Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh

manusia dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah

masalah kesehatan masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan

dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya

masalah gizi adalah multi faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus

melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit

seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:

perdarahan, kekurangan makanan yang mengandung besi, dan lain-lain.

Anemia gizi defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang

sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena menstruasi,

kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi

karena proses pertumbuhan yang cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejala Anemia
4. Jenis-jenis Anemia
5. Pencegahan Primer pada Anemia
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia
2

7. Pencegahan Tersier pada Anemia


8. Pengobatan Anemia

1.3 Tujuan
Makalah ini tiada lain yaitu untuk memenuhi tugas ilmu gizi, dimana memberi

pengetahuan tentang kurangnya gizi yang lebih khususnya pada anemia

defisiensi besi dan juga memberi pengetahuan bagi pembaca.

1.4 Manfaat Makalah


1. Mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami
materi tentang sistem imunologi dan Hematologi yang berhubungan
dengan Anemia.
2. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang
system Imunologi dan Hematologi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anemia


Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya

hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di

bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel

darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods

cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan

demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,

melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau

gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang

mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,

pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit

kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel

darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal.Jika

kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41%

pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula

pada wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari

12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan

anemia.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.

• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.


• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
4

• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.


Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap

ganguan pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun

jumlahnya , dapat menyebabkan terjadinya anemia.ganguan

tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel (sumsum

tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting

seperti zat besi , asam folat maupun vitamin B 12. (Soebroto

Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia,Cetakan 1,

Yogyakarta 2009)

2.2 Penyebab Anemia


Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi

yang buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga

adapat menyebabkan seseorang mengal;ami kekurangan darah.

Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat

besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia.

Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di

ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah

yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko

anemia.

Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan

darah. Pada saat terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala

anemia belum tampak transfusi darah merupakan tindakan

penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan


5

teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya

berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang

lama.Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.

Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah

dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah

normalnya 120 hari).Sumsum tulang penghasil sel darah

merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel

darah merah.

2. Kehilangan darah.

Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena

perdarahan berlebihan,pembedahan atau permasalahan

dengan pembekuan darah.Kehilangan darah yang banyak

karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat

menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan

kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan

untuk membuat sel darah merah baru.

3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.

Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel

darh merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi

virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-

obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).


6

2.3 Gejala Anemia


Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di
antaranya:
 Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
 Wajah tampak pucat.
 Mata berkunang-kunang.
 Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
 Sering sakit.
 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit
pucat atau berkurangnya warna merah muda pada bibir dan
bawah kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-lahan
sehingga sulit disadari.
 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel
darah merah ,makaterdapat gejala lain seperyi
jaundice,warna kuning pada bagian putih mata ,pembesaran
limpa dan warna urin seperti teh.

2.4 Jenis-jenis Anemia


a) Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia

akibat kurangnya zat besi . Zat besi merupakan bagian dari

molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh

kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun.

Meskipun demikian , penurunan hemoglobin sebetulnya

baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh

sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh

bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi


7

mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir

dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada

anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang

kurang mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang

dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu

disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang

yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.

Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar

pada perempuan di bandingkan kaum pria .cadangan besi

dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada pria

,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin

.setiap harinya seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2

mg zat besi melalui ekskresi secara normal .pada saat

mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg

lagi.

Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat

pada saat hamil dan melahirkan .ketika hamil seorang ibu di

tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk

dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi

untuk pertumbuhan janinya.selain itu ,pendarahan saat

melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu

kehilangan banyak zat besi.

b)Anemia Defisiensi Vitamin C


8

Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia

yang jarang terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c

yang berat dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan

vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c dalam

makanan sehari hari.

Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat

besi,sehingga jika terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat

besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia. Untuk

mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar vitamin c

dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan

sel darah merah berukuran kecil.

c)Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan

vitamin B12 atau asam folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah

abnormal dan berukuran besar (Makrositer) dengan kadar

hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom)

dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume

merupakan salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90%

anemia makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa.

Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah

kekurangan vitamin b12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga

penderita anemia ini akan merasakan kesemutan ditangan dan

kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta kaki dalam
9

bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta

warna tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka

dilidah atau lidah seperti terbakar,penurunan berat badan,warna

kulit menjadi lebih gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi

intelektual.

Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada

pemeriksaan darah rutin untuk anemia.pada contoh darah yang

diperiksadibawah mikroskop ,tampak selah merah berukuran

besar .juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan

trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang

lama.jiika diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran

kadar vitamin b12 dalam darah.

d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan

jauh lebih cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120

hari .pada anemia hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek

sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat

memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

e) Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit

keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk

sabit ,kaku ,dan anemia hemolitik kronik.pada penyakit sel sabit,sel

darah merah memiliki hemoglobin(prootein pengangkut oksigen)


10

yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen

dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel

yang berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh

darah terkecil dalam limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya

,dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ

tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati

pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.

f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat
mengancam jiwa.

Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan

darah merah terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan

produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia

aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-obatan ,virus dan

terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

2.5 Anemia pada Remaja Putri


Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah

merah atau hemoglobin kurang darai normal. Kadar Hb normal

pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia

jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati, 2011).

Menurut Hardinsyah dkk (2007), anemia adalah suatu keadaan

kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang terutama


11

disebabkan oleeh kekurangan zat gizi ( khususnya zat besi) yang

diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia bukan percerminan

keadaan suatu penyakit aatau gangguan fungsi tubuh. Secara

fisiologis,  anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah

hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin

dan eritrosit lebih rendah dari normal (Depkes 2008). Pada pria,

hemoglobin normal adalah 14-18 gr % dan eritrosit 4,5-5,5 jt/mm 3.

Sedangkan pada perempuan, hemoglobin normal 12-16 gr %

dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3. Nilai tersebut berbeda-beda untuk

kelompok umur dan jenis kelamin sebagaimana ditetapkan oleh

WHO

Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja

laki-laki. Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri

adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-laki. Remaja putri setiap

bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan

darah. Itulah sebabnya remaja putri memerlukan zat besi untuk

mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Yang sangat

disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri tidak

menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap

anemia masalah sepele. Remaja putri mudah terserang anemia

karena :
12

1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri)

lebih banyak mengonsumsi makanan  nabati yang kandungan

zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan  hewani, 

sehingga kebutuhan  tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.

2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga

membatasi asupan makanan.

3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,

khususnya melalui feses.

4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan

zat besi ± 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih

banyak dari pada laki-laki.

Tanda-tanda Anemia

Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri

adalah:

1.      Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)

2.      Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

3.      Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan

telapak tangan menjadi pucat.

Penyebab Anemia

            Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah

1. Penghancuran sel darah merah yang  berlebihan


13

Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang  akan

beredar melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat  sintesis, sel

darah yang  belum matur (muda) dapat juga disekresi kedalam

darah. Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah

sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel darah merah yang

berlebuhan dapat disebabkan oleh :

a.       Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia,

atau multiple myeloma.

b.      Masalah dengan system kekebalan tubuh.

c.       Kemoterapi

d.      Penyakit kronis seperti AIDS

2.      Kehilangan darah

Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :

a.       Perdarahan : menstruasi, persalinan

b.      Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dll

3.      Penurunan produksi sel darah merah

Jumlah sel darah yang diproduksi dapat  menurun ketika

terjadi  kerusakan  pada daerah sumsum tulang, atau bahan

dasar produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel darah

dapat terjadi akibat :

a.       Obat-obatan/ racun


14

b.      Diet yang rendah, vegetarian ketat

c.       Gagal ginjal

d.      Genetik, seperti talasemia

e.       Kehamilan

Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor

pendorong anemia pada remaja putri adalah

a.       Adanya penyakit infeksi yang kronis

b.      Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri

c.       Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan

d.      Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk

Dampak Anemia pada Remaja Putri

Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja

putri adalah :

1. Menurunnya kesehatan reproduksi

2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan

kecerdasan

3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

4. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak

mencapai optimal.

5. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran

6. Mengakibatkan muka pucat


15

Diagnosa Anemia

Anemia biasanya terdeteksi atau setidaknya dikonfirmasi

dengan menghitung sel darah lengkap. Secara umum, analisa sel

darah lengkap dilakukan oleh dokter atau teknisi laboratorium

dengan  melihat slide kaca dibuat dari sampel darah di bawah

mikroskop. Saat ini, banyak pemeriksaan ini dilakukan secara

otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam pengukuran

komponen tes sel darah lengkap. Hanya tiga tes pertama yang

relevan dengan diagnosis anemia (Proverawati, 2012) yaitu :

1. Hitung sel darah merah


2. Hematokrit
3. Hemoglobin
4. Sel darah putih
5. Diferensial darah count
6. Jumlah trombosit

2.6 Pencegahan Anemia

Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia

adalah :

1.      Meningkatkan konsumsi makanan bergizi

1)         Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari

bahan makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur)

dan bahan makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua,

kacang-kacangan, tempe).
16

2)         Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak

mengandung vitamin C ( daun katuk, daun singkong,

bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat

untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

2.      Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan

minum Tablet Tambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat  yang setiap tablet

mengandung 200 mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan

0,25 mg asam folat.

2.7 Pengobatan Anemia


Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan

menemukan penyebabnya adalah langkah penting dalam

penanganan anemia.Pada dasarnya pengobatan akan disesuaikan

dengan penyebab terjadinya anemia .


17

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN

Penyebab anemia pada remaja berusia 10-19 tahun disebabkan oleh

pola makan remaja yang tidak teratur, kebiasaan remaja yang tidak sarapan

setiap pagi sebelum berangkat sekolah, kebiasaan mengkonsumsi fast

food, makanan instan seperti sari buah dalam minuman kaleng atau kotak

yang sudah dicampur dengan bahan-bahan kimia juga kebiasaan remaja

yang masih sering mengkonsumsi mie instan. Hal ini sesuai dengan teori

Dodik Briawan tahun 2012 bahwa remaja memiliki resiko tinggi

mengalami anemia karena defisiensi besi. Ini disebabkan memasuki fase

remaja, tubuh tumbuh semakin pesat yang disertai berbagai hormone.

Remaja putri biasanya lebih rentan atau beresiko lebih tinggi terkena

anemia. Hal ini dikarenakan remaja putri muali mengalami mentruasi

sehingga asupan makanan yang rendah zat besi dapat memicu anemia.

Anemia juga berpotensi terjadi pada remaja yang melakukan diet dan

vegetarian.

Gejala yang paling umum dari anemia adalah kelelahan atau

kelemahan, warna kulit pucat yang disebabkan oleh kadar hemoglobin


18

darah yang rendah dan kesulitan berkonsentrasi atau mengingat akibat

kurangnya pasokan oksigen keotak. Hal ini sangat merugikan bagi remaja

yang masih bersekolah yaitu menurunkan kemampuan dan konsentrasi

belajar, mengganggu pertumbuhan tinggi dan berat badan menjadi tidak

optimal khususnya pematangan organ-organ reproduksi, terutama bagi

remaja putri yang sudah mengalami menstruasi(Yuni, 2017).

Tingkat asupan zat besi terhadap kejadian anemia secara tidak

langsung disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi meliputi tingkat

pendidikan orang tua dan pendapatan kluarga yang rendah. Berdasarkan

penelitian di India menunjukkan bahwa prevalensi anemia tingkat berat

pada remaja sebesar 17,3% berasal dari ekonomi rendah. Hal ini didukung

pula oleh hasil penelitian di Bangladesh yang menyatakan bahwa tingkat

pendapatan yang rendah memiliki hubungan engan tingat asupan zat besi

yang berasal dari makanan hewani seperti daging, ikan, unggas dan lainya.

Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan prevalensi anemia remaja

putri tinggat besar 7,5% tingakat pendidikan ibu dapat menentukan

pengetahuan dan ketrampilan dalam menentukan menu makanan bagi

keluarganya yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan pada semua

anggota keluarganya (Sitanggang, 2019).


19

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti

kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi

yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan

penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe

anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,

1999)

.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:


• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

Kemungkinan dasar penyebab anemia:

1.Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah

dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120
20

hari).Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi

kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

2.Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan

berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan

darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau

perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan

meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan

untuk membuat sel darah merah baru.

3.Produksi sel darah merah yang tidak optimal.


Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh

merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap

kimia beracun atau obat-obatan (antibiotic, antikejang atau obat kanker).

4.2 Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan

lingkungan dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan

akan Fe pada tubuh kita.Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih

anemia yang di sebabkan karena kurangnya zat besi untuk memproduksi

darah.
21
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer, Arief. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius

Haznan. 2007. Anemia dan Cara Penanggulangannya. Bandung : Ganesa.

Brunner & Suddarth. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.

Doenges, Marilynn, dkk. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Long, Barbara C.2006. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan ). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran Bandung.

Anda mungkin juga menyukai