Mata Kuliah:
Penyusun:
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat
dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan.
Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, semua keritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini agar menjadi lebih baik.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
Keperawatan Medikal Bedah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN COVID19” ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Tujuan penulisan ........................................................................................1
1. Tujuan umum .......................................................................................1
2. Tujuan khusus ......................................................................................1
BAB IV PENUTUP...................................................................................................18
A. Kesimpulan ..............................................................................................18
B. Saran ........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akhir 2019 lalu, dunia dihebohkan dengan adanya virus baru yang berkembang. Di
Wuhan, Tiongkok adalah kota yang dikenal sebagai tempat penyebaran virus ini untuk
pertama kalinya. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), Corona virus adalah suatu
kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau menusia. Beberapa
jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari
batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Servere Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit COVID-19.
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini. COIVD-19
dapat menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau
mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara.
Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak jauh dan jatuh ke tanah dengan
cepat. Orang dapat terinfeksi COVID-19 jika menghirup percikan orang yang terinfeksi virus
ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak minimal satu meter dari orang
lain. Percikan-percikan ini dapat menempel di benda dan permukaanlainnya di sekitar orang
seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat terinfeksi dengan
menyentuh benda atau permukaan tersebut, kemudian menyetuh mata, hidung, atau mulut
mereka. Inilah sebabnya penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air
besrih mengalir, atau membersihkannya dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan
menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Sampai saat ini, belum terdapat terapi antiviral spesifik dan vaksin dalam
penanganan COVID-19. Akan tetapi, beberapa terapi, seperti remdesivir,
klorokuin/hidroksiklorokuin, lopinavir-ritonavir, dan tocilizumab, sudah ditemukan memiliki
efikasi dalam penanganan COVID-19 dan sudah masuk dalam uji coba klinis obat. Pasien
COVID-19 dengan infeksi ringan umumnya hanya disarankan isolasi di rumah dan
menggunakan obat yang dijual bebas untuk meredakan gejala. Pada pasien dengan infeksi
berat, disarankan untuk dirawat inap dan terkadang diperlukan tindakan intubasi dan
ventilasi mekanik apabila terjadi gagal napas atau acute respiratory distress syndrome.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum:
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur sistem
persepsi sensori dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang
glaukoma dan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
glukoma.
2. Tujuan khusus:
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Klasifikasi Glaukoma
1. Glaukoma primer
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain
yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam
mata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang
terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi
akibat:
3. Glaukoma kongenital
E. Patofisiologi
b. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi
papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi
penggaungan pada papil saraf optik.
c. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
d. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik. (Tamsuri M, 2010 : 72-73).
Usia ≥ 40 tahun, DM, kortikosteroid jangka
panjang, miopia, trauma mata.
Nyeri
Gangguan persepsi
sensori: pengelihatan
Kebutaan
F. Pemeriksaan penunjang
a. Tonometri
— Nonkontak pneumotonometri
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak
cermat, sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat
digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah
dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil pendertia disuruh
melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan
perasaan keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari menahan, jari
lainnya menekan secara bergantian. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai
berikut :
N : normal
N+1 : agak tinggi
N+2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
N–1 : lebih rendah dari normal
b. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
dengan menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
c. Oftalmoskopi
a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih
lanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan
di daerah tepi, yang kemudian meluas ke tengah.
G. Penatalaksanaan Klinis
Jika tindakan di atas tidak berhasil, lakukan operasi untuk membuka saluran
schlemm sehingga cairan yang banyak diproduksi dapat keluar dengan mudah.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan seperti trabekulektomi dan laser
trabekuloplasti. Bila tindakan ini gagal, dapat dilakukan siklokrioterapi (Pemasanag
selaput beku).
1. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama
b. Alamat
c. Jenis kelamin
d. Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
e. Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali
dari kulit putih (dewit, 1998).
2. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan fisik
I. Analisa Data
J. Diagnosa keperawatan
K. Intervensi keperawatan
2. Gangguan perpepsi
sensori berhubungan
dengan gangguan
penglihatan
3. Deficit pengetahuan
berhubungan dengan
kurang terpapar
informasi
L. EVALUASI
TINJAUAN KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Keimpulan
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin
lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini
disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola
mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah
sehingga saraf mata akan mati
B. Saran
1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada glaukoma untuk pencapaian kualitas keperawatan
secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya
penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka jurnal
1. Andrea Lalita. Pencapaian tekanan intraokuler pasca pemberian timolol maleat 0,5%
pada glaukoma susut terbuka primer di poloklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado tahun 2012-2014. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi; 2016.
2. Dina Ameliana. Perbandingan penurunan tekanan intraokuler pada terapi timolol
maleat dan dorsalamid pasien glaukoma. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2014
LAMPIRAN
SAP Penkes
DAFTAR PUSTAKA
BUKU/BACAAN WAJIB (BW)
2. Hall, John E. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Saunders
Elsevier. Philadelphia
3. Barret, Kim E. 2009. Ganong's Review of Medical Physiology. McGraw Hill. Lange
Medical
4. Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Salemba Medika.
Jakarta
2. http://www.rheumatology.org/practice/clinical/patients/diseases_and_conditions/ra.pdf
3. http://www2.gov.bc.ca/gov/topic.page?id=D5EA511CC37D4167BF7350F1344F8B16
4. http://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102974/97804431
02974.pdf
5. http://www.betterbones.com/bonefracture/speedhealing.pdf
6. http://www.fractures.com/pdf/BOA-BGS-Blue-Book.pd