Anda di halaman 1dari 5

Prinsip – prinsip Pembelajaran

-4 Teori Belajar

1. Teori Belajar Behavioristik: berorientasi pada hasil

Aliran ini lebih mengutamakan terbentuknya perilaku yang dihasilkan dari proses belajar.

Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah
seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku.

Dari teori ini juga, belajar dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.

Bentuk dari stimulus berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan
lain-lain yang diberikan guru kepada muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa
reaksi atau tanggapan dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru atau pendidik.

2. Teori Kognitivisme : Belajar adalah proses pemahaman  mengutamakan proses belajar|


ditekankan pada pemahaman dan pengalaman yang dimiliki peserta didik.
3. Teori Humanivisme : Belajar adalah proses memanusiakan manusia  mengutamakan isi yang
dipelajari
4. Teori Konstruktivisme : Belajar adalah hasil bentukan siswa sendiri dari lingkungan (pancaindra dan
pengalaman) – ga bisa di transfer dari dosen ke siswa. Belajar aktif dan mandiri.
PERMENDIKBUD NO 3 2020

Bentuk pembelajaran
1. Kuliah
2. Responsi dan tutorial
3. Seminar
4. Praktikum, praktik studio, praktek bengkel, praktik lapangan, praktik kerja
5. Penelitian, perancangan, pengembangan (wajib : D4/S1. S2, S3, profesi, spesialis)
6. Pelatihan militer
7. Pertukaran pelajar
8. Magang
9. Wirausaha; dan/atau
10. Bentuk lain pengabdian kepada masyarakat (D4, sarjana. Profesi, spesialis)

SKS – menyatakan beban belajar

-Semester satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 minggu, termasuk
ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

-Setiap tahun ada dua semester + semester antara = paling lama 8 minggu dan beban paling banuak 9
sks (kalau dalam bentuk perkuliahan tatap muka paling sedikit 16 kali + UTS dan UAS)

Masa belajar dan beban belajar


1. Diploma 1 = lama 1 tahun ; beban 36 sks
2. Diploma 2 = lama 3 tahun ; beban 72 sks
3. Diploma 3 = lama 5 tahun ; beban 108 sks
4. Diploma 4/S1 = lama 7 tahun; beban 144
5. S2 = lama 4 tahun ; beban 36
6. S3 = lama 7 tahun; beban 42 sks
7. Profesi = lama 3 tahun; bebean 24 sks

Prinsip – prinsip pembelajaran


1. Perhatian dan Motivasi: memusatkan – pikiran dan perasaan emosional – secara fisik dan
psikis terhadap sesuatu (yang menjadi pusat perhatiannya)| motivasi: dorongan/kekuatan
yang bisa menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu  berhubungan erat dengan
minat, minat yang tinggi cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan kegiatan
belajar. Motivasi ada dua: intrinsik (dari dalam) dan eksterinsik (dari luar diri siswa).

2. Keaktifan:
-Pada hakikatnya  belajar merupakan proses aktif  seorang siswa melakukan kegiatan
secara sadar untuk mengubah suatu perilaku.
-Menurut teori kognitif  belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif  melalui peroses
mengolah dan melakukan transformasi informasi yang diterima
-PBAS (Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa)  suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal – untuk memperoleh hasil belajar
berupa perpaduan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

3. Keterlibatan Langsung
-Setiap siswa harus terlibat langsung u/ mengalaminya  I hear and I forget – I see and I
remember – I do and I understand
-Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung  akan menghasikan pembelajaran
yang efektif dan mencapai tujuan pembelajaran

4. Pengulangan  dalam belajar  teori daya = manusia memiliki sejumlah daya seperti:
mengamati, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dsb.  be;ajar adalah
melebihi daya-daya dengan pengulangan dimaksudkan ahar setiap daya yang dimiliki manusia
dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang.

5. Tantangan  siswa belajar  menghadapi suatu tujuan yang harus dicapai  untuk
mencapai tujuan dihadapkan pada sebuah tantangan – mempelajari materi – timbulah motif
belajar. Metode pembelajaran yang bersifat menantang : eksperimen, inkuiri, diskoveri,
pemecahan masalah, diskusi.

6. Balikan dan Penguatan  berkaitan dengan conditioning (kondisikan stimulusnya) dan


Operant conditioning (perkuat responnya)  siswa akan belajar lebih semangat bila
mendapatkan hasil yang baik  hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan
mempengaruhi usaha belajar selanjutnya

7. Perbedaan Individual : proses belajar dari satu siswa berbeda satu dengan yang lainnya 
siswa harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya  selanjutnya
mendapatkan perlakuan sesuai kemampuan siswa. Siswa memiliki berbagai tipe/sifat: auditik,
visual, kinestetik  untuk itu gunakan multimedia/multimetode dalam kegiatan
pemebelajaran agar semua interest siswa dapat tersentuh.

Prinsip – prinisip Mengajar


1. Apersepsi
2. Motivasi
3. Korelasi
4. Aktivitas
5. Kooperasi/kompetisi
6. Lingkungan
7. Individual
Metode pembelajaran

1. MODEL DISCOVERY/INQUIRY LEARNING


Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu
terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and
principles in the mind (RobertB. Sund dalam Malik, 2001:219).
Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:

a. Sintak model Discovery Learning


1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

b. Model Inquiry Learning Terbimbing


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan
penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice & Wells, 2003).
Model pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi; dan
5) Analisis proses inkuiri.

2. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)


Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan
berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsepkonsep pada permasalahan
baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar,
mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan (Norman and Schmidt).
Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara lain:

1. masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; 


2. biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang
(illstructured); 
3. masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multipleperspective); 
4. masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang
baru;
5. sangat mengutamakan belajar mandiri; 
6. memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, 
7. pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama
kemampuan pemecahan masalah. Pada PBL, guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage.
Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik mengidentifikasi apa
yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.

Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012), sebagai berikut:


a. Orientasi peserta didik pada masalah;
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3. MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING


Model Project-based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam
memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu
tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik PjBL antara lain:

 Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga
pemaparan produk;
 Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
 Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
 Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
 Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan

PERMENDIKBUD NO 6 TAHUN 2020

BAB II (prinsip dan jalur penerimaan mahasiswa baru)

Pasal (2): Prinsip penerimaan:


1. Adil = tidak membeda bedakan suku, ras dsb – murni berdasarkan potensi dan prestasi
2. Akuntabel = kriteria dan prosedur jelas
3. Fleksibel = UTBK dilaksanakan beberapa kali dan calon mahasiswa dapat mengikuti paling
banyak 2 kali
4. Efisien = menggunakan TIK, SDM dan fleksibilitas waktu
5. Transparan = diselenggarakan secara terbuka dan hasil dapat diakses secara mudah.

Pasal (3) jalur seleksi:


1. SNMPTN (seleksi nasional PTN) = berdasarkan portofolio calon mahasiswa: prestasi akademik;
non akademik
2. SBMPTN (seleksi Bersama PTN) – berdasarkan hasil UTBK dan kriteria lain sesuai dengan
talenta khusus yang di tetapkan universitas
3. Seleksi lainnya

BAB III – daya tamping


Pasal (6)
-Daya tampung SNMPTN – paling sedikit 20%
-Daya tamping SBNPTN – Prodi PTN non BH – paling sedikit 40%
-Daya tamping SBMPTN u/ PTN BH – paling sedikit 30%
-Seleksi lainnya : PTN non BH = paling banyak 30%
-Seleksi lainnya PTN BH = paling banyak 50%

Pasal (7)
-Daya tampung ditetapkan oleh keputusan rector
-Daya tamping tidak terpenuhi  u/ snmptn  dialihkan ke sbmptn
-SBMPTN tidak terpenuhi – ke seleksi lainnya (paling banyak 10%)
-Perubahan daya tamping  keputusan rector

Pasal (9)
-Wajib menjaring mahasiswa – kurang mampu ekonomi/daerah terdepan, terluar dan tertinggal 
minimal 20% dari seluruh mahasiswa baru yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai