Anda di halaman 1dari 4

Pemasalahan Berbicara; Senyapan

Kesenyapan dalam berbicara atau dapat diartikan sebagai sebuah jeda yang menjadi
perantara suatu ujaran berikutnya. Fraundorf &Watson ( dalam Pangesti, 2018) mendefinisikan
senyapan sebagai bentuk gangguan verbal maupun non verbal yang tidak berhubungan atau
menjadi bagian dari pesan utama yang ingin disampaikan penutur. Kesenyapan dapat terjadi
karena beberapa faktor tententu. Faktor dari lingkungan tempat ujaran tersebut juga dapat
memengaruhi kesenyapan.

Senyapan terbagi menjadi dua macam, yaitu senyapan diam dan senyapan terisi. Pada
senyapan diam, pembicara akan berhenti sejenak bahkan hanya akan diam saja sampai
menemukan kata-kata yang dicarinya dan baru akan melanjutkan kalimat dalam
pembicaraannya.

Menurut Dardjowidjojo (dalam Sasmitasari, Saman, & Patriantoro, 2017) ada beberapa
alasan yang mendasari terjadinya senyapan, yaitu yang pertama karena seseorang terlanjur
memulai ujarannya tetapi sebenarnya dia belum siap untuk seluruh kalimat itu, sehingga terjadi
sebuah senyapan untuk mencari kata-kata guna melanjutkan ujarannya tersebut. Kedua,yaitu
karena lupa, tak jarang pembicara sering lupa akan kata yang akan diujarkan ketika sedang
berujar. Ketiga, yaitu pembicara terlalu berhati-hati dalam memilih kata ketika berujar.

Telah dilakukan pengamatan di kelas pada saat presentasi mata kuliah Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis TI. Objek yang diamati, yaitu Septi Wulan Sari, Afifah Nuur Q,
dan Anisa Dimas Tutik. Ketiganya, beberapa kali mengalami senyapan terisi dan senyapan diam
ketika berujar dan mengemukakan pendapat.

Senyapan terisi

Afifah Nuur Q : (1) Bisa memberikan gambaran kek gitu kepada siswa bahwa.. ee..
poster ini…

(2) …media visual di sini kan merupakan ..ee..apa ya.. sebagai informasi
yang dikemas dalam bentuk teks gitu hlo.
(3) …kalau iklan kita cuma bilang ..ee..apa.. secara fis.. secara audio
kek gitu kan mereka menangkapnya juga susah… misalnya iklan
tentang ..ee.. barang…

Septi Wulan S : (1) …siswa itu diharapkan itu bisa ..ee.. bisa membedakan antara poster,
slogan…

(2) …nah itu ada kedua hal ..eh.. kedua media yang masuk dalam.. yang
bisa dimanfaatkan untuk proses…

Anisa Dimas : ..ee.. saya mau bertanya, ini kan tentang contoh media visual, tapi ..ee..

Dari data yang telah didapatkan, terlihat bahwa ketiga objek yang diamati
mengalami senyapan terisi, yaitu Afifah Nuur Q dengan ..ee.., ..ee..apa ya.., ..ee..apa..dan
juga ia ragu dan terlalu berhati-hati dalam memilih kata dan menyebabkan adanya
senyapan terisi, yaitu …secara fis.. secara audio.

Kedua, senyapan terisi dialami oleh Septi Wulan S, yaitu ..ee.., ..eh.., dan juga ia
ragu dan terlalu berhati-hati dalam memilih kata dan menyebabkan adanya senyapan
terisi, yaitu …yang masuk dalam.. yang bisa dimanfaatkan.

Ketiga, senyapan terisi dialami oleh Anisa Dimas, yaitu dengan terlalu banyak
pengucapan ..ee.. dalam ujarannya.

Senyapan diam

Afifah Nuur Q : …karena di sini kan (…) emang materi kita berbasis teks jadi kalau
semisal…

Septi Wulan S : (1) …dan (…) iklan, bisa membedakan ketiga hal tersebut dari
kebahasaan, dari (…) isinya sendiri, dari struktur. Hlaa kemudian nanti
siswa itu disuruh untuk menceritakan kembali isi yang terdapat dalam (…)
ketiga hal tersebut, seperti itu.

(2) …kita akan mencontohkan beberapa (…) slogan, poster, dan iklan…
Dari ketiga objek yang diamati, ada dua objek yang mengalami senyapan diam,
yaitu Afifah Nuur Q dan Septi Wulan Sari. Objek Anisa Dimas tidak mengalami
senyapan diam, semua senyapan yang dialaminya adalah senyapan terisi, yaitu ..ee…

Tidak dapat dipungkiri, bahwa banyak yang mengalami senyapan ketika berujar,
entah itu senyapan terisi maupun senyapan diam. Senyapan ini sering terjadi ketika
mahasiswa sedang presentasi di kelas, hal ini dapat disebabkan sang pembicara yang
demam panggung sehingga menyebabkannya lupa akan hal yang akan diujarkan, selain
itu juga dapat terjadi karena kurangnya persiapan pembicara ketika akan presentasi di
depan kelas.

Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan lebih mempersiapkan diri dan juga
materi dengan matang sebelum presentasi dimulai. Selain itu, juga dapat dilakukan
kegiatan membaca agar kosa kata yang dimiliki semakin banyak sehingga mudah dalam
memilih kata dan juga dapat menghindari adanya senyapan terisi.
RUJUKAN

Pangesti, F. (2018). Senyapan dan Kilir Lidah Berdampingan dalam Produksi Ujaran. Hasta
Wiyata Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.

Sasmitasari, N., Saman, S., & Patriantoro. (2017). Senyapan dan Penyebabnya pada Debat Final
Pemilihan Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai