Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh
1. Apriliani Saputri
5. Ratnah Wulandari
7. Salma Salsabila
8. Syifa Alivia
TAHUN 2021
2
SP 1: MENGERJAKAN BAGAIMANA CARA MENGUNGKAPKAN PERASAAN
SEDIH SECARA VERBAL.
1. FASE ORIENTASI
Perawat: “perkenalkan saya perawat Renesya saya senang dipanggil Rere, pak. Hari ini saya
yang akan bertanggungjawab untuk merawat pak. Sebelumnya, nama bapak siapa?”
Perawat: “Baik sudah sesuai ya pak. Saya perhatikan bapak tampak lebih senang untuk
menyendiri. Bahkan saya sering melihat ibu mengeluarkan air mata. Apakah benar seperti
itu pak?”
Perawat: “kalau boleh tau apa yang bapak rasakan saat ini?” (touching dan tersenyum)
Perawat: “Nah, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak
rasakan saat ini?”
Perawat: “kalau boleh saya usulkan sekitar 15 menit. Apakah itu terlalu lama menurut
bapak?”
Perawat: “bapak ingin mengobrol dimana biar bapak nyaman bicaranya nya?”
3
2. FASE KERJA
Perawat: “baik pak, tadi bapak mengatakan bapak merasa sedih. Apa yang menyebabkan
bapak merasa sedih?”
Pasien: “saya didiagnosa mengidap kanker otak stadium 2 sus dan saya masih berusia 28
tahun harusnya saya bekerja dan menghasilkan uang tetapi saya sekarang sakit” (nada tinggi
dan menangis)
Perawat: “jadi bapak merasa sedih karena diagnosa kanker otak stadium 2 dan peran bapak
sebagai seorang tulang punggung keluarga. Benar begitu pak?”
Pasien: “(menangis)”
Perawat: “begini pak, Saya sangat paham sekali jika bapak sedih dan sering menangis
karena penyakit bapak. Tetapi, apakah ketika bapak terus menerus menangis hingga lupa
makan dapat mengembalikan kesehatan bapak?”
Pasien: “tidak sus, tetapi suster tidak merasakan apa yang saya rasakan. Saya merasa tuhan
tidak adil.”
Pasien: “saya sudah melaksanakan sholat 5 waktu, berdzikir, dan mengikuti pengajian tapi
kenapa cobaan yang diberikan ke saya begitu berat.”
Perawat: “saya tidak bermaksud untuk tidak memahami bapak. Tetepi saya akan
memberitahu bapak bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan umat-
Nya, dan bisasaja dari cobaan ini pahala bapak bertambah dan menjadi ladang pahala bapak
nanti.”
Pasien: “andaikan saya dulu sangat menjaga kesehatan, saya mungkin tidak akan seperti
ini.”
Perawat: “bapak, sehat dan sakit seseorang sudah diatur oleh Allah SWT. Sakitnya bapak
juga merupakan bentuk kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak ada satupun
yang dapat mencegahnya termasuk bapak dan saya.”
Pasien: “iya saya tau suster tapi saya masih merasa ini tidak adil.”
4
Perawat: “tidak boleh seperti itu pak. Itu tidak baik. Begini saja, saya memiliki 3 cara untuk
mengurangi perasaan sedih bapak. Cara yang pertama saya akan menyarankan bapak untuk
mengunggkapkan perasaan verbal lalu dan cara kedua bapak bisa melakukan meditasi lalu
yang cara yang ketiga saya akan menyarankan bapak untuk melakukan aktivitas fisik.
Apakah bapak mau menyoba cara saya?”
Perawat: “Alhamdulillah, terima kasih bapak sudah mau mencobanya. Untuk cara yang
pertama bapak sudah melakukan tadi dengan cara mengungkapkan perasaan yang bapak
rasakan. Kemarahan bapak tadi juga merupakan sebuah proses yang sangat normal. Nah,
cara yang pertama ini bisa bapak lakukan lagi dengan saya atau perawat lainnya yang bapak
percaya. Dengan mengungkapkan, harapan kami bapak akan jauh merasa lebih nyaman.
Selanjutnya yaitu terapi meditasi bapak bisa merenungkan apa yang bapak alami dan
rasakan dengan pemikiran yang lebih luas, pikirkan juga keluarga bapak yang menginginkan
bapak sembuh. Apakah bapak bersedia mencobanya kembali?”
3. FASE TERMINASI
Perawat: “nah, apakah bapak dapat menjelaskan cara pertama untuk mengurangi perasaan
sedih?”
Pasien: “cara pertama dengan mengungkapkan perasaan verbal kepada orang yang saya
percaya”
Perawat: “bagus sekali, bapak sudah mengikuti pelajaran kali ini dengan baik. Saya rasa kita
sudah mengobrol selama 15 menit ya pak. Bagaimana kalau besok pagi jam 09.00 saya
ajarkan cara yang kedua dan yang ketiga. Apakah bapak bersedia?”
5
Pasien: “bersedia sus”
Perawat: “baik kalau begitu saya permisi dulu ya pak. Selamat beristirahat.
Wassalamualaikum wr.wb”
Perawat: “betul sekali pak, saya …. Bagaimana pak, apakah saran saya dipertemuan
sebelumnya sudah bapak terapkan?”
Perawat: “bagus sekali kalau bapak sudah mencobanya. Dengan siapa bapak menceritakan
perasaan bapak?”
Pasien: “baiklah pak, sesuai dengan janji saya yang kemarin sekarang saya akan
mengajarkan cara kedua dan cara ketiga untuk mengurangi perasaan sedih bapak, dalam
waktu 15 menit. Apakah bapak bersedia?”
2. FASE KERJA
Perawat: “cara yang kedua yaitu dengan terapi meditasi saya akan beri bapak waktu 5 menit
untuk bapak merenungkan diri dari semua nasehat-nasehat yang teman bapak sudah berikan.
6
Perawat: “saya mulai ya pak dari jam 10:15 sampai jam 10:20 bila waktunya sudah habis
saya akan menyalakan lampunya”
(5 menit kemudian)
Pasien: “alhamdulillah sus saya merasa lebih tenang dan sudah bisa menerima semuanya”
Perawat: “alhamdulillah kalau begitu pak. Selanjutnya yaitu cara ketiga dengan aktivitas
fisik ya pak. saya akan memberitahu aktivitas fisik apa yang cocok untuk bapak dengan
terlebih dahulu berkonsultasi kepada dokter. Saya akan menyarankan bapak untuk
melakukan aktivitas fisik dengan cara senam dan jalan santai di taman rumah sakit ya pak.
apakah bapak bersedia?”
Perawat: “baik pak, selama 10 menit kedepan bapak akan melakukan akifitas fisik ya pak”
Perawat: “sekarang jam 10:22 dan akan dimulai pada pukul 10:25 sampai dengan pukul
11:05”
3. FASE TERMINASI
Pasien: “saya merasa tenang sus. Suster saya sadar dengan cara menangisi dan sedih yang
berlarut-larut tidak membuat saya sehat kembali. Saya ikhlas dan menerima semua ini.
Perawat: “alhamdulillah jika bapak merasa tenang dan sudah bisa menerima kondisi
kesehatan bapak. Mungkin dengan cara berdo’a agar Allah mengangkat penyakit bapak
semakin tenang.
7
Perawat: “iya pak, baik kalau begitu saya permisi dulu, silahkan dilanjut kembali.
Wassalamu’alaikum wr.wb”