Anda di halaman 1dari 6

KEWARGANEGARAAN

Pasal 26 ayat 1  yang menjadi warga negara adalah orang Indonesia asli + bangsa lain yang disahkan
oleh UU menjadi warga negara

UU  no. 12 tahun 2006

Dalam UU ini yang dimaksud Warga Negara Indonesia adalah:

 setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang- undangan dan/atau berdasarkan perjanjian
Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang- Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia
 anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia
 anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu
warga negara asing
 anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga
Negara Indonesia
 anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
 anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia
 anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia;
 anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh
seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin
 anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya
 anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui;
 anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
 anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
 anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.

Asas Kewarganegaraan
1. Asas ius sanguinis (keturunan)/law of the blood  kewarganegaraannya menurut asal
kewarganegaraan orang tua  RCC
2. Asas ius soli (tempat kelahiran)  kewarganegaraan menurut tempat lahir  Inggris

Status Kewarganegaraan

1. Apatride  tidak memiliki kewarganegaraan  Cotoh: seseorang anak dari orang tua
berkewarganegaraan AS  lahir di RRC
2. Bipatride  Memiliki dua kewargenaraan  Contoh: seorang anak dari orang tua RRC  lahir
di AS.
3. Multipatride  memiliki kewarganegaraan  lebih daru 2

Stelsel Kewarganegaraan

1. Stelsel aktif  secara aktif melakukan tindakan hokum untuk memperoleh kewarganegaraan 
melalui naturalisasi | seseorang menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak
menjadi warga negara dari suatu negara.
2. Stelsel pasif  secara langsung menjadi warga negara tanpa melakukan tindakan hokum tertentu
| menggunakan hak repudiasi  hak untuk menolak pemberian status kewarganegaraan

Asas Hubungan Internasional

1. Asas territorial : kekuasaan negara atas wilayahnya


2. Asas kebangsaan : kekuasaan negara untuk warga negaranya
3. Asas kepentingan umum : wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam
kehidupan bermasyarakat

MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA:

1. Berkecukupan  tercukupi kebutuhan hidupnya  secara layak dan manusiawi


2. Kepuasan  kemudahan, kesinambungan, dan stabil  dalam hal persediaan dan pelayanan
kebutuhan
3. Ketentraman  rasa aman serta jaminan hukum  kehidupan yang sesuai dengan tatanan yang
ada
4. Stimulasi  kesempatan yang memungkinkan setiap masyarakat dapat mencapai hasil karya
yang optimal sesuai bakat dan kemampuannya

NASIONALISME

1. Nasionalisme kewarganegaraan (sipil)  negara memperoleh kebenaran politik  dari


pernyataan aktif rakyatnya  kehendak rakyat sebagai perwakilan politik
2. Nasionalisme etnis  negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah
masyarakat
3. Nasionalisme romantik (nasionalisme organik; nasionalisme identitas)  lanjutan dari
nasionalisme etnis  memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (organic) hasil dari
bangsa atau ras dan sebagainya.
4. Nasionalisme budaya  negara memperoleh budaya politik  dari budaya bersama bukan sifat
keturunan seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme kenegaraan  variasi nasionalisme kewarganegaraan  sering digabungkan
dengan nasionalisme etnis  lebih megutamakan hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme agama  negara memperoleh kebenaran politik dari persamaan agama.

WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara merupakan cara pandang terhadap bangsa dengan tujuan menjaga


persatuan dan kesatuan, yang diwujudkan dengan mengutamakan kepentingan nasional
dibanding kepentingan pribadi, kelompok atau golongan tertentu.

Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era


globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial,
dengan sikap saling menghormati.
Bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga kepentingan nasionalnya
dalam kehidupan internasionalnya di semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial
budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional yang tertera dalam
UUD 1945.

Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di segenap


aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Bangsa Indonesia harus meningkatkan kepekaannya dan berupaya mencegah faktor-faktor
penyebab timbulnya disintegrasi bangsa sedini mungkin, juga terus mengupayakan terjaganya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan Nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah. Kedudukan Wawasan Nusantara sendiri berada
dalam Hirarki Paradigma Sosial, dimulai dari:

Hirarki I = Landasan Ideologi atau Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dasar negara
Hirarki II = Landasan Konstitusionalnya UUD 1945
Hirarki III = Landasan Visional adalah Wawasan Nusantara
Hirarki IV = Landasan Konsepsional merupakan Ketahanan Nasional
Hirarki V = Landasan Operasional adalah GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)

Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi utama dari wawasan
nusantara adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara.
Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori, yaitu:
 Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan geopolitik
Negara Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
 Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas wilayah
Indonesia agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.
 Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial politik,
kesatuan politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial ekonomi.
 Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan
penting dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan keamanan
nasional.

ASAS PEMBANGUNAN NASIONAL

1. Demokrasi  menyelesaikan segala sesuatu dengan musyawarah mufakat


2. Peri kemanusiaan dan keseimbangan  keseimbangan dalam segala aspek kehidupan
3. Usaha besama dan kekeluargaan  sesuatu dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat 
secara gotong royong
4. Adil dan merata  seluruh bangsa Indonesia  menikmati hasil pembangunan secara adil dan
merata
5. Manfaat  seluruh hasil pembangunan  dimaksudkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat Indonesia
6. Kepercayaan diri  pembangunan harus dilakukan dengan kemampuan dan kekuatan diri sendiri
dan berpedoman pada kepribadian bangsa
7. Kesadaran hukum  pembangunan nasional  didasarkan pada ketaatan hukum setiap warga
negara dan adanya pengakuan hukum serta ditegakkannya supremasi hukum
KORUPSI
UU tentang pembelaan dan pertahanan negara  UU no 3 tahun 2002

Anda mungkin juga menyukai