Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga negara adalah orang Indonesia asli + bangsa lain yang disahkan
oleh UU menjadi warga negara
setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang- undangan dan/atau berdasarkan perjanjian
Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang- Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu
warga negara asing
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga
Negara Indonesia
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia;
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh
seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya
anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui;
anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.
Asas Kewarganegaraan
1. Asas ius sanguinis (keturunan)/law of the blood kewarganegaraannya menurut asal
kewarganegaraan orang tua RCC
2. Asas ius soli (tempat kelahiran) kewarganegaraan menurut tempat lahir Inggris
Status Kewarganegaraan
1. Apatride tidak memiliki kewarganegaraan Cotoh: seseorang anak dari orang tua
berkewarganegaraan AS lahir di RRC
2. Bipatride Memiliki dua kewargenaraan Contoh: seorang anak dari orang tua RRC lahir
di AS.
3. Multipatride memiliki kewarganegaraan lebih daru 2
Stelsel Kewarganegaraan
1. Stelsel aktif secara aktif melakukan tindakan hokum untuk memperoleh kewarganegaraan
melalui naturalisasi | seseorang menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak
menjadi warga negara dari suatu negara.
2. Stelsel pasif secara langsung menjadi warga negara tanpa melakukan tindakan hokum tertentu
| menggunakan hak repudiasi hak untuk menolak pemberian status kewarganegaraan
NASIONALISME
WAWASAN NUSANTARA
Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan Nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah. Kedudukan Wawasan Nusantara sendiri berada
dalam Hirarki Paradigma Sosial, dimulai dari:
Hirarki I = Landasan Ideologi atau Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dasar negara
Hirarki II = Landasan Konstitusionalnya UUD 1945
Hirarki III = Landasan Visional adalah Wawasan Nusantara
Hirarki IV = Landasan Konsepsional merupakan Ketahanan Nasional
Hirarki V = Landasan Operasional adalah GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)
Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi utama dari wawasan
nusantara adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara.
Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori, yaitu:
Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan geopolitik
Negara Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas wilayah
Indonesia agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.
Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial politik,
kesatuan politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial ekonomi.
Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan
penting dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan keamanan
nasional.