Anda di halaman 1dari 16

Anggaran Dasar (AD) - Anggaran Rumah Tangga (ART)

Ikatan Mahasiswa Demak (IMADE)

ANGGARAN DASAR
Mukaddimah
Mahasiswa merupakan salah satu elemen dalam masyarakat yang diharapkan mampu menjadi
motor bagi terwujudnya mobilitas sosial menuju tatanan masyarakat yang lebih baik. Untuk
mewujudkan harapan itu tentu saja mahasiswa perlu proses dan bekal yang cukup dengan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman tentang masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang
selama ini sudah disadari oleh para mahasiswa dari kabupaten Demak yang berinisiatif
membentuk wadah organisasi kedaerahan untuk mewujudkan hal tersebut.

Organisasi kedaerahan mahasiswa Demak sudah memiliki sejarah yang cukup panjang, nama
serta orientasi yang variatif namun tidak saling bertentangan. Dalam posisi seperti itu
organisasi kedaerahan mahasiswa Demak berjalan secara parsial dan kurang maksimal dalam
mewujudkan cita-cita pembangunan daerahnya. Menyadari akan keadaannya yang seperti itu,
organisasi-organisasi kedaerahan mahasiswa Demak berkonsesus untuk membentuk satu
wadah tunggal di bawah Pengurus Besar Imade Nusantara yang bertujuan menyamakan visi
dan misi pembangunan daerah dengan berpartisipasi aktif dalam melakukan mobilisasi sosial
di daerah.

BAB I
Nama, Waktu, dan Kedudukan
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Demak yang disingkat Imade
2. Imade didirikan di Demak pada tanggal 12 Rabiul Awal 1434 Hijriyah, bertepatan dengan
tanggal 23 Januari 2013 dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
3. Imade berpusat di Kabupaten Demak.
BAB II
Asas
Pasal 2
Imade berAsaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
BAB III
Sifat
Pasal 3
Imade bersifat kedaerahan, kemahasiswaan, kekeluargaan, kemasyarakatan independen, dan
profesional.

BAB IV
Tujuan dan Usaha
Pasal 4
Tujuan
1. Terwujudnya silaturrahim antar sesama Mahasiswa Demak.
2. Terwujudnya silaturrahim mahasiswa dengan masyarakat, pemerintahan dan organisasi
yang ada di kabupaten demak.
3. Terbentuknya mahasiswa Demak yang berkarakter, religius dan berwawasan kedaerahan.
4. Terbentuknya mahasiswa Demak yang berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung
jawab dalam mengamalkan ilmunya.
5. Terbentuknya mahasiswa Demak yang berdedikasi dan berkomitmen dalam
memperjuangkan cita-cita pembangunan daerah Demak.

Pasal 5
Usaha
1. Menghimpun dan membina mahasiswa Demak sesuai dengan sifat dan tujuan Imade.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan
Imade.
3. Melaksanakan Pendidikan Formal dan Non Formal IMADE

BAB V
Anggota
Pasal 6
1. Anggota Imade adalah seluruh mahasiswa Demak yang menuntut ilmu di perguruan tinggi.
2. Anggota Imade terdiri atas :
a. anggota aktif,
b. anggota biasa, dan
c. anggota luar biasa.
3. Keanggotaan Imade akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
Struktur Organisasi
Pasal 7
Struktur Organisasi Imade
1. Pengurus Besar (PB)
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)

BAB VII
Permusyawaratan
Pasal 8
Permusyawaratan dalam Organisasi
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Rapat Kerja Pengurus besar (Musker PB)
4. Konferensi Koordinator Cabang (Konferkoorcab)
5. Musyawarah Pimpinan koordinator Cabang (Muspimkoorcab)
6. Rapat Kerja Koordinator Cabang (Muskerkoorcab)
7. Konferensi Cabang (Konfercab)
8. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
9. Rapat Kerja Cabang (Muskercab)
10. Kongres Luar Biasa (KLB)
11. Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa
12. Konferensi Cabang Luar Biasa

BAB VIII
Perubahan dan peralihan
Pasal 9
Anggaran dasar ini dapat dirubah dalam sidang kongres dengan Musyawarah mufakat
sekurang-kurangnya Sekurang-kurangnya 50 % + 1 suara yang hadir.

Pasal 10
1. Apabila Imade terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan kongres atau referendum yang
khususnya diadakan untuk itu, maka hak milik dan kekayaan organisasi diserahkan kepada
organisasi yang lain yang asas dan tujuannya sama.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, serta peraturan – peraturan organsasi lainnya.
PENJELASAN ANGGARAN DASAR UMUM
I. Anggaran dasar dan anggaran Rumah Tangga sebagai hukum dasar organisasi.
Anggaran dasar adalah hukum dasar yang tertulis, yaitu aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan organisasi.
II. Pokok pikiran dalam pembukaan

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
1. Kedaerahan adalah daerah kabupaten Demak.
2. Kemahasiswaan adalah sifat yang dimiliki Mahasiswa, yaitu idealisme, perubahan,
komitmen, kepedulian sosial dan kecintaan pada hal yang bersifat positif.
3. Kemasyarakatan adalah bersifat include dan menyatu dengan masyarakat bergerak dari dan
untuk masyarakat.
4. Independen adalah berdiri secara mandiri, tidak bergantung pada pihak lain, baik secara
perorangan maupaun kelompok.
5. profesional adalah distribusi tugas dan wewenang sesuai dengan bakat, minat kemapuan
dan keilmuan masing-masing.
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN MAHASISWA DEMAK

BAB I
Atribut
Pasal 1
1. Lambang Imade memiliki unsur : identitas kedaerahan, intelektualitas, dan persaudaraan.
2. Lambang seperti tersebut pada ayat (1) diatas dipergunakan pada bendera, jaket, badge,
vandel, logo Imade dan benda atau tempat-tempat lain dengan tujuan menunjukkan
identitas Imade.
3. Bendera Imade adalah seperti yang terdapat dalam peraturan organisasi.
4. Mars Imade adalah seperti yang terdapat dalam lampiran anggaran rumah tangga Imade.
5. Kelengkapan atribut sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 ART Imade diamanatkan
kepada tim khusus di bawah ketua terpilih.

BAB II
USAHA
Pasal 2
1. Mempererat silaturrahim antar sesama mahasiswa Demak
2. Meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, kedaerahan Demak, dan pengetahuan
keagamaan bagi anggota
3. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat kabupaten Demak melalui kontekstualisasi
ide dan pemikiran, baik di bidang keagamaan maupun Iptek sesuai dengan perkembangan
budaya masyarakat.
4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk kesejahteraan
masyarakat dan mahasiswa Demak.
5. Mempererat hubungan dengan para pemimpin, tokoh daerah dan masyarakat kabupaten
Demak demi terwujudnya visi pembangunan daerah.
6. Pelaksanaan pendidikan formal dan non formal.
BAB III
KEANGGOTAAN
Bagian kesatu
ANGGOTA
Pasal 3
Anggota
1. Seluruh mahasiswa Demak yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi.
2. Mahasiswa Demak yang telah menyelesaikan program studi pada suatu perguruan tinggi
baik D2, D3, S1, S2, atau S3 tetapi belum melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun.
3. Mahasiswa daerah lain yang memiliki visi dan misi sesuai Imade.

Pasal 4
Status anggota
1. Anggota aktif adalah : mahasiswa Demak yang pernah mengikuti pendidikan formal Imade
(Penerimaan Anggota Baru) dan atau aktif di kegiatan-kegiatan Imade Cabang minimal 6
bulan (satu semester), berdasarkan penilaian ketua Imade yang bersangkutan.
Anggota aktif adalah
2. Anggota biasa adalah : mahasiswa Demak yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal
(Penerimaan Anggota Baru) dan tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan Imade Cabang.

3. Anggota luar biasa adalah : mahasiswa luar daerah yang pernah mengikuti pendidikan
formal Imade (Penerimaan Anggota Baru) dan atau aktif di kegiatan-kegiatan Imade
Cabang minimal 6 bulan (satu semester), berdasarkan penilaian ketua Imade yang
bersangkutan.

Bagian kedua
PENERIMAAN ANGGOTA
Pasal 5
Prosedur keanggotaan aktif dan luar biasa
1. Setiap mahasiswa baru yang berasal dari Demak di seluruh perguruan tinggi adalah calon
anggota Imade.
2. Calon anggota menjadi anggota setelah aktif sebagai mahasiswa di institusi masing-
masing.
3. Mahasiswa daerah lain menjadi anggota setelah mengikuti pendidikan formal Imade
(Penerimaan Anggota Baru) atau aktif di kegiatan-kegiatan Imade Cabang minimal 6 bulan
(satu semester), berdasarkan penilaian ketua Imade yang bersangkutan.
Pasal 6
Pendidikan anggota formal dan non formal
1. Penerimaan Anggota Baru (PAB):
a. Merupakan pendidikan formal bagi para calon anggota untuk bisa menjadi anggota
aktif.
b. Penerimaan Anggota Baru (PAB) dilaksanakan oleh Imade cabang atau gabungan
cabang dalam satu koordinator cabang.
c. Calon anggota mendaftarkan diri kepada panitia pelaksana.
d. Calon anggota dinyatakan lolos mengikuti PAB dan dilantik sebagai anggota oleh
pengurus cabang atau koordinator cabang.
2. Pendidikan lanjutan
a. Merupakan pendidikan tingkat lanjut untuk mempersiapkan anggota menjadi calon
pengurus tingkat PB
b. Pendidikan lanjut hanya bisa dilaksanakan oleh PB Imade
c. Anggota mendaftarkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjut kepada panitia dengan
surat rekomendasi dari PC Imade
3. Materi pendidikan dalam Imade dirumuskan oleh PB Imade
4. Pendidikan non formal adalah pendidikann yang dilakukan oleh imade, yang tidak
menyalahi norma dan peraturan imade.

Bagian ketiga
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 7
1. Anggota berakhir masa keanggotaannya :
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri secara resmi yang disampaikan kepada Kepengurusan terkait.
c. Diberhentikan sebagai anggota, baik secara terhormat maupun secara tidak terhormat.
d. Telah habis masa keanggotaannya sebagai anggota biasa sebagaimana diatur dalam
pasal 3 ayat 1 ART ini.
2. Bentuk dan tata cara pemberhentian akan diatur dalam PO (peraturan organisasi).
3. Anggota yang telah habis masa keanggotaannya pada saat masih menjabat sebagai
pengurus dapat diperpanjang masa keanggotaannya hingga berakhirnya masa
kepengurusan.
4. Anggota yang telah habis masa keanggotaannya disebut alumni Imade
5. Hubungan Imade dan alumni Imade adalah hubungan historis, kekeluargaan, dan
kualitatif.
Bagian keempat
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 8
1. Hak anggota:
a. semua anggota berhak mendapat pengakuan sebagai bagian dari Imade.
b. semua anggota berhak mendapat pendidikan formal (PAB dan Pendidikan lanjutan),
dan Pendidikan non formal serta kegiatan kaderisasi lainnya.
c. Semua anggota berhak mendapat kebebasan berpendapat, perlindungan dan
pembelaan serta pengampunan.
2. Kewajiban anggota:
a. Anggota berkewajiban mengembangkan organisasi dan masyarakat kabupaten Demak
melalui gerakan pemikiran dan aksi sosial secara sehat dan mulia.
b. Anggota berkewajiban mematuhi dan menjalankan AD/ART dan produk hukum
organisasi lainnya
c. Anggota berkewajiban menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik daerah
kabupaten Demak dan organisasi.

Bagian kelima
PENGHARGAAN DAN SANKSI ORGANISASI
Pasal 9
PENGHARGAAN
1. Pengahargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota dan alumni yang berprestasi
dan atau mengangkat citra dan mengharumkan nama organisasi.
2. Bentuk dan tata cara penganugrahan dan penghargaan diatur dalam ketentuan sendiri oleh
PB.

Pasal 10
Sanksi Organisasi
1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota karena: melanggar ketentuan AD/ART
serta peraturan-peraturan IMADE, mencemarkan nama baik organisasi dan daerah.
2. Sanksi yang diberikan pada anggota berbentuk scorsing dan pemberhentian keanggotaan.
3. Anggota yang diberi sanksi organisasi dapat mengajukan banding atau pembelaan dalam
suatu mekanisme organisasi yang ditentukan.
4. Tata cara dan mekanisme banding diatur dalam PO (peraturan organisasi).
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG

Bagian kesatu
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 11
Struktur Organisasi Imade
1. Pengurus Besar
2. Pengurus Koordinator Cabang
3. Pengurus Cabang

Bagian kedua
SUSUNAN, TUGAS, WEWENANG DAN
PERSYARATAN PENGURUS
Pasal 12
Pengurus Besar
1. Pengurus Besar adalah Pimpinan tertinggi organisasi imade.
2. Masa Jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun
3. Pengurus Besar teridiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Departement-departemen yang diperlukan guna mendukung terwujudnya Visi dan
Misi organisasi.
4. Ketua Umum dipilih oleh kongres
5. Ketua Umum PB tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode
6. Pengurus Besar memiliki tugas dan wewenang :
a. Ketua Memilih Sekretaris dan menyusun Perangkat kepengurusan secara lengkap
dibantu tim Formatur yang dipilih Kongres selambat-lambatnya 3 x 24 jam
b. Pengurus Besar berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang ditetapkan
kongres, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan – Peraturan
organisasi lainnya.
c. Pengurus Besar berkewajiban mengesahkan susunan pengurus Koorcab dan
Pengurus Cabang.
7. Persyaratan Pengurus Besar adalah :
a. Sudah mengikuti Pendidikan formal di cabang.
b. Pernah aktif dikepengurusan Cabang minimal satu periode.
c. Mendapat rekomendasi dari cabang bersangkutan.
d. Membuat pernyataan bersedia aktif di PB secara tertulis.

Pasal 13
Pengurus Koordinator Cabang
1. PKC merupakan perwakilan PC di wilayah koordinasinya.
2. Wilayah koordinasi PKC minimal satu kota maksimal satu provinsi.
3. PKC dapat dibentuk manakala terdapat 2 cabang atau lebih dalam wilayah koordinasi.
4. Masa Jabatan PKC adalah 1 (satu) tahun.
5. PKC pengurus terdiri dari kader terbaik dari PC-PC dalam wilayah koordinasi.
6. PKC terdiri dari : Ketua, Sekretaris, bendahara, koordinator cabang dan devisi-devisi
yang diperlukan.
7. Setiap cabang mengirimkan delegasi dalam koordinator cabang Sesuai dengan kebutuhan
kepengurusanya
8. Ketua umum PKC dipilih oleh konferensi Koorcab.
9. PKC baru sah setelah mendapat pengesahan dari PB Imade.
10. Ketua umum PKC tidak dapat dipilih kembali lebih dari satu periode
11. Persyaratan pengurus Koorcab:
a. Pendidikan formal minimal telah mengikuti PAB.
b. Pernah aktif dipengurusan cabang minimal satu periode.
c. Mendapat rekomendasi dari cabang yang bersangkutan.
d. Membuat pernyataan bersedia aktif di kepengurusan koorcab secara tertulis.
12. PKC memiliki tugas dan wewenang :
a. PKC melaksanakan dan pengembangan kebijakan tentang berbagai masalah
organisasi dilingkungan koordinasinya.
b. PKC berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan kongres, keputusan
konferensi koorcab, raturan-peraturan organisasi.
c. PKC berkewajiban menyampaikan laporan kepada PB Imade 6 (enam) bulan sekali.
d. Pelaporan yang disampaikan PKC meliputi : perkembangan jumlah anggota,
aktivitas internal dan eksternal.
e. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
13. Pengurus koordinator cabang dalam kondisi khusus dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan kedekatan geografis dan/atau jumlah cabang tidak lebih dari satu
dalam suatu wilayah kota.
14. Kondisi khusus dalam ayat 13 pasal 13 ini diputuskan dengan keputusan dari PB Imade

Pasal 14
Pengurus Cabang
1. Cabang adalah pengurus Imade ditingkat perguruan tinggi.
2. Masa jabatan PC adalah setahun.
3. Sekurang-kurangnya dalam jangka waktu satu tahun menyelenggrakan PAB, secara
mandiri ataupun gabungan dengan cabang lain dalam satu wilayah koordinasi.
4. Cabang dan Pengurus Cabang dapat dianggap Sah apabila telah mendapat pengesahaan
dari PB melalui rekomendasi PKC.
5. Apabila cabang yang wilayah koordinasinya belum ada PKC nya maka dapat meminta
langsung dari PB
6. PC terdiri dari : Ketua, sekretaris, bendahara dan departemen-departemen yang
diperlukan
7. Bila dipandang perlu PC dapat membentuk kelompok minat profesi, hobi dan lain
sebagainya.
8. Ketua diplih oleh konferensi cabang.
9. Ketua memilih sekretaris dan menyusun PC selengkap-lengkapnya dibantu 4 (empat)
orang formatur yang dipilih konfercab dalam waktu selambat-lambatnya 3 x 24 jam.
10. Ketua Cabang dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) periode.
11. Pengurus Cabang memiliki tugas dan wewenang:
a. Menjalankan keputusan AD/ART kongres, peraturan-peraturan PB dan keputusan
Konfercab.
b. Menyampaikan pemberitahuan kepengurusan dan keanggotaan kepada PKC serta
kepada PB secara periodik enam bulan sekali.
c. Pemberitahuan yang disampaikan meliputi, perkembangan jumlah anggota, aktivitas
internal dan eksternal.
d. Mekanisme Pemberitahuan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
12. Persyaratan Pengurus Cabang :
a. Anggota aktif yang telah mengikuti PAB atau berdasarkan penilaian ketua cabang.
b. Menyatakan kesanggupan untuk aktif dalam PC Imade.

BAB V
LEMBAGA-LEMBAGA
Pasal 15
1. Lembaga adalah badan yang dibentuk dan hanya berada ditingkat PB, berfungsi sebagai
laboratorium dan pengembangan sesuai dengan bidangnya.
2. Lembaga dibentuk berdasarkan kebutuhan organisasi.

BAB VI
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN
ANTAR WAKTU
Pasal 16
1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan tersebut diisi oleh anggota
pengurus yang berada dalam urutan langsung dibawahnya.
2. Apabila ketua umum PB, PKC, PC, berhenti atau mengundurkan diri dari jabatan
digantikan oleh wakil ketua.
3. Jika tidak ada wakil ketua maka jabatan ketua digantikan oleh sekretaris.
4. Dalam kondisi dimana tidak dapat dilakukan pengisian lowongan jabatan antar waktu
maka lowongan jabatan akan diisi oleh anggota pengurus lainnya berdasarkan keputusan
rapat pengurus harian yang khusus diadakan untuk itu.

BAB VII
MAJELIS PEMBINA
Pasal 17
Majelis pembina ditentukan oleh pengurus dimasing-masing tingkatan berdasarkan kondisi
institusinya.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 18
Musyawarah dalam organisasi Imade
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional
3. Rapat kerja pengurus besar
4. Konferensi Koordinator Cabang
5. Musyawarah Pimpinan Koordinator Cabang
6. Rapat kerja Koorcab
7. Konferensi Cabang
8. Musyawarah Pimpinan Cabang
9. Rapat kerja cabang
10. Kongres luar biasa
11. Konferensi Koordinator cabang luar biasa
12. Konferensi cabang luar biasa

Pasal 19
Kongres
1. Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi.
2. Kongres dihadiri oleh utusan cabang dan peninjau.
3. Kongres diadakan tiap dua tahun sekali
4. Kongres sah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya separuh lebih dari satu dari jumlah
cabang yang sah.
5. Kongres memiliki kewenangan:
a. Mengesahkan laporan pertanggung jawaban pengurus besar imade
b. Merubah / Menetapkan AD/ART Imade.
c. Memilih dan menetapkan ketua dan tim formatur.

Pasal 20
Musyawarah Pimpinan nasional
1. Muspimnas adalah forum tertinggi atau institusi tertinggi setelah kongres.
2. Muspimnas dihadiri semua Pengurus besar, Ketua PKC, dan PC.
3. Muspimnas diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan.
4. Muspimnas menghasilkan ketetapan organisasi dan PO.
5. Muspimnas membentuk badan pekerja Kongres.

Pasal 21
Rapat kerja Pengurus Besar
1. Rapat kerja PB dilaksanakan oleh PB Imade
2. Rapat kerja PB dilaksanakan satu kali atau lebih selama satu periode.
3. Peserta Rapat kerja PB adalah Pengurus PB dan lembaga-lembaga.
4. Rapat kerja PB memiliki kewenangan : membuat dan menetapkan action planning
berdasarkan program kerja yang diputuskan di Kongres.

Pasal 22
Konferensi Koordinator Cabang
1. konferensi koordinator cabang adalah forum tertinggi dalam kepengurusan
koordinator cabang
2. Dihadiri oleh utusan Cabang
3. Dapat berlangsung apabila dihadiri oleh 50% + 1 dari jumlah cabang yang sah
4. Diadakan setiap 1 tahun sekali
5. konkoorcab memiliki wewenang:
a. Menilai laporan pertanggung jawaban PKC
b. Memilih ketua koorcab dan tim formatur

Pasal 23
Musyawarah Pimpinan Koordinator Cabang
1. Musyawarah Pimpinan koordinator cabang adalah forum tertinggi atau institusi tertinggi
setelah konferkoorcab.
2. Musyawarah Pimpinan koordinator cabang dihadiri semua anggota PKC dan ketua
Umum PC yang berada dalam wilayah koordinasinya.
3. Musyawarah Pimpinan koordinator cabang diadakan paling sedikit enam bulan sekali.
4. Musyawarah Pimpinan koordinator cabang memiliki kewenangan:
a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang mengikat kondisi lokal,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
b. Evaluasi program selama satu semester baik bidang interal maupun eksternal.
c. Mengesahkan laporan organisasi dari berbagai PC di wilayah koordinasinya,
Pasal 24
Rapat kerja Koordinator Cabang
1. Rapat kerja Koorcab dilaksanakan oleh PKC paling sedikit satu kali dalam masa
kepengurusan.
2. Rapat kerja Koorcab berwenang merumuskan program kerja dan action planning.

Pasal 25
Konferensi Cabang
1. Konfercab adalah forum musyawarah tertinggi ditingkat cabang.
2. Konferensi dihadiri oleh pengurus cabang.
3. Konfercab dianggap sah apabila dihadiri oleh 50% + 1 jumlah anggota pengurus
cabang.
4. Konfercab diadakan satu tahun sekali.
5. Konfercab memiliki wewenang :
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban pengurus PC.
b. Memilih ketua umum dan tim formatur.

Pasal 26
Musyawarah Pimpinan Cabang
1. Musyawarah pimpinan cabang adalah forum tertinggi atau institusi tertinggi setelah
konfercab.
2. Musyawarah pimpinan cabang dihadiri oleh semua anggota Pengurus Cabang.
3. Musyawarah pimpinan cabang diadakan paling sedikit 6 bulan sekali.
4. Musyawarah pimpinan cabang memiliki kewenangan :
a. Menetapkan dan mengubah peraturan organisasi yang menyangkut kondisi lokal,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
b. Evaluasi program pengurus cabang selama satu semester.

Pasal 27
Rapat Kerja Cabang
1. Menyusun dan menetapkan program kerja dan action planning selama satu periode .
2. Rakercab dilaksanakan oleh PC.
3. Peserta Rakercab adalah seluruh pengurus harian dan badan-badan dilingkungan PC.

Pasal 28
Kongres Luar Biasa
1. KLB merupakan forum yang setingkat dengan kongres.
2. KLB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap konstitusi (AD/ART dan/atau
Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Besar.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah tingkat tinggi Imade, yang
akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. KLB diadakan atas usulan 1/2+1 dari jumlah cabang yang sah.
5. Sebelum diadakan KLB, setelah syarat-syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan 3
terpenuhi, kepengurusan PB delegasi seluruh pengurus koordinator cabang masing-
masing satu.

Pasal 29
Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa
1. Konkorcab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konkorcab
2. Konkorcab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART
dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Koordinator Cabang.
3. Ketentuan pelanggaran konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah tingkat tinggi IMADE,
yang akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. Konkoorcab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah cabang yang sah.
5. Sebelum diadakan Konkoorcab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan
3 terpenuhi, kepengurusan Koorcab didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Besar,
yang kemudian membentuk panitia Konkoorcab-LB yang terdiri dari unsur PB dan
cabang-cabang.

Pasal 30
Konferensi Cabang Luar Biasa
1. Konfercab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konpercab.
2. Konfercab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART
dan /atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh pengurus cabang.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah tingkat tinggi Imade, yang
akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. Konfercab-LB diadakan atas usulan 3/4 dari anggota aktif.
5. Sebelum diadakan Konpercab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3
terpenuhi, kepengurusan Cabang didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Besar,
yang kemudian membentuk panitia Konpercab-LB yang terdiri dari unsur Pengurus PB
dan pengurus Koorcab.

Pasal 31
Perhitungan Anggota
1. Setiap anggota dianggap mempunyai bobot kuota manakala telah ditetapkan oleh PB
berdasarkan pelaporan organisasi yang disampaikan PKC dan PC.
2. Ketentuan pelaporan anggota akan ditentukan dalam peraturan organisasi.

Pasal 32
Kuorum dan pengambilan keputusan
1. Musyawarah, konferensi dan rapat-rapat seperti tersebut dalam pasal 16 ART ini adalah
sah apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah peserta.
2. Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah
untuk mufakat dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak.
3. Keputusan mengenai pemilihan seseorang dilaksanakan secara bebas dan rahasia.
4. Dalam hal pemilihan terdapat suara yang seimbang, maka pemilihan diulang kembali.
5. Manakala dalam pemilihan kedua masih terdapat suara yang sama, maka akan ditentukan
dengan mekanisme undi (qur’ah) yang dipimpin oleh pimpinan sidang dengan asas
musyawarah dan kekeluargaan.

PERUBAHAN DAN PERALIHAN


Pasal 33
Perubahan
1. Perubahan ART ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres dan referendum yang khusus
diadakan untuk itu.
2. Keputusan ART baru sah apabila disetujui oleh 50 % +1 jumlah cabang yang sah.

Pasal 34
Peralihan
1. Apabila segala badan-badan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ART ini belum
terbentuk, maka ketentuan lama akan tetap berlaku sejauh tidak bertentangan dengan
ART ini.
2. Untuk melaksanakan perubahan organisasi harus dibentuk panitia pembubaran, guna
menyelesaikan segala sesuatu di seluruh jajaran organisasi.
3. Kekayaan Imade setelah pembubaran diserahkan kepada Organisasi yang seasas dan
setujuan.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 35
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan oleh PB dalam peraturan
Organisasi.
2. ART ini ditetapkan dalam Kongres III sejak tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai