Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL 14

PUSDATIN KEMENDIKBUD
2

LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (PEMBATIK)
Level 4 Berbagi dan Berkolaborasi

Judul:
STRATEGI BERBAGI MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL

Sasaran:
Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas

Penulis Penulis Pengkaji

Eni Susilawati, M.Pd. Muhammad Jarnawi, M.Pd Dr. Abi Sujak, M.Sc.

PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI PENDIDIKAN


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2021

PUSDATIN KEMENDIKBUD
3

KEGIATAN BELAJAR 2

Strategi Berbagi Dengan Memanfaatkan Media


Sosial
Sahabat sudah mengenal dan mempelajari jenis, karakteristik media sosial yang dapat dimanfatkan untuk
media berbagi. Selanjunnya Sahabat perlu memahami strategi pemanfaatan media sosial untuk berbagi.
Sehingga Sahabat daapat menerapkan ketika akan berbagi ide/ pendapat/inovasi/ kontan/materi
pembelajaran maupun sharing pengalaman praktik baik dalam segala hal.

Apakah ingin mengetahui bagaimana strategi berbagi menggunakan media sosial yang efektif? Silahkan
Sahabat baca modul dan pelajari contoh-contoh yang tersedia. Sahabat dapat memanfaatkan forum
diskusi untuk bertanya untuk memperdalam materi ini.

Selamat belajar dan tetap semangat!

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, Sahabat diharapkan dapat
mendiskripsikan strategi berbagi dengan memanfaatkan media sosial.

Tujuan belajar: - Dapat menjelaskan langkah-langkah berbagi dengan memanfaatkan


media sosial
- Mendiskripsikan strategi berbagi dengan memanfaatkan media sosial
Sub Materi :
a. Pengertian strategi berbagi dengan memanfaatkan media sosial,
b. Langkah-langkah strategi berbagi dengan memanfaatkan media sosial

A. Konsep berbagi (sharing) dengan memanfaatkan media


sosial
Apakah Sahabat sudah pernah mempraktikkan berbagi pengalaman atau ide dengan
memanfaatkan media sosial pada orang lain? Mudah-mudahan Sahabat sudah
melakukannya. Guna melengkapi pengetahuan Sahabat tentang strategi berbagi dengan
memanfaatkan media sosial, berikut ini akan diuraikan berbagi dan strateginya..

Uraian Materi
Berbagi (bahasa Inggris: sharing) adalah pemakaian secara bersama atas sumber daya atau
ruang. Dalam arti sempit merujuk pada sebuah penggabungan penggunaan sumber daya
manusia baik berupa ide, pemikiran, inovasi dan pengalaman/praktik baik. Berbagi (sharing)
merupakan tingkatan kompetensi terakhir dalam kompetensi ICT yang ditetapkan oleh
Unesco.
Model proses sharing(transformasi knowledge) ada beberapa bentuk, Salah satunya yaitu
model SECI menurut Nonaka dan Takeuchi. Model SECI
meliputi Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization). Berikut adalah
penjelasan dari Model SECI.

PUSDATIN KEMENDIKBUD
4

Gambar 2.1. Bagan Model SECI

 Socialization (tacit to tacit): Proses sosialisasi merupakan proses berbagi/transfer


pengetahuan yang paling mendasar. Socialization muncul dari aktivitas berbagi tentang
pengalaman langsung yang dimiliki masing-masing. Bentuk dari sosialisasi biasanya
adalah berbagi informasi/pengalaman, diskusi dan berbagi cerita. Pada model berbagi
pada tahap socialization ini, media sosial yang digunakan dapat berupa media sosial
yang berbasis multi media, visual, audio visual dan teks. Sehingga banyak pilihan media
sosial yang bisa digunakan, tergantung konsep dan materi sosialisasi yanga akan
dilakukan. Misalnya Sosialisasi pemanfaatan rumah belajar melalui media sosial you tube,
seperti yang dilakukan oleh salahsatu guru dalam video berikut:

Video 2.1. Sosialisasi Rumah Belajar


(https://www.youtube.com/watch?v=x4T0pMKLQTE&t=5s )

 Externalization (tacit to explicit): tranformasi bentuk pengetahuan dari tacit kedalam


bentuk explicit. Dengan externalization, pengetahuan tacit yang ada dalam diri individu
dibagi melalui media lain yang lebih mudah untuk dipelajari dan dimengerti orang lain.
Biasanya, bentuk dari eksternalisasi adalah berupa gambar, tulisan, suara atau video.
Pada model sharing externalization ini, media sosial yang digunakan dapat berupa media
sosial yang berbasis multimedia, visual, audio visual dan text. Sehingga banyak pilihan
media sosial yang bisa digunakan, tergantung ide dari pengetahuan yang akan dibagi.
Misalnya berbagi konten pembelajaran dengan siswa melalui media sosial instagram,
seperti yang dilakukan oleh salahsatu guru berikut:

PUSDATIN KEMENDIKBUD
5

gambar 2.2. contoh konten pembelajaran “Tata Surya”yang di share di instagram Rumah belajar

 Combination (explicit to explicit): Pada kombinasi, pengetahuan dalam bentuk eksplisit


yang sudah ada dikembangkan lagi dan disebarluaskan melalui berbagai media yang
lebih sistematis. Media yang sering digunakan adalah dokumen. Pengetahuan dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan menggabungkan atau mengolah berbagai
pengetahuan yang telah ada sehingga menghasilkan suatu pengetahuan baru.
Pada model sharing combination ini, media sosial yang digunakan dapat berupa media
sosial yang berbasis multimedia dan text. Biasanya menggunakan pilihan media sosial
yang lebih banyak dapat menuangkan text dengan lebih banyak, contohnya blog,
wikipedia dansebagainya.
Misalnya berbagi konten pembelajaran dengan siswa melalui blog, seperti berbagi
konten materi pembelajaran yang dilakukan oleh salah satu guru dalam blog yang dapat
Sahabat simak pada tautan:

PUSDATIN KEMENDIKBUD
6

gambar 2.3 contoh materi pembelajaran “Enzim Katalaze”yang di share di Blog Pribadi seorang guru
(sumber: https://pembelajaranrahmathidayat.wordpress.com/2020/09/21/praktikum-virtual-enzim-katalase-dengan-laboratorium-maya-rumah-
belajar/)

 Internalization (explicit to tacit): berbagi pengetahuan dari bentuk explicit ke bentuk tacit
dilakukan oleh individu-individu yang mencoba untuk memahami suatu pengetahuan
yang sudah ada (belajar) ataupun melakukan penelitian objek tertentu didalam
organisasi. Proses internalisasi mendapat hasil yang memuaskan ketika seorang individu
mengimbangi antara proses belajar dengan proses praktik dalam dunia nyata (learning
by doing). Pada akhirnya, hal tersebut akan menghasilkan dan menambah pengetahuan
baru dalam diri individu. Pada model berbagi melalui tahap internalization ini, media sosial
yang digunakan dapat berupa media sosial yang berbasis multi media, visual, audio visual
dan text. Sehingga banyak pilihan media sosial yang bisa digunakan, tergantung konsep
dan materi berbagi pengalaman yang akan dilakukan.
Misalnya Sosialisasi praktik baik penerapan model pembelajaran yang memanfaatkan
rumah belajar melalui media sosial youtube, seperti yang dilakukan oleh salahsatu guru
dalam video berikut:

PUSDATIN KEMENDIKBUD
7

Video 2.2. praktik baik penerapan Discovery inquiri yang memanfaatkan Rumah Belajar
(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=TLXwGGEAYHM)

B. Langkah-langkah Strategi berbagi (sharing) dengan memanfaatkan media


sosial
Kegiatan berbagi tidak bisa terlepas dari proses komunikasi. Menurt effendy (2009) komunikasi
pada hakekatnya adalah proses berbagi dalam penyampaian pikiran atau perasaan
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran itu bisa berupa gagasan,
informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Agar komunikasi berlangsung secara
efektif, perlu adanya strategi berbagi yang memperhitungkan faktor pendukung dan
penghambat. Menurut Sahabat, bagaimana langkah-langkah dalam berbagi?
Sebelum pembahasan lebih lanjut, silahkan Sahabat menyimak video berikut:

Uraian Materi
Berbagi secara luas bisa diterjemahkan sebagai pemakaian secara bersama atas sumber
daya yang dimiliki (meliputi ide, pemikiran, inovasi dan pengalaman/praktik baik). Strategi
utama dalam berbagi (sharing) dengan memanfaatkan media sosial adalah terangkum
dalam konsep“Think twice Before Share”(Berpikir dua kali sebelum berbagi). Jangan asal
share, pikirkan terlebih dahulu:
 Tujuan sharing menentukan materi dan teknik sharing
 Sasaran berbagi  media dan metode
 Penyiapan materi (kemasan, kebenaran isi, kegunaan, nilai/value/kebaikan)
 Pilihan jenis dan aplikasi media sosial
 Teknik berbagikolaborasi komunitas berbagi, kolaborasi beberapa media sosial,
kolaborasi dengan teknologi komunikasi yang lain
 Sikap berbagi memanfaatkan media sosial (Netiket dan responsif terhadap
tanggapan)

PUSDATIN KEMENDIKBUD
8

gambar 2.4. Ilustrasi prinsip utama strategi dalam berbagi dengan media sosial

Dengan Sahabat “Berpikir dahulu sebelum berbagi” memanfaatkan media sosial, Sahabat
selain dapat mencegah konflik dan masalah jika ada materi berbagi yang kurang pas,
Sahabat juga dapat membangun jejak digital bintang yang akan menciptakan lebih banyak
peluang dalam hidup kita semua.
Sebagai contoh saat Sahabat melamar pekerjaan di era internet ini, maka pihak HRD akan
melihat profil media sosial kita. Nah jika iformasil/materi/ide/pengalaman yang kita share berisi
postingan yang benar, membantu, menginspirasi, berguna, dan baik, maka akan menjadi
pertimbangan penting yang bisa menambah peluang untuk diterima.

Berikut gambaran langkah-langkah Strategi berbagi diatas:


a. Mengkaji Tujuan Berbagi. Apakah postingan Sahabat
bermanfaat/membantu/menginspirasi bagi audiens Sahabat? Atau akankah sharing
Sahabat dapat menghasilkan umpan balik yang akan membantu Sahabat? Ini
merupakan langkah awal yang penting untuk memilih teknik dan materi/pengetahuan
berbagi. Apakah teknik informasi, teknik persuasi atau teknik instruksi. Teknik yang dipilih
harus disesuaikan dengan materi/pengetahuan/tacyt yang akan dibagi. Apapun teknik
dan materinya, sasaran berbagi harus mengerti pesan yang dibagikan itu.
b. Menentukan siapa sasaran. Sebelum mulai berbagi dengan memanfaatkan media sosial,
perlu dipelajari terlebih dahulu siapa-siapa yang akan menjadi sasaran berbagi. Tentu
saja hal tersebut tergantung pada tujuan berbagi kita, yaitu apakah agar komunikan
hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan
melakukan tindakan tertentu (metode persuasif dan instruktif). Dengan menentukan
sasaran, Sahabat juga akan mudah mengidentifikasi aplikasi media sosial apa yang tepat
Sahabat gunakan sesuai kebutuhan sasaran.
c. Menyiapkan materi yang akan dibagi. Setelah mengetahui tujuan, Sahabat dapat lebih
mudah merumuskan konsep materi/ ide/ informasi/pengalaman/inovasi yang akan
dibagi. Konsep harus disajikan secara benar dan menarik. Sahabat harus memastikan
kredibilitas sumber (source credibility) sehingga menjadi valid. Hanya berbagi
informasi/ide/materi yang kita yakini 100% benar. Jika kita tidak yakin kebenarannya –
jangan sekali-kali dibagi melalui media sosial. Selain memastikan kredibilas sumber,
Sahabat juga perlu mengemas materi dengan menarik(memiliki daya tarik sumber/source
attractiveness).
d. Mempreviu materi sebelum diposting di media sosial. Hal yang perlu dilakukan sebelum
kita sharing di media sosial kita adalah memastikan tampilan materi/ ide/ informasi yang
akan bagi, sehingga perlu mempreviu kembali pesan/ materi/ ide/ informasi/
pengalaman/inovasi berbagi yang telah Sahabat siapkan tersebut untuk terakhir kalinya.
Pastikan, apakah sudah BAIK (bahasa dan kemasannya))apakah sudah terbebas dari

PUSDATIN KEMENDIKBUD
9

unsur SARA dan HOAKS dan sebagianya.

e. Mengidentifikasi format media konten yang akan dibagi. Setelah Sahabat menyiapkan
materi, maka perlu diidentifikasi format materinya apakah berbasis multimedia, visual,
audio visual atau text. Ketika Sahabat ingin menentukan apakah Sahabat membutuhkan
media sosial untuk berbagi dan kolaborasi dalam pembelajaran, sangat penting untuk
mempertimbangkan dulu type media konten yang akan Saudara bagi dalam
pembelajaran.
Sebagai contoh kasus di KB1: Seorang guru matematika klas 9 SMP di Surabaya telah
menyiapkan konten materi pembelajaran berjudul “Kesebangunan dan Kekongruenan”.
Setelah mempreviu materi, guru tersebut mengidentifikasi format penyajiannya yaitu
berupa audio visual/video.

f. Memilih/menentukan jenis dan aplikasi media sosial yang tepat untuk berbagi sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sasaran. Media sosial untuk berbagi banyak ragamnya,
untuk mencapai sasaran komunikasi harus dapat memilih salah satu atau gabungan dari
beberapa media sosial, bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pesan/
informasi/materi yang ingin disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Semakin
banyak gabungan media sosial yang dikombinasikan, maka hasil berbaginya akan lebih
optimal.
Sebagai contoh studi kasus pada KB1. Setelah guru menyiapkan konten video
pembelajaran, ingin membagi konten pembelajarannya ke para siswanya pada saat
pembelajaran dilaksanakan jarak jauh karen pandemi covid 19. Jika tidak ada kendala
tatap muka, maka akan mudah bagi guru tersebut membagikan langsung di depan
kelas. Namun karena kondisinya pembelajaran dilaksanakan secara daring, maka guru
tersebut perlu mempertimbangkan ketersedian sarana prasarana TIK siswa termasuk
diantaranya kecenderungan siswanya dalam mempenggunaan aplikasi media sosial.
Hasil pengamatan dari guru, siswanya banyak yang menggunakan aplikasi instagram dan
youtube. Sehingga untuk menyampaikan materi guru tersebut memilih menggunakan
media sosial instagram dan youtube. Agar siswa lebih tertarik menyimak materi tentang
Kesebangunan dan Kekongruenan, maka guru tersebut membuat konten video
pembelajaran dan akan dishare ke peserta yang memanfaatkan media sosial instagram.

Video 2.3. Berbagi konten pembelajaran dengan topik “Kesebangunan dan Kekongruenan”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=v3tiBXxPrPc

g. Memanfaatkan kolaborasi berbagai Teknologi Komunikasi. Untuk memaksimalkan hasil


berbagi maka penggunaan teknologi komunikasi penting dilakukan, sebaiknya segala
jalur dan tipe teknologi komunikasi digunakan agar dapat memenuhi kecenderungan
setiap individu yang cenderung hanya memilih satu atau dua teknologi komunikasi yang
menjadi favoritnya.
Sebagai contoh: studi kasus pada KB1. Guru memilih instagram, karena mayoritas siswa-
siswinya banyak yang menggunakan instagram. Guru tersebut sebelum menggunggah

PUSDATIN KEMENDIKBUD
10

di instragram, terlebih dulu mengunggah kontennya di youtube, kemudian menampilkan


link youtubenya dan pengantar materinya di instagramnya, lalu menshare ke grup
Whatsapp kelasnya. Pada saat memposting di Instagram, guru tersebut juga bisa
mengatur sahring otomatis ke media sosial lain yaitu facebook dan twitter. Sehingga selain
berbagi konten materi untuk siswa-siswa dikelasnya, guru tersebut juga sekaligus dapat
berbagi ke siswa/guru/masyarakat lainnya pengguna facebook dan twitter.

gambar 2.5. Contoh tampilan pengaturan sharing otomatis di Instagram

h. Membangun komunitas berbagi di media sosial. Daam hal ini sahabat dapat mengawali
dengan berkolaborasi dalam tim baik dengan institusi stakeholders, organisasi maupun
orang lain secara personal yang memiliki tujuan berbagi yang sama. Sebagai contoh
dalam mensosialisasikan rumah belajar. Jika Sahabat hanya mengSahabatlkan berbagi
melalui sosial media pribadi, maka sasaran yang dapat dicapai hanya follower di media
sosial Sahabat. Namun jika Sahabat berkolaborasi dengan orang/pihak lain maka sasaran
berbagi akan menjadi lebih luas. Misalnya Sahabat berkolaborasi dengan media
sosialnya rumah belajar (fanpage/youtube channel/IG Rumah Belajar) maka hasil
sosialisasi Sahabat akan lebih optimal.
i. Menerapkan Netiket (etiket dalam berinternet). Berbagi melalui media sosial tidak bisa
lepas dari internet. Saat ini internet merupakan senjata yang kuat, sehingga
membutuhkan tanggung jawab yang besar. Olehkarea itu salahsatu langkah penting
dalam berbagi melalui media sosial adalah dengan menerapkan Netiket. Netiket
membantu kita mengontrol sikap kita dalam berbagi di media sosial. Seperti apa netiket
dalam berbagi melalui sosial media, dapat Sahabat simak penjelasannya dalam video
berikut:

Sumber: Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rtT-


https://www.youtube.com/watch?v=wKm4Q2lmlRU BpyXiL8&t=7s

PUSDATIN KEMENDIKBUD
11

Video 2.4. Netiket berbagi melalui media sosial

j. Responsif/update terhadap tanggapan pengguna. Baik buruknya performa materi


/konten yang kita bagi di media sosial dapat kita amati dari respon pengguna. Sehingga
Kita perlu mengupdate tanggapan pengguna baik itu masukan yang positif maupun
nengatif. Respon dari pengguna akan menjadi patokan penting bagi kita/kontributor
dalam menyusun strategi berbagi di kemudian hari sehingga bisa berusaha lebih baik lagi
dalam berbagi konten yang bermanfaat. Jika pengikut media sosial kita sudah banyak,
bisa juga dengan menanyakan langsung kepada pengikut media sosial kita apa yang
mereka inginkan lagi terkait konten yang disuguhkan.

Selain strategi berbagi seperti yang telah dijelaskan diatas, sebaiknya Sahabat juga menyimak
dan menerapkan Tips Berbagi dengan memanfaatkan Media sosial berikut.

1) Sebelum berbagi, Pikirkan Konsep materi/kontan Terlebih Dahulu” Think before share”.
2) Siapkan konsep ide/konten/materi yang akan dibagi dengan jangka waktu tertentu
dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan
3) Pahami dan tentukan Target Sasaran Konten, jangan asal share.
4) Gunakan Media Sosial yang banyak digunakan sasaran.
5) Lakukan branding agar semakin dikenal, walaupun jumlah orang yang mengikuti akun
media sosial semakin bertambah, sebaiknya jangan langsung berpuas diri.
6) Bagikan hanya Konten yang Berkualitas, informatif, kreatif, unik, dan eye catching.
7) Teruslah asah kemampuan dalam mengemas berbagai ide, kreatif dan lainnya demi
memenuhi kebutuhan informasi target media sosial Sahabat.
8) Lalukan benchmark dengan melihat konten media sosial yang dibagikan orang lain baik
dari dalam negeri atau luar negeri untuk lebih mudah mencari-cari ide.
9) Hindari plagiarisme (Meniru Karya Orang Lain).
10) Jangan berbagi di media sosial pada saat Kita tidak bisa berpikir secara jernih, ada
masalah dansebagainya.
11) Update konten sesuai Perkembangan Zaman, Pilih pembahasan tema konten yang selalu
mengikuti perkembangan, baik dari sisi tema materi dan media sajian konten.
12) Selalu terapkan Netiket (etiket dalam berinternet) dan responsif/update terhadap
tanggapan pengguna.
13) Ukur Hasil Kerja Secara Rutin, dengan mengunakan Website untuk Menganalisis Reputasi
Konten seperti Google Analytics dan sebagainya.

Diakhir materi KB 2 ini, penulis mengajak para Sahabat Rumah Belajar untuk lebih semangat
dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana beragi. Mengapa berbagi dengan
memanfaatkan media sosial ini dianggap penting? Jawabannya adalah sederhana. Pada
era internet saat ini, hal pertama yang dilakukan seorang pengguna internet ketika yang
bersangkutan mendapatkan masalah adalah mencari penyelesaiannya melalui “search
engine” - seperti Google, Bing, Yahoo, youtube dan lain sebagainya. Oleh karena itu tidak

PUSDATIN KEMENDIKBUD
12

perlu ragu lagi untuk mencoba berbagi melalui media sosial termasuk berbagi konten/materi
pembelajaran.

gambar 2.6. Contoh tampilan pengaturan sharing otomatis di Blog

Saat ini, antara aplikasi media sosial satu dan lainnya sudah dapat saling dihubungkan secara
otomatis. Contohnya adalah antara Twitter dengan Facebook, Linkedln, dan Instagram, di
mana keseluruhan jejaring media sosial tersebut sudah terhubung secara otomatik dan saling
meng-”update” satu dan lainnya, sehingga informasi/ide/pengalaman yang dibagi akan
dapat bermanfaat bagi orang lain dengan lebih banyak, sekaligus dapat memberi rekam
digital yang baik dalam kehidupan kita.

Diskusi:
Apakah Sahabat merasa sudah melaksanakn langkah-langkah strategi strategi berbagi
memanfaatkan media sosial yang terangkum dalam konsep “Think Before Share” diatas? Jika
ya, silahkan sahabat identifikasi langkah mana yang sudah dilaksanakan, mana yang belum.
Kemudian silahkan diskusikan dengan rekan Sahabat.

Tugas
Sahabat sudah pernah melakukan berbagi dengan memanfaatkan media sosial. Silahkan
tuliskan pengalaman Sahabat dengan menunjukkan salah satu materi/ide/pesan/gagasan
yang pernah Sahabat share di media sosial Sahabat, kemudian deskripsikan langkag strategi
berbagi, tip dan trik yang sudah pernah Sahabat lakukan.

Rangkuman

Strategi utama dalam berbagi (sharing) dengan memanfaatkan media sosial adalah “Think
twice Before Share”(Berpikir dua kali sebelum berbagi). Jangan asal share, pikirkan terlebih
dahulu:
 Tujuan sharing menentukan materi dan teknik sharing
 Sasaran berbagi  media dan metode
 Penyiapan materi (kemasan, kebenaran isi, kegunaan, nilai/value/kebaikan)
 Pilihan jenis dan aplikasi media sosial
 Teknik berbagikolaborasi komunitas berbagi, kolaborasi beberapa media sosial,
kolaborasi dengan teknologi komunikasi yang lain
 Sikap berbagi memanfaatkan media sosial (Netiket dan responsif terhadap
tanggapan)
Selain menerapkan langkah-langkah dalam strategi berbagi memanfaatkan media sosial
yang terangkum dala konsep “Think Before Share” diatas, sebaiknya Sahabat juga
mengikuti tip dan trik berbagi seperti yang terutai dalam materi ini, agar hasilnya lebih
optimal.

PUSDATIN KEMENDIKBUD

Anda mungkin juga menyukai