Anda di halaman 1dari 28

DIARE

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Penilaian Ujian Akhir
Semester Salah Satu Mata Ajar Keperawatan Anak

Dosen: Ns. Zahrotul Eka Yulis, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh:

Arie Nuraini
NIM. 2011012020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JEMBER
2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga laporan ini bisa terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa
kami sampaikan kepada rasullah saw, pembawa rahmah seluruh alam.
Terselesaikannya tugas ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Kami
sangat menyadari hasil penulisan ini masih sangatlah jauh dari sempurna, oleh karena itu semua
saran dan kritik akan kami terima dengan penuh keterbukaan. Akhirnya kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat.

Jember, Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman judul ..................................................................................................................... 1


Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB II ISI
A. LANDASAN TEORI ............................................................................................. 6
B. PATHWAY ............................................................................................................13
C. ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................14
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan juga
sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di
dunia. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume, keenceran, dan
Frekuensi dengan atau tanpa lendir darah seperti lebih dari 3 kali/hari dan neonatal
lebih dari 4 kali/hari(Nursalam, Susilaningrum, & Utami, 2009). Diare dapat
mengakibatkan banyak pegeluaran cairan yang menyebabkan anak dehidrasi karena
kekurangan cairan, diare tidak hanya bisa menyebabkan dehidrasi saja tetapi juga
dapat menyebabkan kematian.
Di negara berkembang diare merupakan masalah kesehatan anak yang penyebab
utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Indonesia termasuk
negara berkembang yang memiliki angka kejadian diare tinggi ditandai dengan masih
sering timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait diare di beberapa wilayah
indonesia (Kemenkes RI, 2011).
Diagnosis keperawatan yang sering muncul pada pasien yang menderita diare
adalah kekurangan volume cairan dan ketidakseimbangan nutrisi. Peran perawat
sebagai pemberi pelayanan keperawatan pada anak yang dirawat dengan diare,
diantaranya memantau asupan dan pengeluaran cairan. Anak yang mendapatkan terapi
cairan melalui intravena perlu pengawasan untuk asupan cairan, kecepatan tetesan
harus diatur untuk memberikan cairan dengan volume yang dikehendaki dalam waktu
tertentu dan lokasi pemberian infus harus dijaga (Wong, 2008). Tindakan keperawatan
yang harus dilakukan selanjutnya yaitu menimbang berat badan anak secara akurat,
memantau input dan output yang tepat dengan meneruskan pemberian nutrisi per
oral dan melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
Selain dari tindakan keperawatan, orang tua dan keluarga juga ikut memberikan
perawatan seperti memberikan perhatian, semangat dan mendampingi anak selama
dirawat dirumah sakit (Nursalam, 2008). Selain dari perawatan anak di rumah sakit,
pengetahuan orang tua tentang terjadinya diare sangatlah penting. Hal ini disebabkan
karena sebagian ibu belum mengetahui tentang perilaku sehat untuk menjaga kesehatan
keluarga seperti selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, menjaga kebersihan
lingkungan rumah, memeriksakan kondisi kesehatan ketika terdapat gejala suatu

4
penyakit ke puskesmas, menjaga pola istirahat serta menyempatkan untuk berekreasi
guna menghilangkan stres yang dapat memicu suatu penyakit (Subakti, 2015).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak Diare pada An. A dengan masalah Diare Cair
Akut Dengan Derajat Dehidrasi Berat di Ruang Aster RSUD dr. Soebandi Jember

C. Tujuan
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada An. A dengan masalah Diare Cair
Akut Dengan Derajat Dehidrasi Berat di Ruang Aster RSUD dr. Soebandi Jember

D. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan anak pada anak dengan diare.
2. diharapkan dapat memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik
keperawatan. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam penelitian lebih lanjut dengan metode dan tempat yang
berbeda untuk penerapan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit Diare.
3. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan penerapan
asuhan keperawatan anak pada anak dengan diare.

5
BAB II
ISI

A. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Diare
Diare adalah keadaan di mana tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit
melalui feses, Kelainan yang mengganggu penyerapan di usus halus cenderung
lebih banyak menyebabkan diare, sedang kelainan penyerapan di kolon lebih
sedikit menyebabkan diare. Pada dasarnya semua diare adalah gangguan
transportasi larutan usus, adanya perpindahan air melalui membran usus
berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif
maupun pasif; terutama natrium, klorida, dan glukosa. Sekresi usus secara aktif-
yang disertaj ion-merupakan faktor panting pada diare sekretorik (Sodikin, 2011).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume,
keenceran, dan Frekuensi dengan atau tanpa lendir darah seperti lebih dari 3
kali/hari dan neonatal lebih dari 4 kali/hari (Nursalam, 2009).

2.2. Etiologi Diare


Beberapa faktor yang menyebabkan kejadian diare pada balita yaitu infeksi
yang disebabkan bakteri, virus atau parasit, adanya gangguan penyerapan makanan
atau malabsorbsi, alergi, keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam
makanan, imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun serta penyebab lain
(Suraatmaja, (2007) dalam (Hartati & Nurazila, 2018)
a. Faktor Infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas), infeksi virus (Entenovirus,
Adenovirus, Rotavirus,Astrovirus), infeksi parasit (Entamoeba hystolytica, Giardia
lamblia, Thricomonas hominis) dan jamur (Candida, Abicans). Infeksi parenteral
merupakan infeksi diluar system pencernaan yang dapat menimbulkan diare
seperti: Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis, bronkopnemonia, ensefalitis.
b. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak.Disamping
itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
c. Faktor Makanan

6
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena factor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar (Lestari, 2016) dalam
(Nurfatima, 2017)

2.3. Patofisiologi Diare


Diare adalah peningkatan jumlah, frekuensi, dan fluiditas feses. Diare dapat bersifat
akut atau kronis. Penyebab utama diare pada anak yang berusia kurang dari lima
tahun adalah diare akut. Diare kronis adalah diare yang terjadi lebih dari dua
minggu. Diare memiliki banyak penyebab yang berbeda. Infeksi merupakan
penyebab yang umum pada anak dan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau
parasit. Penyebab utama diare akibat virus adalah rotavirus. Banyak organisme yang
menyebabkan diare akibat bakteri, yaitu Campylobacter, Yersinia, Shigella,
Salmonella, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Salah satu agen parasit
yang paling sering menyebabkan diare pada anak adalah Giardia lamblia. Penyebab
diare lainnya adalah intoleransi makanan, seperti alergi terhadap susu; memakan zat
yang toksik, seperti timbal; intoleransi obat, seperti intoleransi antibiotik; penyakit
usus, seperti penyakit Hirschsprung; defisiensi disakarida, seperti defisiensi laktase;
faktor psikogenik, seperti stres emosional; malabsorpsi, seperti fibrosis kistik; dan
infeksi terIokalisasi, seperti infeksi saluran napas dan saluran kemih (Axton &
Terry, 2013).

Diare akut pada anak paling sering disebabkan oleh virus, tetapi juga dapat
berkaitan dengan enteropatogen bakteri atau parasit. Virus mencederai permukaan
absorbtif sel vilosa matur, memnyebabkan penurunan absorbsi cairan dan defisiensi
disakaridase. Bakteri menyebabkan cedera usus dengan secara langsung
menginvasi mukosa, merusak permukaan vilosa, atau melepaskan toksin. Diare
akut dapat berdarah atau tidak berdarah. Virus, bakteri, dan parasit penyebab diare
infeksius akut. Diare juga dapat terjadi terkait dengan penggunaan antibiotik.
Faktor resiko diare akut antara lain baru-baru ini menelat daging yang belum
matang, perjalanan kedaerah asing, menghadiri tempat penitipan anak, dan
penggunaan air sumur Tablang et al.,(2009) dalam (Sodikin, 2011).
Meskipun sebagian kasus diare pada anak bersifat akut, diare juga dapat
terjadi secara kronik. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 2
minggu. Jenis diare ini biasanya tidak disebabkan oleh penyakit serius.
Karena sebagian besar kasus diare bersifat akut dan disebabkan oeh virus,
memanajemen terapeutik daire biasanya bersifat suportif (memelihara

7
keseimbangan cairan dan nutrisi). Suplemen probiotik dapat menurunkan lama dan
banyaknya diare Tablang et al.,(2009). Penyebab diare yang berasal dari bakteri
dapat ditangani dengan medikasi antibiotik dan diare yang berasal dari parasit
dapat ditangani dengan maedikasi antiparasit (Sodikin, Keperawatan Anak:
Gangguan Pencernaan , 2011).

2.4. Tanda dan Gejala Diare


Tanda gejala diare menurut (Betz, 2009)
a. Konsistesi feses cair (diare) dan frekuensi defekasi meningkat
b. Muntah (umumnya tidak lama)
c. Demam
d. Kram abdomen, tenesmus
e. Membran mukosa kering
f. Fontanel cekung (biasanya terjadi pada bayi)
g. Berat badan menurun
h. Malaise
2.5. Klasifikasi Diare
Secara klinis, diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom, yaitu diare akut ,
disentri, dan diare persisten; masing-masing mencerminkan patogenesis berbeda
dan memerlukan pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya.
a. Diare Akut (Gastroenteritis)
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat (Noerasid, Suraatmadja 8: Asnil, 1988). Diare akut lebih
sering terjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Penyebab terpenting diare
cair akut pada anak-anak di negara berkembang adalah rotavirus, Escherichia coli
enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni, dan Cryptosporidium (Depkes RI
& DTTJEN PPM 6: PLP, 1999). Penyakit diare akut dapat dimlarkan dengan cara
fekaloral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Peluang untuk mengalami
diare akut antara anak laki-laki dan perempuan hampir sama. Diare cair akut
menyebabkan delu'drasi dan, bila asupan makanan berkurang, juga mengakibatkan
kurang gizi. Kematian dapat diakibatkan oleh dehidrasi.
b. Disentri
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam feses, menyebabkan
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kerusakan mukosa usus akibat
bakteri invasif. Penyebab utama disentri akut adalah Shigella, sedangkan penyebab
lain adalah Campylobacter jejuni dan pcnycbab yang jarang adalah E. coli
enteroinvnsife atau Salmonella. Pada orang dewasa muda, disentri yang serius
sering kali disebabkan oleh Entamoeba histolyticn. Akan tetapi, bakteri tersebut

8
jarang menjadi penyebab disentri pada anak-anak.
c. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang pada mulanya akut, tetapi berlangsng lebih
dari 14 hari. Kejadian dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Diare jenis ini
mengakibatkan -kehi1angan berat badan yang nyata, dengan volume feses dalam
jumlah yang banyak sehingga pasien berisiko mengalamj dehidrasi. Diare persisten
tidak disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, E. coli enteroaggregative,
Shigella, dan Cryptosporidium mungkin berperan lebih besar dari penyebab lain.
Diare persisten tidak boleh dikacaukan dengan diare kronik, yakni diare
intermiten atau hilang tirnbul, atau berlangsung lama dengan penyebab noninfeksi,
seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang
diwariskan. (Betz, 2009)

2.6. Derajat Dehidrasi Diare


Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi menurut (Kemenkes RI, 2011)
a Diare tanpa dehidrasi
Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih :
1) Keadaan Umum : baik
2) Mata : Normal
3) Rasa haus : Normal, minum biasa
4) Turgor kulit : kembali cepat
Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret Umur 1
– 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret Umur diatas 5
Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret

b Diare dehidrasi Ringan/Sedang


Diare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau
lebih:
1) Keadaan Umum : Gelisah, rewel
2) Mata : Cekung
3) Rasa haus : Haus, ingin minum banyak
4) Turgor kulit : Kembali lambat
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

9
c Diare dehidrasi berat
Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:
1) Keadaan Umum : Lesu, lunglai, atau tidak sadar
2) Mata : Cekung Rasa haus : Tidak bisa minum atau malas minum
3) Turgor kulit : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk
di infus.

2.7. Komplikasi Diare


a. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan eletrolit
b. Syok hipovolemik terdekompensasi (hipotensi, asisdosis metabolik, perfusi
sistemik buruk)
c. Kejang demam
d. Bakteremia (Betz, 2009)

2.8. Penatalaksanaan Diare


a. Diare Tanpa Dehidrasi (Rencana Terapi A)
1) Berikan cairan tambahan sebanyak anak mau. Saat berobat, orang tua perlu
diberi oralit beberapa bungkus untuk diberikan pada anak di rumah, juga
perlu diberikan penjelasan mengenai:
a) Beri ASI lebih lama pada setiap kalipemberian (bila masih diberi AS1).
b) Jika diberi ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan.
c) Jika tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan salah satu cairan berikut
ini, yaitu: oralit, kuah sayur, air tajin, atau air matang.
d) Ajarkan cara membuat dan memberikan oralit di rumah:
(1) 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang.
(2) usia sampai 1 tahun berikan 50-100 m1 oralit setiap habis berak
(3) berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Apabila muntah
tunggu10 menit, kemudian berikan lagi.
2) Lanjutkan pemberikan makan sesuai usianya.
3) Apabila keadaan anak tidak mebaik dalam 5 hari atau bahkan memburuk,
anjurkan agar anak dibawa ke rumah sakit. Selama perjalanan ke
rumahsakit, oralit tgtap diberikan.

10
b. Diare Dengan Dehidrasi Ringan/ Sedang (Rencana Terapi B)
1) Berikan oralit dan observasi di klinik selama 3 jam dengan jumlah sekitar 75
ml / kgBB atau berdasarkan usia anak. Pemberian oralit pada bayi sebaiknya
dengan menggunakan sendok. Adapun jumlah pemberian oralit berdasarkan
usia atau berat badan dalam 3 jam pertama adalah:
Sampai 4 bulan 4-12 bulan (6- 12-24 bulan (10- 2-5 tahun (12-
(<6 <10 <12 19
kg) kg) kg ) kg)
200-400 ml 400-700 ml 700-900 ml 900-1400 ml

Apabila anak menginginkan lebih, maka dapat diberikan. Anak berusia di


bawah 6 bulan yang sudah tidak minum ASI, diberikan juga air matang
sekitar 100-200 ml selama periode ini.
2) Ajarkan pada ibu cara untuk membuat dan ‘memberikan oralit, yaitu satu
bungkus oralit dicampur dengan 1 gelas (ukuran 200 m1) air matang.
3) Lakukan penilaian setelah anak diobservasi 3 jam. Apabila membaik,
pemberian oralit dapat diteruskan di rumah sesuai dengan penanganan diare
tanpa dehidrasi. Apabila memburuk, segera pasang infus dan rujuk ke rumah
sakit untuk mendapatkan penanganan segera.

c. Diare dengan dehidrasi berat (rencana terapi C)


1) Jika anak menden'ta penyakit berat Iainnya, segera dirujuk. Selama'dalam
PerjaIanan, mintalah ibu untuk terus memberikan orah’t sedikit demi sedikit
dan anjurkan untuk tetap memberikan ASI
2) Jika tidak ada penyakit berat Iainnya, diperlukan tindakan sebagai berikut:
a) Jika dapat memasang infus, segera berikan cairan RL atau
NaClsecepamya secara intravena sebanyak 100 ml/BB dengan pedoman
sebagai berikut:
Umu Jumlah Pemberian
r pemberian, 30 berikutnya,
ml/kgBB, selama 70 ml/kgBB,
selama
Bayi (<12 bulan) 1 jam pertama 5 jam berikutnya
Anak (12 bulan-5 30 menit pertama 2,5 jam berikutnya
tahun)
Keterangan:
Periksa kembali setelah 1-2jam, jika status hidrasi belum membaik (nadi
lemah atau tidak teraba), ulangi pemberian pertama. Jika kondisi
membaik, teruskan penanganan seperti pada dehidrasi ringan/ sedang.
b) Jika tidak dapat memasang infus tetapi dapat memasang sonde, berikan

11
oralit melalui nasogastrik dengan jumlah 20 ml/ kg BB /jam selama 6
jam. Jika anakmuntah terus-menerus dan perut kembung, berikan oralit
lebih 1ambat. Jika keadaan membaik setelah 6 jam, teruskan penanganan
seperti dehidrasiringan/sedang. Jika keadaan memburuk segera lakukan
rujukan.
c) Jika tidak dapat memasang infus maupun sonde, rujuk segera. Jika anak
dapat minum, anjurkan ibu untuk memberikan oralit sedikit demi sedikit
selama dalam perjalanan.

2.9. Pemeriksaan Diagnostik Diare


a. Tes darah samar feses untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada
gastroenteritis yang berasal dari bakteri)
b. Evaluasi volume, warna, konsistensi,adanya mukus atau pus pada feses
c. Hitung drah lengkap dengan deferensial
d. Uji antigen immunoassay enzim untuk memastikan adanya rotavirus
e. Kultur feses (jika anak dirawat di rumah sakit, pus dalam feses, atau diare yang
berkepanjangan) untuk menentukan patogen
f. Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
g. Aspirasi duodenum (jika diduga G. lamblia)
h. Urinalis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme shigella
keluar melalui urine) (Betz, 2009).

12
B. PATHWAY

13
C. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DENGAN FORMAT BODY SYSTEM


FORMAT PENGKAJIAN KLINIK KEPERAWATAN ANAK KOMPREHENSIF
DIADAPTASI DARI NIKMAH’S THE TREE MODEL OF PEDIATRIC BODY
SYSTEM ASSESSMENT(N-PBSA TREE MODEL)
UMUM

Nama: An. A Penanggung Jawab: No regester : 315270


Umur: 3 bulan 4 hari Ny. L DX. Medis : Diare Dehidrasi
Berat
Agama: Islam Alamat: Banjar sengon
Tgl/jam MRS: 09-04-2021(jam
Jenis kelamin : Laki - laki 09.30 WIB)
Pekerjaan ortu: Petani Tgl/jam pengkajian:12-04-
2021(jam13.00 WIB)

Keluhan utama: Ibu Px”BAB 3x lembek, warna, kuning, bau khas

Riwayat Penyakit Sekarang :


Ibu px mengatakan bahwa Pada awal kejadian 2 hari sebelum mrs, An. A bab cair warna kehijauan
lebih dari 6 kali sehari, tidak ada darah, tidak ada lendir, karena semalaman tidak mau minum, dan
badan lemes jam 09.30 Ny L membawa anak A ke puskesmas Banjar Sengon lalu di rujuk ke RSD
dr. Soebandi melalui IGD dan MRS di ruang Aster
Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluarga mengatakan bahwa sebelumnya An. A tidak pernah mengalami kondisis seperti ini ,saat
lahir usia kehamilan cukup bulan dengan persalinan spontan AS 10.

B1 Airway: Breathing:
□ Jalan napas bersih □ nyeri dada saat batuk/napas (-) √ Merintih (+)
√ RR: 40x/mnt □ ekspansi dada(-) adekuat
□Sumbatan jalan napas (-) □ Kesulitan bernapas (-) □ skore down (-)
□ ronchi (-) □ batuk produktif/ tidak produktif □ Sianosis perifer/central (-)
□ wheezing (-) (-) □ pernafasan cuping hidung (-)
□ stridor (-) □ barell cest □ lain-
□ pigeon cest lain……………………
□ Retraksi dinding dada ringan (-)
□ dyspnea/orthopnea/apnea : (-)
B2 Blood/kardiovaskuler: Sirkulasi: akral : hangat Imunitas:
√ nadi : 142 Kpm □CRT : lebih 2 detik √ imunisasi HB1
□ tensi ………….mmHg □ suhu : 36,2˚C □ imunisasi campak
√ BJ 1-BJ2 tunggal □mata : cekung □ reaksi imunisasi : belum di
□ murmur √ turgor : < 2 detik imunisasi
□ nyeri dada □ haus : - □ tidak pernah imunisasi :
□ pucat/sesak saat aktifitas √ UUB : Nampak cekung dan

14
Hematologi: belum menutup,terlihat
□perdarahan dari : denyutan
□ adanya darah dari gusi √ in take cairan: 663cc/ 24 jam
□ ptecie sekali
□ rumple leed test posistif √ out put cairan : 200/popok cc
√ cairan balans : 370 cc
□ dehidrasi sedang

B3 Brain/Persyarafan: Persyarafan: Persepsi sensoris:


√ KU : cukup Pupil: Gangguan indera:
□ GCS: - √ isokor (+) □ penghidu □ perabaan
□ CM (-) □ Apatis □ unisokor □ midriasis □ pendengaran,
□Somnolent (-) □ miosis □ unrespon √ Istirahat-tidur: tidur anak
√ Sopor □ Coma Reflek: √ normal □ abnormal sebelum sakit 7 jam tidur
□ kejang □ kaku kuduk □ parese ┼ □ plegi ┼ siang dan 9 jam di malam
□ tremor √ rewel (-) □ nyeri kepala □ nyeri di hari, saat sakit 6 jam disiang
√ gelisah (+) PQRST : tidak terkaji hari dan 7 jam di malam hari
sering terbangun dan
menangis
□ insomnia □ enuresis
√ tidak segar sewaktu
bangun

B4 Bladder/Perkemihan:
□BAK : spontan □ dysuria □ pyuria □ kateter □cytostomy
□hematuria □ poliuri √ pancaran urine kuat/lemah
√warna : kuning □ inkontinensia □ oligouria □phymosis □ sirkumsisi
√bau : Khas □ anuria □retensi urin
□ PU : 200cc/hari Lain-lain : tidak ada kelainan

Bowel/Pencernaan: Pencernaan: Nutrisi:


□ bibir merah cerry □asites □ melena □ ASI √ susu formula
□ bibir/sudut pecah □spider nevi □ bising usus naik □ bubur halus □bubur kasar
□ gusi bengkak □ nyeri mc burney
□ sari buah
√ lidah kotor □nyeri ulu hati
□ sonde □ retensi : kosong
□ gigi susu tumbuh □ nyeri supra pubis
√ intake(I) kkal/hari
□ gigi susu lepas Bab kuning lembek
√kebutuhan(K) kkal/hari
□ caries gigi, Nutrisi :
√ kkal/hari
□ gigi berlubang □ anoreksia
□ diet : ASI/PASI (+)
√moniliasis □ muntah □ nyeri telan
□ makanan pantangan……
□ copliks spot □colostomy □ nyeri perut
□ alergi makanan…….…
□psudomembran □ kembung (+) □ BAB: 3 Kph
□ tonsil membesar □ diare/darah (-) Lain-lain :
□ sariawan Anak malas minum

B6 Bone/ Muskuloskletal: Integument /perawatan diri:


□Sendi: bebas (+) √ rambut bersih □ AKL bersih
□ terbatas pada……. □ ketombe □ kutu □ iritasi perianal
□ radang □nyeri □ rontok □ BAB (+)
□ tulang intak/open/close √ hidung bersih. □ lubang anus + (+)
frak.di tidak ada √ mulut √ mandiri/parsial
□ eksternal fiksasi di (-) √ kulit bersih teraba hangat, dan □ mandi/berpakaian/makan/
√ kekuatan otot: kuat. kering toileting/instrumental

15
Lain-lain : □ kulit intak dibantu
□ tali pusat - □ jejas……….
□ icterus
B7 Breast: seksualitas Data anak: Data anak:
Data Ibu: BBS : 3,1 kg female:□ menarche
Payudara ibu : □ lunak BBI : 3,3kg □ Menstruasiteratur/tidak
□ keras □ nyeri tekan PB : 50cm teratur
□ benjolan (fixed/ bergerak) SG : 15,3/16x100% □ menorrhagia □metrorraghia
Puting : = 0,96 □dysmenorrea □ amenorrhea
□ datar □tenggelam male: □ keputihan □ gatal
□ lecet/luka □ mimpi basah □ suara berubah Payudara klien: □ lunak □
ASI: □ tumbuh jakun □ sex pranikah keras □ nyeri tekan
√ tidak menyusui □homosex □merokok □ benjolan (fixed/ bergerak)
√Masih belum melakukan
sirkum

B8 Bonding attachment: Psikologis anak: Development:


□ IMD □ ASI ekslusif □ takut □ menangis □ new ballard
□ kunjungan keluarga □ menjerit □ menolak perawat □ KMK
√ kelahiran diharapkan □ sedih □ cemas □ SMK
□ gelisah
√ keluarga responsive □ BMK
□ marah □ meronta
□ tidak ada kekerasan □ menolak tindakan (Reflek primitive)
fisik/non Fisik □ ingin pulang □ reflek hisap lemah
□ berduka □ kehilangan □ reflek rooting
Psikologis orangtua: □ reflek genggam
□ depresi □ panik
√ ortu menangis
□ berduka □ kehilangan □ rendah diri □ malu □ reflek babinski +/-
□ depresi □ panic □ menunduk □ kontak mata □ reflek moro +/-
√ cemas(+) sedang(HARS) □ sulit bicara □ menarik diri □ kunj. posyandu rutin.
√ banyak Tanya Growth: □ KPSP (S/M/G)
□ menyalahkan diri sendiri □ BBL : □ TDD (N/G)
□ menyalahkan orang lain √ BBS : 3,1 kg □ TDL (N/G)
□ tidak menghiraukan anak
□ BBD : g □ CHAT (N/G)
Lain – lain :ibu ”tidak
pernah mencuci dan √ BBI : 4,3 kg □ KMME (N/G)
merebus botol susu ,hanya √ status gizi : gizi baik □ GPPH (N/G)
mengocok dengan air hangat -2SD:2.5 -1SD:2.9 MEDIAN:3.3 □ Aktifitas bermain baik
saja,karena anaknya yang 1SD:3.9 2SD:4.4 □ malas bermain
pertama juga demikian” √ LK 40 cm □ lain-lain: …
(N/L/K)
□ LILA….cm (N/L/K)
B9 Behavior and community: Spiritual value: Cultural value:
□ peran berhubungan □ belum mencapai internalisasi □ memercayai nilai dalam
dengan keluarga/ nilai baik-buruk masyarakat tentang :
sebaya/lingkungan □memahami nilai beragama(+) □ melaksanakan ritual/tradisi
terganggu □melaksanakan kegiatan ibadah budaya : tidak
□ minum alcohol □ distress spiritual □ mempunyai adat-istiadat
□ narkoba tentang kesehatan. tidak
□ kebutuhan belajar: ……
□ lingkungan keluarga/

16
sekolah/kelompok social/
masyarakat tidak sehat.
B10 Blood examination Pemeriksaan penunjang: Terapi/medikasi:
□ Laboratorium □ Radiologi (tanggal/hasil) (tanggal/ nama obat dengan
9/4/21 jam 11.00 □ ECG (tanggal/hasil) (-) lengkap/ dosis pemberian/
HB : 11,8 □ lain-lain (tanggal/hasil) cara pemberian)
Lekosit : 33.9 12/04/2021= -
Hitung jenis : 1/-/-/65/16/18 - Infus D5 1/4 NS
Hematokrit : 32,6 300cc/hari
Trombosit : 396 - Ampicillin sulbactam 2 x
Albumin :2.0 150 mg
11-42-2020 Albbumin: 3.3 - Gentamicin 1 x 15 mg
Na+ :136.0 - Lakto B 1x1 sach
K+ :3,42 - Zinc sirup 1x1/2 cth
Clorida :109,7 - Susu sgm LLM
Gda : 75
Faces makros:
Warna faces :kuning
Konsistensi :lembek
Darah :negatip
Lendir :negatip
Faces mikros:
Eritrosit faces :0-2
Lekosit faces :5-10
Amoeba :negatip
Telur cacing :negatip
Sisa makanan :negatip
Bakteri :positip
Lain-lain :negatip

17
A. ANALISIS DATA

Tanggal PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN


jam PENYEBAB
12/4/21 DS: Ibu px menatakan anaknya bab Diare Proses infeksi
15.00 lembek
DO:
Lekosit :
- Lakto B 1x1 sach
- Zinc sirup 1x1/2 cth
- kulit bersih teraba hangat, dan
kering
- Susu sgm LLM

DS: Ibu px”tidak pernah mencuci


dan merebus botol susu ,hanya
12/4/21 mengocok dengan air hangat Deficit pengetahuan Kurang terpapar
saja,karena anaknya yang orang tua informasi
pertama juga demikian”
DO:
-An. A minum menggunakan botol

DS:-
DO:
12/4/21 - cowong Hipovolume Kehilangan cairan aktif
-Turgor menurun
-Nadi 142x/menit
- Albumin :2.0
-RR: 40x/mnt

DS: Ibu “tidur anak sebelum sakit 7


jam tidur siang dan 9 jam di
malam hari, saat sakit 6 jam
disiang hari dan 7 jam di malam
12/4/21 hari sering terbangun dan Gangguan pola tidur Kurang control tidur
menangis” “tidak segar sewaktu
bangun”
DO:
-tidur tidak tenang

DS: ibu px “ cemas”


DO:
- banyak Tanya
- cemas sedang(HARS)

12/4/21 DS: Ansietas(orang tua Kurang terpapar


DO: informasi
-anak diberi minum dalam posisi
tidur

12/4/21 Risiko aspirasi


DS:
DO:
- Lekosit : 33.9
- Albumin :2.0

18
12/4/21 Risiko infeksi Peningkatan paparan
organisme pathogen
lingkungan

B. DAFTAR DIAGNOSIS

19
NO Tgl/Jam Dx Keperawatan berhubungan dengan Paraf

1. 12/04/20 Diare berhubungan dengan Proses infeksi Ibu px menatakan anaknya bab
21 lembek,Lekosit :,Lakto B 1x1 sach, Zinc sirup 1x1/2 cth,Lekosit : 33.9
15.00
2. 12/04/20 Hipovolume berhubungan dengan Kurang terpapar informasi ditandain
21 dengan,cowong,Turgor menurun, Nadi 142x/menit, Albumin :2.0
15.00
3. 12/04/20 Deficit pengetahuan orang tua berhubungan dengan Kurang terpapar
21 informasi Ibu px”tidak pernah mencuci dan merebus botol susu
15.00 ,hanya mengocok dengan air hangat saja,karena anaknya yang
pertama juga demikian”,An. A minum menggunakan botol

4. 12/04/20 Ansietas(orang tua) berhubungan dengan Kurang terpapar informasi


21 ditandai dengan,ibu px “ cemas”, banyak Tanya,cemas sedang(HARS)
15.00
5. 12/04/20 Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur ditandai
21 dengan Istirahat-tidur: tidur anak sebelum sakit 7 jam tidur siang dan 9 jam
15.00 di malam hari, saat sakit 6 jam disiang hari dan 7 jam di malam hari sering
terbangun dan menangis tidak segar sewaktu bangun

6. 12/04/20 Risiko aspirasi berhubungan ditandai dengan anak di beri minum dalam
21 posisi tidur
15.00
7. 12/04/20 Risiko infeksi berhubungan dengan Peningkatan paparan organisme
21 pathogen lingkungan ditandai denganLekosit : 33.9
15.00

20
C. RENCANA TINDAKAN
Tgl/Jam Diagosis Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana tindakan Rasional paraf
keperawata
n
12/04/2021 Diare Setelah dilakukan Managemen diare
Jam 15.00 tindakan keperawatan 1. Identifikasi penyebab 1. Identifikasi yang baik memudahkan
dalam waktu 3x24 jam diare(inflamasi,iritasi,proses menetukan solusi
diharapkan eliminasi infeksi,malabsorbsi, 2. Adanya pergantian susu merupakan
fekal membaik dengan ansietas,stress,efek obat,pemberian faktor risiko
kriteria hasil: botol susu) 3. Mengevaluasi faktor patologis
1. Feses berbentuk 2. Identifikasi riwayat pemberian susu 4. Fisik feses indicator adanya masalah
2. Frekuensi 1- 3. Identifikasi gejala invaginasi 5. Deteksi dehidrasi
2x/hari 4. Monitor warna ,volume,dan frekuensi 6. Mengetahui dini adanya efek samping
3. Peristaltic dan konsistensi tinja dari diare
normal 5. Monitor tanda hipovolemia 7. Identifikasi risiko dehirasi
6. Monitor iritasi dan ulserasi kulit 8. Faktor makanan menjadi penyebab
didaerah perineal terbesar
7. Monitor jumlah pengeluaran diare 9. Terjaminya asupan yang adekuat
8. Monitor keamanan penyiapan 10. Jika asupan peroral tidak adekuat
makanan dibutuhkan bantuan parenteral
Terapiotik 11. Mengidentifikasi adanya perubahan
9. Berikan asupan cairan oral elektrolit
10. Berikan cairan intravena 12. Mengidentifikasi adanya
11. Periksa elektrolit microorganism yang merugikan
12. Periksa kultur feses 13. Mencegah perasaan mual, dan penuh
Edukasi
13. Beri makan sedikit tapi sering

12/04/2021 hipovolume Setelah dilakukan Managemen hipovolume 1. Identifikasi yang baik memudahkan
Jam 15.00 tindakan keperawatan Observasi dalam perencanaan
dalam waktu 3x24 jam 1. Periksa tanda gejala hipovolume(HR 2. Indicator adanya hipo/hipervolume
diharapkan status cairan meningkat,teraba lemahturgoe 3. Terapi yang tepat menjamin
membaik dengan kriteria menurun, mukosa kering, urin terpenuhinya kebutuhan
hasil produksi menurun,hct meningkat, 4. Asupan yang baik meningkatkan
1. Nadi dalam nilai haus, lemah perbaikan kondisi
normal 2. Monitor intake output cairan 5. Nutrisi yang adekuat menjamin
2. RR dalam nilai Terapiotik terpenuhinya kebutuhan akan gizi
normal 3. Hitung kebutuhan cairan 6. Jika asupan peroral tidak adekuat
3. Turgor baik 4. Beri asupan peroral diperlukan bantuan parenteral

21
4. Urin cukup Edukasi 7. Rehdrasi yang baik mencegah
5. Anjurkan untuk menuruskan makan dehidraisi
dan minum
Kolaborasi:
6. Kolaborasi pemberian cairan iv
isotonis(Rl,nacl)
7. Kolaborasi pemberian cairan iv
hipotonik

12/04/2021 Defisit Setelah dilakukan Edukasi kesehatan


Jam 15.00 pengetahua tindakan keperawatan Observasi 1. Identifikasi yang baik memudahkan
n dalam waktu 1x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan penanganan
diharapkan pengetahuan menerima informasi 2. Identifikasi yang baik menjamin
meningkat denagan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat penanganan yang sesuai kebutuhan
kriteria hasil: meningkatkan dan menurunkan 3. Media yang tepat memudahkan
1. Prilaku sesuai motivasi perilaku hidup bersih dan penerimaan
anjuran sehat 4. Kesepakatan yang tepat meningkatakan
2. Orang tua Terapiotik kepercayaaan
mampu 3. Sediakan materi dan media 5. Upaya bertanya menandakan informasi
menjelakan pendidikan kesehatan dapat diterima
tentang penyakit 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan 6. Pengetahuan yang baik meningkatakan
anaknya sesuai kesepakatan perbaikan prilaku
3. Persepsi yang 5. Berikan kesempatan untuk bertanya 7. PHBS sebagai cerminan prilaku
keliru terhadap Edukasi kesehatan
masalah 6. Jelaskan faktor risiko yang dapat 8. Perlakuan yang baik sesuai ketentun
menurun mempengaruhi kesehatan yang di anjurkan meningkatkan
7. Ajarkan prilaku hidup bersih dan kualitas kesehatan
sehat
8. Ajarkan cara mempersiapkan botol
susu

12/04/2021 ansietas Setelah dilakukan Manajemen : 1. Pendampingan meningkatkan


Jam 15.00 tindakan keperawatan 1. Temanin orang tua untuk mengurangi kepercayaan
dalam waktu 1x 24 jam kecemasan pasien, jika 2. Hubungan saling percaya memudahkan
ansietas teratasi dengan memungkinkan tindakan
kriteria hasil: 2. Gunakan pendekatan yang tenang 3. Penerimaan terhadap realita
Kriteria Hasil: dan menyakinkan mengurangi negative thinking
1, Verbalisasi 3. Diskusikan perencanaan realistis 4. Perubahan ancietas menncerminkan
kebingungan 3 tentang pritiwa yang akan datang. tindakan yang diperlukan

22
Observasi : 5. Perubahan tanda dan gejala
2, Verbalisasi khawatir 4. Identifikasi saat tingkat ansietas menunjukan perubahan tingkat ansietas
akibat kondisi yang berubahan 6. Informasi yang jelas menurunkan
dihadapi 5. Moitoring tanda – tanda ansietas tingkat ansietas
3. Prilaku gelisah Edukasi : 7. Pilihan nonfarmatologi untuk
6. Infomasikan secara factual mengenai
dosis, pengobatan dan prognosis.
7. Latih teknik relaksasi

23
D. IMPLEMENTASI
No. Tgl/Jam N Tindakan Paraf
Dx O
1, 2 12-04- 1. 1. Mengidentifikasi penyebab diare
dan 3 2021/15.00 R: ibu”botol susu tidak pernah di cuci dan di rebus”
15.05 2. 2. Mengidentifikasi riwayat pemberian susu
R: Ibu”mulai lahir pasien di beri susu formula karena ASI tidak
bisa keluar banyak”
1.10 3. 3. Mengidentifikasi gejala invaginasi
R: “tidak ada tanda invaginasi,menagis keras tapi tidak
muntah,tinja tidak ada lendir”
15.15 4. 4. Memonitor warna ,volume,dan frekuensi dan konsistensi tinja
R: tinja lembek cenderung cair, warna kuning kurang lebih 5cc,
3x sehari ini
15.20 5. 5. Memonitor tanda hipovolemia
R: UUB cowong, turgor turun, kulit kering, mukosa kering,urin
menurun,
15.25 6. 6. Memonitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
R : kulit area anus nampak hyperemia,
15.30 7. 7. Memonitor jumlah pengeluaran diare
R: kurang lebih lima cc tiap kali bab
15.35 8. 8. Memonitor keamanan penyiapan makanan
R: ibu”botol susu tidak di cuci dan di rebus”
15.40 9. 9. Memberikan asupan cairan oral
R: 60 cc susu dihabiskan 40 cc saja
15.45 10. 10. Mengobservasi cairan intravena
R: infus lancar micro drip 12 tpm
15.50 11. 11. Monitor intake output cairan
R: minum 5x60 cc tidak langsung habis dalm satu kali pemberian
dari program 6x60 cc
15.55 12 12. Hitung kebutuhan cairan
R: 3.1x 100 = 310cc/hari
16.00 13. 13. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
R: Ibu “ siap untuk menerima informasi”
16.05 14. 14. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
R: lingkungan dan kebiasaan
16.10 15. 15. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
R: video di youtube
16.15 16. 16. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
R: Ibu pasien”sekarang gakpapa”
16.20 17. 17. Memberikan kesempatan untuk bertanya
R” kalau botol susunya di cuci saja bagaimana”
16.25 18. 9. Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
R: bisa menyebabkan diare,ibu pasien nampak mengerti
16.30 19. 10. Mengajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
R: Ibu Pasien mengatakan paham
16.35 20 11. Ajarkan cara mempersiapkan botol susu
R:ibu akan berusaha mencuci dan merebus””

4, 12-04- 1. 1. Menemani orang tua untuk mengurangi kecemasan pasien,


2021/17.00 menggunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
17.05 jika memungkinkan
R: Ibu “senang kalo ada yang bisa memberikan informasi”
17.10 2. 2. Mendiskusikan perencanaan realistis tentang pritiwa yang akan
datang.
R: ibu px bisa menerima
17.15 3. 2. Mengidentifikasi perubahan tingkat ansietas
R: cemas ringan 18 (HARS)
17.20 4. 3. Moitoring tanda – tanda ansietas

24
R: Ibu pasien masih cemas tapi tidak tegang atau ketakutan

14-04-2021 Pasien KRS


Jam 12.00

25
E. EVALUASI
Tgl/Jam Masalah Catatan Perkembangan Paraf
Kepr/Kolaboratif
12/04/2021 Diare S : Ibu”masih BAB lembek”
Jam 17.30 O : tinja lembek cenderung cair, warna kuning kurang
lebih 5cc, 3x sehari
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : ibu” 60 cc susu dihabiskan 40 cc saja”


Hipovolume O : UUB cowong, turgor turun, kulit kering, mukosa
kering,urin menurun 100cc , , minum 5x60 cc tidak
langsung habis dalm satu kali pemberian dari
program 6x60 cc
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Deficit S : Ibu “ siap untuk menerima informasi”


pengetahuan Ibu Pasien mengatakan paham
O : tidak banyak bertanya
A : deficit pengetahuan teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Ansietas S : Ibu “senang kalo ada yang bisa memberikan


informasi”
Ibu pasien masih cemas tapi tidak tegang atau
ketakutan
O : cemas ringan 18 (HARS)
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

14-04-1021 Pasien KRS


12.00

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian didapatkan bahwa an.A Diare cair berwarna hijau
frekuensi 6x, tidak ada darah tidak ada lendir, tidak mau menyusi, badan
lemas, mata cekung, turgor < 2detik, ubun-ubun cekung, letargi, BAK 1x
ganti pampers, leukosit fese: 5-10
2. Hasil analisis data dan diagnosis keperawatan ditemukan 7 Diagnosa
Keperawatan yang muncul yaitu :
- Diare bd proses infeksi
- Hipovolemi bd kurang terpaparnya informasi
- Defisit pengetahuan orangtua bd kurang terpaparnya informasi
- Anxietas orangtua bd kurang terpaparnya informasi
- Gangguan pola tidur bd kurang kontrol tidur
- Risiko aspirasi
- Risiko infeksi
3. Intervensi keperawatan direncanakan sesuai dengan masalah keperawatan
yang ditemukan yaitu meliputi penanganan diare, penanganan dehidrasi,
defisit pengetahuan keluarga, anxietas keluarga, gangguan pola tidur, risiko
aspirasi dan risiko infeksi
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah disusun. Implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 12 april
2021. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan
pada implementasi keperawatan dengan mengutamakn melakukan
tindakan keperawatan 4 diagnosa aktual
5. Evaluasi keperawatan dilakukan dalan 1 hari yang sama dengan
menggunakan SOAP dengan 4 diagnosa aktual.

27

Anda mungkin juga menyukai