Marisa Ika Ratnawati H3108092
Marisa Ika Ratnawati H3108092
id
Oleh :
Marisa Ika Ratnawati
H3108092
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Marisa Ika Ratnawati
H3108092
Telah dipertahankan di hadapan dosen penguji
Pada tanggal : ………………………..
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan tugas
akhir ini dengan lancar.
Dalam kesempatan kali ini, tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret.
2. Ir. Choiroel Anam, MP, M.T selaku Ketua Program diploma III Pertanian
Universitas Sebelas Maret.
3. Edhi Nurhartadi, S.TP, M.P selaku Dosen Penguji I.
4. Ir. Choiroel Anam, M.P, M.T selaku Dosen Penguji II.
5. Ibu dan Nenek tercinta terimakasih atas pengorbanan dan do’anya yang tiada
henti, semoga kebahagiaan selalu menyertai Ibu dan Nenek, terimakasih atas
supportnya.
6. Teman-teman seperjuangan DIII Teknologi Hasil Pertanian angkatan 2008
dan 2009, semoga Alloh mempermudah langkah kita.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu. Semoga Alloh SWT senantiasa membimbing langkah
kita semua.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
sehingga besar harapan penulis akan adanya saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga laporan praktek produksi ini
dapat bermanfaat.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN:
umat hamba.
2. Untuk ibu dan nenek, terima kasih atas semua kasih sayang
dan pengorbanan yang kau beri, maaf anak mu belum bisa
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Barang
siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah
memberikan jalan keluar dari segala kebaikan, dan diberi rizki dari
arah yang tidak terduga.”
(Ath-thalaq: 2-3)
pengorbanan
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Daging Kelapa Muda dari Jenis Kelapa Dalam .......... 4
Tabel 2.2 Syarat Mutu Tepung Beras Ketan ................................................... 6
Tabel 2.3 Syarat Mutu Garam .......................................................................... 7
Tabel 3.1 Parameter Analisis Kimia ................................................................ 18
Tabel 4.1 Perbandingan Formulasi Kue Sagon Kering .................................. 20
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kue Sagon Kering ................................................... 23
Tabel 4.3 Kadar Gula dan Kadar Air pada Kue Sagon ……...…………….. 26
Tabel 4.4 Syarat Mutu Kue Kelapa ………………………………………… 26
Tabel 4.5 Biaya Usaha ...…………………………………………………….. 29
Tabel 4.6 Biaya Penyusutan atau Depresiasi ...………………………………. 29
Tabel 4.7 Biaya Amortisasi …………………………………………………. 29
Tabel 4.8 Total Biaya Tetap .……………………………………………….... 30
Tabel 4.9 Biaya Bahan Baku dan Pembantu ………………………………… 30
Tabel 4.10 Biaya Kemasan ….……………………………………………….. 31
Tabel 4.11 Total Biaya Bahan Baku, Pembantu dan Kemasan ………………. 31
Tabel 4.12 Biaya Bahan Bakar…….………………………………………… 31
Tabel 4.13 Biaya Perawatan dan Perbaikan……….………………………….. 32
Tabel 4.14 Biaya Tenaga Kerja……………………………………………….. 32
Tabel 4.15 Total Biaya Tidak Tetap….……………………………………… 33
Tabel 4.16 Perhitungan Penjualan……………………………………………. 33
Tabel 4.17 Perhitungan IRR…………………………………………………... 35
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Kue Sagon Kering ................... 17
Gambar 4.1 Label Kemasan ............................................................................... 28
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
RINGKASAN
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Choiroel Anam3)
SUMMARY
Coconut including palm species that have a large fruit. Coconut meat
contains carbohydrates, crude fiber, galaktomanan, phospholipids and a number of
macro and micro-mineral. But the coconut meat has high water content of more
than 80% that required a good way of processing that is coconut are grated and
roasted. The roasted grated coconut then can be added to the pastry products with
a mixture of glutinous rice flour.
The purposes of sagon pastry making are to products preserve. Sagon
pastry-making process is the materials selection/materials preparation, coconut
washing, weighing, roasted, materials mixing, printing, place into oven, cooling
and packaging.
The treatment in this production practice is the addition of grated coconut
of 150 gr, 200 gr and 250 gr. In each treatment performed sensory analysis (taste,
color, crispness and overall) and the selected sagon pastry are conduct the
chemical analysis (water content and sugar content). The data obtained then
analyzed using SPSS.
Sagon pastry most preferred is the sagon pastry of with addition of 250 gr
grated coconut. The results showed that the water content was obtained 7,73% and
sugar content is 21,52%. From the results of economic analysis with a production
capacity of 2500 bags / month with a net profit of Rp 8.075.322,76 obtained BEP
393 packs, PP 2.97 months, B / C 1,33 months, ROI 31.9%, and IRR 6, 24 % so
sagon pastry business is feasible to run.
Keywords: roasted grated coconut, sagon oven, water content, sugar content
1) Students of Agricultural Technology, Agriculture Faculty, Sebelas Maret
University (NIM H 3108092)
2) Primary Advisor
3) Advisor Assistance
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa merupakan salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh di
Indonesia, karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Pengolahan
buah kelapa di samping untuk mempertahankan mutu, diharapkan juga
dengan diolah menjadi produk baru dapat diperoleh nilai tambah untuk
menunjang peningkatan pendapatan petani. Kelapa bisa digunakan sebagai
bahan pembuatan kue dengan penambahan tepung terigu maupun tepung
beras ketan.
Tepung beras ketan merupakan bahan pokok pembuatan kue-kue
Indonesia yang banyak digunakan sebagaimana juga hal dengan tepung
beras. Tepung beras ketan saat ini sangat mudah untuk mendapatkannya
karena banyak dijual di pasaran dalam bentuk tepung yang halus dan
kering. Tepung ketan memiliki amilopektin yang lebih besar dibandingkan
dengan tepung-tepung lainnya. Amilopektin inilah yang menyebabkan
tepung ketan (beras ketan) lebih pulen dibandingkan dengan tepung
lainnya. Makin tinggi kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen
pati tersebut. Kue-kue yang berbahan dasar kelapa antara lain geplak,
wingko babat, kue bugis, kue kelapa wijen, noga kelapa, kue kering putri
ayu, kue kelapa kering, biskuit kelapa dan sagon.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
mengembangkan teknologi pengolahan pangan dari kelapa. Sehingga
dalam praktek produksi ini akan dilakukan pembuatan kue sagon kering.
Sagon merupakan salah satu hasil olahan kelapa dengan tepung beras
ketan. Produk ini dihasilkan dengan melalui proses penepungan,
penjemuran dan penyangraian.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang
mempunyai buah berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya
berdiri tegak dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10-14 meter lebih.
Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3-4 meter lebih dengan
sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan
serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah
kelapa harus dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur
dapat menghasilkan 2-10 buah kelapa setiap tangkainya (Anonima, 2012).
Komposisi daging kelapa dapat dilihat pada Tabel 2.1 kadar air
daging cukup tinggi lebih dari 80% dan kadar lemak lebih dari 5%. Selain
itu daging buah kelapa muda mengandung karbohidrat, serat kasar,
galaktomanan, fosfolipida serta sejumlah makro dan mikromineral.
Buah kelapa tersusun dari mesokarp, endokarp dan endospermium.
Mesokarp berupa serat yang sering disebut sabut, dan berfungsi
melindungi bagian endokarp yang keras (batok) dan serta bersifat kedap
air. Endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang
melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang
mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding
endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah
siap untuk berkecambah disebut kentos (Anonimb, 2012).
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1 Komposisi Daging Kelapa Muda dari Jenis Kelapa Dalam.
Tepung beras ketan mengandung zat gizi yang cukup tinggi yaitu
karbohidrat 80%, lemak 4%, protein 6% dan air 10%. Ada dua senyawa
dalam beras ketan yaitu amilosa 1% dan amilopektin 99%. Tepung beras
ketan yang digunakan harus baru, berwarna putih bersih, tidak bau apek,
serta bebas dari kotoran, jamur dan serangga (Satuhu dkk, 2004). Adapun
standar tepung beras ketan menurut SNI 01-4447-1998 dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 2.2 Standar Mutu Tepung Beras Ketan Menurut SNI 01-4447-1998
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Gula Pasir
Gula pasir dibuat dari sari batang tebu. Di negeri empat musim
yang kurang bagus untuk ditanami tebu, gula pasir dibuat dari sari umbi
bit. Secara kimiawi, gula pasir disebut sukrosa, yakni bentuk ikatan
kimiawi gula yang tidak terdapat di alam. Selain berwarna putih bersih, di
pasaran juga terdapat gula pasir yang berwarna kecokelatan, karena tidak
mengalami proses pemutihan yang disebut raw sugar. Meskipun masih
lebih kaya nutrisi, kandungan sukrosa dalam gula mentah ini masih
dominan (Apriadji, 2010).
D. Garam
Garam digunakan sebagai salah satu metode pengawetan pangan
dan masih digunakan secara luas untuk mengawetkan berbagai macam
makanan. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada
mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau
proteolitik dan pembentuk spora paling mudah terpengaruh walaupun
dengan kadar garam yang rendah sekalipun (sampai 6%). Mikroorganisme
pathogen termasuk Clostridium botulinum dapat dihambat oleh
konsentrasi garam 10-12%. Selain itu, garam juga mempengaruhi aktivitas
air (Aw) dari bahan (Buckle et al., 1985). Adapun syarat mutu garam
menurut SNI 0104-76 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Syarat Mutu Garam Berdasarkan SNI 0104-76
kandungan lemak pada susu skim kurang lebih 1%. Susu skim
mengandung semua kandungan yang dimiliki susu pada umumnya kecuali
lemak dan vitamin yang larut dalam lemak (Anonimc, 2012).
F. Jeruk Purut (Citrus hystrix DC)
Jeruk Purut memiliki banyak khasiat untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Daunnya sendiri berkhasiat sebagai stimulan dan
penyegar. Kulit buahnya berkhasiat sebagai stimulan, berbau khas
aromatik dengan rasa yang agak asin, dan lama-kelamaan agak pahit.
Daun jeruk purut mengandung zat tanin (1,8%), steroid triterpenoid dan
minyak atsiri (1-1,5%). Sementara kulit buahnya mengandung zat saponin,
tanin (1%), steroid triterpenoid dan minyak atsiri yang mengandung sitrat
(2-2,5%) (Anonimd, 2012).
G. Tahap Proses Pembuatan Kue Sagon Kering
Adapun proses pembuatan Kue Sagon Kering adalah sebagai berikut:
1. Seleksi Bahan / Penyiapan Bahan
Proses Produksi kue sagon kering yang pertama adalah seleksi
bahan, bahan baku merupakan faktor yang menentukan dalam
proses produksi atau pembuatan bahan makanan. Jika bahan baku yang
digunakan mutunya baik maka diharapkan produk yang dihasilkan juga
berkualitas.
2. Pencucian
Pencucian kelapa dilakukan menggunakan air yang mengalir,
supaya benar-benar bersih dan menghilangkan kotoran-kotoran yang
menempel pada kelapa. Pencucian ini dilakukan berulang-ulang sampai
kelapa benar-benar bersih dari kotoran yang menempel, jika sudah
bersih dapat dilakukan proses selanjutnya.
3. Penimbangan
Proses yang ketiga yaitu penimbangan, semua bahan ditimbang
sesuai dengan formula. Penimbangan bahan harus dilakukan
commit
dengan benar supaya tidak to user
terjadi kesalahan dalam penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
I. Analisis Kimia
1. Kadar Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena
air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa dari
makanan. Kadar air dalam bahan
commit to pangan
user tersebut. Kadar air tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
1. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha
dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
a) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun
perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas
biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana
sosial.
b) Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika
melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga
kerja, biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya bahan bakar atau
energi, biaya perawatan dan perbaikan.
13
Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak
mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Harga Biaya Produksi/bln
Harga Pokok Penjualan fHPP =
Jumlah Produksi/bln
14
15
Laba
ROI= x 100%
Total Biaya Produksi
f. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate
yang menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol). Dengan
demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social
Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek atau usaha
tersebut dapat (layak) dilaksanakan, bila sama dengan SOCC proyek
akan mendapat modalnya kembali tetapi apabila di bawah dari SOCC
maka proyek tidak layak dilaksanakan dan dicari alternatif lain yang
menguntungkan (Ibrahim, 2003).
NPV1
IRR=DF1+ x DF2-DF1
NPV1-NPV2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat kue sagon kering adalah
tepung beras ketan, parutan kelapa, gula pasir, susu skim, garam dan
parutan kulit jeruk purut. Bahan yang digunakan untuk uji kadar air
adalah kue sagon kering dan larutan xylene. Bahan yang digunakan
untuk uji kadar gula adalah kue sagon kering, larutan Pb-asetat, larutan
kalium, larutan KI 20 %, H2SO4 26,5 %, indikator dan larutan Na-
thiosulfat 0,1 N.
2. Alat
Alat yang digunakan yaitu: oven, baskom, timbangan, wajan besar,
pencetak, loyang, kompor gas, parutan, pisau, sotil. Alat yang digunakan
untuk uji kadar air adalah labu destilasi dan alat penampung destilasi air.
Alat yang digunakan untuk uji kadar gula adalah labu takar, erlenmeyer
dan alat titrasi.
3. Cara Kerja
a. Tepung beras ketan disangrai selama 10 menit dengan api sedang.
Di wajan terpisah, kelapa parut disangrai hingga kering.
b. Didinginkan
c. Kelapa parut sangrai, tepung beras ketan sangrai, gula, garam,
parutan kulit jeruk purut, aduk rata dicampur
d. Cetakan diambil, adonan dimasukkan, ditekan dan dipadatkan.
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Penimbangan
Penyangraian
Pendinginan
Kelapa sangrai, tepung
beras ketan sangrai,
gula pasir, susu skim, Pencampuran
parutan kulit jeruk
purut, garam
Pemasukan adonan dan pemadatan adonan
Pengangkatan
Pengemasan
18
C. Analisis Produk
Setelah diketahui formulasi yang tepat kemudian dilakukan analisis
produk yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Parameter Analisis Kimia
D. Analisis Ekonomi
Untuk mengetahui harga pokok, harga jual dan keuntungan produk
maka dilakukan analisis kelayakan ekonomi meliputi biaya produksi (biaya
tetap dan biaya variabel), kapasitas produksi, harga pokok produksi, harga
jual, Break Even Point (BEP), laba, Payback Period (PP), Benefit Cost
Ratio (B/C Ratio), Return on Investment (ROI) dan IRR (Internal Rate Of
Return).
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap=Biaya Usaha+Amortisasi+Biaya Penyusutan/depresiasi
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produk
Kue sagon adalah sejenis kue semi basah yang terbuat dari kelapa
parut, tepung beras ketan, gula pasir, garam, vanili dan air. Sedangkan dalam
pembuatan kue sagon kering bahan-bahan yang digunakan adalah kelapa,
tepung beras ketan, gula pasir, garam, kulit jeruk purut parut dan susu skim.
Sedangkan untuk formulasi dibuat tiga formulasi berdasarkan komposisi
bahan baku yaitu kelapa. Untuk formulasi yang pertama sagon dengan bahan
kelapa 250 gr, formulasi yang kedua sagon dengan bahan kelapa 200 gr, dan
formulasi yang ketiga sagon dengan bahan kelapa 150 gr. Formulasi kue
sagon kering dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Perbandingan Formulasi Kue Sagon Kering
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
22
7. Pengovenan
Tujuan dari pengovenan adalah memanggang roti hingga matang.
Waktu yang dibutuhkan untuk memanggang roti selama 15-20 menit
dengan suhu 1000 C hingga terbentuk permukaan kue yang putih
kecoklatan tanda bahwa roti sudah matang.
8. Pendinginan
Setelah dioven kue masih harus didinginkan sebelum dikemas.
Tujuan dari pendinginan adalah untuk mempermudah proses pengemasan.
Pendinginan harus benar-benar dingin agar pada saat dikemas kue tidak
berjamur dan dapat tahan lama. Apabila belum dingin maka akan
menyebabkan kue berkeringat uap air keluar sehingga mikroorganisme
dapat tumbuh dengan cepat. Karena terjadi kondensasi yang menyebabkan
kue berkeringat dan mudah basi.
9. Pengemasan
Pengemasan menggunakan kemasan plastik Polypropylene (PP)
ukuran 31 x 19,5 cm. Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk dari
ancaman kontaminasi udara luar dan memperpanjang umur simpan
produk. Selain itu plastik berguna untuk melindungi makanan dari
kontaminasi dan sinar matahari, melindungi kandungan air dan lemak,
mencegah masuknya bau dan gas.
a. Analisis Sensori
Analisis sensori dilakukan dengan uji organoleptik yang bertujuan
untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap kue Sagon Kering. Hasil
analisis sensori kue Sagon Kering yang dilakukan dengan uji organoleptik
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa kue Sagon Kering memiliki
nilai rerata yang berbeda-beda. Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa
konsentrasi penambahan kelapa parut pada kue Sagon Kering memberikan
pengaruh terhadap penerimaan konsumen.
1) Rasa
Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa penambahan kelapa parut
pada kue Sagon Kering memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap penerimaan rasa kue Sagon Kering yang dihasilkan. Penerimaan
rasa kue Sagon Kering dengan penambahan kelapa parut 250 gram dan
kue sagon kering dengan penambahan kelapa parut 200 gram berbeda
nyata, kue sagon kering dengan penambahan 200 gram kelapa parut dan
kue sagon kering dengan penambahan 150 gram kelapa parut berbeda
nyata. Akan tetapi kue sagon kering dengan penambahan 250 gram kelapa
parut dan kue sagon kering dengan penambahan 150 gram kelapa parut
tidak berbeda nyata. Jika dilihat dari nilai tabel maka sampel kue sagon
kering dengan penambahan 250 gram kelapa parut disukai oleh konsumen
dalam hal penerimaan rasanya. Hal ini disebabkan rasa pada kue sagon
kering dengan penambahan 250 gram kelapa parut mempunyai rasa yang
manis dan khas sagon karena perbandingan antara kelapa parut, tepung
commit
terigu, dan parutan kulit jeruk to sudah
purut user tepat, sedangkan kue sagon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
kering dengan penambahan 200 gram kelapa parut masih terasa tepung
beras ketannya sehingga kurang disukai panelis. Begitu juga kue sagon
kering dengan penambahan 150 gram kelapa parut kurang disukai panelis,
karena kue kering jika dimakan masih meninggalkan rasa (after taste).
2) Warna
Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa penambahan kelapa parut
pada kue sagon kering tidak memberikan pengaruh pada warna kue sagon
kering yang dihasilkan. Penerimaan warna kue sagon kering dengan
penambahan 250 gram kelapa parut, kue sagon kering dengan penambahan
200 gram kelapa parut dan kue sagon kering dengan penambahan 150
gram kelapa parut tidak berbeda nyata. Warna yang dihasilkan yaitu putih
kecoklatan, karena merupakan warna khas kue sagon kering.
3) Kerenyahan
Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa penambahan kelapa parut
pada kue sagon kering memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
penerimaan kerenyahan kue sagon kering yang dihasilkan. Penerimaan
kerenyahan kue sagon kering dengan penambahan 250 gram kelapa parut
dan kue sagon kering dengan penambahan 200 gram kelapa parut berbeda
nyata, kue sagon kering dengan penambahan 200 gram kelapa parut
dengan kue sagon kering dengan penambahan 150 gram kelapa parut
berbeda nyata. Akan tetapi penerimaan kerenyahan kue sagon kering
dengan penambahan 250 gram kelapa parut dan kue sagon kering dengan
penambahan 150 gram kelapa parut tidak berbeda nyata.
Dari tabel dapat diketahui bahwa kerenyahan kue sagon kering
dengan penambahan 250 gram kelapa parut disukai oleh panelis. Hal ini
disebabkan pada kue kering dengan penambahan 250 gram kelapa parut
mempunyai kerenyahan yang sangat renyah, dibandingkan dengan kue
sagon kering dengan penambahan 200 gram kelapa parut dan kue sagon
kering dengan penambahan 150 gram kelapa parut mempunyai kerenyahan
yang agak keras. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
4) Keseluruhan (Overall)
Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa penambahan kelapa parut
pada kue kering memberikan pengaruh terhadap penilaian kue kering
secara keseluruhan. Penerimaan kerenyahan kue sagon kering dengan
penambahan 250 gram kelapa parut dan kue sagon kering dengan
penambahan 200 gram kelapa parut berbeda nyata, kue sagon kering
dengan penambahan 200 gram kelapa parut dengan kue sagon kering
dengan penambahan 150 gram kelapa parut berbeda nyata. Akan tetapi
penerimaan keseluruhan kue sagon kering dengan penambahan 250 gram
kelapa parut dan kue sagon kering dengan penambahan 150 gram kelapa
parut tidak berbeda nyata.
Dari tabel dapat diketahui bahwa kerenyahan kue sagon kering
dengan penambahan 250 gram kelapa parut disukai oleh panelis. Jika
dilihat dari tabel kue sagon kering dengan penambahan 250 gram kelapa
parut disukai oleh panelis dalam hal penerimaan secara keseluruhan. Hal
ini disebabkan pada kue kering dengan penambahan 250 gram kelapa
parut mempunyai warna yang putih kecoklatan, aroma tepung beras ketan
dan kelapa parut yang tidak terlalu menyengat, kerenyahan yang renyah,
dan rasa yang pas antara tepung beras ketan, kelapa parut dan parutan kulit
jeruk purut.
b. Analisis Kimia
1) Analisis Kadar Air
Setelah dilakukan analisis sensori terhadap kue sagon kering
dengan formulasi yang terpilih dan kadar gula, selanjutnya dilakukan
analisis kadar air pada Kue Sagon Kering yang terpilih yaitu pada kue
sagon kering dengan penambahan kelapa parut 250 gr. Tujuan analisis
kadar air pada kue sagon kering adalah untuk mengetahui kandungan air
dalam produk akhir yang commit to user
dapat mempengaruhi produk akhir yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
27
Berdasarkan Tabel 4.3. hasil analisis kadar air pada kue sagon
kering diperoleh hasil 7,73% dan sebagai pembandingnya yaitu SNI Kue
Kelapa karena belum adanya SNI Kue Sagon, kadar air kue kelapa
maksimal 4%. Maka kadar air kue sagon kering di atas kadar air kue
kelapa, hal ini disebabkan karena waktu penyimpanan yang terlalu lama
yang mengakibatkan udara masuk dan akan menambah kadar air
sebaiknya dalam pengemasan harus benar-benar tertutup supaya udara
yang terdapat di luar tidak akan masuk ke dalam kemasan. Dari hasil uji
coba penyimpanan produk pada suhu kamar menggunakan plastik, kue
sagon kering ini mempunyai umur simpan berkisar antara 3 sampai 4
minggu. Melebihi waktu tersebut kue kering mempunyai tekstur yang
kurang renyah dan tengik.
2) Analisis Kadar Gula
Kadar gula adalah banyaknya gula yang terkandung dalam bahan
pangan yang dinyatakan dalam persen. Berdasarkan Tabel 4.3. hasil
analisis kadar gula pada kue sagon kering diperoleh hasil 21,52%, hal ini
sudah sesuai dengan SNI kue kelapa yaitu antara 20-35%.
B. Desain Kemasan
a. Bahan
Pengemasan kue sagon kering menggunakan plastik polipropylene
(PP) ukuran 31 x 19,5 cm. Polipropylene (PP) adalah plastik pengemas
yang kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan
yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap. Selain itu plastik berguna untuk melindungi makanan dari
kontaminasi dan sinar matahari, melindungi air dan lemak, mencegah
masuknya bau dan gas.
b. Bentuk
Pengemasan kue sagon kering ini menggunakan kemasan plastik
berbentuk persegi panjang,commit
hal ini to user untuk mempermudah proses
bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
pengisian kue sagon kering kedalam plastik, menjaga kualitas kue sagon
kering dan kue sagon kering akan terlihat lebih menarik. Pengemasan kue
sagon kering menggunakan kemasan plastik untuk menghemat biaya
produksi.
c. Labeling
C. Analisis Ekonomi
1. Biaya Produksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
No Uraian Rp/bln
1 Gaji Pimpinan (Rp. 1.250.000,-/bln, 1 1.250.000
orang)
2 Biaya Promosi (Rp. 360.000,-/th) 30.000
3 Biaya Administrasi (Rp. 50.000,-/bln) 50.000
Jumlah 1.330.000
3) Biaya Amortisasi
Tabel 4.7. Biaya Amortisasi
30
4) Dana Sosial
→ Rp 240.000 selama 1 tahun
→ Jadi perbulan : Rp 20.000
Total Biaya Tetap (Fixed Cost)
Tabel 4.8. Total Biaya Tetap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
b. Biaya Kemasan
Tabel 4.10. Biaya Kemasan
No Uraian Rp/bln
1 Biaya bahan baku dan pembantu 16.428.125
2 Biaya Kemasan 5.000.000
Jumlah 21.428.125
2) Biaya Bahan Bakar (Energi dan Pembersih)
Tabel 4.12. Biaya Bahan Bakar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
5. Perhitungan Rugi/Laba
a. Laba Kotor = Penjualan – Biaya Produksi
= Rp 33.750.000 - Rp 25.249.660,3
= Rp 8.500.339,75
b. Laba Bersih = Laba Kotor – Usaha Kepemilikan
= Rp 8.500.339,75 – Rp 425.016,9875
= Rp 8.075.322,76
6. Biaya Tidak Tetap (VC) / Kemasan
Biaya Tidak Tetap
VC Kemasan =
Kapasitas Produksi
Rp 23.664.695
=
2500 bungkus
= Rp 9.465,878/bungkus
= Rp 9.466/bungkus
7. Break Event Point (BEP)/ Titik Impas
Ø Analisis Titik Impas (BEP) Unit per bulan
TFC
BEP =
P/unit-VC/unit
Rp 1.585.081,25
=
Rp 13.500-Rp 9.466
= 392,9 » 393 bungkus
Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak
393 bungkus.
8. Payback Period (PP)
Total Biaya Produksi
PP=
Laba Kotor
Rp 25.249.660,25
=
Rp 8.500.339,75
= 2,97 bulan
9. B/C (Benefit Cost Ratio) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
B Penjualan (TR)
=
C Biaya Total Produksi
Rp 33.750.000
=
Rp 25.249.660,25
= 1,33 bulan
10. ROI (Return on Investment) sebelum pajak
Laba Kotor
ROI ¾sebelum pajak = x 100%
Total Biaya Produksi
Rp 8.500.339,75
= x100%
Rp 25.249.660,25
= 33,66 %
11. ROI (Return on Investment) sesudah pajak
Laba Kotor
ROI ¾setelah pajak = x 100%
Total Biaya Produksi
Rp 8.075.322,76
= x100%
Rp 25.249.660,25
= 31,9 %
12. IRR (Internal Rate of Return)
Tabel 4.17. Perhitungan IRR
Th Cost © Benefit (B) B-C 5% NPV 7% NPV
Investasi Pemeliharaan Produksi Total DF DF
1 686721424 0 0 686721424 0 -686721424 0,952380952 -654020402,9 0,934579439 -641795722
2 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,907029478 92379708,84 0,873438728 88958536,99
3 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,863837599 87980675,09 0.816297877 83138819,62
4 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,822702475 83791119,13 0,762895212 77699831,42
5 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,783526166 79801065,84 0,712986179 72616664,88
6 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,746215397 76001015,09 0,666342224 67866041,94
7 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,71068133 72381919,13 0,622749742 63426207,42
8 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,676839362 68935161,08 0,582009105 59276829,37
9 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,644608916 65652534,36 0,543933743 55398905,95
10 0 15548 302995923 303151371 2250000000 101848629 0,613913254 62526223,2 0,508349292 51774678,46
NPV1
IRR= DF1+ xDF2-DF1
NPV1-NPV2
35.429.018,9
= 5+ x7-5
35.429.018,9-(-21.639.206)
= 6,24 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa analisis usaha kue
sagon kering adalah : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
a. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha
dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
1) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun
perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya
usaha, dana sosial amortisasi, dan biaya penyusutan alat. Biaya tetap
produksi kue sagon kering setiap bulan sebesar Rp 1.585.081,25,-
2) Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost)
Biaya tidak tetap/variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya
jika melakukan proses produksi. Biaya tidak tetap/variabel terdiri dari
biaya bahan baku, pembantu dan kemasan, biaya bahan bakar/energi,biaya
tenaga kerja dan biaya perawatan dan perbaikan. Biaya variabel produksi
kue sagon kering setiap bulan sebesar Rp 23.664.579,-
b. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat
dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi
kue sagon kering setiap bulan adalah 2.500 bungkus.
c. Harga Pokok Produksi
Harga pokok penjualan merupakan harga minimal yang harus
diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari
biaya produksi (biaya tetap dan biaya variabel) dibagi dengan jumlah produk
yang dihasilkan (kapasitas produksi). Harga Pokok Penjualan kue sagon
kering adalah Rp 10.099,86,-
d. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah
keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan mengacu/berdasarkan
harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus
lebih tinggi dari harga pokok. commit to user
Harga jual kue sagon kering adalah Rp 13.500,-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
a. Kesimpulan
Kesimpulan praktek produksi “Pembuatan Kue Sagon Kering ini
adalah :
1. Proses Pembuatan Kue Sagon Kering yaitu kelapa parut dan tepung
beras ketan disangrai selama 10 menit, didinginkan. Kelapa sangrai,
tepung beras ketan sangrai, gula pasir, susu skim, parutan kulit jeruk
purut dan garam dicampur sampai benar-benar rata. Cetakan diambil,
adonan dimasukkan, ditekan dan dipadatkan. Adonan dipanggang
didalam oven bertemperatur 1000 C, selama 15-20 menit. Diangkat dan
didinginkan selama 15 menit. Kue sagon kering dikemas.
2. Secara keseluruhan kue sagon kering yang disukai konsumen menurut
uji skoring yaitu kue sagon kering dengan formula kelapa parut 250 gr.
3. Dihasilkan kadar air sebesar 7,73 % dan kadar gula sebesar 21,52 %.
4. Kapasitas produksi Kue Sagon Kering 2.500 bungkus/bulan dengan
harga Rp 10.099,86, harga jual Rp 13.500,00, sehingga diperoleh laba
bersih Rp 8.500.339,75/bulan. Usaha akan mencapai titik impas pada
tingkat produksi 393 bungkus/bulan. Berdasarkan Analisis Ekonomi,
usaha Kue Sagon Kering layak untuk dijalankan.
b. Saran
Dalam pembuatan kue sagon kering selain menggunakan kelapa
parut sangrai dan tepung beras ketan sangrai juga dapat menggunakan
kelapa parut dan tepung beras ketan yang tidak disangrai.
commit to user
39