(1908) Edward Ross (1908) dan Floyd Allport (1924) menyampaikan bahwa dengan fokus
pada interkasi antar individu dan konteks sosial, serta menekankan penggunaan eksperimen
dan metode ilmiah, semakin menegakkan berdirinya psikologi sosial sebagai sebuah disiplin
ilmu. Ketiga penulis ini menegaskan kehadiran sebuah pendekatan baru dalam psikologi
sosial, yaitu menekankan aspek-aspek sosial yang berpengaruh terhadap perilaku manusia.
(Kassin, et. al., 2008). Alport kemudian juga menegaskan pada pengaruh kehadiran orang
lain pada pikiran, perasaan dan perilaku individu. Seseorang dapat disebut psikolog sosial
jika dia ʺberupaya memahami, menjelaskan, dan memprediksi bagaimana pikiran, perasaan,
dan tindakan individu‐individu dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan tindakan
orang lain yang dilihatnya, atau bahkan hanya dibayangkannyaʺ. Selanjutnya dapat dikatakan
bahwa Psikologi sosial berfokus kepada kajian secara mendalam sikap dan konteks, seperti
sikap individu saat menjadi bagian dari sekelompok orang, atau bagaimana sikap individu
dipengaruhi oleh teman sebaya atau mood (Kassin, Fein, & Markus, 2008). Atau dengan kata
lain, berfokus pada aspek psikologi dari individu, dengan penekanannya pada perilaku
individu dalam konteks kelompok.
Pada tahun 1989 seorang ahli bernama Norman Triplet melakukan penelitian terhadap
anak‐anak di sebuah organisasi bersepeda Amerika. Ia menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh sosial terhadap kemampuan anak‐anak tersebut, dan inilah ide awal dari social
influence. Setelahnya, ia menamakan penndekatan ini dengan nama Experimental social
psychology yang kemudian menjadi sebuah ilmu yang diperhitungkan di Amerika Serikat
dan menjadi cikal bakal Behaviorism dan Social Learning Theory. Ahli lain yang mendukung
pendekatan ini adalah Mc Dougall dengan penelitian yang mengarah pada perspektif
psikologi yang menggunakan metode ilmiah/eksperimen pada tahun 1908. (Rogers, 2003).
Pendekatan kedua, yaitu Critical Social Psychology dipelopori oleh Emil Durkheim
yang hidup pada tahun 1858‐1917. Ia memberikan sumbangsih besar atas pandangannya
bahwa fakta sosial adalah independen dan berada di luar kesadaran manusia, yang kemudian
dikenal dengan collective representations, dan diperluas penjelasan dan pengaruhnya
terhadap individual representations, pemahaman untuk mendalami arti intersubjektivitas.
Pendekatan ini didukung oleh William James yang mempublikasikan The Principles of
Psychology pada tahun 1907, ia menyumbangkan beberapa gagasan penting bagi psikologi
sosial dari perspektif sosiologis. Dengan memperkenalkan stream of consciousness, ia
memberikan penjelasan tentang perilaku manusia. (Rogers, 2003).
Rogers (2003) mengatakan bahwa perbedaan kedua pendekatan ini pada intinya bertolak
dari tiga argumen, yaitu:
1. Apakah psikologi sosial dapat atau tidak dapat dimasukkan dalam natural science,
seperti fisika, kimia dan biologi.
2. Apakah psikologi sosial dapat menjadi obyektif, usaha yang murni, dilepaskan dari
bias-bias apapun ataukah hanya sementara mempromosikan posisi ideologis tertentu.
3. Apa yang membentuk dunia sosial dan hubungannya dengan individu dan fenomena
sosial, kejadian serta proses‐proses di mana mereka terlibat.
4. Menjawab argumen‐argumen di atas, kedua pendekatan ini mempunyai sisi yang
berbeda, yaitu :
a. Metode ilmiah bukan satu‐satunya cara, dan sering kali tidak sesuai atau gagal
menjelaskan beberapa aspek perilaku dan pengalaman manusia dalam psikologi sosial
b. Percaya bahwa psikolog sosial harus men”situasi”kan dirinya dalam lingkungan yang
tentunya
c. Memandang bahwa dunia sosial adalah hasil interaksi antar manusia, bahwa dunia
sosial adalah seperti membuat musik, yang hanya akan terjadi jika dan karena
manusia yang membuatnya. Instrumen yang ada, kemampuan dan keahlian penyanyi
dan pemain musik akan mempunyai efek. Kapan dan dimana, ataupun hambatan dari
luar yang lain juga berpengaruh hanya bila pemain musik memainkannya. Bahwa
dunia tercipta dan diciptakan kembali oleh manusia yang bertindak secara bersama‐
sama
Perbandingan Experimental Sosial Psychology dan Critical Social Psychology secara umum :
a. Modernisme
b. Dunia sosial “terpisah” dari individu/orang
c. Ilmu pengetahuan sesungguhnya “ada”, menunggu untuk ditemukan
d. Hanya ada satu kebenaran yang melintasi waktu dan kultur
e. Bertanya terhadap pengetahuan “benarkah itu?”
f. Meneliti dengan metode hypothetico‐deductive
g. Berusaha netral dan obyektif