Anda di halaman 1dari 14

INTEGRASI KURIKULUM CAMBRIDGE DENGAN KURIKULUM NASIONAL

DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS


SISWA
(Studi Multisitus di SDI Bayanul Azhar Bendiljati Kulon dan SD Zumrotus Salamah
Tawangsari Tulungagung)

CAMBRIDGE CURICULUM INTEGRATION WITH NATIONAL CURICULUM IN


TEACHING AND LEARNING PROCESS TO INCREASE STUDENT’S
CREATIVITIES
(Multi-site study at SDI Bayanul Azhar Bendiljati Kulon, Tulungagung and SD
Zumrotus Salamah Tawangsari, Tulungagung)

Muh. Syaifudin Isya


MA AL MA’ARIF Tulungagung

*Corresponding author: isyacay56@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena yang mana banyak bermunculan
sekolah-sekolah yang menamakan dirinya bertaraf Internasional. Namun pada kenyataannya
sekolah-sekolah tersebut hanya mengunggulkan fasilitas yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Sekolah-sekolah yang mengatasnamakan dirinya bertaraf Internasional juga
hanya menerapkan sistem bilingual dalam proses pembelajaran yang membedakan dengan
sekolah pada umumnya. Namun perbedaan tersebut mengarah kepada sektor pembiayaan
saja, tidak kepada sektor peningkatan kualitas peserta didiknya. Pada dasarnya yang
dimaksud dengan sekolah bertaraf Internasional adalah sekolah mampu menciptakan generasi
yang memiliki daya saing dengan sekolah-sekolah luar negeri. Tidak dipungkiri daya saing
yang utama adalah dalam segi kreativitas anak dalam menyerap sebuah proses pembelajaran.
Dari situlah, sekolah yang menerapkan kurikulum internasional dalam proses pembelajaran
harus benar-benar memperhatikan perkembangan siswa yang memiliki sikap kreatif dalam
pembelajaran yang akhirnya mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik. Dengan
kreativitas, anak akan mampu menyerap pembelajaran, baik dari sisi menemukan, melakuakan
perubahan, dan menerapkan konsep pembelajaran dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran untuk
meningkatkan kreativitas siswa dengan adanya integrasi kurikulum cambridge dengan
kurikulum Nasional di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah, (2) implementasi
pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas siswa dengan adanya integrasi kurikulum
cambridge dengan kurikulum Nasional di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah, (3)
evauasi hasil pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas siswa dengan adanya integrasi
kurikulum cambridge dengan kurikulum Nasional di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus
Salamah. Metode Penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
studi multisitus di dua lembaga yaitu SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah, sumber
datanya berbentuk informan, peristiwa, lokasi, dan dokumen, teknik pengumpulan datanya
dengan observasi, interview, dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis induktif,
sedangkan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan kreadibilitas, dependebilitas,
transferbilitas, konfirmabilitas. Hasil penelitian : (1) Perencanaan pembelajaran yang
dilaksanakan di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah adalah perencanaan yang
mampu meningkatkan kreativitas siswa adalah dengan cara merencanakan pembelajaran
dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan kesiapan guru dalam menjalankan proses
pembelajaran bagi siswa. Serta guru memperhatikan aktivitas-aktivitas yang memungkinkan
untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran seperti motivasi bagi siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran, (2) Implementasi pembelajaran yang mampu meninglkatkan
kreativitas siswa adalah berprinsip pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. (3)
Evaluasi hasil belajar siswa yang mampu meningkatkan kreativitas siswa adalah evaluasi yang
di dalamnya terdapat pengaturan yang tidak memungkinkan siswa untuk menjalankan
kecurangan dalam mengerjakan soal tersebut. Kemudian jenis tes yang baik untuk
meningkatkan kreativitas siswa adalah jenis tes esai dan berisi tentang soal analisis penerapan
materi, bukan mempertanyakan pengetahuan terhadap materi yang diajarkan.

Kata Kunci : Integrasi Kurikulum Cambridge dengan Kurikulum Nasional, Pembelajaran,


Kreativitas.

ABSTRACT

This research is based by a phenomenon that many schools name their selves International
level. But in fact, the schools just use facilities that used in teaching and learning process. The
school in the name of International level their selves also apply bilingual system in teaching
and learning process difference with in other common schools. However the differences just in
defrayal side only, it isn’t in rising of student quality side. On based that means with the
International school level is school can create generation who has competition with overseas
schools. For the main competition are student’s creativities in learning teaching and learning
process. From that, the school that apply International curriculum in teaching and learning
process has to care student development that has creative in teaching and learning process
well. By creativities, children can be able to learn the lesson. It’s good from finding something
side, enhance action, apply learning concept correctly in daily activity. The research purposes
are: 1) describe lesson plan to increase student’s creativities by Cambridge curiculum
integration with National curiculumin SDI Bayanul Azhar and SD Zumrotus Salamah; 2) how
to implementation of learning to increase student’s creativities by Cambridge curiculum
integration with National curiculumin SDI Bayanul Azhar and SD Zumrotus Salamah; 3) how
to evaluate the result of study to increase students’ creativities by Cambridge curiculum
integration with National curiculumin SDI Bayanul Azhar and SD Zumrotus Salamah. This
research method use qualitative approach by study of multi-site in two institutes, they are SDI
Bayanul Azhar and SD Zumrotus Salamah, data resources form man’s information, events,
places, interview, and documentations. Data analysis is by using inductive analysis, whereas
checking of the data validity is by using credibility, dependability, transferability,
conformability. The result of research: 1) lesson plan that be done in SDI Bayanul Azhar and
SD Zumrotus Salamah. Whereas the planning can increase students’ creativities is by using
lesson plan with paying attention to student needs and teacher preparations in carrying out
teaching and learning process for students. Teachers also pay attention activities that can add
the continuing of study like giving motivation to students have an active role in teaching and
learning process. 2) The implementation of teaching and learning applied SDI Bayanul Azhar
and SD Zumrotus Salamah by using The implementation of teaching and learning can increase
students’ creativities is principle on teaching and learning process of student centre. (3) The
result of student evaluation that can increase students’ creativities is the evaluation contain
the role that the student may not do an underhand way of doing the questions. Then, the good
test type to increase students’ creativities is an essay test type and contains material applying
analysis question, it doesn’t ask questions knowledge toward taught material.
Key words: Cambridge curiculum integration with National curiculum, learning, creativities.

A. PENDAHULUAN
Inovasi dalam lembaga pendidikan menjadi sorotan utama dalam era globalisasi saat ini. Hal
ini disebabkan oleh keinginan sekolah menjadi sekolah yang bermutu dan menjadi sekolah
yang memiliki daya saing terhadap tuntutan dunia saat ini. Berbagai bentuk perubahan
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan demi terwujudnya lembaga yang berdaya saing
Internasional, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana yang memadai serta menunjuk Guru
yang profesional dalam menjalankan tugas pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan
lembaga pendidikan yang ideal. Kemudian dari kesekian inovasi yang digunakan salah satu
inovasinya tertuju pada inovasi kurikulum. Inovasi dalam kurikulum ini dilaksanakan dengan
melaksankan kerjasama dan juga melaksanakan pembaharuan dari sisi sistem yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan sebuah lembaga pendidikan. Selain kerjasama dan
pembaharuan inovasi kurikulum dapat dijalankan melalui sebuah adopsi dari kurikulum lain
yang kesemuanya itu didasarkan pada pertimbangan dan tantangan pada era saat kurikulum
tersebut diterapkan.
Perkembangan kurikulum harus berdasarkan pada kebutuhan perkembangan zaman. Hal
ini didasarkan pada kebutuhan out put yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Dengan demikian
selain ditentukan oleh kebijakan pusat, maka kurikulum harus melihat kebutuhan lokal yang
mengutamakan kebutuhan dalam wilayah tertentu.
Terlepas dari bobot kebutuhan pusat dan daerah yang menjadi pertimbangan selanjutnya
adalah tentang daya saing lembaga pendidikan yang saat ini telah dihadapkan dengan
persaingan global. Oleh sebab itu lembaga pendidikan harus mulai berpikir tentang bagaimana
memenuhi kebutuhan akan persaingan dengan lembaga pendidikan bertaraf Internasional.
Perkembangan pendidikan juga diisyaratkan oleh UNESCO yang berisi tentang bagaimana
sebaiknya sebuah pendidikan yang mampu diimplementasikan oleh siswa yang mengikuti
jenjang pendidikan. Pilar pendidikan yang di canangkan oleh UNESCO tersebut adalah
(Mulyasa, 2006):
1. Learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam
pembelajaran
2. Learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengalaman dan
pelaksanaannya.
3. Learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian
dengan diri anak ini juga sesuai dengan konsep “multiple intelligent” dari Howard Gardner.
4. Learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang merupakan aspek
kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam
keberagamaan yang ada disekeliling siswa.
Ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam inovasi kurikulum,diantaranya: (1) Prinsip
berorientasi pada tujuan, pengembangan kurikulum didasarkan kepada tujuan tertentu yang
bertitik pada pondasi tujuan pendidikan nasional. (2) Prinsip relevansi, Kurikulum dan
pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
(3) Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum (4)
Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang
dipakai dengan hasil yang diperoleh (5) Prinsip kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat
kelas dan jenjangpendidikan disusun secara berkesinambungan (6) Prinsip
Fleksibilitas,disamping program yang berlakuuntuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi
amak mengambil program-program pilihan (7) Prinsip integritas, kurikulum hendaknya
memperhatiakn hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan
kepribadian yang terpadu. (8) Prinsip mutu, pendidikan harus dikembangkan berdasarkan
pendidikan mutu dan mutu pendidikan (Hamalik, 2013).
Selain prinsip dalam inovasi kurikulum, proses pengembangan kurikulum kearah sekolah
bertaraf internasional juga harus mengedepankan pola pengorganisasian antara kurikulum yang
telah diterapkan dengan kurikulum yang akan diadopsi dari luar negeri. Pola-pola
Pengorganisasian kurikulum yang sangat penting meliputi Separated Subject Curriculum,
Correlated Curriculum, dan Integrated Curriculum (Subroto, 1990):
a. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran
(subject) yang terpisah-pisah satu sama lain, ada batas pemisah antara mata pelajaran yang
satu dengan yang lain dan antara satu kelas dengan kelas yang lain.
b. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain
ada hubungannya bersangkut paut (correlated) walaupun batas-batas yang satu dengan
yang lain masih dipertahankan.
c. Integrated Curriculum
Kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan
bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.

Lebih jauh tentang asas pengorganisasian kurikulum, berkaitan dengan integrasi


kurikulum dapat dijalankan pada masing-masing pembelajaran atau integrasi kepada dua
macam kurikulum yang berbeda yang mana satu sama lainnya meniadakan batas-batas pada
masing-masing kurikulumnya. Sehingga muncullah kurikulum baru yang menerapkan dua
kurikulum secara langsung. Integrasi atau terpadu bertujuan untuk memadukan dua unsur yang
berbeda satu sama lainnya. Dengan prinsip keterpaduan dalam sebuah kurikulum, maka dasar-
dasar masing-masing kurikulum harus melebur menjadi satu kesatuan yang utuh tidak terpisah-
pisah.
Jadi, dalam proses integrasi kurikulum hal yang perlu diperhatikan adalah adanya
penyatuan dari berbagai unsur atau komponen yang terdapat dalam kurikulum, mulai dari
integrasi tujuan kurikulum, isi dari kurikulum, metode yang diterapkan, pengorganisasian
kurikulum, dan evaluasinya.
Skema paradigma berfikir berikut disajikan untuk memberikan gambaran alur berfikir
yang dijalankan dalam penelitian. Berikut skema paradigma yang tergambar di bawah ini:

Kepala Sekolah

Integrasi Kurikulum Cambridge dengan


Kurikulum Nasional

Proses Pembelajaran
1. Perencanaan
Pembelajaran
Tenaga Pendidik/Guru
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
3. Evaluasi
Pembelajaran

Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran


Gambar 1. Skema paradigma berfikir sebagai gambaran alur berfikir dalam penelitian

B. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan adalah penelitian
yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai proses kependidikan (Furchan, 2004).
Sementara itu, jika dilihat dari sifat datanya, karena data yang dikumpulkan bersifat
deskriptif atau kata-kata, maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif.
Pendekatan kualitatif dipilih, karena pendekatan kualitatif mampu mendeskripsikan
sekaligus memahami makna yang mendasari tingkah laku partisipan, mendiskripsikan latar
dan interaksi yang kompleks, eksplorasi untuk mengidentifikasi tipe-tipe informasi, dan
mendeskripsikan fenomena (Faisal, 1990).
Selanjutnya, jika dilihat dari jenis data yang dikumpulkan, maka penelitian ini
adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan apa adanya
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 2003). Penelitian deskriptif kualitatif
menurut Best, seperti yang dikutip Sukardi adalah metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2005).
Demikian juga Prasetya mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang menjelaskan fakta apa adanya (Irawan, 1999). Penelitian ini ingin menjelaskan secara
lebih detail mengenai situasi dan kondisi yang ada dalam lokasi penelitian dan berlatar
naturalistik.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDI Bayanul Azhar Desa Bendiljati Kulon, Kecamatan
Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung dan SD Zumrotus Salamah Desa Tawangsari
Kecamatan Kedungwaru, kabupaten Tulungagung
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Wawancara Mendalam
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah yang berupa
manusia dalam posisi sebagai nara sumber atau informan. Untuk mengumpulkan
informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara (Irawan, 1999). Interview
(wawancara) merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak
yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian
(Marzuki, 2001).
b. Observasi Partisipan
Dalam sebuah penelitian, observasi manjadi bagian hal terpenting yang harus dilakukan
oleh peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek maupun objek penelitian dapat
dilihat dan dirasakan langsung oleh seorang peneliti. Menurut Moh. Nazir, observasi
diartikan sebagai “pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa pertolongan alat
standar lain untuk keperluan tersebut” (Nazir, 1988). Observasi dilakukan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, benda, serta rekaman
dan gambar (Hadi, 1989). Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan teknik observasi
partisipan (participant observation).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dari sunber-sumber non-insani (Hadi,
1989). Dalam penelitian ini peneliti mengambil data berupa catatan, transkrip, buku,
agenda, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk lebih meyakinkan akan kebenaran
objek yang akan diteliti.

4. Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan multi situs, sehingga dalam
menganalisis data dilakukan dalam dua tahap, yakni:
a. Analisis situs tunggal

Pengumpulan Penyajian
data data

Reduksi
data
Kesimpulan
dan
verifikasi

Kesimpulan
akhir

Gambar 2. Skema analisis situs tunggal


b. Analisis lintas situs

Strategi Pembelajaran
untuk Meningkatkan
Kreativitas Siswa

Situs I Situs II
Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran
di SDI Bayanul Azhar di SD Zumrotus Salamah

Pengumpulan data situs I Pengumpulan data situs II

Temuan sementara situs I Temuan sementara situs II

Analisis lintas situs

Temuan akhir

Gambar 3. Skema analisis lintas situs

C. HASIL PENELITIAN
Dalam pemaparan data hasil penelitian ini didasarkan kepada hasil pengumpulan
data di lapangan oleh peneliti berdasarkan pada Perencanaan pembelajaran, Strategi
implementasi pembelajaran, dan Evaluasi hasil pembelajaran untuk meningkatkan
kreativitas siswa dengan adanya integrasi kurikulum Cambridge dengan kurikulum
Nasional di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah.
Dari hasil penelitian yang dijalankan oleh peneliti, perencanaan pembelajaran
berperan aktif dalam mengakomodasi keberadaan guru dan siswa dalam satu situasi
yang harmonis yaitu pembelajaran, baik di SDI Bayanul Azhar maupun SD Zumrotus
Salamah, semua menggunakan perencanaan pembelajaran yang tertuang berupa
Silabus, RPP, Workbook, dan Worksheet. Dari keempat jenis hasil perencana yang
dibuat oleh guru semua menunjukkan adanya integrasi yang mana materi-materi yang
sama pada dua kurikulum yang dilaksanakan mengacu kepada prinsip integrasi yaitu
melebur materi yang sama dan mengurutkan materi yang berbeda sesuai dengan
karakteristik perkembangan siswa.
Berdasarkan isi dari silabus dapat peneliti perhatikan bahwa keberadaan siswa di
SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah patut diperhatikan. Sudut pandang yang
digunakan oleh guru di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah mengacu
kepada keadaan siswa ketika mendapat pembelajaran di dalam kelas. Adanya aktifitas
dan sarana pendukung dalam proses pembelajaran juga diperhatikan. Dari silabus yang
telah direncanakan sedemikian rupa akhirnya dikembangkan menjadi sebuah RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) di mana RPP harus lebih spesifik terkait dengan
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Selain pembuatan silabus dan RPP, SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus
Salamah yang mengintegrasikan kurikulum Cambridge ke dalam kurikulum Nasional
juga menggunakan perencanaan pembelajaran berdasarkan buku aturan pembelajaran
yang telah disediakan oleh Cambridge berupa workbook. Dari workbook inilah guru
dapat melihat materi yang harus disampaikan dalam proses pembelajaran. Kemudian
dari workbook inilah perencanaan pembelajaran dikembangkan oleh masing-masing
guru di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah menjadi sebuah worksheet pada
masing-masing tema pembelajaran.
Workbook merupakan buku panduan yang diterbitkan oleh lembaga mitra
Cambridge atau langsung dari Cambridge. Sedangkan worksheet merupakan bentuk
miniatur dari workbook yang di dalamnya memuat materi, cara belajar dan soal-soal
yang digunakan untuk latihan siswa. Worksheet cenderung seperti modul pembelajaran
yang digunkan pada tiap-tiap tatap muka dengan siswa (satu kali tatap muka satu
worksheet).
Pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari apa yang disebut dengan model
pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran, serta media
pembelajaran yang digunakan untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran.
Berdasarkan diagram yang berkaitan dengan model guru sebagai pembuat keputusan,
maka pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari perencanaan tesebut.
Sedangkan dari hasil penelitian berkaitan dengan strategi pembelajaran, maka
dapat dijabarkan tentang model pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan
kreativitas siswa di SDI Bayanul Azhar maupun Di SD Zumrotus Slamah dengan
menggunakan beberapa macam model pembelajaran yang diterapkan 1. Model
Pembelajaran langsung (Direct Instruction), 2. Model pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning), 3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning), 4. Model Pembelajaran Diskusi (Classroom Discusion)
Kemudian selain model pembelajaran yang di laksanakan dalam proses
pembelajaran, strategi pembelajaran yang diterapkan adalah 1. Pembelajaran Langsung
(Contextual Teaching Learning), 2. Pembelajaran Inkuiri (inquiri), 3. Pembelajaran
Modul (modular instruction), 4. Pembelajaran Tuntas (mastery learning)
Kemudian berkaitan dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan di kedua
lembaga tersebut : 1. Metode Diskusi, 2. Metode Tanya Jawab, 3. Metode penugasan,
4. Metode Survei masyarakat, 5. Metode Pembiasaan, 6. Metode Drill
Penerapan evaluasi hasil belajar siswa yang mampu meningkatkan kreativitas
siswa cenderung kepada bentuk evaluasi itu sendiri. Jenis evaluasi yang diterapkan di
SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan ranah evaluasinya


a. Kognitif
Evaluasi berdasrkan ranah kognitif merupakan evaluasi yang dikaitkan
pada pengetahuan atau ilmu yang telah diterima oleh siswa di SDI Bayanul
Azhar dan SD Zumrotus Salamah. Penerapan evaluasi ini biasa dilaksanakan
dengan memberikan soal pada akhir pembelajaran atau diadakan ulangan
harian. Bisa juga dilakukan pada saat ujian semester atau ujian UKK.
b. Afektif
Ranah afektif cenderung kepada sikap siswa terhadap materi pelajaran
yang diajarkan. Penilaian yang diterapkan di SDI Bayanul Azhar dan SD
Zumrotus Salamah mengarah kepada penilaian sikap yang dilakukan dengan
cara memperhatikan sikap siswa terhadap pelajaran berkaitan dengan
perhatiannya
c. Psikomorik
Pada penilaian yang dilaksanakan oleh guru di SDI Bayanul Azhar dan
SD Zumrotus Salamah menekankan pada keterampilan siswa dalam proses
pembelajaran dan hasil karya siswa mendapatkan apresiasi yang tinggi apapun
bentuk hasil karya tersebut selama tidak keluar dari materi yang diajarkan.
Keadaan inilah yang memacu tingkat kepercayaan diri siswa tinggi, sehingga
siswa akan berusaha menciptakan sesuatu yang berbeda dan unggul
menurutnya, agar mendapatkan apresiasi yang baik dari guru pengampu.
2. Berdasarkan kurikulumnya
a. Nasional
1) Ujian Semester
Ujian semester di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah
dilaksanakan setiap akhir semester, biasa dilaksanakan serentak satu rayon
wilayah pendidikan. Dengan konsekwensi soal yang sama pada hari yang
sama dilaksanakannya.
2) Ujian Kenaikan Kelas
Ujian kenaikan kelas di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus
Salamah sama dengan ujian semester yang dilaksanakan pada semester 2.
tata aturan dan pelaksanaannya sama dengan ujian semester.
3) Ujian Nasional
Ujian nasional di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah
dilaksanakan bersama serentak seluruh Indonesia dengan jenis tes
terstandar. selain silang pengawas terdapat pula pengawas independen yang
tidak terkait dengan guru pada sekolah yang melaksanakan silang pengawas.

b. Cambridge
1) IPT (International Progression Test)
IPT merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada tiap semester 2
untuk kelas 3-5. Penggunaan tes ini berfungsi untuk melihat peningkatan
siswa di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus Salamah terhadap
penguasaan materi yang akan diajarkan pada jenjang berikutnya. Seluruh
soal didatangkan langsung dari pusat pengembangan Cambridge.

2) CPT (Center Progression Test)


CPT merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada tiap-tiap semester
yang dilaksanakan untuk kelas 1-6 di SDI Bayanul Azhar dan SD Zumrotus
Salamah.

3) Check Point
Sedangkan untuk ujian Check Point dilaksanakan untuk kelas 6
sebagai bentuk ujian akhir atau ujian kelulusan di SDI Bayanul Azhar dan
SD Zumrotus Salamah.
Secara teoritis dampak dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
bahwasanya kreativitas siswa dapat dibangun dengan melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa
memungkinkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
yang berpusat pada siswa menempatkan siswa pada posisi siswa sebagai subjek
pembelajaran bukan objek pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik yang berkaitan dengan
pembelajaran siswa aktif. Cara belajar siswa aktif adalah suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari
kegiatan belajar. pendapat Raka Joni yang dikutip oleh Hamalik, Setiap kegiatan
tersebut menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran
melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan,
tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik,
kognitif, dan sosial) penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap
(Hamalik, 2013) dari pembelajaran siswa aktif dapat dikembangkan proses
pembelajaran mandiri bagi siswa yang pada akhirnya dapat menjadikan siswa memiliki
sikap kreativitas dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
munandar bahwa ciri kreativitas siswa adalah (1) Terbuka terhadap pengalaman baru.
(2) Kelenturan dalam sikap. (3) Kebebasan dalam ungkapan diri. (4) Menghargai
fantasi. (5) Minat dalam kegiatan kreatif. (6) Memiliki tingkat kepercayaan diri
terhadap gagasan sendiri. (7) Mandiri dan menunjukkan inisiatif. (8) Kemandirian
dalam memberi pertimbangan.(Utami, 2002)
Dengan melihat hasil penelitian dan konsep yang dibangun oleh Oemar Hamalik,
Raka Joni, dan pendapat munandar tentang kreativitas, dapat dikatakan penelitian ini
mendukung konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada akhirnya dengan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran mampu meningkatkan keaktifan
siswa yang berimbas kepada kreativitas siswa meningkat.
Sedangkan secara praktis penelitian ini berdampak pada proses pembelajaran
yang ada di lapangan untuk memperhatikan masalah perencanaan, implementasi, dan
sistem evaluasi pembelajaran. Artinya sebagai guru harus bersikap inovatif dalam
menjalankan tugasnya sebagai guru. Pola pikir guru sebagai pusat pembelajaran harus
mulai dirubah dan diganti dengan siswa sebagai pusat pembelajaran. Dengan demikian
penerapan proses pembelajaran dapat dilihat dengan kacamata kebutuhan siswa dalam
pembelajaran bukan apa yang ingin dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan diri secara menyelurruh dan
mampu membangun sikap kreatif dalam proses pembelajaran.

D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Perencanaan yang mampu meningkatkan kreativitas siswa adalah dengan cara
merencanakan pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan kesiapan
guru dalam menjalankan proses pembelajaran bagi siswa. Serta guru
memperhatikan aktivitas-aktivitas yang memungkinkan untuk menunjang
keberlangsungan pembelajaran seperti motivasi bagi siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
2. Implementasi pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas siswa dijalankan
dengan berprinsip pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sehingga
siswa aktif dalam proses pembelajaran yang berimplikasi meningkatkan kreativitas
siswa.
3. Evaluasi hasil belajar yang mampu meningkatkan kreativitas siswa adalah evaluasi
yang di dalamnya terdapat pengaturan yang tidak memungkinkan siswa untuk
menjalankan kecurangan dalam mengerjakan soal tersebut. Kemudian jenis tes
yang baik untuk meningkatkan kreativitas siswa adalah jenis tes esai dan berisi
tentang soal analisis penerapan materi, bukan mempertanyakan pengetahuan
terhadap materi yang diajarkan.

E. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang:


YA3.

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offser.

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Irawan, Prasetya. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula.
Jakarta : STAIN.
Marzuki. 2001. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE UII Yogyakarta.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami, 2002. Kreativitas dan Keberbakatan : strategi mewujudkan potensi


kreatif dan bakat . Jakarta: PT Gramedia Utama.

Nazir, Moh. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Subroto, Suryo. 1990. Tata Laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi. 2005. Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta:


Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai