Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

REV : 00

Percobaan No.3
Karakteristik Low Pass Filter (LPF)

Oleh :
Kelompok 6/Kelas 3A
1. Nurul Zahra Nafila/191331021
2. Putri Anna Fitriya/191331022
3. Raihan Muhammad Ramdhani/191331023
4. Ramadhani Dwi Nugroho/191331024

Tanggal Praktikum : 18/10/2021


Tanggal Pengumpulan : 24/10/2021

Dosen Pengampu:
Sutrisno, BSEE., M.T.
Hanny Madiawati, S.ST, M.T.
Vitrasia, S.T., M.T.

PRODI TELEKOMUNIKASI - TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Oktober 2021
1. Percobaan No : 3

2. Judul Percobaan
Karakteristik Low Pass Filter (LPF)

3. Tujuan
Di akhir percobaan mahasiswa dapat :
1) Memahami karakteristik Low Pass Filter (LPF)
2) Mengukur response frekuensi
3) Mengukur Insertion Loss
4) Mengukur flaness pada daerah pass band
5) Mengukur pass band
6) Mengukur 3 dB Bandwidth dan 40 dB Bandwidth
7) Menghitung Shape Factor

4. Teori Pendahuluan
Band Pass Filter hanya melewatkan sebuah pita frekuensi saja dimana
memperlemah semua frekuensi di luar pita itu. Filter ini disusun dari dua buah
Low Pass Filter atau sering disingkat dengan LPF adalah Filter atau Penyaring
yang melewatkan sinyal Frekuensi rendah dan menghambat atau memblokir
sinyal Frekuensi tinggi. Dengan kata lain, LPF akan menyaring sinyal frekuensi
tinggi dan meneruskan sinyal frekuensi rendah yang diinginkannya. Sinyal yang
dimaksud ini dapat berupa sinyal listrik seperti sinyal audio atau sinyal
perubahan tegangan. LPF merupakan sebuah komponen di dalam elektronika
yang berfungsi untuk menyaring sinyal listrik yang berfrekuensi tinggi dan hanya
meloloskan sinyal listrik frekuensi rendah. Contoh sinyal yang disaring oleh LPF
yaitu sinyal perubahan tegangan dan audio. [1] LPF yang ideal adalah LPF yang
sama sekali tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc)
atau tegangan OUPUT pada sinyal frekuensi diatas frekuensi cut-off sama
dengan 0V. Dalam bahasa Indonesia, Low Pass Filter ini sering disebut dengan
Penyaring Lolos Bawah atau Tapis Pelewat Rendah.
Gambar 1. Kurva Karakteristik Low Pass Filter

Low Pass Filter ini dapat dibuat dengan menggunakan beberapa macam
komponen pasif seperti Resistor dan Kapasitor atau Induktor. Low Pass Filter
yang dibuat dengan Resistor dan Kapasitor disebut dengan Low Pass RC Filter
sedangkan Low Pass Filter yang dibuat dengan Resistor dan Induktor disebut
dengan Low Pass RL Filter. Filter yang hanya menggunakan komponen pasif ini
sering disebut dengan Filter Pasif, Filter Pasif ini tidak memiliki elemen penguat
seperti Transistor dan Op-Amp sehingga tidak memiliki perolehan penguatan
sinyal, oleh karena itu tingkat OUTPUT-nya selalu kurang dari tingkat
INPUT-nya. [2]

Adapun beberapa paramater yang perlu diketahui seperti frekuensi cutoff,


frekuensi tengah, bandwidth, ripple, insertion loss, faktor kualitas, redaman kecil,
redaman besar, shape faktor, dan ultimate attenuation.
 Ripple/ Riak: Ukuran dari kerataan passband rangkaian yang dinyatakan
dalam dB.
 Faktor bentuk (Shape Factor = SF) merupakan perbandingan BW (redaman
besar) terhadap BW 3dB (redaman kecil) atau (seberapa miring terhadap
ideal). Pada Ideal SF = 1 :
BWredamanBesar
SF 
BWredamanKecil
 Ultimate Attenuation merupakan redaman minimum akhir yang diinginkan/
dikehendaki di luar passband
 Faktor kualitas (Q) merupakan parameter untuk mengukur tingkat
selektivitas rangkaian Q merupakan perbandingan antara frekuensi tengah fO
(pusat) dengan lebar bidang frekuensi pada respon 3 dB di bawahnya (BW).
Jika fo adalah frekuensi center, maka :
fo fo
Q 
BW fH  fL
 Bandwidth/ lebar pita merupakan selisih antara frekuensi atas dan
frekuensi bawah (fH – fL).

Gambar 2. Respon Praktis BPF


5. Setup Pengukuran
1) Setup Kalibrasi

Gambar 3. Setup Kalibrasi (Thru Calibration)

2) Setup Pengukuran Karakteristik LPF

Gambar 4. Setup Pengukuran Karakteristik LPF


6. Alat/Bahan yang Diperlukan
1) Tracking Generator

Gambar 5. Tracking Generator

2) Spectrum Analyzer

Gambar 6. Spectrum Analyzer

3) Komputer (PC)

Gambar 7. Komputer (PC)

4) Software Signal Hound

Gambar 8. Software Signal Hound

5) LPF 100 MHz (Pasif)

Gambar 9. LPF 100 MHz (Pasif)


7. Metode Percobaan & Analisis
1) Kalibrasi (Thru Calibration)
Konfigurasi pengukuran dilakukan dengan menghubungkan spectrum
analyzer dan tracking generator dengan komputer. Pada spectrum analyzer
dan tracking generator terdapat 3 terminal di bagian belakang dan 1 terminal
di bagian depan, kemudian dihubungkan dengan cara :
 Terminal reff pada spectrum analyzer dihubungkan dengan terminal reff
pada tracking generator;
 Terminal sinkronisasi pada spectrum analyzer dihubungkan dengan
terminal sinkronisasi pada tracking generator;
 Terminal usb pada spectrum analyzer dihubungkan dengan port usb
komputer dan terminal usb pada tracking generator dihubungkan dengan
port usb komputer;
 Terminal input pada spectrum analyzer dihubungkan dengan terminal
output pada tracking generator.

Kemudian, jalankan software Signal Hound, ketika software dijalankan


maka led pada spectrum analyzer dan tracking generator akan berkedip yang
menandakan bahwa konfigurasi benar. Namun, apabila led tidak terjadi
blinking atau merah terus/hijau terus maka konfigurasi masih belum
bekerja. Pada software dilakukan setup frekuensi yaitu frekuensi start, stop
dan center, setup kerapatan, setup amplitude dan setup referensi sinyal,
kemudian klik thru calibration dan apabila kalibrasi berhasil maka akan
muncul berupa garis lurus.
Sebelum memasangkan device yang akan diukur diperlukan kalibrasi
atau sinkronisasi seperti pada Gambar 3. yang dimana port input 50 Ohm
pada Spectrum Analyzer dihubungkan ke port output 50 Ohm pada Tracking
Generator, kemudian masing-masing port USB 2.0 dihubungkan ke port
USB pada PC (CPU). Lalu, port Self Test/Sync Out pada Spectrum Analyzer
dihubungkan ke port TG Sync pada Tracking Generator dan port 10 MHz
Ref In/Out, 63 MHz IF Out pada Spectrum Analyzer dihubungkan ke port
10 MHz Ref In/Out pada Tracking Generator. Setelah itu jangan lupa untuk
membuka software Signal Hound pada PC, sehingga didapat hasil kalibrasi
(thru calibration) dengan sinyal yang sudah terkalibrasi akan terlihat lurus
sejajar dengan 0 db karena referensi level yang digunakan adalah 0 db/div.

Gambar 10. Hasil Kalibrasi (Thru Calibration)

2) Konfigurasi LPF
Konfigurasi LPF dilakukan sama seperti dengan konfigurasi pengukuran,
akan tetapi ada perbedaan pada bagian depan spectrum analyzer dan tracking
generator yaitu pada konfigurasi LPF ini terminal input pada spectrum
analyzer dan terminal output pada tracking generator dihubungkan ke DUT
(Device Under Test) yaitu berupa 100 MHz. Kemudian, jalankan software
Signal Hound. Pada software dilakukan setup frekuensi yaitu frekuensi start
sebesar 10 MHz; frekuensi center 100 MHz dan frekuensi stop 200 MHz.
Dilakukan setup amplitude dan referensi sinyal sebesar 10 dB/div. Setelah
dilakukan setup, maka akan didapatkan kurva fiter hasil Low Pass Filter 100
MHz.
Gambar 11. Kurva Respon Frekuensi LPF

Dari spectrum diatas dapat diperoleh:


 Ripple = Ripple min – Ripple max = ǡ ͵ ͵ ǡ െ = 3 dB
 Insertion Loss (IL)
͵ ǡ ǡ ͵ ǡ ͵ ǡ ͵찀ǡ െ
Rata-rata puncak = = -0,94 dB

IL = 쳌䁠쳌 쳌䁠쳌 ‫݊ ݑ‬쳌ܿ ͵ ݇ ݁ = ͵ ͵ ǡ ܽെ = 0,94 dB


 Frekuensi cutoff
Redaman kecil = 0,94 + 3 = 3,94 dB
Fcutoff = 100 MHz
 Pass Band = 100 MHz
 Stop Band = 165 MHz (-60 dB)
 Stop Band Attenuation = Stop band – rata ͵ rata puncak =
͵ ͵ ͵ ǡ ܽെ = 59,04 dB
 Shape Factor (SF)
Redaman besar = 50 dB
BW 50 dB = 157 MHz
t 찀 MHz
SF = t
= 찀 MHz
= 1,57

 Faktor Kualitas (Q)


Fc = 찀 = 찀 MHz x MHz = 0 MHz
݊ th
Q= t
= 찀 th
=0
Analisis :
Setelah melakukan percobaan praktikum Low Pass Filter (LPF) ini maka
didapat insertion loss sebesar 0,94 dB dimana nilai insertion loss ini
termasuk baik dengan ripple = 3dB. Bandwidth setengah daya yang
didapatkan sebesar 100 MHz dengan bandwidth redaman yang didapat
sebesar 157 MHz. Selisih bandwidth tersebut membentuk kurva tidak ideal
atau tidak berbentuk landai. Low Pass filter tidak memiliki tingkat
selektivitas filter atau faktor kualitas (Q), karena low pass filter memiliki
karakteristik melepas rentang frekuensi yang dimulai dari 0 Hz. Oleh karena
itu, Low Pass Filter selalu memiliki nilai faktor kualitas (Q).

8. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1) Low Pass Filter memiliki insertion loss sebesar 0.94 dB dimana cukup baik
dengan pada kurva karakteristik memiliki ripple sebesar 3 dB.
2) LPF meloloskan sinyal dengan frekuensi sampai dengan 157 MHz, dimana
setelah frekuensi tersebut maka sinyal akan ditahan.
3) Low pass filter memiliki nilai shape factor sebesar 1,57 dengan nilai ideal
sebuah filter memiliki nilai shape factor adalah 1<Shape Factor<2

DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Kho, "Pengertian Low Pass Filter (LPF) atau Tapis Lolos Bawah," [Online].
Available:
https://teknikelektronika.com/pengertian-low-pass-filter-lpf-atau-tapis-lolos-bawa
h/. [Accessed 23 Oktober 2021].
[2] Unknown, "Pengertian Low Pass Filter (LPF) dan Jenis-Jenisnya," 21 September
2020. [Online]. Available:
https://www.pengadaan.web.id/2020/09/low-pass-filter-lpf.html. [Accessed 23
Oktober 2021].
LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI
REV : 00

Percobaan No.4
Penalaan Band Pass Filter (BPF) Cavity

Oleh :
Kelompok 6/Kelas 3A
5. Nurul Zahra Nafila/191331021
6. Putri Anna Fitriya/191331022
7. Raihan Muhammad Ramdhani/191331023
8. Ramadhani Dwi Nugroho/191331024

Tanggal Praktikum : 18/10/2021


Tanggal Pengumpulan : 24/10/2021

Dosen Pengampu:
Sutrisno, BSEE., M.T.
Hanny Madiawati, S.ST, M.T.
Vitrasia, S.T., M.T.

PRODI TELEKOMUNIKASI - TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Oktober 2021
1. Percobaan No : 4

2. Judul Percobaan
Penalaan Band Pass Filter (BPF) Cavity.

3. Tujuan
Di akhir percobaan mahasiswa dapat :
1) Memahami konsep, prinsip kerja, dan karakteristik dari Band Pass Filter
(BPF).
2) Melakukan penalaan (tunning) pada Band Pass Filter (BPF).
3) Mengukur karakteristik transmisi BPF diantaranya seperti respon frekuensi,
ripple, insertion loss, shape factor, bandwidth, dan frekuensi cut-off.

4. Teori Pendahuluan
Band Pass Filter hanya melewatkan sebuah pita frekuensi saja dimana
memperlemah semua frekuensi di luar pita itu. Filter ini disusun dari dua buah
filter low-pass dan filter high-pass yang disusun secara seri. Filter ini juga
berfungsi untuk meredam frekuensi diantara frekuensi cut off bawah dan
frekuensi cut off atas dan meloloskan semua frekuensi lainnya. Selisih antara
frekuensi cut-off atas dan bawah disebut dengan bandwidth. Pada bidang
telekomunikasi, band pass filter yang digunakan pada range frekuensi audio
untuk modem dan pemrosesan suara adalah 0 – 20 kHz.

Gambar 1. Gelombang Respon BPF

Tapis band-pass adalah sebuah rangkaian yang dirancang hanya untuk


melewatkan isyarat dalam suatu pita frekuensi tertentu dan untuk menahan
isyarat diluar jalur pita frekuensi tersebut. Jenis filter ini memiliki tegangan
keluaran maksimum pada satu frekuensi tertentu yang disebut dengan frekuensi
resonansi (ωr) Jika frekuensinya berubah dari frekuensi resonansi maka tegangan
keluarannya turun, ada satu frekuensi diatas frekuensi resonansi (ωr) dan satu
dibawah (ωr) dimana gainnya tetap 0,707 Ar. Frekuensi ini diberi tanda (ωh)
frekuensi cut-off atas dan (ωl) frekuensi cut-off bawah. Pita frekuensi antara (ωh)
dan (ωl) adalah bandwidth (B).
Filter band-pass dapat digolongkan sebagai pita sempit atau pita lebar. Filter
pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai bandwidth lebih kecil dari
sepersepuluh frekuensi resonansinya (B < 0,1 ωr). Jika bandwidthnya lebih besar
sepersepuluh dari frekuensi resonansi maka (B > 0,1 ωr), filter tersebut
merupakan sebuah filter pita lebar. Perbandingan antara frekuensi resonansi dan
lebar pita dikenal sebagai faktor kualitas (Q) dari rangkaiannya. Q menunjukan
selektifitas dari rangkaian, makin tinggi nilai Q makin selektif rangkaian filter
tersebut.
Adapun beberapa paramater yang perlu diketahui seperti frekuensi cutoff,
frekuensi tengah, bandwidth, ripple, insertion loss, faktor kualitas, redaman kecil,
redaman besar, shape faktor, dan ultimate attenuation.
 Ripple/ Riak: Ukuran dari kerataan passband rangkaian yang dinyatakan
dalam dB.
 Faktor bentuk (Shape Factor = SF) merupakan perbandingan BW (redaman
besar) terhadap BW 3dB (redaman kecil) atau (seberapa miring terhadap
ideal). Pada Ideal SF = 1 :
BWredamanBesar
SF 
BWredamanKecil
 Ultimate Attenuation merupakan redaman minimum akhir yang diinginkan/
dikehendaki di luar passband
 Faktor kualitas (Q) merupakan parameter untuk mengukur tingkat
selektivitas rangkaian Q merupakan perbandingan antara frekuensi tengah fO
(pusat) dengan lebar bidang frekuensi pada respon 3 dB di bawahnya (BW).
Jika fo adalah frekuensi center, maka :
fo fo
Q 
BW fH  fL
 Bandwidth/ lebar pita merupakan selisih antara frekuensi atas dan
frekuensi bawah (fH – fL).
Gambar 2. Respon Praktis BPF

5. Setup Pengukuran
1) Setup Kalibrasi

Gambar 3. Setup Kalibrasi (Thru Calibration)

2) Penalaan dan Respon Frekuensi BPF

Gambar 4. Setup Penalaan dan Respon Frekuens BPF


6. Alat/Bahan yang Diperlukan
1) Tracking Generator

Gambar 5. Tracking Generator

2) Spectrum Analyzer

Gambar 6. Spectrum Analyzer

3) Komputer (PC)

Gambar 7. Komputer (PC)

4) Software Signal Hound

Gambar 8. Software Signal Hound

5) Cavity Resonator Filter/Tunning Filter BPF

Gambar 9. Cavity Resonator Filter


7. Metode Percobaan & Analisis
1) Kalibrasi (Thru Calibration)
Sebelum memasangkan device yang akan diukur diperlukan kalibrasi
atau sinkronisasi seperti pada Gambar 3. yang dimana port input 50 Ohm
pada Spectrum Analyzer dihubungkan ke port output 50 Ohm pada Tracking
Generator, kemudian masing-masing port USB 2.0 dihubungkan ke port
USB pada PC (CPU). Lalu, port Self Test/Sync Out pada Spectrum Analyzer
dihubungkan ke port TG Sync pada Tracking Generator dan port 10 MHz
Ref In/Out, 63 MHz IF Out pada Spectrum Analyzer dihubungkan ke port 10
MHz Ref In/Out pada Tracking Generator. Setelah itu jangan lupa untuk
membuka software Signal Hound pada PC, sehingga didapat hasil kalibrasi
(thru calibration) dengan sinyal yang sudah terkalibrasi akan terlihat lurus
sejajar dengan 0 db karena referensi level yang digunakan adalah 0 db/div.

Gambar 10. Hasil Kalibrasi (Thru Calibration)


2) Pengukuran Penalaan dan Respon Frekuensi BPF
Pada pengukuran dan penalaan (tunning) BPF, setup pengukuran
dilakukan dengan menambah device yang akan diukur, karena BPF maka
device yang ditambahkan adalah Cavity Resonator Filter, yang akan
dipasangkan antara port input 50 Ohm pada Spectrum Analyzer dan port
output 50 Ohm pada Tracking Generator melaui konektor dan media kabel
BNC to BNC. Setelah itu, setup pada software nya dengan mengatur
frekuensi stop-start, frekuensi tengah, division, dll. Lalu, jangan lupa untuk
atur-atur pada Cavity Resonator Filter nya. Sehingga didapat respon
frekuensi sebagai berikut.

Gambar 11. Kurva Respon Frekuensi BPF (Penalaan Awal)


Gambar 12. Kurva Respon Frekuensi BPF (Penalaan Akhir)

Hasil pengukuran parameter-parameter :


 Range Frekuensi = 1,8505 GHz sampai 1,9505 GHz
 Insertion loss = 0,4 dB
ripplemax  ripplemin  1  (3)
 Ripple =   1dB
2 2
 Frekuensi cut off (-3 dB) pada FL = 1890,5 MHz
 Frekuensi cut off (-3 dB) pada FH = 1910,7 MHz
 Bandwidth (-3 dB) = 1910,7 MHz - 1890,5 MHz = 20,2 MHz
 Frekuensi cut off (-40 dB) pada FL = 1882,5 MHz
 Frekuensi cut off (-40 dB) pada FH = 1915,7 MHz
 Bandwidth (-40 dB) = 1915,7 MHz - 1882,5 MHz = 33,2 MHz
 Passband = 1890,5 MHz sampai 1910,7 MHz
 Stopband frekuensi rendah = 1850,5 MHz sampai 1880,5 MHz
 Stopband frekuensi tinggi = 1920,5 MHz sampai 1950,5 MHz
 Stopband attenuation = (-3 dB) - (-40 dB) = 37 dB
Bandwidth 40 dB 33,2
 Shape factor =   1,64 MHz
Bandwidth3dB 20,2
Analisis :
Setelah mengatur alat tunning sehingga kurva respon frekuensi BPF
mudah untuk diukur (seperti Gambar 12.), maka bisa diukur pula
karakteristik atau paramater-parameter pada penalaan BPF.
Range frekuensi yang digunakan adalah 1,8505 GHz sampai 1,9505 GHz.
Lalu insertion loss didapat sebesar 0,4 dB (titik warna kuning). Untuk ripple
ripplemax  ripplemin
ripple 
digunakan rumus : 2
 1  (3)
sehingga , ripple   1dB
2
Kemudian, frekuensi cut off rendah pada -3 dB sebesar 1890,5 MHz
(titik warna biru sebelah kiri) dan frekuensi cut off tinggi pada -3 dB sebesar
1910,7 MHz (titik warna biru sebelah kanan), sehingga didapat bandwidth
pada -3 dB dengan rumus (fH - fL = 1910,7 MHz - 1890,5 MHz) sebesar 20,2
MHz.
Lalu, karena terdapat parameter shape factor maka diperlukan frekuensi
dan bandwidth tambahan yang tentu pada level yang berbeda, level yang
diambil adalah pada -40 dB. Maka dari itu didapat frekuensi cut off rendah
pada -40 dB sebesar 1882,5 MHz (titik warna merah sebelah kiri) dan
frekuensi cut off tinggi pada -40 dB sebesar 1915,7 MHz (titik warna merah
sebelah kanan), sehingga didapat bandwidth pada -40 dB dengan rumus (fH -
fL = 1915,7 MHz - 1882,5 MHz) sebesar 33,2 MHz.
Lalu terdapat passband = 1890,5 MHz sampai 1910,7 MHz (sama seperti
range bandwidth), stopband frekuensi rendah dengan range/batas sebesar
1850,5 MHz sampai 1880,5 MHz, stopband frekuensi tinggi dengan
range/batas sebesar 1920,5 MHz sampai 1950,5 MHz, stopband attenuation
sebesar 37 dB karena (-3 dB) - (-40 dB) = 37 dB, dan shape factor sebesar
1,64 yang didapat menggunakan rumus :
Bandwidth 40 dB
SF 
Bandwidth3dB
33,2
SF   1,64
20,2
Parameter terakhir yaitu faktor kualitas (Q). Faktor kualitas adalah
parameter untuk mengukur tingkat selektivitas rangkaian, yang dimana
merupakan perbandingan antara frekuensi tengah atau pusat (fo) dengan
lebar bidang frekuensi pada respon 3 dB di bawahnya (Bandwidth), dengan
rumus:
fo fo
Q 
Bandwidth f H  f L

Oleh karena itu, pada BPF terdapat faktor kualitas (Q) karena memiliki
frekuensi pusat dan bandwidth, yaitu frekuensi cut off (-3 dB) pada frekuensi
rendah (FL) sebesar 1890,5 MHz, frekuensi cut off (-3 dB) pada frekuensi
tinggi (fH) sebesar 1910,7 MHz, sehingga bandwidth (-3 dB) sebesar 1910,7
MHz - 1890,5 MHz = 20,2 MHz. Lalu mendapat frekuensi tengah adalah
dengan membagi dua bandwidth dan ditambah dengan frekuensi rendah (FL)
sehingga didapat fo sebesar 10,1 MHz + 1890,5 sama dengan 1900,6 MHz.
Adapun faktor kualitas (Q) yang didapat adalah :
fo 1900,6 MHz
Q   94,08
Bandwidth 20,2 MHz
8. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1) Pengukuran karakteristik BPF terbukti bahwa BPF adalah suatu filter yang
melewatkan sinyal berfrekuensi tertentu, jadi frekuensi cut off atas dan
bawah akan dibuang/diredam.
2) Range frekuensi yang digunakan pada percobaan ini adalah 1,8505 GHz
sampai 1,9505 GHz. Jika range frekuensi yang digunakan terlalu kecil, maka
untuk menala BPF ini memerlukan waktu yang lebih lama karena cavity
resonator filter ini memiliki frekuensi resonansi sebesar 1867,5 MHz.
3) Insertion loss yang didapatkan sebesar -0,4 dBm, sehingga filter tersebut
terbilang baik karena nilai dari insertion loss kurang dari 1.
4) Bandwidth pada -3 dB sebesar 20,2 MHz, sehingga bandwidth kurang baik
karena bandwidth yang diinginkan sebesar-besarnya adalah 16 Mhz.
5) Shape factor yang didapatkan sebesar 1,64 sehingga memenuhi standar
karena standar dari shape factor ialah 1<SF<2 dan shape factor dikatakan
ideal ketika bernilai 1.
6) Band Pass Filter memiliki faktor kualitas (Q) sebesar 94,08, sehingga filter
memiliki tingkat selektivitas yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] T.Niagawan, "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1


Tinjauan Pustaka," 2018. [Online]. Available:
http://eprints.unram.ac.id/2742/4/6.2%20BAB%20II%20DASAR%20TEORI%2
0TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf [Accessed 23 Oktober 2021].

Anda mungkin juga menyukai