Makalah Bahasa Indonesia Kuliah Anggarani
Makalah Bahasa Indonesia Kuliah Anggarani
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
0121040054
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayahnya, makalah ini
dapat dibuat dan telah diselesaikan. Pertama – tama, ucapan terimakasih dipanjatkan
kepada pembimbing yang telah membimbing jalannya pembuatan makalah ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan tema “Mengenal Paragraf dan Wacana Bahasa
Indonesia” dengan harapan agar pembaca dapat mengetahui lebih lanjut tentang
paragraf dan wacana.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………........ i
Kata Pengantar………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………………….. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf……………………………………………………... 3
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan di dalam kehidupan sehari –
hari. Bahasa merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sosial.
Hal ini menjadikan bahasa itu sendiri sebagai sebuah kebutuhan primer dalam
bersosialisasi. Selain sebagai media untuk berkomunikasi, bahasa merupakan media
penyampai informasi. Contoh besarnya seperti saat berbicara kepada teman, tetangga,
orang tua, atau bahkan melihat papan buletin di sekolah yang memuat suatu informasi
tertentu.
Bahasa, mulai dari unit gramatikal terkecil seperti huruf, kata, kalimat, paragraf,
wacana, semua mempunyai kesinambungan yang tidak dapat terpisahkan. Dari mulai
unsur terkecil bahasa yaitu kata, sampai unit gramatikal terbesar bahasa berupa
wacana memiliki maksud yang ingin disampaikan kepada pembaca. Wacana sendiri
berperan untuk menyampaikan maksud secara rinci dan jelas kepada pembaca yang
membacanya.
Paragraf sendiri memiliki arti yaitu suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
penggabungan beberapa kalimat. Untuk membuat suatu paragraf menjadi padu, yang
perlu diperhatikan adalah kepaduan dan kesatuannya. Kepaduan sendiri berarti
seluruh kalimat dalam paragraf tersebut saling berkesinambungan dan saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. Kesatuan yaitu bermakna bahwa
seluruh kalimat dalam paragraf menjerumus kepada satu gagasan tunggal. Untuk itu
pada makalah kali ini akan memaparkan tentang paragraf dan wacana.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf (alinea) adalah suatu gagasan yang membentuk serangkaian kalimat yang
berkesinambungan untuk membuat suatu gagasan (ide). Dalam hierarki kebahasaan,
paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat serta penanda
dimulainya topik baru. Wacana mini merupakan sebutan lain dari paragraf. Secara
garis besar, paragraf berguna untuk membuka topic baru, memisahkan gagasan satu
dengan gagasan lainnya. Hal ini memudahkan para pembaca untuk memahami apa
yang dibaca (Wijayanti, dkk. 2015).
Paragraf merupakan bagian kecil dari suatu karangan. Sebuah karangan dapat
terbentuk dengan adanya paragraf di dalamnya. Kualitas suatu karangan ditentukan
oleh keterampilan dalam menulis paragraph (Suladi,2014). Tujuan utama dari
pembentukan paragraf adalah untuk memudahkan pembaca dalam memahami
gagasan-gagasan utama yang berbeda tetapi berkaitan satu sama lain di dalam
2
karangan. Tiap paragraf hanya dapat berisikan satu gagasan utama sehingga gagasan
utama lainnya dapat diketahui pada paragraf lain. Tujuan lain dari pembentukan
paragraf adalah memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar. Perhentian ini
memberikan waktu bagi pembaca untuk dapat memahami gagasan yang terkandung
di dalam setiap paragraf (Nurdjan, dkk. 2016).
B. Fungsi Paragraf
Gagasan Utama
Inti perrmasalahan di dalam paragraf terletak pada topik utama atau gagasan
utama. Pembicaraan utama di dalam paragraf terpusat pada gagasan utama.
Penyampaian gagasan utama berbentuk sebuah kalimat topic (Suladi,2014).
Kalimat Topik
2
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang tidak dapat dipahami artinya tanpa adanya
kalimat lain atau hanya untuk menambah kejelasan dari kaimat pokok. Kejelasan arti
dari kalimat penjelas dapat diketahui setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam
satu paragraf. Pembentukan kalimat penjelas umumnya memerlukan pembentukan
kata sambung dan kata peralihan, Kalimat penjelas berfungsi mendukung kalimat
topik sehingga berisi keterangan rinci, contoh, dan informasi tambahan lainnya
(Nurdjan, dkk. 2016).
2
Berdasarkan teknik pemaparannya
Paragraf naratif
Selain itu, paragraf naratif juga digunakan untuk memberikan suasana yang
sama seperti di dalam cerita kepada para pembaca. Penggunaan paragraf naratif juga
dapat memunculkan imajinasi di pikiran para pembaca (Suaedi 2015).
Paragraf deskriptif
Paragraf ekspositoris
2
Paragraf argumentatif
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa
dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi,
hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan
Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya
Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu,
boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
2
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga
yang lain merupakan peristiwa khusus.
2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga
cukup pandai mengarang.
4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali,
Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan
terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman
juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak
kelas tiga pandai mengarang.
1.Loncatan Induktif
2
bisa mewakili keseluruhan. Paragraf ini sangat baik karena kebenarannya dapat
dipercaya karena menggunakan fakta yang lengkap.
♦ Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang
memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari,
bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur,
seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama
tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang
Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam
tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang
akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦ Hubungan Kausal
2
o Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada
kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang
membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan
dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga
minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas
negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi
Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila
mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman
luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat
adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
o Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu
kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke
apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
o Sebab-Akibat-1 Akibat-2
2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama
berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga
timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri
naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena
Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia
kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu
biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang
pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan.
Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu,
kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan
masyarakat.
2
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-
murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah
busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang
makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil
beristirahat dan berkelakar.