Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Penilaian Ujian Akhir
Semester Salah Satu Mata Ajar Keperawatan Anak
Disusun Oleh:
Arie Nuraini
NIM. 2011012020
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga laporan ini bisa terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa
kami sampaikan kepada rasullah saw, pembawa rahmah seluruh alam.
Terselesaikannya tugas ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Kami
sangat menyadari hasil penulisan ini masih sangatlah jauh dari sempurna, oleh karena itu semua
saran dan kritik akan kami terima dengan penuh keterbukaan. Akhirnya kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan juga
sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di
dunia. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume, keenceran, dan
Frekuensi dengan atau tanpa lendir darah seperti lebih dari 3 kali/hari dan neonatal
lebih dari 4 kali/hari(Nursalam, Susilaningrum, & Utami, 2009). Diare dapat
mengakibatkan banyak pegeluaran cairan yang menyebabkan anak dehidrasi karena
kekurangan cairan, diare tidak hanya bisa menyebabkan dehidrasi saja tetapi juga
dapat menyebabkan kematian.
Di negara berkembang diare merupakan masalah kesehatan anak yang penyebab
utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Indonesia termasuk
negara berkembang yang memiliki angka kejadian diare tinggi ditandai dengan masih
sering timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait diare di beberapa wilayah
indonesia (Kemenkes RI, 2011).
Diagnosis keperawatan yang sering muncul pada pasien yang menderita diare
adalah kekurangan volume cairan dan ketidakseimbangan nutrisi. Peran perawat
sebagai pemberi pelayanan keperawatan pada anak yang dirawat dengan diare,
diantaranya memantau asupan dan pengeluaran cairan. Anak yang mendapatkan terapi
cairan melalui intravena perlu pengawasan untuk asupan cairan, kecepatan tetesan
harus diatur untuk memberikan cairan dengan volume yang dikehendaki dalam waktu
tertentu dan lokasi pemberian infus harus dijaga (Wong, 2008). Tindakan keperawatan
yang harus dilakukan selanjutnya yaitu menimbang berat badan anak secara akurat,
memantau input dan output yang tepat dengan meneruskan pemberian nutrisi per
oral dan melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
Selain dari tindakan keperawatan, orang tua dan keluarga juga ikut memberikan
perawatan seperti memberikan perhatian, semangat dan mendampingi anak selama
dirawat dirumah sakit (Nursalam, 2008). Selain dari perawatan anak di rumah sakit,
pengetahuan orang tua tentang terjadinya diare sangatlah penting. Hal ini disebabkan
karena sebagian ibu belum mengetahui tentang perilaku sehat untuk menjaga kesehatan
keluarga seperti selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, menjaga kebersihan
lingkungan rumah, memeriksakan kondisi kesehatan ketika terdapat gejala suatu
4
penyakit ke puskesmas, menjaga pola istirahat serta menyempatkan untuk berekreasi
guna menghilangkan stres yang dapat memicu suatu penyakit (Subakti, 2015).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak Diare pada An. A dengan masalah Diare Cair
Akut Dengan Derajat Dehidrasi Berat di Ruang Aster RSUD dr. Soebandi Jember
C. Tujuan
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada An. A dengan masalah Diare Cair
Akut Dengan Derajat Dehidrasi Berat di Ruang Aster RSUD dr. Soebandi Jember
D. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan anak pada anak dengan diare.
2. diharapkan dapat memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik
keperawatan. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam penelitian lebih lanjut dengan metode dan tempat yang
berbeda untuk penerapan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit Diare.
3. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan penerapan
asuhan keperawatan anak pada anak dengan diare.
5
BAB II
ISI
A. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Diare
Diare adalah keadaan di mana tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit
melalui feses, Kelainan yang mengganggu penyerapan di usus halus cenderung
lebih banyak menyebabkan diare, sedang kelainan penyerapan di kolon lebih
sedikit menyebabkan diare. Pada dasarnya semua diare adalah gangguan
transportasi larutan usus, adanya perpindahan air melalui membran usus
berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif
maupun pasif; terutama natrium, klorida, dan glukosa. Sekresi usus secara aktif-
yang disertaj ion-merupakan faktor panting pada diare sekretorik (Sodikin, 2011).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume,
keenceran, dan Frekuensi dengan atau tanpa lendir darah seperti lebih dari 3
kali/hari dan neonatal lebih dari 4 kali/hari (Nursalam, 2009).
6
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena factor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar (Lestari, 2016) dalam
(Nurfatima, 2017)
Diare akut pada anak paling sering disebabkan oleh virus, tetapi juga dapat
berkaitan dengan enteropatogen bakteri atau parasit. Virus mencederai permukaan
absorbtif sel vilosa matur, memnyebabkan penurunan absorbsi cairan dan defisiensi
disakaridase. Bakteri menyebabkan cedera usus dengan secara langsung
menginvasi mukosa, merusak permukaan vilosa, atau melepaskan toksin. Diare
akut dapat berdarah atau tidak berdarah. Virus, bakteri, dan parasit penyebab diare
infeksius akut. Diare juga dapat terjadi terkait dengan penggunaan antibiotik.
Faktor resiko diare akut antara lain baru-baru ini menelat daging yang belum
matang, perjalanan kedaerah asing, menghadiri tempat penitipan anak, dan
penggunaan air sumur Tablang et al.,(2009) dalam (Sodikin, 2011).
Meskipun sebagian kasus diare pada anak bersifat akut, diare juga dapat
terjadi secara kronik. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 2
minggu. Jenis diare ini biasanya tidak disebabkan oleh penyakit serius.
Karena sebagian besar kasus diare bersifat akut dan disebabkan oeh virus,
memanajemen terapeutik daire biasanya bersifat suportif (memelihara
7
keseimbangan cairan dan nutrisi). Suplemen probiotik dapat menurunkan lama dan
banyaknya diare Tablang et al.,(2009). Penyebab diare yang berasal dari bakteri
dapat ditangani dengan medikasi antibiotik dan diare yang berasal dari parasit
dapat ditangani dengan maedikasi antiparasit (Sodikin, Keperawatan Anak:
Gangguan Pencernaan , 2011).
8
jarang menjadi penyebab disentri pada anak-anak.
c. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang pada mulanya akut, tetapi berlangsng lebih
dari 14 hari. Kejadian dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Diare jenis ini
mengakibatkan -kehi1angan berat badan yang nyata, dengan volume feses dalam
jumlah yang banyak sehingga pasien berisiko mengalamj dehidrasi. Diare persisten
tidak disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, E. coli enteroaggregative,
Shigella, dan Cryptosporidium mungkin berperan lebih besar dari penyebab lain.
Diare persisten tidak boleh dikacaukan dengan diare kronik, yakni diare
intermiten atau hilang tirnbul, atau berlangsung lama dengan penyebab noninfeksi,
seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang
diwariskan. (Betz, 2009)
9
c Diare dehidrasi berat
Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:
1) Keadaan Umum : Lesu, lunglai, atau tidak sadar
2) Mata : Cekung Rasa haus : Tidak bisa minum atau malas minum
3) Turgor kulit : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk
di infus.
10
b. Diare Dengan Dehidrasi Ringan/ Sedang (Rencana Terapi B)
1) Berikan oralit dan observasi di klinik selama 3 jam dengan jumlah sekitar 75
ml / kgBB atau berdasarkan usia anak. Pemberian oralit pada bayi sebaiknya
dengan menggunakan sendok. Adapun jumlah pemberian oralit berdasarkan
usia atau berat badan dalam 3 jam pertama adalah:
Sampai 4 bulan 4-12 bulan (6- 12-24 bulan (10- 2-5 tahun (12-
(<6 <10 <12 19
kg) kg) kg ) kg)
200-400 ml 400-700 ml 700-900 ml 900-1400 ml
11
oralit melalui nasogastrik dengan jumlah 20 ml/ kg BB /jam selama 6
jam. Jika anakmuntah terus-menerus dan perut kembung, berikan oralit
lebih 1ambat. Jika keadaan membaik setelah 6 jam, teruskan penanganan
seperti dehidrasiringan/sedang. Jika keadaan memburuk segera lakukan
rujukan.
c) Jika tidak dapat memasang infus maupun sonde, rujuk segera. Jika anak
dapat minum, anjurkan ibu untuk memberikan oralit sedikit demi sedikit
selama dalam perjalanan.
12
B. PATHWAY
13
C. ASUHAN KEPERAWATAN
B1 Airway: Breathing:
□ Jalan napas bersih □ nyeri dada saat batuk/napas (-) √ Merintih (+)
√ RR: 40x/mnt □ ekspansi dada(-) adekuat
□Sumbatan jalan napas (-) □ Kesulitan bernapas (-) □ skore down (-)
□ ronchi (-) □ batuk produktif/ tidak produktif □ Sianosis perifer/central (-)
□ wheezing (-) (-) □ pernafasan cuping hidung (-)
□ stridor (-) □ barell cest □ lain-
□ pigeon cest lain……………………
□ Retraksi dinding dada ringan (-)
□ dyspnea/orthopnea/apnea : (-)
B2 Blood/kardiovaskuler: Sirkulasi: akral : hangat Imunitas:
√ nadi : 142 Kpm □CRT : lebih 2 detik √ imunisasi HB1
□ tensi ………….mmHg □ suhu : 36,2˚C □ imunisasi campak
√ BJ 1-BJ2 tunggal □mata : cekung □ reaksi imunisasi : belum di
□ murmur √ turgor : < 2 detik imunisasi
□ nyeri dada □ haus : - □ tidak pernah imunisasi :
□ pucat/sesak saat aktifitas √ UUB : Nampak cekung dan
14
Hematologi: belum menutup,terlihat
□perdarahan dari : denyutan
□ adanya darah dari gusi √ in take cairan: 663cc/ 24 jam
□ ptecie sekali
□ rumple leed test posistif √ out put cairan : 200/popok cc
√ cairan balans : 370 cc
□ dehidrasi sedang
B4 Bladder/Perkemihan:
□BAK : spontan □ dysuria □ pyuria □ kateter □cytostomy
□hematuria □ poliuri √ pancaran urine kuat/lemah
√warna : kuning □ inkontinensia □ oligouria □phymosis □ sirkumsisi
√bau : Khas □ anuria □retensi urin
□ PU : 200cc/hari Lain-lain : tidak ada kelainan
15
Lain-lain : □ kulit intak dibantu
□ tali pusat - □ jejas……….
□ icterus
B7 Breast: seksualitas Data anak: Data anak:
Data Ibu: BBS : 3,1 kg female:□ menarche
Payudara ibu : □ lunak BBI : 3,3kg □ Menstruasiteratur/tidak
□ keras □ nyeri tekan PB : 50cm teratur
□ benjolan (fixed/ bergerak) SG : 15,3/16x100% □ menorrhagia □metrorraghia
Puting : = 0,96 □dysmenorrea □ amenorrhea
□ datar □tenggelam male: □ keputihan □ gatal
□ lecet/luka □ mimpi basah □ suara berubah Payudara klien: □ lunak □
ASI: □ tumbuh jakun □ sex pranikah keras □ nyeri tekan
√ tidak menyusui □homosex □merokok □ benjolan (fixed/ bergerak)
√Masih belum melakukan
sirkum
16
sekolah/kelompok social/
masyarakat tidak sehat.
B10 Blood examination Pemeriksaan penunjang: Terapi/medikasi:
□ Laboratorium □ Radiologi (tanggal/hasil) (tanggal/ nama obat dengan
9/4/21 jam 11.00 □ ECG (tanggal/hasil) (-) lengkap/ dosis pemberian/
HB : 11,8 □ lain-lain (tanggal/hasil) cara pemberian)
Lekosit : 33.9 12/04/2021= -
Hitung jenis : 1/-/-/65/16/18 - Infus D5 1/4 NS
Hematokrit : 32,6 300cc/hari
Trombosit : 396 - Ampicillin sulbactam 2 x
Albumin :2.0 150 mg
11-42-2020 Albbumin: 3.3 - Gentamicin 1 x 15 mg
Na+ :136.0 - Lakto B 1x1 sach
K+ :3,42 - Zinc sirup 1x1/2 cth
Clorida :109,7 - Susu sgm LLM
Gda : 75
Faces makros:
Warna faces :kuning
Konsistensi :lembek
Darah :negatip
Lendir :negatip
Faces mikros:
Eritrosit faces :0-2
Lekosit faces :5-10
Amoeba :negatip
Telur cacing :negatip
Sisa makanan :negatip
Bakteri :positip
Lain-lain :negatip
17
A. ANALISIS DATA
DS:-
DO:
12/4/21 - cowong Hipovolume Kehilangan cairan aktif
-Turgor menurun
-Nadi 142x/menit
- Albumin :2.0
-RR: 40x/mnt
18
12/4/21 Risiko infeksi Peningkatan paparan
organisme pathogen
lingkungan
B. DAFTAR DIAGNOSIS
19
NO Tgl/Jam Dx Keperawatan berhubungan dengan Paraf
1. 12/04/20 Diare berhubungan dengan Proses infeksi Ibu px menatakan anaknya bab
21 lembek,Lekosit :,Lakto B 1x1 sach, Zinc sirup 1x1/2 cth,Lekosit : 33.9
15.00
2. 12/04/20 Hipovolume berhubungan dengan Kurang terpapar informasi ditandain
21 dengan,cowong,Turgor menurun, Nadi 142x/menit, Albumin :2.0
15.00
3. 12/04/20 Deficit pengetahuan orang tua berhubungan dengan Kurang terpapar
21 informasi Ibu px”tidak pernah mencuci dan merebus botol susu
15.00 ,hanya mengocok dengan air hangat saja,karena anaknya yang
pertama juga demikian”,An. A minum menggunakan botol
6. 12/04/20 Risiko aspirasi berhubungan ditandai dengan anak di beri minum dalam
21 posisi tidur
15.00
7. 12/04/20 Risiko infeksi berhubungan dengan Peningkatan paparan organisme
21 pathogen lingkungan ditandai denganLekosit : 33.9
15.00
20
C. RENCANA TINDAKAN
Tgl/Jam Diagosis Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana tindakan Rasional paraf
keperawata
n
12/04/2021 Diare Setelah dilakukan Managemen diare
Jam 15.00 tindakan keperawatan 1. Identifikasi penyebab 1. Identifikasi yang baik memudahkan
dalam waktu 3x24 jam diare(inflamasi,iritasi,proses menetukan solusi
diharapkan eliminasi infeksi,malabsorbsi, 2. Adanya pergantian susu merupakan
fekal membaik dengan ansietas,stress,efek obat,pemberian faktor risiko
kriteria hasil: botol susu) 3. Mengevaluasi faktor patologis
1. Feses berbentuk 2. Identifikasi riwayat pemberian susu 4. Fisik feses indicator adanya masalah
2. Frekuensi 1- 3. Identifikasi gejala invaginasi 5. Deteksi dehidrasi
2x/hari 4. Monitor warna ,volume,dan frekuensi 6. Mengetahui dini adanya efek samping
3. Peristaltic dan konsistensi tinja dari diare
normal 5. Monitor tanda hipovolemia 7. Identifikasi risiko dehirasi
6. Monitor iritasi dan ulserasi kulit 8. Faktor makanan menjadi penyebab
didaerah perineal terbesar
7. Monitor jumlah pengeluaran diare 9. Terjaminya asupan yang adekuat
8. Monitor keamanan penyiapan 10. Jika asupan peroral tidak adekuat
makanan dibutuhkan bantuan parenteral
Terapiotik 11. Mengidentifikasi adanya perubahan
9. Berikan asupan cairan oral elektrolit
10. Berikan cairan intravena 12. Mengidentifikasi adanya
11. Periksa elektrolit microorganism yang merugikan
12. Periksa kultur feses 13. Mencegah perasaan mual, dan penuh
Edukasi
13. Beri makan sedikit tapi sering
12/04/2021 hipovolume Setelah dilakukan Managemen hipovolume 1. Identifikasi yang baik memudahkan
Jam 15.00 tindakan keperawatan Observasi dalam perencanaan
dalam waktu 3x24 jam 1. Periksa tanda gejala hipovolume(HR 2. Indicator adanya hipo/hipervolume
diharapkan status cairan meningkat,teraba lemahturgoe 3. Terapi yang tepat menjamin
membaik dengan kriteria menurun, mukosa kering, urin terpenuhinya kebutuhan
hasil produksi menurun,hct meningkat, 4. Asupan yang baik meningkatkan
1. Nadi dalam nilai haus, lemah perbaikan kondisi
normal 2. Monitor intake output cairan 5. Nutrisi yang adekuat menjamin
2. RR dalam nilai Terapiotik terpenuhinya kebutuhan akan gizi
normal 3. Hitung kebutuhan cairan 6. Jika asupan peroral tidak adekuat
3. Turgor baik 4. Beri asupan peroral diperlukan bantuan parenteral
21
4. Urin cukup Edukasi 7. Rehdrasi yang baik mencegah
5. Anjurkan untuk menuruskan makan dehidraisi
dan minum
Kolaborasi:
6. Kolaborasi pemberian cairan iv
isotonis(Rl,nacl)
7. Kolaborasi pemberian cairan iv
hipotonik
22
Observasi : 5. Perubahan tanda dan gejala
2, Verbalisasi khawatir 4. Identifikasi saat tingkat ansietas menunjukan perubahan tingkat ansietas
akibat kondisi yang berubahan 6. Informasi yang jelas menurunkan
dihadapi 5. Moitoring tanda – tanda ansietas tingkat ansietas
3. Prilaku gelisah Edukasi : 7. Pilihan nonfarmatologi untuk
6. Infomasikan secara factual mengenai
dosis, pengobatan dan prognosis.
7. Latih teknik relaksasi
23
D. IMPLEMENTASI
No. Tgl/Jam N Tindakan Paraf
Dx O
1, 2 12-04- 1. 1. Mengidentifikasi penyebab diare
dan 3 2021/15.00 R: ibu”botol susu tidak pernah di cuci dan di rebus”
15.05 2. 2. Mengidentifikasi riwayat pemberian susu
R: Ibu”mulai lahir pasien di beri susu formula karena ASI tidak
bisa keluar banyak”
1.10 3. 3. Mengidentifikasi gejala invaginasi
R: “tidak ada tanda invaginasi,menagis keras tapi tidak
muntah,tinja tidak ada lendir”
15.15 4. 4. Memonitor warna ,volume,dan frekuensi dan konsistensi tinja
R: tinja lembek cenderung cair, warna kuning kurang lebih 5cc,
3x sehari ini
15.20 5. 5. Memonitor tanda hipovolemia
R: UUB cowong, turgor turun, kulit kering, mukosa kering,urin
menurun,
15.25 6. 6. Memonitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
R : kulit area anus nampak hyperemia,
15.30 7. 7. Memonitor jumlah pengeluaran diare
R: kurang lebih lima cc tiap kali bab
15.35 8. 8. Memonitor keamanan penyiapan makanan
R: ibu”botol susu tidak di cuci dan di rebus”
15.40 9. 9. Memberikan asupan cairan oral
R: 60 cc susu dihabiskan 40 cc saja
15.45 10. 10. Mengobservasi cairan intravena
R: infus lancar micro drip 12 tpm
15.50 11. 11. Monitor intake output cairan
R: minum 5x60 cc tidak langsung habis dalm satu kali pemberian
dari program 6x60 cc
15.55 12 12. Hitung kebutuhan cairan
R: 3.1x 100 = 310cc/hari
16.00 13. 13. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
R: Ibu “ siap untuk menerima informasi”
16.05 14. 14. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
R: lingkungan dan kebiasaan
16.10 15. 15. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
R: video di youtube
16.15 16. 16. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
R: Ibu pasien”sekarang gakpapa”
16.20 17. 17. Memberikan kesempatan untuk bertanya
R” kalau botol susunya di cuci saja bagaimana”
16.25 18. 9. Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
R: bisa menyebabkan diare,ibu pasien nampak mengerti
16.30 19. 10. Mengajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
R: Ibu Pasien mengatakan paham
16.35 20 11. Ajarkan cara mempersiapkan botol susu
R:ibu akan berusaha mencuci dan merebus””
24
R: Ibu pasien masih cemas tapi tidak tegang atau ketakutan
25
E. EVALUASI
Tgl/Jam Masalah Catatan Perkembangan Paraf
Kepr/Kolaboratif
12/04/2021 Diare S : Ibu”masih BAB lembek”
Jam 17.30 O : tinja lembek cenderung cair, warna kuning kurang
lebih 5cc, 3x sehari
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian didapatkan bahwa an.A Diare cair berwarna hijau
frekuensi 6x, tidak ada darah tidak ada lendir, tidak mau menyusi, badan
lemas, mata cekung, turgor < 2detik, ubun-ubun cekung, letargi, BAK 1x
ganti pampers, leukosit fese: 5-10
2. Hasil analisis data dan diagnosis keperawatan ditemukan 7 Diagnosa
Keperawatan yang muncul yaitu :
- Diare bd proses infeksi
- Hipovolemi bd kurang terpaparnya informasi
- Defisit pengetahuan orangtua bd kurang terpaparnya informasi
- Anxietas orangtua bd kurang terpaparnya informasi
- Gangguan pola tidur bd kurang kontrol tidur
- Risiko aspirasi
- Risiko infeksi
3. Intervensi keperawatan direncanakan sesuai dengan masalah keperawatan
yang ditemukan yaitu meliputi penanganan diare, penanganan dehidrasi,
defisit pengetahuan keluarga, anxietas keluarga, gangguan pola tidur, risiko
aspirasi dan risiko infeksi
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah disusun. Implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 12 april
2021. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan
pada implementasi keperawatan dengan mengutamakn melakukan
tindakan keperawatan 4 diagnosa aktual
5. Evaluasi keperawatan dilakukan dalan 1 hari yang sama dengan
menggunakan SOAP dengan 4 diagnosa aktual.
27