Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN PARAGRAF

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4
1. MUH FITRA TASRAWAN
2. WA ODE NINDI PRAWATI
3. AHMAD SYAM SURYA
4. DEFILIA
5. MARLINA
6. FIRNA

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH BUTON
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada dosen
mata kuliah bahasa indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Maryam Nurlaila selaku Dosen Mata Kuliah bahasa indonesia yang telah
memberkan tugas ini. Sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
sesuai bidang studi yang kami tekuni. Isi makalah ini nantinya akan menbahas
bagian-bagian mengenai pengembangan paragraf.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Hormat kami penyusun.

2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat.
Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis,
sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya
dalam paragraf itu. Paragraf sangat bermanfaat sebagai bekal untuk beranjak
menuju tataran tulisan yang lebih besar. Paragraf adalah bagian-bagian teks atau
bacaan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain
yang membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut
merupakan unsur pembentuk paragraf. Pada umumnya para mahasiswa kurang
memahami bagaimana cara penulisan paragraf yang baik dan benar serta dalam
pengembangannya juga demikian. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk
menulis makalah ini, selain juga untuk memenuhi salah satu tugas sesuai dengan
mata kuliah yang sedang dipelajari.Umumnya kesulitan pertama membuat karya
tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah.
Dengan adanya pola-pola pengembangan paragraf, sebuah karangan atau tulisan
yang dibuat penulis bisa menggunakan salah satu model pengembangan paragraf
atau bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus. Sebuah paragraf dibuat
untuk memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca.

1.2.   Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pola pengembangan paragraf?
2.      Bagaimana implementasi paragraf pada beberapa jenis tulisan?
3.
      Bagaimana jenis-jenis paragraf berdasarkan letak ide pokok dan tujuannya?
4.      Bagaimana metode pengembangan paragraf?
1.3.   Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada
penulisan makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan paragraf.
2.      Untuk mengetahui implementasi paragraf pada beberapa jenis tulisan.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf berdasarkan letak ide pkok dan
tujuannya.
4.      Untuk mengetahui metode pengembangan paragraf.

3
4
BAB II PEMBAHASAN

2.1.   Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan


antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam membahas sebuah topik.
Menurut (Gorys Keraf, 1980: 25). Paragraf sama dengan alinea, yakni kesatuan
pikiran dari beberapa kalimat yang bertalian untuk membentuk sebuah gagasan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, paragraf adalah bagian-bagian teks atau bacaan
yang terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut merupakan
unsur pembentuk paragraf. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling bertalian
dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah, 1991).
Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan
digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu
kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan
berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa
kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami
pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide.
Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Pikiran utama atau ide pokok
merupakan pengendali suatu paragraf (Ramlan, 1993).Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, paragraf adalah kumpulan kalimat yang memiliki sebuah ide
pokok dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas dari ide pokoknya serta memiliki
unsur kelengkapan kalimat untuk mendukung penjelasan-penjelasan mengenai ide
pokoknya.

Dalam suatu paragraf yang baik dituntut adanya syarat-syarat berikut:


1.  Kepaduan paragraf (koherensi)
Koherensi adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga
berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi.
Contoh:
Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak
menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan
guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi
wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan
yang lebih baik dari para pendahulunya.

5
2. Kesatuan paragraf
Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu
pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.Paragraf dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu itu tidak terlepas dari topiknya atau
selalu relevan dengan topik. Berikut contohnya:
PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus gagasan
ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di Portugal 1998.
Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial
budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.
3. Kelengkapan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat
penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama.Ciri-ciri
kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-
lain.

2.2.   Pengembangan Paragraf


Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa paragraf membahas mengenai sebuah
topik atau tema. Setiap kalimat dalam rangka paragraf, bertumpu pada satu pokok
pembicaraan. Paragraf merupakan bagian dari karangan atau bagian dari tuturan
(pokok pembicaraan) yang terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat
penjelas.Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan
utama dalam sebuah paragaf. Sedangkan, kalimat penjelas merupakan pernyataan
yang menjelaskan gagasan utama atau pernyataan-pernyataan yang mendukung,
menjelaskan atau melengkapi kalimat utama dalam sebuah paragraf. Dalam sebuah
paragraf hanya ada satu kalimat utama. Biasanya kalimat utama diletakkan diawal
kalimat (deduktif), atau kalimat utama terletak diakhir paragraf (induktif), serta
kalimat utama tercakup dalam keseluruhan paragraf (deduktif- induktif ).
Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang
berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat
penjelas. Kalimat-kalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat utama.
Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara
baik. Oleh karena itu, unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan,
bahkan ada yang menyebut perkembangan (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992;
Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001; Keraf, 1981)
Perlu kita ketahui bahwa pengembangan paragraf memegang peranan
penting dalam proses menulis, karena mengarang adalah proses dari
mengembangkan kalimat topik.

6
2.3.   Metode  Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf adalah suatu paragraf yang menghendaki adanya
pengembangan atau perluasan yang berintikan kalimat utama. Metode
pengembangan paragraf adalah cara-cara bagaimana kita mengembangkan suatu
paragraf.Dalam melaksanakan pengembangan paragraf biasanya diawali dengan
mengubah topik cerita menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat umum.dimana
kalimat ini masih menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan
kalimat utama. Setelah kalimat utama tersebut dijadikan permulaan paragraf, maka
langkah selanjutnya ialah menguraikan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat
utama. Kalimat inilah yang disebut kalimat penjelas.Pengembangan paragraf dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu;
1.      Cara Definisi
Cara definisi adalah pengembangan paragraf melalui pengungkapan penjelasan
atau pengertian dari suatu masalah yang dibicarakan, serta diungkapkan dari
berbagai sudut pandang. Kata-katayang digunakan dalam mengembangkan
paragraf secara definisi, antara lain adalah, ialah, yaitu.
Contoh :
Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa
kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu
kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal
dengan kalimat utama.
2.      Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan
kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh :
Bahasa bukan merupakan tujuan dalam penulisan karangan ilmiah. Bahasa hanya
sebagai alat (komunikasi) agar gagasan ilmiah yang diungkapakan dalam karangan
tersebut dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Oleh sebab itu,sebelum
karangan itu sampai ketangan pembaca,penulis karang tersebut harus memeriksa
bahasa yang digunakannya, baik dari segi ketetapan pemilihan kata dan istilah
maupun dari segi gramatikal satuan-satuan struktur bahasa, misalnyastuktur satuan
kata, frasa klausa, kalimat, dan alinea atau paragraph dan juga pemakaiaan ejaan
dan tanda baca secara tepat. Jika terjadi gangguan atau kerusakan pada unsur-
unsur bahasa tersebut,besar kemungkinan pembaca tidak dapat memahami
gagasan ilmiah yang disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan
dengan kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh.
Sebelum berangkat,orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus
memeriksa kondisi kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling,

7
roda, ban, bensin dan sebagainya. Kalau perlu orang itu harus membawa
kendaraannya ke bengkel untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat sampai
ketempat tujuan.
3.      Cara Contoh-Contoh
Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau
memperjelas gagasan umum agar mudah dipahami oleh pembaca. Kata, seperti,
misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam
pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh :
Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal,
tapi didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras,
kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah
membuahkan kebahagiaan. Contohnya : Bapak G memimpin sebuah lembaga
negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap
anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada
yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya
mengalami keterbelakangan mental.
4.      Cara Sebab Akibat
Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara
ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan penjelas, atau
sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebab
sebagai gagasan penjelas. Kata yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh
karena itu dan karena.
Contoh :
Pertama kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk
Kuliah, ia mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan,
disuguhi minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti
dengan lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, kuliah sering bolos,
akibatnya hasil ujian jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani menjual barang-
barang rumah untuk membeli si daun haram itu.
5.      Cara Perbandingan
Cara perbandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan
dengan membandingkan guna memperjelas suatu paparan. Biasanya menggunakan
ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan,
sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Contoh :
Tata cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat
primitif dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia
dilingkungannya tanpa membelinya. Jika barang yang diperlukannya tidak ada
dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya dari masyarakat tetangganya

8
dengan sistem barter (saling menukar barang). Alat-alat yang diperluka untuk
memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya, yaitu berupa batu,
tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah secara manual. Sedangkan
masyarakat modern memperoleh kebutuhannya dengan cara membeli barang atau
membayar jasa. Alat-alat yang diperlukan merupakan olahan dari pabrik yang juga
harus dibeli untuk memeperolehnya.

6.      Cara Pertentangan


Yaitu cara pengembangan paragraf yang biasanya menggunakan ungkapan-
ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya
dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contoh :
Sekolah tinggi (umum) berbeda dengan sekolah swasta. Perbedaan itu dapat dilihat
dari segi biaya sekolah, fasilitas, standar sekolah serta kualitas pengejarannya.
Untuk sekolah umum biayanya mampu dicapai bagi semua kalangan masyarakat.
Akan tetapi, fasilitas yang ditawarkan kurang memadai bagi kelangsungan sistem
belajar mengajar. Sedangkan, sekolah swasta biaya yang ditawarkan hanya
mampu mencapai batas keuangan beberapa kalangan masyarakat, artinya
kalangan orang mampu. Hal ini sejalan dengan fasilitas, standar sekolah serta
kualitas pengajarnya. Sehingga sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah-
sekolah unggulan.
7.      Cara Klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri tertentu.
Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan
menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Penyelidikan tentang tempramen dan watak manuia telah dilakukan sejak dahulu
kala. Hippo Crate dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi
menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya.
Empat golong tersebut yaitu sanguinis ( banyak darah ) yang sifatnya periang,
gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudian kolerik ( banyk empedu
kuning ) adalah manusia yang memiliki sifat garang, hebat, lekas mrah, dan agresif.
Selanjutnya, flegmatis ( banyak lendirnya ) adalah manusia yang sifatnya tenang,
tidak mudah berubah, dan lamban. Terakhir, melankolis ( banyak empedu hitam )
memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.

9
2.4.   Implementasi Paragraf pada Jenis Tulisan
Berikut diuraikan mengenai penerapan paragraf pada jenis tulisan atau karangan
deskrisi, argumentasi, eksposisi, narasi, dan persuasi.
1)      Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang sifatnya melukiskan, menggambarkan sesuatu
dengan jelas dan terperinci.Tujuannya ialah memberikan pelukisan atau gambaran
terhadapsesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, dan merasakan hal yang dideskripsikan.
Contoh :
Malam itu, indah sekali.Dilangit, bintang-bintang berkelip-kelip memancarkan
cahaya.Hawa dingin menusuk kulit.Sesekali terdengar suara jangkrik.Binatang
malam dan kalilawar mengusik sepinya malam.Angin berembus pelan dan tenang.
2)      Argumentasi

Argumentasi adalah karangan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan


ide.Argumentasi adalah karangan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan ide
dengan menyertakan alasan-alasan dengan tujuan untuk meyakinkan orang lain
(pembaca) terhadap gagasan, pendapat, dan ide yang diungkapkan penulis.
Contoh :
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan
ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian
masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan
hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada
penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian
menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai
Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai
80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi,
banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan
para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga
menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung
(pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi
inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati tenggelam.
3)      Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang bertujuan menjelaskan, menerangkan, dan
memberitahukan suatu peristiwa atau objek dengan tujuan agar orang lain
mengetahuinya (menambah wawasan).

10
Contoh :
Tim peneliti yang dipimpin Graham Hutchings, seorang kimiawan dari Cardiff
University Inggris telah menemukan cara agar reaksi kimia menjadi ramah
lingkungan. Mereka menggunkan partikel emas yang masing-masing berukuran 25
nanometer ntuk mengaktifkan oksign dari udara. Oksigen sangat diperlukan dalam
proses oksidai. Oksidasi adalah proses penmbahan atom-atom oksigen dalam
senyawa karbon untuk menghasilkan produk organic yang bermanfaat. Pada
prinsipnya, proses ini akan ramah lingkunan jika menggunakan oksigen murni (O 2)
dari udara. Dalam reaksi oksidasi, ikatan kimia diantara kedua atom oksigen harus
dilepaskan sehingga masing-masing atomnya bebas digunakan dalam reaksi. Hal
inilah yang sulit dilakukan. Hampir seluruh reaksi oksidasi yang dilakukan dalam
industry menggunakan oksidasi yang berbahaya seperti asam parasetik yang
menghasilkan limbah beracun. Oksigen yang telah diaktifkan mudah ditambahkan
pada molekul karbon. Dalam berbagai reaksi kimia, cairan digunakan untuk
membantu melarutkan reaktan (zat yang direaksikan) dan mendorong atom untuk
mengaktifkan oksigen tanpa harus menggunakan bahan-bahan pelarut seperti itu.
4)      Narasi
Narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara
kronologis ( sistematika waktu ). Wacana narasi disebut juga karangan kisahan
karena isinya menceritakan suatu peristiwa atau kisah seseorang.
Contoh :
Tepat ketika tanggal 25 Oktober, sekolahku libur selama tiga hari dan akan berakhir
pada tanggal 27 Oktober. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu
ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai
Kute. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang
nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang.
Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku
sambut PantaiK Kute dengan senyumku. Pantai Kute, pantai nan elok yang menjadi
favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air.
Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling
berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap
harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk
mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah
kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali
pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan
kembali esok.
5)      Persuasi
Persuasi adalah karangan yang sifatnya memengaruhi, mengajak, dan
menganjurkan sesuatu pada orang lain ( pembaca ) untuk berbuat atau bertindak
sesuai dengan harapan penulis. Dalam wacana persuasi, terdapat kata ajakan
seperti ayoatau mari.
Contoh :

11
Setiap orang normal akan senang pada kebersihan, baik kebersihan
lingkungan maupun kebersihan dirinya sendiri. Bahkan bagi umat islam upaya
menciptakan kebersihan itu merupakan sebagian dari iman, sehingga orang yang
menciptaan kebersihan berarti memperkokoh imanya untuk itulah sebaiknya setiap
saat kita harus menjaga dan menciptakan kebersihan agar iman kita semakin tebal.
Setiap saat diri kita harus bersih, baik bersih lahir maupun batin. Demikian
pula lingkungan kita.Tempat tinggal kita harus bersih, karena selain enak dipandang
mata juga dapat menjaukan diri kita dari bibit penyakit. Oleh karena itu, marilah
sama-sama kita ciptakan  budaya hidup bersih pada diri kita sendiri dan lingkungan
kita.

2.5.   Jenis-Jenis Paragraf


Berdasarkan letak kalimat utamanya paragarf ada empat macam:
1.      Pikiran utama pada posisi awal paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal paragraf disebut paragraf
deduktif.
Contoh:
Menteri lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa zaman dulu sampai
sekarang. Pada zaman dulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh penjajahan. Pada
zaman sekarang mereka dapat merasakan hawa kebebasan dan dapat hidup dalam
iklim pembangunan. Selain itu, syarat-syarat untuk mengembangkan diri
merekapada masa sekarang ini cukup terbika, hanya bergantung pada kegiatan
mereka masing-masing.
2.      Pikiran utama pada akhir paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada akhir paragraf disebut paragraf
induktif.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan. Seminggu kemudian seorang anak
wanita hilang ketika pulang sekolah. Sehari kemudian polisi menemukan bercak
darah di kursi belakang mobil John. Polisi juga menemukan potret dua anak yang
tewas itu di dalam kantong celana John. Dengan demikian John adalah orang yang
dapat dimintai pertanggunjawaban tentang hilangnya kedua anak itu.

3.      Pikiran utama pada awal dan akhir paragraf


Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal dan akhir paragraf dise but
paragraf deduktif induktif.
Contoh:

12
Bagi manusia, bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa
manusia menyampaikan isi hatinya pada sesamanya. Dengan bahasa itu
pulamanusia dapat mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan segala
pengalamannya kepada sesamanya. Jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana
yang paling penting dalam kehidupan manusia.

4.      Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat


Ada paragraf  yang tidak secara tersurat mengandung pikiran utama tertentu.
Semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentingnya dan bekerja sama
menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf. Kalimat kalimat itu
merupakan satu kesatuan isi. Paragraf tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan
deskriptif dan naratif.
Contoh :
Lewat jendela dan pintu kaca yang luas, pandangan bisa tembus ketata kebun yang
asri dihalaman depan maupun belakang rumah. Kolam hias dengan bukit batu
lengkap dengan gemereciknya air berpadu dengan tanaman tanaman pangkas yang
terawat rapi. Jauh di halaman belakang beberpa pohon mangga, rambutan, jambu
air, dan belimbinng meneduhi kursi kursi untuk para pasien menunggu giliran
dipanggil.

2.6.   Metode Pengembangan Paragraf


Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang
dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model
pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapaa model sekaligus.
Berikut ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan maksudnya.
1.      Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan
kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik
tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun
yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu
harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titrik
waktu berikutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi
yang lainnya, mengedopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.

2.      Pengembangan Deduksi-Induksi

13
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagsan yang
sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan
terperinci. Sebaliknya yang dimaksud ddengan pengembangan paragraf dalam
model induksi adalah pengembangan yan dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus,
mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum. Jadi, model-model
pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan alur berpikir
dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.

3.      Pengembangan analogi


Pengembangan paragraf dengan cara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang
sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak
dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang
belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan
orang akan menjadi lebih muda dalam memahami dan menangkap maksud dari
sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari analogi itu
sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca, sehingga sesuatu
yang masuh kabur, masih samar-samar, bahkan sesuatu yang masih sangat sulit,
bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.
4.      Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat
memudahkan pembaca dalam memahami isinya, dengan caraa klasifikasi itu, maka
tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan. Sesuatu yang
sifatnya sangat klosal, sangat besar, sangat umum akan bisa sangat sulit untuk
dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau tidak diklasifikasikan terlebih
dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara yang demikian ini akan sangat
memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya juga saangat jelas.
Pengkelasan atau pentipean itu dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara,
mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan bentuknya, kesamaan ciri
dan sifatnya, dan selanjutnya.
5.      Pengembangan komparatif dan kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara
diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya,
karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan
dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangakan
paragaraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan
komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi perbedaanya dapaat disebut dengan perbandingan kontrastif.
6.      Pengembangan sebab-akibat

14
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya
akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini jug lazim disebut
sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan
yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab-sebab dan
bermuara pada akibat-akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangan itu
berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab-
sebaabnya. Karya-karya ilmiah sangaat lazim menggunakan model pengembangan
paragraf yang disebutka terakhir ini.

7.      Pengembangan Klimaks-Antiklimaks


Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-
kecil dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besaraatau
paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Akan
tetapi, ada pula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan kedalam
tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan
paragaraf yang disebitkan terakhir ini tidak sangat lazim ditemukan di dalam karya
ilmiah. Kebanyakan narasi atau cerita serta dingeng-dongeng pengantar tidur
menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.

15
BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan
Paragraf atau alinea merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling
berkaitan dan membentuk sebuah gagasan.Gagasan itu lebih jelas kalau dilengkapi
dengan uraian-uraian tambahan. Setiap kalimat dalam paragraf akan selalu
berkaitan satu dengan lainnya untuk membentuk suatu bagian
paragraf.Pembentukkan paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan.Untuk itu, diperlukan pengembangan paragraf yang
baik.Kerangka struktur paragraf dikembangkan berdasarkan peletakan kalimat
utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Dalam mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa metode atau
cara pengembangan, antara lain :
1)      Cara deskripsi
2)      Cara analogi
3)      Cara contoh-contoh
4)      Cara sebab-akibat
5)      Cara perbandingan
6)      Cara pertentangan
7)      Cara klasifikasi

B.     Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan
keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar
dapat memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Djago. 1986. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan


Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
Soedjito dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung:
Remaja Karya.
Verianto, Kaconk. 2013. Pengembangan Paragraf. Diakses dari Internet, Desember
2016, http://veriantikaconk.blogspot.com/2013/03/makalah-pengembangan-
paragraf.html

17
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3
1.1.   Latar Belakang.................................................................................................3
1.2.   Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3.   Tujuan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5
2.1.   Pengertian Paragraf.........................................................................................5
1.  Kepaduan paragraf (koherensi)........................................................................5
2. Kesatuan paragraf.............................................................................................6
3. Kelengkapan paragraf........................................................................................6
2.2.   Pengembangan Paragraf.................................................................................6
2.3.   Metode  Pengembangan Paragraf...................................................................7
1.      Cara Definisi.................................................................................................7
2.      Cara Analogi.................................................................................................7
3.      Cara Contoh-Contoh.....................................................................................8
4.      Cara Sebab Akibat........................................................................................8
5.      Cara Perbandingan.......................................................................................8
6.      Cara Pertentangan........................................................................................9
7.      Cara Klasifikasi.............................................................................................9
2.4.   Implementasi Paragraf pada Jenis Tulisan....................................................10
1)      Deskripsi.....................................................................................................10
2)      Argumentasi................................................................................................10
3)      Eksposisi.....................................................................................................10
4)      Narasi..........................................................................................................11
5)      Persuasi......................................................................................................11
2.5.   Jenis-Jenis Paragraf......................................................................................12
1.      Pikiran utama pada posisi awal paragraf....................................................12
2.      Pikiran utama pada akhir paragraf.............................................................12
3.      Pikiran utama pada awal dan akhir paragraf..............................................12
4.      Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat....................................................13
2.6.   Metode Pengembangan Paragraf..................................................................13
1.      Pengembangan Alamiah............................................................................13
2.      Pengembangan Deduksi-Induksi................................................................13
3.      Pengembangan analogi..............................................................................14

18
4.      Pengembangan Klasifikasi.........................................................................14
5.      Pengembangan komparatif dan kontrastif..................................................14
6.      Pengembangan sebab-akibat.....................................................................14
7.      Pengembangan Klimaks-Antiklimaks.........................................................15
BAB III PENUTUP......................................................................................................16
A.      Kesimpulan....................................................................................................16
B.     Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17

19

Anda mungkin juga menyukai