Anda di halaman 1dari 6

Pengertian E-Learning

E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang


peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile
technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching
materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites,
forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided
assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen
pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. 

E-learning merupakan suatu konsep belajar mengajar yang memungkinkan


tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan media internet,
intranet atau media jaringan komputer lain serta peralatan elektronik lainnya yang
dapat menunjang proses pembelajaran. Namun dari kebanyakan pendapat E-
learning selalu diidentikkan dengan penggunaan internet sehingga memungkinkan
terjadinya pembelajaran jarak jauh dan tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Dan
kaitannya dengan hal tersebut dapat diartikan bahwa E-learning merupakan sebuah
strategi baru dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan era
digital informasi.

Pengertian lain,  E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning)


yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/ atau internet. E-
learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat
mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas. E-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau
internet.  Sebenarnya materi E-learning tidak harus didistribusikan secara on-
line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-
line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola E-learning. Dalam hal ini
aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan
melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD
tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang E-learning, yaitu :

1. Electronic based E-learning, adalah pembelajaran yang memanfaatkan


teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat yang berupa
elektronik. Artinya tidak hanya internet, melainkan semua perangkat
elektronik, seperti film, video, kaset, OHP, slide, LCD projector, dan lain
sebagainya sejauh menggunakan perangkat elektronik.
2. Internet Based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet
yang bersifat onlinesebagai instrumen utamanya. Artinya, memiliki persepsi
bahwa E-learning haruslah menggunakan internet yang bersifat online yaitu
fasilitas komputer yang terhubung dengan internet. Artinya pembelajar
dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak, ruang dan waktu,
bisa dimana saja dan kapan saja.

Kerangka E-Learning

Badrul Khan (2005) menjelaskan bahwa terdapat delapan dimensi untuk


mengembangkan e-learning dengan masing-masing dimensi saling terkait dan
saling berpengaruh sebagai suatu system. Diantaranya sebagai berikut:
 Institusional (Penyelenggara)
Adanya unsur penyelenggara yang mengelola masalah akademik, administrasi, dan
layanan kepada peserta didik.

 Manajemen
Adanya unsur pengelolaan yang terkait dengan pengelolaan pembelajaran dan
distribusi informasi kepada peserta didik.

 Teknologi
Adanya infrastruktur untuk mendukung sistem penyelenggaraan E-learning.Hal ini
meliputi perencanaan dan penyiapan infrastruktur hadware dan software
seperti internet, LAN, WAN, koneksi, bandwidth computer, server, software, dan
lain-lain).Ini sangat penting, karena jika tidak ada teknologi yang mendukung
maka E-learning tidak bisa berjalan.

 Pedagogik
Adanya unsur proses belajar dan mengajar yang meliputi apa yang dipelajari, apa
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siapa yang belajar, bagaimana desain,
metode, dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan.
 Etika
Adanya etika penyelenggaraan e-Learning, seperti masalah hak cipta, hak
kekayaan intelektual, aturan main yang berlaku khusus (seperti sistem evaluasi,
kebijakan khusus, dan lain-lain).

 Desain Tampilan
Desain tampilan yang meliputi tampilan situs, isi, navigasi, aksesibilitas,
interaktifitas, kecepatan, dan lainnya. Desain tampilan harus menarik, agar dapat
memberikan kesan nyaman kepada peserta didik. Sehingga peserta didik akan
semakin semangat dalam mengikuti pembelajaran.

 Sumber Daya Pendukung


Sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung proses e-lerarning. Tidak hanya
sumber daya alat dan bahan, tetapi juga meliputi sumber daya manusianya,
terutama pengajar yang harus terampil, minimal dapat mengoprasikan komputer
dengan baik dan benar.

 Evalusai
Untuk melihat keberhasilan penyelenggaraan E-learning maka perlu dilakukan
evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran maupun penyelenggaraan e-
learning.Sehingga untuk kedepannya dapat memperbaikai kesalahan ataupun
kekurangan yang sudah ada

Karakteristik E-Learning

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama


dari elearning. Karakteristik pertama, apabila kita merujuk dari segi epistimologi
atau bahasa secara harfiah dari elearning sendiri yang berarti pembelajaran
elektronik atau online maka bisa dikatakan metode ini memanfaatkan jasa
teknologi elektronik dan digital.

Karakteristik berikutnya dari elearning adalah mengenai bahan ajarnya. Bahan ajar


dalam elearningbiasanya berupa bahan ajar yang bersifat mandiri dalam bentuk
digital. Kemudian, bahan tersebut disimpan dalam sebuah sistem komputasi.
Artinya, bisa diakses oleh para pengajar maupun peserta pelatihan di mana saja dan
kapan saja. Tidak hanya itu saja, karakteristik elearning dapat memanfaatkan
jadwal pembelajaran, membuat kurikulum dan sistem administrasi pendidikan
yang bisa diakses setiap saat melalui jaringan komputer.

Manfaat E-Learning

Adapun segi manfaat E-learning antara lain :

1. Meningkatkan interaksi pembelajaran, dengan adanya interaksi antara


pembelajar, materi pembelajaran, dan pengajar. Sebab dengan tidak adanya
tatap muka langsung biasanya para pembelajar lebih berani mengungkapkan
pendapat dan pertanyaan yang substansial terhadap materi pembelajaran,
atau dengan kata lain bahasa tulisan yang sering dipakai dalam interaksi
tersebut biasanya lebih memberikan penjelasan dari pada penggunaan
bahasa verbal.
2. Mempermudah interaksi pembelajaran dimana pun dan kapan pun, jadi
proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan tidak tergantung pada
penjadwalan tertentu.
3. Jangkauan pembelajaran lebih luas.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pelajaran.

Kendala menerapkan E-Learning

Sistem E-learning ini menawarkan kemudahan dalam proses pembelajaran. Tidak


jarang orang belum pernah mendengar kata E-learning, terlebih lagi untuk
merasakan manfaatnya. Bahkan dikalangan pengajar pun masih ada yang belum
mengenal apa itu E-learning. Ada beberapa kendala utama dalam penerapan E-
learning antara lain:

1. Biaya investasi untuk infrastruktur

Banyak instansi penyelenggara pelatihan belum dapat  menggunakan sistem


pembelajaran ini karena masalah biaya, mulai dari perencanaannya, membeli
peralatan sampai pemeliharaannya.

2. Internet

Jaringan internet yang tidak sama di setiap daerah, bahkan ada beberapa daerah
belum terkoneksi dengan jaringan internet.
3. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia dalam hal ini meliputi penyelenggara, pengajar dan
pembelajar. Masih banyak pengajar, terutama pengajar yang lama belum bisa
menggunakan E-learning dalam pembelajaran karena mereka memang belum
pernah mengenal apa itu E-learning dan karena sudah lamanya mereka
menggunakan sistem konvensional. Dari pembelajar pun masih banyak yang
belum bisa menggunakan E-learning secara maksimal. Hal itu karena mereka
masih menggunakan cara konvensional yang diajarkan oleh pengajar sebelumnya.

Adapun sisi kelemahan yang menjadi efek pembelajaran E-learning adalah :

1. Tidak tersampaikannya value pelatihan yang berisikan nilai dan etika moral
yang sesungguhnya menrupakan core dari proses pendidikan dan pelatihan.
2. Dengan pembelajaran E-learninglebih mengutamakan aspek teknis dan
komersialitas, dan mengesampingkan aspek perubahan perilaku,
kemampuan akademik, sosial, dan keterampilan pembelajar.
3. Proses pembelajaran cenderung kearah aspek knowledgedari pada
menekankan aspek psikomotorik dan afektif.
4. Tuntutan bagi pembelajar untuk belajar mandiri guna memperoleh ilmu
pengetahuan dan informasi. Sedangkan hal ini biasanya tidak mendapat
perhatian dari para pengajarnya, sehingga para pembelajar tidak termotivasi
untuk melakukan proses belajar mandiri.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan E-learning tidak dapat


disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan
secara konvensional dengan menggunakan metode tatap muka langsung,
melainkan proses pembelajaran yang menggunakan metode online via
internet.  Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia yang akan bersaing pada knowledge workers dan knowledge economic
era. Sebab dalam era tersebut mengharuskan para pekerjanya secara cepat
menemukan berbagai informasi yang diperlukan, menimbang, dan
mengevaluasinya agar mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi, serta
mempergunakan informasi tersebut untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Dalam hal ini perlu ditumbuhkan kemandirian pada diri setiap pengajar untuk
membuat pembelajar menjadi lebih independen dan akan dapat memperkaya
mereka dengan kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan. Aspek lain yang
perlu diperhatikan adalah konsep yang mengatakan bahwa belajar adalah proses
yang tidak pernah ada akhirnya (long live education).

Program E-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada
kebutuhan bahan ajar dan kebutuhan pembelajar. Dalam merancang sistem E-
learning perlu mempertimbangkan dua hal, yakni; Peserta yang menjadi target dan
Hasil pembelajaran yang diharapkan. Pemahaman atas peserta sangatlah penting
yang antara lain adalah harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti E-learning,
kecepatan dalam mengakses internet atau jaringan, keterbatasan bandwidth, biaya
untuk akses internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut kesiapan
dalam mengikuti pembelajaran. Pemahaman atas hasil pembelajaran diperlukan
untuk menentukan cakupan materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta
pengetahuan awal.

Anda mungkin juga menyukai