Anda di halaman 1dari 6

Modul 3 Ujian Praktikum

KI2121 Dasar – Dasar Kimia Analitik

PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Disusun Oleh:
Siwi Aji Widhi Astuti (10515026)
Irin Safitri (10515029)
Yasmine Sophi Damayanti (10515031)
Arinda Nadia Prastuti (10515032)
Dewi Ayu Setiyaningsih (10515033)
Yosia Jaya Kosasih (10515035)
Harid Muhtadi (10515043)

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016
PENENTUAN KADAR Cu DALAM KAWAT TEMBAGA

A. Tujuan
Menentukan kadar tembaga dalam sampel kawat tembaga.

B. Teori Dasar
Titrasi iodometri adalah suatu metode analisis kuantitatif volumetrik yang
merupakan reaksi titrasi reduksimetri, yaitu melibatkan zat oksidator yang merupakan
analit dan zat reduktor yang merupakan titran. Titrasi iodometri banyak digunakan
untuk menganalisis konsentrasi zat-zat oksidator dalam air, salah satunya ion Cu2+.
Pada titrasi iodometri, titik akhir titrasi ditandai oleh muncul dan menghilangnya iod
elementer (I2) yang ditandai dengan perubahan warna. Titrasi iodometri merupakan
titrasi tidak langsung, karena I2 yang digunakan berasal dari suatu reaksi pendahuluan
antara titran, yaitu larutan Na2S2O3 dengan analit.
Pada percobaan ini, kawat tembaga dilarutkan terlebih dahulu dengan larutan
HNO3 berlebih. Pada saat pelarutan kawat tembaga harus dilakukan dalam ruang asam
karena akan menghasilkan gas NO2.
Cu(s) + 4HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + 2NO2(g) + 2H2O(l) (1)
Pada titrasi iodometri, pertama-tama ion Cu2+ direduksi menggunakan I- berlebih.
2Cu2+(aq) + 4I-(aq) → 2CuI(s) + I2(aq) (2)
Kelarutan I2 dalam air kecil, namun kelebihan I- akan meningkatkan kelarutan I2
dengan membentuk spesi (triiodida) I3- dan I2. Iod elementer kemudian dititrasi
menggunakan tiosulfat dengan indikator kanji.
2S2O32-(aq) + I2(aq) → S4O62-(aq) + 2I-(aq) (3)
Larutan kanji akan berinteraksi dengan I2 menghasilkan warna biru. Ketika
seluruh I2 telah bereaksi dengan tiosulfat, warna biru akan pudar menandakan titik
akhir titrasi. Titrasi I2 harus dilakukan sesegera mungkin karena I2 mudah menguap.
Selain itu, ion iodida dapat bereaksi dengan oksigen di udara.
4I-(aq) + O2(g) + 4H+(aq) → 2I2(aq) + 2H2O(l) (4)
Reaksi (4) dapat mengubah konsentrasi I2 yang terdapat di dalam larutan sebelum
digunakan untuk titrasi.
Sebelum digunakan, larutan tiosulfat harus dibakukan terlebih dahulu dengan
larutan standar dikromat. Pada proses pembakuan, ion dikromat direaksikan terlebih
dahulu dengan I- berlebih.
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6I-(aq) → 2Cr3+(aq) + 3I2(aq) + 7H2O (l) (5)
Kelebihan I2 kemudian dititrasi menggunakan larutan tiosulfat menurut reaksi (5)
dengan indikator kanji.

C. Alat dan Bahan


ALAT :  30 mL larutan Na2 S2 O3
 Buret Na2S2O3 0,50 M
 Klem dan Statif  ±0,44 gram padatan K 2 Cr2 O7
 Labu Erlenmeyer 250,00 mL K2Cr2O7
 Pipet volume 25,00 mL  Aqua dm secukupnya
 Gelas kimia 50 mL, 100 mL,  20 mL larutan HCL 1:1
250 mL, dan 400 mL  8 mL indikator amilum 0,20 %
 Labu takar 100 mL  ±0,57 gram sampel kawat
 Corong tangkai pendek tembaga
 Pemanas listrik  20 mL HNO3 6M
 Gelas ukur 10 mL  40 mL larutan KI 10%
 Filler
 timbangan analitik
 Spatula
 Kertas isap
 Batang pengaduk
 Kertas saring
Bahan :
D. Cara Kerja
Pembakuan Larutan Na2S2O3
1. Tempatkan 30 mL larutan Na2S2O3 0,50 M dalam gelas kimia 250 mL dan
encerkan hingga 150 mL
2. Tempatkan larutan ini ke dalam buret
3. Timbang dengan tepat padatan K2Cr2O7 (± 0,44 gram), kemudian larutkan
kedalam labu takar 100 mL
4. Pipet 25,00 mL larutan ini ke dalam labu titrasi, tambahkan 10 mL larutan KI
10%, 10 mL HCl 1:1 dan sedikit aqua dm untuk membilas dinding labu
5. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna coklat I2 hampir hilang
6. Kemudian tambahkan 2 mL larutan amilum 0,20%, lanjutkan titrasi dengan
larutan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang dan terlihat warna hijau.
Lakukan duplo
7. Tentukan konsentrasi larutan Na2SO3 dengan tepat
Penentuan Kadar Cu dalam Kawat Tembaga
1. Potong kawat tembaga menjadi bagian kecil ( untuk memudahkan proses
penimbangan dan pelarutan )
2. Timbang kawat tembaga sebesar ± 0.57 gram dan masukkkan dalam gelas
kimia 100 mL
3. Larutkan kawat tembaga dalam 20 mL larutan HNO3 6M di atas pemanas
listrik hingga semua larut sempurna. ( LAKUKAN DALAM RUANG
ASAM DENGAN HATI-HATI, karena akan terbentuk gas NO2 yang
beracun )
4. Jika terdapat zat sisa yang tidak terlarut, saring larutan menggunakan corong
lengkap dengan kertas saring ( pastikan semua endapan larut )
5. Encerkan larutan yang telah disaring dalam labu takar 100 mL
6. Pipet 25,00 mL larutan ini ke dalam labu titrasi, tambahkan 10 mL larutan
KI 10% dan aqua dm secukupnya
7. Lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna coklat I2 hampir
hilang, kemudian tambahkan 2 mL larutan amilum 0.2 %
8. Lanjutkan titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga terlihat endapan putih susu.
Lakukan titrasi duplo.
9. Tentukan kadar Cu yang terdapat dalam tembaga

E. Data Pengamatan
a. Pembakuan Larutan Na2SO4
Massa padatan K2Cr2O7 = 0,44 gram
Volume pengenceran larutan K2Cr2O7 = 100 mL
Volume larutan K2Cr2O7 tiap titrasi = 25 mL
Volume titrasi 1 = 22.4 mL
Volume titrasi 2 = 22.6 mL
b. Penentuan Kadar Cu dalam Kawat Tembaga
Massa kawat tembaga = 0.57 gram
Volume titrasi 1 = 22.4 mL
Volume titrasi 2 = 22.6 mL
F. Pengolahan Data
a. Pembakuan Larutan Na2S2O3
Persamaan reaksi yang terjadi:
Cr2O72- (aq) + 6 I– (aq) + 14 H+ (aq)  3 I2 (aq) + 2 Cr3+ (aq) + 7 H2O (l)
n K2Cr2O7 = 0,4400 gram / 294 gram.mol-1 = 0,00149 mol
n I2 = 3 x n K2Cr2O7 = 3 x 0,00149 mol = 0.004489mol

I2 (aq) + 2 S2O32– (aq)  2 I– (aq) + S4O62– (aq)


n S2O32- = 2 x n I2 = 2 x 0.004489 mol = 0,0089 mol
Jumlah mol S2O32- dalam 25 mL larutan:
n S2O32- * = n S2O32- x Faktor Pengenceran
= 0.004489 mol x 25 mL / 100 mL = 0,002244 mol

Na2S2O3  Na+ (aq) + S2O32– (aq)


n S2O32– = n Na2S2O3
V Na2S2O3 = (22.4 + 22.6) mL / 2 = 22.5mL
[Na2S2O3] = n Na2S2O3 / V Na2S2O3 = 0.002244l / 22.5 mL = 0,1 M

b. Penentuan Kadar Cu dalam Kawat Tembaga


Persamaan reaksi yang terjadi
2Cu2+ (aq) + 4I- (aq)  2CuI(aq) + I2(aq)
I2 (aq) + 2 S2O32– (aq)  2 I– (aq) + S4O62– (aq)

Mol Cu2+ = mol Na2S2O3


Mol Cu2+ = mol [Na2S2O3] x Vtitrasi
22.6  22.4 100mL
Mol Cu2+ = 0.1 M x ( ) mL x
2 25mL
Mol Cu2+ = 9 mmol
Mol Cu2+ = Massa Cu2+ x Ar Cu
Massa Cu2+ = 9mmol  63.55g / mol
Massa Cu2+= 0.57 gram
0.57 gr
Kadar Cu2+= 100%  100%
0.57 gr

G. Daftar Pustaka
D.A. Skoog; D.M. West; F.J. Holler. Fundamental of Analytical Chemistry. 7th ed.:
Saunders College Publishing, 1990, Orlando
D. Harvey. Analytical Chemistry. 2nd ed.: McGraw-Hill Companies, 2000, San
Francisco

Anda mungkin juga menyukai