Anda di halaman 1dari 2

Edisi II / 2 April 2015 BULETIN ASWAJA Edisi II / 02 April 2015

ِ َ َ ْ ‫ﻳﻥ‬
‫ﺍﻟﺣﺟر‬ َ ْ ‫ْﻭت َﺑ‬ َْ
ِ ُ‫ﻛـــــﺎﻟﻳــــــﺎﻗ‬
َ ‫ﮪﻭ‬ ِ َ َْ
َ ُ ‫ َﺑْﻝ‬ ‫ﻛــــــــــــــــــــــﺎﻟﺑﺷر‬
َ َ‫ﺑﺷر ﻻ‬
ٌ َ َ ‫ﻣﺩ‬
ٌ ‫ﻣﺣ ﱠ‬
َ ُ
Kanjeng Nabi Muhammad iku menungso nanging ora koyo lumrahe menungso #
Balik Kanjeng Nabi iku koyo inten, kumpul karo jenis watu dudu inten

Membincang ASWAJA sebagai Sistem Nilai


ِ َ ‫ﻣﺩي ﱠ‬
‫ﺍﻟزﻣـﺎﻥ‬ ِ ً ْ َ‫ﺋﺏ ﺍ‬
ٰ َ ‫ﺻﻼﻓْﻲ‬ َ َ ‫ﻭﻣـﺎ َ َﺗﺛـﺎ‬َ َ  ‫ﺍﺑﺩﺍ‬ً َ َ ‫ﻣﻁﻠﻘــــــــــــــــﺎ‬ً َ ْ ُ ‫ﻁﻪ‬َ ٰ ‫ﻗﻁ‬ ‫ﺣﺗﻠﻡ َ ﱡ‬ ْ ِ َ ْ ‫َ ْﻟﻡ َﻳ‬ Aliful Ma’arif*

ِ َ َ ْ ‫ﺳﻣﻪ‬
‫ﺍﻟﺣﺳﻥ‬ ً
ِ ِ ْ ‫ﺍﺑــــــﺎﺩﺍ ِﻓْﻲ ِﺟ‬ ٌَ
َ ‫ذﺑـــــﺎﺑﺔ‬ َُ  ‫ﻭﻗت‬ْ َ َ ‫ﻭﻣـــــــﺎ‬ َ َ ‫ﺏ‬ ْ ‫ﺣر‬ َ ْ ‫ﺏ َ َﻓﻠﻡ َﺗ‬ُ ‫ﺍﻟﺩﻭﺍ‬ َ ‫ﻣﻧُﻪ ﱠ‬ ِْ ASWAJA (Ahlussunnah Wal Jama'ah) yang landasan dalam keseluruhan proses istinbath hukum
َ َ ‫ﻣﻧُﻪ ِﻓْﻲ‬ ٍ ‫ﻳرى ِ ْﺍﺛُر َﺑ‬
ْ ِ ‫ْﻭﻝ‬ َ َ  ٌ َ ‫ﻛﺄﻣـــــــــــــــــــﺎﻡ ُر‬
ْ َ َ َ ‫ْﺅﻳﺔ‬ َ َ َ ‫ﺑﺧﻠﻔﻪ‬
َِِْ ِ dalam hal ini masih dianggap sebagai pijakan ideal atau rumusan ketentuan yang akan di lakukan.
ٰ‫ﻋﻠ ِﻥ‬ َ ُ ‫ﻭﻻ‬ ‫ﺛﺑﺗت‬ ِ dan dijadikan sebagai manhaj atau metode berfikir Keberadaannya sebagai sistem nilai ini menjadikan

ِ َ َ ‫ﻣس ُذ‬
‫ْﻭﻓﻁﻥ‬ ِ ْ ‫ﺍﻟﺷ‬ ‫ﻳرى ِظﻠﱠُﻪ ِﻓْﻲ ﱠ‬ َ َ َ‫َﻭﻻ‬  ْ َ َ َ ‫ﻭﺍﻟﻌْﻳُﻥ َ ْﻗﺩ‬
‫ﻧﻌﺳت‬ َ ْ َ ‫ﻳﻧﻡ‬ ْ َ َ ‫ﻭﻗﻠُﺑُﻪ َ ْﻟﻡ‬ َْ َ dalam melakukan gerakan sosial keagamaan. Akan Aswaja bernilai signifikan sebagai acuan dalam
tetapi Aswaja seperti apakah yang kita inginkan malakukan analisa sosial, budaya, politik dan
‫ﺣﺗﺗﻥ‬ َ
ِ َ َ ْ ‫ﻳــــــــﺎذﺍ ِﺑُﻣ‬ َ‫ف‬ْ ‫ﺻ‬ ِ ‫ﺩﺓ‬ َ ِ ْ ‫ﻋﻧَﺩ‬
ِ َ ‫ﺍﻟﻭﻻ‬ ِْ  ‫ﺟﻠُﺳ ْﻭﺍ‬ َ َ ‫ﻗﻭﻣــــﺎ ِ َﺍذﺍ‬
ً ْ َ ‫ﻋﻠﺗــــﺎ‬ َ َ َ ‫ﻛﺗﻔـــﺎﻩُ َ ْﻗﺩ‬ ََْ sehingga Aswaja yang kita pakai memang benar- ekonomi politik serta rencana strategis dan dalam
benar kontekstual seiring dengan bergulirnya zaman praksis kongkrit dengan karakteristiknya yang
ِ َ ِ ‫ﻭﻣْﻥ‬
‫ﻣﺣﻥ‬ ٍ ‫رﻧــــــــﺎر َﻭُﺳ ﱠ‬
ِ َ ‫رﺍق‬ ٍ َ ‫ِﻣْﻥ َﺷ ﱢ‬  ‫ﺍﻣﻧـﺎ‬ َ ِ ٰ ‫ﺗﻛْﻥ‬ َ ْ َ ْ ‫ﺍﻟﺧﺻـﺎﺋص َﻓـﺎ‬
ُ َ ‫ﺣﻔظﻬـﺎ‬ َ ِ َ َ ْ ‫ﮪذﻩ‬ َِِ paradigma berfikir masyarakat. Sementara disisi lain
Aswaja tengah mengalami kesimpangsiuran makna
transformatif dan lebih integrated, holistik yang
dapat menangkap setiap getaran persoalan, dan
dalam segala aspeknya. Baik dari segi menyentuh inti masalah.
Kanjeng Nabi iku ora nate ngimpi, metu mani krono sucine pribadi # pemaknaannya serta bagaimana interpretasi atas
Kanjeng Nabi ku ora nate angop, selawase gesang najan ngantuk banget kelahiran pemikiran Aswaja. Serta bagaimana ketika Pengertian ASWAJA
Aswaja ditarik dalam konteks ke-Indonesiaan Ahlussunnah Wal Jama'ah Menurut Syekh
Kewan-kewan kesit ora nate mlayu, saking kanjeng Nabi krono podo rindu # sehingga bisa dijadikan padanan yang pas dipakai Abu al-Fadl ibn Syekh 'Abdus Syakur al-Senori dalam
Jisim sucine knjeng Nabi iku nyoto, nganti kewan laler menclok ora biso sebagai landasan gerak masyarakat dalam kitab karyanya “al-Kawâkib al-Lammâ'ah fî Tahqîq al-
Kanjeng Nabi nyawang ngarep mburi biso, nyawang ngarep nyawang mburi iku podo # mengawal perubahan yang memang diidam- Musammâ bi Ahli al-Sunnah wa al-Jamâ'ah”
idamkan. menyebutkan definisi Ahlussunnah wal jama'ah
Kanjeng Nabi Muhammad iku senine, tanpo labet tanpo gondo ing nyatane
Dalam perjalanan kesejarahannya Aswaja sebagai: kelompok atau golongan yang senantiasa
Kanjeng Nabi penggalihe mboten sare, najan netro kalehipun sami sare # sampai hari ini masih mangalami kesimpang siuran komitmen mengikuti sunnah Nabi saw. dan thariqah
Kanjeng Nabi Muhammad ing waktu siang, tanpo ayang-ayang krono jasad padang pemaknaan, hal ini tidak bisa dipungkiri karena klaim para sahabatnya dalam hal akidah, amaliyah fisik
Pundak kalehipun abi luwih duwur, timbang poro kaum kang dedeke duwur # kelahiran Aswaja tidak akan pernah lepas dari (fiqh), dan akhlaq batin (tasawwuf). Syekh 'Abdul
konstalasi politik pada waktu itu, sehingga hampir Qodir al-Jilani mendefinisikan Ahlussunnah wal
Kanjeng Nabi lahir sampun dipun hitan, dipun hitan dene astanipun Rahman
setiap entitas yang ada pada waktu itu mangklaim jama'ah sebagai berikut: “Yang dimaksud dengan as-
Sifat-sifat iku khusus Kanjeng Nabi, ora ono wong liyo kang anduweni # dirinya sebagai Aswaja. Dan menjadikannya sebagai Sunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh
Lamun siro temen biso ngapalake, slamet saking geni maling lan bilahi narasi besar dalam menentukan “kebenaran” dan Rasulullah saw. (meliputi ucapan, prilaku, serta
seakan-akan bebas nilai dan cenderung ketetapan beliau). Sedangkan yang dimaksud
memarginalkan kelompok-kelompok yang ada di luar dengan pengertian jama'ah adalah segala sesuatu
AGENDA kelompok Aswaja itu sendiri, sehingga hal yang perlu yang yang telah disepakati oleh para sahabat Nabi
5 April 2015 Pukul 08.00 | Workshop Jurnalistik PMII Al-Biruni | Aula Kantor Kelurahan Sumbersari Malang dipertanyakan adalah dimanakah nilai-nilai toleransi saw. pada masa Khulafa' ar-Rasyidin yang empat
10-11 April 2015 | Diklat XVII Sanggar Seni dan Budaya An-Nashih | Wana Wisata Coban Rondo Malang dan Universalitas Aswaja sebagai manhaj dan yang telah diberi hidayah Allah.”
metode dalam berfikir dan melakukan perubahan. Secara historis, para imam Aswaja di bidang
Dalam konteks itu pemaknaaan kembali akidah telah ada sejak zaman para sahabat Nabi saw.
Buletin Aswaja “Sunan Kalijaga” terbit tiap Kamis 2 minggu sekali. Aswaja secara lebih holistik dan substansial menjadi sebelum munculnya paham Mu'tazilah. Imam Aswaja
Penasehat: IKAPMII LIGA, Pelindung: Ilham Muhtadi, Pemimpin Redaksi: Achmad Jabbar, sesuatu yang perlu diperhatikan. Sebagai tawaran pada saat itu diantaranya adalah 'Ali bin Abi Thalib
Bendahara: Ariska Rahmasani, Sirkulasi: M. Angga Ibadullah, Kontributor; Khozinatus Sadah, Aswaja perlu dikembangkan dari madzhab Aqwali ra., karena jasanya menentang pendapat Khawarij
dan Manhaji menjadi sebuah sistem nilai yang terdiri tentang al-Wa'd wa al-Wa'îd dan pendapat Qadariyah
Auniya Firza Fajry, Fitri Cahyaningsih, Yunis, Anik M. Sumbangan tulisan dan pertanyaan dapat dari moderasi, keseimbangan, proporsional dan tentang kehendak Allah dan daya manusia. Di masa
dikirimkan melalui email komisariat.liga@gmail.com atau hubungi 085648079155 toleransi yang mana paradigma ini bisa dijadikan tabi'in ada beberapa imam, mereka bahkan menulis

4 1
Edisi II / 2 April 2015 Edisi II / 2 April 2015

beberapa kitab untuk mejelaskan tentang paham “Dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya sepaham, yaitu Imam al-Thahawi (238 H – 321 H) di manusia).
Aswaja, seperti 'Umar bin 'Abd al-Aziz dengan Rasulullah SAW bersabda, “Terpecah umat Yahudi Mesir. Akan tetapi karya beliau tidak sepopuler dua Dalam konteks historis, ruang
karyanya “Risâlah Bâlighah f î Raddi 'alâ al- menjadi 71 golongan. Dan terpecah umat Nasrani imam yang pertama. Akhirnya para ulama lingkup yang kedua ini disepakati oleh jumhur ulama
Qadariyah”. Para mujtahid fiqh juga turut menjadi 72 golongan. Dan akan terpecah umatku menjadikan rumusan akidah Imam Asy'ari dan bersumber dari empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki,
menyumbang beberapa karya teologi untuk menjadi 73 golongan. Semuanya masuk neraka Maturidi sebagai pedoman akidah yang sah dalam Syafii dan Hanbali. Secara substantif, ruang lingkup
menentang paham-paham di luar Aswaja, seperti kecuali satu.” Berkata para sahabat, “Siapakah Aswaja. yang kedua ini sebenarnya tidak terbatas pada
Abu Hanifah dengan kitabnya “Al-Fiqh al-Akbar”, mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. Secara materil banyak produk pemikiran produk hukum yang dihasilkan dari empat madzhab
Imam Syafii dengan kitabnya “Fi Tashîh al- Menjawab, “Mereka adalah yang mengikuti aku dan M u ' t a z i l a h ya n g , k a re n a m e t o d e nya l e b i h diatas, produk hukum yang dihasilkan oleh imam-
Nubuwwah wa al-Radd 'alâ al-Barâhimah”. Generasi para sahabatku.” (HR. Abu Dawud, Turmudzi, dan mengutamakan akal daripada nash (Taqdîm al-'Aql imam mujtahid lainnya, yang mendasarkan
Imam dalam teologi Aswaja sesudah itu kemudian Ibnu Majah). 'alâ al-Nash), dinilai tidak sejalan dengan sunnah, penggalian hukumnya melalui al-Qur'an, Hadits,
diwakili oleh Abu Hasan al-Asy'ari (260 H – 324 H), Jadi inti paham Ahlussunnah wal jama'ah sehingga sarat dengan bid'ah, maka secara Ijma' dan Qiyas, seperti, Hasan Bashri, Awzai, dan
lantaran keberhasilannya menjatuhkan paham (Aswaja) seperti yang tertera dalam teks Hadits spontanitas para pengikut imam tersebut bersepakat lain-lain tercakup dalam lingkup pemikiran Aswaja,
Mu'tazilah. adalah paham keagamaan yang sesuai dengan menyebut sebagai kelompok Aswaja, meskipun karena mereka memegang prinsip utama Taqdîm al-
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sunnah Nabi saw. dan petunjuk para sahabatnya. istilah ini bahkan dengan pahamnya telah ada dan Nash 'alâ al-'Aql (mengedepankan daripada akal).
akidah Aswaja secara substantif telah ada sejak berkembang pada masa-masa sebelumnya, tetapi Ruang lingkup ketiga dari Aswaja adalah
masa para sahabat Nabi saw. Artinya paham Aswaja Ruang Lingkup Aswaja belum terinstitusikan dalam bentuk mazhab. Karena akhlak atau tasawuf. Wacana ruang lingkup yang
tidak mutlak seperti yang dirumuskan oleh Imam al- Karena secara substansi paham Aswaja itu, secara historis term aswaja baru dianggap secara ketiga ini difokuskan pada wacana akhlaq yang
Asy'ari, tetapi beliau adalah salah satu di antara adalah Islam itu sendiri, maka ruang lingkup Aswaja resmi muncul dari periode ini. Setidaknya dari segi dirumuskan oleh Imam al-Ghazali, Abu Yazid al-
i m a m ya n g t e l a h b e r h a s i l m e ny u s u n d a n berarti ruang lingkup Islam itu sendiri, yakni aspek paham telah berkembang sejak masa 'Ali bin Abi Busthomi, dan al-Junayd al-Baghdadi, serta ulama-
merumuskan ulang doktrin paham akidah Aswaja akidah, fiqh, dan akhlaq. Seperti disebutkan oleh Thalib ra., tetapi dari segi fisik dalam bentuk mazhab ulama sufi yang sepaham.
secara sistematis sehingga menjadi pedoman akidah para ulama Aswaja, bahwa aspek yang paling krusial baru terbentuk pada masa al-Asy'ari, al-Maturidi, dan Ruang lingkup ketiga ini dalam diskursus
Aswaja. di antara tiga aspek di atas adalah aspek akidah. al-Thahawi. Islam dinilai penting karena mencerminkan faktor
Dalam perkembangan sejarah selanjutnya, Aspek ini krusial, karena pada saat Mu'tazilah Ruang lingkup yang kedua adalah syari'ah ihsan dalam diri seseorang. Iman menggambarkan
istilah Aswaja secara resmi menjadi bagian dari dijadikan paham keagamaan Islam resmi pemerintah atau fiqh, artinya paham keagamaan yang keyakinan, sedang Islam menggambarkan syari'ah,
disiplin ilmu keislaman. Dalam hal akidah oleh penguasa Abbasiyah, terjadilah kasus mihnah berhubungan dengan ibadah dan mu'amalah. Sama dan ihsan menggambarkan kesempurnaan iman dan
pengertiannya adalah Asy'ariyah atau Maturidiyah. (diterangkan dalam Tarîkh al-Tabariy) yang cukup pentingnya dengan ruang lingkup yang pertama, Islam. Iman ibarat akar, Islam ibarat pohon. Artinya
Imam Ibnu Hajar al-Haitami berkata: Jika menimbulkan keresahan ummat Islam. Ketika Imam yang menjadi dasar keyakinan dalam Islam, ruang manusia sempurna, ialah manusia yang disamping
Ahlussunnah wal jama'ah disebutkan, maka yang al-Asy'ari tampil berkhotbah menyampaikan lingkup kedua ini menjadi simbol penting dasar bermanfaat untuk dirinya, karena ia sendiri kuat,
dimaksud adalah pengikut rumusan yang digagas pemikiran-pemikiran teologi Islamnya sebagai keyakinan. Karena Islam agama yang tidak hanya juga memberi manfaat kepada orang lain
oleh Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu koreksi atas pemikiran teologi Mu'tazilah dalam mengajarkan tentang keyakinan tetapi juga (transformasi kesalehan individual menuju kesalehan
Manshur al-Maturidi. Dalam fiqh adalah mazhab b e b e ra p a h a l ya n g d i a n g g a p b i d ' a h a t a u mengajarkan tentang tata cara hidup sebagai sosial). Ini yang sering disebut dengan insan kamil.
empat, Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Dalam menyimpang, maka dengan serta merta masyarakat seorang yang beriman yang memerlukan komunikasi Atau dalam istilah lain disebut dengan three
tasawuf adalah Imam al-Ghazali, Abu Yazid al- Islam menyambutnya dengan positif, dan akhirnya dengan Allah swt., dan sebagai makhluk sosial juga principles of human life Kalau manusia memiliki
Busthomi, Imam al-Junaydi, dan ulama-ulama lain banyak umat Islam menjadi pengikutnya yang perlu pedoman untuk mengatur hubungan sesama kepercayaan tetapi tidak menjalankan syari'at, ibarat
yang sepaham. Semuanya menjadi diskursus Islam kemudian disebut dengan kelompok Asy'ariyah dan manusia secara harmonis, baik dalam kehidupan akar tanpa pohon, artinya tidak ada gunanya. Tetapi
paham Ahlussunnah wal jama'ah. terinstitusikan dalam bentuk Madzhab Asy'ari. pribadi maupun sosial. Yang dimaksud dengan pohon yang berakar dan rindang namun tidak
Secara teks, ada beberapa dalil Hadits yang Ditempat lain yakni di Samarqand ibadah adalah tuntutan formal yang berhubungan menghasilkan buah juga kurang bermanfaat bagi
dapat dijadikan dalil tentang paham Aswaja, sebagai Uzbekistan, juga muncul seorang Imam Abu dengan tata cara seorang hamba berhadapan kehidupan. Jadi ruang lingkup ini bersambung
paham yang menyelamatkan umat dari kesesatan, Manshur al-Maturidi (w. 333 H) yang secara garis dengan Tuhan, seperti shalat, zakat, haji, dan dengan ruang lingkup yang kedua, sehingga
dan juga dapat dijadikan pedoman secara substantif. besar rumusan pemikiran teologi Islamnya paralel sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan k e b e ra d a a n n ya s a m a p e n t i n g n ya d e n g a n
Diantara teks-teks Hadits Aswaja adalah: dengan pemikiran teologi Asy'ariyah, sehingga dua muâmalah adalah bentuk ibadah yang bersifat sosial, keberadaan ruang lingkup yang pertama dan yang
imam inilah yang kemudian diakui sebagai imam menyangkut hubungan manusia dengan sesama kedua dalam membentuk insan kamil.
‫ﻭﺍﻓﺗرﻗت‬ ً َ ْ ‫ﺑﻌﻳﻥ ِﻓ‬
ْ َ َ َ ْ َ ‫رﻗﺔ‬ َ َ ‫ﻋﻠــــــــــﻰ ﺇْﺣَﺩى‬
َ ِ ْ ‫ﻭﺳ‬ َ َ ‫ﻬﻭﺩ‬ُ ُ ‫ﺍﻟﻳ‬َ ْ ‫ﺍﻓﺗرﻗت‬
ْ َ َ َْ penyelamat akidah keimanan, karena karya manusia secara horisontal, misalnya dalam hal jual
َ ُ ْ
ُ ِ َ َ َ ‫رﻗﺔ َﻭ‬ ً َ ْ ‫ﺑﻌﻳﻥ ِﻓ‬
َ ِ ْ ‫ﻭﺳ‬ ْ َ
َ ِ ‫ﺍﻟﻧﺻﺎرى َﻋﻠـﻰ‬ َ َ ‫ﱠ‬ pemikiran dua imam ini tersiar ke seluruh belahan beli, pidana-perdata, sosial-politik, sains dan *Penulis adalah Ketua Umum PC PMII Kota Malang
‫ﻣﺗـﻲ َﻋﻠـﻰ‬ ِ ‫ﺳﺗﻔﺗرق ﺃ ﱠ‬ َ َ ‫ﻳﻥ‬ ِ ْ ‫ﺛﻧﺗ‬ dunia dan diakui sejalan dengan sunnah Nabi saw. sebagainya. Yang pertama disebut habl min Allâh periode 2010-2011
‫ َﻣْﻥ ﮪﻡ‬:‫ﻗﺎﻟﻭﺍ‬ ُ َ .‫ﺩﺓ‬ ِ َ ‫ﺍﻟﻧﺎر ﱠﺇﻻ‬
ً َ ‫ﻭﺍﺣ‬ ِ ‫ﻬﻡ ِﻓﻲ ﱠ‬ ْ ُ ‫ ُﻛﻠﱡ‬٬‫رﻗﺔ‬ ً َ ْ ‫ﺑﻌﻳﻥ ِﻓ‬
َ ِ ْ ‫ﻭﺳ‬
َ َ‫ث‬ ٍ ‫ﺛﻼ‬ََ serta petunjuk para sahabatnya, meskipun (hubungan manusia dengan Allah), dan yang kedua
.‫ﺻﺣﺎﺑﻲ‬
ِ َ ْ َ ‫ﻭﺃ‬ ‫ﻳﻪ‬ْ
َ ِ َ َ
‫ﻋﻠ‬ َ
‫ﺃﻧﺎ‬ َ ‫ﻣﺎ‬ :‫ﻗﺎﻝ‬
َ َ ِ َ َ ‫ﷲ؟‬ ‫ﱠ‬ ‫ﺳﻭﻝ‬ ُ ‫ر‬
َ ‫َﻳﺎ‬ sebenarnya masih ada satu orang ulama lagi yang disebut habl min al-nâs (hubungan manusia dengan

2 3

Anda mungkin juga menyukai