dalam penegakan HAM tidak boleh juga yang justru pembatasananya lebih besar
dengan melanggar HAM orang lain. Bentuk daripada perlindungannya. Munculnya UU
pelanggaran hak atas kebebasan berekspresi ITE yang tidak memiliki batasan-batasan yang
lainnya yang juga sering terjadi adalah jelas mengakibatkan orang-orang menjadi
kriminalisasi terhadap penyampaian pendapat takut bicara, meminta kebenaran,
atau opini. Termasuk dalam bentuk ini ialah : mengemukakan pendapat, kritik baik kepada
kriminalisasi atas pemberitaan oleh jurnalis di pemerintah atau aparat, baik komplain
media massa, kriminalisasi terhadap pelayanan umum pemerintah dan swasta
kebebasan berekspresi dan beropini di internet, melalui internet dan media lainnya atau
hingga kriminalisasi ekspresi atas dasar kepada sesama individu. Inilah efek buruk dari
perbedaan; politik, ras, suku, agama, dll. pasal-pasal dalam UU ITE terutama pasal 27
ayat (3) yang cenderung lebih menjadi sarana
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang internet kontrol dan penekanan terhadap perlindungan
dan media sosial adalah wadah baru bagi kebebasan berpendapat dan berekspresi,
manusia untuk menjalankan hak berpendapat padahal hak ini sudah dijamin dalam UU No.
dan berekspresi mereka. Bahkan PBB pun 39 tahun 1999, UUD 1945, dan UU No. 9
telah mengakui bahwa internet merupakan tahun 1998.
salah satu bagian dari hak asasi manusia.
Amandemen kedua UUD 1945 telah Dalam teori HAM, kebebasan berpendapat dan
merumuskan seperangkat perlindungan hak berekspresi masuk kedalam HAM sosial
asasi manusia, sebagai bagian yang tak politik yang dimana hak ini tidak dapat
terpisahkan dari hak konstitusional warga diganggu gugat dan hanya dibatasi oleh hak-
negara. UUD 1945 bahkan secara khusus hak orang lain dan nilai-nilai umum. Pada
mengakui pentingnya manfaat ilmu kenyataannya, nilai kesusilaan dan penghinaan
pengetahuan dan teknologi bagi upaya pencemaran nama baik yang menjadi
pertimbangan dalam pasal 27 (3) ini tidaklah
sama oleh tiap individu dan sering yang kebebasan itu bersifat absolut atau tanpa
menjadi pertimbangan bukan nilai-nilai umum batasan, kebebasan itu ada batasnya, karena
yang terjadi di masyarakat. kebebasan yang hendak diwujudkan adalah
kebebasan yang tidak bertetangan dengan tata
tertib, hukum, norma agama, kesusilaan dan
KESIMPULAN DAN SARAN tidak mengganggu Hak Asasi Manusia
lainnya.
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Bahwa Hak kebebasan berpendapat
merupakan hak setiap orang dan hal tersebut
telah dijamin oleh Undang-Undang Dasar SUMBER
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
maupun di dalam undang-undang. Apalagi  https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/475
dengan adanya media sosial yang ada saat ini /meneguhkan-kebebasan-berpendapat-
semakain memudahkan semua orang untuk dalam-bingkai-demokrasi-
mengemukakan pendapatnya kapanpun dan pancasila.html
dimananpun tanpa terikat waktu.  https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handl
e/123456789/1145/05.4%20bab
%204.pdf?sequence=11&isAllowed=y
 http://repository.unmuhjember.ac.id/9
Kebebasan berpendapat memang dijamin di
433/8/h.%20artikel.pdf
dalam peraturan perundang-undangan yang
ada di Indonesia tapi bukan beberarti  https://core.ac.uk/download/pdf/77627
582.pdf

Anda mungkin juga menyukai