Anda di halaman 1dari 18

Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan ISSN 1978-2365

Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 37 - 54

ANALISIS KEGAGALAN MECHANICAL SEAL PADA PENGUJIAN


KEBOCORAN TURBIN ORC

THE ANALYSIS OF THE MECHANICAL SEAL FAILURE AT ORC


TURBINE LEAKAGE TEST

Guntur Tri Setiadanu(1), Yohanes Gunawan, Didi Sukaryadi


Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Jl.Ciledug Raya Kav 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
(1)
guntur_tri_s@yahoo.com

Abstrak
Mechanical seal adalah peralatan yang berfungsi untuk mencegah kebocoran pada turbin organic
rankine cycle (ORC) yang bekerja dengan menggesekan permukaan o-ring tungsten karbida (WC) dan
grafit (C). Terjadi kegagalan pada pengujian kebocoran mechanical seal untuk turbin ORC akibat
patahnya ring tungsten karbida. Studi ini melakukan analisis kerusakan ring tungsten kabida yang
patah. Hasil yang didapatkan adalah terjadi fenomena panas berlebih ketika gesekan operasi ring tung-
sten karbida yang tidak mampu didinginkan oleh sistem pendingin menggunakan oli SAE 40 pada saat
pengujian. Dari pengujian pada ring tungsten karbida didapatkan bahwa terjadi retak akibat panas
yang tinggi pada permukaan gesek ring tungsten pada lokasi dibawah garis tengah permukaan gesek.
Retak tersebut diinisiasi oleh kombinasi pelemahan ikatan pada batas butir tungsten karbida, bending
momen akibat laju ekspansi termal yang berbeda karena pendinginan yang tidak merata dan getaran
pada permukaan gesek. Dengan naiknya temperatur, getaran dan tekanan kerja retak tersebut terpropa-
gasi sehingga ring tungsten menjadi patah.

Kata kunci : PLTP, turbin ORC, mechanical seal, ring tungsten karbida, analisis kerusakan

Abstract

Mechanical seal is an equipment that prevents leakage in an ORC (organic rankine cycle) turbine by
utilize surface friction between tungsten carbide (WC) and graphite (C) o-rings. Failure has occurred
in the testing of mechanical leakage for ORC turbine caused by tungsten carbide ring fracture. This
study conducts a damage analysis of the fractured tungsten carbide ring. The result shows that there
is an overheat phenomenon caused by the fraction of o-ring tungsten carbides which unable to cool off
using SAE 40 cooling system. From the ring tungsten carbides test, it is known that a heat cracks has
occurred below the center line of the tungsten ring friction surface. The crack is initiated by the com-
bination of the bond weakening at the grain boundaries of tungsten carbides, the bending moments
from the different rate of thermal expansion cause by unproper cooling system and vibration at

Diterima : 28 Maret 2014, Direvisi : 17 April 2015, Disetujui terbit : 28 Mei 2015 37
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

friction surface. The increase of the temperature, vibration and work pressure have caused the crack
to be propagated so the tungsten ring became broken.

Keywords : Geothermal power plants, ORC turbine, mechanical seal, tungsten carbide ring,
failure analysis

PENDAHULUAN (<150°C) dari ke 312 lokasi yang tersebar

Selain mempunyai sifat yang tidak terba- lebih besar dari pada potensi sumber daya

rukan, fakta juga menunjukkan bahwa energi panas bumi entalpi tinggi (>150°C), dikare-

fosil, merupakan sumber energi yang saat ini nakan reservoir panas bumi dengan sistim en-

masih banyak digunakan karena mempunyai talphi rendah tersebar luas dan dijumpai di

karakteristik pembakaran yang sangat baik, kedalaman dangkal.

terutama laju reaksi dan nilai kalor yang ting- Sistem ORC dapat mengkonversi energi
gi. Hal ini membuat energi fosil mempunyai dari klasifikasi panas bumi sistem entalpi ren-
komoditi yang tinggi. Di sisi lain, dengan dah atau temperatur <150°C menjadi energi
meningkatnya harga energi fosil maka akan listrik. Sistem ORC merupakan sistem dengan
memberikan kesempatan para pengguna energi prinsip termodinamika tertutup yang
untuk mencari alternatif sumber energi lain menggunakan fluida kerja kedua untuk mem-
yang renewable. Mengingat kondisi rasio el- bangkitkan energi listrik.
ektrifikasi yang belum merata dan berlim-
Pada sistem organic rankine cycle
pahnya potensi energi terbarukan (surya,
(ORC), konversi energi panas menjadi sumber
biomassa, panas bumi) yang masih belum di-
listrik, dapat memanfaatkan sisa energi yang
manfaatkan secara optimal, pemerintah
berasal dari panas buang turbin, gas buang me-
mengeluarkan kebijakan Peraturan
sin-mesin industri, brine panas bumi, matahari
Pemerintah No. 79/2014 tentang Kebijakan
dan ocean thermal energy conversion (OTEC).
Energi Nasional (KEN) untuk meningkatkan
Prinsip dari sistem ORC adalah seperti prinsip
pemanfaatan renewable energy . Ketersediaan
pada siklus rankine konvensional atau prinsip
energi renewable di Indonesia untuk panas
termodinamika tertutup dengan pemakaian
bumi, menurut data dari Pusat Sumber Daya
fluida kedua, dimana fluida ini mempunyai
Geologi, KESDM, dari status November 2013
massa jenis dan massa didih yang lebih rendah
terdapat potensi 312 lokasi yang tersebar di
dari air. Skema dari pembangkit listrik sistem
seluruh Indonesia dan potensi energi sekitar
ORC bisa dilihat pada gambar 1.
28.786 MWe dan 1196 Mwe terpasang [1].
Sistem panas bumi entalpi rendah oleh Haenel, Beberapa fluida kerja yang biasa dipakai

Rybach & Stegna (1988) dikategorikan untuk dalam sistem ORC adalah Isobutane, n-

sistem dengan temperatur dibawah 150°C [2]. pentane, R-134a, R-245fa, n-Hexane, Toluena

Potensi sumber panas bumi entalphi rendah [3].

38
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

Gambar 1. Skema sistem Pembangkit listrik sistem ORC skala 50 kW memanfaatkan brine PLTP
[4]

Pusat Penelitian dan Pengembangan gerak dan mempunyai titik didih lebih rendah
Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru dari air. Pemilihan fluida kerja tentunya dis-
Terbarukan dan Konservasi Energi esuaikan dengan karakteristiknya yang
(P3TKEBTKE) Kementerian ESDM mengem- berkaitan dengan tekanan dan temperature
bangkan pembangkit listrik sistem ORC operasional. Pada sistem ORC cycles, fluida
dengan memanfaatkan air panas buangan kerja mengalami perubahan 2 (dua) wujud atau
(brine) dari PLTP dieng yang masih mempu- fase yaitu cair dan gas dalam siklus tertutup.
o
nyai temperatur mencapai 170 C, dan diharap- Dengan adanya fase gas di sub-sistem evapo-
kan mampu menghasilkan listrik sebesar 50 rator dan turbin, maka kemungkinan adanya
kW [4]. kebocoran bisa terjadi. Daya yang bisa
dihasilkan oleh turbin berbanding lurus dengan
Prinsip utama dari sistem ORC adalah
volume gas yang mengalir dan perbedaan
bagaimana bisa memanaskan fluida kerja un-
tekanan & temperatur evaporator - kondenser
tuk menggerakkan turbin pada suatu siklus
[3]. Penyaluran energi turbin ke generator me-
tertutup. Salah satu permasalahan utama pada
lalui porosnya memungkinkan adanya ke-
turbin ORC ini adalah kebocoran fluida kerja
bocoran karena fase fluida kerja yang melewa-
pada seal antara turbin dan generator. Dalam
ti turbin berwujud gas dan bertekanan relatif
mengkonversi energi, sistem ORC membutuh-
tinggi sekitar 7-15 bar tergantung dari jenis
kan fluida kerja yang berfungsi sebagai peng-

39
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

fluida kerja yang digunakan. Dengan ter- menyusup ke celah-celah antara poros dan ru-
jadinya kebocoran maka lambat-laun volume mah turbin. Untuk mencegah terjadinya ke-
fluida kerja yang diisikan didalam sistem ORC bocoran maka harus ditempat alat penghalang
tersebut akan mengalami penyusutan. Berku- kebocoran (seal) dilokasi tersebut. Ada be-
rangnya volume media-kerja tentunya berapa tipe seal yang bisa digunakan untuk
mengakibatkan penurunan tekanan dan laju mencegah kebocoran dari poros turbin yang
gas fluida kerja yang dihasilkan oleh evapora- berputar, yaitu dengan menggunakan seal jenis
tor sehingga berdampak pada penurunan unjuk labirin atau mechanical seal. Pada prototipe
-kerja sistem ORC. Disamping itu kebocoran turbin ORC yang dikembangkan P3TKEBTKE
gas fluida kerja bisa menimbulkan kebakaran digunakan mechanical seal karena mempunyai
karena fluida kerja yang digunakan adalah kemampuan untuk menahan kebocoran yang
jenis hidrokarbon yang mudah terbakar. bagus pada benda-benda berputar seperti pada
pompa dan turbin, serta panjang poros dari
Pada sistem ORC di atas daerah yang
turbin ke generator tidak terlalu panjang,
rawan terjadi kebocoran adalah poros keluar
dibandingkan dengan seal sistem labirin yang
turbin ke gear box dan generator, gambar 2,
membutuhkan poros yang jauh lebih panjang.
dimana fluida kerja dengan tekanan tinggi bisa

Gambar 2. Turbin ORC untuk PLTP dengan kapasitas 50 kW

40
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

Mechanical seal adalah suatu peralatan Beberapa jenis mechanical seal yang
pencegah kebocoran yang memanfaatkan dua ada dipasaran tidak ada yang bisa memenuhi
permukaan ring yang saling menekan sehingga kriteria ini, sehingga dilakukan proses
bisa mencegah terjadinya kebocoran. Mechan- perancangan dan fabrikasi sendiri dari me-
ical seal merupakan kombinasi menyatu antara chanical seal yang digunakan dengan parame-
ring/sealface yang melekat pada shaft yang ter input adalah: diameter poros turbin (d): 80
berputar dan sealface yang diam pada dinding mm, tekanan operasional (P): 2 -5 bar, temper-
casing/housing turbin yang ditekan oleh sistem atur operasional (T): 45 -80°C dan media yang
pegas. Karena prinsip mechanical seal yang diproteksi: hidro-karbon (n-pentana). Gas hi-
bergesekan antar ring maka dalam operasinya drokarbon mempunyai molekul yang kecil dan
selalu menghasilkan panas, seperti terlihat pa- indek viskositas yang sangat kecil, sehingga
da gambar 3. dalam desain digunakan proteksi bertingkat
yaitu menggunakan mechanical seal sistem
Untuk menjaga keselamatan operasional
double seperti pada gambar 4. Sistem double
dari pembangkit yang dikembangkan, maka
juga berguna untuk memberikan ruang alir
disyaratkan mechanical seal yang digunakan
bagi fluida pendingan yang digunakan untuk
harus bisa beroperasi dengan temperatur
menjaga temperatur dari mechanical seal,
dibawah 80°C.
dengan menggunakan sistem double ini maka

Gambar 3. Gesekan antar ring menghalangi fluida didalam untuk bocor keluar (sumber diedit :
http://bin95.com/Training_Software/Mechanical-Seal-Selection.htm)

41
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

dimungkinkan untuk memberikan lubang ali- Untuk menggaransi mechanical seal yang
ran fluida pendingin menjadi lebih besar se- sudah dirakit dengan rumah turbin maka perlu
hingga panas yang dibuang juga menjadi lebih dilakukan tes kebocoran / leakage test. Terjadi
besar. Fluida pendinginan yang digunakan kegagalan fungsi seal mekanik pada pengujian
adalah SAE 40 yang juga digunakan sebagai tersebut, dimana terjadi kebocoran dan nai-
pelumas dari gearbox. knya temperatur dari seal mekanik.

Permukaan gesek / sealface yang Tipe kerusakan dari seal mekanik bisa
digunakan adalah ring berbahan tungsten kar- diidentifikasi dari tiga penyebab utama dari
bida dan ring berbahan grafit, yang didapatkan kerusakan, yaitu temperatur, tekanan, ke-
di pasaran. Salah satu kriteria utama dari per- cepatan dan kombinasi dari ketiganya [6]. Ke-
mukaan seal adalah kerataan / flatness, untuk rusakan bisa terjadi pada tempat-tempat terten-
itu pada semua ring yang dibeli dilakukan uji tu yaitu: antara permukaan seal, antara second-
flatness untuk menggaransi kerataan dari ring ary seal dengan primary ring, dan antara sec-
yang digunakan, pengujian kerataan ondary seal dengan mating ring [5].
menggunakan metode optical flat yang terbuat
Paper ini bertujuan untuk memberikan
dari quartz [5].
analisis kegagalan dari mechanical seal pada
pengujian kebocoran tersebut dan memberikan

Gambar 4. Mechanical seal sistem double untuk Turbin ORC skala 50 kW

42
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

gambaran yang mendalam mengenai kerja me- 6000 rpm, kemudian dicatat penurunan
chanical seal dalam turbin ORC. Dari hasil tekanan yang terukur pada manometer serta
analisis tersebut maka bisa dilakukan re-desain suhu permukaan mechanical seal dan suhu
dari mechanical seal yang ada sehingga bisa pelumas yang keluar dari mechanical seal.
memenuhi kebutuhan kerja dari turbin ORC. Gambar 5 menunjukkan skema peralatan pen-
gujian kebocoran mechanical seal pada turbin
METODOLOGI
ORC yang sudah dimanufaktur. Pengujian ini
Metodologi pengujian kebocoran mechani- dilakukan di PT. Dewata Puritama Energi
cal seal pada turbin ORC Bandung.
Pengujian kebocoran pada mechanical Metodologi analisis kegagalan
seal dilakukan dengan mengkompresi turbin
Dilakukan pembongkaran dari sistem
sampai tekanan kerja mechanical seal yaitu
mechanical seal, dan dilakukan pengamatan
sama dengan tekanan kerja fluida keluar turbin
visual. Dari hasil pengamatan visual maka
pada 2 bar dengan udara secara bertahap,
ditemukan bahwa ring tungsten dari mechani-
kemudian dilakukan pemutaran poros turbin
cal seal mengalami kerusakan/patah dan retak.
pada putaran kerja maksimal dari poros pada
Untuk itu dilakukan pengamatan pada per-

Gambar 5. a) Peralatan pengujian, b) Skema pengujian kebocoran mechanical seal untuk turbin
ORC

43
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

mukaan ring disekitar daerah patah/retak. Un-


tuk mengetahui komposisi kimia dari ring ter-
sebut maka dilakukan uji EDAX. Fraktrografi
permukaan patahan dan pengamatan retak dil-
akukan dengan mesin FE-SEM FEI INSPECT
F50 EDAX EDS analyzer yang terdapat pada
laboratorium Departemen Teknik Metalurgi
dan Material, Universitas Indonesia. Untuk
mengetahui kekuatan mekanik dari sampel
maka dilakukan uji kekerasan sebagai peng-
Gambar 6. Hasil pengujian kebocoran mechan-
ganti uji tarik, hal ini dilakukan karena sample
ical seal untuk turbin ORC.
tarik tidak mungkin dilakukan akibat kecilnya
Kenaikan temperatur oli pendingin ini
spesimen dan kerasnya bahan spesimen. Uji
menunjukkan bahwa proses pendinginan pada
kekerasan dilakukan dengan menggunakan
mechanical seal tidak berjalan dengan baik,
mesin Buehler micro hardness tester MMT-1,
artinya setiap kali oli pendingin tersikulasi
dengan indentor Vickers dengan beban 300 gf
maka oli membawa panas yang berlebih dari
berdasarkan standar ASTM E484.
mechanical seal dan tidak bisa dibuang ke
HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan, dan tidak bisa lagi mendinginkan
Pengujian kebocoran mechanical seal pada mechanical seal.
turbin ORC Sumber panas yang terjadi dari gesekan
Hasil pengujian kebocoran mechanical antara ring tungsten karbida dengan grafit akan
seal disajikan dalam grafik hubungan waktu menghasilkan panas mencapai 300-500oC
dan temperatur dari laju kenaikan temperatur tanpa pelumasan dipermukaan gesek. Se-
oli pendingin, seperti terlihat pada gambar 6. dangkan oli SAE 40 merupakan oli pelumas
Didapatkan temperatur dari oli pendingin / oli (bukan pendingin) yang kapasitas pend-
gearbox mengalami kenaikan dengan laju inginanannya terbatas. Berdasarkan standar
0,24oC/menit sampai akhirnya terjadi ke- SAE J-300, SAE 40 merupakan oli pelumas
bocoran pada suhu 55oC, sedangkan untuk monograde dengan spesifikasi kinematic vis-
temperatur casing dari mechanical seal men- kositas maksimal 12,5 cSt pada 100oC [7]. Ka-
galami kenaikan sebesar 0,22oC/menit sampai rena keterbatasan alat, maka pada penelitian
terjadi kebocoran pada suhu 50oC pada menit ini tidak dilakukan pengujian viskositas pada
ke 135. Laju vibrasi tercatat pada awal running oli yang dipakai dalam mengetahui efektivitas
sampai pertengahan mencapai 0,1 mm, kemampuan oli, akan tetapi melihat aktual ke-
meningkat mencapai 0,12 mm dan patah pada naikan temperatur oli yang digunakan.
0,15 mm.

44
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

Ketika mechanical seal bekerja, maka menahan fluida kerja tetap didalamnya akan
ring tungsten karbida bergesekan dengan ring tetapi juga tidak menghasilkan panas yang ber-
grafit dengan adanya penekanan dari 12 pegas, lebihan membutuhkan penelitian yang lebih
akibat dari proses ini maka seperti telah kita mendalam.
ketahui maka akan terjadi gaya gesek, ketika
Dari hasil tersebut maka didapatkan bah-
mulai bekerja maka gaya gesek yang terjadi
wa laju pendinginan yang terjadi tidak
adalah statis dengan persamaan :
mencukupi untuk mendinginkan ring tungsten
Fs = us x P (1) karbida yang bergesekan.

dimana us adalah koefisien gesek statis dan P Untuk mengkonfirmasi apakah benar ring
adalah gaya pegas yang bekerja dengan arah mechanical sela tersebut rusak karena panas
normal dari permukaan gesek. Ketika sudah akibat gesekan, maka diperlukan analisis keru-
terjadi sliding maka gaya yang terjadi adalah sakan ring mechanical seal sebagaimana di-
gaya gesek kinetic yang mengikuti persamaan: jelaskan pada bab dibawah ini

Fk = uk x P (2)
Analisis Kerusakan Mechanical seal
dimana uk adalah koefisien gesek kinetic (<us),
Pengamatan dari bagian-bagian mechani-
gaya yang bekerja melawan gaya gesek kinetic
cal seal didapatkan bahwa terjadi kebocoran
selama siliding akan muncul berbentuk panas
akibat patahnya ring tungsten yang terjadi
yang dihasilkan dari gesekan tersebut [8].
searah dengan arah radial dari pusat poros.
Dari persamaan diatas didapatkan bahwa Pada permukaan patah dari ring tungsten ter-
panas yang dihasilkan oleh gesekan sangat lihat secara visual, patahan yang mengkilap
tergantung dari koefisien gesek dari material dan kasar, jika dilihat pada perbesaran
dan beban penekanan dari pegas, pada perco- FESEM permukaan patah, gambar 7, terlihat
baan ini memang cukup sulit untuk melakukan jelas bahwa patahan yang terjadi adalah patah
adjustment dari pegas sehingga didapatkan getas intergranular sepanjang batas butir.
daya penekanan yang sama diseluruh area per- Mode ini sangat bersesuaian dengan referensi
mukaan gesek. Jika dilihat dari panas yang patahan untuk cemented carbide WC94-Co
dihasilkan maka penekanan pegas yang dil- yang juga menunjukkan fenomena yang sama,
akukan terlalu tinggi, jika dilihat dari getaran meskipun pada referensi tersebut terdapat dim-
yang dihasilkan maka jelas terjadi ketid- ple yang menandakan adanya patah ulet akibat
akseimbangan antara penekanan pegas satu adanya unsur Co [9].
dan lainnya sehingga membuat putaran dari
poros menjadi tidak seimbang. Untuk menen-
tukan berapa penekanan yang dibutuhkan dan
metodenya sehingga didapatkan gesekan yang

45
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

Gambar 7. Permukaan patah dari o-ring tung-


sten karbida yang menunjukan patah getas
sepanjang batas butir
Secara visual permukaan gesek ring tung-
sten karbida sebagian besar area mengalami
perubahan warna pada area tertentu, sesuai
dengan alur putaran gesekan dengan grafit, Gambar 8. Pengamatan visual dari permukaan
terlihat berwarna kehitam-hitaman. Perubahan ring tungsten, a) lokasi patahan dari ring tung-
warna ini terjadi akibat panas yang tinggi yang sten, b) retak-retak kecil pada hampir sekelil-
terjadi dari gesekan dengan ring tungsten kar- ing permukaan gesek
bida dan ring grafit, karbon pada grafit tererosi Mode retakan dari permukaan gesek ring
akibat panas dan gesekan kemudian menempel pada mechanical seal ini mirip dengan mode
pada ring tungsten. Pada permukaan gesek dari retakan seal akibat heat crack yang dipublikasi
ring tungsten juga terdapat retak-retak kecil oleh pabrikan dari mechanical seal, seperti
arah radial (searah dengan patahan yang ter- terlihat pada gambar 9, meskipun ukuran dan
jadi) dihampir sekeliling dari permukaan dimensinya lebih kecil.
gesek, dan satu patahan memanjang arah radial
dari poros memotong ring tersebut, seperti ter-
lihat pada gambar 8.

Gambar 9. Mode retakan akibat panas pada


permukaan gesek [10]

46
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

Banyak penyebab dari mode retakan ter- Tabel 1. Komposisi bahan ring tungsten kar-
sebut seperti perbedaan temperatur yang tinggi bida
dari permukaan gesek, pendinginan yang tidak
Unsur W C O
mencukupi, atau tekanan dan kecepatan yang
sangat tinggi. Heat crack biasanya diikuti oleh (wt%) ( w t % ) ( w t % )

perubahan warna (bluing) pada permukaan Permukaan


82 12 6
gesek [10], hal ini jelas terlihat secara visual Gesek

pada ring tungsten karbida yang patah. Permukaan patah 74 18 8

Dari hasil pengujian SEM-EDAX dari Pada perbesaran di area b pada gambar 8,
permukaan patah dan gesek maka bisa kita didapatkan bahwa terjadi retak kecil-kecil di-
dapatkan komposisi dari bahan ring dan gam- permukaan gesek di beberapa lokasi, seperti
bar perbesaran dari retak yang ada. Komposisi pada gambar 10a dan 10b, dengan panjang
dari ring tersebut secara umum adalah tungsten yang berbeda-beda. Pada gambar 10c terlihat
karbida, sesuai dengan spesifikasi dari pabri- jelas bahwa pergerakan retak mengikuti dari
kan o-ring sebagaimana terlihat pada tabel 1. butir-butir kristal dari tungsten karbida. Se-

Gambar 10. Retak pada ukuran mikron yang mengelompok pada beberapa area, a) ke-
lompok retakan mikro, b) retak pada perbesaran 500x, c) retak pada perbesaran 5000x,
d) dan e) awal retak dan propagasi retak yang hanya bisa dilihat oleh SEM 5000x.

47
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

dangkan awal mula retak terjadi di area perten- Pada permukaan atas dari ring, mendapat-
gahan agak kebawah (lebih mendekat ke arah kan pendinginan dari pelumas yaitu 24oC
poros) seperti pada gambar 10d dan 10e. (bersirkulasi), sedangkan pada area bawah
(poros), pendinginan didapatkan dari udara
Secara teori seharusnya dari hasil gesekan
bertekanan yang digunakan sebagai fluida pen-
antara primary face dan secondary face yang
gujian.
mengalami erosi/penipisan adalah yang sec-
ondary face, yaitu ring grafit yang merupakan Akibat dari panas inilah maka ikatan anta-
bahan yang memang harus diganti secara ra butir kristal tungsten karbida mengalami
berkala dalam pengoperasiannya [5]. Tetapi deformasi dan pelemahanan ikatan. Seperti
pada pengujian ini yang ring grafit mengalami yang telah kita ketahui bahwa semua metal
erosi dan ring tungsten juga mengalami retak- akan mengembang ketika dipanaskan dan akan
retak dan akhirnya patah sehingga mengakibat- menyusut ketika didinginkan, telah banyak
kan kebocoran dari turbin. data yang dipublikasi untuk menunjukkan
seberapa cepat pengembangan logam ketika
Retak-retak ini terjadi menyebar pada
temperatur dinaikkan. Gambar 12 menunjuk-
sekeliling permukaan gesek antara sealface
kan grafik karasteristik thermal expansion
ring, hal ini menunjukkan bahwa semua area
beberapa material termasuk tungsten karbida.
permukaan gesek mengalami kasus yang sama.
Dengan adanya pendinginan yang dil-
Kalau dilihat dari posisi retaknya, terlihat
akukan oleh oli pada hanya satu sisi per-
bahwa terjadi dibawah area tengah dari ring,
mukaan, maka membuat laju ekspansi akibat
gambar 11, yaitu area yang lebih dekat dari
panas dari permukaan ring tungsten karbida
poros.
menjadi tidak sama, sehingga akan terjadi te-

Gambar 11. Lokasi area retak-retak pada permukaan gesek ring tungsten kabida dan skema aliran
pendinginannya

48
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

gangan geser akibat panas pada area batas Penurunan kekuatan pada area permukaan
butir di permukaan gesek. gesek yang mengalami pemanasan juga dikon-
firmasi dengan dilakukannya uji kekerasan
permukaan pada beberapa lokasi, seperti ter-
lihat pada tabel 2 dibawah ini. Dimana pada
area bagian luar yang terdinginkan oleh oli
kekerasannya masih tetap tinggi mencapai
1612 Vickers, sedangkan pada permukaan
gesek mengalami penurunan kekerasan 1473
Vickers.

Tabel 2. Kekerasan pada ring tungsten karbida

Lokasi pengujian Kekerasan


rata-rata
Gambar 12. Thermal expansion beberapa ma- Permukaan Gesek 1473
terial sebagai fungsi waktu [11]
Permukaan luar
Jika kita ambil satu bagian permukaan 1612
(terdinginkan oli)
gesek dan kita lihat pengaruh panas dari Permukaan dalam
1662
gesekan serta pendinginan yang dilakukan ter- (terdinginkan udara)
hadap tegangan yang akan terjadi maka akan
Dari hasil data pengujian kebocoran, di-
terlihat adanya bending momen yang bekerja
mana terjadi vibrasi sebesar 0,15 mm, menjadi
pada permukaan gesek, seperti terlihat pada
penyebab kedua dari retaknya ring tungsten
gambar 13. Hal ini juga menjelaskan kenapa
karbida. Kombinasi antara bending momen
area retaknya tidak berada di pinggir tetapi
dan vibrasi membuat ikatan pada batas butir
berada dibawah garis tengah.
permukaan gesek dari ring tungsten mengala-
mi pelemahan dan deformasi sehingga
menginisiasi retak, dimana kemudian retak
tersebut menjalar baik memanjang searah ra-
dial dari ring maupun ke bagian dalam dari
ring. Seiring dengan naiknya temperatur dan
getaran, sesuai dengan sifat dari tungsten kar-
bida yang keras dan getas [12], maka retak
Gambar 13. Aplikasi dari tegangan geser yang tersebut menjalar dengan cepat dan me-
menyebabkan bending akibat perbedaan laju matahkan ring tungsten. Dengan adanya pata-
ekspansi karena adanya pendinginan yang ber-
han tersebut maka seal tidak bisa lagi menjaga
beda

49
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

kebocoran dari fluida dan terjadi kebocoran Agar mechanical seal bisa secara aman
mengalir disela-sela patahan. digunakan dalam turbin ORC ada beberapa
perbaikan desain yang perlu dilakukan. Per-
Evaluasi Penggunaan Mechanical seal untuk
tama, desain putaran turbin yang terlalu tinggi
Turbin ORC
(6000 rpm) perlu diturunkan minimal sampai
Kerja utama dari mechanical seal adalah
3000 rpm untuk mengurangi kecepatan
untuk menjaga kebocoran dari turbin ORC,
gesekan yang terjadi, meskipun hal ini akan
dimana kerja itu dilakukan oleh gesekan o-ring
mengurangi daya dari turbin yang digunakan.
tungsten karbida dan o-ring grafit. Dalam pen-
Kedua memperbaiki desain mechanical seal,
gujian kebocoran dari mechanical seal
sehingga oli pendingin bisa mendinginkan ring
menggunakan udara masih terjadi kegagalan
mechanical seal dengan efektif, hal ini bisa
akibat patahnya ring tungsten kabida. Ada be-
dilakukan dengan membuat lubang input oli
berapa faktor yang menyebabkan patahnya ring
yang lebih besar dan mengganti cairan pend-
tungsten tersebut, pertama ring bekerja secara
ingin dengan spesifikasi oli pendingin yang
dry running (tanpa pelumas dipermukaan
mempunyai kapasitas pendinginan lebih besar.
gesek), akibatnya terjadi panas berlebih akibat
Pilihan yang lain adalah mengganti sistem me-
gesekan yang tidak terdinginkan oleh sistem
chanical seal dry running mode ini dengan sis-
pendingin. Panas tersebut dihasilkan oleh ting-
tem non contact seal yang menggaransi tidak
ginya putaran poros yang mencapai 6000 rpm
terjadi panas berlebih [5]. Ketiga dengan men-
dan gaya tekan pegas yang terlalu tinggi. Aki-
gubah desain dari ring tungsten karbida yaitu
bat panas membuat ring terjadi momen bending
dengan membuat sistem alur (grooving) dan
dan terjadi pelemahan ikatan antar butir tung-
texture pada ring tungsten karbida sehingga
sten karbida pada permukaan gesek. Faktor
luas pendinginan menjadi lebih besar, beberapa
kedua adalah gaya penekanan pegas yang tidak
penelitian menunjukkan bahwa pembuatan alur
seimbang sehingga membuat putaran poros
dan texture pada permukaan ring dapat
menjadi bergetar, yang akibatnya permukaan
menurunkan suhu dengan efektif [13-14] dan
gesek kedua ring menjadi bergetar dan terjadi
bahkan bisa menurunkan koefisien gesek kinet-
impak kecil yang berulang. Kombinasi antara
ik dari permukaan kontak ring [15], dimana
momen bending, impak akibat getaran dan
jika merujuk dari persamaan 2 maka dengan
pelemahan ikatan pada butir tungsten karbida
penurunan koefisien gesek kinetik ini akan
menginisiasi terjadinya retak di area bawah
secara langsung terhadap panas yang
garis tengah permukaan gesek. Retak tersebut
dihasilkan dari gesekan. Beberapa pabrikan
terpropagasi dengan cepat dengan naiknya tem-
ring juga sudah mengeluarkan produk yang
peratur dan tekanan dari fluida kerja dan me-
mampu untuk menahan sistem fluida hidrokar-
nyebabkan ring menjadi patah.
bon berviskositas rendah seperti refrigerant
bertekanan dengan cara menambahkan antimo-

50
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

ny pada permukaan ring sehingga terjadi fe- tungsten di satu bagian. Awal kerusakan ter-
nomena ―self-polishing characteristic‖ yang jadi akibat adanya panas yang tinggi pada per-
menciptakan lapisan hidrokarbon yang sangat mukaan gesek membuat pelemahan ikatan dari
tipis pada pemukaan kontak dari 2 ring me- butir-butir ring tungsten karbida dan laju ex-
chanical seal [16]. pansi thermal yang berbeda akibat pendingi-
nan yang tidak merata membuat bending mo-
Perbaikan keempat pada mechanical
men pada permukaan gesek, dikombinasi
seal adalah dengan mengubah desain sistem
dengan adanya getaran pada permukaan gesek
pegas pada mechanical seal menjadi lebih mu-
sehingga menginisiasi terjadinya retak pada
dah dalam pemasangan dan adjustmentnya,
batas butir. Seiring dengan naiknya temperatur
misalkan pegas dirakit paling akhir dengan
dan tekanan maka retak tersebut terpropagasi
dibuat lubang adjustment pada tiap pegas.
dan menyebabkan ring tungsten menjadi patah.
Dalam kondisi aktual turbin bekerja
dengan menggunakan n-pentane dengan suhu UCAPAN TERIMA KASIH
sekitar 98oC, sehingga pendinginan ring me- Penulis mengucapkan terima kasih pada
chanical seal bagian dalam dari fluida kerja Bapak Mashuri dan Deni dari PT. Dewata
akan jauh lebih kecil atau pendinginan utama Puritama Energi yang sudah membantu
hanya dari oli pendingin. Untuk itu perbaikan melakukan pengujian kebocoran dan meng-
sistem pendinginan mechanical seal ini mutlak gambar desain mechanical seal.
diperlukan, mengingat n-pentane adalah hy-
DAFTAR PUSTAKA
drocarbon yang mudah terbakar jika terjadi
kontak dengan udara luar dan temperatur ting- 1. Pusat Sumber Daya Geologi, Kementeri-

gi. an ESDM. 2014. Executive Summary


Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber
KESIMPULAN DAN SARAN
Daya Energi Tahun 2014. [online]. Avail-
Telah terjadi kegagalan pada pengujian able at : http://psdg.bgl.esdm.go.id/
kebocoran mechanical seal untuk turbin ORC, Neraca/neracaenergi2014.pd [Accesed at
dimana sistem pendingin tidak mampu mend- 19 December 2014].
inginkan panas berlebih yang dihasilkan dari
2. Haenel, R., Rybach, L. & Stegna, L.
gesekan o-ring tungsten karbida dan o-ring
(1988): Fundamentals of geothermics. R.
grafit. Panas berlebih ini terjadi akibat gesekan
Haenel, L. Rybach and L. Stegna (eds.),
terjadi secara dry running (tanpa pelumas),
Handbook of Terrestrial Heat-Flow Den-
putaran poros yang terlalu tinggi dan
sity Determination, 9-57, Dordreht.
penekanan pegas yang terlalu besar. Dari ana-
lisis kerusakan mechanical seal diketahui bah- 3. DiPippo, R., 2008. Geothermal power
wa kebocoran terjadi akibat patahnya ring plants: Principles, applications, case

51
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 53 - 70

studies and environmental impact; 2nd 10. EST Mechanical seal, 2014. Trouble-
edition. Butterworth-Heinemann, New shooting of Mechanical seal. Easterny
York, NY, USA. Sealing Technology Co.,Ltd., China.
[online] (Update 29 November 2014)
4. Tim Litbang Teknologi Pembangkit
Available at: http://www.easterny.com/
Listrik Panas Bumi. 2013. Laporan Akhir
services.ht [accessed at 15 November
Kegiatan Pengembangan Teknologi Panas
2014].
Bumi Sistem ORC. TA. 2013. Puslitbang
Ketenagalistrikan, Energi baru terbarukan 11. A.M. Osmanda, A.J. Battenbough, A.M.
dan Konservasi Energi, Jakarta. Staines. 2012. Effects of Dissimilar Mate-
rials on Joint Properties. Nicrobraznews
5. Pugh, M, 2000. EPRI Technical Report,
April 2012 by Wall Colmonoy Ltd., Madi-
Mechanical seal Maintenance and Appli-
son Heights, Pontardawe, UK. [online]
cation Guide. EPRI, Palo Alto, CA: 2000.
web: www.wallcolmonoy.co.
1000987.
12. General Carbide. 2008. The Designer’s
6. Skewish, WH. 2012. Mechanical seal
Guide to Tungsten Carbide. General Car-
Failure Mode. Support Systems Technol-
bide Corp, Greensburg. [online]
ogy Corp. FMEA Info Center.,
www.generalcarbide.com. [accessed at 29
www.mechrel.com, [online accessed at 19
November 2014].
November 2014].
13. Nian Xiao, M.M.Khonsari. 2012.Thermal
7. SAE Handbook J-300. 2009. Engine Oil
performance of mechanical seals with tex-
Viscosity Clasification – Surface Vehicles
tured side-wall. Tribology International 45
Standard. SAE International. Revised
(2012,) pp.1–7.
2009-01.
14. Tao Wang, Weifeng Huang, Xiangfeng
8. Michael F.Ashby dan David R.H.Jones.
Liu, Yongjian Li,Yuming Wang. 2014.
2002. Engineering Materials 1 : An Intro-
Experimental study of two-phase mechani-
duction to their Properties and Applica-
cal face Seals with laser surface texturing.
tions. 2nd Ed. Butterworth-Heinemann An
Tribology International 72 (2014) pp.90–
imprint of Elsevier Science Linacre
97.
House, Jordan Hill, Oxford.
15. X.Q.Yu, S.He, R.L.Cai. 2002. Frictional
9. ASM Handbook Vol.12. 1992. Fractog-
characteristics of mechanical seals with a
raphy – Atlas of fractrograph. ASM Inter-
laser-textured seal face. Journal of Materi-
national Handbook Comitte.
als Processing Technology 129 (2002)
pp.463-466.

52
Analisis Kegagalan Mechanical Seal Pada Pengujian Kebocoran Turbin ORC

16. Metallized Carbon Corp. 2013. Mechani-


cal seal primary rings seal low-viscosity
liquids. Sealing Technology Magazine,
October 2013. Editor: Simon Atkinson.
Editorial Office: Elsevier Ltd, Langford
Lane Kidlington, Oxford, UK.

53
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Anda mungkin juga menyukai