Anda di halaman 1dari 7

ANALOGI dan SILOGISME

ARINA WINDRI RIVARTI

Quote dulu ya gaess biar semangat : Mimpi bukanlah apa yang kamu lihat saat tidur, itu adalah sesuatu
yang tidak membuatmu tidur –Abdul Kolam

ANALOGI – U/ mengukur kemampuan individu dalam bernalar melalui perbandingan dua konsep kata
yang memiliki hubungan tertentu kemudian menggunakan konsep hubungan tersebut pada situasi yang
lain.

Ada 3 tipe analagi :

1. Melengkapi pasangan
2. Memilih Pasangan
3. Analogi Ganda

TIPS & TRIK untuk ANALOGI:


1. Menemukan kata kunci/ hubungan yang KHUSUS/UNIK  dari dua padanan kata yang diberikan
2. Semakin khusus/spesifik  semakin mudah menentukan hubungan kedua padanan tersebut (bisa
juga membandingkan jenis katanya  KB:KS = KB:KS).
3. Biasanya lebih dari satu pilihan jawaban mungkin akan tampak mengekspresikan hubungan yang
sama
4. Coba cari hubungan yang lebih tepat/ identifikasi beberapa aspek dari hubungan antara pasangan
yang diberikan.
5. Coba menghubungkan kata-kata tersebut dengan membentuk sebuah kalimat yang memiliki
hubungan sebab akibat  akan muncul hubungan secara umum/khusus dari kata-kata tersebut.
6. Jangan putuskan jawaban secara tergesa-gesa tanpa membaca semua pilihan jawaban  atau dengan
kata lain baca dulu semua jawaban  baru mulai berfikir dan memutuskan jawaban.
7. Berlatih dan terus berlatih!

Melengkapi pasangan  kita diberikan tiga buah kata  kata yang pertama dan kedua saling berkaitan
 pahami kedua hubungan kata tersebut  kemudian terapkan hubungan kedua kata tersebut pada
kata ketiga dan keempat  sehingga memperoleh jawaban yang ke empat.

[kata pertama]:[katakedua] = [kata ketiga] : ……..

Contoh :
Teleskop : Astronomer = Palet : …

A. Pembaca
B. Pelukis
C. Pasien
D. Tentara
E. Montir

Pembahasan : jawaban pelukis  kalimat yang menghubungkan  “digunakan oleh”


Memilih pasangan  kita diberikan dua buah yang saling berkaitan  pahami kedua hubungan kata
tersebut  kemudian terapkan hubungan kedua kata tersebut pada kata ketiga dan keempat  cari
jawaban kata yang ketiga dan keempat yang tepat.

[Kata pertama]:[Kata Kedua]= ……. : ………

Contoh :

1. Parfum : Wangi = ……

A. Rambut : Panjang
B. Kepala : Pintar
C. Pisau : Tajam
D. Sendok : Makan
E. Sampah : Kering

Jawaban : C  penghubung “karakteristiknya” / “sifatnya” | KB:KS

Analogi Ganda

Contoh :

1. Jalan Raya: …. = … : Guling

A. Polisi Lalu Lintas – Selimut


B. Rambu Lalu Lintas – Bantal
C. Kecelakaan Lalu Lintas – Tidur
D. Keamanan Lalu Lintas – Seprai
E. Lampu Lalu Lintas - Kasur

Jawaban : E  kata hubung  “di ----- terdapat ----“

2. Pasir: …. = Pohon : ….

A. Gunung – Hijau
B. Gurun – Hutan
C. Bangunan – Burung
D. Semen – Daun
E. Lembut – Batang

Jawaban: B  hubungan kalimat “ada di”, “kumpulan”, “tempatnya”, “terletak di”, “banyak
ditemukan”

3. Tropis: … = Cemara : …

A. Cuaca-Hutan
B. Sinar Matahari – Pegunungan
C. Iklim – Pohon
D. Panas – Tumbuhan
E. Khatulistiwa – Hijau

Jawaban : C  kata hubung “merupakan jenis”; “salah satu jenis”,

4. Timbangan : …. = Pisau : …

A. Apoteker – Perawat
B. Hakim – Dokter Bedah
C. Pengukur – Pesilat
D. Kilogram – Pemotong
E. Pedagang – Juru Masak

Jawaban : E  kata hubung “dipakai oleh”, “biasa digunakan”

5. Kompor : Api = …. : …..

A. Pohon : Buah
B. Kipas : Angin
C. Jalan : Macet
D. Lemari : Es
E. Palung : Gua

Jawaban : B  kata hubung “menghasilkan”; “alat yang menghasilkan”

6. Koran : Majalah : Buletin = …..

A. Restoran : Hotel :Losemen


B. Cat : Kuas : Lukisan
C. Sandal : Sepatu : Kaos
D. Air : Roti : Singkong
E. Bus : Kereta Api : Delman

Jawaban : E  “merupakan macam” jenis media cetak”  “merupakan macam-macam jenis alat
transportasi” | Sejenis – kelompok kelompok yang sama dengan jenisnya.

SILOGISME  Mengukur Kemampuan Individu untuk menarik kesimpulan dari dua pernyataan yang
diberikan.

Dalam penarikan kesimpulan ada dua cara :


1. Matematis  matematika  menggunakan rumus-mengikuti kaidah kaidah matematika
(modus tolens, ponens, silogisme)
PQ P Q PQ
P -Q QR
--------- --------- --------
=Q = -P =PR

2. Logis  menggunakan logika (tidak menggunakan rumus matematis)

Istilah-istilah yang perlu diketahui :

1. Implikasi  merupakan pernyataan “P  Q” (jika -----, maka---); (antaseden  konsekuen);


(sebab  akibat). Contoh : Jika kamu belajar (p), maka kamu lulus CPNS (q).
2. Ekuivalen  setara, sebanding
Ada dua bentuk ekuivalin :
1) p  q  ekuivalen dengan  -q  -p. Jika kamu belajar, maka kamu lulus CPNS ekuivalen
dengan  Kamu tidak lulus CPNS  kamu tidak belajar
2) p  q  ekuivalen dengan  –p v q (jika kamu belajar, maka kamu lulus CPNS  ekuivalen
dengan  kamu tidak belajar atau kamu lulus CPNS).
Jadi : kalau di jawaban tidak ada bentuk awal  coba cari bentuk ekuivalennya.
3. Negasi  Ingkaran.
contoh :
1. hari ini hujan (P)  negasi  hari ini tidak hujan (-P) ;

2. (universal) semua kelompok belajar mugi lulus CPNS  (particular) sebagian peserta
kelompok belajar mugi lulus CPNS.
Partikular  ciri-ciri  pakai kata sebagian, sementara, beberapa, ada, nama orang,
segelintir
Universal ciri-ciri  pakai kata : semua, seluruhnya, setiap, tak satupun,

3. Jika kamu belajar, maka kamu lulus CPNS  - (p q)  p ʌ -q (jika kamu belajar dan kamu
tidak lulus CPNS)

4. Invers  = Implikasi yang dinegasikan  P  Q  invers  -P  -Q (jika kamu belajar  maka


kamu lulus CPNS  inversnya  Jika kamu tidak belajar  maka kamu tidak lulus CPNS).
5. Konvers  kebalikan dari pernyataan implikasi. P  Q  konversnya  Q  P (jika kamu
belajar  maka kamu lulus CPNS  konversnya (dari kata kontra) Jika kamu lulus CPNS 
maka kamu belajar).
6. Kontraposisi  Kebalikan dari invers  PQ  kontraposisi  -Q  -P. (jika kamu belajar 
maka kamu lulus CPNS  kontraposisinya  jika kamu tidak lulus CPNS  maka kamu tidak
belajar ).
BENTUK MATEMATIS

MODUS PONENS

Pernyataan 1 : p  q
Pernyataan 2 : p
Kesimpulan : q

Contoh :

Pernyataan 1 : Jika fajar lulus ujian maka ia mendapatkan beasiswa


Pernyataan 2 : Fajar lulus Ujian
Kesimpulan : Fajar mendapatkan beasiswa.

MODUS TOLLENS

Pernyataan 1 : p  q
Pernyataan 2 : -q
Kesimpulan : -p

Contoh :

Pernyataan 1 : Jika fajar lulus ujian maka ia mendapatkan beasiswa


Pernyataan 2 :Fajar tidak mendapat beasiswa
Kesimpulan : Fajar tidak lulus ujian

SILOGISME

Pernyataan 1 : p  q
Pernyataan 2 : q r
Kesimpulan : p r

Contoh :

Pernyataan 1 : Jika fajar lulus ujian maka ia mendapatkan beasiswa


Pernyataan 2 :Jika fajar mendapatkan beasiswa  maka biaya pendidikannya menjadi ringan
Fajar lulus ujian
Kesimpulan : Biaya pendidikannya menjadi ringan
TRIK : yang sama dicoret
CONTOH

Jawaban :
PQ
-R  -Q  ekuivalen dengan  Q R (jika ujian di ulang  saya belajar lagi)
Kesimpulan = P  R (jika semua orang lulus tes, maka saya belajar lagi)  tidak ada jawaban  cari
ekuivalen :
-r  -p saya tidak belajar lagi, ada orang yang lulus tes
-p V r  ada orang yang lulus CPNS atau saya belajar lagi

TIPS-TRIK :
1. Apabila salah satu premis bersifat particular  maka kesimpulan harus particular juga
Contoh :
Semua perilaku yang baik patut dicontoh
Sebagian perilaku pejabat adalah baik
Jadi, sebagian perilaku pejabat patut dicontoh

2. Apabila salah satu premis bersifat negatif  maka kesimpulannya harus negatif

Comtoh :
Semua korupsi tidak disenangi
Sebagian pejabat Korupsi

Jadi, sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi)

3. Kalau kedua premis bersifat particular  maka tidak sah diambil kesimpulan
Contoh :
Sebagian siswa SMA X pergi ke Jakarta
Sebagian Siswa SMA X Pintar

Tidak dapat ditarik kesimpulan (kebenaran tidak dapat dipastikan)


4. Kalau kedua premis negatif  maka tidak sah diambil kesimpulan  hal ini dikarenakan tidak
ada mata rantai yang menghubungkan ke dua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil
jika salah satu premisnya positif.

Contoh :
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1)
Kucing bukan bunga mawar (premis 2)

Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan

5. Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu  maka tidak akan sah diambil
kesimpulan
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin
Binatang ini berdarah dingin

Maka, Binatang ini adalah ikan?  mungkin saja binatang melata

6. Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang pada premisnya
Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah
Contoh:
Kerbau adalah binatang (premis 1)
Kambing bukan kerbau (premis 2)

Jadi, kambing bukan binatang ?

7. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor  bila
term penengah bermakna ganda maka kesimpulan menjadi lain.

Contoh :
Bulan itu bersinar di langit (mayor)
Januari adalah bulan

Jadi, januari bersinar dilangit ?

Anda mungkin juga menyukai