Anda di halaman 1dari 8

SPTK RESIKO BUNUH DIRI

(STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II
Dosen Pengampu : Nia Restiana M.Kep.,Ns.Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Novi Indri Tiani
NIM : C1914201011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
STRATEGI PELAKSANAAN
RESIKO BUNUH DIRI

A. PROSES KEPERAWATAN1
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
- Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
- Klien mengatakan lebih baik mati saja
- Klien mengatakan sudah bosan hidup
Data Objektif :
- Ekspresi murung
- Tak bergairah
- Ada bekas percobaan bunuh diri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien tetap aman dan selamat
- Klien tidak ada keinginan untuk bunuh diri
4. Tindakan Keperawatan
SP 1:
a. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien
b. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien
c. Melakukan kontrak treatment 
d. Mengajarkan cara-cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP 2:
a. Mengidentifikasi aspek positif klien
b. Mendorong klien untuk berpikir positif tentang diri
c. Mendorong klien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
SP 3:
a. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan klien
b. Menilai pola koping yang biasa diterapkan klien
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
d. Mendorong klien memilih pola koping yang konstruktif
e. Menganjurkan klien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian
SP 4:
a. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama klien
b. Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
c. Memberi dorongan klien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan
yang realistis
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik 
b. Evaluasi validasi
c. Kontrak : topic, waktu, dan tempat
d. Tujuan tindakan/pembicaraan
2. Fase Kerja
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien : subjektif dan objektif 
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak yang akan datang (topic, waktu, tempat)

Fase Orientasi
Perawat : “selamat pagi mba, saya perawat Novi Indri Tiani, saya suka dipanggil Novi. Saya perawat
disini yang dinas di ruangan ini dari jam 07:00-14:00 WIB. Nama mba siapa? Senangnya
di panggil apa?”
Pasien : “nama saya Kanaya Agustin , panggil saja naya.”
Perawat : “Bagaimana perasaan dan kabar mba naya hari ini?”
Pasien : “saya merasa lelah, rasanya saya mau mati saja”
Perawat : “baiklah kalau itu yang mba fikirkan. Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang mengenaiperasaan mba naya?
Pasien : “ iya boleh”
Perawat : “berapa lama kita akan berbincang mba?”
Pasien : “terserah”
Perawat : “baiklah, kita berbincang selama 15 menit ya”
Pasien : “iya”
Perawat : “bagaimana kalau kita berbincang ditaman. Apakah mba bersedia?”
Pasien: “baiklah”

Fase Kerja
SP 1:
Perawat : “mengapa mba bisa berfikir seperti itu, apakah mba merasa bersalah?”
Pasien : “saya merasa sangat bersalah tidak ada gunanya lagi saya hidup, suami dan anak
saya sudahtiada. Mereka kecelakaan. Saya ingin menyusul mereka saja”
Perawat : “Apa ada keinginan untuk mengakhiri hidup mba?”
Pasien : “tentu saja”
Perawat : “jadi apa mba naya mendapat keuntungan dari percobaan mengakhiri hidup
mba sendiri? Apa dengan begitu mba merasa tenang?”
Pasien : “tidak tahu”
Perawat : “apa saja yang mba naya lakukan jika ingin mengakhiri hidup mba?”
Pasien : “ semua cara sudah saya lakukan dari menyayat tangan saya sendiri, minum obat
yangbanyak, sampai menggantung diri rasanya saya selalu ingin bunuh diri. Tapi disetiap
kesempatanselalu ada yang menghalangi, saya benar-benar ingin mati mungkin dengan
begitu saya terlepas dari beban hidup ini”
Perawat : “ baiklah tampaknya mba naya membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup”
Pasien : “....” (diam dan menatap kosong)
Perawat :“baiklah,bagaimana mba kalau hari ini kita berbincang tentang benda-benda
apa saja yang dapat membahayakan diri mba, serta bagaimana cara mengendalikan
dorongan bunuh diri?”
Pasien :“baiklah”
Perawat : “Mba naya, apakah mba tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri mba
?, cobasebutkan apa saja benda-benda tersebut!. Apakah salah satu benda tersebut ada
dikamar mbanaya?”
 Pasien :“tentu saya tahu”
Perawat : “ kalau begitu saya perlu memeriksa kamar mba naya untuk memastikan tidak
ada benda-benda yang membahayakan mba”
Pasien : “...”
Perawat : “mba naya tampaknya mba naya masih memiliki keinginan untuk mengakhiri
hidup mba. Maka saya tidak akan membiarkan mba naya sendiri”
Pasien : “iya”
Perawat : “sebelumnya apa yang mba lakukan jika keinginan bunuh diri itu timbul?”
Pasien : “saya lebih suka berteriak sus dan mengunci diri dikamar”
Perawat : “ baiklah begini mba naya jika keinginan itu timbul, maka untuk mengatasinya
mba harus langsung minta bantuan kepada perawat diruangan dan keluarga atau teman
yang sedang datang.Jadi mba naya jangan sendirian ya. Mba naya sudah mengerti ?”
Pasien : “iya”
Perawat : “saya percaya mba dapat mengatasi masalah tanpa harus menyakiti diri mba
sendiri” 

SP 2
Perawat :“Selamat pagi mba  naya, masih ingat dengan saya?”
Pasien : “iya masih”
Perawat : “Bagaimana perasaan mba hari ini? Masih adakah dorongan untuk mengakhiri
hidupmba?”
Pasien : “ saya merasa lebih baik”
Perawat : “mba naya, sesuai dengan janji kita kemarin sekarang kita akan membahas
tentang rasasyukur atas pemberian tuhan yang masih mba miliki serta aspek positif
dalam diri mba, bukannya mba masih punya keluarga yang sayang dengan mba?”
Pasien : “iya masih banyak yang menyayangi saya”
Perawat : “ menurut mba apa saja dalam hidup mba yang perlu disyukuri? Siapa saja
yang akan merasa rugi dan sedih jika mba naya meninggal?”
Pasien : “saya menyadari banyak hal yang patut disyukuri dihidup ini, masih banyak
yang ingin diberikesempatan untuk hidup. Saya merasa sedih jika melihat ibu saya
menangis karena saya”
Perawat : “baik, coba mba naya ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan mba
naya. Tentangkeadaan yang membuat mba naya merasa puas?”
Pasien : “saya merasa puas saya saya bisa melihat senyuman dari ibu saya, ibu yang
sudah merawat saya dari kecil, saya mempunyai taman bunga mawar yang bisa saya lihat
setiap hari”
Perawat : “itu adalah hal yang bagus mba. Coba mba sebutkan kegiatan apa yang masih
mba lakukanselama ini”
Pasien : “saya masih bisa melakukan kegiatan apa saja suster, beberes rumah, berkebun,
saya paling suka memanen mawar-mawar saya”
Perawat :“bagaimana kalau mba mencoba melakukan kegiatan tersebut lagi, mari kita
berlatih”
Pasien : “ tentu, saya ingin melakukakannya lagi suster”

SP 3:
Perawat : “ selamat pagi mba naya”
Pasien : “pagi suster, kali ini kita akan melakukan apa lagi suster?”
Perawat : “tampaknya mba naya semangaat sekali ya. Sekarang kita akan berdiskusi
bagaimana caramengatasi masalah yang selama ini timbul”
Pasien : “ iya boleh sus”
Perawat : “coba mba naya ceritakan situasi yang membuat mba naya ingin mengakhiri
hidup. Selainingin mengakhiri hidup, kira-kira jalan keluar apa yang bisa mba naya
lakukan?”
Pasien : “jika ada masalah saya lebih suka mengurung diri, saya tidak membiarkan
siapapun mendekati saya, dan jika saya mendengar suara yang aneh suara yang
menyuruh saya mengakhirihidup saya akan teriak-teriak”
Perawat : “ ternyata banyak juga ya. baik, mari kita diskusikan keuntungan dan kerugian
masing-masing cara tersebut”
Pasien : “iya”
Perawat : “kalau mba naya mengurung diri, tidak membiarkan siapapun mendekat
apa keuntungan untuk mba naya?”
Pasien : “keuntungannya...” (diam sambil berpikir)
Perawat : “begini saja . apakah mba merasa tenang setelah mengurung diri? Apa suara
tersebuttidak muncul saat mba naya sendiri?”
Pasien : “saya merasa kebalikannya suster, suara itu selalu muncul saat saya tengah
sendiri”
Perawat : “bagaimana kalau melakukan aktifitas seperti kemarin, aktifitas yang mba
naya suka seperti bersih-bersih rumah dan berkebun? Mungkin ditambah dengan
berbincang”
Pasien : “iya suster saya setuju”
Perawat : “mari kita buat rencana kegiatan dan memasukannya dalam jadwal kegiatan”
Pasien : “baiklah”
SP 4 :
Perawat : “ selamat pagi mba naya”
Pasien : “pagi suster mila”
Perawat : “masih adakah keinginan untuk mengakhiri hidup mba? Saya rasa pasti sudah
tidaka ada”
Pasien : “iya saya merasa semakin hari keinginan itu memudar suster”
Perawat : “syukurlah, sekarang kita akan berdiskusi tentang rencana masa depan mba
dan caramencapainya”
Pasien : “iya”
Perawat : “bisa mba naya ceritakan apa rencana mba naya dimasa depan setelah keluar
dari sini nanti?”
Pasien : “ saya akan memulai kehidupan dari awal lagi, saya ingin melakukan apa yang
sudah saya sia-siakan selama ini, saya sangat ingin mempunyai toko florist sendiri
dengan hasil dari kebun mawar saya”
Perawat : “bagus, ternyata mba naya mempunyai rencana yang luar biasa bagus dan
mempunyai semangat hidup yang besar”
Pasien : “tentu saja”
Perawat : “baik, mari kita diskusikan keuntungan dan kerugian rencana tersebut dan
bagaimana cara mencapai masa depan yang mba inginkan. Mari kita pilih cara yang
paling baik dan realistis.”
Pasien : “dari sini saya akan mulai merawat kebun mawar saya lagi suster, mungkin
denganmendirikan usaha kecil terlebih dahulu”
Perawat : “itu hal yang sangat baik. Mari kita buat rencana kegiatan dan memasukkannya
ke dalam jadwal harian mba naya agar masa depan yang mba naya rencanakan dapat
tercapai”
Pasien : “baik suster, mari lakukan”

Fase Terminasi
1. Mengingatkan waktu interaksi akan segera berakhir
Perawat : “ mba pertemuan kita sudah berakhir, mba sudah melakukan (nama
kegiatan) dengan sangat baik”
Pasien : “iya”
2. Menanyakan perasaan klien tentang berakhirnya interaksi
Perawat : “bagiamna perasaan mba setelah kita bercakap-cakap dan latihan (nama
kegiatan)?
Pasien : “....”
3. Membuat rencana tindakan lanjutPerawat:besok pagi kita latihan (nama kegiatan)
4. Menyepakati kontrak untu pertemuan berikutnya
Perawat : “mba maunya berapa lama untuk melakukan latihan (nama kegiatan).
Bagaimana kalau 15 menit, mba mau? Lalu mba latihannya dimana?
Pasien : “iya sus, ditaman”
Perawat : “baiklah besok kita akan melakukan latihan” (nama kegiatan, waktu,
tempat)
5. Mengucapkan salam dengan ramah, sopan dan bersahabat
Perawat :”sampai jumpa mba”
Pasien : “sampai jumpa suster”

Anda mungkin juga menyukai